Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Teman kerjaku idamanku

Apakah cerita nya perlu dilanjutkan?


  • Total voters
    190
  • Poll closed .
kentang huuuuuuu
 
Ijin nitip sendal om
Lancrotkaan lagi ..

Ane paling fetish sama yang namanya disetirin mobil ama cewek hehe
:tegang:
 
Seperti itulah hubungan aku dengan Rani. Hanya sebatas saling memuaskan walaupun terkadang lebih banyak Rani yang terpuaskan. Bagiku tidak masalah. Sudah bisa melihat Rani telanjang, bisa mengelus – elus mem*knya. Bisa menjilati mem*knya, bagiku itu sudah termasuk anugerah terindah yang pernah kudapatkan. Tidak banyak orang yang beruntung kalo dipikir – pikir lagi. Jadi saat dalam bekerja pun kami seolah – olah rekan kerja biasa sehingga hubungan kami tidak terganggu. Mungkin lebih baik seperti saja daripada ngent*t ajan tetapi nantinya malah bisa merusak hubungan kami.

Akupun masih seperti para jomblo biasanya. Masih sering aku memperhatikan ketek Rani saat pulang kerja. Curi – curi pandang melihat pusarnya atau melihat pantatnya saat berjalan di depanku. Semuanya aku ingat – ingat sebagai bahan aku nanti pulang kerja di kamar mandi kost. Yam au bagaimana lagi untuk sementara aktivitas seperti itulah yang rutin aku lakukan.

Hari ini cuaca sangat terik sekali, walaupun berada di dalam ruangan ber-AC tetapi masih terasa panas. Tiba – tiba HPku berbunyi tanda ada yang mengirim pesan melalui aplikasi WA. Kulihat ada pesan dari Rani, tumben ini Rani WA aku, batinku.

“Rav, nanti pulang kerja nonton bioskop yuk”

“Hah??? ngajakin aku nonton??? Gak dicariin suamimu nanti??”

“Suamiku sedang tugas keluar kota seminggu Rav”

“Oalah, ya udah kalo gitu”

“Nanti pulang kerja kita jangan barengan. Kamu pulang dulu terus naik ojol. Nanti kita ketemuan di jaln, lokasi nanti aku kasih tau lagi biar gak ada yang curiga”

“Baik Ran”

Wah detail banget ini rencana Rani. Mungkin dia sudah menahan sange yang tidak terlampiaskan. Kutahu sepertinya Rani termasuk wanita yang hypersex. Atau mungkin wanita seumuran Rani memang sedang hot – hot nya. Akan tetapi sepertinya suaminya lebih memilih pekerjaannya dibandingkan dengan Rani. Kebetulan kami memiliki hobi yang sama yaitu menonton bioskop sehingga saat bekerja pun kami kadang mengobrol mengenai film – film terbaru yang sudah tayang di bioskop.

Sambil menunggu bel pulang, akupun tak sabaran membayangkan apa yang nanti akan terjadi. Saat Rani duduk disebelahku, dia bersikap seperti biasa seolah – olah tidak pernah mengajak untuk keluar nanti malam.

Tepat jam 5 sore, bel pun berbunyai sebagai tanda jam kerja sudah selesai. Akupun mengikuti perintah Rani seperti WA tadi. Aku pulang ke kost untuk mandi terlebih dahulu sambil menunggu petunjuk berikutnya dari Rani.

Setelah mandi dan berpakaian rapi kulihat Rani sudah WA aku. Dia sedang dalam perjalanan menuju titik ketemuan. Akupun kemudian memesan ojol dan menuju lokasi yang sudah Rani sebutkan.

Kulihat mobil Rani sudah terparkir dipinggir jalan. Kemudian aku menghampirinya. Saat kubuka pintu mobilnya…Alamak cantik sekali Rani. DIa mengenakan tanktop yang hampir menyerupai lingerie. Jadi tanktop tersebut dipundaknya hanya tali sehingga aku bisa melihat keteknya dengan leluasa dengan belahan dada rendah. Tanktop tersebut dipadu dengan celana pendek ala kadarnya (tau sendiri kalau panlok pakai celana). Ukuran dari tanktopnya juga nanggung. Panjangnya hampir sama dengan celana bagian bawah sehingga sebenarnya jika Rani tidak menggunakan celana pendek juga tidak masalah. Oleh karena itu, pahanya yang putih menjadi sangat terekspos dan membuat juniorku menegang.

Akupun kemudia masuk kedalam mobil disebelah Rani. Dengan posisi Rani yang menjadi supirnya maka aku bisa dengan leluasa curi – curi pandang melihat keteknya yang terbuka sangat bebas.

“Mau kemana kita Ran?” tanyaku memecah suasana.

“Ke Gr**d Mall aja Rav, disana mall nya agak sepi soalnya harga barang – barangnya lumayan mahal selevel mall – mall di Jakarta” jawab Rani.

Perjalanan menuju mall tersebut hanya membutuhkan waktu tidak sampai sejam. Rani memarkirkan mobil di basement yang terlihat sepi. Rani mengajakku untuk makan malam ke restoran terlebih dahulu sebelum menonton bioskop. Kamipun memesan makanan masing – masing. Sambil menunggu pesanan, kami mengobrol.

“Cantik sekali kamu malam ini Ran” rayuku

“Ah…masa sih” Rani tersipu malu

“Serius Ran, apalagi dipadu dengan tanktop saat ini”

“Ah…kamu pasti berpikir mesum”

“Ya sekali – sekali boleh lah Ran, kalo kamu pake seragam kan ketutup semua. Toh juga aku udah liat dalemannya”

“Bisa aja kamu Rav”

“Eh, tumben – tumbenan kamu ngajakin aku ke mall?”

“ BeTe di rumah terus sendirian”

“Birahi Tinggi ya Ran….Hehehehehehe”

“Kamu mah bisa nya ngledekin terus Rav”

“Kayaknya istrinya suamimu itu pekerjaan ya Ran? Sayang sekali punya istri secantik dan se-hot ini dianggurin”

Rani pun terdiam…..

“Eh, maaf ya Ran bukan maksudku menyinggung perasaanmu. Tapi memang dari lubuk hatiku terdalam aku merasa kasihan sama kamu Ran. Kamu seperti merasa kesepian kalo aku perhatiin” aku meminta maaf.

“Ya begitulah Rav keadaanku sekarang ini. Kamu jangan kapok ya kalo aku mintain tolong?” pinta Rani

“Iya Ran, aku akan selalu membantumu semampu yang bisa aku lakukan. Pokoknya selain masalah keuangan aku pasti bantu. Hehehehehehehe”

Tak lama kemudian makanan yang kami pesan pun datang. Rani memesan mie goreng. Kulihat dia saat memakan mie goreng terpampang keteknya yang mulus. Saat dia menyedot mie, kubayangkan saat – saat dia menyedot juniorku. Aduh….aku jadi membayangkan yang engga – engga. Coba kalo seminggu tinggal serumah dengan Rani pasti aku gak bisa jalan, setiap saat setiap waktu di setiap penjuru rumah pasti kita melakukan enak - enak begitu pikirku.

Setelah makan, kami menelusuri setiap penjuru mall. Aku berjalan disamping Rani, sehingga aku hanya bisa melirik belahan dada nya saja. Setelah kuperhatikan secara seksama mungkin Rani tidak menggunakan beha. Mungkin aku baru menyadarinya karena tanktop yang digunakan Rani berwarna gelap sehingga tonjolan putingnya tidak terlalu kelihatan.

Rani kemudian mengajakku memasuki salah satu store pakaian. Dia memilih – milih baju. Melihatnya memilih baju, juniorku menjadi tegang. Bagaimana tidak tegang, Rani memilih dengan cara mengangkat baju ke atas sehingga terpampanglah kedua keteknya yang mulus tanpa rambut itu. Setelah menentukan pilihan, Rani menuju ke ruang ganti. Dia mencoba beberapa baju. Setelah selesai membeli baju, Rani mengajak untuk membeli tiket bioskop. Sebenarnya di bioskop tidak terlalu ramai, hanya saja counter untuk melayani pembelian hanya buka satu saja sehingga kamipun harus mengantri. Di saat mengantri inilah, Rani agak menggodaku. Terkadang dia sepertinya sengaja mundur sehingga menabrak juniorku. Terkadang juga dia berbalik ke belakang dengan tangannya menyenggol juniorku yang tegang.

Sekitar 10 menit an kami mengantri membeli tiket. Rani memilih posisi tempat duduk di pojok belakang bagian atas. Wah tanda – tanda ini begitu pikirku. Rani kemudian membeli popcorn ukuran besar dan 2 minuman soda. Kami kemudian menuju ke tempat yang sudah di pesan. Aku berjalan dibelakang Rani. Kuperhatikan dia saat naik tangga, terlihat sangat seksi sekali. Andaikan dia pakai rok, pasti terlihat celana dalamnya.

Kamipun mengobrol – ngobrol santai sambil menunggu film dimulai dan memakan popcorn yang sudah dibeli tadi. Penonton di bioskop tidak banyak, mungkin tidak lebih dari 20 orang dan posisi mereka di tengah. Hal ini wajar karena sudah memasuki pertengahan malam. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan angka 11 malam. Film sudah berlangsung sekitar 30 menit. Kulihat Rani menaruh pop corn ke kaki ku.

“Rav, buka reslitingnya” ujar Rani secara pelan – pelan

“Eh…Nanti kelihatan ada CCTV Ran” sergahku.

“Tutupin aja pake ini”

Kemudian Rani memposisikan tas belanja nya tadi di sebelah popcorn sehingga membentengi kakiku. Jika dilihat dari depan, aku seperti memangku tas belanjaan dan popcorn. Akupun kemudian mengikuti perintah Rani. Kubuka resliting celanaku secara pelan – pelan. Mengetahui reslitingku sudah terbuka, Rani mengeluarkan handbody dari tas nya. Wah, kayaknya memang sudah dipersiapkan ini, Rani memang selalu sangat detail jika mempunyai rencana. Kemudian dia mngeluarkan sedikit handbody ke telapak tangannya dan tangannya masuk ke dalam celanaku memegang juniorku. Ah….dingin dan lembut rasanya tangan Rani. Walaupun ini bukan yang pertama kali kurasakan tangan Rani di juniorku, akan tetapi sensasi dipegang di bioskop ini baru pertama kurasakan. Ada perasaan was – was, takut, senang, nikmat semuanya menjadi satu.

“Jangan bersuara ya Rav” Rani menggodaku sambil tersenyum.

Tangannya kemudian mengocok juniorku. Kadang secara cepat kadang secara pelan. Jarinya menyentuh – nyentuh lubang kencingku. Wah….nikmat sekali rasanya. Kemudian tangannya semakin masuk mengelus buah zakarku. Dingin – dingin enak karena terasa dinginnya handbody dipadu dengan AC bioskop yang sangat dingin karena penontonnya yang sedikit. Setelah 5 menit an mengelus – elus buah zakarku kemudian Rani mengolesi telapak tangannya dengan handbody lagi karena terasa sudah tidak licin lagi. Kemudian tangannya masuk lagi ke celanaku, kali ini dia mengocok juniorku dengan kencang. Tak berapa lama kemudian, cairan kenikmatanku pun keluar diiringi nafasku yang menderu. Kucoba menahan bibirku ini agar tidak bersuara. Aku pun menenangkan diri.

Setelah nafasku kembali teratur, Rani mengeluarkan tangannya. Tangannya ada sedikit cairan kenikmatanku yang menempel. Tanpa ragu – ragu dijilatinya cairan itu hingga habis.

“Sudah lama aku tidak merasakannya Rav”

Wah…maniak juga ternyata Rani. Kucoba melihat sekelilingku. Kulihat cairan kenikmatanku ada di kursi depanku, pop corn dan tas belanja. Untung saja di depan tidak ada orang pikirku.

Tak lama kemudian, tangan Rani masuk ke dalam celanaku lagi. Aku pun kaget.

“Stststst….jangan bersuara Rav” pinta Rani.

Akupun menurut saja. Kutahan bibirku agar tidak mengeluarkan suara. Kali ini tangan Rani mengocok kepala juniorku saja. Sejak kapan Rani mengoleskan handbody nya lagi ini. Ternyata setelah Rani menjilati spermaku tadi dian mengoleskan handbody ke telapak tangannya lagi. Aku tidak mengetahuinya karena aku sedang melayang – layang keenakan tidak sempat memperhatikan sekitarku.

Rani dengan cepat mengocok kapala juniorku. Karena licin, maka akupun tidak kuat menahan orgasme ku lagi. Tidak sampai 5 menit aku mengeluarkan cairan kenikmatanku lagi, tetapi tidak sebanyak yang sebelumnya. Walaupun aku sudah mengeluarkan sperma tetapi Rani masih saja mengocok kepala juniorku. Rasanya geli, sakit, enak, panas jadi satu.

“Aaahhh Raaanhhh uhdaahhh Raaaannnhhhh” erangku secara pelan.

“Enak ya Rav? hehehehehehe” ledek Rani.

Spermaku pun bercampur dengan handbody di telapak tangan Rani. Dia tidak berhenti, malah semakin semangat lagi mengocoknya setelah mengetahui juniorku mulai bangun lagi. Kali ini dia berpindah mengocok batang juniorku. Dia mengocoknya dengan sangat cepat tidak memberikan waktu aku untuk istirahat. Akhirnya tak lama kemudian akupun orgasme lagi. Badanku berkedut – kedut sebagai tanda aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah mengetahui aku orgasme, Rani mengeluarkan tangannya sambil tersenyum . Kemudian dia mengelap tangannya dengan tissue basah. Aku coba mengatur nafasku dan menenangkan diri. Gila….aku udah orgasme 3x di bioskop. Sensasi ini pasti tak akan kulupakan seumur hidupku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd