Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TERJEBAK HASRAT

Status
Please reply by conversation.
Sorry baru bisa update

5| PETRICHOR


Aroma tanah sehabis hujan semalaman membuat ko atong terbangun dari mimpinya, dinginnya pagi ini menusuk hingga membuat sebagian tulangnya linu. Memang, factor usia menjaid salah satu penyebab terbesarnya. Namun tidak dengan hasrat ko Atong, makin sini hayalnnya tentang Lisa kian memuncak.

Diusapnya muka yang saat ini sudah dipenuh keriput.

“hmmm, andai saja tubuh ini sekuat dulu, dan kontolku pasti menarik hati Lisa.” Ucap Ko Atong sembari mengusap penisnya yang sudah tegak mengacung.
Memang udara pagi ini sangat pas untuk melakukan hubungan badan atau sekedar saling berpelukan, tapi apalahdaya dirinya yang tak punya wanita disisi, kecuali kenangan yang semakin membiru dan hilang digantikan aroma tanah yang kian menguar.

Aroma kopi mengusik lamunan Ko Atong, dengan sedikit dorongan ia berjalan menuju ruang makan yang tepat di depan pintu kamarnya. Telihat Anto yang sedang meminum kopi sembari fokus terhadap gawainya, sedangkan Lisa entah berada dimana.

“Lisa kemana A?” tanya Ko Atong
“Ehh Pak, itu lagi bayar galon di depan. Anto berangkat jam 9 nan ya.” Ucap Anto tanpa mengalihkan pandangannya dari gawai berlogo apel itu.
“oalah, Bapak ke depan dulu.” Dengan langkah pelan Ko Atong bergerak menuju ruang tamu yang tersekat oleh partisi rak hias, memang kondisi rumah ko Atoang tak berubah banyak sejak dulu kecuali dapur yang telah direnovasi hingga terdapat pantry.

Jendela yang tersamarkan kain gordyn putih tak cukup mampu menutup bayangan Lisa yang pagi ini memakai rok lebar berwaran cream dan dipadukan dengan kaos berwarna merah pudar. Ia terllihat sedang menunggu seseorang, dan hanya terdapat motor butut dengan rak galon yang berada di belakang jok itu.

Ko Atong sedikit heran dengan Lisa akhir-akhir ini, seperti ada yang disembunyikan. Dan puncaknya semalam, ia dengan sadar merayunya bahkan seperti lebih binal.

Dan benar saja, tukang galon menghampiri Lisa dengan uang berada di genggamannya, namun saat hendak memberikannya pada Lisa, uang itu tampak sengaja di jatuhkan dan membuat tubuh Lisa menunduk dengan spontan. Tak tinggal diam tukang galon itu segera ikut menunduk sehingga keduanya berbenturan tepat dikepala.

“duhh, Akang ihh..” jerit Lisa manja.
“Aduh, maaf neng. Akang ga sengaja.” Ucap tukang galon dengan raut yang dilihat Ko Atong sedang malu-malu.
“gapapa kang.”

DEG

Ko Atong tersentak saat ucapan Lisa tadi dibarengi tangannya yang lansung meremas selankanagn tukang galon tersebut, spontan tukang galon itu limbung dan terjatuh. Lisa yang ,melihat itu hanya tertawa dan segera membantu tukang galon itu.

“Ah eneng mah gitu, kalo suamninya lihat kan bahaya.” Adu tukang galon sembari berdiri dan menepuk celananya yang tampak kotor karena tanah masih basah.
“berarti suka ya.. hihi” balas Lisa sembari menarik tangan tukang gallon, dan langsung bergerak kearah garasi yang berada di sebelah kanan Ko Atong.
Dengan tergesa-gesa ko atong langsung mengambil posisi di balik mobil yang terparkir. Terlihat siluet lisa dan tukang galon yang saling berhadapan.

Tukang glaon itu memiliki tinggi 185cm dengan badan kurus, rambutnya ikal dengan pakaian yang ia tebak didapat dari hasil pemilu tahun kemarin.
“Akang sange ya hihi.” Bisik Lisa sembari menaruh kedua tangannya di dada tukang galon itu.

Saat ini posisi Lisa berada di depan garasi dan bersebelahan dengan mobil dan tertutup pintu garasi yang terbuka setengah, namun cahaya dari sisi yang tak tertutup masih bisa membuat ko Atong melihat siluet Lisa dengan jelas, posisi yang di pilih Ko Atong adalah gudang perkakas yang memiliki jendela kecil dan berdebu.
Saat ini Ko Atong hanya harus menahan batuk karena ruangan ini sangat berdebu.

“Eeehh, jangan atuh neng
. Akang malu kalo gini mah.” Balas tukang galon menurunkan tangan Lisa dengan perlahan.

“Akang, galon nya berapa..” teriak lisa, Ko Atong tahu cara itu dilakukan agar mengelabuhi Ryan yang dari tadi sibuk bermain gawai nya.

“Sssstt, Akang diem. Di dalem ada suami aku
” bisik Lisa

“hehe, siap neng
 akang harus gimana?.” Bisik tukang galon sembari mencubit payudara Lisa, dan dibalas dengan cubitan di perut tukang galon itu.

Udara semakin dingin, tapi tidak dengan hati Ko Atong yang semakin berdebar dan terus mengalihkan pandangan antara Lisa dengan Ryan.

Ryan Nampak masih fokus dengan gawainya sembari menyeruput kopi, sedangkan Lisa terkiaht mulai merendahlan hingga lututnya bersentuhan dengan lanta garasi, Ko Atong tahu jika Lisa akan melakukan apa. Dengan gerakan pelan yang berirama tangan itu mulai mengusap kejantanan tukang galon yang saat itu memaki celana jeans pendek.

“sshhhh enak neng
” desah tukang galon sembari mengusap kepala Lisa dengan penuh makhsyuk
Sang empu tidak menjawab dan masih fokus mengusap selangkangan itu.
Hujan gerimis tiba-tiba mulai menciumi tanah yang pagi ini sedang diwarnai perselingkuhan Lisa.

Siluet menghilang dan hanya menyisakan gelap.
Ko Atong hanya bisa terdiam, kaca yang semula menampilka tingkah menantunya berganti dengan pantulan mukanya yang terlihat tegang dan sedikit berkeringat.

Rintikan hujan berganti degan tempo yang lebih cepat, suara gempuran air menyamarkan percakapan Lisa dengan tukang galon. Hanya bisa pasrah Ko Atong mulai berdiri dan kembali menuju ruang tamu. Terlihat Ryan menyudahi sarapannya dan sedang berada di tempat cuci piring. Sedang Lisa entahlah, mungkin masih asik bercumbu.

Ditengah lamunanya, Ko Atong tersentak.
“Beh, Lisa mana?” tanya Ryan sembari menghampiri Ko Atong
Mungkin jika situasinya normal Ko Aatong bisa menjawab dengan cepat, tapi tidak dengan kali ini. Sama seperti menggali lubang untuk dirinya sendiri.

“eeeee, tadi di depan Yan.” Jawab Ko Atong dengan suara bergetar
Matilah sudah, batin Ko Atong.

“Lama bener..” balas Ryan sambil berlalu meninggalkan Ayahnya yang sudah tegang.

Adegan ini seperti bergerak lambat, Ryan yang santai dan Ko Atong yang berdebar menanti peristiwa berikutya.
Entahlah, pikiran Ko Atong sudah buntu.
Hingga

“Lisaaa apa apaan kamu!.”​
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
Hai makasih yang udah baca dan comment. Semoga masih bisa nulis dan lanjut sharing ya. Lupa pisan ini mah kemarin tuh Petrichor bagian satu dan ini bagian dua.
Happy reading.
5| PETRICHOR II


Terkadang semua peristiwa harus dilihat setidaknya dari dua arah. Pagi ini habis sudah kesabaran Ryan saat melihat istrinya sedang asyik mengelap mobil ditengah kondisi kehamilan. Tentunya reaksi ini berlebihan, karena saat ini Lisa hanya bisa menangis sembari memegang mug berisi teh panas.

Tak jauh berbeda Ko Atong yang hanya bisa temenung, apakah semua itu hanya hayalannya sendiri?.

Berulang kali Ko Atong menanyakan pada benak dan ingatannya, berbagai cara sudah ia coba namun nihil, tak lama setelah teriakan Ryan, Ko Atong segera beranjak menuju garasi. Tapi sayang, hanya ada ember berisikan sabun cuci. Tak ada motor di depan apalagi tukang galon.

Heran.
Bingung.

Bahkan jari Ko Atong masih terus bergetar, melihat semua kilasan balik dari hari kemarin. Tingkah binal Lisa, tatapan merayu Lisa atau bahkan peristiwa dikamar mandi. Itu semua hayalan?

Tanda tanya besar menimpa pria tua itu. Giginya bergetar, ia tahu betul ini bisa jadi tanda-tanda penyakit pikun atau lebih parah Skizofrenia, ia tahu betul mendiang Maya menjelang akhir hayatnya di diagnosis penyakit ini. Halusinasi tak berkesudahan bahkan hampir gila.

Satu persatu rangakaian ingatan Ko Atong seperti hancur berkeping-keping, bersama turunnya hujan di Kota Bandung yang semakin besar.
Samar suara obrolan Lisa dengan Ryan mengganggu monolognya, dilihatnya Lisa yang sedang dipeluk Ryan. Akal Ko Atong seketika terfokus pada satu pilihan, bukan tentang hasrat apalagi nafsu. Ini jauh lebih besar, masalah kejiwaannya.

Pilihan pertama, ia yakin betul jika Lisa memang binal. Dan voila! Kesehatannya aman.

Namun, jika itu gagal otomatis Ko Atong bernasib sama dengan istrinya. Menjadi pengidap Skizofrenia.

Helaan nafas menjadi akhir dari segala pertarungan batin, Ko Atong meneguhkan keyakinan dan segera beranjak dari sofa ruang tamu untuk menuju kamarnya.

Saat melewati ruang keluarga, Ryan mengintrupsi ayahnya itu.
“Beh, bisa bantu jaga Lisa kan?”. Ucap Ryan polos.
“kamu jadi berangkat meski hujan gini?.” Balas Ko Atong dengan keheranan.

“Iya Beh, nanggung semua akomodasi udah di booking. Oh iya, Lisa lagi ngidam. Maaf Ryan baru ngasih tahu kabar ini ke Babeh hehe.” Ucap Ryan yang masih memeluk tubuh Lisa
“Rencananya minggu depan sekalian pas ulang tahun Babeh, tapi ya gimana lagi
. Yaudah Ryan berangkat dulu yaa.” Lanjut Ryan sembari berdiri dan masih berpegang tangan dengan Lisa.

Entah mengapa tatapan Lisa seperti menunjukkan raut jumawa, batin Ko Atong bergejolak antara kebenaran fikirannya atau ini semua masih mimpi. Entahalah, yang pasti mulai hari ini investigasi terhadap menantunya akan dimulai.
“Kamu hati-hati dijalan ya sayang” ucap Lisa dengan manja

Ko Atong hanya bisa berdecih dalam hati, jika saja Ia bisa menunjukkan pada Ryan maka hari ini wanita itu sudah pergi dari rumah ini. Tak ada lagi nafsu, hanya ada rasa amarah yang semakin memuncak di benak Ko Atong.
Tapat pukul Sembilan pagi, keluarga kecil itu melepas kepergian Ryan, terlihat Lisa masih setia di depan pintu garasi sembari melambaikan tangan kearah mobil meski tertutup derasnya hujan. Sedangkan Ko Atong memilih kembali ke kamarnya, rasanya pening jika terus memikirkan semuanya.
“Lisa, Babeh ke kamar dulu ya.” Yang hanya di balas anggukan oleh Lisa.
----
Saat ragu membelenggu
Saat mimpi berubah saru
Saat senyum manismu membiru
Saat itu pula aku meragu
---
Sore hari di kediaman Ko Atong.

Sepeninggal Ryan, rumah ini terasa sepi. Tak ada obrolan hangat antara Lisa dengan anaknya. Ko Atong sendiri sedang hanya diam dan terduduk disisi ranjang sembari memegang kalung mendiang istrinya.

Semua penyesalan memang datang di akhir, tak tanggung-tanggung semua perlakuan dia pada Maya sejak dulu berkumpul pada lubang karma yang membesar seperti lubang hitam yang menghisap segala kejahatan dan menghasilkan penyesalan dikemudian hari. Anaknya yang sedang kasmaran menjadi korban kelakuannya dahulu, mendapat isteri dengan kelakuan bejat dan segala misterinya.

Namun, itu semua tak berbanding lurus jika penyakit ini memang di idapnya.
Tok Tok Tok
“Beh, makan malam dulu
” Seru Lisa
“Iya Lis, bentar Babeh mandi dulu.” Balas Ko Atong
“Lisa tunggu ya Beh..” Putusnya.

Kaus dalam, celana dalam, celana pendek dan handuk. Semua sudah disiapkan Ko Atong diatas kasur sebelum masuk kedalam kamar mandi.
Ritual berjalan seperti biasa sampai saat Ko Atong termenung di depan cermin yang menghadap dirinya dan pintu kamar mandi.
Cermin berukuran 1 meter persegi itu menampilkan pria tua dengan keriput disana sini.

Ko Atong memegang dadanya yang istilah sunda sudah ‘manyun” itu.
Diangkat dan diusap secara perlahan sembari membayangkan jari Lisa yang sedang menyentuhnya. Sentuhan itu terus berlanjut hingga tangannya mulai turun kearah perut. Bermain antara lipatan lemak dan pusar yang tak terlewatkan untuk di jamah.

‘babeh Lisa sangeeeeee’

Bisikan itu semakin membuat penis Ko Atong berdiri, dilihatnya tegak dan mengacung. Mata Ko Atong kembali terpejam.

Sentuhan itu masih berada di perut, namun ada sentuhan lain yang bergerak dari arah bawah, setuhan itu bergerak sangat lambat diantara bagian paha hingga berakhir di pantat Ko Atong bersamaan pula degan sentuhan yang sebelumnya berada di perut, kini sudah berada di penis.

Sentuhan itu menagih dan bergerak dengan ritme acak, mengocok.
Sshhhhh
Shhhhhh
‘Lisa sangehhhhhh Behhh’
Akhhhhh sentuhan itu terus bergerak tanpa henti, dada Ko Atong tak lepas dari jamahan saat kocokan semakin cepat hingga puncak kenikmatan akan tercapai mata Ko Atong terbuka.

“akhhhhh aku keluar LISAAAAA” desah Ko Atong di depan cermin.

Hanya ada Ko Atong.
Tak ada Lisa.
Tak ada wanita lain.

Hanya pria tua yang sedang onani sembari memegang dadanya sendiri.
Rasa bingung dan benci bersatu saat mata Ko Atong menatap dirinya sendiri, air matanya menetes dengan perlahan.

“AKU SAKIT MAYAAA!!!!!”

Terkadang semua berjalan sebagaimana penglihatan kita
Tanpa tahu
Tanpa mau tahu
Meski kenyataan sudah terlihat jelas
Biar harum tanah yang mengambil peran
Tidak dengan asa ini.
Petrichor.​

Selanjutnya semoga bisa Minggu ini yaa.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
menarik ceritanya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd