Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Terpaksa" ku gadai tubuh istriku.

Status
Please reply by conversation.
LANJUTAN..

Keesokan pagi harinya, selesai sarapan dan sempat mengantarkan anak-anak kami ke sekolah, aku berpamitan kepada istriku untuk menemui Pak Prapto di rumahnya. Kehadiranku disambut oleh istrinya Pak Prapto, bu Ima. Sesaat setelah melihat sosok bu Ima, aku sempat teringat tentang pikiranku tadi malam. Tentang Mengapa Pak Prapto begitu senang menghabiskan waktu untuk melakukan hiburan pada akhir pekan diluaran sana.

Aku menyadari mungkin saja semua itu dilakukan Pak Prapto, karena kondisi istrinya yang sudah tidak muda lagi dan sudah tidak begitu menarik lagi di matanya. Ya mengingat usia Pak Prapto dan istrinya sekarang, hal itu amat sangatlah wajar. Usia mereka kini sudah hampir menginjak kepala 6, tentu saja aura kecantikan istrinya mulai memudar. Dan sudah tidak semenarik dulu lagi, akan sangat berbanding terbalik dengan kondisi perempuan di luaran sana yang ia temui. Terutama perempuan yang ia temui di tempat hiburan malam. jadilah kini aku mulai memaklumi semua kelakuannya itu, dengan kondisi keuangannya yang berlebih tentu hal semacam itu bisa dengan mudah juga ia lakukan.


Sementara itu kembali pada kondisi terkini aku yang telah berada dirumah pak prapto. Disana aku sempat berbicara sejenak dengan bu imah, disana aku menanyakan apakah Pak Prapto ada di rumah dan sedang apa. Semua itu karena tadi aku sempat beberapa kali menelponnya namun tidak dijawab. bu Imah mengatakan bahwasanya pak Prapto sudah sejak tadi pagi berangkat menuju ke kandang, Yang letaknya berada di desaku. Yang mana artinya, kini ia telah berada Di kandang yang aku kelola dan terdapat kandang milikku juga di sana.


Mendengar hal itu, aku cukup terkejut dan segera berpamitan kepada bu Imah. untuk segera menyusulnya kesaana, segera aku berpamitan dan berangkat menuju kandang yang dimaksud oleh Bu Imah, dan berharap dapat bertemu Pak Prapto di sana. Setelah melalui perjalanan kembali ke Desaku, kemudian aku tiba di sana dan sudah berada Di kandang yang aku kelolah. Tetapi di sana Aku tidak menemukan keberadaan Pak Prapto, aku menyanyakan kepada pekerja di sana. Mereka mengatakan bahwasanya Pak Prapto sudah pergi sekitar 15 menit yang lalu, mendengar hal itu akhirnya aku akhirnya aku berniat kembali menghubunginya. Setelah meraih ponsel dari saku Celanaku, aku melihat beberapa panggilan dan pesan dari Pak Prapto. Yang ternyata ia telah menghubungiku juga beberapa menit yang lalu, namun tidak sempat aku jawab karena sedang dalam perjalanan.


Ternyata kini ia telah berada di rumahku, begitulah isi pesan yang aku terima darinya. Aku cukup terkejut Mendengar hal itu, karena kini aku sedang berada di luar rumah. Itu artinya, hanya ada istriku saja di rumah saat ini karena kedua anakku Tengah berada di sekolah. Dengan kehadiran Pak Prapto di rumahku saat ini, artinya kini mereka hanya berduaan saja di rumah kami. Memikirkan hal itu aku sedikit merasa cemas, karena mungkin saja, dengan kehadiran Pak Prapto pagi itu di rumah kami yang juga dengan tiba-tiba itu, bisa saja istriku masih mengenakan pakaian yang ia gunakan tadi malam. Aku memikirkan hal itu, karena tadinya sebelum aku berangkat menuju ke rumah Pak Prapto istriku masih mengenakan pakaian itu.


Memikirkan hal tersebut yang bisa saja benar-benar terjadi, aku merasa semakin khawatir. Betapa akan sangat menggodanya istriku dengan pakaiannya itu. Pakaian yang menampakkan seluruh lekuk tubuhnya, karena dengan pakaian itu tentu saja tidak mampu menutupi semua lekuk Indah tubuh istriku. Payudaranya itu akan terekspos dengan indahnya, karena baju itu hanya mampu menutupi setengahnya saja dan payudara istriku akan nampak menyembul keluar dengan pakaian itu. Belum lagi bagian bawah baju yang ia kenakan itu, begitu tinggi di atas lututnya dan mampu mengekspos pahanya yang putih mulus. Bahkan bongkahan pantatnya yang montok itu akan ikut tereskpos mengintip juga dengan pakaian itu.


Tentu saja jika Pak Prapto melihat keadaannya yang demikian, pastilah Pak Prapto akan merasa sangat tertarik melihatnya. Tetapi harapanku semoga saja istriku telah berganti pakaian tadinya. Dan jika tidak, harapanku setelah tibanya Pak Prapto di ke rumah kami dan disambut istriku, ia sempatkan untuk mengganti pakaian yang terlebih dahulu. Sebelum menerima Pak Prapto untuk bertamu di rumah kami.


Saat itu aku berniat untuk langsung pulang ke rumah kami, agar aku bisa menemui Pak Prapto di sana. Tetapi karena sudah terlanjur berada di sini, aku berniat untuk sekedar mengecek keadaan kandang saat ini. Tak lupa aku mengingatkan pekerja disini agar selalu memperhatikan kondisi kandang, terutama tingkat kebersihannya. Tentu harapanku agar tidak terjadi lagi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi kami. Setelah semuanya beres, sekitar 10 menit kemudian aku langsung bergegas pulang ke rumah kami.


Setibanya aku di rumah kami, ternyata benar saja aku melihat parkir di depan sana. Artinya saat ini memang benar ia berada di rumah kami, aku segera bergegas untuk masuk ke rumah kami. saat berada teras rumah, dari agak jauh masih dalam posisi di depan teras. Di dalam sana aku melihat istriku tampak Tengah mengobrol dengan Pak Prapto, kali ini obrolan Mereka tampak sangat serius, tidak seperti obrolan mereka sebelumya yang terkesan sangat mencair. Sampai saat itu kehadiranku tidak di sadari oleh keduanya, dari kejauhan aku melihat istriku seperti mengangguk-angguk pelan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Pak Prapto. Dan juga aku melihat tangan Pak Prapto seperti bergerak menjelaskan dan menggambarkan sesuatu kepada istriku.


Memperhatikan hal itu, aku mengucapkan salam agar kehadiranku disadari oleh keduanya. Kemudian Mereka tampak kompak menjawab salamku, baik istriku dan juga Pak Prapto kini keduanya menatap bersamaan ke arah kehadiranku.
Saat itu aku melihat ekspresi keterkejutan di wajah istriku dengan hadirnya aku di sana, dan aku juga melihat tampak Ekspresi kekecewaan di wajah Pak Prapto. Kekecewaan akan hal apa yang ia rasakan saat ini dan juga entah keterkejutan Apa yang kini dirasakan oleh istriku saat itu. aku juga belum mengetahuinya.


Saat itu aku melihat kondisi istriku menggunakan handuk untuk menutupi bagian atas tubuhnya. Ternyata memang benar dugaanku, istriku belum sempat mengganti pakaiannya dan Dia masih menggunakan pakaian yang ia gunakan tadi malam. Dan kini aku mulai menyadarinya, ternyata Ekspresi kekecewaan Pak Prapto itu bersumber dari sana, ia merasa terganggu dengan kehadiranku disana. Sepertinya ia masih ingin berlama-lama berduaan saja dengan istriku dan juga ekspresi keterkejutan istriku bersumber dari hal yang sama, ia terkejut akan kehadiranku karena aku telah mengetahui ia menerima tamu laki-laki dengan pakaian tidak sepantasnya.

Saat itu aku menduga, pak Prapto kecewa karena aku tiba di rumahku saat ini. Sedangkan ia masih ingin berlama-lama melihat istriku dengan keadaan Pakaiannya yang demikian. Dan tentu saja istriku merasa kaget, karena ia telah menerima tamu dengan kondisi pakainya yang demikian. Aku tertantang untuk membuktikan kebenaranya saat itu, tetapi biarkan aku menyelidikinya dahulu. siapa tau ada hal yang aku salah menduganya.


Dan lagi pula mengenai pakaian istriku saat itu, aku cukup memakluminya saja. karena selama ini aku tidak pernah mempersoalkan hal itu, dan tidak ada aturan yang kami buat dalam rumah tangga kami mengenai hal itu. Karena memang sangat jarang sekali ada tamu yang berkunjung kerumah kami jika aku tidak berada dirumah, bahkan rasanya tidak ada dan belum pernah juga. kemudian untuk menerima tamu laki-laki dengan kondisi pakaian seperti itu, rasanya Ini baru pertama kali juga dilakukan oleh istriku.

Aku berusaha tenang dengan semua keadaan itu saat ini, mungkin saja tadinya Istriku memang benar-benar belum siap menerima kehadiran Pak Prapto. Karena baik aku ataupun istriku tidak diberitahukan sebelumnya oleh Pak Prapto, bahwa ia akan berkunjung kemari. Semua pikiran itu akhirnya membuat aku menjadi maklum saja.


Setelah sempat terdiam beberapa saat, karena kehadiranku disana, tampak istriku mulai bicara kepadaku.

Istriku: Eh ayah, ini lho Pak Prapto nyariin.

Pak Prapto: Iya Win, tadinya saya berangkat menuju ke kandang dan melihat kamu beberapa kali menelpon ke handphone saya. Tetapi Setibanya di sana kamu malah nggak ada, makanya saya susul kemari.


Aku: Iya Pak tadinya saya menghubungi sebelum berangkat ke rumah bapak, tadi Saya berencana untuk menunggu bapak di rumah. Ternyata kata Bu Ima Bapak telah berangkat ke kandang makanya saya susul. Pas di sana juga saya baru sadar kalau tadi Bapak menelpon ke handphone saya beberapa kali.

Pak Prapto: Miss komunikasi kita artinya Win.

Aku: Iya Pak, kayaknya gitu deh.

Istriku: Nah kebetulan deh Ayah udah di sini, tadi bunda udah sempat bicarain sama Pak Prapto tentang kondisi ayah saat ini. Dan untuk lebih jelasnya tanya Pak Prapto aja deh bunda takut salah ngomong.


Mendengar hal itu akun tadinya Masih Berdiri terpaku di sana, akhirnya mengambil posisi duduk bergabung bersama dengan mereka. Istriku pun pada saat itu langsung pamit kepada kami untuk kembali melanjutkan aktivitasnya berberes rumah.

Istriku: Ya udah dilanjut deh ayah sama Pak Prapto ya, biar Bunda ambilkan minum sekalian untuk ayah. Atau Ayah mau ngopi lagi nih??

Aku: Nggak usah Bun tadi pagi kan udah.

Istriku: Ya udah Bunda ambilin minuman aja ya.

"iya bunda"

Jawabku singkat

Sesaat kemudian istriku langsung berlalu menuju ke belakang rumah kami, sekilas aku lihat dia tampak masuk ke kamar terlebih dahulu. Sepertinya Kemungkinan dia akan mengganti pakaiannya saat ini. Pikiranku kenapa itu tidak ia lakukan sejak awal, sejak datangnya Pak Prapto di rumah kami.

" kenapa baru sekarang??"

Begitulah Aku memikirkan hal tersebut, tentang Kenapa istriku beraninya menerima tsmu dalam kondisi Pakaiannya yang seperti itu. Tentu saja itu akan menjadi tontonan yang amat sangat menggairahkan bagi Pak Prapto, aku saja yang notabene sudah biasa melihat ia berpakaian seperti itu. Akan merasa sangat bergairah Jika ia sudah berjalan berlenggok-lenggok dengan Pakaiannya yang demikian. Belum lagi jika dalam keadaan duduk begini, pakaiannya yang jauh di atas lutut itu. Tentu akan mengekspos bagian itu dengan sangat jelas sekali. Dan itu pun tidak ia tutupi sama sekali tadinya saat sedang bersama Pak Prapto. Dia hanya menutupi bagian atas tubuhnya saja, bagian bawahnya terbuka dengan bebasnya. Hal itu terbukti saat ia bangkit dari posisi duduknya, saat ia telah berdiri dan berjalan menuju kamar kami, tampak bagian bawah bajunya yang sedikit terlipat dan semakin mengekspos bagian bawah tubuhnya itu.


Sementara aku yang sibuk dengan pikiran ku sendiri saat itu, kini aku melihat istriku Kembali keluar dari kamar, dan kini benar saja, ia memang benarntelah berganti pakaian. Sepertinya ia Tengah bersiap untuk pergi menjemput anak kami, karena kini ia telah mengenakan baju lengan panjang lengkap dengan jilbabnya. Melihat hal itu aku merasa cukup tenang saat ini, karena kini tidak lagi tubuhnya itu menjadi tontonan yang mengasyikkan bagi Pak Prapto.


Tak lama kemudian istriku kembali menemui Kami di sana, dan ia duduk bergabung bersama kami setelah sebelumnya sempat membawakan aku minuman. Pak Prapto yang melihat istriku telah berganti pakaian, tampak sedikit kekecewaan di wajahnya. Mungkin dia belum merasa puas melihat keadaan Istriku yang sangat menggoda tadinya. Sampai-sampai, saat kami hanya berdua saja tidak sedikitpun perkataan yang keluar dari mulutnya. Iya tampak hanya diam saja seperti Tengah memikirkan sesuatu.



MULUSTRASI PAKAIN ISTRIKU SAAT ITU.
309558410b813ca70f68bfe45cbab9f1b3c465dc.jpg




Setelah beberapa saat istriku di tengah-tengah kami, istriku kembali bertanya kepada aku dan juga Pak prapto. Apakah sudah menemukan solusi dari keadaan yang kami alami saat ini. Tetapi nyatanya kami belum membahas apapun dari tadi, akhirnya jawaban yang kami berikan adalah kata-kata "belum"


Istriku: Oh gitu,, Yaudah deh kalau gitu yah,, bunda jemput anak-anak sekolah ya. Nanti Ayah sama Pak prapto diobrolin aja dulu, tadi udah sempat bunda singgung kok yah. Ya kan pak??

Pak Prapto: Iya iya mbak,, nanti kita Cari solusinya sama-sama ya. Mudah-mudahan ada jalan.


Jawab Pak Prapto sambil tersenyum ke arah istriku.

Saat itu aku melihat arti senyuman lain dari Pak Prapto, sepertinya ia kini sudah berpandangan lain terhadap istriku. Entah pandangan Apa itu, tetapi dari tatapannya aku menangkap Maksud lain dari tatapan itu. Tatapan yang seolah seperti menginginkan sesuatu darinya, tetapi aku tidak tahu apakah yang ia inginkan itu. Atau mungkin ia telah benar-benar tergoda seperti dugaanku tadi. Jika hal tersebut benar, maka ini akan menjadi sesuatu yang semakin membuat aku menjadi makin tidak tenang saja.

Akhirnya istriku pun berpamitan kepada kami Dan segera bergegas menjemput kedua anak kami di sekolah, sebelum pergi ia sempat mengatakan setelah dari menjemput kedua anak kami ia akan mengajak mereka terlebih dahulu mampir ke rumah orang tuaku. Aku mengiyakan saja apa yang ia ucapkan barusan kepadaku.


Setelah kepergian istriku kini aku tinggal berdua saja dengan Pak Prapto di rumah kami, kami mulai membahas permasalahan yang kami alami satu persatu. Tetapi saat itu Pak Prapto mengatakan bahwa ia juga tidak punya solusi jitu untuk semua persoalan yang kami tengah kami hadapi sekarang. Ia mengatakan untuk kondisi kami saat ini benar-benar di butuhkan solusi yang jitu dan kongkrit bukan sebuah spekulasi. Akhirnya ia malah menawarkan kepadaku untuk kembali melakukan hiburan pada akhir pekan ini di kabupaten kota. Tentu saja seperti yang udah diketahui, aku akan menolak ajakannya tersebut. Karena selain akan menghabiskan banyak uang, seperti yang aku katakan tadi bahwa aku tidak tega untuk menghianati istriku. Terlebih sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya di sana.


Menanggapi ucapanku tersebut pak Prapto seperti sudah mengetahui sesuatu di baliknya dan ia mengangguk-anggukkan kepalanya.
Lalu tiba-tiba ia mengatakan sesuatu kepadaku, sendiri cukup terkejut mendengarnya.

Pak Prapto: Wajar aja sih Win kalau kamu selalu nolak aku ajakin ke sana, orang yang di rumah lebih mantap daripada yang di sana ya kan.?? hehehe
...Bener gak win???


Tentu Mendengar hal itu aku sangat terkejut, karena tidak biasanya Pak Prapto mengucapkan hal yang demikian kepadaku. Tetapi bukan itu, mungkin saja ia tidak pernah mengucapkan hal itu, karena selama ini ia belum pernah melihat sosok istriku. Kini setelah melihatnya, iia bisa mengucapkan hal itu kepadaku.


Aku: Ah bapak bisa aja nih, nggak juga Pak saya emang lagi nggak mod buat ikut ke sana aja.


Pak Prapto: Iyalah Win ngapain juga ke sana,, orang istrimu udah mantep gitu kok.

Aku: Ah bapak bisa aja mujinya, orang biasa aja kok istri saya.

Pak Prapto: Biasa aja gimana sih Win?? orang istrimu cantik montok seksi begitu. Saya nggak Nggak nyangka loh,, di desa ini ada perempuan secantik dan semolek istrimu itu.


Aku: Hahaha gitu ya pak,, memang nyarinya jauh sih Pak sampai-sampai harus dibawa dari kota.

Ucapku menanggapinya dengan candaan.

Pak Prapto: Oh begitu,, wajarlah mana ada yang seperti itu lingkungan kita.

Aku: Seperti itu gimana Pak??

Pak prapto: Ya itu Win,, cantik seksi begitu loh. Terus pembawaannya luas banget lagi nggak kaku gitu ngobrol sama laki-laki. Saya yang baru kenal aja udah berasa langsung akrab gitu sama istrimu Win.

Balas pak prapto serius.


Aku: Yah mungkin karena pembawaanya udah gitu kali pak.


Pak Prapto: Wajarlah kalau kamu nggak pernah mau ikut Setiap saya ajak win. Ternyata ini jawabannya, Saya pun kalau jadi kamu nggak bakal mau ke mana-mana juga, mending juga di rumah ya kan?? Kan bisa sama istri yang seksi dan montok itu. hahaha.

Balas pak prapto sambil tertawa.


Aku semakin kaget mendengar pujian yang terus-menerus diberikan Pak Prapto kepada istriku, sepertinya kini ya benar-benar telah mengagumi istriku. Dan aku dapat menangkap hal lain dari ketertarikannya itu, sepertinya iya benar-benar sudah sangat tertarik kepada istriku. Buktinya ia tidak sungkan mengucapkan hal demikian kepadaku. Memang aku menyadari hal itu, jika ia sudah menginginkan sesuatu tentang seorang perempuan. Maka segala cara akan dia tempuh agar ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, agar bisa menaklukkan perempuan tersebut. Dan kini atau Aku khawatir Ia melakukan hal itu terhadap istriku.

"Semoga saja Itu hanya pikiranku saja"




Bersambung....
 
LANJUTAN...

Saat ini apa yang ada di dalam pikiranku benar-benar tidak bisa aku pahami sepenuhnya, di satu sisi aku masih bingung untuk mencari solusi yang tepat kendala yang terjadi pada bisnis yang aku kelola saat ini. Dan tentunya Aku mengharapkan solusi itu datang dari Pak Prapto, yang notabenenya telah lebih dahulu mengelola bisnis ini daripada aku. Dengan segudang pengalamannya itu, aku tentu saja mengharapkan solusi konkrit darinya. Tetapi seperti yang sama-sama kita ketahui, baru saja Pak Prapto mengatakan bahwa saat ini dia belum punya solusi dan malah menawarkan aku untuk ikut pergi bersamanya mencari hiburan di kota.


Sementara itu di sisi lain, hal yang membuat pikiranku tidak kalah kacaunya adalah kelakuan dan juga ucapan Pak Prapto hari ini terhadap istriku, dan juga Bahkan diriku. Kini ia terang-terangan melontarkan pujiannya terhadap istriku, seperti tidak sungkan lagi mengomentari tentang bentuk tubuh istriku yang memang menggoda itu. Ya Sebenarnya aku sudah mengetahui sifatnya itu sejak lama, tetapi aku mengira karena kami sudah cukup dekat dalam waktu yang lama. Rasanya tidak mungkin ia berani melontarkan kalimat tersebut terhadap diriku, tetapi ternyata aku salah yang namanya laki-laki hidung belang Ya tetap saja hidung belang. Tidak ada rasa canggung sedikitpun ia mengucapkan hal itu kepadaku, bahkan Dari gelagatnya saja ia berani secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan yang amat sangat dan mempunyai Maksud lain terhadap istriku.


Hal itu dibuktikan dengan semakin bertambah gencarnya Pak Prapto mengungkapkan pujian terhadap istriku itu kepada aku, bahkan setelah kepergian istriku menjemput kedua anakku. Ia semakin berani melontarkan pujiannya terhadap istriku. Hal itu di perparah dengan kini hanya tinggal aku dan juga dia di rumah kami, ia masih saja terus mengungkapkan kekagumannya itu kepada istriku. Bahkan menurut penilaianku, pujianbyang ia lontarkan itu sudah berkategori pujian nakal. Dan kini ia juga Mulai berusaha mengenali sosok istriku lebih jauh lagi, melalui pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan kepadaku . Seperti halnya, dia langsung menanyakan hal yang semakin membuat aku bertambah terkejut.


Pak Prapto: Win,, mirna itu asli orang kota ya??


Aku: Iya Pak,, dia memang asli dari kota dan saya bawa pulang kemari setelah kami menikah.


Pak Prapto: Emang kamu kenalnya di mana Win?? Jauh bener cari istri sampai ke kota.


Aku: Ya namanya juga laki-laki pak,, dicari yang terbaik lah Pak dari yang baik. Hehehe


Pak Prapto: Emang Pandai kamu cari perempuan Win untuk dijadikan istri, udah bodynya mantap, wajahnya cantik, diajak ngomong enak sama terus lemah lembutnya itu loh yang bikin kadang gimana gitu.


Aku: Gitu gimana Pak??


Pak Prapto: Yah kamu kayak nggak tahu saya aja Win,, walaupun baru beberapa kali ikut saya ke tempat hiburan, tapi kamu sering kan ikut saya ke kota??? Tahu sendiri lah kamu kalau saya udah lihat perempuan yang menurut saya dia menarik. Hahaha

Aku : ya kalau itu saya udah tahu dari dulu Pak,, sejak awal mula gabung ikut bisnis sama bapak saya juga udah paham.. Kalau ada maunya sama perempuan apa aja dilakuin tuh... Hahaha


Pak Prapto: Nah itu kamu tahu win,, jadi nggak heran lagi dong.. Hahaha

Aku: Iya sih Pak,, tapi ini kan yang dibahas istri saya,, masa mau diembat juga... Hahaha

Ucapku saat itu meladeni guyonan yang dilontarkan oleh Pak Prapto, tentu saja saat itu aku mengira bahwa Pak Prapto hanya bergurau saja mengucapkan hal itu kepadaku. Mungkin saja dia memang benar-benar tertarik kepada istriku, tetapi untuk melangkah ke tindakan yang serius yang seperti biasa ia lakukan. Aku rasa tidak mungkin Ia melakukan itu kepada aku dan juga istriku. Apalagi ia berniat sampai ingin merasakan kenikmatan dari istriku, rasanya tidak mungkin Pak Prapto akan mengungkapkan hal itu kepadaku. aku mengira ia masih punya pandangan segan terhadap aku yang notabene sudah dekat dengan dia.


Tetapi ternyata dugaanku salah, nyatanya kini Pak Prapto mengatakan dengan jujur bahwasanya Ia memang benar-benar tertarik dengan istriku. Hal itu Ia ungkapkan semakin bertambah saja dengan apa yang baru saja ia lihat pagi ini, ketika berkunjung ke rumah kami. Seperti kita ketahui bahwasanya sebelum kehadiranku kemari bertemu dengan mereka berdua, pak Prapto dan juga istriku berbicara dalam keadaan yang sangat erotis menurutku. Bagaimana tidak saat itu Istriku yang masih menggunakan pakaian tidur seksinya, bertemu dan melayani bicara Pak Prapto dalam durasi waktu yang cukup lama sebelum kedatanganku kemari.


Akibatnya hal tersebut membuat ketertarikan Pak Prapto kepada istriku semakin bertambah saja, bahkan kini Pak Prapto berani dengan jujur mengatakan kepadaku bahwa semenjak awal bertemu dengan istriku ia telah menaruh ketertarikan itu. Namun ia masih berusaha menahannya karena menghargai posisi kami yang sudah mengenal lama dan juga sudah lama menjadi partner bisnis. Tetapi lagi-lagi, dia mengatakan bahwa salah satu sifat buruknya yang paling sulit ya kendalikan adalah itu. Tidak bisa menahan rasa ketertarikannya itu, jika belum benar-benar tersampaikan. Akupun coba memahami maksud dari perkataan yang disampaikan oleh Pak Prapto terhadapku, dari semua perkataannya aku mulai memahami arah tujuan yang ia inginkan terhadap istriku. Tentu saja aku sangat terkejut mendengar semua ungkapannya itu, bagaimana bisa Pak Prapto mengucapkan itu semua kepadaku. Sampai aku tak habis pikir dibuatnya.


Pak Prapto: Yah saya juga minta maaf Win,, memang begitulah adanya saya. Kamu tahu sendiri kalau saya sudah tertarik dengan perempuan, apapun lah bakalan saya lakuin agak hasrat saya itu bisa kesampaian.

Aku hanya terdiam mendengar kan penegasan dari Pak Prapto tersebut. Tentu saja aku masih sangat terkejut mendengar semua apa yang ia tuturkan kepadaku, rasanya aku seperti Bermimpi saja, aku tidak benar-benar yakin dengan apa yang diucapkan oleh Pak Prapto. Maka dari itu aku menanyakan langsung kepadanya, tentang keseriusan ucapannya itu.


Aku: Ini Bapak Beneran Serius pak atau hanya main-main saja??

Aku seperti bertanya sesuatu yang tidak perlu aku tanyakan kepadanya, aku menanyakan itu dalam kondisiku yang sedang bingung menjadi bertambah bingung dengan adanya ungkapan dari Pak Prapto tersebut.

Pak Prapto nampak dengan santai menanggapi apa yang aku tanyakan kepadanya. Bahkan ia menjawab dengan lugas dan tegas, bahwa Iya benar-benar tertarik terhadap penampilan istriku.


Pak Prapto: Lagi-lagi saya harus minta maaf kepada kamu win, tentu kamu tahu Saya tidak ada niatan dan maksud seperti itu. Apalagi itu saya lakukan terhadap keluarga kamu, tetapi kamu tahu sendiri gimana saya kalau udah tertarik sama perempuan. Saya bakalan makin pusing Win dan nggak bakal bisa fokus kalau apa yang saya mau nggak bisa terwujud. Kamu tahu itu kan Win??


Aku hanya terdiam saja mendengarkan penjelasan panjang lebar dari Pak Prapto tersebut, tentu saja aku telah memahami semua kondisinya itu. walau bagaimanapun sudah hampir 10 tahun lebih aku berkolega bisnis dengannya, tentu Aku tahu semua hal yang dapat membuat ia semakin kacau dalam menentukan langkah bisnisnya, jika apa yang ia inginkan tentang perempuan tidak bisa terwujud. Maka dari itu ia dengan sangat rutin melakukan hiburan setiap akhir pekan ke kota, itulah maksud dan tujuannya agar pikirannya menjadi tenang dan hasratnya dapat tersalurkan.


Memang di sisi lain, selain memiliki ide-ide Cemerlang dan cerdas dalam menentukan langkah bisnis. Kelakuan buruk Pak Prapto tentang perempuan itu terkadang dapat menimbulkan masalah yang besar dalam bisnis yang ia kelolah. Seperti halnya sekitar 2 tahun lalu ia pernah jatuh cinta kepada wanita LC pada sebuah klub karaoke. Iya sempat berlangganan lama dengan LC tersebut, sampai akhirnya ditinggal menikah dan ia menjadi galau diakibatkan kepergian wanita tersebut bersama laki-laki lain dan tidak bekerja di sana lagi.


Cukup lama kondisi itu terjadi, sampai akhirnya Pak Prapto bisa kembali menemukan jati dirinya dan bisa melupakan perempuan tersebut. Dan kondisinya sekarang dijelaskan Pak Prapto kepadaku hampir sama, pak Prapto mengatakan semenjak pertama kali ia melihat istriku, ia langsung tertarik kepada istriku dengan penampilannya yang menggoda menurutnya. Hal itu aku aku rasa Wajar saja, karena memang saat itu Istriku memang terlihat sangat menarik dengan setelan rok pendek dan baju ketat yang ia gunakan. Saat itu penampilan Istriku memang benar-benar sangat menggoda dan aku mengakuinya penampilan bodinya sangat menggiurkan pada saat itu. Hal itu Ditambah lagi dengan sikap Pak Prapto yang juga memang mudah menaruh hasrat pada perempuan. Ketika melihat sosok istriku, entah kenapa ia semakin dengan mudahnya saja menaruh ketertarikan yang cukup tinggi kepada istriku.


Aku pun sebenarnya jika dipikirkan bukan tidak menyadari hal itu, tentu saat pertemuan pertama itu aku telah menangkap gelagat aneh dari semua tingkah laku Pak Prapto pada saat itu. Iya begitu sering menatap ke arah istriku dan tatapannya itu begitu lekat seolah-olah terus dan tidak lepas memperhatikan lekuk tubuh dari istriku, tentu aku yang sudah tahu kelakuannya pada saat itu menyadari bahwasanya Pak Prapto memang benar-benar memiliki ketertarikan terhadap istriku. Tetapi aku tidak menyangka bahwa ia akan benar-benar mengungkapkan itu kepadaku secara langsung.


Kembali Ia menjelaskan, bahwasanya setelah kepergianku ke rumah orang tuaku untuk mengambil sertifikat. Itulah menjadi langkah berikutnya yang membuat ia semakin tertarik kepada istriku, saat itu mereka berbincang lama dan banyak membicarakan sesuatu. Obrolan mereka saat itu seakan tidak pernah putus dan istriku juga tampak antusias menanggapi setiap apa yang disampaikan oleh Pak Prapto. Menurut Pak Prapto sosok Istriku adalah sosok yang enak diajak bicara, sehingga setiap obrolan mereka terasa nyambung dan tidak pernah terputus. Seperti yang tadi aku ceritakan kepada kalian semua, bahwasanya Memang begitulah sifat istriku. Iya dengan mudahnya dapat bergaul dengan siapa saja, entah itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda iya seakan sangat terbiasa bergaul dan berbicara dengan orang-orang tersebut. Entah itu dari golongan manapun, ataupun kelas manapun yang jelas iya dengan mudahnya akrab dan dekat dengan orang lain, meskipun orang baru sekalipun yang ia kenal.


Dan kini hal itu terjadi kepada Pak Prapto, sebenarnya ia sudah sejak lama mengetahui sosok Pak Prapto ini. Tetapi hanya mengetahui namanya saja dan pernah beberapa kali melihat sosok Pak Prapto dari kejauhan. Salah Pak Prapto hanya sekedar berhenti dan mampir di depan rumahku saja, selama ini memang tidak pernah Pak Prapto mampir ke rumah kami, hanya karena pertemuan itulah yang membuat ia mampir ke rumah kami dan akhirnya bertemu dengan istriku. Aku sempat menyesalinya, karena akulah yang memaksa Pak Prapto untuk bertemu dengan istriku dan membicarakannya langsung kepadanya saat itu. Tetapi Sungguh Aku tidak menyangka itu menjadi awal dari segalanya. Dan kini aku sangat mengkhawatirkan hal itu, tentang sesuatu yang mungkin saja terjadi kepada keluarga kami dan juga hubungan bisnisku bersama Pak Prapto.


Memikirkan semua hal itu, aku menjadi semakin bertambah gusar saja. Belum lagi menemukan solusi dari permasalahan ini, malah kini aku mendapat masalah baru yang kini menyangkut Rumah tanggaku. Dan bahkan mungkin berpengaruh kepada hubunganku dengan Pak prapto, jika aku tidak memenuhinya bisa saja itu berpengaruh juga dengan bisnisku. Tentu saja jika itu terjadi, apakah sumber penghasilanku satu-satunya yang memang bergantung pada bisnis yang aku kelola ini. Akan menjadi bertambah kacau, dan parah jika semua itu sampai terjadi dan aku akan menanggung hutang yang dalam jumlah cukup besar terhadap Pak Prapto. Entah dari mana aku bisa menyelesaikan semua itu.


Terlalu jauh Sudah pikiranku saat itu, sampai-sampai aku tertunduk dan diam saja di hadapan Pak Prapto pada saat itu. Seketika aku sadar dan melihat ke arah Pak Prapto, kini ia juga tampak menghisap rokoknya dengan ekspresi wajah tegang dan terlihat cukup bingung. Entah bingung dan tegang karena apa dirinya saat ini, mungkin dia juga menyesal telah mengungkapkan itu kepadaku. Atau juga iya menyesal karena telah menaruh ketertarikan kepada istriku. Tentu saja hanya dia yang tahu apa yang ada di pikirannya saat ini.

" udahlah Win kamu nggak usah bingung gitu, kita cari solusinya sama-sama ya. Semoga saja saya bisa mengendalikan semua hasrat yang timbul pada diri saya"


Ucapan Prapto menyadarkan aku dalam pikiranku yang tengah kacau.

" walaupun kamu tahu itu sulit Win, saya semakin bertambah sulit berpikir jika pikiran saya masih dipenuhi hasrat dalam diri saya yang tidak bisa tersampaikan"

Lanjut Pak Prapto.


Aku hanya bisa kembali terdiam dan tidak bisa memberikan jawaban apapun kepadanya, karena memang aku tidak tahu harus menjawab apa dengan semua pernyataan yang tersebut. Di sisi lain aku menyadari Salah satu sifat buruknya itu, aku paham betul jika keinginannya tersebut sulit terpenuhi atau bahkan tidak terpenuhi. Maka ia akan semakin sulit dan tidak fokus dalam menentukan langkah untuk strategi bisnisnya. Tentu saja hal itu akan semakin memperburuk keadaan kami saat ini, jika ia terus bertahan dalam kondisi tersebut.


Tetapi di sisi lain untuk memenuhi semua hasrat dan keinginannya itu, aku tidak tahu harus berbuat apa. Karena hasrat dan keinginannya itu, kini muncul dan keluargaku.

" ya hasrat gilanya itu timbul terhadap istriku"


Aku Sempat berpikir Akankah aku merelakan tubuh istriku dinikmati olehnya. Dan apakah istriku rela memenuhi semua keinginan Pak Prapto tersebut. Entahlah aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa saat ini, aku sangat bingung dan tidak bisa berbuat banyak menanggapi semua pernyataan para peta tersebut.

Aku: Waduh Pak bingung gak tau harus ngomong apa,, sekarang saya benar-benar tidak bisa berpikir secara jernih Pak. Nggak tahu deh harus ngomong apa.

Pak Prapto: Ya Itu juga saya rasakan sekarang Win, saya juga nggak tahu harus berbuat apa. Pikiran saya loh Win Nggak bisa lepas dari sosok istrimu. Maaf ya!!

Aku: Iya Pak.

Hanya jawaban itu yang bisa aku berikan kepadanya.

Entah harus menjawab apa dan berbuat apa saat ini, menghadapi hal yang begini saja aku semakin bingung dibuatnya. Sebenarnya aku bisa saja menolaknya dan mengatakan bahwasanya itu sudah tidak wajar dan tidak masuk akal.


" bapak sudah gila"

Bisa saja Aku mengatakan hal itu kepadanya.

Tetapi entah kenapa timbul ketakutan di dalam diriku, aku takut jika Aku mengucapkan hal itu dapat berdampak buruk pada hubungan bisnis kami. Terutama dalam kondisi aku yang memiliki cukup banyak hutang kepada Pak Prapto saat ini. Belum lagi aku tidak mengetahui sumber dari mana yang membuat aku bisa mengembalikannya, hal itu diperparah dengan kondisi banyaknya ayam kami yang gagal panen pada tahun ini. Dan itu menimpa kandang milikku, usaha yang notabene baru pertama kali aku lakukan dengan modal meminjam dari Pak Prapto.


Di tengah pikiranku yang kacau itu Pak Prapto kembali menanyakan sesuatu tentang istriku, tentulah hal ini membuat aku semakin kaget dan bertambah yakin bahwa ia benar-benar tertarik terhadap sosok istriku. Dan sebetulnya ketertarikannya itu sudah tidak main-main dan sudah amat sangat jauh sekali. Aku yakin ia sudah menginginkan hal yang lebih terhadap istriku saat ini.

Pak Prapto: Dulunya istri kamu kuliah bareng kamu ya Win??

Mendengar pertanyaan dari Pak Prapto tersebut aku kembali tersadar, akhirnya aku memberikan jawaban sekenanya saja.

Aku: Nggak Pak saya dulunya kuliah pertanian,, dan istri saya dulunya seorang bidan Pak.

Pak Prapto: Oh bidan,,, pantes aja dia gampang deket sama orang Win. Karena memang udah biasa melayani pasien ya. Saya lho nyaman sekali kalau ngobrol sama dia. Maaf ya Win.

Aku: Iya Pak saya paham..


Pak Prapto: Yah udahlah Win nggak usah kita bahas lagi lah ya,, tadi saya udah sempat bahas juga sama istrimu. Soal masalah yang kita hadapi saat ini, kayaknya iya mengharapkan solusi itu datang dari saya deh. Tapi itu saya belum punya solusi untuk saat ini Win, jadi kita sama-sama bersabar aja ya.


Aku: Iya Pak nanti saya juga berpikir gimana solusi terbaiknya agar usaha kita ini bisa bangkit lagi.


Pak Prapto: Kalau soal modal sih saya masih aman win, duit juga sebenarnya masih ada. Simpanan modal cadangan saya masih ada kok di rumah, di bank pun masih ada dan jika pun kekurangan aset yang saya miliki bisa kok dilepas beberapa untuk menghidupkan salah satu saja atau beberapa yang bisa dihidupkan dengan suntikan modal baru. Tetapi ya itu yang seperti yang saya jelaskan semua itu harus dipikirkan matang-matang dan benar-benar solusi konkrit. Bukan spekulasi yang harus kita kedepankan saat ini, karena kalau kita gagal lagi kali ini tentu kita akan semakin kesulitan.


Ucapan Prapto menjelaskan panjang lebar kepadaku.


Pak Prapto: Tadi itu juga saya sudah jelaskan kepada istrimu Win, dia sepertinya sangat mengharapkan saya untuk bisa mengendalikan kondisi buruk yang kita alami saat ini. Dan dia sempat mengatakan bahwasanya, jika saya berkenan saya bisa memberikan suntikan modal lagi kepada kamu. Untuk kembali mengisi kandang kamu yang sekarang sedang kosong itu. Tetapi lagi-lagi Win Saya nggak bisa fokus ngobrol dengan dia tadinya, selain saya memang sudah tertarik dengan dia sebelumnya. Ditambah lagi Lho tadi kamu lihat sendiri kan?? Gimana pakaian istrimu itu sangat menggoda dan cantik sekali. Jujur aja tadi saya sempat kecewa karena kamu buru-buru sampai kemari, saya sebenarnya masih pengen berlama-lama bersama istrimu berdua saja. Maaf ya Win sebenarnya itu hanya keinginan untuk berdua saja, walaupun bagaimanapun saya tetap menghargai kamu kok dan nggak akan berbuat tanpa seizin kamu.


Lanjut Pak Prapto panjang lebar.


Aku yang Mendengar hal itu semakin dibuat terkejut saja, sekarang dengan tegas Pak Prapto mengatakan bahwa Ia menginginkan istriku dan mengharapkan aku mengizinkannya untuk melakukan itu. Semua itu aku tangkap dari kalimat terakhir yang ia ucapkan kepadaku .

" tidak akan melakukannya tanpa aku izinkan"


Tentu saja itu adalah sebuah hal yang gila yang tidak mungkin aku lakukan, bagaimana bisa aku memberikan Istriku yang cantik dan montok itu kepadanya. Dan jika hal itu terjadi aku tidak bisa membayangkan, betapa akan menderitanya istriku jika Pak Prapto benar-benar terpenuhi keinginannya itu. Pastilah Pak Prapto ini akan sangat buas menggagahi istriku, dengan antusias yang mengeksplor seluruh keindahan tubuh istriku. Payudara Istriku yang montok, kulitnya yang putih mulus bulatan pantatnya yang montok dan kencang itu. Belum lagi vaginanya yang lembut dan sangat nikmat sekali itu semua itu akan bertambah menyenangkan bagi Pak Prapto, jika ia telah mendengar desahan dan rengekab manja istriku ketika Tengah menikmati genjotan laki-laki. Entah kenapa memikirkan hal itu aku malah timbul gairah yang entah kenapa hal itu muncul dari dalam diriku.

Aku memikirkan sosok Istriku yang montok cantik dan Molek itu, digagahi oleh Pak Prapto pria hidung belang yang telah berumur dan berbadan agak keriput ini. Di usianya yang hampir kepala 6. Tetapi sosoknya tetap terlihat gagah dengan penampilannya yang stylish dan juga rapi. Karena rambutnya yang memutih saja selalu ya hitamkan dengan semir rambut, agar selalu terlihat muda.

" mungkin hal ini akan aku bicarakan dengan istriku nantinya"

Entah kenapa aku Sempat berpikir begitu, aku merasa bergairah saja ketika membayangkan istriku diperlakukan begitu oleh Pak Prapto. Bahkan aku merasakan sini penisku mulai bangkit dari dalam celana dan sedikit mengeras.
Begitulah aku berpikir pada saat itu, tetapi itu rasanyah anya pikiranku sesaat saja ketika aku sedang merasa bergairah memikirkan hal itu. Mungkin saja nanti jika aku sudah tenang Aku bisa mencari solusi lain agar bisa sama-sama membantu Pak Prapto tanpa harus mengusik keutuhan Rumah tanggaku. Rasanya tidak mungkin aku mengungkapkan hal itu kepada istriku tentang ketertarikan Pak Prapto ini kepadanya.


Akhirnya setelah berbincang cukup panjang hari itu, tetapi topik pembahasan kami hanya seputar istriku saja tidak membahas bisnis sedikitpun. Pak Prapto sudah benar-benar hilang ketertariknya terhadap bisnis, walaupun mengetahui kondisi bisnis kami yang tengah terpuruk saat ini. Ia hanya terus fokus terhadap istriku.. Istriku dan istriku. Itulah yang selalu ia ucapkan aku sendiri bosan mendengarnya.

Setelah sekian lama akhirnya ia memutuskan untuk pamit kepadaku, dia mengatakan ingin pulang dan selanjutnya mengecek kandangnya di tempat yang lain. Tetapi sebelum pulang ia sempat mengatakan sesuatu yang membuat kekagetanku bertambah.


Pak Prapto: Sebelumnya maaf ya,, coba dong nanti kamu ngomong sama istri kamu, dan kamu ngomongnya pelan-pelan aja. Bilang sama dia kalau saya tertarik sama dia. Kira-kira Gimana tanggapannya nanti kamu kasih tahu saya ya?? Dan saya harap kamu pun mengerti Win, bahwa saya benar-benar tidak sanggup menahan semua ini. Saya juga berharap Kamu kali ini bersedia gantian untuk membantu saya. Sudah banyak bukan yang saya bantu ke kamu Win!!

Ucapan Pak Prapto tersebut Tentu saja sangat mengagetkan aku, dan ucapan itu dipertegas dengan kalimat terakhirnya. Yang membuat aku semakin gusar galau dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Entahlah aku benar-benar bingung saat ini, entah apa yang harus aku lakukan. Bagaimana aku menanggapi pria hidung belang ini, lalu bagaimana Aku mengucapkan apa yang ia inginkan itu kepada istriku. Sungguh Pak Prapto benar-benar sudah gila dan tidak masuk akal lagi dalam mengucapkan sesuatu. Aku karena pikirannya sudah dibawa kendali hawa nafsunya atau Tentu saja semua sudah di luar nalarnya, dan aku memahami itu. Begitulah aslinya Pak Prapto Jika dia benar-benar sudah tertarik terhadap perempuan.

"Tetapi masalahnya ini adalah istriku"

Entahlah apa yang aku harus perbuat saat ini, aku sangat bingung dibuatnya dan tidak tahu harus berkata dan berbuat apa lagi. Akhirnya aku memutuskan cerita ini untuk:


BERSAMBUNG DULU YA..SUHU...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd