Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Teman Minum

Bimabet
Nica apa gina hu

Ditunggu saja di updatetan selanjutnya suhu @Kagura13
Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktu membaca tulisan newbie
:Peace:
Absen sore hu ... Ngopi dulu hu biar tetap semangat.
:beer:

Terima kasih atas atensinya suhu @Aswasada :beer:


Terima kasih atas supportnya suhu @umam

Ditunggu updatenya hu

Terima kasih suhu @CA24 newbie usahakan untuk segera update lanjutannya

Izin masang patok ya hu @vejaina 🙏🙏🙏
Moga cerita nya sampai tamat...

Silahkan suhu @Yusufchauza terima kasih telah berkenan membaca tulisan newbie

Monitoring

Terima kasih suhu bro @Byey :semangat:

Suwun apdet lanjutannya Om @vejaina

Terima kasih kembali suhu @Yhonoz atas supportnya

Meramaikan cerita yg layak ramai

Terima kasih suhu @cukiberegu telah bersedia ikut meramaikan di sini
 
04. Selebrasi

Waktu terasa seperti sedang berhenti, aku terdiam menunggu reaksi Nica atas jawaban yang kuberikan tadi. Dari sudut mataku aku bisa melihat wajah Nica menatap ke arahku, tangannya sudah berhenti tidak lagi memukuliku, dan sekarang dia hanya menggenggam lenganku dengan kedua tangannya.

Nica :”Aku sudah menduga jawaban kamu bang”

Mampus, aku semakin terdiam membeku, hanya bisa memandang ke depan sambil tanganku tetap bertumpu pada setir untuk menjaga arah laju mobilku, pikiranku mulai panik membayangkan pertanyaan yang akan dilancarkan Nica setelah ini. Membayangkan bagaimana caranya aku menjawab pertanyaan selanjutnya, pertanyaan yang pastinya akan lebih menjurus menyudutkan aku. Masihkah aku bisa jujur menjawab pertanyaan Nica berikutnya nanti atau aku harus membohongi Nica? Hingga kemudian Nica kembali bersuara

Nica :”Cewek mana yang ndak bakal tertarik dan merasa horny kalau dekat sama kamu bang!”

Nica :”Aku saja yang lebih muda dan lebih cantik dari Gina, langsung pasrah menyerahkan diri di hari pertama aku berjumpa denganmu.”

Nica :”Waktu ada di dekat kamu perasaanku jadi aneh bang, aku jadi tidak mampu berpikir waras.”

Nica :”Aroma tubuh kamu membuat aku merasa nyaman, semakin lama dekat kamu aku semakin penasaran untuk semakin memuaskan rasa nyaman itu.”

Nica :”Rasa penasaran untuk mencoba memelukmu, merasakan hangat tubuhmu, belaianmu, merasakan semua kenyamanan yang bisa kudapat darimu.”

Aku tak menyangka reaksi Nica malah berubah melenceng dari dugaanku, tadinya kupikir dia akan kembali melancarkan pertanyaan yang lebih mengarah kepada waktu dan tempat terjadinya prosesi ritual disaat aku menikmati tubuh Gina sang model idolaku. Aku yang sedikit merasa lega, lalu mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mencandai dan mengambil hatinya

Aku :”eaaa, lebih muda dan dan lebih cantik, emang umur kamu berapa non?”

Nica :”iyalah, usiaku baru genap 19 tahun hari ini.”

Aku :”Eh kamu ulang tahun hari ini? Kenapa ndak ngasi tau dari kemaren?

Langsung aku merubah rencanaku malam itu, yang semula aku berniat untuk menyusul ikut nongkrong di track bersama teman-teman lalu beralih mengarahkan mobilku menuju toko bakery untuk membeli cake ulang tahun buat Nica. Di toko kulihat Nica merasa kebingungan menentukan pilihan cake ulang tahunnya, ada tiga macam cake yang bolak balik terus dipandanginya. Karena Nica tidak juga bisa menentukan pilihannya, akhirnya kami beli ketiga macam cake ulang tahun tersebut dan membawanya pulang.

Aku mengajak Nica untuk merayakan ulang tahunnya sambil bersantai di rumahku, rencananya aku juga berniat mengenalkan dia dengan Yona adikku. Hanya cewek tertentu yang berani aku perkenalkan dengan adikku, karena sifat Yona yang kurang lebih sama dengan mamaku, terlalu selektif dan terkadang kurang sopan karena Yona dan mamaku tidak akan segan-segan mengatai dan mencela teman cewekku yang tidak mereka sukai dan mereka anggap tidak berkenan di hati mereka. Sepanjang hidupku baru ada beberapa cewek yang bisa diterima dengan welcome oleh mereka, diantaranya mendiang pacarku Jessie, Della dan Anya sahabat baik adikku dan juga anak sahabat papaku. Kali ini aku cukup percaya diri untuk mengajak Nica ikut ke rumahku, karena didukung oleh penampilan dan postur tubuh Nica maka akan sulit bagi Yona untuk menemukan alasan untuk mencelanya.

Di perjalanan pulang aku menelfon Eric, kuminta dia mengajak teman-temanku untuk datang ke rumahku meramaikan party ulang tahun Nica, dia mengiyakan namun belum bisa memastikan kapan waktunya bisa sempat hadir. Lalu kutelfon ke rumah meminta Sari ART bahenol di rumahku supaya menyiapkan hidangan untuk merayakan ulang tahun Nica. Setelah menutup telfon kulihat Nica tersenyum menatap ke arahku, lalu dia menyandarkan kepalanya ke bahu kiriku. Sambil dia berkata kira-kira seperti inilah seingatku

Nica :”Nica senang sekali diperlakukan kayak gini bang….”

Nica :”Tapi boleh ndak Nica minta hadiah dari abang?”

Aku :”Mau minta apa Nica?”

Nica :”Beliin tequila kayak yang kemarin kita minum bang….”

Aku langsung tertawa mendengar permintaannya, awalnya kupikir dia sama seperti kebanyakan cewek lainnya, yang akan meminta hadiah berupa perhiasan, tas dengan brand yang sedang trending, atau pakaian dengan brand ternama. Tapi cewek yang satu ini tidak seperti itu, dia selalu punya pemikiran yang diluar nalarku…

Aku :”Mau beli berapa banyak?

Nica :”Tiga botol bang, satu buat Nica, satu buat abang, satu lagi buat jaga-jaga”

Lalu kuarahkan laju mobil Galant Hiu yang sejak pagi tadi kukendarai menuju ke arah toko minuman sembunyi-sembunyi langgananku. Sebelum tiba di toko minuman aku kembali mencandai Nica, mengabarkan padanya tentang mitos reaksi tequila bila dikonsumsi oleh wanita

Aku :”Eh tau ndak, kalau cewek tiap mabuk minum tequila katanya abis itu pasti horny kepengen ML!”

Aku :”Malahan Della paling benci sama tequila, dia bilang kalau mabuk karena tequila bawaannya pengen ngangkang terus tiap ketemu cowok.”

Nica :”wkakaka emang Della ngomong gitu? Padahal kemaren malam sehabis kita minum vodka sama mansion house dia juga tetap ngangkang minta di ML sama Eric di depan mataku.”

Setelah itu Nica langsung berhenti berbicara, tidak lagi melanjutkan ceritanya tentang kejadian kemarin malam di kamar tempat aku menginapkannya di rumah si Abah. Dia mulai kasak kusuk sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya, lalu mengatakan kalau dia kelupaan menyimpan HPnya. Entah apakah memang benar dia kehilangan HPnya, atau dia sedang berusaha mengalihkan pembicaraan. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak, kembali merasa penasaran tentang kejadian yang dikerjakan Nica, Eric dan Della kemarin malam di rumah si Abah. Penasaran dengan sikap dan reaksi Nica yang kemarin malam sedang digiring oleh Eric dan Della untuk melewati ujian yang menentukan posisi keberadaan Nica bersama kami ke depannya nanti. Tapi aku enggan untuk mencoba lebih jauh bertanya kepada Nica, karena aku tidak mau mengacaukan kegembiraannya di hari ulang tahunnya ini. Mungkin akan kutunda hingga besok atau nanti kucoba mendapat informasi langsung dari penuturan kedua sahabatku Eric dan Della. Untuk menepis pikiranku yang semakin campur aduk, lalu aku memberikan HPku kepada Nica memintanya melakukan panggilan ke HPnya dengan harapan mungkin ada seseorang yang menemukan HPnya dan menerima panggilan itu.

Sambil menempelkan HP Ericsson R310 milikku di telinga kirinya Nica menunggu seseorang mengangkat panggilan telfon ke nomornya itu, aku kembali menertawakan dia yang kelihatan tidak terbiasa memegang HP dengan ukuran sebesar itu. Dia membalas tertawaku dengan kembali mencubit-cubit lengan serta perutku dan tak lama dia tampak kegirangan ketika mendengar suara si Abah menerima panggilan telfon itu. Sukurlah ternyata dia tidak sedang mencoba mengalihkan pembicaraan, HPnya memang benar ketinggalan di rumah si Abah. Hingga akhirnya kami tiba di toko minuman sembunyi-sembunyi, Nica tampak gembira sekali berjalan berkeliling melihat-lihat bermacam botol minuman yang dipajang. Lalu kupanggil dia untuk menyusulku ke deretan tempat dimana botol tequila yang disukainya tersusun, dia mendatangi aku dengan gembira, namun tiba-tiba dia berhenti dan segera berpegangan ke salah satu rak minuman yang ada di dekatnya.

Aku :”Kamu kenapa?”

Nica :”Ndak papa bang, tadi rasanya limbung, sebelah tubuhku sulit kugerakkan. Udah sering kok aku kayak gini, biasanya sebentar lagi juga ilang.”

Aku merangkulnya, mencoba membantu supaya dia bisa berdiri dengan benar. Kubantu dia berjalan menuju ke arah bangku yang ada di pojok ruangan, dia menyandarkan kepalanya ke bahuku sambil berusaha mengikuti langkahku. Setelah menemaninya duduk sebentar aku kemudian membereskan pembayaran di kasir, namun tak lama kemudian Nica sudah berdiri di belakangku sambil memberikan tiga botol absolut vodka untuk ditambahkan ke dalam belanjaan kami. Ketika memasuki mobil aku sempat mencegahnya untuk minum malam ini karena kondisinya, namun dia tetap tidak mau mengurungkan rencananya untuk kembali menikmati tequila sambil merayakan ulang tahunnya.

setibanya di rumah kami disambut dengan wajah kebingungan si Sari yang sedang menyiapkan hidangan dibantu Yona dan Anya di gazebo halaman belakang rumahku. Mereka menanyakan alasan kenapa mendadak aku meminta untuk menyiapkan hidangan sedemikian rupa. Sambil meletakkan dan merapikan cake ulang tahun Nica di meja aku menjelaskan rencanaku merayakan hari ulang tahun Nica kepada mereka. Aku dan Yona adik kesayanganku satu-satunya, selalu senang dan antusias untuk ikut berkolaborasi memeriahkan acara ulang tahun orang lain. Mungkin karena sejak kecil kami terlalu sering merasa sepi setiap kami merayakan ulang tahun kami, tanpa kehadiran kedua orang tua kami karena mereka bertugas di kota lain. Tak lama datanglah Nica menyusul kami dengan membawa box yang berisi beberapa botol minuman yang sudah dibeli tadi, dia memperkenalkan dirinya dan dengan bangga menyatakan bahwa dia adalah pacar baruku yang semakin membuat ekspresi mereka bertiga semakin keheranan. Aku tertawa melihat kejadian itu dan tetap memperhatikan Yona adikku, sambil menanti reaksinya.

Kulihat Yona adik kesayanganku melangkah maju mendekat ke arah Nica dengan tatapan tajam, lalu dia menyambut box yang sedang dipegang Nica dan meletakkannya ke meja serta meminta Sari memberikan gelas kepadanya sambil dia membuka sebotol Absolut Vodka kegemarannya. Dia menuangkan vodka ke dalam gelas dan langsung menenggaknya, membuat aku penasaran dengan apa yang sedang ada dalam pikiran adikku ini. Setelah itu dia kembali memandang ke arah Nica yang masih berdiri sambil tetap tersenyum cengengesan, lalu terjadilah dialog diantara mereka berdua yang kira-kira seperti inilah seingatku:

Yona :”Kamu jago minum Nica?”

Nica :”Ndak juga kak, aku cuma minum buat nemenin pacarku”

Setelah mendengar jawaban Nica, Yona kemudian mendatangi dan langsung memerangkulnya, sembari memperkenalkan dirinya kepada Nica. Yona juga memanggil Anya serta Sari untuk ikut berkenalan dengan Nica, lalu mereka kembali sibuk menyusun dn merapikan makanan dan segala perlengkapannya di meja. Sekitar setengah jam kemudian teman-temanku sudah berdatangan, termasuk Eric dan Della. Selepas ceremonial tiup lilin dan selebrasi lainnya, aku bersama Eric bergeser untuk minum berdua di garasi yang berseberangan dengan gazebo. Awalnya kami hanya ngobrol ringan basa basi dan sebagainya. Lalu aku yang sudah tidak tahan untuk mencari tahu tentang kejadian yang mereka kerjakan kemarin malam di rumah si Abah mulai menanyakannya kepada Eric. Namun jawaban yang diberikannya tidak memuaskan rasa penasaranku

Eric :”Aku ndak terlalu ingat detailnya Nam, udah terlalu mabuk soalnya.”

Eric :”Nanti biar Della saja yang cerita, malam ini kita happy saja, jangan sampai kita merusak acara Nica.”

Eric :”Oh iya, aku cuma bisa mengingat sesuatu yang janggal, puting payudara Nica kelihatan tidak proporsional, ukurannya lebih besar, kelihatan tidak sesuai menempel di payudaranya yang datar.”

Aku tertawa mendengar penuturan Eric, ternyata dia juga merasakan kejanggalan yang sama denganku ketika pertama kali melihat payudara Nica. Hingga akhirnya percakapan itu terpaksa kami sudahi karena Anya datang mengganggu ketenangan kami yang sengaja menghindar dari keramaian.

Anya :”Eh kalian tau nggak? Aku kepengen sekali mengulang kembali menikmati kalian berdua ML threesome sama aku.”

Aku :”Kamu sama Eric aja, akukan udah bikin janji nggak boleh ngajakin kamu ML lagi.”

Anya :”Tapi kalau aku yang maksa nggak papa kan?”

Kembali Anya mencandai aku sambil tangannya mulai memeluk dan menggerayangi tubuh Eric. Kutinggalkan mereka lalu aku berjalan kembali ke arah gazebo mendatangi Nica yang sedang meladeni adikku minum. Kulihat mereka sudah asik berbincang berdua dan menyambutku dengan ekspresi gembira. Nica secara spontan kemudian menuangkan Vodka ke dalam gelas lalu menyodorkan gelas itu kepadaku, hal itu mendapat perhatian dari Yona adikku dan seketika adikku itu kembali merangkulkan tangannya untuk memeluk Nica. Kusandarkan punggungku ke pagar di pinggiran gazebo, memandangi keakraban mereka sambil menenggak vodka dari gelas yang sedang kupegang, aku merasa tenang melihat respon dan reaksi adikku yang kelihatannya mau menerima kehadiran Nica.

Menjelang jam dua malam teman-temanku mulai berpamitan pulang, satu persatu mobil mereka meninggalkan halaman rumahku. Aku menyusul ke pagar depan, memberikan sebotol minuman yang belum dibuka segelnya ke Om Hen security yang berjaga di pagar depan, sambil aku meminta maaf kepadanya karena malam ini sudah merepotkan dia dengan kehadiran teman-temanku. Setelah itu aku kembali lagi ke halaman belakang, kulihat hanya adikku dan Nica masih duduk ngobrol berdua. Di halaman belakang masih ada mobil Della dan mobil Ferry, namun aku tak bisa menemukan keberadaan mereka. Aku berjalan memasuki garasi mencoba mencari mereka, di sofa yang terletak di garasi kulihat Eric dan Anya sedang bergumul. Eric yang hanya mengenakan baju kaosnya saja sedang melakukan penetrasi ke vagina Anya yang juga hanya sempat menurunkan celananya saja. Kubiakan mereka dan terus melangkah menuju ke dapur dan aku menemukan Sari sedang mengendap-endap di balik meja bar mengintip ke arah ruang tengah. Aku mendekatinya, menempelkan tubuhku ke sampingnya sambil tangan kananku meremasi pantatnya lalu aku berbisik menanyakan alasan kenapa dia mengendap-endap kayak gitu. Sari terperanjat sambil menutup mulutnya karena dikejutkan oleh kehadiranku, tangan kiriku merasakan sekujur permukaan kulit lengannya sedang merinding ketika tak sengaja aku memegang lengannya. Lalu Sari menunjukkan jarinya ke arah ruang tengah, di sofa yang ada di ruang itu kulihat Della yang sudah tidak mengenakan pakaian sedang menggerakkan tubuhnya naik turun ML dengan posisi WOT di atas pangkuan Ferry yang pasrah duduk bersandar di sofa. Kubiarkan saja mereka menuntaskan urusan mereka, lalu aku menarik tangan Sari mengajaknya keluar ke halaman belakang agar membantu aku beres-beres.

Sari :”Pelan-pelan jalannya mas, kakiku rasanya gemeteran.”

Aku :”Jiah Sari, si Della yang ML sama Ferry kamunya yang gemetaran.”

Lalu kuangkat tubuh bahenolnya dan langsung kududukkan dia ke atas troli yang biasa digunakannya untuk membawa perlengkapan makan minum, lalu kudorong sambil berlari menuju gazebo. Teriakan Sari mengagetkan Eric dan Anya yang masih ML di sofa garasiku ketika aku berlari mendorong troli melewati mereka. Di gazebo kulihat Yona dan Nica menertawakan kami dari kejauhan, dan setelah aku menurunkan Sari dari troli di depan tangga gazebo lantas aku disambut dengan rengekan dari mereka berdua yang meminta aku untuk mendorong mereka yang langsung berebutan memanjat naik ke atas troli. Dan tak lama kemudian Eric dan Anya menyusul sambil menertawakan kelakuan kami bertiga yang sedang main dorong-dorongan troli

Aku :”Eh udah selesai nyet?”

Anya :”Belomlah, punya Eric jadi lembek gara-gara dengar teriakan si Sari.”

Eric cengengesan sambil garuk kepala mendengar pengakuan Anya, lalu kami mulai membantu Sari beres-beres hingga selesai. Setelah itu barulah tuan putri Della bersama Pangeran Ferry yang terkenal pelit sejak kecil itu berani nongol dari arah garasi menunjukkan wajah mesum mereka. Kemudian Eric, Della dan Ferrypun berpamitan sambil kembali bersalaman memberi ucapan selamat kepada Nica, Yona menarik tangan Nica lalu membawanya naik ke lantai atas meninggalkan aku, Anya dan Sari. Setelah meminta Sari mengunci pintu aku kemudian melangkah naik ke lantai atas menuju ke kamarku. Anya mengikutiku sambil menenteng dua botol Tequila, lalu sepanjang jalan menuju ke kamarku dia terus-terusan membujuk agar aku memuaskan hasratnya yang masih merasa kentang setelah ML dengan Eric tadi.

Setibanya di kamarku kulihat Yona dan Nica sedang membuka album foto yang berisi foto masa kecil kami, mereka cekikian menertawakan penampilan dan pose di foto masa kecilku itu. Karena udah tau bakalan jadi korban bullying makanya aku malas mau nimbrung ngeliatin foto bareng mereka, aku langsung masuk ke toilet buat sedikit mendinginkan badanku yang rasanya gerah sekali akibat reaksi bermacam jenis alkohol tadi. Setelah selesai bersih-bersih dan sebagainya di toilet aku langsung merebahkan badanku di ranjang karena sejak berlarian mendorong troli tadi kurasakan kepalaku semakin berputar akibat reaksi alkohol. Kubiarkan saja mereka bertiga yang masih sibuk bercanda menertawai foto masa kecilku di sofa depan ranjangku, lalu tak lama kemudian akupun terlelap dalam buaian kombinasi reaksi dari bermacam brand alkohol yang telah aku konsumsi.

Entah karena reaksi campuran bermacam jenis alkohol atau aku sedang bermimpi, dalam tidurku aku merasakan sensasi rasa nyaman yang menggelitik seperti kepala penisku sedang diblowjob. Namun dadaku terasa berat hingga sulit rasanya bagiku untuk menarik napas, dan kepalaku terasa sedang digeleng-gelengkan lalu jidatku terasa seperti sedang ditoyor oleh seseorang. Aku membuka mataku, mencoba menuntaskan sensasi perasaan bercampur aduk yang awalnya kupikir sedang terjadi dalam mimpiku.

Setelah aku membuka mata dan memfokuskan pandangan, barulah aku mendapati ternyata adikku Yona sedang duduk di atas dadaku dengan tangannya sedang memegangi dan memainkan wajahku. Sejak kecil memang Yona selalu membangunkan aku dari tidur dengan cara seperti ini, aku tak pernah marah dan melarangnya karena kuanggap seperti inilah cara dia mengekspresikan rasa sayang dan manjanya kepadaku, karena cuma aku kerabat terdekatnya yang selalu available ada di dekatnya. Kutarik lengan Yona sambil merebahkan badannya ke sampingku, agar aku bisa melihat dengan jelas tanpa terhalangi lagi oleh tubuhnya ke arah penisku, mencari tahu penyebab rasa nyaman jilatan dan lumatan blowjob yang kurasakan sejak tadi. Dan akhirnya aku kembali memandang wajah cantik Nica yang beberapa hari ini selalu terbayang dalam ingatanku sedang menciumi dan menjilati penisku.

Kemudian Yona menceritakan ide gila Nica dan Anya yang bertaruh untuk menghabiskan minuman dan pemenangnya boleh ML dengan aku malam ini. Setelah menenggak empat gelas tequila akhirnya Anya tak mampu lagi melanjutkan taruhan itu dan terkapar di sofa. Sambil menyimak penuturan Yona aku semakin merasakan kenyamanan yang luar biasa memadati sekujur batang penisku, membuat detak jantungku semakin kencang memompa aliran darahku menuju ke arah penisku hingga kulihat urat-urat yang melingkar menghiasi batang penisku semakin keras mengembang.

Aku dan Yona memperhatikan Nica yang sedang menjilati dan menciumi penisku, kulihat ekspresi wajahnya yang sudah tampak sembab memerah karena terlalu mabuk. Matanya yang sudah kelihatan sipit sejak lahir kini terlihat semakin sipit seperti nyaris terpejam, dan kunikmati hembusan nafasnya yang hangat menderu menerpa permukaan kulit penis dan sekitar selangkanganku. Tampak jelas dia sudah tidak fokus dari caranya mengarahkan kepala serta menggerakkan tangan, terkadang penisku yang hendak dilumat oleh mulutnya meleset ke arah pipi, malahan juga sempat penisku meleset menjolok ke arah hidungnya. Yona yang berbaring merebahkan kepalanya ke bantal yang ada di sampingku kerap menertawakan kelucuan itu. Nica mulai kesal menyadari kami berdua yang terus-terusan menertawakan dia, lalu menghentikan aktifitas blowjobnya dan mulai merangkak menaiki tubuhku. setelah bersusah payah merangkak akhirnya Nica bisa merebahkan tubuhnya tengkurap ke dadaku, dan bibir hangatnya mulai menciumi leher dan bahuku. Yona kembali duduk untuk membantu aku yang sedang kesusahan melucuti celana jeans yang dikenakan Nica, lalu segera menarik lepas jeans itu setelah kami berhasil melucuti kancing dan resletingnya. Setelah selesai menarik dan melepaskan CD Nica, Yona lalu membantu memposisikan kaki Nica agar kedua kaki indah itu menekuk berlutut mengangkang di atas tubuhku. Aku mulai meraba dan meremas kedua pantat Nica, kunikmati sensasi rasa nyaman dan kehangatan yang disajikan oleh pantat kenyal itu. Suara desahan Nica serta hembusan nafasnya semakin menambah sensasi perasaan nyaman yang kurasakan. Perlahan jariku mulai merayap mencoba meraba dan merasakan sensasi nyaman menyentuh vagina Nica yang mulai intens mendesah dan meliukkan pinggulnya, membuat penisku yang ditindih oleh tubuhnya ikut merasakan kenyamanan akibat gerakan pinggulnya itu. Jariku mulai menyentuh permukaan berkerutan pada anus Nica, kuarahkan kembali jariku untuk semakin turun hingga akhirnya jariku menyentuh jari Yona yang ternyata sudah sedari tadi memainkan jarinya merasakan permukaan di dalam rongga vagina Nica.

Aku dan Yona saling berpandangan, lalu kami berdua tertawa sambil jari kami tetap berebutan memainkan vagina Nica. Menertawakan kelakuan kami dua bersaudara yang sedang berusaha membahagiakan orang yang sedang berulang tahun. Tak lama Yona mulai membantu merubah posisi pinggul Nica untuk sedikit naik lalu menarik dan menempatkan penisku yang sedari tadi tertindih oleh tubuh Nica supaya bisa bebas dimainkannya merayapi permukaan bibir vagina Nica. Cukup lama Yona memainkan penisku menggerayangi bibir vagina Nica, rasa hangat dan licin yang disajikan oleh bibir vagina Nica yang telah berlumuran oleh cairan pelumas itu membuat aku ingin segera memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ingin segera merasakan lebih banyak lagi sensasi nyaman yang bisa kunikmati dari dalam rongga vagina Nica, yang beberapa hari belakangan ini telah mampu membuat aku merasakan kembali ejakulasi dengan kepuasan seperti ketika aku bersama Jessie. Kepuasan oleh rasa nyaman yang membuat betah, rasa nyaman yang membuat lega, absolutely bisa mendapatkan kenyamanan di tubuh, pikiran dan perasanku dalam satu paket, bukan cuma sekedar meraih ejakulasi demi melampiaskan nafsu.

Aku mulai menggerakkan pinggangku, mencoba mendorong penisku menekan ke mulut rongga vaginanya. Mataku kembali menatap ke arah Yona sambil meminta dia membantu aku mengarahkan penisku supaya dapat masuk dan kukatakan beberapa kali ML dengan Nica kemarin selalu ribet tiap awal penetrasinya, Yona tersenyum sambil mengatakan ok dan segera mengikuti permintaanku. Dengan telaten Yona memandu proses penetrasi itu, hingga akhirnya mulut rongga vagina Nica mulai bisa membuka menyesuaikan diri menjadi semakin melebar menerima kepala penisku masuk. Nica mengerang sambil melentikkan tubuhnya, bibirnya kini mulai menciumi bibirku dan kurasakan dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku bersentuhan dengan lidahku. Kehangatan yang kurasakan semakin nyaman ketika penisku semakin dalam kutekankan memasuki rongga vaginanya, setiap sisi permukaannya terasa menggelitik ketika bersentuhan dengan kepala penisku, hingga akhirnya Nica berteriak manja ketika penisku dapat masuk sepenuhnya memenuhi rongga vaginanya. Tangannya meremas rambutku, dan dia menggigit bibir bawahku untuk meredam suara teriakannya.

Perlahan aku mulai menggerakkan pinggangku, memompa penisku untuk dapat bergerak maju mundur merasakan kehangatan serta keunikan reliefnya di setiap sisi permukaan dinding vagina Nica yang membuat aku sangat menikmati kenyamanan yang disajikannya. Nica kembali mengeluarkan suara dan teriakan manja setiap kali tubuh kami berbenturan setiap aku mendorong masuk penisku hingga mengeluarkan suara khas dari tepukan kedua tubuh kami yang saling beradu. Kulihat Yona sudah kembali berbaring di sisiku, menahan tubuhnya dengan sebelah siku sedangkan tangan sebelah kirinya kerap meraba dan menepuk pantat Nica sambil memandangi proses penetrasi yang telah berhasil dipandunya tadi.

Tepukan Yona ke pantat Nica terasa berdampak dengan semakin erat remasan kontraksi yang diberikan oleh rongga vagina nyaman itu ke penisku, dan sesekali pinggul Nica terasa berkedutan setelah menerima tepukan itu. Nica tampak semakin bersemangat, dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan dibantu oleh kedua tangannya yang ditekankan ke dadaku, membantu untuk mendorong tubuhnya supaya dapat bangkit merubah posisinya untuk duduk di atas pinggangku. Perlahan dia mencoba membuka baju kaos yang sedang dipakainya, namun terlihat dia kesulitan melakukannya. Lalu Yona mulai bangkit berinisiatif untuk segera duduk berlutut di belakang tubuh Nica membantu membuka kaos dan bra yang dikenakannya. Kini tubuh putih mulus Nica sudah terpampang indah di depanku, dengan wajah cantiknya yang tampak kemerahan karena reaksi alkohol dia masih tersenyum menikmati sensasi yang dirasakannya.

Nica mulai memainkan pinggulnya, meliukkan dan menggerakkan maju mundur merasakan sensasi kenyamanan dari tiap sentuhan pergesekan penisku di dalam vaginanya. Kulihat Yona juga mulai merabakan tangannya ke payudara Nica, meremas payudara yang berukuran apa adanya itu, serta memainkan puting payudara Nica yang tampak keras mengacung dari posisiku yang sedang berbaring ini. Nica tampak sangat menikmati sensasi kenyamanan yang terjadi pada tubuhnya, dengan semakin cepat kurasakan dia menggerakkan pinggulnya, menekan dan menggesekkan klitorisnya mencari kenyamanan yang lebih lagi pada permukaan perut di atas pangkal penisku. Remasan kontraksi rongga vagina Nica semakin nyaman berkedutan mendekap penisku, kurasakan pinggul Nica semakin kencang digerakkannya, bahkan sesekali kurasakan pinggul itu bergetar berkedutan merespon kenyamanan yang terjadi pada tubuhnya. Kulihat jemari Yona semakin gencar memuntir dan mencubit puting payudara Nica sambil dia menciumi tengkuk dan leher Nica. Suara Teriakan Nica sudah tak lagi ditahannya, beriringan dengan gerakan pinggulnya yang semakin kencang menari di atas pinggangku. Kurasakan kontraksi nyaman pada rongga vagina Nica semakin erat meremas penisku, dan seketika itu Nica menjerit panjang, bersamaan dengan kurasakan tubuh Nica bergetar berkedutan menikmati kenyamanan orgasme yang dirasakannya. Kurasakan Nica meremas dan menekankan kukunya pada kedua sisi di sekitar tulang rusukku, tangannya yang bertumpu pada rusukku juga ikut bergetar.

Tangan Nica tampak sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya, akhirnya dia merebahkan badannya kembali ke atas dadaku. Kurasakan payudaranya yang kenyal menindih dadaku, yang terasa nyaman bersentuhan dan bergesekan dengan payudaranya yang hangat dan terasa licin oleh keringatnya. Deru nafasnya menerpa sekujur bahu dan leherku seiring dengan indahnya suara desahan dan erangannya terdengar di telingaku. Kontraksi yang meremas penisku oleh rongga vaginanya terasa nyaman berkedutan mengiringi setiap denyutan orgasme yang dirasakannya. Aku mendekap sambil membelai rambutnya, terasa relieved di batinku saat aku melakukannya. Rasa lega yang menenangkan batinku yang telah lama pudar oleh rasa kecewa dan kehilangan sepeninggalan Jessie kekasih lamaku.

Kukecup bibir mungilnya sambil aku coba merasakan aroma nyaman yang dapat kuhirup dari permukaan kulit wajah cantiknya yang sedikit terkontaminasi oleh aroma alkohol. Kulihat Yona adik kesayanganku bergerak turun dari ranjang lalu berjalan kembali ke sekitar sofa dan kembali menenggak tequila yang tersisa. Aku mencoba menggeser tubuh Nica supaya rebah ke sampingku, hingga aku dapat bangun dan menyusul adikku karena aku begitu terpancing untuk ikut menenggak minuman yang sedang dinikmati adikku itu. Setelah dapat menenggak segelas tequila, aku kembali menghampiri Nica yang sedang terbaring di ranjang. Ternyata Nica sudah merubah posisinya berbaring menghadap ke sisi ranjang, meletakkan pinggulnya ke ujung sisi ranjang dan kedua kakinya sudah diangkat mengangkang dengan kedua lututnya yang setengah tertekuk. Aku melihat wajahnya tersenyum manja ke arahku yang kembali mendatanginya, kulihat posisi tubuhnya itu begitu mengundang aku untuk kembali melakukan penetrasi penisku merasakan kenyamanan yang bisa diberikan oleh rongga vaginanya. Aku mulai menyesuaikan posisiku berdiri di sisi ranjang mengacungkan penisku supaya bisa kuarahkan masuk kembali menikmati berjuta kenyamanan di dalam vaginanya.

Kutekan sedikit demi sedikit kepala penisku mendesak masuk ke mulut rongga vagina Nica, rasa sesak yang diberikan oleh mulut rongga vagina itu terasa sangat nyaman mencengkram permukaan kepala penisku, di setiap kali aku mendorong keluar masuk mencoba membuat mulut rongga vagina yang telah basah itu membuka menyesuaikan diri dengan kepala penisku. Perlahan penisku dapat kembali masuk merasakan segenap rasa nyaman yang tersaji di setiap relief pada permukaan rongga vaginanya. Nica kembali mendesah, mengerang dan mengeluarkan suara jeritan tertahan disetiap kali aku membenamkan penisku. kupegang kedua belah pangkal lututnya sambil aku mengarahkan kaki Nica yang sedang mengangkang itu mencari posisi tertentu yang membuat permukaan rongga vaginanya memberi sentuhan yang lebih nyaman lagi ke sekujur penisku. Yona adik kesayanganku kembali mendatangi kami sambil menyeret sofa yang sedang didudukinya untuk dapat duduk lebih dekat memandangi prosesi penetrasi yang sedang kulakukan bersama Nica.

Aku semakin menambah kecepatan gerak pinggangku, memompa penisku bergerak maju mundur merasakan gesekan nyaman dengan rongga vagina Nica. Perlahan mulai kurasakan rasa nyaman yang terkumpul di pangkal testisku mulai merangkak naik ke arah batang penisku, ketika mulai kufokuskan untuk menggerakkan penisku hanya bergesekan di sekitar bagian mulut rongga vagina Nica, permukaan yang terasa sangat lembam dan meremas-remas setiap kali kepala penisku bersentuhan di bagian itu. Sesekali kukombinasikan gerak pinggangku untuk menekan masuk sepenuhnya penisku ke dalam vaginanya, hingga kedua tubuh kami berbenturan keras dan membuat Nica berteriak bereaksi terhadap benturan itu. Rasa nyaman yang semakin menjadi-jadi mulai mendera di sekujur penisku membuat aku semakin bersemangat menambah laju gerakan pinggangku untuk semakin merasakan kenyamanan itu demi mencapai ejakulasi. Tangan Nica terlihat mulai meremas payudaranya serta pinggulnya mulai bergerak dan sesekali mengejang menikmati rasa nyaman yang dirasakannya. Kucoba merendahkan pinggangku hingga setiap gerakan masuk penisku terarah untuk merasakan permukaan bagian atas rongga vagina Nica. Mencoba memfokuskan rasa nyaman dari vagina itu ke permukaan kepala penisku, membuat pinggul indah Nica semakin sering bergetar dan berkedutan ikut menikmatinya. Tak lama kulihat Nica mulai meraba dan memainkan klitorisnya sementara tangannya yang satu lagi masih tetap meremas payudaranya. Sesekali mulai kurasakan semburan hangat terpancar membasahi sekitar perut dan pangkal penisku. Suara teriakan menikmati sensasi kenyamanan semakin lantang keluar dari mulut Nica, seiring dengan semakin kencang aku menggerakkan pinggangku menambah laju kecepatan penetrasiku. Nica berteriak panjang sambil dia mendorong tubuhku agar menjauh, namun belum sempat aku mundur tiba-tiba semburan air yang deras telah terpancar dari vagina Nica membasahi seluruh permukaan perut dan penisku. Tubuh Nica bergetar dan mengejang seiring pancaran squirt yang keluar dari vaginanya, dan kulihat punggungnya terangkat menikmati kenyamanan yang sedang dialaminya.

Kulihat Yona sangat antusias menyaksikan kejadian itu lalu mendatangi Nica dan mulai memainkan jarinya ke vagina Nica, merasakan hangatnya cairan squirt dari vagina indah itu. Dia kemudian memasukkan jari manis dan jari tengahnya ke dalam rongga vagina Nica, lalu mulai memasturbasi sambil sebelah tangannya memainkan klitoris Nica. Kembali terdengar suara teriakan Nica bergema di dalam kamarku ketika dia sekali lagi mengalami squirt karena dimasturbasi oleh jari tangan Yona. Yona meraih penisku lalu mengarahkannya untuk kembali masuk ke dalam vagina Nica, lalu aku kembali mencoba memasukkan penisku meikmati kenyamanan dekapan rongga vagina Nica. Kurasakan sensasi yang berbeda disekujur rongga vagina Nica yang baru saja mengalami squirt tadi, seperti memberikan kenyamanan rasa licin dan basah yang lebih ngegrip dibandingkan setelah Nica mengalami orgasme sebelumnya. Aku langsung memacu gerakan pinggangku sekencang-kencangnya menikmati kenyamanan itu, kulihat Yona mulai merebahkan tubuhnya ke sebelah Nica dan langsung melumat sebelah payudaranya. Seketika sensasi rasa nyaman kembali merangkak naik dari pangkal testisku merayap perlahan dan mulai kurasakan memenuhi batang penisku, suara erangan Nica kembali terdengar membuat kepala penisku dipadati oleh berjuta rasa nyaman hingga tak lama kemudian akhirnya aku bisa merasakan ejakulasi berkat kenyamanan yang diberikan oleh vagina Nica.

Tubuhku mengejang menikmati kenyamanan disetiap semburan spermaku di dalam vagina Nica, rasa nyaman yang membuat sekujur tubuhku merinding menikmatinya, seluruh permukaan punggung, tengkuk hingga belakang kepalaku terasa menggelenyar akibat rasa nyaman itu, hingga aku hanya bisa terdiam sambil menekankan penisku masuk sedalam-dalamnya ke dalam rongga vagina Nica. Yona tersenyum melihat ekspresiku menikmati kenyamanan ejakulasi yang bisa kuraih berkat sentuhan nyaman vagina Nica, sensasi ejakulasi yang memberi rasa betah dan menenangkan. Yona memalingkan pandangannya ke arah Nica yang tengah menatap wajahku

Yona :”Happy birthday pacar abangku!”

Kembali Yona mengucapkan selamat kepada Nica lalu mencium pipi gadis yang baru saja disaksikannya melayani kepuasanku, dia lalu berdiri menghampiri aku kemudian berbisik mengatakan kalau Nica mendapat restunya dan selalu welcome diterima di rumah. Dia lalu kembali menarik sofa ke depan TV, dan menuangkan kembali tequila ke dalam gelas.

Setelah selesai bersih-bersih bersama Nica, aku mengajaknya untuk berbaring di ranjangku. Sambil memeluknya aku kembali menikmati aroma khas dari tubuhnya yang sangat nyaman terasa di penciumanku. Kami berbincang, bercanda semacam cuddling after sex gitulah berdua di ranjang. Nica kembali menempelkan pipinya di dadaku, sambil tangan kanannya memegangi penisku yang beberapa malam lalu diclaim sebagai penemuan barunya. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuh kami yang tidak mengenakan pakaian apapun semenjak keluar dari toilet tadi, ingga akhirnya kulihat Nica mulai terlelap tertidur menyandarkan kepalanya di dadaku.​
 
Terakhir diubah:
Terima kasih apdet lanjutannya Suhu @vejaina ...
:semangat: TERUS SEMANGAT ... SEMANGAT TERUS ...

Terima kasih kembali suhu @Aswasada untuk supportnya :Peace:


Terima kasih kembali suhu @fq_lex

Tengkyu updatenya huuu. Lanjooddd

Terima kasih kembali suhu @cukiberegu

mantab ini maahhh....

Terima kasih untuk apresiasinya suhu @bona_bona

Numpang leyeh leyeh dulu @vejaina nyemak bersama para senior & sesepuh yg telah duluan hadir

terima kasih suhu @PaijoKenthir1976 telah berkenan membaca tulisan newbie

Makasih updet terbarunya @vejaina moga lancar jaya

:beer:

Suwun apdet lanjutannya Om @vejaina

Terima kasih kembali suhu @Yhonoz

Amazing...
Makasih Suhu @vejaina

Terima kasih untuk apresiasinya suhu @umam

Makasih updetnya @vejaina

Terima kasih kembali suhu @kuciah

Bro @vejaina
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣•

Terima kasih kembali suhu bro @Byey
senang rasanya suhu selalu mau menyempatkan waktu membaca tulisan newbie
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd