LANJUTAN..
Keesokan pagi harinya, selesai sarapan dan sempat mengantarkan anak-anak kami ke sekolah, aku berpamitan kepada istriku untuk menemui Pak Prapto di rumahnya. Kehadiranku disambut oleh istrinya Pak Prapto, bu Ima. Sesaat setelah melihat sosok bu Ima, aku sempat teringat tentang pikiranku tadi malam. Tentang Mengapa Pak Prapto begitu senang menghabiskan waktu untuk melakukan hiburan pada akhir pekan diluaran sana.
Aku menyadari mungkin saja semua itu dilakukan Pak Prapto, karena kondisi istrinya yang sudah tidak muda lagi dan sudah tidak begitu menarik lagi di matanya. Ya mengingat usia Pak Prapto dan istrinya sekarang, hal itu amat sangatlah wajar. Usia mereka kini sudah hampir menginjak kepala 6, tentu saja aura kecantikan istrinya mulai memudar. Dan sudah tidak semenarik dulu lagi, akan sangat berbanding terbalik dengan kondisi perempuan di luaran sana yang ia temui. Terutama perempuan yang ia temui di tempat hiburan malam. jadilah kini aku mulai memaklumi semua kelakuannya itu, dengan kondisi keuangannya yang berlebih tentu hal semacam itu bisa dengan mudah juga ia lakukan.
Sementara itu kembali pada kondisi terkini aku yang telah berada dirumah pak prapto. Disana aku sempat berbicara sejenak dengan bu imah, disana aku menanyakan apakah Pak Prapto ada di rumah dan sedang apa. Semua itu karena tadi aku sempat beberapa kali menelponnya namun tidak dijawab. bu Imah mengatakan bahwasanya pak Prapto sudah sejak tadi pagi berangkat menuju ke kandang, Yang letaknya berada di desaku. Yang mana artinya, kini ia telah berada Di kandang yang aku kelola dan terdapat kandang milikku juga di sana.
Mendengar hal itu, aku cukup terkejut dan segera berpamitan kepada bu Imah. untuk segera menyusulnya kesaana, segera aku berpamitan dan berangkat menuju kandang yang dimaksud oleh Bu Imah, dan berharap dapat bertemu Pak Prapto di sana. Setelah melalui perjalanan kembali ke Desaku, kemudian aku tiba di sana dan sudah berada Di kandang yang aku kelolah. Tetapi di sana Aku tidak menemukan keberadaan Pak Prapto, aku menyanyakan kepada pekerja di sana. Mereka mengatakan bahwasanya Pak Prapto sudah pergi sekitar 15 menit yang lalu, mendengar hal itu akhirnya aku akhirnya aku berniat kembali menghubunginya. Setelah meraih ponsel dari saku Celanaku, aku melihat beberapa panggilan dan pesan dari Pak Prapto. Yang ternyata ia telah menghubungiku juga beberapa menit yang lalu, namun tidak sempat aku jawab karena sedang dalam perjalanan.
Ternyata kini ia telah berada di rumahku, begitulah isi pesan yang aku terima darinya. Aku cukup terkejut Mendengar hal itu, karena kini aku sedang berada di luar rumah. Itu artinya, hanya ada istriku saja di rumah saat ini karena kedua anakku Tengah berada di sekolah. Dengan kehadiran Pak Prapto di rumahku saat ini, artinya kini mereka hanya berduaan saja di rumah kami. Memikirkan hal itu aku sedikit merasa cemas, karena mungkin saja, dengan kehadiran Pak Prapto pagi itu di rumah kami yang juga dengan tiba-tiba itu, bisa saja istriku masih mengenakan pakaian yang ia gunakan tadi malam. Aku memikirkan hal itu, karena tadinya sebelum aku berangkat menuju ke rumah Pak Prapto istriku masih mengenakan pakaian itu.
Memikirkan hal tersebut yang bisa saja benar-benar terjadi, aku merasa semakin khawatir. Betapa akan sangat menggodanya istriku dengan pakaiannya itu. Pakaian yang menampakkan seluruh lekuk tubuhnya, karena dengan pakaian itu tentu saja tidak mampu menutupi semua lekuk Indah tubuh istriku. Payudaranya itu akan terekspos dengan indahnya, karena baju itu hanya mampu menutupi setengahnya saja dan payudara istriku akan nampak menyembul keluar dengan pakaian itu. Belum lagi bagian bawah baju yang ia kenakan itu, begitu tinggi di atas lututnya dan mampu mengekspos pahanya yang putih mulus. Bahkan bongkahan pantatnya yang montok itu akan ikut tereskpos mengintip juga dengan pakaian itu.
Tentu saja jika Pak Prapto melihat keadaannya yang demikian, pastilah Pak Prapto akan merasa sangat tertarik melihatnya. Tetapi harapanku semoga saja istriku telah berganti pakaian tadinya. Dan jika tidak, harapanku setelah tibanya Pak Prapto di ke rumah kami dan disambut istriku, ia sempatkan untuk mengganti pakaian yang terlebih dahulu. Sebelum menerima Pak Prapto untuk bertamu di rumah kami.
Saat itu aku berniat untuk langsung pulang ke rumah kami, agar aku bisa menemui Pak Prapto di sana. Tetapi karena sudah terlanjur berada di sini, aku berniat untuk sekedar mengecek keadaan kandang saat ini. Tak lupa aku mengingatkan pekerja disini agar selalu memperhatikan kondisi kandang, terutama tingkat kebersihannya. Tentu harapanku agar tidak terjadi lagi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi kami. Setelah semuanya beres, sekitar 10 menit kemudian aku langsung bergegas pulang ke rumah kami.
Setibanya aku di rumah kami, ternyata benar saja aku melihat parkir di depan sana. Artinya saat ini memang benar ia berada di rumah kami, aku segera bergegas untuk masuk ke rumah kami. saat berada teras rumah, dari agak jauh masih dalam posisi di depan teras. Di dalam sana aku melihat istriku tampak Tengah mengobrol dengan Pak Prapto, kali ini obrolan Mereka tampak sangat serius, tidak seperti obrolan mereka sebelumya yang terkesan sangat mencair. Sampai saat itu kehadiranku tidak di sadari oleh keduanya, dari kejauhan aku melihat istriku seperti mengangguk-angguk pelan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Pak Prapto. Dan juga aku melihat tangan Pak Prapto seperti bergerak menjelaskan dan menggambarkan sesuatu kepada istriku.
Memperhatikan hal itu, aku mengucapkan salam agar kehadiranku disadari oleh keduanya. Kemudian Mereka tampak kompak menjawab salamku, baik istriku dan juga Pak Prapto kini keduanya menatap bersamaan ke arah kehadiranku.
Saat itu aku melihat ekspresi keterkejutan di wajah istriku dengan hadirnya aku di sana, dan aku juga melihat tampak Ekspresi kekecewaan di wajah Pak Prapto. Kekecewaan akan hal apa yang ia rasakan saat ini dan juga entah keterkejutan Apa yang kini dirasakan oleh istriku saat itu. aku juga belum mengetahuinya.
Saat itu aku melihat kondisi istriku menggunakan handuk untuk menutupi bagian atas tubuhnya. Ternyata memang benar dugaanku, istriku belum sempat mengganti pakaiannya dan Dia masih menggunakan pakaian yang ia gunakan tadi malam. Dan kini aku mulai menyadarinya, ternyata Ekspresi kekecewaan Pak Prapto itu bersumber dari sana, ia merasa terganggu dengan kehadiranku disana. Sepertinya ia masih ingin berlama-lama berduaan saja dengan istriku dan juga ekspresi keterkejutan istriku bersumber dari hal yang sama, ia terkejut akan kehadiranku karena aku telah mengetahui ia menerima tamu laki-laki dengan pakaian tidak sepantasnya.
Saat itu aku menduga, pak Prapto kecewa karena aku tiba di rumahku saat ini. Sedangkan ia masih ingin berlama-lama melihat istriku dengan keadaan Pakaiannya yang demikian. Dan tentu saja istriku merasa kaget, karena ia telah menerima tamu dengan kondisi pakainya yang demikian. Aku tertantang untuk membuktikan kebenaranya saat itu, tetapi biarkan aku menyelidikinya dahulu. siapa tau ada hal yang aku salah menduganya.
Dan lagi pula mengenai pakaian istriku saat itu, aku cukup memakluminya saja. karena selama ini aku tidak pernah mempersoalkan hal itu, dan tidak ada aturan yang kami buat dalam rumah tangga kami mengenai hal itu. Karena memang sangat jarang sekali ada tamu yang berkunjung kerumah kami jika aku tidak berada dirumah, bahkan rasanya tidak ada dan belum pernah juga. kemudian untuk menerima tamu laki-laki dengan kondisi pakaian seperti itu, rasanya Ini baru pertama kali juga dilakukan oleh istriku.
Aku berusaha tenang dengan semua keadaan itu saat ini, mungkin saja tadinya Istriku memang benar-benar belum siap menerima kehadiran Pak Prapto. Karena baik aku ataupun istriku tidak diberitahukan sebelumnya oleh Pak Prapto, bahwa ia akan berkunjung kemari. Semua pikiran itu akhirnya membuat aku menjadi maklum saja.
Setelah sempat terdiam beberapa saat, karena kehadiranku disana, tampak istriku mulai bicara kepadaku.
Istriku: Eh ayah, ini lho Pak Prapto nyariin.
Pak Prapto: Iya Win, tadinya saya berangkat menuju ke kandang dan melihat kamu beberapa kali menelpon ke handphone saya. Tetapi Setibanya di sana kamu malah nggak ada, makanya saya susul kemari.
Aku: Iya Pak tadinya saya menghubungi sebelum berangkat ke rumah bapak, tadi Saya berencana untuk menunggu bapak di rumah. Ternyata kata Bu Ima Bapak telah berangkat ke kandang makanya saya susul. Pas di sana juga saya baru sadar kalau tadi Bapak menelpon ke handphone saya beberapa kali.
Pak Prapto: Miss komunikasi kita artinya Win.
Aku: Iya Pak, kayaknya gitu deh.
Istriku: Nah kebetulan deh Ayah udah di sini, tadi bunda udah sempat bicarain sama Pak Prapto tentang kondisi ayah saat ini. Dan untuk lebih jelasnya tanya Pak Prapto aja deh bunda takut salah ngomong.
Mendengar hal itu akun tadinya Masih Berdiri terpaku di sana, akhirnya mengambil posisi duduk bergabung bersama dengan mereka. Istriku pun pada saat itu langsung pamit kepada kami untuk kembali melanjutkan aktivitasnya berberes rumah.
Istriku: Ya udah dilanjut deh ayah sama Pak Prapto ya, biar Bunda ambilkan minum sekalian untuk ayah. Atau Ayah mau ngopi lagi nih??
Aku: Nggak usah Bun tadi pagi kan udah.
Istriku: Ya udah Bunda ambilin minuman aja ya.
"iya bunda"
Jawabku singkat
Sesaat kemudian istriku langsung berlalu menuju ke belakang rumah kami, sekilas aku lihat dia tampak masuk ke kamar terlebih dahulu. Sepertinya Kemungkinan dia akan mengganti pakaiannya saat ini. Pikiranku kenapa itu tidak ia lakukan sejak awal, sejak datangnya Pak Prapto di rumah kami.
" kenapa baru sekarang??"
Begitulah Aku memikirkan hal tersebut, tentang Kenapa istriku beraninya menerima tsmu dalam kondisi Pakaiannya yang seperti itu. Tentu saja itu akan menjadi tontonan yang amat sangat menggairahkan bagi Pak Prapto, aku saja yang notabene sudah biasa melihat ia berpakaian seperti itu. Akan merasa sangat bergairah Jika ia sudah berjalan berlenggok-lenggok dengan Pakaiannya yang demikian. Belum lagi jika dalam keadaan duduk begini, pakaiannya yang jauh di atas lutut itu. Tentu akan mengekspos bagian itu dengan sangat jelas sekali. Dan itu pun tidak ia tutupi sama sekali tadinya saat sedang bersama Pak Prapto. Dia hanya menutupi bagian atas tubuhnya saja, bagian bawahnya terbuka dengan bebasnya. Hal itu terbukti saat ia bangkit dari posisi duduknya, saat ia telah berdiri dan berjalan menuju kamar kami, tampak bagian bawah bajunya yang sedikit terlipat dan semakin mengekspos bagian bawah tubuhnya itu.
Sementara aku yang sibuk dengan pikiran ku sendiri saat itu, kini aku melihat istriku Kembali keluar dari kamar, dan kini benar saja, ia memang benarntelah berganti pakaian. Sepertinya ia Tengah bersiap untuk pergi menjemput anak kami, karena kini ia telah mengenakan baju lengan panjang lengkap dengan jilbabnya. Melihat hal itu aku merasa cukup tenang saat ini, karena kini tidak lagi tubuhnya itu menjadi tontonan yang mengasyikkan bagi Pak Prapto.
Tak lama kemudian istriku kembali menemui Kami di sana, dan ia duduk bergabung bersama kami setelah sebelumnya sempat membawakan aku minuman. Pak Prapto yang melihat istriku telah berganti pakaian, tampak sedikit kekecewaan di wajahnya. Mungkin dia belum merasa puas melihat keadaan Istriku yang sangat menggoda tadinya. Sampai-sampai, saat kami hanya berdua saja tidak sedikitpun perkataan yang keluar dari mulutnya. Iya tampak hanya diam saja seperti Tengah memikirkan sesuatu.
MULUSTRASI PAKAIN ISTRIKU SAAT ITU.
Setelah beberapa saat istriku di tengah-tengah kami, istriku kembali bertanya kepada aku dan juga Pak prapto. Apakah sudah menemukan solusi dari keadaan yang kami alami saat ini. Tetapi nyatanya kami belum membahas apapun dari tadi, akhirnya jawaban yang kami berikan adalah kata-kata "belum"
Istriku: Oh gitu,, Yaudah deh kalau gitu yah,, bunda jemput anak-anak sekolah ya. Nanti Ayah sama Pak prapto diobrolin aja dulu, tadi udah sempat bunda singgung kok yah. Ya kan pak??
Pak Prapto: Iya iya mbak,, nanti kita Cari solusinya sama-sama ya. Mudah-mudahan ada jalan.
Jawab Pak Prapto sambil tersenyum ke arah istriku.
Saat itu aku melihat arti senyuman lain dari Pak Prapto, sepertinya ia kini sudah berpandangan lain terhadap istriku. Entah pandangan Apa itu, tetapi dari tatapannya aku menangkap Maksud lain dari tatapan itu. Tatapan yang seolah seperti menginginkan sesuatu darinya, tetapi aku tidak tahu apakah yang ia inginkan itu. Atau mungkin ia telah benar-benar tergoda seperti dugaanku tadi. Jika hal tersebut benar, maka ini akan menjadi sesuatu yang semakin membuat aku menjadi makin tidak tenang saja.
Akhirnya istriku pun berpamitan kepada kami Dan segera bergegas menjemput kedua anak kami di sekolah, sebelum pergi ia sempat mengatakan setelah dari menjemput kedua anak kami ia akan mengajak mereka terlebih dahulu mampir ke rumah orang tuaku. Aku mengiyakan saja apa yang ia ucapkan barusan kepadaku.
Setelah kepergian istriku kini aku tinggal berdua saja dengan Pak Prapto di rumah kami, kami mulai membahas permasalahan yang kami alami satu persatu. Tetapi saat itu Pak Prapto mengatakan bahwa ia juga tidak punya solusi jitu untuk semua persoalan yang kami tengah kami hadapi sekarang. Ia mengatakan untuk kondisi kami saat ini benar-benar di butuhkan solusi yang jitu dan kongkrit bukan sebuah spekulasi. Akhirnya ia malah menawarkan kepadaku untuk kembali melakukan hiburan pada akhir pekan ini di kabupaten kota. Tentu saja seperti yang udah diketahui, aku akan menolak ajakannya tersebut. Karena selain akan menghabiskan banyak uang, seperti yang aku katakan tadi bahwa aku tidak tega untuk menghianati istriku. Terlebih sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya di sana.
Menanggapi ucapanku tersebut pak Prapto seperti sudah mengetahui sesuatu di baliknya dan ia mengangguk-anggukkan kepalanya.
Lalu tiba-tiba ia mengatakan sesuatu kepadaku, sendiri cukup terkejut mendengarnya.
Pak Prapto: Wajar aja sih Win kalau kamu selalu nolak aku ajakin ke sana, orang yang di rumah lebih mantap daripada yang di sana ya kan.?? hehehe
...Bener gak win???
Tentu Mendengar hal itu aku sangat terkejut, karena tidak biasanya Pak Prapto mengucapkan hal yang demikian kepadaku. Tetapi bukan itu, mungkin saja ia tidak pernah mengucapkan hal itu, karena selama ini ia belum pernah melihat sosok istriku. Kini setelah melihatnya, iia bisa mengucapkan hal itu kepadaku.
Aku: Ah bapak bisa aja nih, nggak juga Pak saya emang lagi nggak mod buat ikut ke sana aja.
Pak Prapto: Iyalah Win ngapain juga ke sana,, orang istrimu udah mantep gitu kok.
Aku: Ah bapak bisa aja mujinya, orang biasa aja kok istri saya.
Pak Prapto: Biasa aja gimana sih Win?? orang istrimu cantik montok seksi begitu. Saya nggak Nggak nyangka loh,, di desa ini ada perempuan secantik dan semolek istrimu itu.
Aku: Hahaha gitu ya pak,, memang nyarinya jauh sih Pak sampai-sampai harus dibawa dari kota.
Ucapku menanggapinya dengan candaan.
Pak Prapto: Oh begitu,, wajarlah mana ada yang seperti itu lingkungan kita.
Aku: Seperti itu gimana Pak??
Pak prapto: Ya itu Win,, cantik seksi begitu loh. Terus pembawaannya luas banget lagi nggak kaku gitu ngobrol sama laki-laki. Saya yang baru kenal aja udah berasa langsung akrab gitu sama istrimu Win.
Balas pak prapto serius.
Aku: Yah mungkin karena pembawaanya udah gitu kali pak.
Pak Prapto: Wajarlah kalau kamu nggak pernah mau ikut Setiap saya ajak win. Ternyata ini jawabannya, Saya pun kalau jadi kamu nggak bakal mau ke mana-mana juga, mending juga di rumah ya kan?? Kan bisa sama istri yang seksi dan montok itu. hahaha.
Balas pak prapto sambil tertawa.
Aku semakin kaget mendengar pujian yang terus-menerus diberikan Pak Prapto kepada istriku, sepertinya kini ya benar-benar telah mengagumi istriku. Dan aku dapat menangkap hal lain dari ketertarikannya itu, sepertinya iya benar-benar sudah sangat tertarik kepada istriku. Buktinya ia tidak sungkan mengucapkan hal demikian kepadaku. Memang aku menyadari hal itu, jika ia sudah menginginkan sesuatu tentang seorang perempuan. Maka segala cara akan dia tempuh agar ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, agar bisa menaklukkan perempuan tersebut. Dan kini atau Aku khawatir Ia melakukan hal itu terhadap istriku.
"Semoga saja Itu hanya pikiranku saja"
Bersambung....