Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Tergoda

Tergoda
Hujan deras mengguyur di kampung itu,kilatan petir menambah suasana sepi hingga para warga desa nyenyak di peraduan masing masing.
Beda halnya dengan Husnul,wanita berusia 42 tahun itu terlihat gelisah.
Wanita itu sesekali melihat ke halaman,hingga terlihat lampu motor berbelok ke rumahnya.
Senyum Husnul merekah lega,dengan cepat ia membuka pintu,
"Duh cepat masuk zal,hujannya deras"
Ucap Husnul terlihat sangat kwatir.
"Aku kan pakai mantel Bu,gak basah kok badanku"ucap sang pemuda sambil memasukkan motor Supranya ke dalam rumah.
Usia Rizal baru 22 tahun,ia bekerja di sebuah toko bangunan di kota yang jaraknya hampir 10 km dari rumahnya,dulu sebelum bekerja sebenarnya ia ingin kuliah tapi kenyataan berkata lain, Bapaknya meninggal karena kecelakaan hingga ia harus mengubur keinginannya dalam dalam.
"Zal ibu sudah siapin air panas buat kamu mandi"ujar Husnul,
"Ya Bu makasih "jawab Rizal bergegas ke kamar mandi.
Sehabis mandi dengan hanya memakai celana pendek selutut Rizal ke dapur untuk ambil makan,terlihat Husnul nonton tv di ruang tengah rumah sederhana yang hanya ada dua kamar itu.
"Ibu sudah makan?"tanya Rizal yang duduk di lantai beralas tikar di samping Husnul,"sudah zal,makan yang banyak soalnya ibu masak kesukaanmu"jawab Husnul melirik Rizal yang dengan lahap makan.
"Ibu memang paling ngerti,enak banget ayam gorengnya Bu, sumpah enak"puji Rizal, mendengar itu Husnul tersenyum merunduk malu.
Husnul akui Rizal tak seperti almarhum suaminya,yang pendiam dan jarang bercanda.
Bahkan Husnul merasa Rizal yang tak lain anak tirinya itu seperti orang yang sudah dewasa hingga mampu membuatnya senang saat mengobrol.
"Bu besok kan Minggu,waktunya jenguk adik kan?"ucap Rizal ,
Husnul kaget, seandainya ia tak di ingatkan sama Rizal pasti ia lupa.
"Ya zal,untung kamu ingetin"jawab Husnul,
Dari perkawinannya dengan bapaknya Rizal Husnul mendapatkan seorang putri yang usianya sekarang 13 tahun,putrinya sekarang di pesantren karena almarhum suaminya menginginkan putrinya setelah lulus SD masuk di pesantren yang dulunya tempat ia berguru.
Husnul makin kagum dengan Rizal,pemuda berkulit coklat berwajah manis itu memang sangat perhatian sama ia dan juga anaknya yang tak lain adik tirinya.
Mata Husnul tanpa sengaja melihat dada bidang anak tirinya,dada Rizal terlihat bidang dan berotot maklum Rizal kerja berat karena sering ia mendapat borongan saat nurunin barang,walau kerja berat tapi terlihat Rizal sangat tabah karena dengan hasil kerjanya ia bisa membantu Husnul yang kesehariannya hanya menjahit itupun kalau ada tetangga yang mau menggunakan jasanya.
Husnul baru tahu kalau tubuh Rizal sekarang lebih berisi dan berotot,beda saat Rizal kecil kurus kerempeng,
Husnul ingat saat ia menikah dengan bapaknya Rizal ,pemuda itu baru berusia 8 tahun.
Husnul entah kenapa mulai gak fokus dengan tv yang ia tonton, lamunannya makin tenggelam ke Rizal.

Rizal memang anak yang biasa mandiri seletah makan langsung piring itu ia cuci.
"Zal gak usah di cuci biar ibu cuci besok"
Ucap Husnul dari ruang tengah,
"Sudah kok Bu"jawab Rizal yang kembali duduk menghampiri Husnul yang malam itu memakai kerudung hijau serasi dengan daster warna putih bercorak bunga melati.
"Duarrrrr"
Bunyi petir kencang dan lampu listrik padam membuat Husnul kaget,
"Zal lampu mati"ucap Husnul gelagapan,
"Tenang Bu, pasti petir menyambar saluran PLN di desa kita,lihat semua gelap gulita"
Jawab Rizal tegas.
"Untung kamu sudah pulang,coba kamu gak ada pasti ibu ketakutan "ujar Husnul lembut,
"Ibu takut apa,kan ada aku"jawab Rizal dan entah kenapa pemuda itu mendekap ibu tirinya,Rizal ingin wanita yang sudah merawatnya sejak kecil itu tenang karena ia di sisinya
Husnul kaget saat dekapan Rizal terasa hangat mengalir ke seluruh tubuhnya.
Rizal spontan menghirup aroma harum dari tubuh ibu tirinya,walau wanita kampung Husnul memang sangat merawat badannya apalagi ia wanita yang sangat menyukai kebersihan jadi baju yang ia kenakan walau harganya tidak mahal tetap bersih dan wangi.
"Duarrrrrr" kembali petir menyambar membuat Husnul makin mempererat pelukannya ke dada bidang Rizal,
"Tenang Bu,semoga listrik nya cepat di betulin biar lampunya hidup,oh ia apa ibu punya lilin?"ucap Rizal bergetar, pemuda itu merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan.
"Kayaknya ada di atas lemari baju ibu"
Jawab Husnul pelan.
"Tak ambil ya Bu"ucap Rizal,
Husnul yang masih di pelukannya berbisik,
"Ibu takut zal,jangan tinggalin ibu"jawab Husnul gugup,
"Duhh ibu ini kan dekat lilinnya "
Rizal berkata dekat sekali hingga nafas pemuda itu terasa di pipi Husnul,
"Ya tapi ibu takut zal"Husnul menjawab sambil mendekat rapat hingga tak pelak pipinya di cium Rizal,
Rizal makin berdebar merasakan kehangatan pipi Husnul ,pemuda itu merasakan senjata pamungkasnya bergerak di selangkangannya.
Tangan Rizal perlahan melingkar ke tubuh Husnul yang padat berisi khas wanita setengah baya.
"Ya Bu Rizal gak akan tinggalin ibu"ucap Rizal bergetar,
"Makasih zal"jawab Husnul singkat.
Keduanya terdiam dalam heningnya malam,pelukan itu membuat Rizal makin gelisah sama halnya Husnul,janda yang hampir tiga tahun tak mendapatkan belaian itu merasakan gejolak birahinya perlahan timbul.
"Ohh tidak,ini dosa apalagi Rizal anak tiriku,aku tak boleh terbuai ke jurang zina"
Bisik hati kecil Husnul yang terombang-ambing,
Di saat Husnul gelisah,Rizal sepertinya mulai berani bersikap,tangan kekar Rizal
Sepertinya menginginkan hal yang lumrah di lakukan lelaku pejantan.
"Bu besok jam berapa ke adik?"tanya Rizal penuh basa basi ,sambil menggapai gundukan bukit kembar di dada sang ibu tiri.
Payudara Husnul yang besar dan montok itu terasa sekali di tangan Rizal.
"Ter Ter terserah kamu zal"jawab Husnul kaget,ia tak menyangka kegalauan hatinya harus bertambah saat kedua payudaranya di pegang paksa Rizal.
"Jangan terlalu pagi Bu,dingin"bisik Rizal gemetar,di saat itu juga pemuda itu meremas payudara ibu tirinya kuat,
"Duhh ,"desah Husnul kaget.
Walau memakai daster lengkap dan bhnya masih terpasang Rizal merasakan sensasi yang terasa nikmat saat meremasi payudara ibu tirinya.,
Rizal makin berani,dan sepertinya nafsu birahi mulai menuntun pemuda itu berbuat cabul pada sang ibu tiri.
"Bu ibu cantik"rayu Rizal,sambil meremas kembali payudara yang dulu milik Bapaknya,
"Ohh zal,kamu tuh pinter merayu almarhum bapakmu saja gak pernah ngomong gitu"jawab Husnul yang makin terbuai,
"Itu kan bapak Bu klo aku beda,ibu wangi banget aku suka"rayu Rizal,sambil merapatkan bibir ke bibir mungil ibu tirinya"cuppp cuup cuppp cuup cuppp cuup cuppp cuup cuppp cuup cuppp cuup cuppp "bibir Rizal melumat bibir ibu tirinya dengan kuat,
Saat itulah lampu menyala hingga keduanya tersipu.

Rizal yang sudah tanggung langsung melumat bibir Husnul lagi,"sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp"
Keduanya tersengal-sengal setelah saling lumat.
Walau masih perjaka naluri Rizal sungguh luar biasa,"Bu ajari aku menyayangimu "kata kata Rizal terdengar menggoda bagi Husnul,ia tahu pemuda itu masih belum berpengalaman dan alangkah nakalnya sang anak tiri yang memintanya mengajarinya.
"Zal sebenarnya ini tidak boleh dalam agama, apalagi kamu anak tiriku"ucap Husnul yang terombang-ambing dalam rayuan birahi.
"Bu aku suka. Kamu"ucap Rizal bergetar,
"Zal ini tidak boleh "jawab Husnul pelan,
"Bu aku sudah besar aku bukan Rizal yang dulu,kalau ibu gak percaya lihat ini "
Ujar Rizal melepas pelukannya lalu berdiri di depan ibu tirinya yang masih duduk melongo,
Husnul kaget saat ia lihat Rizal membuka celana pendeknya,hingga sebuah benda berdiri tegak di depan mukanya,
"Lihat Bu"ucap Rizal mengangkat wajah Husnul yang kerudungnya mulai tak karuan,

Kontol anak tirinya terlihat gagah,batangnya mirip botol Aqua isi 900 ml,belum lagi panjangnya dan hal itu membuat Husnul ngeri,"duhhh gede banget kontol Rizal"
Bisik hati Husnul.

😊😊😊bersambung
 
Tergoda
Hujan deras mulai reda ,tetapi hawa dingin semakin menusuk.
Husnul terperangah ,janda setengah baya Berwajah anggun berkulit kuning Langsat itu berdebar tak karuan melihat pemandangan yang baru kali ini ia temui.
Janda itu tak percaya dengan keberanian Rizal,bagaimana bisa Rizal anak tirinya senakal ini?pikir Husnul.
Wanita berkerudung itu makin gelisah,di dalam hati kecilnya ada perasaan berdosa, sebagai wanita dan ibu ia tak bisa mendidik dengan baik baik anaknya, walaupun Rizal hanya anak tiri Husnul merasa bersalah terhadap almarhum suaminya.
Tapi perasaan aneh timbul dari getaran kewanitaannya, sebagai wanita dewasa yang hampir tiga tahun tak mendapatkan belaian dari pria jujur ia tergoda dengan perbuatan nekat Rizal.

"Bu bener kan aku sudah dewasa?"tanya Rizal membuyarkan lamunan ibu tirinya.
"i i i i ia kamu sudah dewasa zal"jawab Husnul terbata.
Rizal yang mendengar itu makin tertantang,ia majukan badannya tak pelak rudal balistik yang ia punya tercium oleh Husnul.
Bau khas kelamin pria terhirup hidung Husnul, seumur hidup baru kali ini ia mencium kelamin pria.
Almarhum suaminya saja dulu tak senakal ini, suaminya tipe pria yang pasif dan langsung tembak saat di ranjang.

Husnul makin gelisah saat Rizal makin berani,pemuda kekar itu menggoyang pantatnya ke kanan ke kiri hingga kelaminnnya menempeleng pipi sang ibu tiri.
"Hentikan zal ah ah ah"
Ucap Husnul bergetar,Rizal tak menghiraukan ucapan Husnul,wanita itu makin tergoda perlahan tangannya memegang pangkal kelamin Rizal,"oh gede banget"desis Husnul.
perlahan bibir mungilnya mendekat ke ujung kontol gede yang bentuk mirip helm tentara itu,reflek bibir Husnul mencium kontol anak tirinya .
"Ohhhh buuu aduhhh"rintih Rizal merasakan geli bercampur nikmat.
Husnul melihat Rizal mengerang makin berani,ia jilat ia hisap kontol anak tirinya seperti permen,
"Sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp"
Entah kenapa melihat Rizal merintih tak karuan ada persamaan senang dan lega bagi Husnul.
"Ohhhh Bu enak banget Bu terus Bu ehhhhh echhhh aduhhhh Bu"lagi lagi rintihan Rizal terdengar terengah-engah,Rizal yang sudah keenakan menunduk dan tangannya perlahan menggapai payudara Husnul yang besar dan kenyal.
Husnul merasakan birahinya makin naik,saat perlakuan Rizal membuatnya merasakan dirinya kembali jadi seorang wanita sejati.
Malam semakin larut,rumah Husnul yang agak jauh Dari tetangga membuat keduanya makin tenggelam dalam panasnya nafsu birahi.

"Zal ohhhh duhh ohhhhh di dalam kamar saja yuk"ajak Husnul tak kuasa menahan segala godaan birahinya.
Kewanitaan Husnul ingin kembali merasakan hangatnya kejantanan pria.
Husnul bergegas ke kamarnya,Rizal seperti kerbau yang di cocok hidungnya langsung mengikuti arah tujuan ibu tirinya.

Di dalam kamar Husnul duduk di ranjang kayu yang dulu ia tiduri bersama almarhum bapaknya Rizal.
Melihat ibu tirinya duduk merunduk Rizal menghampirinya,ia peluk tubuh Husnul dan Rizal langsung menghujani ciuman ke wajah Husnul yang sekilas mirip artis dangdut terkenal Inul Daratista yang terkenal karena goyang ngebornya.
Husnul perlahan membalas, bibirnya yang mungil beradu dengan bibir Rizal, keduanya semula gugup karena keduanya masih belum terbiasa.
Husnul memang wanita yang lugu jadi tak heran ia belum berpengalaman,naluri Rizal yang mulai merasakan nikmat berciuman makin menggila.
"Bu lidahmu julurin keluar"pinta Rizal lembut,
Husnul menuruti kemauan sang anak tiri,saat lidahnya terjulur keluar Rizal menghisapnya kuat"sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp ",
Rizal tangannya tak tinggal diam,ia remas lagi gundukan payudara ibu tirinya membuat tubuh Husnul seperti kena setrum,setrum birahi.
"Ohhh uhhh zalll ehhhhh echhhh"
Desah Husnul saat bibir Rizal terlepas dari bibirnya.
"Aku sayang kamu Bu"bisik lembut Rizal,"sama zal ibu juga sayang kamu,zal sebenarnya ibu takut karena perbuatan ini di larang dalam agama"ucap Husnul pelan,
"Bu apa aku tak boleh menyangimu?"tanya Rizal sambil menciumi wajah Husnul yang sejak tadi memerah pipinya.
"Boleh zal,ibu juga sayang kamu tapi kita tak boleh berbuat begini"
Ucap Husnul yang masih ada sepercik iman di dalam benaknya,
"Bu tak lepas jilbabmu ya,aku ingin melihat utuh kecantikanmu Bu"rayu Rizal penuh kelembutan,
Melihat ibu tirinya diam,tangan Rizal perlahan menarik jilbabnya ke atas hingga terlepas,Husnul terdiam menunduk.
Rambut Husnul yang panjang sampai punggung terlihat lebat dan hitam,"rambut ibu bagus banget,aku suka rambut panjangmu Bu"rayu Rizal sambil berbisik di telinga Husnul,.

Pemuda bertubuh bidang dan kekar itu membelai rambut Husnul dengan penuh kasih sayang.
Husnul makin gelisah, mendapat sentuhan lembut Rizal birahi wanita itu makin bergetar.
Husnul pasrah dalam dekapan hangat Rizal,kepala wanita itu rebah di dada bidang anak tirinya,perasaan aman dan terlindungi ia rasakan kembali.
Wanita mana yang tak ingin mendapatkan kenyamanan dari seorang pria.

"Ibu cantik dan wangi sekali"ucap Rizal merajuk,"zal kamu ini,aku ini sudah tua"jawab Husnul mencubit manja dada kekar anak tirinya.
"Ibu tuh awet muda,sumpah buktinya aku suka ibu,bahkan tubuh ibu bikin aku terangsang"ucap nakal Rizal,
"Ehmm zal klo ngomong yang sopan aku ini ibumu"jawab Husnul tersipu,
"Buktinya Bu kontolku berdiri terus sejak tadi,selain payudara ibu besar,bokong ibu semok , sumpah aku nafsu banget"
Ujar Rizal makin berani,pemuda itu yakin ibu tirinya tak akan marah walau kata kata tak senonoh ia ucapkan, buktinya wajah Husnul memerah,wajah wanita yang mulai birahi.
"Hushhh jorokkk ,kata katamu itu Lo zal,coba terdengar almarhum bapakmu mungkin kamu sudah di tampar"ucap Husnul bergetar,
"Ya Bu ,tapi bapakkan sudah tak ada,yang ada hanya aku sama ibu,sumpah Bu ibu bikin aku nafsu"ucap Rizal sambil melumat bibir mungil Husnul.
Mendapatkan kuluman nakal sang anak tiri Husnul perlahan membalas tak kalah bernafsu.
"Bu bolehkah lihat payudaramu?"pinta Rizal lembut,
Husnul gemetar mendengar permintaan nakal Rizal,"Bu bolehkan, sebentar saja"rayu Rizal kembali.
"Zal ibu takut "jawab Husnul panik,
"Gak usah takut Bu,toh aku yang hanya tahu dan itupun karena kita saling menyayangi,sebentar saja Bu"Rizal meyakinkan sang ibu tiri.
"Baiklah zal,tapi sebentar saja ya..dan kamu juga harus janji hanya aku dan kamu yang tahu soal ini,kamu mau janji "ucap Husnul bergetar tak karuan,
"Demi Tuhan aku janji Bu"jawab Rizal tersenyum penuh arti,
"Hushhh jangan bawa nama Tuhan,ibu takut karena perbuatan ini seharusnya tak kita lakukan "ucap Husnul bijak,
"Ya Bu,aku hanya ingin menunjukkan kalau aku sayang ibu"jawab Rizal mencium ibu tirinya lembut.
Husnul perlahan menarik daster panjangnya ke atas lalu ia lepas dan ia lempar dasternya ke lantai.
Melihat permintaannya di setujui oleh Husnul,Rizal sangat gembira.
Mata pemuda itu tak berkedip melihat Husnul sekarang hanya memakai bh dan celana dalam.
Bh berwarna merah dan CD yang warnanya juga merah terlihat menggoda jakun Rizal yang naik turun,kulit Husnul yang kuning Langsat terlihat mulus.
Walau wanita desa Husnul yang sejak kecil di pesantren selalu berpakaian tertutup membuat kulitnya terlindungi dari sinar matahari dan debu hingga wanita itu punya kulit mulus tak tercela .
"Bu luar biasa tubuhmu,sudah mulus,kuning montok lagi"puji Rizal sambil menatap Husnul penuh birahi,tatapan Rizal terlihat menyala dan jalang membuat Husnul merasakan sesuatu yang aneh di selangkangannya,hanya karena tatapan Rizal kewanitaan Husnul berdenyut dan tanpa di sadari Rizal Husnul mengerakkan pantatnya,Husnul merasakan cairan kewanitaannya merembes di sela selangkangannya.
Rizal mulai menciuminya, bibir pemuda itu makin turun ,leher Husnulpun ia ciumi sesekali di jilat.
Husnul memejamkan mata saat Rizal makin berani meminta padanya
"Bu lepas bhmu"pinta Rizal lembut,Husnul hanya mendengus sambil terpejam,
Tangan Husnul ke punggungnya melepas kaitan bh yang ia kenakan,
Bh merah yang sudah usang itupun terlepas,walau bhnya usang tapi isinya sungguh menyegarkan bagi Rizal,
Dengan jelas ia lihat puting kecoklatan milik sang ibu tiri yang terlihat mungil tapi menggoda,lagi lagi insting pria sejati Rizal datang.
Bibir pemuda itu langsung mengenyot puting payudara Husnul "sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp"
Rizal makin nafsu,saat ia mengenyot payudara sebelah kiri milik ibu tirinya tangannya meremasi payudara yang sebelah kanan,dan entah kenapa Rizal melakukannya bergantian membuat Husnul mendesah dan tubuh wanita setengah baya itu bergerak tak bisa diam
"Ehhhhh echhhh aduhhhh zalll ehhhhh echhhh aduhhhh zallll "rintih Husnul merasakan geli dan nikmat yang lama ia tak rasakan, bahkan kenikmatan yang di timbulkan dari kenakalan Rizal lebih menggoda dari kenikmatan yang pernah ia rasakan dari almarhum suaminya.
Rizal makin bergelora,naluri pemuda itu makin tajam,pemuda itu mulai mengerti titik lemah dari seorang wanita.selain bibir,payudara ternyata membuat wanita bergelinjangan saat di sentuh atau di cium.

Hampir setengah jam ia mempermainkan payudara montok ibu tirinya, perlahan Husnul ia rebahkan di ranjang empuk itu.ciuman Rizal makin turun ke bawah,Husnul merasakan geli bercampur nikmat saat udelnya di jilati penuh nafsu sama Rizal,
Husnul makin tenggelam ke lautan birahi,tarikan tangan Rizal terasa kuat saat melepas CD nya, penutup tubuh terakhir yang ia miliki sudah tak ada.

Rizal menatapnya makin jalang,pemuda itu membuka paha sekal Husnul lebar, sungguh pemandangan yang eksotis .
Bulu jembut Husnul seperti hutan lebat yang tumbuh di selangkangannya,Husnul termasuk wanita yang proporsional tinggi tubuhnya 160 cm dengan berat badan 60 kg membuat tubuhnya terlihat menggiurkan bagi pria yang melihatnya.
Bukit tembem berbulu milik Husnul itu sangat mengundang bagi Rizal untuk berbuat lebih.
Rizal mendekat,jari jemarinya perlahan menyibak hutan itu,dan lagi lagi ia menghela nafas,lubang kemaluan Husnul yang kecoklatan terlihat basah kuyup,mata Rizal juga melihat benda kecil di sela sela kemaluan Husnul yang terlihat menggairahkan.
Rizal seperti mendapatkan bisikan agar ia mencium benda mungil itu,dan hal itupun langsung ia lakukan,
"Zalll achhh aduhhh jangan zallllll achhh"rintih ibu tirinya keras terdengar jelas di dalam kamar.
Rizal makin tergoda berbuat lebih, setelah ia sibak lebar kewanitaan Husnul, bibirnya ia majukan lalu"sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp sruppp"
Rizal mencucupi daging mungil itu tanpa jijik, baunya sungguh membuatnya ketagihan.
"Achhh achhh aduhhh accchh ahh ahhhhh zalll ampun zal jangan di teruskan aduhhhh ergghhhhh ergghhhhh aduuuh ergghhhhh ergghhhhh aduuuh ergghhhhh ergghhhhh ergghhhhh aduuuh"rintih manja Husnul,wanita itu merasakan kenikmatan yang tiada Tara,ia belum pernah di perlakukan seperti ini sama almarhum bapaknya Rizal.
Rizal anak tirinya telah membawa nya ke jurang birahi.
Pinggul Husnul yang semok tak kuasa diam,di serang bibir Rizal membuat pinggul semok itu bergerak ke atas ke bawah.
Rizal makin suka, bibirnya seperti ada lemnya terus menempel di kemaluan Husnul,
"Zallll achhh aduhhh accchh ahh ahhhhh zalll ibu gak tahan lagi aduhhhh ergghhhhh ergghhhhh aduuuh ergghhhhh aduuuh ergghhhhh ergghhhhh aduuuh ergghhhhh ergghhhhh ibu enak sekali ohhhhh ibu dapat enak zalll enak sekali ohhhhh ohhhhh ohhhhh ergghhhhh"
😊😊
Bersambung nggak????
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd