Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THE GREATNEES

.
.
PART 14




EWI




TIKA




ARGON



"Akhhhhhh......"!


Pria itu menjerit dan terpaku dengan memegangi lehernya yang bersimbah darah. Matanya melotot menatap kearahku, seakan ingin mengucapkan sumpah serapah atau sebuah kutukan kepadaku. Aku merasa takut melihat tatapan mata itu.


Tapi ketika aku melihat istrinya yang berdiri terpaku di pintu dapur, aku langsung mengancam agar dia tidak berteriak, aku langsung memaksa untuk masuk kekamarnya, sesampai di kamarnya, aku mengikat kedua tangannya di sandaran ranjang, sedangkan kedua kakinya ku ikat dengan kain panjang dan ujung kainnya yang lain ku ikat di kaki ranjang tersebut.


Aku kemudian merobek pakaiannya beserta Bh dan celana dalamnya. Sekarang perempuan yang berumur sekitar 40 tahun itu, sudah dalam kondisi telanjang bulat. Payudaranya yang besar dengan pentil yang juga besar membuat jantungku berdetak kencang. dengan penuh nafsu aku meremas kedua payudaranya, aku jugaa memelintir putingnya yang besar.


" Tolong... Lepaskan aku... Hiikkccc..hikcc..!!"


Wanita itu merintih menangis minta tolong agar aku melepaskannya. Tapi aku tidak memperdulikannya, aku sudah di selimuti nafsu, apalagi ketika melihat Vaginanya yang di tumbuhi bulu yang begitu lebat, Penisku langsung berdiri tegak dengan kokoh.


Tidak ada pemanasan yang aku lakukan.
Aku langsung membuka celanaku. Kubuka lebar paha wanita itu, penisku terarah kebibir vaginanya. Dengan kasar aku langsung membenamkan penisku kedalam Vagina wanita itu.


"Aghhhhh...... Jangan... Lepaskan aku." Teriaknya.


"Diam...! Kalau tidak, kubunuh kau...!" Bentakku dengan mencengkram batang lehernya dengan kuat, sehingga dia kesulitan untuk bernafas.


Wanita itu hanya menangis tanpa bersuara, sepertinya ancamanku ampuh. Aku langsung memompa batang penisku. Aku merasakan aliran darahku begitu kencang.


Wanita itu terus berusaha meronta, walau sebenarnya itu tidak akan berhasil, karena kaki dan tangannya sudah aku ikat. Jadi, wanita itu tidak akan mampu untuk melepaskan diri walaupun dia berontak sekuat tenaga.


Aku meremas payudaranya dengan kuat, hingga wanita itu mengerang kesakitan, dan aku tidak memperdulikannya.


Pinggulku terus bergoyang, menghujam penisku lebih dalam, hingga akhirnya aku merasakan penisku berdenyut kuat untuk menyemburkan spermaku yang hangat kedalam Vaginanya yang hangat dan kesat.


"Akhhhhhhhh..... !!"


Erangan dan desahanku begitu panjang, seketika seluruh darahku berkumpul di batang penisku, Vagina wanita itupun basah akibat semprotan spermaku yang begitu banyak.


"Plakkkk..! Palkk.....!"


Sebuah tamparan mendarat di kepalaku. Wanita itu terus memukuliku. Aku tidak tau entah sejak kapan dan bagaimana ikatan ditangan kanannya bisa lepas.


Sa'at wanita itu kembali memukul, aku langsung menangkap tangannya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku yang mengepal, dengan keras menghantam kepala dan dadanya. Wanita itu menjerit kesakitan dengan kuat.


"Akkhhhh.... Ampuuuuuunnnnn...!"


Aku tidak memperdulikan jeritannya, tanganku tidak berhenti menghantam kepala dan wajahnya hingga pelipis mata dan hidungnya mengeluarkan darah.


"Akhhh.... Ampuuunnnn.... Jangan bunuh aku.... Aku mohonnn..!"


"Plakk..... Plakkkk...!
"Bukhhhh.... Bukhhh..!

Aku kembali menghantam wajahnya dengan pukulanku. Tarikan nafas wanita itu mulai pelan, wajahnya sudah tidak berbentuk lagi, darah sudah melumuri seluruh wajahnya


"Kk..kau ... A..kaann... Me..nye..sali... Per..bu..atanmu...!" Uacap wanita terbata bata, hingga akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya.


"DIAAAAMMMM KAAAAUUUUUU....!"


Ucapku dengan beringas dan kembali memukul wajahnya yang sudah tidak bernyawa lagi.....


"Gonnnnn...... Gonnnn...!


Suara seseorang memanggilku, aku juga merasakan tubuhku bergoyang goyang.


" Gonnnnnn..... Gonnnnn.... Bangun... Banguuunnnn..!"


Aku membuka mataku, aku juga merasakan keringat membasahi seluruh tubuhku. Aku melihat di sampingku Ewi yang tanpa busana memperhatikanku dengan ekspresi khawatir.


"Kau mimpi buruk ya...!!" Tanya Ewi.



Aku mengatur nafasku yang tidak beraturan. Aku menatap wajah Ewi dengan tajam, tampak jelas di wajahnya kekhawatirannya terhadapku, aku juga merasakan perhatian yang penuh kasih sayang dari tatapan matanya.


"Aku tidak apa apa..!" Ucapku sekedarnya.


Aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Di dapur aku termenung sejenak. Mimpi itu kembali lagi, mimpi yang menunjukkan gambaran kejadian di masalaluku, dimana aku telah menghabisi nyawa sepasang suami istri.



Aku teguk air yang sudah kuisi kedalam gelas untuk membasahi tenggorokanku yang kering. Akupun menyadari sesuatu, wajah kedua orang yang ada di dalam mimpiku, wajah itu sangat mirip dengan foto yang ada didalam lemari pakaian Ewi.


Apa mungkin itu kedua orang tua Ewi..? Kalau memang benar, apakah dia tau kalau aku yang membunuh orang tuanya, tapi melihat sikapnya yang penuh perhatian selama tiga hari aku tinggal dirumahnya. Aku meragukan kalau dia tau.


Kepalaku mulai terasa pusing memikirkan kemungkinan kemungkinan yang lain. Tapi aku harus mencari tau kebenarannya.


Aku kembali kekamar Ewi, aku melihat dia sudah tertidur dengan pulas. Aku mengambil selimut yang terletak dikakinya, kemudian selimut itu kutarik hingga menutupi seluruh tubuhnya yang telanjang bulat hingga sebatas leher.


Ditepian sisi ranjang aku jongkok tepat di dekat kepala Ewi, dengan seksama aku memperhatikan wajahnya. Mulai dari mata, hindung, alis dan guratan guratan di wajahnya. Dan aku kembali mengingat wajah kedua orang tua tersebut, tidak ada sedikipun kemiripan dengan wajah Ewi. Akupun kembali ragu kalau foto kedua orang tua itu adalah Ibu dan Ayah Ewi.


Akupun memutuskan untuk istrahat, mungkin lebih baik besok aku mulai mencari tau semuanya. Karena perasa'anku mengatakan kalau hilangnya istri dan anakku ada sangkut pautnya dengan hubungan Foto tersebut dengan penghuni rumah ini, entah itu Ewi atau mungkin juga Bang Sunanggor.



Aku hanya perlu mencari tau, orang tua siapa sebenarnya yang ada di Foto itu, dan tentu saja aku tidak bisa bertanya langsung kepada Ewi atau Bang Sumanggor. Kalau aku bertanya langsung, berarti mereka akan tau kalau aku sudah tau.



########



TETETETET.....NINGNOONGGG.....


Suara notifikasi Sms dari Hp ku berbunyi, dengan malas aku bangun dan mencari hpku yang berbunyi. Hp hasil dari pemberian Tika tiga hari yang lalu. Tapi karena suara deringnya berhenti, aku tidak bisa menemukan Hp tersebut.


Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 pagi, sedangkan Ewi juga sudah tidak ada di kamar. Akupun menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan kemaluanku yang lengket akibat pertempuran bersama Ewi tadi malam. Setelah itu aku berpakaian dan menuju dapur untuk sarapan.


"Udah bangun Gon...!" Sapa Ewi yang sedang memasak.


Aku menghampirinya dan memeluknya dari belakang, kemudian mencium rambutnya. Setelah itu aku kemeja makan dan duduk.


"Masak apa Wi..?" Tanyaku setelah meneguk segelas air putih.


"Masak sayur asam..!" Jawabnya dengan tangan yang sibuk menyajikan sayur kesebuah piring.


"Kau jadi ketempat si Tika hari ini..?" Tanya Ewi lagi sereaya menata hidangan di atas meja makan.


"Kenapa..??" Bukan menjawab, aku malah balik bertanya.


"Kalau bisa nggak usah..!" Ewi kemudian duduk di sisi meja lain sehingga kami saling berhadapan. " Bang Sumanggor tadi nelfon, katanya dia seminggu lagi baru pulang. Jadi ku harap kau mau tinggal seminggu lagi di sini.!"


Aku diam tidak menanggapi permintaannya. Bukannya aku tidak mau, tapi aku harus memberi tau Tika dulu, karena aku terikat perjanjian dengannya. Dan seharusnya hari ini aku kembali ke rumah Tika untuk menunaikan kewajibanku.


"Kok diam... Kau nggak mau ya..!" Ujar Ewi dengan membuka kaosnya dan memamerkan kedua payudaranya yang tanpa penutup Bh.


Melihat pemandangan seperti itu, tentu saja aku tergoda, apalagi kaki Ewi sudah menyentuh selangkanganku dari seberang bawah meja. Mendapat perlakuan seperti itu, tentu saja membuat penisku bangun dan memberontak di balik celanaku.


"Baiklah... Tapi biarkan aku dulu makan..!"


Ewi hanya tersenyum, kamipun melanjutkan untuk kembali makan tanpa ada gangguan.


Setelah sarapan, aku kembali kekamar, sedangkan Ewi merapikan meja makan. Akupun mencari hp ku, dan ternyata ada dibawah bantal. Aku kemudian membuka dan membaca pesan masuk yang ternyata dari Tika.


" Gon, hari ini jangan kemari ya... Suamiku seminggu lagi di sini.. Jadi minggu depan aja kau kemari.. Mmmuuahh... Lov u."


Pesannya singkat. Tapi aku sedikit takjub isi Sms Tika. Kenapa isi Sms Tika bisa sangat berketepatan dengan perminta'an Ewi yang menginginkan aku tinggal di sini seminggu lagi.


Apakah ini masih keberuntungan..??
.
.
.
 
Terakhir diubah:
Kok bisa pas ya kebetulannya?apa suami si tika ini bang sumanggor?
Nungguin kelanjutannya ajalah daripada nebak2..bwehehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd