Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tamu Yang Tak Diundang

Apakah imajinasi terliar yang pengen kalian baca di karya Tolrat?

  • Adik Cowo vs Kakak Cewe

    Votes: 198 15,0%
  • Adik Cewe vs Kakak Cowo

    Votes: 59 4,5%
  • Anak Cowo vs Ibu

    Votes: 338 25,6%
  • Anak Cewe vs Ayah

    Votes: 195 14,8%
  • Suami Istri vs Anak Cewe

    Votes: 90 6,8%
  • Suami Istri vs Anak Cowo

    Votes: 55 4,2%
  • Suami diselingkuhi Istri

    Votes: 288 21,8%
  • Suami vs rekan kerja/teman/relasi

    Votes: 98 7,4%

  • Total voters
    1.321
  • This poll will close: .
Bimabet
Jozz Gandoz...
Top Markotop...

Semoga sehat selalu & lancar Rizki RLnya Om 🤲
aaaaaammmmiiiiinnnn.
suwun nggih lik

Godaannya parah ini...
Ampun suhu... ampun....
Gara gara baca thread ini jadi sempet ngayal Ama ponakan yg kecilannya ane yg urusin.....
Sekarang si udh gede ....
Tapi masih suka mampir ke rumah sih ...
Nah looo....
Wkwkwk ...
naaaaah. kebayang kan rasanya gimana?
emang kadang, nafsu tuh ga mandang bulu kok. meskipun iman kuat, tapi ketika dapet bulu yang tepat, tetep aja, bakal kekikis juga.
apalagi pas si doi juga menikmati, udah deh...

siaaaap. samasama sob

trims apdetnya @tolrat

cobaannya memang berat ya...
hooh. dan meskipun udah kesakitan karena berkali-kali tertimpa cobaan yang berat itu, rasanya entah kenapa kok nagih.

tubuh Feby jgn di anggurin ...crot kan
Makasih updatenya om @tolrat
siaaaaap. samasama sob

monitorieng sore
kijang satu...kijang satu...

update benar" panas
awas gosong..

mantab suhu, gasss
ngeeeeeeeeeeeengggg

Makin menggoda aja, lanjutkan suhu😁
siaaap

Mulustrasi nya suhu
waduh, jangan ah... ntar ga sesuai selera

Lanjutttt gaessss
gaaaaaaasss

Gak ngabsen...

Cuman memantau ;)
hahahaha. iso wae
 
samasama sob

Lanjutkan gaes
siaaaap

Ceritanya kocak banyak adegan konyol tpp bikin mucrat duluan . Makaseeh gan 😅
hehehehe. thanks sob

Ninggalin jejak
jossss

Absen dulu guys
satu dua tiga

Mau coba DM ah suhu 🙏
siaaaap. ditunggu yaaaa

Tambah mulustrasi makin cihuy nih
aduh jangan ahhh. repot cari yg mirip

Absen lagi disini...
empat lima enam

Saya kira akan ada satu panggilan lagi
"Ayaaaaahh... ini apa?"
"Kolor ayah buat nge-lap ya yah"
"Abis itu feby pake dikepala, biar tidur tambah nyenyak"

:konak:

Maaf baru baca update
:ampun:
hmmmm. boleh juga idenya. hehehe


Mantaapppsuhu
siaaaap

Mantap update nya suhu
thanks sob

samasamaaaa

Cerita yg sangat sangat mantap..
hehehehe. terimikisih

Pokoknya mantap semoga sampai tamat
udah tamat kok di web sebelah. hehehehe

asik kali suhu
siaaap

Mari kita semangati agan..biar jangan dianggurin yang didepan mata
hahahaha. apaan tuh yang dianggurin?

Pasang tenda lagi dah..
mongggooo

semoga segera diupdate lagi ceritanya.. seru seru dan seruuuu
cerita ini sebenernya sih udah tamat di web berbayar, cuman karena kalian semua, gw bakal upload gratisannya satu-satu disini setiap bulannya

Wow..kereen om, terimakasih
siaaaaap. samasama sob

Lanjutken
:semangat: :semangat: :semangat: :mantap: :mantap: :mantap:
pastinyaaahhh
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
TAMU YANG TAK DIUNDANG
Part 08 - Praduga


Pagi itu, aku merasa begitu malas. Tak ada semangat sama sekali.
Entah karena aku kurang tidur, karena hanya bisa memejamkan mata selama 3 jam, atau karena tenagaku habis, setelah dua kali, aku mengocok batang penisku dan orgasme secara berurutan.
Hari itu, aku merasa, pekerjaan sepelu terasa begitu sulit. Beberapa kali, aku salah menginput data. Sehingga mau tak mau, aku harus mengulang hal yang sama.

Isi otakku, hanyalah tentang Febby. Tentang wajah cantiknya, senyum nakalnya, payudara bulatnya. Semua berkelibat jelas di benakku. Tubuh indahnya, pantat lembutnya, vaginanya yang merah merekah. Berkali-kali muncul di pikiran mesumku.

Aku tak bisa berpikir jernih. Karena sepanjang pagi, setelah pergi meninggalkan putriku sendiri di appartemen, penisku, tak henti-hentinya mengeras. Membuat buah zakarku, begitu tersiksa di setiap langkah kakiku. Aku merasa biji pelerku begitu ngilu.

Satu-satunya cara supaya rasa ngilu dizakarku ini, adalah dengan masturbasi. Iya, itu adalah cara paling ampuh untuk bisa menghilangkannya. Hanya saja, saat ini aku sedang tak berada di apartement. Aku juga tak mungkin masturbasi di toilet umum. Karena selain tak nyaman, aku merasa menyayangkan jika harus membuang benihku secara sia-sia seperti itu.

Aku tahu, apa yang dilakukan Febby tadi pagi, atau semalam, adalah hal yang biasa. Setidaknya, buat dirinya. Tapi bagiku, itu adalah sebuah siksaan yang begitu susah untuk aku hadapi.

Aku kadang berpikir, jika ketelanjangan adalah hal yang tidak begitu penting. Yah, mungkin, Febby juga merasa seperti itu juga karena GEN-ku yang mengalir di dirinya. Aku, dan mungkin Febby, sudah biasa beraktifitas tanpa berpakaian, sehingga sedikit banyak, keterbukaan aurat ataupun ketelanjangan tubuh adalah hal yang sepele.

Sebenarnya, akupun tidak tahu, darimana kenikmatan menjadi seorang penganut nudis, hanya saja, bagiku, dan mungkin bagi Febby, itu adalah sebuah cara untuk mengekspresikan diri.

***

“Wooii…. Banyak piikiran gitu kayanya lu, Bim. Pagi-pagi gini ngelamun bae. Abis ngebuntingin anak orang lu? Hahahaha” Ledek Dirga sambil melempar pulpen kearahku. Membuyarkan lamunanku mengenai putriku.

Dirga, adalah salah seorang kenalanku, yang bisa dibilang membantuku ketika aku terpuruk karena Covid kemarin. Seorang imajiner, seorang pengusaha expedisi, dan seorang playboy karbitan, yang hingga usianya sudah menginjak akhir kepala 4, masih saja melajang.

Dari desas desus yang beredar, Dirga pernah mempunyai istri. Hanya saja, ia pisah karena sebab yang tak jelas. Ada yang bilang, Istrinya selingkuh dengan orang yang lebih kaya. Ada yang bilang juga, istrinya meninggal. Yah, kurang lebih, nasib asmaranya, mirip denganku. Oleh karenanya, dari background tersebut, membuatku cukup akrab denganku.

“Amit-amit.” Jawabku singkat sambil melempar balik pulpen yang dilempar sebelumnya kearahku.
“Hahahaha… Gapapa Bim, kalopun hamil, khan biar lu ada temen di apartemen.” Goda Dirga sambil tertawa terbahak-bahak. “Khan lumayan, bisa ngewe bareng lawan jenis. Daripada lu coli sendirian aja disana.” Sambungnya lagi sambil melirik kearahku sebentar, sebelum larut lagi menatap layar laptopnya.

Dirga, adalah sohib yang benar-benar tahu hampir segalanya tentangku. Mesumnya, gaya bercandanya, dan selera cewe idamannya pun, benar-benar sama. Bedanya, ia adalah seorang yang jauh lebih royal ketimbang diriku.

Rela menghabiskan banyak uang, untuk berlangganan channel dewasa. Bisa menghabiskan banyak saldo, hanya untuk menyapa artis bokep favoritnya. Punya berbagai macam alat bantu seks. Bahkan ia juga punya ruangan khusus untuk bercinta, yang bisa disetting sesuai tema. Pekerja kantoran, karyawati retail, anak sekolah, anak kuliah, semua ada.

Bisa dibilang, Dirga, adalah seorang bokepers sejati

“Sini Bim. Lihat deh. Ada channel yang lagi viral nih…” Ucap Dirga memberitahuku, “Ga keliatan muka cewenya sih. Cuman bodynya, ALAMAAAAK. AADUHAAAAII. Lu pasti bakalan demen dah…”
“Umur berapa?” Tembakku. Masih tak begitu memperhatikan, karena masih sibuk menginput data
“Sini dulu lah. Liat aja dulu…” Ucap Dirga yang menyodorkan handphonenya kearahku.

Sekilas, aku lihat, memang gadis yang ada di video tersebut terihat begitu molek. Walau sepanjang videonya, aku tak bisa melihat wajahnya, namun aku bisa menerka, betapa cantik wajah sebenernya.
Kulitnya putih, mulus. Payudaranya besar, vaginanya tembem, dan pantatnya bulat.

“Cantik khaann? Hehehe.” Kekeh Dirga, kembali memperhatikan layar handphonenya, “Lu mau link channelnya ngga?”
“Ada adegan ngewe-nya?”
“Belom ada sih..” Jawab Dirga,
“Anal?”

“Ngewe aja ga ada, apalagi anal. Sabarlah. Pelan-pelan. “
“Ngapain juga sabar-sabar..” Jawabku ketus

“Bener deh. Ini akun beda banget bro. Walau belom ada adegan-adegan yang lu demenin itu, yang punya akun bilang, Bakalan ada kok…”
“Yah. Buat apaan? Kalo cuman pamer-pamer kaya gitu mah. Gw udah punya banyak..”
“Beda Bim. Serius. Ini Beda.” Ucap Dirga bersikeras. “Disini. Lu cuman nambah duit sedikit, trus lu request, dia bisa langsung kasih apa yang lu mau. Langsung, Bim. Dikirim saat itu juga..”

“Hmmm. Bukannya yang lain juga gitu?” Komenku masih cuek.
“Yang lain mana? Lama kalo yg lain mah buat ngewujudin permintaan fans-nya. Disini. Lu bisa menjadi pemeran cowoknya Bim. Lu minta apa aja, bakalan dilakuin. Kecuali kasih liat muka ama adegan ngewe-nya ya..”
“Oohh.. Niat juga ya doi.
“Banget.”
“Next ajalah, sob. Gw masih buru-buru kelarin pengiriman ini…”

“Nih. Gw kemaren request, buat ngobel memek tuh cewek pake dua jari. Gw kasih kirim saldo, trus langsung deh. Dilakuin semuanya ama tuh cowoknya.” Sodor Dirga memperlihatkan adegan yang ia minta ke pemain video bokepnya.
“Hmmm. Percuma sob, lihat deh. Ceweknya ga respon. Kalo kaya gitu mah antara tuh cewe pingsan, atau nggak dikasih obat tidur.” Jelasku, “Jadi kalo ceweknya ga bales perlakuan tuh cowok, buat apa lu tonton? Habis-habisin saldo lu aja…”

“Lu harus langganan dulu Sob. Suer. Ini beda aja banget. Dan Sumpah, gw pengen ketemu ama nih pemerannya.” Sedih Dirga melihat reaksiku yang kurang antusias, “Kali aja lu mau patungan sob…”.
“Hehehe. Iyeeee. Next time yaaa…” Jawabku sambil menepuk-nepuk pundak lebarnya, “Kalo nggak, Kirim link-nya dulu aja deh sob. Kali aja gw demen, trus bisa ikut patungan ama lu…”

Kubayar semua biaya expedisiku, kuambil nota pengirimannya, lalu ku pamit. “Thanks ya sob, udah bagi-bagi info..”

***​

Dalam perjalanan pulang, beberapa kali aku berhenti di sebuah department store. Sekedar berpikir, apakah aku harus membelanjakan putriku beberapa potong pakaian atau tidak. Karena jujur, aku tak tahu sedikitpun tentang pakaian anak perempuan. Aku khawatir seleraku dianggap kuno dan ketiggalan jaman.

Hampir dua jam, aku mencari referensi fashion anak mudah jaman sekarang. Yah, tentu aku cari referensi fashion dengan budget terbatas. Yah, selain karena aku khawatir pakaian itu tak dipakai sama sekali oleh putriku, aku juga menyayangkan untuk membeli pakaian yang bakalan dipakai Febby dalam waktu beberapa hari saja.

Tapi, setelah aku pikir-pikir, tak ada salahnya aku membelikan putriku beberapa potong pakaian. Toh kalaupun Febby tak suka, aku bisa menyumbangkannya ke orang lain. Setidaknya, aku udah berupaya untuk menimbulkan rasa peduli kepada putri semata wayangku.

Beberapa menit kemudian, aku sudah menenteng kantung belanja. Sambil memilih baju, otak mesumku juga tak bisa diam. Memikirkan segala pemandangan seksi yang bakal dipertontonkan Febby ketika mengenakan baju yang aku pilih.

shirt ketat bergambar kharakter dan kata-kata lucu, akan memperlihatkan kebulatan payudara putriku. Celana pendek dan kolor berukuran mini, bakal membuat kaki jenjangnya terlihat jelas. Celana legging semi jeans yang akan membuat penampilan pantat semoknya terlihat jelas. Serta celana dalam mini, yang sudah tentu, akan membuat celah kemaluan Febby tercetak nyata.

Uhhh. Aku ga sabar untuk memberikan semua baju-baju ini ke putriku.
Pasti Febby bakal terlihat cantik dan cocok, untuk menjadi obyek fantasiku.

“Sebentar, sepertinya ada yang kurang..” Ucapku dalam hati ketika melihat tumpukan belanjaanku di dalam keranjang, “Astaga. Iya… Aku belum beli beha..” Sambungku langsung celingukan mencari tahu dimana area penyangga payudara itu berada.

Namun, mendadak aku ragu. Gimana cara aku bisa tahu? Berapa ukuran bra yang putriku kenakan?

Apa aku biarin aja tuh tetek tak terbungkus bra sama sekali? Karena jika boleh aku jujur, aku juga cukup terhibur dengan goyangan payudara serta tonjolan putting putriku yang bergoyang kesana kemari, ketika ia berjalan atau beraktifitas.

Otak mesumku menang. Akhirnya aku membayar semua belanjaanku barusan, tanpa adanya satu bra-pun dalam daftar pembelianku.

“Oh. Tetek Febby. Yang begitu seksi dan original..”

***​

TOK TOK TOK
“Feeeb… Ayah pulang.. “ Ucapku sambil mengetuk pintu apartemenku. Tak ada jawaban.

TOK TOK TOK
“Feeeb… Febby…?“

Sejenak, aku menunggu lagi untuk dibukain pintu.
Karena udah beberapa saat tak ada jawaban dari dalam appartement, aku keluarkan kunci kartuku cadanganku. Kemudian masuk. “Febby…? Ayah bawain baju buatmu…”

Hening. Tak ada jawaban.
Kuperhatikan kesana kemari, kosong. Sepertinya, putriku udah memutuskan untuk kembali pulang ke rumah Yula.

“Hhhh… “ Aku menghela nafas, dan menjatuhkan diri di sofa kerjaku. “Ya sudah. Mungkin ini jalan terbaik buat Febby. Lagian, jikapun ia memutuskan tinggal disini, aku tak tahu, apakah aku bisa menahan diri untuk tidak mencabulinya…”

Tiba-tiba, aku merasa ada sebuah kekecewaan pada diriku. Kenapa kemarin aku tak memberinya kenyamanan yang lebih. Kenapa aku tak menyambut kedatangan putriku dengan hangat. Dan kenapa aku tak langsung memperbolehkan ia tinggal disini.

“Ahhss. TOLOL.” Rutukku dalam hati.

Karena sifat ketusku, Febby pun akhirnya ga betah disini. Ia lebih memilih balik dan pulang kerumah istriku. Mungkin, tinggal bersama Yula dan selingkuhannya, lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan tinggal bersamaku.

Alex. Lagi-lagi, aku teringat akan kemesuman lelaki selingkuhan istriku itu. Lelaki yang sudah memperdayai kemolekan tubuh Febby dengan segala tipu dayanya. Kalo Febby balik ke Alex, aku yakin, jika keperawanannya akan terancam.

“Ohhh memek Febby yang perawan…” Lagi-lagi, otak mesumku memberi respon. Menampilkan ingatan mesumku tadi malam. Ingatan dimana Febby membuka lebar-lebar selangkangannya, untuk memperlihatkan selaput daranya yang masih utuh kepadaku.
“Ssshh… Sempit sekali memekmu Sayang…” Lenguhku, yang dengan PEDE karena merasa privasi diriku sudah kembali, langsung mencopot celana kerja dan celana dalamku. Melemparkan kesudut ruangan, dan mulai mengocok batang penisku.

TEK TEK TEK TEK TEK TEK
Kuambil handphoneku, dan mulai kusetel video rekaman ketelanjangan Febby tadi pagi. Kuamati semua keseksian putri kandungku,sembari terus mengocok kemaluanku yang sudah berkedut hebat.

“Ooohh Febby… Kecantikan dan kemolekan tubuhmu, membuat Ayah selalu ngaceng nih Sayang..”
“Senyummu. Tetekmu. Memekmu. Oh. Bikin Ayah ingin mencicipinya..”
“Ohh.. Beri Ayah kesempatan buat memuaskan dirimu Sayang. Beri Ayak kesempatan untuk bisa mengambil keperawananmu. Oh Febby…”

“Ayah ga kuat lagi Sayang… Ayah ga kuat…”

CROT CROT CROOOCOOOT CROOT CROOOT.
Delapan semburan spermaku, muncrat begitu cepat. Terbang melayang, dan mendarat di lantai apartemenku yang begitu bersih.

“Eh…?” Aku kaget. Celingukan kesana kemari. Menyisir penampakan apartemenku yang ketika kutinggalkan tadi pagi, seperti kapal pecah.

Sekarang, apartemenku menjadi begitu rapi.

Kerdus-kerdus yang menumpuk di ruang tamu, entah bagaimana caranya menghilang. Sehingga membuat ruangan sumpek itu terlihat begitu lapang. Semua lantai yang awalnya berdebu, sekarang terlihat begitu keset dan licin mengkilap. Semua peralatan makan, tersusun rapi didapur. Onggokan baju di gantungan pintu dan sudut ruangan juga lenyap.

Bahkan saat ini, aku mencium ada aroma makanan yang terasa begitu lezat di atas kompor.

SRRRRRRRR
Samar-samar, aku mendengar suara kucuran air dikamar mandi utama yang ada didalam kamar tidurku. Itu artinya, ada orang yang lupa mematikan keran showernya.

Sial. Karena barang-barang yang begitu berantakan, aku sampai lupa, jika didalam kamar tidurku, ada kamar mandi juga.
Eh? Melihat kondisi apartemenku barusan, tiba-tiba aku merasa, sepertinya apartemen ini masih belom ditinggalkan.
Buru-buru, aku mengelap ceceran spermaku dengan celana kerjaku. Berharap Febby tak menemukan kejanggalan mesum yang baru saja tercecer diatas lantai apartemenku ini.

“Ah. Bego. Kenapa harus mengelap pejuh dilantai dengan celana ini sih?” Rutuk batinku mengomeli reflek tubuhku.”Harusnya khan bisa di-lap dengan tissue atau lap dapur. Tolol…”

Langsung saja, kukenakan celana dalamku barusan dan kubawa celana kotorku ke tempat laundry.
Disana, aku melihat, baju basah Febby masih dijemur. Itu tandanya, putriku masih ada disini.

Seketika itu, entah kenapa, aku merasa ada luapan keriangan dalam hatiku.
Senyumku mengembang, begitu lebar. Deg-degan sekaligus horny. Karena memikirkan putriku yang sedang ada di kamar mandi. Dengan ketelanjangan tubuh, dan pintu kamar mandi yang aku yakin tak ia tutup rapat.

SRRRRRRRRRR
Suara kucuran air itu, kembali terdengar. Seolah memanggilku untuk masuk ke kamar, dan mengintip aktifitas mandi Febby.

Penisku yang baru saja memuntahkan spermanya, mendadak kembali menggeliat. Membayangkan tubuh putriku yang begitu montok. Dan basah. Membuatnya seketika mengeras dan memanjang.
Kuketuk pintu kamar mandi, dan kujulurkan kepalaku kedalam kamar mandi.

TOK TOK TOK

“Febby…?”
“ASTAGA AYAAAHHH..” Jerit Febby kaget. Karena mungkin, pendengarannya teredam oleh suara kucuran air dan putaran baling-baling exhaust. “Ayah bikin kaget aja sih. Ga kasih tau kalo udah pulang…”

“Maaf…” Ucapku lirih
“Kenapa Yah..? Sini mendekat, Aku ga bisa denger suara Ayah…” Ucap Febby sambil membuka pintu kamar mandi lebih lebar lagi.

GLEK
Payudara itu. Memek itu. Pantat itu

“Kenapa Yah…?”
"Ka.. Kamu man. Mandi..?” Tanyaku gugup.
”Haaah…?” Jawab Febby tak mendengar. “Sini Yah… Beneran deh. Aku ga bisa denger… Sini. Masuk aja gapapa.”

“Hmmm… Yaudah. Kamu kelarin aja deh mandimu…”
Aku menghela nafas. Berbeda denganku, Febby terlihat begitu menikmati kecemasan diwajahku.

“Yailah. Pake malu-malu segala. Sini yah. Masuk. “ Ajak Febby, “Tenang aja, yah. Sore ini aku ga ada rencana godain Ayah kok… . Jadi jangan khawatir. Hihihi…”
Oke. Jika memang Febby tidak peduli jika aku melihat ketelanjangannya, maka aku juga tidak.

Aku mendekat dan menatap dirinya melalu dinding kaca kamar mandi. Febby terlihat sedang sibuk menggosok wajahnya, memberiku banyak waktu untuk menatap payudaranya yang ikut bergoyang bebas seiring gerakan tangannya. Perut ramping dan vagina gundulnya pun terlihat jelas. Begitu menantang dan sempurna.

Kabut air hangat, sama sekali tidak menghalangi pandanganku untuk dapat menikmati kemolekan tubuh telanjang putriku yang masih tertutup busa sabun. Bahkan, jika Febby berkenan, ingin rasanya aku keluarkan handphoneku, lalu kurekam semua aktifitas mandinya.

Lelehan air shower, turun begitu deras. Mengalir bebas dari kepala, wajah, leher hingga payudaranya yang bulat. Merayap turun dari putingnya yang berwarna merah terang, ke perut, vagina, hingga paha dan betisnya yang terbuka lebar. Klitorisnya menyembul, menyeruak diatara cepitan bibir vaginanya, yang seolah untuk menyapa diriku untuk terus menatap kearahnya.

“Ayah… Muka aku disini…Diatas sini, Yah…” Goda Febby sambil melambai-lambaikan tangannya ke wajahku. “Bukan disini…” Tunjuk putriku ke area selangkangannya,
“Eh.. Maap…” Ucapku sekilas ke wajah segar putriku. Namun, kembali menatap payudara dan vaginanya.

“Ayah…?” Panggil Febby lagi yang seolah tahu, jika aku begitu tertarik untuk mengamati kedua asset tubuhnya
”Ehh.. Iya…”
“Hihihi.. Demen banget Yah? Liat tetek ama memek aku…?” Goda Feby, “Pengen yaaa…?” Sambungnya lagi sambil meremas kedua payudaranya dan menyodorkannya padaku.

”Ehhh.. Sayang… Ayah… Ayah tadi beliin kamu… Baju…” Ucapku gagap sambil berusaha mengalihkan pembicaraan. Sial. Kenapa aku bisa segagap ini sih?
“Serius…? Beneran Ayah beliin aku baju..?” Ucap Febby girang dari balik kaca sambil membilas vaginanya. Menyemprot celah kewanitaannya yang licin akan busa sabun.

“Iya Sayang… Sebentar, Ayah ambil dulu ya…” Ucapku sambil beranjak keruang tengah dan mengambil kantong belanjaku tadi, “Ayah taruh baju-bajunya di sini yaa…” Jawabku begitu masuk kedalam kamar, Langsung meletakkan tas belanja di atas kasur.
“Hihihi… Makasih ya Ayahku, Sayang…”

“Iya Sayang…” Jawabku singkat, lagi-lagi dengan tatapan kearah vagina putriku

“Ayah…?” Tanya Febby tiba-tiba. Ia mematikan shower dan menatap kearahku. “Apa ada yang salah ama tetek dan memek aku…?”
“Ehh…?”
“Abisan daritadi Ayah ngobrol, matanya kearah sini mulu?”
“Eh iya Maap… Maksud Ayah, kalo udah selesai mandi. Gantian ya. Ayah juga mau mandi."

“Hmmm. Diluar, bukannya ada kamar mandi lagi ya Yah?”
“Ngg.. Betul juga. Kenapa Ayah bisa sepikun ini ya…?”
“Hihihi.. Tapi, gapapa kok Yah. Kalo emang Ayah pengen mandi bareng aku, sini yuk. Gabung aja..”
“Hmmmm. Mungkin lain waktu aja…”

****** ucap otak mesumku.
SOK BANGET SIH PAKE NOLAK SEGALA. ******.

“Ayolah… “
“Ayah pengen sih. Cuman mungkin Ayah khawatir kalo ayah masuk, nanti kamu berpikiran yang aneh-aneh tentang Ayah…”
“Ayolah… Aku tahu kok… Ayah orang baik. Jadi ga akan ada yang terjadi semisal kita mandi bareng. Sini Yah… Masuk sini…”

“Beneran Sayang. Lain kali aja ya… Ayah udah laper banget nih. Mau makan dulu..” Dengan terpaksa, dan ego yang sama sekali tak bisa aku hilangkan, aku memutuskan untuk meninggalkan kesempatan emasku itu.

“Hihihi…Yakin nih… Kasian tuh kontolnya Yah… Udah bengkak dan. Eh. Hmmm. Sepertinyaaa, Ayah barusan ngompol ya? Kok di celana dalem Ayah ada bercak basah-basahnya gitu.…” Canda Febby yang lagi-lagi menggoda batang selangkanganku yang terlihat ereksi olehnya. “Atau jangan-jangan. Ayah abis coli yaaaa….? Hihihi.”

ANJIIMM. Ternyata, spermaku barusan merembes di kain celana dalamku. Dan herannya, kenapa Febby bisa tahu detail kecil seperti ini.
“Iya tuuuuhh. Ayah ABIS COLI yaaa? Hayoooo. Ngebayangin siapa tuuh? Hihihi…”

Tak kuhiraukan ucapan Febby. Aku langsung keluar kamar.
Aku tak pernah mengira jika Febby bisa jadi wanita yang begitu menggairahkan. Wanita penggoda yang sulit sekali aku tolak. Dan jujur, menonton aksinya mandi, benar-benar membuatku ingin masturbasi lagi.

"Sialan, aku tidak bisa digoda seperti ini terus. Jika dibiarkan, aku khawatir tak sanggup mengendalikan hawa nafsu yang berseliweran di kepalaku. Lama-lama, aku bisa meniduri dan menghamili putri kandungku sendiri.

Aku harus mencari cara. Gimana solusi terbaik untuk mengatasi godaan-godaannya. .”

***​

Langit perlahan merubah warna dirinya. Dari yang semula biru terang, menjadi biru gelap. Dan akhirnya berubah kembali menjadi jingga. Udara pun yang semula panas, perlahan mulai dingin. Meniup sisa-sisa kepenatan hari bersama angin hangat dari balkon apartemenku.

Kuhirup jatah kopi dan rokok senjaku. Sembari menatap hiruk pikuk jalanan yang ada dibawah sana. Sibuk. Ramai dan serba terburu-buru. Terkadang, ketika melihat para pekerja yang diburu waktu, aku merasa begitu bersyukur. Bisa punya penghasilan yang berlimpah, tanpa harus berjibaku dalam keringat dan keruwetan lalu lintas.

Beberapa menit kemudian, Febby menyusulku ke balkon. Berdiri santai di pintu balkon apartemen sambil mengunyah cemilan pagi yang masih sisa. Dengan mengenakan tshirt putih bergambar Doraemnon dan celana dalam katun putih. Membuat tubuh semampainya terlihat begitu panjang dan seksi.

“Ayah Makasih ya udah beliin aku baju-baju ini. Aku pikir, aku bakalan tinggal bareng Ayah disini tanpa baju ganti sama sekali.”
“Ya enggak mungkin lah. Walau kamu bisa aja terus-terusan pake baju Ayah, tapi paling tidak, ada baju seukuranmu buat ganti”

“Padahal, semisal aku ga dibeliin baju ganti pun, ga kenapa-kenapa sih Yah. Itung-itung, aku bisa jadi anak berbakti yang support hobby orangtua..” Jelas Febby sambil tersenyum.
“Support hobby orangtua?” Tanyaku heran.
”Iya. Secara Ayah khan suka ngeliat cewek-cewek telanjang. Yaudah, buat balas jasa ijin tinggal disini, aku relakan aja tubuhku telanjang. Demi Ayah….”

UHUK UHUK.
Kopiku menyembur secara spontan. Keluar dari mulut dan hidungku. Uh. Perih sekali rasanya

“Bajunya Pas? Atau kegedean Sayang?” Tanyaku langsung mengalihkan pembicaraan.
“Pas banget Yah, hanya saja. Kok… Di tas belanjaan barusan. Hhhmmm… Ga ada beha sama sekali ya..?” Tanya Febby yang kemudian, berjalan kedepan kursiku. Bersandar dengan pantatnya di railing balkon dan sedikit membungkukkan tubuhnya kearahku.
“Itu, Ayah emang beneran lupa beliin aku beha? Atau emang sengaja buat biarin tetek aku ga dikasih penutup apa-apa?” Tanya Febby seolah mau memamerkan kedua putting payudaranya yang menyembul, tepat di tengah-tengah gambar bola mata kucing robot itu.

“Oh itu.. Hmmm. Ntar… Hmmm. Kita beli bareng aja yak. Ayah takut salah ukuran.” Ucapku gagap, karena menatap kemulusan wajah, leher, dan celah payudaranya yang berjarak sekitar 50cm dariku.
“Padahal, Ayah khan udah sering ngelihat, tapi tetep gatau juga ya..?”
“Yeeee.. Emangnya Ayah bisa tahu hanya dari ngelihat aja? Ayah khan bukan pedagang beha Sayang. Jadi ya wajar kalo Ayah ga tau ukuran beha-mu berapa.”

“Hmmm. Jadi? Ayah pengen yang lebih dari sekedar ngelihat?” Goda Febby lagi-lagi membungkukkan badannya, sedikit memamerkan goyangan payudaranya melalui leher kaos Doraemon-nya. “Emang, Ayah pengen megang?”
“Bukan-bukan… Maksud Ayah… Ayah bener-bener buta kalo ditanya mengenai ukuran payudara..”

“Hmmm. Kalo beha Mama, ukurannya berapa ya, Yah? Masih ingat ngga?” Tanya Febby iseng
“36C kalo ga salah..” Jawabku spontan. Seperti diluar kepala.
“Lalu, kalo dibandingin ama tetek Mama. Kira-kira, tetek aku, gimana Yah? Sama aja? Lebih gedhe? Atau lebih kecil?”

BAH. Pertanyaan macam apa pula ini? Membuat batang penisku perlahan mulai merespon kalimat-kalimat mesum putriku.

“Hmm. Abis gini kita ke Mall yuk.” Ajakku mengalihkan topik.
“Ke Mall? Ngapain?”
“Laah. Tadi katanya mau beli beha…”
“Bener nih Yah? Sekalian beli kosmetik boleh Yah? Alat-alat makeup aku ketinggalan semua dirumah Mama nih. Ama kalo boleh beli bando ama kunciran ya Yah. Trus aku juga minta sendal ya Yah, buat aku keluar rumah. Kalo pake sepatu kayanya ga nyaman banget..”

“Iyeeee...” Jawabku mulai sewot dengan berbagai permintaannya ,”Udah sana buruan ganti baju.”
“Hihihi. Oke deh Ayah ganteng.” Tawa Febby sambil mengecup keningku. Lalu beranjak masuk kedalam.

“Eh iya. ” Ucap Febby yang tiba-tiba berhenti dan berbalik kearahku. “BTW Yah…”
“Apalagi….?” Sewotku ketus.
“Tadi pagi. Aku kok merasa ada yang aneh ya..?”

“Aneh..?”

“Iya. Aku merasa, seperti ada kerak-kerak putih yang menempel di tetek, perut, dan memek aku.”

KAMPREET. Dia sadar. Panikku buru-buru menenangkan diri.

“Kerak putih? Son go kong…?”
“Itumah kera sakti kali Yaaahh. Beneran. Tadi pagi aku ngerasa ada banyak kerak putih di badan ama di selimut aku Yah.” Ucap Febby memberi penjelasan, “Ayah? Ayah ga melakukan hal yang aneh-aneh terhadap diriku khan?”
“Aneh-aneh seperti apa ya Sayang…?”

“Hmmmm. Entahlah. Mungkin seperti…. Apa yang Alex lakukan padaku. Ngocokin kontolnya trus ngecritin semua pejuhnya di tubuhku ketika aku tertidur lelap…?”

ANJIM. BUSTEEDDDD..

bersambung
by, Tolrat
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd