Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tamu Yang Tak Diundang

Apakah imajinasi terliar yang pengen kalian baca di karya Tolrat?

  • Adik Cowo vs Kakak Cewe

    Votes: 198 15,0%
  • Adik Cewe vs Kakak Cowo

    Votes: 59 4,5%
  • Anak Cowo vs Ibu

    Votes: 338 25,6%
  • Anak Cewe vs Ayah

    Votes: 195 14,8%
  • Suami Istri vs Anak Cewe

    Votes: 90 6,8%
  • Suami Istri vs Anak Cowo

    Votes: 55 4,2%
  • Suami diselingkuhi Istri

    Votes: 288 21,8%
  • Suami vs rekan kerja/teman/relasi

    Votes: 98 7,4%

  • Total voters
    1.321
  • This poll will close: .
hmm... ambu ambune meh apdet ki :papi:
ambu anyir yo maseh

Kalo Alex sampe " Ngapa " Febby, siksa aja alex sampe impoten, biar ga bisa ML selamanya
jadi ga seru dong ceritanya.

La wis mandi ora hu... neng kene ora mandi di kepret karo suhu @tolrat .. opo nek di mandiin karo neng @Byey opo ni mas @Yhonoz
kene ta adusi siji-siji

wes sampean ajak kabeh mandi bareng kono
byur byur

cerita citra kapan updatenya suhu ?
nanti ya. tengah bulan pas abis pada THRan.
yang walaupun, hiks. ane ga dapet THR.

Pasang patok
tok tok tok

Aku maneh 😓
Ngomong ae pean sing pengen mandi kucingin ndoro paduka @kenthirkatrok 🤣
Ngunu ae koq golek² alibi ngakon aku karo Om @Byey 🤣

BUAHAHAHA
Kuapokmu kapan kakek manggong @Kakekeot 🤣🤣🤣

Khas bisa membuat tegang maksimal Om, detailnya juga, sama biasanya cerita nya bisa incest atau berhubungan dengan orang terdekat.

Kalau "menjanjikan" Itu saya yakin akan menjanjikan "ketegangan".

Cmiiw ya Mastah,,
:ampun:
Semoga lancar update nya
:beer:
hahaha. amin. thanks supportnya.
sebenernya ane ada juga kok cerita non incest lainnya. cuman masih malu2 kucing buat ditampilin.

Mbok Ratmi lagi apa ya?
ngaduk singkongnya pakdhe karwo.

ngopi sambil nunggu sahur
udah subuh mas. matahari juga mau muncrut.

La mandi ber 4 la kita wkkakkaka

Absen vagie skalian buka lapak dimari
satu dua tiga

Mana nich updatenya? Yuk ah digelar
wani piro?

Mantaap ceritanya, Lanjutken bozz...
pastinyah

Idihhhhh...
Kagak dah :ngacir::ngacir::ngacir::ngacir:
Sieun urang ka nu belalai murungkut 🤣🤣🤣

ok lanjuttt

Jijai bajaj .....

cie cie yg udah mandi bareng... :ngacir:

parkir sini dulu ahh mantap bang lanjut kenn
teros teros teros. yaaaaak hop.

Geus atu jang berempat rek dimandikeun keur neng @Hias Mun enteu saha eta kembaran nak @Eunsung

Wuanjir pikasieuneun pisan ngamandian ucing opat, duh, teu tiasa dibayangkeun kumaha beuratna tingkat kelengkungan.:lol::ngacir:

Ntong dibayangken neng... sok dilaksanakeun wkakkakak

Sok mangga

Otw 😴

lho hanya mbayangkan aj tanpa di laksanakan?? pdhl neng @Byey, neng @DIKA23, dan neng @Yhonoz uda siap dr tadi..


ojok ngadi², tak sunduk i ndog mu kek
eh eh. emang ada banyak neng-neng ya dimari?

Ampun paduka mesum .... ndog ku ora dikasih tasbeh... jadi ra kebal .... kaborrrrrrrre

Melu absen ae
loro telu papat

Ijin mangkring om suhu jaga" Kalo ada alex muncul siap bantu gebukin hehehe:bata:
nanti ya. chapter tengah2 pasti gw munculin kok.

Baca komenan para senior mesum bikin merinding bulu kumu,ut hiiiyyy :ngacir: :ngacir: nyumput ah
ho'oh. merinding disko.

🤣🤣 Nu 3 mah dijamin moal bireug neng ngan eta nu @Kakekeot nu anehmah tanpa tasbih pun udah bergerigi memanjang karena rendaman air dingin.....kaboooorrr :ngacir: :ngacir: :motor4::berbusa::berbusa::woi:

Aih... meni hapal neng @sigitnoi ..... reseup atuh neng ti kakek nyak.......

Moal ngomen @Kakekeot uing mah...
Sieun ngabayangkeunana ge

Uing rek ngajentul weh dipojokan imah bari ninjuh ci kopi 😎

Cik kadieu neng ... udut jeng ngopi sareng kakek

Up lg hu.,....
yuk lah.
 
Absen malam hu
yah. udah kelewat malemnya.

Sok nungging ber 4 vigel ada dah siap nunggu ditoblos eyang @Kakekeot ....
emang enak sih jalur belakang. asal beda jenis yak.

cie cie yg siap nungging...

Wowww seruh nih kyknya
yoyoy

Mantap suhuu
ntabb

Coba parkir di mari dulu
sejam 5000 mas

Ijin baca huu
silakan

Ngabsen lagi disini
satu dua tiga

Sepertinya menarik
tarik mang

Melu absen
empat lima enam

Update dong Hu
wani piroooooo

Absen maning
tujuh delapan sembilan

Ceritanya Suhu Tolrat kayaknya belum ada yg bikin saya kecewa
aish aish aish. jangan sampe kecewalah. doain sehat dan banyak rejeki aja terus ya.

Ikut mantengin hu
panteeeng

ninggal jejak
sok atuh

Neduh bentar hu
silakan

absen pagi menuju siang
mulai ga kreatif nih absen bae

Lanjut gan
yoyoy

Ikutan ngabsen..
nah ini pula

lanjut terus suhu
njoeed

Abden maning
makin ga kreatif

Mantau selalu
selalu....

Update dong huu
sabaaarrrr....

udah sampe chapter 11 kok. hue hue hue
 
Tamu Tak Diundang | Part 04
Lelaki Bajingan



"APA?" Kagetku.
“Iya, Yah. Alex, selingkuhan Mama. Pengen meniduriku.” Ucap Febby sekali lagi.
“Serius? Kamu tahu darimana? Kok kamu bisa berpikir seperti itu?” Cerocosku tanpa henti, memburu penjeasan dari mulut Febby.

Buru-buru aku pegang kedua sisi pundaknya. Meremasnya lembut, mengangkatnya pelan, lalu mendudukkannya ke kursi malasku. “Cerita aja Sayang. Gapapa kok.” Ucapku sambil berjongkok didepan lututnya. Sedikit menenangkan dengan senyum yang tak henti-hentinya kulemparkan.

Tak mampu memandang tatapan tajamku, Febby melengoskan wajahnya. Ia memilih melihat tetes hujan yang masih turun dengan derasnya. Mengatupkan bibirnya erat. Sesekali, ia menarik nafas panjang. Dan menghembuskan kearahku. Lagi-lagi, semerbak aroma menthol, kembali terendus indra penciumanku. Segar.

“Cerita aja Sayang.” Ucapku pelan. Kutepuk kedua lutut putihnya, yang mengkilap terkena cahaya lampu plafon apartemen. Kuusap-usap kesamping, supaya ia merasakan ketenangan dari tanganku.

Febby tahu, jika aku begitu terkejut mendengar ucapannya barusan. Dan ia tahu, menceritakan masalah dirinya adalah sebuah aib, yang entah bisa terpecahkan atau tidak. Tapi setidaknya, ia jadi punya pandangan lain, mengenai beban yang ia hadapi selama ini.

“Ayah jangan marah ya.” Ucap Febby terpaksa, Ia buru-buru menyunggingkan senyum. Berusaha tak membuatku kepikiran. “Aku bisa mengatasinya kok..” Bohongnya. Seolah kembali menyembunyikan sebuah rahasia besar lainnya.

Kuraih dagunya. Kesunggingkan senyum. Dan kuusap pipi bulatnya.

“Cerita Sayang. Kalo itu bener-bener mengganggumu..” Ucapku mencoba tenang dan bersikap acuh. Meskipun emosi di dalam dadaku meminta Febby untuk membuka pintu rahasianya lebih lebar lagi. “Seberat apapun beban dihatimu, Ayah bakal selalu ada disampingmu kok Sayang. Dan percayalah, semua akan baik-baik aja.”

PREEET. Tawaku dalam hati mendengar ucapan mulutku barusan. Sebuah kalimat sapu jagad, yang sering diungkapkan oleh para psikiater karbitan. Yang selalu menganggap, semua masalah ada solusi mudahnya. Semua akan baik-baik aja. TIPU.

Tapi anehnya, kalimat itu sering berhasil bagiku.

Febby menatapku, lama sekali. Ada sekitar 2 menitan, mata gadis molek di hadapanku itu seperti membatu. Melihat lurus kearahku, tanpa berkomentar, atau berkata apa-apa. Sesekali, ia hanya menyeka rambut panjangnya yang terkadang jatuh, menutupi kening beningnya.

“Ayah…” Ucapnya lirih.
“Ya…” Jawabku kalem.

“Mungkin… Hhhhhh…” Febby menarik nafas panjang. Menatapku, lalu menunduk. Melihat pintu. Menunduk lagi.

Aku tahu, ia begitu bingung. Tak tahu harus menceritakan darimana. “Santai aja Sayang. Ceritain aja, kalo hatimu udah mantab.” Ucapku sambil tersenyum,”Tapi jangan terlalu lama santainya. Ayah masih banyak kerjaan…” Candaku menyelipkan guyonan ditengah dinginnya suasana.

“Hihihi. Iya Yah..” Tawa Febby getir sambil kembali menarik nafas panjang. “Ayah. Apa yang akan aku ceritakan ini, mungkin udah sering Ayah baca di berita. Sudah sering Ayah liat di TV. Atau bahkan mungkin. Hmm. bukannya mungkin sih, tapi, kisah yang aku mau ceritain, pasti ada di roleplay film bokep, yang sering Ayah tonton..”

SIAL. Putriku menyindir.

“Cerita, mengenai ayah tiri yang mengajak, atau bahkan memaksa anak tirinya melakukan hal yang tak senonoh.” Ucap Febby membuka cerita. Wajahnya seketika memerah, menahan malu.
“Hmmm.. Walau tak semua ayah tiri, memiliki kelakuan itu, akan tetapi, lelaki bajingan yang melakukan hal nista seperti itu, memang nyata adanya…” Kembali, Febby menjeda kalimatnya. Mengambil nafas, mengaturnya sejenak, lalu kembali bercerita.
“Dimata Mama. Ayah mungkin seorang bajingan. Pecundang. Lelaki tak berguna. Yang sama sekali tak berguna buat Mama..”

ANJAIY. Aku disindir lagi.

“Dimata Mama, Ayah hanyalah batu sandungan yang membuat Mama tak mampu berkembang, melebarkan potensinya. Yaa, mungkin itu yang Mama rasa ketika Ayah sedang ‘jatuh’. Sehingga, mungkin, daripada Mama mempertahankan Ayah yang sama sekali tak membantu, ia lebih baik jika Mama memilih Alex, parter usahanya, untuk menjadi batu loncatan, buat kariernya dimasa pandemi seperti ini.

Ayah bangkrut, usaha Ayah terpuruk, tak ada simpanan, penghasilannya pas-pasan. Bisa jadi, Itu yang membuat Mama, mencari hal yang lebih, pada diri orang lain. Hal itu, Mama mungkin kaget. Dari keseharian hidup mewah, enak, dan terjamin, tiba-tiba menjadi serba kekurangan.

Oleh sebab itu, Mama jadi enggan untuk bisa mendampingin Ayah di masa sulit seperti sekarang ini.

Aku tahu yah, hidup sebagai orang susah tuh tak mudah. Hanya saja, Mama terlalu egois, jika aku boleh jujur. Mama lebih mementingkan hidup berkecukupan dengan lelaki bajingan, yang menurutku, mencari uang aja tak bisa.”

“Tapi khan, Alex terlihat begitu mapan. Dia bisa memberi Mamamu, begitu banyak kesenangan, uang, materi, dan harta.” Ucapku heran.
“Iya. Kelihatannya memang seperti itu.” Jawab Febby
“Kelihatannya? Kok?”

“Semenjak Alex berani mengurungku, Yah. Ia makin berani memaksaku hal-hal lainnya.” Sambung Febby tanpa menjawab pertanyaanku sebelumnya.
“Hal-hal lainnya?”

"Alex mulai mendatangiku. Kampret sialan itu mulai berusaha masuk kehidupku!" Febby mengulangi penjelasannya. "Memeriksa hapeku. Membaca buku diaryku. Mengorek informasi dari teman-temanku. Meretas sosial mediaku. Dan berulang kali menyelinap ke kamarku.”

“SIKAMPREEET..” Geramku mendengar cerita Febby, “Tapi kamu ga diapa-apain khan? Maksud Ayah, dia ga berbuat yang aneh-aneh ke kamu khan?”

“Gimana yaa…?” Bingung Febby.
“Kalau Alex udah mulai berlaku hal yang ga sewajarnya, kamu harus lapor Mama, Sayang”

“Mama. Nggggg…. Mama tahu kok. Dan aku udah, entahlah. Mungkin udah jutaan kali aku mencoba memberitahu kepadanya, yah. Hanya saja, Mama gak percaya sama sekali padaku. Aku ga ada bukti sama sekali yang bisa membuat Mama sedikit percaya kepadaku. Sepertinya, pengaruh dan kata-kata Alex, sudah begitu merasuk di otak dan hati Mama. Jadi, yah, susah untuk membuka mata Mama.

Setiap kali aku melapor, Mama selalu minta mempertanyakan kembali kepadaku. ‘Mana buktinya? Ga mungkin, ah. Om Alex ga mungkin berbuat seperti itu. Dia orang baik. Kamu ngigau kali?’ Gitu. Aku ga tahu, Yah. Apa yang membuat mama begitu nurut kepada lelaki brengsek itu. Karena ketika Mama bersama Alex, Mama seperti hipnotis.

Aku marah, Yah. Bener-bener marah. Setiap kali Alex mencampuri segala urusanku, darah emosiku langsung mendidih. Bergejolak dengan hebat dan meluap. Melebihi ambang batas murka-ku. Hatiku terbakar, dan aku merasa seluruh tubuhku terasa panas. Bahkan, belakangan ini, setiap kali aku mendengar suara, atau tawa lelaki bajingan itu, pengen sekali aku patahkan batang lehernya dengan tanganku ini.”

“Ya gitulah. Hhhhhhhhh….” Febby menarik nafas panjang, “Kalo membunuh tuh hal yang sepele, kadang, ingiiinnnnnn banget aku bisa membunuh Alex. Aku benar-benar ingin membunuh lelaki bajingan itu!"
”Wow. Wow. Wow.“ Kagetku mendengar emosi putriku. “Kalau memang kamu ingin membunuh Alex, berarti perlakuan lelaki itu lebih parah dari yang Ayah banyangkan.”
“Parah, Yah. Parrrraaaah banget…”
“Emangnya, kamu diperlakukan seperti apa sih oleh dia?”

Febby kembali menatap tajam kearahku. Ganas. Dimatanya, aku bisa melihat kilatan-kilatan emosi yang terbakar."Oke, seperti ini," Ucap Febby yang kali ini, karena rasa emosinya makin meningkat, ia mulai menggerak-gerakan tumitnya. Mirip pemain drum ketika menginjak pedal bas.

"Contoh paling mudah dan simple. Setiap kali aku berjalan melewati Alex. Seperti berpapasan di ruang tamu, pintu atau tempat-tempat sempit lainnya, tangan Alex mencolek pantatku.

Lama kelamaan, setiap kali ada kesempatan, tangannya mulai bergerak semakin iseng. Mengusap, meraba dan meremas pantatku. Ketika Mama lengah, atau sedang tak ada dirumah, Alex berusaha mendekatiku. Duduk berdempetan, tangan direntangkan kebelakang, lalu merangkul pundakku, bahkan tak jarang ia juga mengusap leherku.

Dan lebih parahnya, ia suka sekali mengelus pahaku, meremas pinggangku. Dan yang paling membuatku jijik, ia sering menyenggolkan tangannya ke tetekku.”

“WOW.” Kagetku.

“Iya. Pertama-tama sih Alex melakukan itu ketika Mama sedang tidur, atau sedang mandi. Jadi ia bebas mengeksploitasi tubuhku. Namun kesininya, ia makin nekat. Merasa Mama dapat ia taklukan dan tundukkan dengan mudah, ia melakukan semua kecabulannya ketika ada Mama disekitarku

Dia berani, Yah. Sangat amat berani. Akibatnya, sekarang, aku males, Yah, tuk masuk ke ruang tamu, dapur, atau ruang TV ketika sendirian. Demi supaya kejadian cabul itu tak terulang-ulang lagi.
Biarlah, kebebasan di rumahku terganggu. Yang penting, aku tak berada didekat Alex. Daripada stress memikirkan Alex, aku lebih memilih sendirian dikamar, menghabiskan waktu bareng tugas-tugas sekolah.

“GILA ya tuh orang. ANJAY. Kalo dia ada disini. Udah Ayah tarik lehernya, ayah seret kebalkon, lalu ayah lempar keluar apartemen.”

“Pernah juga, suatu ketika, pas aku keluar dari kamar mandi, Alex ada diluar pintu kamar mandiku. Becandain aku. Narik-narik handuk yang melilit tubuhku. Alex, berpura-pura sebagai anak kecil yang ingin menyusu ke tetek Mamanya. Memonyong-monyongkan bibirnya seperti hendak menyusu ke puttingku sambil beberapa kali mengusap tetekku. Alex ANJING emang.. Dia ga sadar kali ya? Kalo usianya tuh udah bangkotan. Ga pantas lagi becanda seperti itu.”

IYA, Memang ANJING. Tapi, yang anjing tuh aku. Bukan Alex. Kenapa? Karena mendengar perlakuan cabul Alex yang ia lakukan terhadap putri kandungku, membuat pikiran mesumku melayang semakin jauh. Dan parahnya lagi, membuat penisku mulai membengkak.

“Pelan, tapi pasti. Alex makin memberanikan diri untuk berbuat hal yang tak senonoh padaku, Yah. Secara terang-terangan, ia memperlihatkan ketertarikannya padaku. Dari senyumnya, gaya bicaranya, cara bercandanya, rayuan gombalnya, tingkah lakunya, hinga…..”

“Ya…?” Tanyaku. Menunggu dengan tak sabaran. Bertanya penuh harap, akan kelanjutan Febby yang makin lama makin panas.
“Hingga. Aku bisa tahu, jika ia mulai terangsang karenaku..”

YAK. SAMA. Apa yang ayah rasakan sekarang, juga sama seperti Alex. Mendengar cerita seksi, ditambah penampilan putriku dalam balutan pakaian yang serba minim, membuat batang penisku makin menggembung . Makin memanjang didalam celana kolorku yang tak berkancut. KAMPRET.

“Alex. Pernah beronani dikamarku, Yah. Alex, dengan terang-terangan memuaskan nafsu birahinya yang tak terbendung itu, dikamarku.”

ANJING. Makin tegang nih selangkangan.

“Beberapa kali, aku mendapatinya mengocok kontol di dalam kamarku. Setelah beberapa kali ia menyelinap masuk, Alex jadi tahu, kalo aku sering tidur tanpa pakaian lengkap. Dan semenjak itu, lelaki Kampret itu hampir setiap malam memuaskan diri disitu.” Jelas Febby penuh amarah.

Alex mengocok batang kontolnya, sambil melihat tubuhku. Matanya melotot. Giginya gemeretak. Tangannya mengepal dan mengocok batang kontol setannya maju mundur dengan cepat. Ahhh. Taik. Aku bahkan bisa mendengar betotan kulit kontol dan biji pelernya ketika ditarik-tarik.

‘TEK TEK TEK TEK’. Sumpah. Suara biji pelernya ketika ia kocok, mirip lato-lato.”

“Kenapa nggak kamu kunci?”
“Kunci apaan, Yah? Sekarang, semua pintu di rumah nenek, ga ada kuncinya. Gatau, seperti bosan menempel di pintu gitu. Kayaknya, semenjak Alex sering nginep disana, kunci-kunci itu, PUFFF, lenyap begitu aja”

”Trus, ketika Alex sering lihat kamu tidur seksi…” Gantian, aku yang sekarang menjeda kalimat. Bukan karena ingin mendramatisir, melainkan demi mengurangi pikiran mesum yang ada dikepala. “Apa kamu ga berusaha, Nggg.. Untuk tidur dengan pakaian yang lebih tertutup? Atau, paling tidak, pake selimut atau apa gitu? Biar Alex ga bisa liat tubuh, hmmm... Seksimu?” Tanyaku, retorika.

Aku sebenarnya tahu, jika semenjak kecil, Febby adalah jelmaan ‘pinguin’. Manusia yang tak pernah bisa tahan akan cuaca panas, terik matahari atau ruangan tanpa pendingin. Ia adalah penyuka kesejukan sejati. Karena jika ia tidur dalam gerah, atau ada ditempat panas. Keringatnya tak berhenti mengucurr. Sehingga, akan timbul ruam gatal di kulitnya.

Oleh karenanya, semenjak tahu akan hal itu. Febby tak pernah bisa tidur jika berpakaian, atau tanpa pendingin udara. Pernah ia mencoba mengurangi ketergantungan AC, dan menggantinya dengan kipas angin. Tapi yang ada, hampir 3 hari penuh, ia masuk angin. Diare hingga lemes.

“Ayah kaya ga tau rumah nenek kalo malem gerahnya seperti apa? Terlebih ketika mati lampu atau AC mati? Mirip neraka, Yah. Panas. Kalo aku ga pake pakean minim, gimana aku bisa tidur?”
“Jadi kamu biarin aja tuh Alex menatap tubuh... Nggg. Seksimu?” Tanyaku makin penasaran.
“Habis? Mau gimana lagi coba?”

“Untung aja, Alex belom sempet memperkosamu, Sayang.”
“Hmmm… Sebenernya…” Lagi-lagi Febby terdiam. Ia lalu mendongakkan kepalanya. Menatap langit-langit sambil berpikir keras. “Sebenernya, Alex… Kalo dipikir-pikir, lebih cabul dari Ayah.”

KENA LAGI. Kenapa kalo konteksnya mengenai cabul, parameter orangnya selalu merujuk ke diriku sih?

“Korban pejuh amis Alex, sebenernya bukan hanya lantai kamarku, Yah.”

DUH. Makin kudengar cerita Febby, jujur, aku jadi semakin bingung.

Apakah aku harus sedih? Atau harus terangsang? Karena jika kuperhatikan, aku seolah merasa ikut merasakan kisah pilunya. Tapi bukan sebagai Febby. Melainkan sebagai Alex. Yang tentu saja, aku dan Alex, sama-sama ingin, mencicipi kemolekan tubuh gadis yang sedang kebingungan didepanku.

KAMPRET. Ayah mesum macam apa aku ini? Yang juga ingin mendapatkan semua kesempatan cabul bersama Febby. Mencabuli putri kandung sendiri selama 3 tahun belakangan ini.

Dengan segaja, aku menarik-narik bawah kaosku. Hingga molor jauh ke selangkangan. Supaya tonjolan batang kampretku tak begitu ketara. Yah,walau aku terangsang berat, didepan putriku, aku harus jaga image sebagai Ayah.

Oke. Balik ke cerita.

“Selain dilantai, Alex, juga sering membuang pejuhnya di tempat tidurku. Di spreiku. Di bantalku. Di kakiku, pahaku, perut, bahkan tak jarang, ia juga sering membuang muntahan kontol kecilnya di muka dan rambutku.”

AAHHH. ANJIIINNGG. Cerita apa lagi iniiihh? Mendengar raut wajah Febby ketika bercerita, aku semakin tak mampu menahan kerasnya batang kelaminku. Udah cukup Sayang. Cukup. Jangan buat Ayahmu ini makin sange dan butuh pelampiasan.

“BANGSAT. LELAKI ANJING…” Umpatku, berusaha memberikan empati terbaikku sebagai seorang ayah yang perhatian. “Lalu? Kalo kamu udah tahu kebejatan Alex. Kenapa kamu ga melawan?”

“Alex, ta sebodoh yang Ayah kira. Walaupun ia terlihat culun, akan tetapi dia licik Yah. Si Monyet itu, sudah mempersiapkan banyak cara supaya membuatku bertekuk lutut kepadanya.”
“Oh iya? Serius?” Tanyaku heran.

Febby mengangguk. “Suatu malam, ketika aku tidur. Aku merasa ada sebuah sinar yang begitu menyilaukan mata. Awalnya aku kira hanya mimpi. Akan tetapi, ketika membuka mata, aku baru sadar, kalo itu adalah cahaya dari lampu handphone.

Alex merekam tidurku, Yah. Lelaki sialan itu, merekam semua gerak-gerikku. Dan, karena hampir setiap malam Alex berkunjung kekamarku, ia jadi tahu, kebiasaan burukku ketika tidur.”

“Hmmm. Tahu kebiasaan ngigaumu? Kencing dicelana? Tau tidur kebo-mu?” Tebakku.
“Iiihhhss… Aku udah ga kencing dicelana lagi kali, Yah. Emang aku masih kelas 2 SD?” Ralat Febby, “Cuman yaitu tadi. Karena aku kalo tidur. Nggg.Bukan seperti kerbau loh ya, Aku hanya tidur terlalu lelap.” Beladiri Febby lagi
“Si Monyet itu jadi merasa lebih bebas, untuk mencabuliku. Ia meraba tubuhku, Yah. Meraba tubuh putri kandungmuu!!

Awalnya, ia hanya menyenggol ujung kakiku. Memijat telapak kaku dan naik ke betisku. Setelah itu, ia mengusap lutut, lalu mengelus paha, hingga mentowel-towel lubang pipisku. Oh, Ayah. Aku kadang pengen teriak, tapi entah kenapa mulut ini tak mampu mengeluarkan suara apapun.

Dalam takut, aku hanya bisa terdiam. Terlebih ketika Bajingan itu mulai menyingkap bawahan dasterku dan meremas pantatku. Membuka piyamaku dan mencolek tetekku. Atau menurunkan celana dalamku dan mengelus lalu mengorek lubang kencingku.

ARRRRGGGGHHHH. ANJIING… Aku malu, Yah. Aku bener-bener malu.

Walau hanya baru sebatas tangan Alex yang ‘memperkosa’ tubuhku, akan tetapi, aku bisa merasakan rasa itu yah. Rasa aneh yang perlahan muncul entah darimana. Geli, deg-degan, dan kepingin dicabulin lebih jauh lagi. Aku sebenernya ga pengen merasakan rasa aneh itu, Yah. Akan tetapi, rangsangan demi rangsangan yang dilakukan Alex di titik erotis tubuhku, membuat penolakan hatiku terasa sia-sia.

Hatiku berkata tidak, tapi tubuh dan auratku ingin di ajak.

‘Waahh. Gadis cantiknya Papa, sepertinya mulai suka dicabulin nih. Hehehe. Memeknya mulai banjir. Pentilnya mulai keras. Aseeek. Bentar lagi, Papa bisa nih. Ngicip-ngicip apem tembem-mu yang gundul ini. Hehehe..’

SUMPAH. Empet banget aku denger kata-kata busuk si Kampret itu, Yah.
Pengen deh, aku colok matanya sampe tembus ke otaknya. Aku tusuk mulut dan kerongkongannya pake pisau dapur. Lalu aku potong kecil-kecil kontolnya dan kukasih ke anjing jalanan. Aahhh. Ngentot!”

“PARAH BANGET TUH SI KAMPRET. Ini nggak bisa dibiarin Sayang. Lapor aja ke Yula, Mamamu harus tahu kebejatan selingkuhannya..” Seruku mencoba memberi saran.

“Hhhhhhh…” Febby kembali diam. Ia menatap kearah pintu kaca, dan melamun panjang. Ia menaikkan satu kakinya keatas kursi malas. Membuat paha putihnya langsung terlihat jelas olehku, yang masih duduk bersila dihadapannya.

ANJRIT. Mulus sekali pahamu Sayang. Ucapku dalam hati dengan penis yang semakin susah terkontrol. Apalagi, dengan dinaikkan-nya kaki Febby, juga menciptakan sebuah lubang lebar didepan selangkangannya. Membuat aku melihat dengan jelas, celah kemaluannya yang tercetak di celana dalam yang ia kenakan.

OHH TUHAAAN. Godaan macam apapula ini. Aku nafsu sekali melihat putri kandungku. Melihat bukaan paha dalamnya, membuatku ingin sekali menjulurkan wajahku maju. Membenamkan di belahan vaginanya yang terlihat begitu lembut dan tembem

“Alex, punya banyak video mesumku, Yah. Walau ia tak pernah mengancamku untuk menyebar luaskan semua rekaman itu, tapi aku tahu, itu adalah ancaman buatku…” Jelas Febby dilema.

Walau ia terus menceritakan semua kebejatan selingkuhan istriku dengan menggebu-gebu, akan tetapi, tatapan matanya yang kosong. “Hampir semua area tubuhku, udah ia rekam. Semua, Yah. Bahkan saat dimana kontolnya muncratin pejuh memekku pun, aku yakin itu ada.

Makin hari, Alex makin tak dapat dikontrol. Malah di dua bulang belakangan, Alex makin nekat menggunakan tubuhku sebagai sarana masturbasinya. Ia menggunakan tanganku untuk membungkus kontolnya ketika coli. Melilitkan rambutku untuk tempat ia membuang pejuh. Bahkan, ada kalanya, ketika ia hendak menyemprotkan lendir bejatnya, Alex menyelipkannya ke dalam mulutku.

“AHHHRRGGH…BANGSAAT…..” Geramku. Aku tak pernah mengira, jika pelecehan yang dialami oleh putriku, akan sekompleks dan serumit ini. Alex Jahanam. Jikapun aku ketemu dengannya, akan kuhabisi dia.
“Aku ga bisa berbuat banyak, Yah. Oleh karenanya, itu salah satu alasan, kenapa aku gamau balik tinggal bersama Mama lagi.” Ucap Febby yang pada akhirnya mulai merubah pendirianku.

“Oke. Oke. Alex memang perlu diberi pelajaran serius. Tapi… Kalo boleh Ayah tahu. Kamu tuh masih… Nggg… Perawan khan…?” Tanyaku ragu, “Alex belom sempet menidurimu? Maksud Ayah, penisnya belom… Kamu tahu sendirilah, gimana maksud pertanyaan Ayah”

“Kalo untuk menjawab, aku masih perawan atau enggak…. Ngggg… Jujur, aku sendiri juga gak tau jawabannya pastinya Yah.” Jawab Febby bingung.
“LAAAH. Kok gak tau?”

“Memang, secara teknis, kontol si Monyet itu, belom pernah masuk ke memek aku. Belom pernah nempelin, nyelipin, atau ngebuang pejuhnya disini.” Jelas Febby sambil mengusap perut bawahnya, “Tapi…….”.
“Yaa..? Tapi kenapa?” Cecarku, “ Apa lagi yang ia udah lakuin padamu…?”
“Jari Alex, udah sering keluar masuk di liang peranakanku. “Ucap Febby lirih. “Bukan cuman satu jari, tapi kadang dua jarinya. Sering menyetubuhi aku, secara bersamaan. Dan semua itu, aku yakin Alex juga punya videonya..”

Bersamaan cerita sedihnya itu, setitik air mata, mendadak menetes di pipi Febby.

ASTAGA. Ternyata, tanpa kusaadari, berat sekali beban penderitaan Febbya. Yang walaupun aku tak mengalaminya secara langsung, tapi aku bisa merasakannya. Dadaku bergejolak. Emosiku memuncak. Namun dibarengi dengan birahi yang juga makin tinggi.

Aku marah, betapa teganya lelaki bangsat itu memperlakukan buah hatiku tersayang sampai sedemikian cabulnya. Namun disaat yang sama, kembali lagi. Aku ingin menjadi Alex, yang bisa mendapatkan kepuasan seksual, dari tubuh molek anak gadisku. Terlebih, punya rekaman adegan mesum dengan si cantik Febby, pasti bisa membuatku kaya raya, jika dijual di website dewasa.

FIX. Aku tak tahan lagi. Batang penisku benar-benar memintaku untuk segera beranjak kekamar mandi. Denyut nadi, dan rasa ngilunya, sudah tak terbendung lagi. Aku harus keluarin pejuhku yang sudah begitu memenuhi kantung zakarku.

Karena dengan adanya nafsu dikepala, otak mesumku tak mampu berpikir jernih. Dan ketika aku tak mampu berpikir jernih, aku ta khawatir tak bisa memberikan keputusan berguna buat putriku..

“Sebentar ya Sayang. Ayah mau pipis dulu…” Ucapku yang buru-buru bangkit sambil terus memegang bantal di depan selangkanganku.

Secepat mungkin aku harus segera masuk kamar mandi.

Aku harus onani.
Aku harus masturbasi.

Bersambung,
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd