Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG THE DIARY; AN INCEST STORY

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Kak :kentang:kentang:kentang: nih kak. Ayo di lanjut dong kak
Hihihi
Kentang goreng kentang goreng anget anget anget
 
Sangat menarik idenya....tapi uda 5page jalan masih lom ada updatetan baru.....sepertinya nambah satu sarana melatih kesabaran sambil nyamil kentang
 
maaf suhu-suhu semua, penulis agak sibuk ngelanjutin kerjaan habis ditinggal mudik lebaran jadi baru bisa update sekarang. moga selanjutnya bisa lebih cepat.

Part. 2

Dear Diary,

Pagi tadi aku sempat melihat dengan jelas kontol Feri. Aku baru saja selesai menggantungkan seprei di tali jemuran saat Feri datang untuk mandi di sumur tempatku tadi mencuci. Sepertinya dia tidak tau kalau aku ada disana. Namun belum sempat aku menyapanya, Feri sudah terlanjur membuka kaos dan celana pendeknya. Aku langsung sembunyi dibalik seprei yang tadi kugantung dan menonton Feri mandi. Awalnya aku tidak bisa melihat kontolnya tapi kemudian Feri mulai mencuci bagian selangkangannya, saat itu juga kontol Feri pelan-pelan menjadi semakin besar dan mulai berdiri tegak. Menurutku kontolnya indah sekali, ukurannya besar, bahkan lebih besar daripada kontol si putih, anjing peliharaan kami. Tubuhku mulai panas dingin dan tanpa kusadari jari-jariku sudah bergerak menggosok memekku sendiri. Sepertinya ini tidak akan menjadi kali terakhir aku mengintip Feri.”

“Feri? Bukannya Feri itu..” tanyaku kaget.

“Om Feri, Feriawan, kakaknya nenek” jawab Nisa.

“hahh..jadi itu om Feri” ucapku masih tak percaya.

“iya, tapi ceritanya belum selesai” ucap Nisa sambil membalik beberapa halaman “nih, cerita tiga hari kemudian”

rasanya aku malu sekali, Feri bilang kalau sebenarnya dia tau kalau aku mengintipnya mandi waktu itu. Semoga saja dia tidak melihat waktu aku menggosok-gosok memekku. Feri bilang waktu dia tau kalau sedang di intip dia langsung bernafsu, jadi dia sengaja menggosok-gosok kontolnya pakai sabun biar tambah besar dan jelas kulihat. Terus dia bilang kalau dia juga mau gantian liat aku telanjang, kujawab saja kalau aku mau fikir-fikir dulu”

“hari ini aku tak bisa fokus belajar karena kontol Feri terus muncul di pikiranku. Rasanya bagaimana ya kalau kontol itu ada digenggamanku sekarang. Kira-kira dia bolehin gak ya kalau aku minta untuk pegang kontolnya. Oh, Diary, aku harus bagaimana? Kenapa aku jadi nakal sekali. Mama dan papa pasti marah besar kalau tau kelakuanku, tapi aku benar-benar ingin melihat kontol Feri lagi, bahkan kalau bisa ingin aku pegang”

“besoknya malah makin parah” ucap Nisa lalu kembali meneruskan ceritanya

hari ini akhirnya terjadi juga. Feri sudah sembunyi lebih dulu di dekat sumur sebelum aku datang untuk mandi. Aku pura-pura tidak tau kalau dia sedang sembunyi disana. Langsung saja kubuka semua pakaian dan pakaian dalamku dan mulai mandi. Kali ini aku tidak mandi dengan duduk seperti biasanya. Aku sengaja berdiri biar Feri bisa melihat jelas tubuhku. Sengaja berlama-lama ku cuci dan kupijit-pijit tetekku, bahkan ku cubit beberapa kali pentil tetekku. saat aku menunduk untuk mengambil sabun yang ada dibawah, sengaja kubuka lebar kedua kakiku dan kutunggingkan pantatku keatas. Walaupun pelan aku dapat mendengar suara tarikan nafas seperti orang kaget saat kutunjukkan semua bagian tubuhku. Masih dalam posisi menungging ku buka bibir memekku dengan tangan kiriku lalu jari-jari tanganku kusapukan diatas memekku, tak lupa kelentitku yang sudah mengeras ku elus lembut dengan jempolku. Nikmat sekali rasanya saat tau kalau perbuatan nakalku sedang ditonton Feri. Tak lama kemudian aku mendengar suara mirip kucing yang menggerang dari tempat persembunyian Feri dan tiba-tiba ia lari meninggalkanku masuk ke rumah. Aku takut kalau Feri kabur karena ada orang yang melihat kami, jadi buru-buru kupakai lagi bajuku. Mama sedang masak di dapur saat aku masuk ke rumah, tapi ia tidak marah atau kesal, ahhh…aman.”

Nisa berhenti membaca beberapa saat dan membalik satu halaman

aku Tanya kenapa dia kabur kemarin. Dia bilang dia lari bukannya tidak suka melihat aku mandi, tapi waktu aku lagi bersihin memek aku dia bilang dia muncrat dan harus cepat-cepat ganti celana sebelum mama tau. Waktu istirahat sekolah, aku Tanya sama Lisa apa itu muncrat dan kenapa cowo bisa muncrat, dan akhirnya aku tau kalau kemarin Feri ngeluarin maninya sambil nonton aku mandi”

Nisa berhenti membaca dan menatapku

“masa sih nenek gak tau ejakulasi itu apa?” ucapnya “nenek waktu itu sudah SMP masa gak pernah liat mani”

“yeee, gak semua cewe gampangan kaya kamu nis” ucapku sambil tertawa.

“enak aja gampangan” ucapnya sambil melemparkan bantal ke perutku.

“emang kamu udah pernah liat mani beneran” selidikku

“tau ahh” ucap Nisa mengelak.

“hehehe, maaf Nis, kakak Cuma bercanda, ayo lanjut lagi baca ceritanya”

Matanya kembali mencari-cari paragraph untuk dibaca dan mulai membaca dengan keras.

saat dia pulang dari sekolah tadi, aku minta dia untuk muncratin maninya di depanku. Dia kaget setengah mati. Dia bilang nanti malam saja , tapi syaratnya aku harus telanjang. tak sabar rasanya nunggu malam datang.

Kebetulan sore itu mama dan papa pergi ke rumah om Andi, jadi Cuma aku dan Feri dirumah. Sehabis beri makan hewan peliharaan kami, aku langsung mengikuti Feri ke kamarnya dan dia langsung melepas celananya. Kontolnya sudah besar dan keras sekali persis seperti yang kulihat waktu ia mandi waktu itu. Tangan Feri mulai mengocok kontolnya saat ia lihat aku mulai melepaskan pakaianku.

Kami terus duduk di kasur. Feri membolehkanku menyentuh kontolnya. Kulitnya terasa halus dan rasanya seperti ada tulang didalamnya. Dia bilang rasanya enak sekali waktu aku pegang kontolnya. Lalu Feri minta aku untuk gerakin tanganku naik turun sambil genggam kontolnya.

Dia bilang rasanya lebih enak dari pada dia sendiri yang mainin kontolnya. Dia bilang kalau aku terus ngocokin kontolnya gak lama lagi dia bakal ngeluarin maninya. Dia minta aku gerakin tanganku lebih cepat lagi. Kira-kira sepuluh kali kocokan, kontolnya mulai bergerak-gerak dan Feri mulai meracau tidak jelas. Tiba-tiba dari ujung kontolnya menyembur cairan putih kental dan jatuh ke atas perutnya.

Setelah empat atau lima kali cairan putihnya keluar akhirnya kontolnya jadi mengecil,segera kukocok lagi biar membesar seperti tadi tapi tidak berhasil. Feri bilang kalau aku bolehin dia pegang memek aku, kontolnya pasti bisa keras lagi. Sayangnya, waktu tangan Feri baru saja mau nyentuh memekku ternyata papa dan mama pulang ke rumah.”

“hmmmmm….kasian nenek” ucap Nisa.

“iya, sayang banget mereka harus berenti. Kakak yakin mereka pasti ngentot kalo tadi mereka gak diganggu”

“ya enggak lah kak, masa iya nenek mau ngentot sama kakaknya sendiri” ucap Nisa terkejut.

“mendingan kita langsung cari tau” saranku sambil menyodorkan diary nenek pada Nisa.

Selama satu jam Nisa diam sambil membaca isi diary nenek, halaman demi halaman dilalui. Aku berbaring dengan sabar menunggui Nisa membaca agar nanti dia bisa menceritakan hal-hal yang menarik saja. Aku tidak terlalu perduli dengan kehidupan sehari-hari nenek, kecuali bagian yang hot nya.

“terus…apa lanjutannya?” tanyaku tak sabar setelah satu jam lebih menunggu.

“banyak, banyak kejadian sehabis cerita tadi, nenek pergi berlibur dengan papa dan mamanya, Feri mulai bekerja, si putih meninggal……” jawab Nisa yang dengan cepat kupotong.

“ya ampun, bukan cerita itu” protesku “ nenek jadi ngentot dengan kakaknya gak?”

“oww..jadi kakak Cuma tertarik dengan cerita seks nenek ya? Nisa kira kakak beneran pengen kenal nenek” ucap Nisa kecewa ”dasar cowo dimana-mana sama”

“hehehe, ah kamu sok tua” ucapku membela diri “Beneran Nis mereka gak jadi ngentot?”

“enggak, nenek sama kakaknya cuma saling ngocokin beberapa kali terus kissing, udah itu aja” jelas Nisa

“yahhh, padahalkan seru kalau sampe ngentot” ucapku

“ya enggak lah kak, kalau sampe benerean mereka ngentot, itu incest namanya”

“loh, memangnya kenapa kalo mereka ngelakuin incest? Mereka berhak menentukan pilihan hidup mereka” ucapku membela diri

“jadi menurut kakak gak masalah kalau ada cewe yang ngentot sama kakaknya sendiri?”

“ya gak masalah, malah bikin tambah hot”

“kalau kakak jadi om Feri, kakak mau ngentotin nenek?” Tanya Nisa

“pasti dong kakak mau” jawabku cepat

“ihhh kakak mesum, udah ah aku mau tidur dulu sekarang” ucapnya sambil bangkit dan berjalan menuju kamarnya.


Pagi-pagi keesokan harinya aku dibangunkan oleh Nisa, dia masih mengenakan baju tidur tipisnya, kedua matanya merah dan rambutnya masih sedikit berantakan. Aku yakin tadi malam Nisa pasti tidak langsung tidur fikirku.

“kak, ternyata kakak bener, nenek sama om Feri ngentot” ucap Nisa bersemangat, aku sampai butuh beberapa detik sampai akhirnya benar-benar faham apa yang baru saja diucapkannya.

“tuh kan bener” ucapku sambil menguap.

“mau aku bacain gak?” tanyanya

“mau dong, sini masuk keselimut, nanti kamu kedinginan lagi” ucapku sambil membukakan selimut yang sedang kupakai.

Nisa kelihatan ragu sesaat, tapi akhirnya dia mau juga. Untungnya hari ini minggu dan papa dan mama pasti sudah pergi beres-beres di rumah nenek.

“awas tangannya jangan macem-macem ya, apalagi sampai ngocok dibalik selimut” ancamnya sambil meringkuk disampingku dan membuka diarynya.

Wangi tubuh Nisa benar-benar memabukkan, kurasakan sesuatu mulai bergerak diantara kedua pahaku.

“ayo dimulai bacanya” perintahku

“ok, dengerin ya, ini ceritanya sekitar dua bulan sejak cerita yang tadi malem aku bacain, waktu itu mereka lagi dirumah sendirian dan nenek baru selesai ngocokin om Feri” ucap nisa sebelum mulai membaca.

“dear Diary,

…………………………………………………………………………………………( Bersambung)






 
Yah bersambung. Pasti nanti nisa dientot jg ya ma kakak, biar sama kaayak nenek
 
Kacang kacang. Aqua aqua.... Udah kencang mendadak lemes gua.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd