Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Terjebak Hasrat (Lisa dan Labirin)

12 | NIKOTIN

Suara pintu tertutup menjadi suara terakhir selama 5 menit ini, ko Atong yang menyalakan rokok keduanya hanya termenung menunggu anaknya bicara. Sedang didepan ko Atong tampak pemuda dengan tampang lesu yang memainkan korek gas ditangannya.
Bukan tak ingin membuka dialog, ko Atong hanya bingung untuk menenangkan hati jika Ryan tahu kelakuan dirinya akan Lisa.

Ko Atong pun belum bisa memastikan apa yang dilakukan pak Eko dengan Lisa sepeninggal dirinya. Lagi-lagi hanya kepulan asap dan nikotin yang menjadi teman membuang rasa bimbang.

"Yan, kamu kenapa diem terus." Putus ko Atong menyerah dengan ego.
"Ya babeh pikir aja, aku tuh udah lama ga ketemu Lisa. Apalagi sekarang ada bayi kecil di perutnya." Ryan menyalakan rokok dan melemaskan posisi duduknya.
"Sekarang udah ketemu malah ga bisa deket-deket sama aku." Lanjut Ryan

Ko Atong segera berdiri dan berjalan menuju nakas dibelakang meja kerja. Tangan yang pernah menggendong bayi Ryan itu bergerak mengambil foto yang berisi Ryan, Maya dan dirinya.

Ko Atong membawa foto itu keatas meja dan menyingkirkan dua bungkus rokok beserta korek.
Ryan hanya diam dan menunggu ayahnya bicara.

"Babeh kangen sama ibu kamu Yan." Ucap ko Atong dengan suara bergetar.
Ryan ikut menunduk, tak lama keduanya kembali diam dengan sejuta pikiran yang mengalir diantara jutaan syaraf. Semua bekerja hingga dada keduanya merasakan sakit yang tahu betul tak akan ada obatnya.

"Cuma Maya yang bisa nerima kekurangan babeh, dulu babeh gak punya apa-apa selain sepeda butut warisan kakek kamu."
"Ibu kamu bisa sabar selama ini bahkan ketika sakit dia masih mau masak buat kita yan." Lagi dan lagi kedua pria beda usia itu menangis hingga Ryan pun kali ini tak dapat menahan air matanya lagi.

Tak ada pelukan.
Tak ada hangat.
Hanya dingin yang menemani, bukan tak ingin tapi ada rasa segan di diri Ryan untuk sekedar merangkul ayahnya.

"Wajar kalo awal-awal Lisa ngidam aneh, dinikmati aja prosesnya. Lama-lama juga dia butuh deket kamu." Ko Atong hanya bisa melihat anaknya sedekat ini. Ada rasa mengganjal saat menutupi semua rahasia.

Seperti penjahat yang datang dengan senyum manis, mungkin itu yang dirasakan ko Atong setiap kali berbohong pada Ryan.

" iya beh, Ryan paham. Nanti Ryan ngomong lagi sama Lisa baiknya gimana."
Ryan segera berdiri dan meninggalkan ruangan.

-----
Diwaktu yang sama.

"Ssshhh terus pak sodok yang dalem sshhhh." Desah Lisa sembari meremas payudaranya.

Tak berselang lama setelah Ryan memasuki ruangan ko Atong, pak Eko segera mengambil alih tubuh putih Lisa yang tak memakai celana dalam.
Pria botak itu meremasi payudara yang masih tertutup baju senam. Tangannya tak berhenti mengusap dan meremasi payudara Lisa yang sejak hamil bertambah besar.

Ditambah rok yang dengan mudah pak Eko singkap seperti tanpa hambatan apapun. Setelah asik dengan payudara pak Eko segera menyuruh Lisa untuk menungging.

Tanpa melepas rok, kini Lisa hanya bisa pasrah jika vaginanya menjadi santapan dikala pagi menuju siang.

Sensasi jilatan dan kumis bercampur menjadi sebuah ledakan bim atom dirahimnya. Hilang sudah rasa bersalah kepada suaminya yang rindu akan sentuhan, kini hanya ada Lisa yang berubah menjadi binal dan haus akan sodokan kontol panjang.

Mmmphh liccckkn lickk.....
Jilatan khas pak Eko menyambar syaraf vagina Lisa, lidah kasar itu mengusap dengan tempo cepat dan dibarengi dengan sedotan hingga menimbulkan suara kecupan.

"Mmmhhh ssshhh awwww." Lisa menutup mulutnya yang tak tahan akan permainan pria tua dibelakangnya.

"Udah pak ssshhhh." Mohon Lisa yang semakin bergetar menahan rasa nikmat, tubuhnya pun semakin menungging.
Pak Eko tak menjawab rengekan Lisa, dirinya semakin mempercepat ritme jilatan lidahnya, ditambah dengan mengusap kumis.

"Sshhhh ahhhhhh anjinggggg." Teriak Lisa yang reflek setelah merasakan orgasme panjang. Dibelakang nya pak Eko tertawa lebar dan segera menahan panggul Lisa yang masih bergerak maju mundur.

"Diem Lis, biar kamu rasain kontol aku hahahaha" ejek pak Eko sambil menampar pantat mulus Lisa.

Orang tua itu tak melepas kan kesempatan yang kedua kali, peduli setan jika Ryan atau ko Atong melihat perlakuan dirinya. Kini ia ingin dipuaskan oleh Lisa yang gilanya mirip dengan Maya.

"Ngehh nggh awww pakkkkk." Lisa kembali berteriak menahan satu kali sodokan kontol ko Atong. Tanpa aba-aba dan dalam satu kali dokona kontol panjang itu sudah bersarang pada vagina Lisa.

Tak berapa lama pak Eko menggerakkan pinggulnya maju-mundur, seirama dengan itu setiap sodokan Lisa memundurkan pinggulnya untuk merasakan sodokan yang lebih dalam.
Keduanya menikmati cumbuan dengan santai dan penuh romansa.

Sesekali pak Eko mengambil semua rambut Lisa seperti akan di ikat, sesekali pula Lisa menengok ke arah belakang yang disambut dengan ciuman panas dari pak Eko.

Pak Eko pun mengambil alih permainan dengan menambah ritme goyangan, anehnya meski usia pak Eko sudah senja pria itu seperti punya energi lebih saat melihat wanita tunduk pada goyangan mautnya.

"Enak hmmm?" Tanya pak Eko dengan menampar pantat Lisa yang semakin memerah.
"Terussss sshhhh." Lisa tak bisa menangkap pertanyaan, dirinya hanya bisa menikmati panasnya mata hari dan sodokan pak Eko yang semakin kencang.

Tak ada lagi permainan santai, pak Eko segera merubah posisi Lisa. Saat ini Lisa berada tepat dibawah tubuh pak Eko. Lisa bisa melihat langsung wajah pak Eko yang bisa dikategorikan jelek itu.

Tanpa pertanyaan pak Eko kembali menggoyangkan kontolnya dan kedua tangannya berad diantara ketiak Lisa.
Pinggul Lisa terangkat, seperti ada magnet yang tak ingin lepas, vagina Lisa ikut terangkat saat pak Eko memundurkan kontolnya.

" mentok sayang nghhh." Ucap Lisa yang memejam karena malas melihat wajah pak Eko. Kini eksplorasi tangan pak Eko menggila, payudara-perut-pipi semua ditampar dengan keras. Seperti tak ada rasa belas kasih tangan itu terus meremas dan menampar kukit Lisa.

Namun anehnya Lisa menikmati gaya permainan pak Eko yang sebenarnya berbanding terbalik dengan ko Atong.

"Mau dapet ayyy sshhh." Desah Lisa yang segera diamini oleh pak Eko.
"Sshhhh aku sodok yaaa." Jawab pak Eko yang tak jauh berbeda.

Dan....
Keluar sudah sperma panas pak Eko yang disambut dengan lelehan dari vagina Lisa. Pinggul pak Eko masih bergoyang dengan pelan.

Kini tatapan Lisa terbuka dan dirinya melihat wajah pak Eko yang memejam menikmati pijatan vagina setelah ejakulasi.

Lisa tersenyum dan menarik kepala botak pak Eko untuk berciuman dengan lembut. Tak lama kemudian kontol pak Eko pun melemas namun ukuran nya tak jauh berubah.

Dengan cepat pak Eko berdiri untuk memakai kembali celana nya. Belum berdiri sempurna paha pak Eko seperti ditahan oleh tangan Lisa.

Lisa pun mengambil alih penis pak Eko untuk dibersihkan dengan mulutnya, hanya ada suara alam saat ini.

Pak Eko kembali memejam dan voila. Penis itu sudah bersih dan Lisa pun membantu memakaikan celana pak Eko.

"Lisaaa!." Teriak Ryan dari dalam rumah
Lisa dengan cepat menoleh pada suaminya itu, berjalan dengan santai tanpa tahu jika lelehan sperma pak Eko masih mengalir diantara kakinya.

Pak Eko yang melihat itu hanya bisa menahan tawa.

"Ada apa ayy." Ucap Lisa
"Okay aku ngerti kalo kamu lagi ngidam. Jadi selain itu adalagi ga biar aku cariin sekarang." Tanya Ryan dengan tenang.

Tangan Lisa menggapai pundak Ryan, mulut Lisa bergerak pelan mengucapkan sesuatu yang dengan segera membuat Ryan melotot.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd