Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Teman kerjaku idamanku

Apakah cerita nya perlu dilanjutkan?


  • Total voters
    190
  • Poll closed .
Tak terasa hari berganti pagi. Kubuka kedua mataku dengan sayu. Kucoba menggerakkan tubuhku yang kecapekan setelah pertempuran tadi malam. Akan tetapi saat kugerakkan tanganku ternyata ada sesuatu yang menahannya.

“Eh Ran ada apa ini?” tanyaku

“Tenang aja Rav, pagi ini aku akan memberikan kenangan indah yang tidak akan pernah kamu lupakan seumur hidup” ujar Rani dengan tersenyum.

Kucoba melihat situasi sekitar. Ternyata kedua tanganku sudah diikat jadi satu dengan ikat pinggang dan diikat ke dipan tempat tidur sehingga tanganku tidak bisa bergerak. Rani pun menuju ke depanku tanpa sehelai benang yang menempel di tubuhnya.

“Ayo julurkan lidahmu Rav, lakukan seperti semalam” ujar Rani sambil menempelkan payudaranya ke bibirku. kedua tangan Rani pun disandarkan di samping kepalaku. Tercium aroma tubuhnya yang agak asam – kecut karena baru bangun tidur. Tetapi hal tersebut malah menambah gairah pagi yang sedang memuncak.

Kuhisap pelan – pelan putingnya hingga Rani kelojotan. Kedua tangannya pun meremas – remas rambutku. Setelah puting sebelah kanan mengeras dan basah, Rani menggantinya dengan puting sebelah kiri. Begitulah silih berganti kedua payudara Rani kuhisap. Dia pun mendesah – desah tak karuan. Kurasakan bagian perutku agak basah dan terasa hangat. Mungkin mem*k Rani sudah mulai mengeluarkan lendir kenikmatan. Rani kemudian berganti posisi, kedua lututnya disandarkan di sebelah kepalaku. Kedua kakinya mengankang tepat diatas kepalaku. Wah pagi – pagi sudah mendapatkan pemandangan yang sangat indah begitu pikirku. Karena mengangkang maka meme*k Rani pun terlihat sangat jelas, bagaikan bunga mawar pink yang sedang merekah dengan kilauan – kilauan cahaya dari lendir kenikmatan Rani. Tangan kiri Rani pun memegang dipan dan tangan kanannya meremas – remas payudaranya.

“Ayooh..Raavvhhh…ehhnahhkinhhh laaahgiiihhh” ujar Rani yang sedang terangsang berat.

Akupun mulai menjulurkan lidahku. Kujilati meme*k Rani secara pelan – pelan karena hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang ini. Ranipun menggoyangkan tubuhnya pelan – pelan walau terkadang tubuh dan kakinya agak berkedut – kedut.

“Tehrussshh Ravhh….ahgakhh mahsukhhh kehdahlamhhh lahhgiihhh….”pinta Rani.

Kumasukkan lidahku kedalam lagi sesuai permintaan Rani. Lidahku menjilati dari bawah keatas hingga mentok ke seonggok daging kecil berwarna merah muda di mem*k Rani bagian atas. Tak lama kemudian Rani menghentikan aktifitasnya. Tangan kirinya diletakkan disamping lutut kirinya sedangkan tangan kanannya membuka mem*knya menjadi lebih lebar lagi.

“Sehdottinnhhh it*lHnyaaah Ravvhhh”

Mungkin yang dimaksud Rani seonggok daging kecil itu pikirku. Aku pun menyedotnya dengan agak kencang dan kasar.

“iihhh..iiihhyaaahhh behhhtuuulllhhh giihtuuuhhhh Raavvvhhh…aaahhhh….aaahhhhh”

Bunyin kecipak pun semakin keras. Badan Ranipun bergoyang – goyang semakin kencang. Ingin rasanya tangan ini bergerilya di payudaranya tapi apalah daya tanganku masih terikat kencang. Sekitar 10 menit menit kemudian tubuh Rani berkedut – kedut disertai cairan yang menetes dari it*ilnya.

“Aaaahhhhh…sehdootthhh tehhruuusshhh Raavvhhhh….aaahhhh……aahhhhh”

Aaahh pagi – pagi aku sudah dapat sarapan cairan kenikmatan Rani. Kujilati dan kusedot it*il Rani hingga tubuh Rani tidak berkedut – kedut lagi.

“Waah dahsyat sekali Rav rasanya. Belum pernah aku merasakan orgasme sedahsyat ini” ujar Rani setelah berhasil mengatur nafasnya.



Rani kemudian meninggalkanku menuju ke kulkas untuk mengambil minum. Kulihat tubuhnya dari belakang terlihat seksi sekali walaupun pantatnya tidak terlalu besar dan montok. Tubuhnya yang berkeringat menambah kesan lebih seksi.

Setelah minum, Rani mengambil handbody dan diletakkan di dekatku.

“Buat apa ini Ran?” aku pun bertanya – tanya.

“Ini buat kenikmatanmu Rav. Kamu pasti akan mengenang momen ini untuk selamanya” bisik Rani sambil tersenyum.

Rani bersandar disampingku. Dia kemudian menciumi dan menjilati ketekku sebelah kiri.

“Hmmmm….rasanya kecut Rav”

“Eh…iiiya Ran kan aku belum mandi”

Rani kemudian naik diatasku. Ketekku dijilati dengan penuh penghayatan, sedangkan kedua tangannya mengelus – elus putingku terkadang juga mencubitnya. Setelah ketek sebelah kiriku basah oleh air liur Rani, dia pun berpindah ke ketek sebelah kanan. Nikmatnya tidak terhingga.

Setelah Rani puas menjelajahi kedua ketekku, diapun kemudian mengambil bantal. Dia menumpuk dua bantal kemudian diganjalkan ke pantatku sehingga pantatku posisinya lebih tinggi dibanding badanku.

Waduh mau apalagi ini Rani pikirku. Tindakannya tidak bisa ditebak.

“Ngangkang Rav”

Akupun mengangkangkan kedua kakiku mengikuti petunjuk Rani.

Kedua tangannya mengelus – elus kaki ku, dan kemudian……………….

Kemudian Rani menjilati lubang anusku. Oh tidak, rasanya bagaikan melayang diatas awan. Lidah Rani kemudian menyisir dari lubang anus menuju bagian bawah buah zakarku. Sekitar 5 menit Rani melakukan servis yang sangat enak ini. Nafasku pun semakin memburu.

Kemudian Rani mengoleskan handbody ke telunjuk jari kanannya. Dia kemudian menjilati buah zakarku sedangkan tangan kirinya memegang kepala juniorku dan mengelus – elus lubang kencingku. Nafsuku pun menjadi naik. Tak berselang lama tiba – tiba telunjuk jari kanan Rani dimasukkan ke lubang anusku.

“Aduuuuuhhh” aku pun menjerit kecil.

“Aduh apa Rav? Aduh enak???” tanya Rani sambil etrsenyum

Akupun hanya bisa pasrah sambil melenguh keenakan. Dapat ide darimana ini Rani aku tak habis pikir.

Semakin lama kocokan dan jilatan Rani di buah zakarku semakin kencang. Begitu juga dengan jari telunjuk Rani yang masuk ke lubang anusku. Sensasinya tiada tara. Hingga kemudian Rani memasukkan juniorku ke mulutnya dan lidahnya menjilat lubang kencingku seakan – akan lidahnya akan masuk ke lubang kencingku.

Tak berselang lama pertahananku jebol. Aku pun mengerang kenikmatan disertai juniorku berkedut mengeluarkan cairan kenikmatan. Cairan itu disedot Rani sampai habis tak tersisa.

“Haah…haah…..haaaah….haaah…haaah” Nafasku tersengal – sengal seperti habis berolahraga.

“Gimana Rav, enak?” tanya Rani.

“Haah…haaah…eeehhnaaakhhh Raaannhh…haaah….haaah…haaah” aku mulai mengatur nafas.

“Kamuuh memaangh layaakh jadiiih istriiih idamanh semuaaah lakiiih – lakiih” aku memberi testimony.

“Lupakan itu Rav, suamiku aku sepong aja gak mau apalagi diginiin”

“Waaah sayangh bangeeth Ran”

“Terimakasih ya Rav, gara – gara kamu aku bisa mengeluarkan fantasiku yang selama ini aku pendam”

Wah ternyata binal juga Rani.

“Eh…iiiya Ran jangan sungkan – sungkan sama aku…hehehehehe”

“Yuk kita cari sarapan dulu Rav” Rani mengajakku

Ternyata tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Aktifitas ini bisa membuat aku lupa waktu.

Rani kemudian melepas ikatan di tanganku dan kemudian kami memakai pakaian untuk sarapan bersama.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd