Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Bimabet
Selasa, 18 Januari 2021, 16:47
" Alhamdulillah sampe..." ucapku
Kami turun dari mobil kami.
" Mas.. Ini ajuan rute ke gedung resepsi. " ucap om Herdi
" Oh.. Iya makasih om.. Saya pelajari dulu ya om.." ucapku
" Siap.." jawab om Herdi
" Cici ayo nak.." ucap istriku.
" E..eh.. Kok wajahnya sedih ya.. Ouu.. Anak uwa.. Yu kita turun yu.." ajak istriku sambil memeluk Cici
" Gendong..." rengeknya lirih
" Wadduh.. Ayo atuh..." jawab istriku
" Sama waiki aja yu.." ajakku
Cici langsung nemplok di punggungku
" Hmmm.. Boneka gedenya uwaa." ucap istriku sambil membelai punggung Cici.
Sesampainya dikamar kutinggalkan Cici sambil berpesan agar ia mandi. Sementara aku dan istriku naik kekamar kami.
" Hmmm.. Alhamdulillah... Kerjaan kantor luarbiasa. Bunda sama yang lain ada juga rezekinya. Alangkah bodoh kalo sampe ayah lupa bersyukur atas nikmat ini... " ucapku sambil membuka bajuku dan menyimpannya dikeranjang.
" Alhamdulillah ayah. Bunda malah ngga sangka da bakal banyak endorse. " jawabnya dengan mata berbinar
Sambil ngobrol ringan kami berdua mandi. Sambil merencanakan keinginan kami soal tema resepsi.
Selesai mandi kami turun untuk berkumpul bersama yang lain.
" Taraa.. Asinan Bogor..." ucap Kania
" Aaa.. Mauuu..." ucap Rani
Sementara Cici memelukku dari belakang. Sesekali kudengar ia menahan isak tangisnya
Aku berbalik dan menarik Cici kedalam pelukanku.
" Kenapa Ci..?" tanyaku sambil memeluknya, pelukan Cici kian erat
" Lho kok ngga jawab.?" tanyaku
" Kangen wantik.." jawabnya lalu tangisnya pecah.
" Ya Allah anakku.. Sini.. Sini..." panggil istriku
Cici menghampiri dan memeluk istriku. Tangisnya sedikit menguat..
" Hmm... Ya sudah kalo Cici mau nangis dulu.. Cici bilang sama uwa mau apa.." bujuk lembut istriku
" Mau VC sama wantik.." ucapnya lirih.
" Ooo... Kenapa tadi dikantor ngga VC atuh nak..?" tanya istriku sambil menciuminya
" Cici lupa wa..." jawabnya..
" Ya sudah.. Sebentar.." ucapku
" Assalaamu'alaikum.. Teh.. Nih ada yang nangis..." candaku
" Siapa Ky..?" tanya teteh
Kuberikan hp ku pada Cici...
" Wantiiik... " ucap Cici sambil tangisnya kian keras.
" Heeeii.. Kenapa.. Aduuh anak uwa... Kenapa nak.. Kenapa ?? Ky... Cici kenapa...????" tanya teteh panik
" Eta si Cici kunaon Dicky..?? Kuat leweh kitu ????" tanya kang Pri was was
Aku ngga menjawab hanya tersenyum
" Uwa kapan pulang..? Cici kangen uwaa.." ucap Cici tangisnya meledak
" Ya Allah.. Yang kangen uwa ternyata sampe segitunya... Wantik pulang tanggal 21 nak.. Wapi mah terus ke Russia... " jawab teteh
" Uwa mah ngga bilang berangkatnya..." ucap Cici masih sambil terisak
" Oo. Iya.. Iya... Maafin uwa atuh nak.. Soalnya mendadak banget.. " jawab kang Pri lembut mencoba memahami Cici.
Lalu mereka terlibat obrolan dan tangis Cici kian reda.
Istriku memelukku sambil airmatanya menetes haru dan bahagia.
Akhirnya video call selesai. Cici sudah tidak menangis lagi
" Mmwh.. Boneka gede.. Mmwh.. Putri giok uwa.. Mmmwh.. Kesayangan uwa.. Mmmwh.. Gadisnya uwa... Jangan sedih lagi ya nak... " ucap istriku menciumi Cici.
Cici ngga menjawab hanya memeluk istriku dengan erat
" Cici ngapa nangis cuy?? " tanya Budi was was
" Itu... Kangen ke teteh..." jawabku
" Eummh... Kan ada waiki, wapit, watey sama wabud nak.." ucap Terry sambil membelai kepala Cici.
Cici ngga menjawab. Pelukannya kepada istriku makin kuat seolah ia berkata:
" Aku ngga mau sendirian wa.."
" Ya sudah.. Cici mau asinan Bogor ngga? " tanya istriku
Cici mengangguk. Lalu Budi menyeka airmata Cici dengan kasih sayangnya.
Istriku mengambilkan asinan Bogor sekalian untukku.
Rani yang selesai mandi langsung bersandar manja kepadaku.
" A.. " ucapnya singkat
" Rambut belum disisir udah mangap aja minta disuapin.. Hehehe..." ledek Budi
" Biarin.. Kan abang juga ngga ngelarang..." jawabnya santai
" Kamu keramas nong? " tanya istriku
" Iya... Make shampo endorse..." jawabnya.
Lalu mereka asyik mengobrol soal perawatan rambut. Termasuk akan mencoba membandingkan kedua shampo tersebut.
" Aa.. Teteh.. Koleksi Humairoh bagus bagus.. " ucap Yasna
" Iii.. Ini jilbabnya kereen.. Ini juga.." ucap istriku saat melihat koleksi milik bu Lisna
" Ayah... Mau yang ini..." ucap istriku sambil menunjuk pakaian kerja koleksi Humairoh komplit dengan jilbabnya
" Boleh.. Boleh..." jawabku antusias
" Gimana kalo nanti sambil photoshoot kita beli..?" aku menawarkan kepada istriku
"Bener yah? " tanya istriku
Aku mengangguk sambil tersenyum
" Alhamdulillah..." sorak istriku gembira
Lalu ia meneruskan menyuapi Cici.
" Vilda.. Pinjem sikat rambutnya " ucap istriku.
Lalu ia memanggil Rani. Rani menghampiri istriku dan duduk diantara kedua pahanya.
Sambil mengobrol, istriku menyisiri.dan merapikan rambut Rani.
" Abis bulan rambutnya dipotong ya.. Panjangnya udah ngga seragam.." ucap istriku.
" Iya teh..." jawab Rani. Obrolan ringan diantara mereka berlanjut hingga rambut Rani selesai dirapikan.
" Wa..." panggil Cici lirih sambil menyelusupkan wajahnya ke bahu istriku.
" Hmm.. Hmm.. Hadduuh.." ucap istriku
" Sini.. Sini... Uuuh.. Anak uwa.." ucap istriku
" Cicici... Nininih.... Uummm..." ucap Ajeng yang berada di gendonganku
" Yah..." panggil istriku
Aku menoleh dan melihat istriku sedang meraba dahi Cici
" Hadduh.. Cuull.. Icuul.." panggilku
" Iya bang... " jawab Stella
Kuberitahukan keadaan Cici..
" Hmm.. Demam.. Sebentar... Ateu ambil obat dulu ya ci.." bujuk Stella
Tak lama Stella kembali sambil membawa obat demam yang sudah diremukkan.
" Yu minum yuu.." bujuk Stella
Cici bangun dan meminum obat yang diberikan Stella.
" Aaa... " rengek Cici merasakan pahit
" Ini ci.. Ini.. " ucap istriku memberikan cemilan untuk menhilangkan rasa pahit dimulut Cici
" Uwa jangan pergi..." rintih Cici
" Uwa ngga akan kemana mana nak.. " jawab istriku sambil memeluk Cici.
" Wadduh.. Demam dia.." ucap Budi khawatir
" Yaa.. Gimana atuh beb.. Udah dikasih obat? " tanya Terry
" Barusan aja.." jawab istriku
" Oooh.. Kita tunggu aja kalo gitu.." ucap Budi
" Tidur disini aja lah..." ucapku
Istriku mengangguk dan meminta bantuan Dennis juga Slamet untuk menyiapkan alas tidur.
Sigap mereka memasang kasur. Lalu Cici tidur di sebelah kiriku sambil memeluk lenganku.
Sementara istriku berada di sebelah kananku sambil memeluk Ajeng.

Selasa, 18 Januari 2021, 21:42
Kami masih mengobrol percakaoan ringan yang diselingi tawa dan canda.
" Kasian juga sih liat muka anak buah si Opik.. Melas... Malu.. Takut.. Tapi kan aturan tetap aturan. Kalo gua ngga ngasih sanksi ya.. Salah banget.." ucap Budi sambil tertawa
" Untungnya elu kepikir ngasih sanksi bersihin masjid. Kita bisa ngasih alasan tertentu biar mereka ngga malu..." ucapku
" Uwa pulang uwa.. Cici mau sama uwa.. Sama wapi.. Sama waiki wapipit... Huunngg... Uwaa..." suara Cici lirih terdengar
" Eh!! " respon istriku terkejut
Lalu ia bangkit dan memegang dahi Cici.
" Ya Allah.. Panasnya yah.. Ya Allah... " ucap istriku panik.
Stella memeriksa kondisi Cici.
" Harus ke dokter teh... " ucap Stella
" Iya.. Iya..." jawab istriku masih panik dan mulai menangis
Untungnya Ajeng sudah nyenyak.
" Nah.. Nenah.. Bobo sini sama Ajeng ya nah..." pinta istriku
Ekspresi paniknya mencerminkan rasa.sayangnya yang besar kepada Cici.
Aku sudah mengganti pakaianku.
" Mas. Mobil sudah siap..." ucap om Herdi
" OK.. " jawabku sambil menggendong Cici. Lalu kubawa ia ke mobil.
Tak lama kemudian kami sudah berada dijalan menuju rumahsakit. Sementara istriku memeluk Cici sambil menangis.
25 menit kemudian kami tiba di rumahsakit. Aku menggendong Cici menuju brankar. Petugas UGD membantuku dengan sigap.
Mereka langsung memeriksa Cici dan memasang infus.
" Ibu.. Ibu daftar aja dulu supaya data putrinya masuk di sistem kami. Dan ibu juga tolong bantu kami... Jangan menangis dan doakan putri ibu ngga kena masalah berat. Ketegaran ibu dan bapak adalah kekuatan bagi kami..." ucap seorang perawat sambil berlutut di depan istriku
" Iya mbak... Iya.." kawab istriku masih sambil terisak
Lalu kami mendaftarkan Cici ke Pendaftaran UGD.
Selesai mendaftarkan Cici kami kembali ke ruang UGD. Dan kami melihat Cici sedang ditangani oleh seorang dokter. Tak lama dokter itu selesai memeriksa Cici
" Bagaimana dok? " tanyaku
" Alhamdulillah.. Cici ngga apa apa. Hmm.. Saya mau nanya.. Siapa yang pergi ?" tanya dr. Wulan
" Eumh.. Papa mamanya Cici.. Mereka sedang di Hongkong menunggui kakeknya Cici " jawabku
" Saya rasa bukan mereka.. Ada lagi anggota keluarga yang sedang berada diluar kota atau luar negeri..?" tanya dr. Wulan
" Uwa nya Cici kakak tertua kami dok.." jawab istriku
" Hmm.. Ya.. Kalo bisa kabarin uwanya. Asal nengok aja sepertinya akan membuat Cici membaik... Dan Cici bisa di rawat dirumah saja. Jangan makan makanan keras dulu. Sambal boleh tapi jangan kebanyakan. Jangan makan makanan asam, minuman bersoda selama 2 minggu. Itu aja. Dan untuk obat Cici bisa diambil di farmasi. " ucap dr. Wulan
" Iya dok.. Iya.." jawab istriku
" Percayalah. Ini biasa saat seorang anak kangen ke sosok yang ia sangat sayangi. Dan ngga akan fatal kok. Kuncinya saat mau berangkat kasih tau aja. Oya maaf saya kok familiar sama mbak ini..." ucap dr. Wulan kepada Stella yang kubawa serta.
" Iya dok. Saya bekerja di sini. Perawat Bagian IRNA L 5. " jawab Stella
" Ini calon adik ipar saya dok." istriku menambahkan.
" Nah... Cici enak ada tantenya yang perawat. Cici kasih terapi istirahat aja. Sementara ini dia merasakan sakit di badan. Terapi obat : Ibuprofen untuk menghilangkan rasa sakit kasih 3x sehari sesudah makan, Amoxsan 250 mg 3x sehari harus habis. Dan CTM untuk istirahat malam 1x sehari malam hari. Jangan. Dikasih makanan extreme yang levelnya ngga kira kira. Oya Lanzoprazole 2x sehari kalau Cici merasakan perih atau begah lambungnya " ucap dr. Wulan kepada Stella.
Dan ia pun mengizinkan kami membawa Cici pulang.
Akhirnya setelah selesai urusan administrasi. Kami membawa Cici pulang ke rumah. Sepanjang jalan istriku terus memeluk Cici
" Cepat sembuh ya sayangnya uwa. " bisiknya sambil berlinang airmata.
Kubelai keduanya sambil tersenyum. Jujur aku panik dan khawatir. Memang Cici bukan darah daging kami. Tapi kami merasakan bahwa ia adalah bagian dari diri kami. Dan ngga ada satupun yang bisa memisahkan. Rasa sayangku keoada Cici sama besarnya seperti aku menyayangi anakku, Rani, Vilda, Stevy dan saudara saudaraku yang lain. Bahkan kalo Allah mengizinkan aku selalu meminta biarlah rasa sakit mereka aku yang tanggung. Karena aku ngga mau melihat mereka sedih dan kesakitan.
" Uwa.. Ini dimana?" tanya Cici
" Kita dijalan mau pulang nak.." jawab istriku sambil menangis
" Kita abis darimana? " tanyanya lagi.
" Abis dari rumahsakit. Kamu panas banget tadi. Dan sahabat Waiki nyuruh bawa Cici ke rumahsakit supaya dia bisa periksa Cici. " jawab istriku
Cici memeluk istriku makin erat...
" Uwa ngga boleh pergi..." ucap Cici.
" Ngga nak.. Ngga.. Kan kalo uwa pergi Cici pasti ikut " jawabku
Cici mengangguk dan menyelusupkan kepalanya ke istriku seolah minta perlindungan.
Istriku menciumi kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Rabu, 19 Januari 2021, 01:12
Kami tiba di rumah, Budi langsung bertanya
" Gimana? Gimana? " tanyanya dengan wajah was was
" Hanya faktor psikologis aja. Dia kangen teteh. Dan kebawa bawa dalem banget. Dan itu bikin dia cukup lelah " jawabku
" Ooo.. Iya.. Iya.. " ucap Budi lega
" Cici bobonya dikamar atau dimana? " tanyaku
" Mau sama Waiki sama Wapit aah.." jawabnya
Kami mengalah demi Cici. Aku mengganti pakaianku dengan pakaian tidur. Istriku merebahkan tubuhnya sambil terus memeluk Cici. Hingga akhirnya kami terlelap.

Rabu, 19 Januari 2021, 04:57
Aku terbangun dan buru buru shalat. Lalu kubangunkan istriku.
" Kita ngga kekantor aja ya yah...?" tanya istriku
" Kayanya sih iya.." jawabku
" Lu kekantor aja cuy. Cici bisa istirahat diruangan anak anak. Jadi gua bisa liat kondisi dia juga. " ucap Budi
" Oh iya ya. Ruangan buat Ajeng kan ada kasurnya. Cici bisa di sana.." ucapku
Lalu istriku meraba dahi Cici..
" Eumh... Alhamdulillah.. Ya Allah.. Reda panasnya. Cici.. Anakku.. Sayangku... Cintaku.. Shalat dulu yu.." bujuk Fitri membangunkan Cici
" Iya... " jawabnya. Lalu ia bangun dan duduk sejenak. Setelah siap ia melangkah menuju tempat wudhu dan berwudhu. Istriku mendampingi Cici hingga ia beres shalat.
" Cici mau ikut uwa apa mau dirumah.?" tanya istriku
" Mau ikut uwa aja ah.." ucapnya sambil menyelusupkan kepalanya kepelukan istriku.
" Yasudah kalo gitu uwa mandi dulu. Kamu mandinya tunggu uwa.." perintah istriku. Lalu kami berdua naik kekamar dan mandi. Beruntung aku memiliki istri secermat Fitri. Pakaian sudah disusun untuk 1 minggu. Dan aku ngga perlu nyari nyari lagi.
Selesai berpakaian kami kembali ke bawah dan istriku menyiapkan keperluan Cici.
" Mandinya make air hangat, ngga usah keramas dulu. Sikat gigi sama basuh mukanya ya nak.." ucap istriku
Dalam hatiku berkata ini sama anaknya @samcoki, bagaimana nanti perlakuannya ke Ajeng dan kakak kakaknya. Pasti lebih detail lagi.
Akhirnya Cici selesai mandi dan berpakaian. Jeans pinsil dan kemeja casual membalut tubuhnya yang memang turunan bagus turunan dari mamanya.
" Saay.. Saay.." panggil istriku kepada Sari
" Iya bun.." jawab Sari
" Punten kamu Ke si Ipung, beli bubur buat Cici ya.." pinta istriku
" Iya bun.." jawab Sari
" Saay.. Aku mauu..." ucap Rani
Vilda, Kania, Dinda dan Johan ikut memesan juga. Setelah semua selesai dengan pesanannya Sari berangkat menggunakan motor.
" Uwa.. Maafin Cici ngerepotin uwa..." ucapnya lirih
" Uu. Ngga ada yang harus minta maaf. Namanya manusia pasti bisa sakit kapanpun nak.. Uwa yang harusnya minta maaf agak teledor merhatiin kamu.." ucap istriku sambil mendandani Cici.
Selesai mendandani Cici giliran Rani yang di dandani. Sanggul cepol diganti dengan kepangan.
" Hmm... Barbienya kaka..." ucap Terry
Rani tersenyum manis. Lalu ia mulai merias sendiri wajahnya. Sementara rambut keemasan milik Vilda juga ditata oleh istriku
" Ateu Nda dikepang juga wa..." pinta Cici
" Boleeh..." jawab istriku
" Biar samaan sama ateu Nong.." ucapnya sambil bersandar kepadaku.
Sari telah datang dan membawa bubur juga jajanan berupa kue bandros.
Aku mengambil bubur pesananku. Dan mulai menikmatinya. Rani yang sudah selesai berdandan malah asyik dengan hp nya.
" Hmm.. Nanti ah tanya sama Dinar..." gumamnya
" Mau nanya apaan? " tanyaku
" Ini ada yang ngasih gift. Mau diuangkan caranya gimana.. " ucapnya
" Makan dulu Nong..." ucapku sambil menyiapkan buburnya. Lalu kusuapi ia.
" Cici.. Makannya yang bener nak.. Jangan seliweran..." ucap istriku
Cici duduk manis sambil bersandar kepadaku.
" A.. " Ucap istriku
Cici membuka mulutnya. Wajah cantiknya sedikit pucat. Tapi aku bersyukur karena kondisinya berangsur pulih.
Akhirnya sarapan pagi kami selesai.
" Cici.. Minum dulu ini..." panggil Stella yang sudah memakai seragamnya.
" Diremukkin ateu.." pinta Cici
" Boleeh..." jawabnya. Lalu ia meremukkan obat untuk Cici.
" Iya mbak Lastri. Iya.. Demam... Semalam juga udah dibawa kerumahsakit sama uwanya. Sekarang kondisinya makin membaik.. " jawab Yasna.
" Baik mbak.. Akan saya sampaikan..." pungkas Yasna
Lalu ia menyampaikan amanat dari Lastri.
" Yuk beres.. Kita berangkaat.." ucao istriku
Dan kami pun menuju kendaraan kami

Rabu, 19 Januari 2021, 07:43
Kami tiba dikantor. Sebagian karyawan sudah mulai sibuk.
" Mbak Cici kok pucet? " tanya Lanny
" Sakit lan.." jawab istriku.
Sementara Cici ngga mau lepas dari pelukanku.
" Yo ke ruangannya Ajeng..." ajakku
" Uwa mau kemana? " tanyanya takut kutinggalkan
" Uwa ada meeting sama anak buah papa kamu dari jam 8:30 sampe jam 10. Dikantor ini. Jam 1 nanti ada tamu. Dan uwa sama Wa Pipit ngga ada jadwal keluar." jawabku
" Wa Pipit pasti nengokin kamu nak.." ucap istriku
" Iya wa.." jawab Cici dengan ekspresi penuh kelegaan karena tahu dirinya ngga akan kami tinggalkan.
Lalu kami kembali tenggelam dalam kesibukan pekerjaan.
Jam 10:12 meeting dengan team TBP selesai. Kami keluar dari ruang meeting. Tiba tiba kulihat Cici keluar dari ruangan.
" Cici mau kemana nak.. ?" tanyaku
" Mau beli softdrink.... Haus..." jawabnya sambil memelukku
" No.. No.. No.. No.. No.. Belum boleh selama 2 minggu nak.. Hmm.. Om Ismet uwa suruh bikin madu korma ya? " ucap istriku
" Iya. Uwa udah beres? " tanya Cici
" Udah.. Oh iya.. Maafin Cici yamg manja ke saya ya.." ucapku kepada team dari TBP
" Ngga apa apa pak.. Sepertinya mbak Cici sedang kurang fit ya..?" tanya Hartono
" Iya.. Semalam demam..." jawab istriku
" Eh. Apa kebetulan ya.. Cici Kok mirip putranya pak Sammy " ujar Intan
" Hahahaa.. Cici memang putranya Sammy. Dia adik saya.." jawabku
" Ooo.. Gitu pak.. Wah maaf nih pak. Saya belum terlalu mengenal keluarga pimpinan saya.." ucap Intan
" Sambil berjalan aja mbak Intan.." jawab istriku
" OK pak.. Kalo gitu sekali lagi kami pamit. Apapun progress dan permasalahan perusahaan akan kami sampaikan ke bapak sesuai perintah pak Sammy. Dan.. Mbak Cici cepat sehat ya..." ujar Hartono
" Iya makasih ya mas Har.." jawabku
Dan mereka pun berlalu.
" Pagi pak.. Bu.. Mbak.." ucap Nurdin
" Pagi... Eh kamu.. Mau kemana ? Wajahnya bingung banget.." tanya istriku
" Mau cari pak Opik. Ada masalah akurasi sizing armor pak.. Mari pak.." ucapnya sopan
" Iya.. Eh itu TIG welding machine udah datang? " tanyaku
" Sudah pak. Sudah kami pakai malah. Mantap pokoknya pak.." jawabnya sumringah
" Siip.. Yo semangat yo.." ucapku
"Siap..." jawabnya sambil berlalu dan kamipun masuk keruanganku
Tiba tiba..
" Mana Cici ??" suara teteh kudengar
" Hloh.. Teh.." ucapku kaget melihat kedatangan teteh
" Uwaaa..." panggil Cici sambil menangis lalu ia buru buru menghampiri teteh dan memeluknya
" Mm.. Anak uwaa.. Kenapa kok bisa sakit nak.. Sayangku..?" tanya teteh
" Uwa ngga bilang kalo.mau pergi.." ucap Cici sambil tersedu
" Alah alah alah.. Uu.. Maafin uwa nak.. Maafin banget. Rekanan uwa ngasih taunya mendadak. Jadi uwa ngga bilang siapa siapa. Wa iki juga taunya uwa udah di Singapore. " jawab teteh sambil memeluk Cici erat.
Cici masih menangis..
" Udah atuh udah ya nangisnya. Kan uwa udah pulang. Malam ini Cici tidur sama uwa.." ucap teteh
" Iyah..." jawab Cici
Lalu hp teteh berdering..
" Hallo.. Iya pa.. Pas ketemu ibu meni kejer nangisnya.. Bentar.. Nih wapi " ucap teteh
" Kenapa nak..? " tanya kang pri
Cici kembali berbicara sambil tersedu seolah melepaskan tekanan perasaannya.
" Ala.. Ala.. Alah.. Anak uwa. Yasudah wantik kan udah pulang. Malem ini kamu tidur sama wantik ya.. " ucap kang Pri
" Iyah.." jawab Cici masih terisak
Lalu video call pun selesai. Kami lalu mengobrol dengan teteh. Mulai dari sakitnya Cici hingga goalnya proyek pengadaan Jihandak untuk tentara Pakistan.
" Nong sama Vilda mana?? Hey.. Itu neng.. Tolong panggil Rani sama Vilda.." ucap teteh kepada pegawaiku
" Baik bu.." ucapnya lalu bergegas mencari Rani dan Vilda
Tak lama...
" Teteeeh... " seru Rani
" Hmmm... Barbie kuuu... Mmwh.. Mmwh.. Kalian ngga keluyuran kan? " tanya teteh
" Ngga... Kecuali sama abang sama teteh.." jawab Rani
" Good. That's my girl.. Kalopun mau jalan harus dikawal sama om Herdi atau om Marwan." tehas teteh
" Iya teh." jawab mereka kompak.
" Kata moniq kalian di endorse sama produsen kosmetik? " tanya teteh
Lalu mereka berempat bercerita kepada teteh hingga kelimanya larut dalam obrolan santai.
Sementara mereka asyik ngobrol aku bergegas menemui tamuku.
Pembicaraan kami terkait pengadaan beton curah. Dan pembicaraan itu berlangsung hingha menjelang waktu dzuhur.
Sebuah pengumuman memberitahukan kepada semua pegawai agar bersiap melaksanakan ibadah. Segera kami beranjak menuju Musholla. Selesai shalat dan wirid kami melangkah menuju kantin mbak Mar.
" Ee.. Ada bu Sulung.. Kebetulan bu.. Ini ada sate bandeng..." ucap mbak Mar
" Mau. Mau mau.." jawab teteh girang
Sementara istriku memilih makan gado gado. Rani memilih menu nasi rawon komplit sementara Vilda memilih nasi rames.
Setelah menunggu sebentar pesanan kami tiba di meja.
Aku membumbui rawon milik Rani. Setelah kurasa pas kuserahkan kepadanya. Sementara aku menikmati rujak cingur khas jawa timuran.
" Nong.. Kenapa nasinya didiemin..?" tanya teteh
" Iya bentar sedang jawab komenan.." ucapnya
" Kalo ngga disuapin ngga akan makan si Nong sama si Cici mah.." ucap Budi yang baru tiba
" Hmm.. Cici uwa suapin ya.." ucap teteh
Cici mengangguk lalu teteh mulai menyuapi Cici dan aku menyuapi Rani.
Akhirnya makan siang kami usai. Dan kami menuju S Station untuk merokok sambil ngopi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd