Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Mohon maap sayah ketinggalan layar hu, boleh minggir dikit bagi lapaknya hu.... Mo nunggu maraton kelar nih
 
Senin, 16 November 2020 04:02
Rengekan Ajeng terdengar lirih seolah memanggil. Aku terbangun dan memeluknya.
" Mmm... Anak ayah manja.... Bunda jadi ngga peluk ayah....." Bisik Fitri kepada Ajeng
Aku tersenyum. Ku usap pipi Fitri dengan penuh kasih. Tangisan Ajeng malah makin keras
" Alah alah alah... Cintanya bunda marah ya.? Iya sayang...? Mmmm... Ayah sama bunda sayang kok sama Ajeng...." Bujuk Fitri berusaha meredakan tangisan Ajeng. Upayanya berhasil, dan aku bisa bangkit memeriksa pampers Ajeng. Kulihat sudah penuh ompol tapi ngga e e....
Kuganti pampersnya dengan yang baru. Tak lupa kubawakan botol susu agar ia menyusu dengan nyaman dipelukan bundanya.
" Horee.. aku udah ganti pampers.... Sekarang aku mau nen sama bunda...." Ucap Fitri
" Nnnnnggg..... Nnngg.... Mmmm...." Suara Ajeng sambil tangannya berusaha meraba wajah Fitri
Kutinggalkan mereka berdua ke kamar mandi. Lega rasanya setelah pipis.
Saat kembali ke kasur kulihat Ajeng sudah mulai sayu. Kantuknya masih lebih kuat daripada keinginannya main bersama kami.
Akhirnya ia lelap setelah menghabiskan sebotol susu.
Kuhampiri Fitri yang masih memeluk Ajeng. Aku tidur dibelakang punggungnya. Kudesakkan kontolku ke pantat bulatnya
"Mmmm.... Pengen ya yah ?" Tanya Fitri manja sambil mengusap pipiku.
Aku tersenyum
" Ayah pengen ngelepas kangen dulu.... Nanti malem baru pengen " bobo" sama bunda " jawabku
Fitri mencubit pipiku dengan gemas. Senyumnya tak lekang saat memandangku
" Yah... Kedepannya janji ya jangan going for dangerous action lagi... Jujur mental bunda belum kuat... 2 kali ayah pergi ngehadapin bahaya 2 kali bunda keserang paranoid. Itu sebabnya saat ayah pulang selamat bunda selalu histeris bahagia.... Supaya ayah tau... Cinta bunda sangat besar ke ayah... Dan bunda ngga pernah siap ditinggal ayah...." Ucapnya sambil suaranya mulai bindeng karena tangis
" Bunda... Ayah bisa rasakan ketakutan dan kebahagiaan bunda. Tapi ada hal yang bunda juga harus pahami... Saat harga diri ayah terusik.... Saat bunda terganggu.... Kata maaf nyaris tak tersedia... Kesabaran ayah mendadak terbatas. Bunda adalah cinta ayah yang pertama dan terakhir... Hanya kematian yang akan memisahkan kita. Ayah sayang bunda lebih dari yang bunda tau.... Cinta ayah ke bunda lebih besar dari cinta siapapun di dunia ini.... Maafin ayah kalo ayah bikin bunda kesal marah takut atau kecewa. Ayah akan segera perbaiki kesalahan ayah.... I Love You bunda...." Jawabku
Fitri berbalik menatapku dan memelukku erat.... Tak perlu ia jawab... Pelukannya lebih bermakna dariapada kata I Love You....
Lantunan suara Imran menyampaikan panggilan shalat sangat syahdu mendayu... Kami bangkit dan menuju kamar mandi. Pakaian kami terlepas hingga tak menyisakan apapun... Tatapan mata bertaut menyatukan kata hati dan cinta mendalam. Bibir kamu berpagut melepaskan rasa rindu yang terpendam. Pelukan hangat dan belaian mesra mewarnai kegiatan mandi pagi ini. Selesai mandi kami melaksanakan shalat subuh berjamaah. Opik menjadi imam. Dan kami semua terbuai oleh indahnya lantunan ayat Illahi yang disuarakan Opik dengan merdu. Selesai Shalat Fitri menghampiriku dan memelukku erat. Mencium pipiku didepan orang banyak tanpa sungkan. Tanti yang melihat perilaku Fitri menatap iri sambil tersenyum. Sementara yang lain santai seolah tidak ada kejadian apapun.

Senin, 16 November 2020 06:17
Aku sudah berpakaian rapi. Dan melangkah turun menuju ruang makan
" Buseet.... Tampang lu jadi mirip jenderal Klingon cuy...." Ledek Budi kalem sambil meletakkan kepalanya di meja bar depan kitchen
" Daripada elu mirip raja prindapan...." Balasku tak kalah santai.
Terry ngakak melihat perilaku kami. Nikmat kuseruput kopi hangat
" Yeee.... Mager.... Ngambil ndiri apa cuy...." Protes Budi
" Beb... Kan ini masih ada... Berbagi kan ngga masalah...." Ujar Terry lembut
" Iya hun...." Jawab Budi lemah
Aku mengeluarkan jempol dari balik meja meledek Budi yamg ditanggapi dengan lirikan buas oleh Budi.
Fitri yang baru datang tak mengetahui apa yang terjadi. Ia langsung menyeruput kopi di meja.
Budi menganga ingin berkata tapi tak berani protes karena Terry menatapnya lekat
" Budi kenapa Yah ?" Tanya Fitri polos
Aku hanya ngakak melihat ekspresi Budi menelan kekalahan.
" Beb.... Mandi dulu gih...." Ucap Terry. Budi melangkah murung
Tak lama terdengar suara sumbang Budi menyanyikan lagu armada. Sungguh suara bising yang sangat merusak suasana pagi ceria
Iandi keluar dari kamar dengan tersenyum senyum
" Itu lipstick masih nempel...." Kataku pelan
Iandi sibuk membersihkan bibirnya, sementara aku menahan tawa sambil pura pura ngopi. Dinda menghampiri Iandi
" Kenapa riweuh banget yan ?' tanya Dinda polos
" Emang masih ada bekas lipstick ngga ?" Tanya Iandi panik
" Ngga ada.... " Jawab Dinda lempeng
Fitri, Terry dan Budi yang memperhatikan kejadian tersebut secara diam diam tak mampu menahan tawa.
" Buuukkk....!" Bantal kursi menimpa punggungku
Aku ngga mampu menahan tawa nyaris terguling dari kursi makan tempatku duduk.
" Ayah... Hahahahaha.... Ayah mah ih.... Hahahaha" tawa Fitri tak terbendung
" Sialaan....!!" Umpat Iandi kesal.
Aku masih tertawa sementara Dinda manyun manja melihat Iandi dijahilin.
Ardi yang melihat kejadian itu ikut tertawa terpingkal pingkal.
Setelah reda tawa kami aku mengajak semuanya sarapan.
" Bang.... Disini emang pada doyan bercanda ya bang ?" Tanya Ardi
" Yaaa.... Kadang ada juga pertengkaran kecil antara kami. Biasalah beda kepala beda pendapat...." Aku menjelaskan
Budi dengan santai mengambil daging empal favoritku
" Diyh... Hey... Bangke.... Empal gua....!!!" Teriakku
Budi dengan santai memakan empal milikku sambil meledekku
" Tuhan.... Sebercanda inikah pagi hari di rumah ini " ucap Ardi sambil tertawa
Perilaku pagi ini membuat tamu kami cair dalam suasana kebersamaan. Tak sungkan mereka mengobrol dengan kami hingga akhirnya kami harus bekerja.

Senin, 16 November 2020 07:42
Deru mobil berhenti diparkiran proyek. Om Hardi tetap menjadi " sopir " kami. Mata elang nya memperhatikan keadaan tanpa terlihat. Karakter petarung kuat terlihat di sosoknya.
Saat aku masuk site office ku hampir semua pekerjaku datang menanyakan kejadian malam Minggu. Mereka kecewa ngga ada kabar kepada mereka.
Kukatakan kepada mereka bahwa masalahnya sudah ditangani oleh para proffesional. Sehingga kita tak perlu lagi mengotori tangan kita. Ucapku kepada mereka yang disambut sebuah pernyataan bahwa mereka akan mencari sisa sisa gerombolan Mirza dan menuntut balas. Walaupun Om Herdi berusaha membujuk tetap saja mereka kukuh dengan keputusan mereka. Dan kami hanya bisa menyerah dan memberikan ultimatum agar saat menemukan sisa anakbuah Mirza agar segera menyerahkan pada polisi. Dan mereka menyetujui syarat tersebut
Aku hanya bisa menarik nafas dalam dalam melihat loyalitas mereka. Betapa mereka sanggup membela dan menjaga kami. Berjuta rasa syukur kupanjatkan kepada Sang Pencipta yang telah memberikan begitu banyak sahabat di sekelilingku.
" Nyet... Beres makan siang kita ke Sudirman. Ada yang harus di check karena ada revisi dari owner " ajak Budi
" Lu dapet kabar dari siapa ?" Tanyaku
" Mamang " jawabnya pendek sambil mengunyah semangka.
" Hmm... Okay.... Kasih tau perubahan jadwal ke Om Herdi Cuy.... Ngga enak kalo dadakan..." Jawabku
Budi hanya mengangkat alisnya sambil membuang kulit semangka ke tempat sampah
" Pak... Ini sisa keajaiban warisan mandor Ali. Kita punya kewajiban memasang kabel duct yang barangnya sudah di jual si babi itu hehehehe...." Mandor Farid tertawa
Aku terpancing nyengir mendengar kelakarnya.
" Ya sudah mas. Kasih tau mas Wiryo biar di eksekusi... Kita masih punya stock ngga ?" Tanyaku
" Ada... Sisa dari petamburan.. " jawab Farid. Dia memang orang baru disini tapi dia juga salah satu kepercayaanku.
" Pak... Udahlah... Jangan khawatir... Saya pasti beresin semua... Petamburan beres kan hasilnya ?" Ucap Farid
Aku mengangguk setuju dan kupaparkan rencanaku kepada Farid.
" Wuihh.....!!!! Bisa naik gaji nih...." Canda Farid
Aku ngakak mendengarnya. Dan memang aku berencana menaikkan gaji pekerja bila loyalitas dan kinerja mereka sesuai dengan harapan.
Akhirnya Farid keluar membawa perintahku. Sambil memeriksa hasil kerja Minggu lalu ku susun rencana untuk Minggu ini. Tiba tiba WA ku berdenting nyaring, ternyata @samcoki menanyakan kepastian besok. Dan kusanggupi besok jam 10 kami sudah disana.
Sammy gembira mendengarnya dan berjanji mempersiapkan jamuan khusus buat kami.
Kulanjutkan pekerjaanku dengan memeriksa soft drawing dan materials cutting list yamg baru kuperoleh.
Fitri, Wiryo dan Farid masuk keruanganku
" Yah.... Kata Budi mau ke Sudirman ?" Tanyanya
Aku hanya mengangguk sambil melanjutkan pekerjaanku. Wiryo sebagai sesepuh pekerja kaget melihat sikapku
" Hahahahaha.... Aku dicuekin ayah... Hahahaha" Fitri malah tertawa....
" Pak... Pak...!!!" Panggil Wiryo
" Oh... Eh... Kenapa ?" Jawabku agak gagap
" Bu Fitri nanya sama bapak. Jawab dong pak " protes Wiryo
Fitri dan Farid tertawa melihat reaksi Wiryo
" Mas.... Bapak kalo sedang kerja jangankan ibu yang nanya... Malaikat Izrail nanya juga dicuekin...." Ucap Farid sambil ngakak
" Itulah kekurangan suami saya pak... Tapi saya mencintai apapun keadaannya " jawab Fitri.
Wiryo mengangguk faham
" Tapi saya tetap ngga sreg bu... " Protesnya
" Iya.. iya... Saya coba perbaiki kedepannya " janjiku
" Bunda ikut ke Sudirman yah... " Rajuk Fitri
" Kerjaan disini gimana ?" Tanyaku
" Udah beres. Rabu baru sibuk...." Jawabnya
" Eummh... Ya sudah" jawabku mengalah

Senin, 16 November 2020 11:57
Deru mesin mobil meluncur dijalan. Aku Budi Fitri dan Om Herdi bergerak menuju Sudirman. Tak butuh waktu lama karena jalanan cukup lengang.
" Weeyy... Pak Dicky... Bu Dicky. Ini pasti Pak Budi" sambut Pak Anggodo.
" Iya pak...." Jawab Budi
" Okay.... Jadi secara struktur owner meminta kita untuk revisi bla... Bla... Bla... Termasuk bla... Bla... Bla... Dan pemindahan komponen ini ke sini dan yang ini geser disana. " Papar Anggodo
" Eumhh.... Menurut saya dari sisi safety ini harus direvisi juga pak. Saya menolak keras pemasangan main instalasi steel bracket yang hanya di mounting dengan dynabolt M12. Sementara bracket ini akan menanggung beban unitized panel sampai dengan 600 kg. Kalo bisa dirubah spek dynaboltnya jadi T Bolt M16. Minimal M14 lah..." Papar Budi
" Ya pak... Dan sisi safety juga sih kalo naro kabel data di center plafond akan mempersulit maintenance juga akan mempersulit penurunan kabel.ke PC dan hub." Timpalku
" Eumhh.... " Anggodo berfikir keras.
Suara mobil berhenti terdengar di sebelah site office. Tak lama masuklah 3 orang pria dan langsung menemui.kami
" Pak Monang... Pak Gun... Pak Hadi... Ini Dicky, Budi dan Fitri dari PT. ENGGAN BERSAHAJA yang menangani sistem jaringan IT dan Facade." Anggodo memperkenalkan kami.
Lalu kami larut dalam diskusi soal revisi yang akan dilakukan mengingat pengecoran slab akan dieksekusi paling lambat akhir minggu ini.
Akhirnya solusi kami dapatkan agar bangunan tetap mewah tetapi safety nya tercapai
" Ayah... Berarti kita ajukan SPK kerja tambah ya..." Tanya Fitri
" Wow... Wow... Wow... Bu Fitri ini...." Ucap pak Monang
" Yupz.... Dia Ny. Cecilia Himawan pak " jawab Anggodo
" Waaaw... Pasangan serasi... Tadinya saya mau manas manasin supaya pak Dicky jadian sama Bu Dicky ahahahahaha...." Ucap pak Monang
" Anaknya udah 2.... Kembar...." Lanjut Anggodo
" 3 pak... Sama seorang putri..." Budi mengkoreksi
" Hloh.....???" Anggodo kaget
Sekilas diceritakan oleh Budi soal Ajeng dan diakhir kisah Budi meminta agar siapapun menyimpan rahasia keponakannya. Dan semua memahami hal yang erjadi.
" Aa... Pak.Dicky... untuk merayakan perkenalan kita... Saya mengundang anda dan team untuk makan malam hari ini...." Undang Pak Gun
" Waduuh... Saya merasa sangat dihargai sekali pak... Tapi saya menyesal tidak bisa menerima undangan bapak sehubungan kami masih harus melaksanakan tahlil buat salah seorang kerabat kami pak... " Jawabku menyesal
" Wadduuhh...." Pak Gun merespons
" Gimana kalo malam minggu ini saya mengundang bapak untuk hadir di acara Syukuran di rumah saya ?" Ucapku
" Kami datang !" Jawab pak Hendra tegas dengan raut wajah gembira.
Selesai obrolan santai kami pamit karena hari semakin sore. Terlebih ada telepon Ajeng nangis terus yang membuat Fitri agak resah.

Senin, 16 November 2020 16:24
Kami tiba dirumah. Fitri langsung mencari Ajeng yang ternyata bidadari kecil kami sedang tertidur lelap di box nya.
Fitri menanyakan ihwal nangisnya Ajeng kepada Sari. Yang ternyata permulaannya dari perkara sepele yaitu telat mengganti popok. Fitri tertawa mendengar jawaban Sari sambil.melihat wajah ketakutannya.
" Udahlah say... Kan Ajeng nya juga udah tenang... Kamu jangan panik gitu lah..." Bujuk Fitri
" Aku malu bunda... Aku takut juga kalo bunda sampe marah...." Jawabnya lirih sambil menunduk
" Nggak kok... Aku ngga marah... Ya sudah kita siap siap yu... " Ajak Fitri
" Bunda, Ayah sama Pak Budi mandi dulu ya sebelum pegang Ajeng..." Sari mengingatkan kami
Kami menjawab singkat
Kami memasuki kamar lalu membuka pakaian kami dan menuju kamar mandi
Ku raih tubuh istriku yang hanya bercelana dalam
" Mmmmwh.... Mmmwh...." Suaraku melumat bibir istriku penuh nafsu
" Mmmmwh.... Ayah.... Hhh...." Desahnya saat lidahku menelusuri leher mulus miliknya sementara tanganku sibuk membelai tubuh indah padat miliknya.
" Ayah... Mmmm.... " Desahnya saat tanganku membelai lembut buah dadanya yang sekal
Lumatan dan ciuman bibirku merayap turun dan melumat puting buah dadanya yang berwarna pink...
" Eeemmhh.... Ayaahhh.... Mmm...." Desahnya sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku lebih ketat ke dadanya
Tanganku merayap kebawah dan menemukan celana dalam Fitri telah lembab... Hangat dan mengeluarkan wangi khas memek wanita.
Kugaruk perlahan memek tembem itu dari permukaan celana dalamnya...
Aku makin nggak sabar dan mulai menurunkan celana dalam warna krem miliknya. Setiap kali kulihat memek Fitri... Kekagumanku semakin bertambah dan nafsuku semakin menggelegak... Kuusap permukaan memek Fitri dengan lembut
Desahan Fitri kian kuat
" Ayahhh... Bunda mau sekarang ayaahh....." Racaunya tak tahan menerima perlakuanku
Ku dudukkan ia di atas wastafel. Kurenggangkan pahanya lalu kujilati memek indah milik Fitri. Remasan jemarinya di rambutku makin kuat dan ia memohon mohon kepadaku
" Ayahhh... Mashukin yahhh....." Desisnya erotis penuh nafsu
Aku yang memang merindukan fitri meluluskan keinginannya...
Aku berdiri dan Kuarahkan kontolku ke memeknya.
Setelah pas dengan lubang cintanya kutekan perlahan pantatku hingga membuat kepala kontolku melesak masuk. Kontolku yang tegang terus menekan dan kutarik hingga akhirnya kontolku terbenam masuk seluruhnya kedalam memek indah milik Fitri
" Bundaa... Memek bundah makhin sshempiitt..." Desahku sambil menggenjot pinggulku maju mundur....
" Ayahh.... Kontol ayah keras bangethhhh.... Enakhh yaahh.... Mmhh...." Desah Fitri menikmati persetubuhan itu
Bibir kami saling berpagut mesra dan tangan kami saling belai. Buah dada Fitri dan putingnya menjadi sasaran remasan bahkan lumatanku. Tiba riba Kaki Fitri mengunci pinggangku
" Ayahhhh... Bunda sampeeehh.... Sampeeeh....." Erangnya dengan tubuh bergetar dan mata mendelik. Memeknya berkedut meremas kontolku
Aku yang memang sudah diujung menjadi semakin gelinjangan merasakan remasan itu...
" Bundaaah...." Erangku tak sanggup melanjutkan kata karena hantaman keras badai orgasme yang menerpa tubuhku. Beberapa kali kontolku menyemprotkan air mani kedalam memek Fitri. Bibir kami saling lumat menikmati indahnya bercinta
" Ayah... Serangannya mendadak..." Bisik Fitri manja
" Ayah kangen banget sama bunda..." Ucapku malu
" Hihihi.... Ayah malu malu...." Ucap Fitri sambil melumat bibirku
Setelah mereguk madu cinta kuputuskan untuk langsung mandi mengingat sebentar lagi waktu maghrib tiba.
Sambil mandi kami masih membelai dan salin lumat tubuh kami. Hingga waktu mandi selesai dan kami.memakai pakaian yang memang sudah disiapkan oleh Fitri

Senin, 16 November 2020 17:51
Kami bersiap melaksanakan shalat Maghrib. Opik tetap sebagai Imam. Suara merdunya membawa kami kedalam khusyu nya ibadah. Hingga akhir shalat
Lantunan doa kami panjatkan demi masa depan kami.
Selesai shalat kami ngobrol santai sambil menikmati makanan ringan. Aku mengambil Ajeng yang terbangun dan memanjakannya.
" Mm... Cintanya bunda dipangku ayah.... Bunda ikuut...." Ucap Fitri mencandai Ajeng
Ajeng menatap Fitri dengan mata berbinar bahagia. Tangannya bergerak aktif seolah ingin menceritakan kebahagiaannya kepada bundanya
Sementara aku menggendong Ajeng Fitri menggelendot manja di bahuku. Wajahnya menatap kami penuh kasih sayang.
Isya tiba membawa seikat doa. Kami bersujud penuh khidmat menyerahkan diri pada Sang Kuasa.
Selesai shalat para tamu datang dan melaksanakan tahlil malam kedua. Selesai tahlil aku masih mengobrol dengan yang lain sementara Fitri memberikan fake breast feeding untuk Ajeng ditemani Sari, Dinda dan Terry.
Malam beranjak larut... Rasa kantuk berat menggayut... Kulangkahkan kaki menuju kamar menikmati waktu istirahat malam ini. Satu stel pakaian tidur tersedia diatas bangku rias. Kusalin pakaianku dengan pakaian tidur. Lalu aku merebahkan diri di samping istriku yang terlelap memeluk buah hatinya. Kupeluk ia dan kubisikkan
" I Love You bunda...."
" Mmm.... I Love You too ayah..." Jawabnya sambil meraih tanganku dan mendekap erat tanganku

Bintang makin tergelincir
Waktu terus berlalu
Tapi cintaku tak akan berakhir
Dan bertambah seiring waktu
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd