Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sweet Spot

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Wanita racun dunia.......kata si kancut
 
mantapppppp jossss gandossss suhuuu... akhirnya turun gunung jg suhuuu... jngn lama2 bertapanya suhu.. ntar karatan
 
Tough Life

Sudah cukup. Itulah yang ada di benak ku ketika mendapati sesuatu yang mencurigakan dari gerak-gerik reni. Cengkareng. Merupakan kawasan daerah yang sudah menjadi target incaran polres karena terkenal dengan transaksi narkoba .Sehingga menguatkan keyakinanku ketika reni membawaku pergi kesana. Aku duduk di warung kopi , dekat dengan rumah yang reni singgahi sambil menunggu pesan sms dari seseorang.

“Gimana uda dapet barangnya?” Ucapku di sms

Terang saja jantung ini berdegup kencang karena pesan sms ku tak kunjung di jawab. Aku khawatir dengan keadaanya. Jika saja orang-orang yang berada di rumah tersebut melukainya ataupun menyentuh tubuhnya. Aku tak segan menembak kepala mereka satu persatu. Emosiku yang tak dapat kutenangkan saat itu. Sebenarnya aku tak inggin melibatkanya dalam urusan ini, Namun ia terhubung dengan target yang sedang kucari. Rasanya 1 jam menunggu kabar darinya seperti satu tahun lamanya. Apa yang sedang ia lakukan? Aku harap semua baik-baik saja.

“Belum yank, ini motor gue mau di pinjem, gimana dong?” Pesan sms yang kuterima sejam kemudian
“barangnya ada ga?” Ucapku di pesan sms
“Kosong yank, loe tolongin gue dong” Pesan sms yang kuterima yang seketika membuatku panik
“Gue mau di gangbang nih, buruan yank” Lanjutnya yang semakin membuatku panik

Aku pun bergegas langsung menelponya agar hal yang tidak aku ingginkan itu terjadi kepadanya. Aku yakin dia pasti sudah bersiap dengan apa yang hendak akan aku lakukan.

“Halo, apa benar ini ibu reni?” Ucapku
“Iyah,benar saya sendiri , ada apa pak?” Saut reni
“Ini kami dari rumah sakit RSCM mengabarkan bahwa adik ibu Yulianto mengalami kecelakaan di jalan” Ucapku
“Mohon secepatnya ibu kerumah sakit. Karena sekarang adik ibu sedang dalam keadaan sekarat” Lanjutku
“I-iyah,iyah pak saya akan kesana sekarang juga” Ucap reni yang kutau ia pasti sudah menyalakan mode loudspeaker
“Aduhh...eh, sorry yah gue cabut dulu” Ucapnya di luar pembicaraan handphone yang kudengar samar-samar

Ketika itu aku pun langsung menelpon taksi yang sudah kusiapkan untuk menjemput reni yang dikala itu motornya di pinjam oleh seseorang. Beberapa saat kemudian hpku berdering. Kudapati nomornya atas nama arif yang langsung saja aku angkat.

“Bro, Udah pada di tarik” Ucap arif
“Okay, thank you rif” Balasku sambil menghisap rokok dalam-dalam untuk merenggangkan ketegangan ini

Ketika aku mendengar dari arif orang yang mengawasiku sudah pergi, termasuk membuntutiku dari apartement hingga rumah yang di duga pengedar narkoba itu rasanya membuatku plong. Tadinya aku menyuruh supir taxi tersebut untuk mengantar reni langsung ke apartement. Tapi, ketika mendengar kabar baik dari arif aku pun menyuruh sang supir taxi membelokan arah ke tempat yang sudah kutentukan. Malam itu aku bertemu dengan reni di tempat yang sudah aku tentukan. Tak kuasa menahan rindu kami berdua pun berpelukan erat di cafe tempat biasa aku bertemu denganya. Yah, sudah hampir seminggu kami berdua tak bertemu rasanya membuatku mencium rindu dahinya.
“Loe gak apa-apa?” Ucap tanyaku dibalas kepalanya yang meneleng-neleng.

“Yuk, makan dulu yank. si kecil lagi laper..hehe” Ajaknya sambil mengelusi bagian perutnya
“Yuk” balasku

Back to beberapa bulan sebelumnya ketika usai berdiskusi dengan arif soal beberapa foto pemadat yang pernah mangkir di polres yang kami curigai.......

Ketika arif pulang dari kediaman ku untuk mencari siapa yang membayar biaya rehab kedua wanita penghibur yang terlampir dalam draft daftar pemadat. Aku sempat memandangi foto seorang wanita yang kupikir sangat begitu sayang dengan wajahnya yang cantiknya itu ia terlibat dalam masalah ini. Oh, ada nomor contactnya dalam data tersebut. Entah apa yang aku pikirkan hingga membuatku berusaha untuk menghubungi nomor itu. Tapi sayangnya aku tak bisa menghubunginya. Mungkin dia sudah mengganti no kontaknya. Entah perasaan menganjal apa yang membuatku hendak inggin mencari tau tentang dirinya. Sampai akhirnya kuputuskan untuk menarik gas motorku menuju ke domisilinya yang tertera di draft tersebut. Hah!! Great. Batinku menghela nafas dalam-dalam ketika mendapati alamat palsu. Tak ada yang jelas dari keterangan yang ia berikan di draft yang sedang kupelototi dari domisili , no hp, sampai dengan alamat kerjanya palsu semua. Jakarta itu luas bro buat nyari satu orang hanya bermodalkan foto. Hingga akhirnya kudatangi club malam tempat terakhir ia tertangkap tangan. Dari cleaning service, Bodyguard, hingga bartender pun ku tanya namun tak ada kejelasan. Sampai aku pura-pura membuat member pun sempat kutanyai manajemen club malam tersebut juga tak ada yang bisa memberikan informasi yang jelas tentang wanita ini.

Waktu berguling amat begitu cepat hingga akhirnya aku pun sudah mengikuti latihan dasar intel. Sehingga membuat jadwal kehidupanku sehari-harinya menjadi penuh. Karena ada sistem absent sehingga aku tak bisa telat untuk mengikuti segala latihan yang ada, dari bangun jam 4 pagi agar aku tak telat untuk mengikuti latihan fisik di brimob, wawancara psikologi yang dilakukan berulang-ulang, beladiri dasar, hingga kembali ke latihan fisik, lalu siang menjelang sore barulah latihan menembak. Kadang aku pulang sempoyongan karena tubuh ini tak kuat menerima berbagai aspek latihan tersebut. Rasanya aku inggin berhenti saja dan ketika menginjak hari ke 4. Sudah tak kuat. Ampun DJ. Lambaikan tangan ke kamera. Jika setiap hari begini aku lebih baik berhenti saja. Yah, aku sudah mencapai batas. Aku hanyalah orang normal bukan tentara ataupun polisi. Kaki ku terasa bengkak akibat lari total 24 kali putaran lapangan sepak bola yang kulakukan pada saat pagi dan sore, tanganku terasa mati rasa karena push up yang berlebihan, perutku terasa keram akibat sit up yang aku lakukan secara berlebihan, sungguh latihan ini amat menyiksaku. Kadang aku harus menahan rasa malu muntah-muntah dan menjadi bahan tawaan jika ada anggota brimob yang pas-pasan sedang latihan fisik juga. Tiap pulang istri selalu mengolesi counterpain dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang aku lakukan?. Sehingga membuatku ikut bertanya kepada diriku sendiri untuk apa sih tujuanya? Apa semua ini aku perlukan untuk menjadi seorang penyidik sipil di luar polri? Apa sehoror itukah orang-orang jahat diluar sana? Sehingga mereka harus melatih fisik 3x lipat lebih dari porsi atlet agar mendapatkan tenaga yang lebih dari orang normal? Jika tidak di ikuti surat tugasku tak akan pernah terbit karena aku tidak memenuhi standart. Semua jadi serba salah sehingga membuatku menjadi pusing sendiri.

Pagi hari buta itu aku mampir ke indomaret untuk membeli rokok. Haaa.....badan ku terasa sakit semua sehingga bukan hal biasa lagi jika aroma counterpain menyengat keluar dari tubuhku. Sempatlah aku hendak inggin mengambil uang menggunakan ATM CIMB di ATM bersama. Aku memiiki 3 ATM andalan yang biasa aku gunakan BCA, BNI, DAN CIMB .Rekening di CIMB biasa di gunakan untuk menerima uang dari devoloper alias terima gaji usai menyelesaikan proyek jadi saldonya banyak...hehe. Berhubung kutau saldo di BCA sedang tipis jadi aku putuskan mengambil uang menggunakan ATM CIMB dan ketika struck keluar kedua bola mataku sempat terbelalak melihat jumlah saldoku yang tiba-tiba saja membengkak. HAH? 4 Milyar?? Dari siapa ini? . Batinku. Ibarat seperti baru saja di tampar 10x bolak-balik hingga membuat tubuhku terasa segar bugar. “OH, ini pasti dari pak tulus”. Batinku yang sudah yakin dan tak salah lagi ini dari beliau. Tapi, yang menjadi pertanyaanya kapan beliau kirim? Kok gak ngomong-ngomong. Batinku. Sehingga sempatlah saat itu juga aku wa beliau untuk mengucapkan terima kasih. Paginya sekitar jam 6-7 an beliau menjawab pesanku.

“Maaf jika apa yang saya kasih tidak seberapa. Ini dari istri dan saya. Semoga bisa bantu buat keluarga dik dika. Selebihnya akan saya kirim. Salam buat keluarga”
“Oh, yah pak ditunggu selebihnya” Batinku hehe...bercanda
“Iyah pak terima kasih, semoga anak bapak cepat sembuh” Ucapku di wa.
“Terima kasih dik dika, Saya dengar dari arif latihanya standart tentara. Semangat yah dik” Balas pak tulus
“Siap pak. Semoga keluarga di beri kesehatan” Jawabku sebagai akhir pesan

SIAPPPPP PAK, Kalau begini sih. Batinku. Tadinya aku hendak inggin merokok menyambut latihan yang bisa membuatku gila. INI AKU, AKU PASRAHHH!!. Teriak ku di tengah ombak yang menerpa tubuhku. Okay, untuk sekarang aku kurangi demi menjaga kestabilan tubuh. Batinku sambil mengantongi sebungkus rokok yang belum sempat kubuka. Dengan wajah yang tersenyum girang aku pun menyongsong mentari , semangat untuk mengikuti latihan. Beberapa hari kedepan aku sudah mulai sedikit terbiasa .

Hari minggu. Adalah hari dimana aku bisa mengistirahatkan tubuhku full time di rumah. Sehingga tak ada lagi beban tugas bangun jam 4 pagi. Bangun-bangun siang hari karena malamnya habis tempur dengan istri. Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke lapangan tembak untuk menyalurkan hobby baru. Belum sejam aku asik menembak target, tiba-tiba saja anggota brimob menghampiriku. Ia melihatiku dari atas sampai bawah hingga kedua bola matanya melototi selongsong peluru 9mm berserakan di lantai.

“Dari mana?” Ucap singkat pria itu
“Yah, pak?” Balasku
“Oh,dari polres pak” Lanjutku
“Bisa liat kartu anggotanya?” Ucap pria itu yang sempat membuatku keringat dingin

Saat itu aku pura-pura membuka dompetku , Kucoba menatap prajurit itu namun hanya senyum asam yang tak bisa kusingkirkan karena sangking gugupnya. Boro-boro kartu keanggotaan, surat rekomendasi saja aku tak bawa. Ada KTP nih yang ada foto nyengirnya.

“Waduh, dimana yah. Wah, ketinggalan pak” Ucapku hingga membuat pria itu memanggil temanya.
“Heh!! Gak ada ceritanya kartu anggota itu gak dibawa” Ucap pria itu
“Sampean ini bener gak anggota polri?” Ucap pria ke 2 temanya melototiku dari atas sampai bawah
“Bener kok pak saya anggota” Ucapku mengaku-ngaku dengan nada suara yang nyaris ciut di kerumuni oleh 4 orang.

Salah seorang temanya itu pun memanggil penjaga lapangan tembak untuk mendengarkan kesaksian. Untungnya aku kenal dekat dengan penjaga tersebut yang sering kuajak makan diluar bersama instrukturku. Aduhh!! Andai saja instrukturku tiba-tiba saja muncul di depanku. Pasti suasananya tidak sepanas ini. Yah, andai doraemon itu benar-benar ada. Pasti aku pinjam kantong ajaibnya untuk memunculkan instruktur tejo (Samaran) di depanku.

“Iyah ini dari polres bang” Ucap penjaga lapangan tembak tersebut yang satu suara denganku sehingga membuat nyaliku seketika naik tahta
“Baru liat saya.....Ahh, gak mungkin” Ucap pria ke 3
“Ngarang-ngarang aja kamu” Ucap pria ke 1 yang sependapat dengan temanya
“Kalau bapak gak percaya, Yuk sini ikut saya ke polres, saya antar pak” Ucap tantangku
“Sampean ini masih aja mau nantangin kami, kartu anggota saja sampean gak punya” Ucap anggota ke 2

Aku memberikan kode ke penjaga lapangan dengan menatap tajam dirinya. Hingga akhirnya ia pun angkat bicara saat anggota brimob tersebut mencengkram pundak ku.

“Biasa kesini sama bang tejo (Samaran), anak baru mungkin bang” Ucap penjaga lapangan
“Oooo....anak baru, udah berani yah buang-buang peluru di lapangan tembak kami?” Ucap anggota brimob
“Sampean pikir ini gratis? “ Bentak temanya
“Lihat nih!! Lihat.....” lanjutnya sambil mencengkram batang leherku mengarahkan paksa kebawah untuk melototi selongsong peluru 9mm yang berserakan di lantai
“****** apa sampean? Hah? Nembak gak mikir?” Bentak lanjutnya
“Otak mu jalan ga?” Ucapnya menepuk-nepuk jidatku dengan jarinya yang kokoh.
“Pak-pak jangan begitu dong” Ucapku berusaha menyingkirkan tanganya yang membully batang leherku serta toyoranya yang dilayangkan di jidatku.
“Berapa sih pak? Saya bayar....”

Ternyata ucapan ku itu membuat pria tersebut semakin panas hingga melemparkan butiran selongsong peluru 9mm yang berserakan di lantai kearahku. Ia pun hendak inggin menghajarku namun di cegah oleh temannya dan penjaga lapangan. Salah seorang temanya menggiringnya menjauh dariku.

“Udah kamu sekarang push up 100x “ Ucap pria yang pertama kali menegurku tadi.
“Buat apa pak? Saya bayar kok” Ucapku sudah mulai kesal.
“PUSH UP!!” Tekan intonasi pria itu menarik bajuku hingga melototi kedua bola mataku.

Salah seorang anggota yang pangkatnya mungkin diatas pria itu yang sejak dari tadi menonton keributan pun memisahkan aku dan pria itu. Sang penyelamat. Yah, jika tidak ada doi mungkin aku sudah habis jadi bulan-bulanan. Aku mencoba untuk menjelaskan semuanya , jujur saja tak usah di tutup-tutupi. Prajurit yang bersikap dewasa itu pun menepuk-nepuk pundakku dan menyuruh untuk bergegas pergi dari lapangan tembak. Ia sempat menyarankanku jangan menggunakan lapangan tembak ini di luar latihan.

Siang bolong itu aku sempat terdiam di parkiran mobil korps brimob sambil menghisap rokok untuk sedikit merengangkan ketegangan yang baru saja aku alami. Ketika itu aku sempat melirik draft daftar pemadat yang tentu saja kedua bola mataku teruju pada seorang wanita. Kuputuskan untuk berusaha mencarinya lagi hingga membawa mobilku menuju kembali keclub malam yang masih tutup. Buat apa sih sebenarnya aku kesini lagi? Batinku. Toh, sudah hampir 3x aku kemari tapi tidak mendapatkan jawaban yang kucari. Alhasilnya aku hanya duduk-duduk di warung
pinggir jalan sambil merokok tak jelas mau apa? . Nah, lagi asik-asik ngasep tak jelas seorang satpam hotel duduk di sampingku. Ia sempat menegurku dengan santun. Hmmmm......okay, coba tanya.

“Pak sorry mau tanya, tau orang ini gak pak?” Ucapku bertanya kepada pria itu sambil memperlihatkan foto seorang wanita.
Seketika itu aku meihat ekspresi pria setengah baya tersebut yang nampaknya cukup meyakinkan dengan kedua bola matanya yang memercing-mercing. Tapi.....sayangnya....
“Waduh, gak tau saya mas” Ucapnya yang membuatku kecewa.
Selang beberapa menit kemudian kami berdua mengobrol-ngobrol seorang satpam muda ikut nimbrung bersama kami yang sedang ngopi. Sang senior sempat memberikan foto yang sedang kupegang kepada juniornya.
“Ohhh...reni bohay? Ini sih tau saya” Ucap satpam muda tersebut.
“Dimana yah mas rumahnya? atau mas mungkin punya nomor hpnya?” Tanyaku
“Waduh, nomor hpnya saya gak punya” Tanggap pria itu.
“Tapi, kalau tempat nongkrongnya saya tau mas dimana” Lanjutnya
“Mau ehmm-ehmm...yah mas? Hehe....” Imbuh bisiknya sambil nyengir lebar seperti kuda delman.
“Yahh.....gitulah mas....hehe” Tanggapku
“Ayuklah saya antar , mumpung lagi istrihat mas”Ajak pria itu
“Tapi, jangan lupa yah mas....hehe” Imbuhnya memberikan ku kode yang aku tau
“Siapp....ayuk mas” Tanggapku
 
Terakhir diubah:
Abnormality Sex part 1

Rintik-rintik air hujan membasahi kaca mobilku yang sedang berhenti di tengah kemacetan. Satpam muda yang sedang asik mengoceh di sampingku membuatku bertanya-tanya. Gak di omelin apa nih orang sama bossnya? Karena kuyakin jam sudah mengarah 4 sore. Tapi dia masih tetap anteng-anteng saja. Jujur saja aku bersyukur , jika aku tidak bertemu dengan dia mungkin aku tidak tau menahu keberadaan reni. Ketika itu ia berbicara soal goyangan yahud reni dan tarif murah meriahnya, Pokoke top cerlah. Dia mengaku sudah pernah diservice oleh reni. Ah, masa iyah? Kalau sudah pernah di service pasti punya nomor kontaknya dong. Pikir logisku yang kuanggap omong kosong. Di sela-sela kami berbincang aku selalu tak lupa menanyakan tentang wanita panlok yaitu lucy. Ia berkata sering melihat tapi tidak kenal dengan orangnya karena ia pikir sombong. Hanya reni sajalah yang ia tau. Sebenarnya aku sudah mengawasi lucy yang saat itu tinggal di sebuah apartement milik seorang pengusaha yaitu eko. Tapi, mungkin saja aku bisa mendapatkan petunjuk lain tentang dirinya sehingga tak jarang aku ikut menanyakan soal dirinya juga.

Mobilku berhenti di sebuah hotel di daerah mangga b***r yang kutau merupakan tempat prostitusi terselebung di daerah sana. Satpam muda itu menyuruhku untuk tetap di mobil saja, biar dia yang panggil reni nya. Aku pun manut saja dengan perkataanya itu hingga melihatnya dari arah kejauhan sedang berbincang-bincang akrab dengan satpam hotel tersebut. Ia pun kembali kedalam mobil dengan wajah semeringah. Dari raut wajahnya yang menyengir lebar seperti kuda itu aku dapat menafsirkan ia datang kepadaku dengan tangan kosong. Rupanya benar seperti dugaanku ia menuturkan jika reni sudah tidak bekerja di tempat itu lagi. Untuk menggali informasi yang lebih dalam aku sempat menyuruhnya untuk memanggil satpam hotel tersebut. Di dalam mobil kami sempat berbincang-bincang panjang lebar soal reni dan aku pun tak lupa juga ikut menunjukan foto lucy namun ia bilang tak mengenalnya. Sehingga topik pembicaraan pun fokus kepada reni. Tak ada informasi yang jelas tentang reni karena ia bilang sendiri kepadaku reni termasuk orang baru dan sudah seminggu ini ia tak bekerja disini. Soal tempat tinggalnya? Ia bilang kepadaku sepengetahuan dia tempat tinggalnya tak jauh dari hotel ini.
Ketika ku tanyai aku sempat melihat kecurigaan pada gesture pria ini. Ia nampak agak sedikit kaku dan takut. Padahal aku berbincang-bincang santai denganya.

“Sorry nih pak...hehe mau tanya. Kira-kira ada orang yang tanya soal reni selain saya gak pak?” Ucap tanyaku
“Enggak mas, enggak ada...” Ucapnya singkat namun kedua bola matanya yang tak fokus itu membuatku curiga.
“Oh, okay pak...makasih yah pak” Ucapku hingga membuat orang itu...
“Sama-sama mas” Ucap pria itu pergi keluar dari mobil tanpa basa-basi

Segala gesture yang kuperhatikan dari percakapan aku dengan satpam hotel tempat reni bekerja itu membuatku semakin yakin jika dia pasti pernah di tanyai oleh seseorang yang misterius hingga membuat batinya terguncang , apa itu soal ancaman, atau ketakutan akan sesuatu untuk memberikan pengakuan di hadapanku. Okay, hari ini kupikir cukup disini saja penyelusuranku karena esok harinya. Senin. Merupakan hari libur karena waktu itu ultah bhayangkara sehingga petugas instansi yang bekepentingan atas pelatihan yang sedang kuikuti tidak dapat memberikan pelatihan instensif kepadaku karena perihal tersebut, Sehingga kupikir masih banyak waktu untuk mencari-cari petunjuk. Jadi untuk pencarian hari ini aku sambung lagi esok hari.

Hari ini dan hari esok, senin. Merupakan hari emas bagiku untuk melampiaskan nafsu birahi. Jujur saja aku mengalami depresi sexual beberapa minggu ini. Seperti halnya kemarin malam tempur dengan istri...eh , anak bangun dan sudah hampir 2 minggu pula aku tak mampir menemui lita dan linda. Lelah akibat latihan yang berlebihan mungkin menjadi penyebab paling utama bagiku. Boro-boro kuat genjot, buat naik kekasur saja berasa tulang terbelah menjadi 2. Etika dalam kehidupan poligami selalu aku jaga. Bukan berarti aku memiliki 3 istri kami harus tidur 1 ranjang. Kenyataanya tidaklah begitu. Istri selalu mengingginkan waktu you and me yang merupakan permintaan normal bagi seorang wanita. Bagi kehidupan rumah tanggaku ini bukanlah seperti aturan. Tapi, kesadaran kali yah, karena jika aturan bersifat memaksa sehingga membuat hati ini mau tak mau harus ikhlas menerimanya. Tapi, untuk memenuhi rasa “Adil” dalam kehidupan rumah tangga poligami kuncinya itu dua “Kesadaran” dan “pengertian antara 1 dan lain” . Pola inilah yang sering kujaga sebagai pondasi keluarga yang kubina.

Diluar dari konteks pernikahan , pelampiasan nafsu dan stress. Tak ada yang lebih nikmat dibandingkan melakukan hubungan intim dengan 2 orang yang memiliki latar belakang yang sama. Alias mantan PSK. Two in 1, three some, bahkan four some pun sudah menjadi makanan sehari-hari lita dan linda dahulu. Terutama bagi lita yang dahulunya pernah hidup 1 rumah dengan juragan supir angkut yang tentu saja di gilir merupakan hal yang biasa baginya dari sang juragan, keponakan, sampai dengan anak buah , bahkan lita pernah mengakui sering tidur bersama anak laki-laki sang juragan yang masih SMA jika bapaknya sedang keluar. Siapa yang tidak menolak tubuh moleknya yang semok itu , wajah binalnya, dan kedua buah dadanya yang sangat begitu mencolok mata , seolah-olah menjadi 1 paket yang sengaja diciptakan sebagai objek pelampiasan nafsu.

Ceriwis dan ramai. Begitulah suasana rumahku yang berada di sebrang sana ketika aku menghampiri 2 sesosok wanita. Surpise. Yap, aku menggap ini sebuah kejutan karena sudah 2 minggu aku tak menghampiri mereka berdua. Jika istri disana tidak kuberitau tentang rutinitasku baru-baru ini karena aku takut mereka menolak mentah-mentah apa yang aku lakukan, lain halnya dengan yang disini yang menerima begitu saja. Yah, aku sempat jujur kepada mereka berdua soal job dadakan yang baru saja aku ambil. Untuk apa sih? Agar mereka mengerti saja tentang keadaanku, supaya mereka berdua tak bertanya-tanya lagi soalku. Khawatir? Yah , tentu saja apa yang kulakukan membuat mereka berdua khawatir tentang keadaanku yang tiba-tiba terlihat berbeda. Lebih kurus dan ganteng kata lita...hehe. Ketika itu kami bertiga bercengkrama mesra di ruang keluarga menonton TV sambil menyantap martabak manis kesukaan lita. Perut linda yang semakin membesar membuatku ikut pula khawatir dengan calon anak kami berdua. Sehingga tak jarang aku menanyainya dan mengelus sayang perutnya. Linda begitu care dengan calon buah hati kami membuatku hati ini terasa lebih nyaman dan tentram sama seperti meluangkan waktuku bersama istri tercinta saat sedang hamil. Lita yang tak mau kalah pun ikut serta menggiringkan tanganku kebagian perutnya.

“AA denger deh.....” Saut lita
“Apa?Kamu lagi laper?” Balesku
“iihhh...bukan atuh A, emangnya AA teh gak ngerasa?” Sautnya
“Hayooo bandel” Ucapku ketika ia sudah mulai memberiku kode.
“Masih pakai kan?” Imbuhku
“ihhh...Tuh kan, naon si A? “ Keluh lita
“iihh...maneh mah, sabar atuh ta” Saut linda yang sempat membuat lita cemberut.

Suasana emosi melihat linda “Sayang” lain halnya ketika kedua bola mata ini melihati tubuh molek lita yang masih terbungkus oleh shirt ketat dan celana pendek katun diatas paha yang memamerkan lekukan tubuhnya hingga kedua buah dadanya yang bombastis itu. Ketika itu aku sempat membelai rambut panjangnya dengan sayang lalu berkata.

“Hei, masih pakai ga? “ Ucap tanyaku
“Masih atuh A...” Ucap singkatnya menatapku dengan manja
“Kalau gak percaya teh tanya aja linda” Lanjutnya
“iyah-iyah percaya deh...hehe” Ucapku sambil mengecupi dahinya yang semakin membuat lita girang.
“Kangen yach mau cipokin ciput lita?” Goda nakalnya yang sempat membuat batang jantanku menegak tegang
“Kangen say, udah 2 minggu nih belum keluar” Ucap bisik ku di telingganya
“Naon sih? Ngomong gak ngajak-ngajak” Ucap sela linda menarik tanganku.
“Apa mas?” Lanjutnya

Kala itu lita sempat menarik-narik celana jeansku memberikanku sebuah kode agar aku tak bicara jujur.

“AA lita tunggu di kamar yah” Ucap lita tiba-tiba saja beranjak dari sofa meninggalkan kami berdua
Aku sempat menarik tanganya lalu berkata.
“Say, dibelakang aja yah” Ucapku yang membuat lita setuju menganggukan kepalanya

Disaat sedang hamil muda mood linda selalu berubah dan ia juga tak nyaman saat berhubungan intim. Apalagi larangan dari dokter juga menjadi pondasi tekadnya untuk menjaga sang buah hati. Kami sering menghabiskan waktu hanya untuk bermesra-mesraan yang tidak menjurus ke mesum. Aku menemani dirinya menonton TV hingga kuputuskan untuk menyuruhnya istirahat. Ketika doi sudah masuk kekamar tibalah saatnya untuk menyusul menu utama malam hari ini. Lita.

Mengapa harus dikamar belakang teras rumah? Selain tak menganggu linda yang sedang istirahat. Lita juga bisa menyetel lagu dangdut koplo untuk membuatnya semakin liar dan nakal saat di ranjang. Bagi doi tanpa dangdut koplo seperti makan bakso gak pakai garam , hambar rasanya. “JGLEK” Pintu kamar pun kubuka hingga membuat suara bass dangdut koplo yang terdengar setengah redup itu pun menjadi seperti dentuman bass yang mengetarkan tembok. Di dalam suasana ruangan yang di penuhi oleh kelap-kelip lampu disco mini yang berputar sosok wanita bertubuh molek yang sedang asik menghisap rokok sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar menatapku dengan nakal. Ia sempat membalikan tubuhnya berhadapan denganku hingga aku dapat melihat dengan jelas prilaku nakalnya yang sedang bermain dengan dildo yang ditancapkan di atas melekat di ubin lantai. Rupanya ia sedang asik sendiri memuaskan birahi lubang buayanya itu dengan dildo yang nampak baru aku liat bentuknya. Selain kedua bola mataku tertuju pada alat kelaminya yang sedang di sumpal oleh benda panjang itu. Kemolekan tubuhnya yang di balut dengan busana erotis babydoll transprant berwarna hitam menantang membuatku langsung melucuti bajuku 1 per 1 hingga melorotkan celana jeansku di depanya.
Litatta_TA.png
Gairah yang berkecamuk akibat obat perangsang yang sedang naik itu membuat lita langsung menghampiri selangkanganku hingga membantuku melortokan celana dalamku hingga sang kakak besar pun dapat menghirup udara bebas. Batang jantanku yang sengaja kumanggut-manggutkan itu membuat lita tersenyum nakal hingga menjilati ujung saluran seniku dengan gerakan lidahnya yang lincah sambil meremas-remas buah zakarku. Terang prilaku nakalnya itu membuatku sempat mengelinjang bukan main sensasi nyeri bercampur geli pun membuatku mencengkram erat kepala lita yang ia susul dengan melahap batang jantanku. Spontan pantatku bergerak maju mundur seolah-olah mulutnya kujadikan objek pelampiasan senggama. Nyilu rasanya ketika kudapati lita menggerakan pinggulnya mengaduk-aduk liar benda yang menyumpal lubang kemaluanya itu saat ia sedang mengkulum batang jantanku. Beberapa saat kemudian aku melihat bongkahan pantat bahenolnya itu terhenti sejenak. Ia sempat melihatiku dengan manja sambil mengocoki batang jantanku dengan tanganya. Kudapati kedua bola matanya sempat merem melek sendiri tanpa sebab.Ekspresi binal nakalnya itu pun akhirnya membuatku kalut menarik tanganya dengan paksa diatas ranjang.
Litaaa.jpg
Kudekap erat tubuh moleknya dari belakang serta membuat kedua tanganku menarik gemas kedua puting susunya hingga memanjang seperti layaknya karet yang disusul dengan cipratan air berwarna putih susu. Prilaku ku itu pun sempat membuat kepala lita mendongak keatas menikmati sensasi kejutan yang ia dambakan. Rindu akan cumbuan membuatnya pun tak segan menengokan kepalanya hanya sekedar inggin menemui bibirku yang sedang asik menciumi batang lehernya. Geliatan lidah yang lincah bergumal menari-nari dalam mulutku menunjukan betapa terangsangnya dirinya saat itu bahkan tanganya pun tak segan menggerakan memutar-mutar benda yang menyumpal lubang sumurnya yang sering di coblos oleh mantan teman tidurnya dahulu.

“Asik banget sih say...” Sautku melepaskan cumbuan kami berdua
“Ssshh.....enak A.....” Ucap singkatnya
“Yeachhh.....Ssshhh” lanjut desah lirihnya
“Mau sama itu atau punya AA?” Godaku
“Punya AA atuhh...” Sautnya menyeringai lalu mecumbu bibirku

Kucabut benda yang tertanam dalam lubang kemaluanya itu hingga menunjukan mainan karet yang di lumuri oleh lendir itu di depan wajahnya. Bau menyerbak aroma cairan kewanitaanya membuatku sempat menjilati sisa cairan kewanitaanya yang melumuri benda karet itu. Lita sempat melihatiku dengan kedua bola matanya yang terangsang. Ia sempat menyeringai nakal sambil melengkingkan lidahnya lalu mencuri bibirku, berbagi sisa lendir lubang buayanya sendiri. Wajah binalnya yang mengenakan make up semi natural yang dipadu dengan lipgloss berwarna pink pucat itu semakin membuatku bernafsu berbagi air liur denganya. Tak jarang ia berlagak nakal menghisap air liurku dengan suara bising layaknya seorang yang sedang menyeruput segelas kopi. Aura erotis yang amat begitu dasyhat menggema dikepalaku rasanya membuat aliran darahku mendidih , tak sabar inggin langsung mengenjot liang senggamanya. Gemas dan geregetan. Yah, begitulah rasanya ketika hendak inggin berhubungan intim dengan lita. Genit, nakal, binal, dan erotis yang menjadi satu itu menjadikan ia sosok yang kupuja jika berbicara soal hubungan badan. Jujur saja di antara wanita yang tidur satu ranjang bersamaku termasuk yang dahulu hingga yang sekarang. Hanya litalah yang cocok menyandang gelar Ratu senggama. Nafsuku hanya berkibar luas ketika berhubungan intim denganya rasanya free untuk menunjukan emosi, stress, dan apapun itu. Pantas saja mantan supirku “Pak mud” yang dahulu mantan pacarnya masih mengejar-ngejar dirinya. Tak rela melepaskan lita begitu saja. kuancam pun ia masih tetap mengejar lita, bahkan nekat menceraikan istrinya demi menikmati sensasi dasyhat bersetubuh dengan lita kembali. Nantikan kisah selanjunya.
Lita itu maniac sex, mungkin bisa dibilang diatasnya hypersex. Hubungan intim normal yang dilakukan oleh pasangan seumumnya tidaklah cukup untuk memuaskan dahaga birahinya. Karena ia sudah terlalu sering melakukan hubungan badan yang berlebihan, sehingga ia memiliki fetish khusus untuk memuaskan birahinya. Di sela kami berdua bercumbu liar tanganku sempat menyelusup kebagian bawah perutnya hingga menyapu bagian bulu jembutnya yang ketika itu tumbuh dengan lebat. Kucoblos bibir kemaluanya dengan jemariku lalu menggerakannya seperti cacing kepanasan hingga membuat pinggul lita semakin mengeliat bukan main seakan-akan seperti mengikuti irama musik dangdut koplo. Becek, lengket, lembab, menghisap-hisap, serta denyutan dinding kemaluanya yang lobeh seperti lubang buaya itu semakin membuatku penasaran untuk menggali lebih dalam lagi. Prilaku ku itu pun sempat membuat lita menukikan kedua bola matanya hingga membuat kedua tanganya menggapai telungkung leherku, seolah-olah ia mempersilakan aku memperlakukan tubuhnya dengan liar. Bibirku sudah dibuatnya meleleh akibat cumbuan tiada henti yang kami lakukan sejak dari tadi. Aroma bau mulutku dan mulutnya pun menjadi satu aroma yang bercampur dengan bau aroma cairan kewanitaanya yang meninggalkan jejak.
Gemes melihat wajah binalnya yang sedang asik bercumbu riang dengan bibirku hingga akhirnya membuatku menarik kedua puting susunya. Sontak prilaku ku itu langsung membuat lita langsung mendongakan kepalanya keatas merengkuh nikmat. Lita bukanlah tipe wanita yang inggin berlama-lama menikmati sensasi oral sex apalagi jika ia di bawah pengaruh obat perangsang. Semua kebiasaan ini terjadi usai hubungannya kuputuskan secara sepihak dengan seorang pria yang memuaskan birahinya ketika diatas ranjang dahulu. Tapi, aku juga memberikan batasan agar ia tidak terlalu ketergantungan dengan obat perangsang. Karena efeknya bahaya juga bagi kesehatan doi.

Usai kami berdua melakukan oral sex, aku sempat menunggu sejenak lita yang hendak mengambil baby oil yang terletak di dalam buffet. Ditengah remang-remangnya suasana ruangan Ia sempat juga mengaca sejenak memerhatikan riasan wajahnya dan sempat menyulam kembali bibirnya dengan lipgloss aroma strawberry. Prilaku dirinya yang memperhatikan penampilanya ini hanya ia lakukan dengan orang yang benar-benar bisa memuaskan birahinya. Kalau dulu mantanya doyan dengan riasan wajah menor seperti penyanyi dangdut keliling, kalau yang sekarang ia belajar dari linda mengenakan riasan wajah semi natural tapi terlihat erotis dan binal.

“Udah cantik sayang” Ucapku yang tak sabar hingga membuat doi senyum mesem menghampiriku.
“AA..udah pipis belum?” Tanyanya yang merupakan ritual kami sebelum berhubungan intim.
“Oh, iyah...hehe....bentar yah “ Ucapku yang kala itu sempat mengeluarkan air seniku dengan paksa di halaman teras rumah. Males kekamar mandi hehe. Sebelum ia mengolesi batang jantanku dengan baby oil ia sempat mengemutnya sambil melirik ku dengan tatapan wajah yang nakal. Lidahnya sempat memainkan bibir mungil saluran air seniku hingga sempat membuatku meringis menahan sensasi geli bercampur nyilu.
“Nyi-nyilu say.....Sshh...Mffhehe” Dengus tawaku melihati dirinya yang sedang menteasingku.
“Ini teh bener A 2 minggu nte keluar?” Saut tanya nya sambil mengolesi bagian ujung saluran kencingku dengan baby oil.
“Iyah sayang.....AA siapin special buat kamu” Bujuk rayuku hingga membuatnya semeringah

Tanpa banyak bicara lita langsung menunggangi selangkanganku dengan ketepatan dan kecepatan tangan yang mahir “SLEP”.....Batang jantanku pun berhasil ia duduki dengan mudah seperti layaknya sebuah perosotan taman kanak-kanak. Meluncur masuk kedalam liang senggamanya yang paling terdalam hingga menyentuh dinding cervixnya. Meskipun birahi ini sudah memuncak tak sekonyong-konyong kami langsung bersetubuh hardcore ala porn movie..ah.uh..ah...ah..uh. Kami berdua menikmati dengan hikmat momentum ketika bibir saluran kencingku bergesekan lembut dengan dinding cervixnya saat ia mulai menggoyangkan pinggulnya memutar perlahan-lahan dan yang paling utama kusuka dari lita adalah komunikasi. Desah manja yang di ikuti dengan kedua tanganya yang mengikat batang leherku membuat wajah binalnya semakin kian mendekat.
ita.jpg
“Yeachh....haaaa” Desah manja lita
“AA...” Sautnya lirih
“Iyah cantik?...Sshh” desisku mengigil tak kuat melihat wajah binalnya hingga membuatku sempat mengelus lembut pipinya.
“Ssshaa....Ciput lita teh kangennn pingin nyaruput pejuh AA....” Desis dan desahnya
Ciput itu adalah kata kiasan lita yang menggambarkan dinding cervix atau mulut rahimnya yang jika bergesekan terasa bunyinya seperti siput yang lagi di injek. Kata sayang bekas dari mantan dahulu yang ia sering katakan jika dalam keadaan horny.
“Ngidam pentol yah say?.....sshh” sautku yang sempat mengubah ekspresi wajahnya menjadi mesem.
“ihhh....Ngidam di semprot atuh A....” balas lita sambil melengkingkan lidahnya nakal
“Ini udah disiapin ....Sshhh.....2 minggu sayang.....buat kamu” Bisik rayuku yang sempat membuat lita semeringah hingga ia mengigit gemas bibirnya sendiri.
“Sengaja nyak A....Ssshaaa....mau buat ciput lita teh iling sama AA terus?” Sautnya yang sudah mulai menggerakan pinggulnya agak sedikit bertenaga hingga sempatlah membuat kedua bola mataku menukik nikmat.
“Ssshh....I-iyah say...demi kamu” Ucapku dengan bibir gemetaran menikmati gesekan dinding serviksnya yang mengencet batang jantanku.
“Sambilh...Ipokan AAGH” Ucapnya dengan menjulurkan lidahnya yang menari-nari didepan wajahku hingga tak kuasa aku menyusulnya.

Birahinya itu seperti baru saja meledak-ledak seperti bom dynamite ketika lidah kami berdua saling bergumal. Sehingga memacu pantat bahenolnya yang bergerak memutar tak beraturan seperti layaknya sebuah mesin 6 torsi yang bertenaga. “NYEKZS.....NYEKZS”. irama gencetan dinding serviksnya yang bergesekan langsung dengan ujung saluran kencingku hingga terasa begitu kental sensasi perih, nyilu, dan geli bercampur padu menjadikan kenikmatan yang luar biasa. Denyut dan hisapan lubang kemaluanya pun mengisyaratkan pengabdian lubang kemaluanya yang hanya diciptakan untuk mengeos batang jantan para lelaki. Tubuh kami berdua terasa bersatu padu layaknya seperti sebuah daging yang baru saja di giling.nafas yang bercampur dengan bunyi kecipak yang menyeruak keluar dari bibir manisnya yang mengobok-obok bibirku dengan geliatan lidah nakalnya pun mengacuhkan irama musik dangdut koplo yang berdendang seru. Kedua tanganku yang meremas gemas bongkahan pantatnya yang bergoyang liar itu pun akhirnya berpindah mengikat pingangnya hingga akhirnya aku berhasil mendekap erat tubuhnya. Prilaku ku itu pun semakin membuat lita semakin mengeratkan dekapan kedua tanganya yang melingkar di batang leherku . “CRIT”. Kedua buah dadanya yang memuncratkan ASI ketika mengencet dadaku.
Aku tak tahan lagi. Rasanya lava hangat yang bergondal-gandul selama 2 minggu di kedua buah zakarku ini inggin mencuat keluar. Sekian puluh detik kedepan kuprediksikan aku akan mengalami ejakulasi akibat ulah pantat bahenol lita yang mengaduk-aduk batang jantanku layaknya seperti adonan pisang molen. Semakin lama aku tahan semakin membuatku perutku mulas rasanya. Dinding serviks lita yang terus menggasak ujung saluran kencingku benar-benar membuatku kelojotan bukan main. Aku memang punya kebiasaan buruk di ronde pertama jika berhubungan badan dengan lita. Ejakulasi dini pasti bisa saja terjadi jika aku tak bisa menyetir dirinya yang sedang kalap di bawah pengaruh obat terangsang yang bercampur dengan birahinya sehingga menjadi satu paduan momentum yang tak dapat kukendalikan. Tapi, ini merupakan sekaligus keuntungan bagiku karena aku mempelajari sesuatu dari sang maestro “Pak mud”pemuas birahi lita. Aku sempat mengambil bantal yang menyangga punggungku lalu melemparkanya kebelakang lita. Agresiku itu sudah dibaca oleh lita yang kala itu sempat asik menggasak batang jantanku. Seketika itu wajahnya pun berubah menyeringai nakal hingga membuat bibir kami pun berpisah.

“SSssshhh.....Hayukk A” Desis gemasnya didepan wajahku yang disusul dengan lidahnya yang melengking nakal.
“HUP”. Kubantingkan tubuh lita diatas ranjang hingga mengubah posisi gaya senggama kami menjadi missionary.
“Kela A...” Saut lita dengan sigap membenarkan posisi bantal

Kutimpa tubuh molek lita hingga membuat tubuh kami berdua seperti layaknya sebuah sandwich tumpuk. Ia pun langsung menyambutnya dengan kedua kakinya yang mengikat pingangku dan kedua tanganya yang mendekap erat batang leherku agar membuat bibirku terkunci rapat dengan bibirnya. Lita itu wanita yang satu-satunya mendambakan wet kissing , sehingga membuatnya jarang mendesah ketika berhubungan badan selain dengusan nafasnya yang megap-megap.Kedua bola mataku sempat menukik memutih ketika kurasakan sensasi dasyhat saat pinggul lita bergoyang seperti cacing kepanasan hingga kurasakan betul bibir mungil saluran kencingku yang sedang menghimpit objek kenyal nan licin itu sedang bergesekan kasar dan disertai juga hisapan kuat rongga dinding kemaluanya yang ia sengaja lakukan. Lita sempat menyeringai nakal ketika nafasku sudah terenggap-enggap akan sensasi perih, nyilu, dan geli itu bercampur menjadi satu membentuk instrumen simponi yang tak dapat kujelaskan.

“Blurtt....Blurtt....Blurtt”
“Hff-hff-hff” dengusan nafasku yang terpatah-patah

Blurtt!!......begitulah rasanya ketika mengeluarkan maniku yang mengumpal selama 2 minggu lamanya di kedua buah zakarku menguyuri dinding serviksnya yang menghimpit bibir mungil saluran kencingku. Jika linda mungkin sudah merem-melek dan kelojotan bukan main. Tapi, tidak dengan lita yang semakin bernafsu menekan dalam bibirnya hingga menghisap kencang air liurku dan menelanya bulat-bulat. Kedua kakinya yang mengikat kencang pingangku sempat bergetar sekian detik dan kurasakan juga dadaku seperti baru saja di semprot oleh sebuah air yang memiliki aroma manis yang amat menyengat. Beberapa saat kemudian kedua bola matanya sempat terbenam dalam yang di ikuti dengan kontraksi dinding lubang kemaluanya yang menghisap-hisap seolah-olah sedang berusaha menelan sesuatu. Rasa haus membuatku melepaskan ikatan cumbuan kami berdua dan memilih menetek dikedua puting susunya bergantian. Mendambakan sebuah air surga yang gurih, manis, dan segar yang tak lain ASI miliknya. Meskipun aromanya sangat menyengat tapi kualitas ASI miliknya “WUENAK TENAN” . Diantara ASI yang pernah aku cicipi ASI lita juara jika ia dalam kondisi sayang , Tak heran jika mantanya dulu suka mimik susu dan bahkan di bawa dengan kemasan botol aqua mini yang ia isi ulang. Lita kalau sudah main perasaan pasti merawat tubuhnya habis-habisan demi memanjakan sang kekasih termasuk memperhatikan ASI nya yang ia rawat betul. Yang kutau selama ini doi sering makan oseng daun katuk dan mangga manis yang membuat ASI nya menjadi legit.
 
Aih Thanks update nya om, seksi abis si lita, montok.

Saya suka saya suka
 
Sesuatu yang baru emang menantang....
Ikut arus rame rame...
 
Bimabet
Abnormality sex part II : Mobil bergoyang

Aku berhasil menemukan rumah kontrakan reni yang terletak masuk gang daerah mangga be**r. Lampu yang dibiarkan menyala disiang hari menandakan tak ada orang dirumah. Aku sempat menanyakan tetangganya yang kuketaui seorang pedagang baju di tanah abang. Katanya hampir 2 minggu ini dia tidak melihat reni pulang kerumah, bahkan barang-barangnya di tinggal begitu saja. Mungkin pulang kampung itu katanya. To the point, aku sempat menanyakan apa ada orang yang mencari reni? Pria itu bilang kepadaku “Tidak tau” . ia sempat menghindari kontak mata denganku dan bersikap acuh mengakhiri pembicaraan begitu saja sehingga timbulah kecurigaanku.

Merasa ada keanehan dari orang-orang yang mencari reni sehingga membuat batin ini juga merasa terganggu. Bukanya apa-apa tapi namanya perasaan gak enak, udah dibayar mahal plus sebagai tumpuan harapan itu pasti ada. Apalagi kalau hasilnya nihil, apa kata dunia? Tak ada yang tau tentang kabar reni dari warung terdekat sampai dengan emak-emak yang lagi ngegossip pun sempat kutanyakan. Hasilnya nihil , tak ada informasi berguna yang aku dapatkan. Kala itu aku sempat ikut nimbrung di sawung pos ronda , disana terdapat beberapa pemuda yang sedang nganggur gitaran. Kutawari mereka sebungkus rokoku yang kugeletakan begitu saja sambil asik basa-basi. Ketika kulihat mereka welcome , barulah aku bertanya-tanya soal reni.

“Oh, itu kemarin bang katanya sempet ribut gitu” Ujar seorang pemuda yang kukenal inisial juki
“Ribut gimana juk? “ Tanyaku
“Iyah,bang katanya sih didatengin preman, yah ga bim” Saut pemuda itu meyakinkan temanya
“Nagih utang kali bang” lanjutnya

I see...jadi benar dugaanku ada orang yang mencari reni selain aku. Dari ciri fisik yang disebutkan oleh juki yang seperti preman tanah abang dan tingkah laku nya yang arogant mengobrak-abrik kontrakan reni. Membuatku yakin ada sesuatu yang janggal yang masih menjadi tanda tanya bagiku. Kami berdua sempat mengobrol-ngobrol cukup lama hingga sempatlah ini mata melihati wanita berpakaian minim lalu lalang yang terang saja rezeki itu tak di tolak oleh juki yang usil. Yap, sepanjang gang ini merupakan tempat tinggal petakan jablay daerah mangga be**sar dan spot tongkrongan kami dekat dengan gapura keluar gang sehingga banyak orang berlalu lalang.

“Nih, buat rokok” Ucapku memberikan ala kadarnya
“Wah, makasih bang” Sautnya
“Ntar kalau si reni kemari gua kabarin deh bang” lanjutnya
“Ok, thank you yah” Ucapku

Ah, yah sudahlah daripada nanti mupeng. Mendingan ngajak main istri di rumah sebrang. Beberapa minggu kedepan aku usai menyelesaikan latihan dasarku. Tak ada kabar tentang reni dan aku juga sudah angkat tangan. Tapi, bukan berarti aku menyusun rencana bagaimana mendekati Koh eko yang tinggal 1 apartement dengan lucy. Aku mengetahui koh eko memiliki pekerjaan sampingan jual beli motor moge, clasic, adventure, sparepart dari pak tulus yang merupakan teman dekat dari bapaknya. Sehingga adalah keingginan untuk membeli motor demi mendekati dirinya. Rencana ini aku susun secara buka-bukaan di rumah pak tulus bersama dengan arip. Tentu saja dong ada maksudnya...hehe. Aku tidak munafik. Biar gak keluar duit lagi beli motor. Pancinganku itu pun sesuai dengan keingginanku yang pada akhirnya pak tulus yang membiayaiku untuk membeli motor moge sesuai keingginanku dengan maksud untuk mendekati koh eko. Yah, semua itu berjalan dengan baik sehingga aku dapat mengangkut triumph rocket 3 yang sudah di costum dengan masa shipping hampir seminggu. Karena sebenarnya barangnya bekas dan punya seorang pengusaha asal sumatera. Dari sinilah kami mulai dekat dan sering nongkrong ngopi-ngopi bersama teman bikers juga.

Koh eko adalah seorang pria pecinta dunia malam dan sering menghabur-haburkan uangnya demi mendapati sensasi three some dan bahkan five some. Meskipun ia tinggal satu ruangan dengan pacarnya di sebuah apartement tapi kelihatanya lucy santai-santai saja karena doi hanya inggin fun nya saja. Kecewa, karena aku sama sekali tak melihat mereka berdua tak ada sangkut pautnya dengan gembong narkoba yang menjadi targetku. Segala usaha sudah aku lakukan dari mengikuti arus, menguntit mereka berdua, sampai dengan harus mengorbankan waktuku yang hanya terbuang sia-sia. Tau bokap punya villa di tegal sehingga membuat koh eko akhirnya berminat mengajak ku liburan kesana. Sulit untuk menolaknya apalagi dia sudah menentukan tanggal mainya seenak jidatnya. Jablay pun sudah di pesan melalu prantra cici lucy sebagai kordinatornya. Ah, sudahlah kuanggap liburan ini menghilangkan stressku melepas rasa lelah atas ketidak jelasan ini semua. Menjelang magrib aku harus membelokan mobilku menuju UG apartement koh eko. Karena mereka sudah standby disana. Wih, ramai banget ini ladiesnya. Batinku ketika memberhentikan mobilku di belakang mobil koh eko. Ada yang kualitasnya import juga lagi, tapi sayangnya masuk kedalam mobil koh eko. 3 wanita masuk kedalam mobilnya (Termasuk lucy) 1 kualitas import 1 lagi panlok . Cici lucy sempat menunjuk sisa seorang wanita kearah mobilku hingga membuat ia pun berlari kecil sambil membawa tas jinjing mini traveling. Wah, gila liar bener nih cewek? Batinku ketika melihati banyaknya coretan tinta warna-warni yang menghiasi tubuh moleknya dan dress minimnya yang tak senonoh memamerkan belahan dadanya yang membelah sampai pusarnya. Endang disapa Een yap, itulah sebutan akrabnya ketika kami berdua berkenalan didalam mobil. Facenya sih biasa aja mungkin hampir mirip nirina zubir versi kw super karena hidung doi agak mancung . Ditambah lagi tindikan pentul hitam dibawah hidungnya yang semakin membuat wajahnya menjadi binal. Bagiku biasa yah, tergantung selera juga hehe...tapi kalau soal binal udah kelas atas diliat dari cara berpakaianya juga yang aduhh....bikin batang jantan terasa manggut-manggut saat basa-basi dengan doi.

Awalnya perbincangan kami normal-normal saja. Namanya juga perjalanan jauh topiknya menjadi ngalor-ngidol. Doi sempat pula memuji-mujiku soal mobilku dan jam tangan yang aku pakai yang menurutnya aku orang tajir. Tapi, pujian itu sudah biasa aku dengar dan terkesan priceless bagiku. Ngakunya sih doi SPG, tapi gak tau juga sih bisa jadi bohong. SPG apaan tattoonya banyak gitu? Makanya itu sejak dari awal aku tak berani membuka topik soal tarif & seputar life. Karena itu topik taboo banget yah untuk awal perkenalan bagi seorang wanita yang kelihatan nakal, bispak, ataupun pecun sekalipun. Biarpun pahitnya doi “Pecun” aku tak asal gerepe-gerepe sana sini. Jadinya nanti doi beranggapan hubungan ini hanya sebatas client saja. Ada trick bagaimana rasa emosional doi bisa chimestry dengan kita , jika kita menghormati doi layaknya seorang wanita. Yah, ngobrol-ngobrol aja yang asik dan lucu. Jika dilihat banyaknya koleksi tattoo yang menghiasi tubuh moleknya itu aku jadi keingget mantan dulu. Namun semua itu hanyalah sebuah kenangan yang tak terlupakan. Doi sempat memergoki kedua bola mataku yang sedang memandangi belahan dadanya yang nampak bulat berisi itu, hingga sempatlah membuat wajahnya tersenyum nakal.
“Hahaha...anjingg sakit perut guee” Tawanya terbahak-bahak ketika medengar jokeku sewaktu SD dulu kebelet boker pas lagi upacara.
Selang beberapa menit kemudian ketika doi berhenti mengakak.
“Haduhh...gila-gila....bocor abis” Sautnya
“hehe...Yah, gitulah en masa kecil suram gue” Ucapku sambil menyetir
“Dik, loe gak bosen jomblo?” Sautnya tiba-tiba
“Bosen sih enggak, tapi gak ada yang mau aja sama gue” Ucapku memancing.
“Loh,kok tau gue jomblo dari mana en?” Tanyaku membelokan topik
“Yah, taulah, rahasia dapur kaleee......” Saut een
“Kalau ada monyetnya gak mungkin juga kale gue ngikut....” Lanjutnya memancing
“Ohhh sebutanya monyet yah....hehe” Balasku
“Yah, iyahlah monyet.....ntar kalau gue tikung jambak-jambakan” Balasnya

Suasana mendadak menjadi hening sejenak dan doi sempet sibuk membalas chat di Hpnya. Lalu cengar-cengir sendiri sambil melihatiku yang sedang menyetir.

“Ini katanya si mak (Sebutan lucy) gue disuruh jadian sama elu...hehe” Pancingnya
“Ooohh....” Balasku sok jual mahal.
“Kok ohh seyy? Menurut loe gimana?” Ucapnya agak kesal
“Yah, gue gak bisa di shotgun juga, di comblangin begini” Balasku yang sempat membuatnya speechless diam sejenak.
“terus gimana dong?” Ucapnya dengan nada suara yang agak kecewa
“Loe cantik, asik, hmfffhehe...sexy juga “ Ucapku memandang doi sambil menghembuskan tawa.
“Boleh gak kalau gue mengenal loe lebih jauh dulu” Senyumku sambil mengelus lembut pipinya

Perkataanku itu pun sempat membuat doi terdiam sambil memandangiku dengan ekspresi manja. Ditambah lagi keadaan sedang macet di pintu tol cikampek. Sehingga dapat membuatku menggengam tanganya lalu menciumnya. Gombalanku itu pun ternyata berlaku 100x lipat baginya hingga ia sempat mengigit gemas bibirnya memandangiku dengan tatapan sendu.

“Okay” Ucapku
“Iyah, beb...hehe....tapi loe tanggung jawab yahh” Balasnya
“Iyah, Kenapa sayang?” Tanyaku dengan nada suara lembut
“ihhh...tuh kan....”
“Ntar gue malah jadi makin sayang sama loe” Ucapnya yang kubalas dengan membelai sayang rambutnya.

Semakin kubelai semakin membuat doi meratapiku penuh harapan. Seolah-olah inggin menagih sesuatu hingga kukabulkan permintaanya itu dengan bercumbu mesra denganya sejenak lalu kembali fokus menginjak pedal gasku perlahan-lahan di tengah kemacetan pintu tol. Ketika keluar tol cikampek sempatlah koh eko menyuruhku untuk menepi di pom bensin karena ada yang mau beser. Tak lain seorang pria setengah baya yang keluar dari mobil koh eko, yah ayah deri. Karena belum begitu akrab aku masih memanggilnya pak. Yap, yang pesan merk import itu adalah dia. Nah, ketika aku sedang bengong melihati mobil koh eko yang parkir di depanku. Tiba-tiba saja een menyerangku , pertama-tama dia mengecup pipiku lalu menarik daguku hingga mengajaku bercumbu liar. Tanganya sempat pula meremas batang jantanku hingga membuat wajahku mengkerut.
Tium_dulu_Een_2016.jpg
“Bentar sayang, mau jalan” Ucapku melepaskan cumbuan liarnya hingga membuatnya terdiam.
Tak lama kemudian ketika mobil sudah jalan iring-iringan dengan mobil koh eko didepan.
“Beb” Panggilnya
“Yah?” Jawab singkatku
“Mau gue BJ ga? Loe nyetir aja” Sautnya sambil mengigit gemas bibirnya.
“Hehe....sabar yah, pas di villa gue aja” Sautku membelai sayang rambutnya.
“Loe istirahat aja dulu, capek loh perjalanan jauh” Lanjutku mengenggam tanganya
“Loe perhatian banget seyy...***k lah gue pasti nemenin my bebiess...hehe” Ucapnya membelai sayang rambutku

Terkadang aku jadi merasa bersalah juga kalau begini jadinya. Saat itu een nampaknya menanggapiku dengan serius. Aku bisa melihat itu dari perhatian doi yang tak henti-hentinya membelai sayang rambutku dan bermanja-manjaan sepanjang perjalanan. Aku pun juga ikut terbawa suasana yang kupikir rezeki yang sulit di tolak. Kasian juga ngeliat doi kedinginan oleh AC mobil sehingga kuputuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan. Kadang menjadi cewek itu susah jika pingin mencari perhatian malah akhirnya nyiksa diri sendiri. Pikirku. Ketika itu doi sempat melihat pistol yang kusembunyikan di balik jacket yang kuletakan pada gun chest belt yang sedang kukenakan. Lalu memberikan doi jacket kulitku agar hembusan AC tidak langsung mengenai kulitnya. Aku pun rempong sendiri melepas gun chest belt yang sudah terikat rapih di dadaku.

“Beb itu pistol beneran?” Tanya een melihatiku heboh
“Iyah, buat jaga-jaga...Ssshht...Okay” Ucapku sambil menggunakan bahasa isyarat agar doi diam-diam saja soal ini.
“Keren beb loe pakai itu...hehe”tawa kecil Een lalu ia pun mengigit gemas bibirnya meliriku

Sekarang giliran aku yang kedinginan sehingga kuputuskan untuk mematikan AC , membuka jendela mobil sambil menghisap rokok. Ketika itu een sempet salting ngelirik aku dan akupun cuek saja. Awalnya ngantuk yah , tapi gara-gara een yang lagi horny jadi JRENGG!! Rasanya.

“Beb...itu pistolnya kalau nembak kenceng ga?” Ucapnya meliriku
“Kenceng dong , kalau gak kenceng bukan pistol dong” Jawabku
“Hehe ....iyah-yah.....kalau pistol yang itu kenceng?” Lirik nakalnya kearah selangkanganku.
“Kenceng banget mau nyoba nanti?” Ucapku dibalas wajahnya yang semeringah
“Mau dong beb...” Ucap een
“Bikin rahim gue mengenal lebih jauh pejuh anget loe....”Imbuhnya melirik ku dengan nakal

“DEG!!” jantung pingin copot rasanya aku pun berusaha menelan ludah dalam-dalam bertindak sok cool kembali. Aku tak menyangka een begitu nakal.

“Yakin? Nanti ketagihan loh” Ucapku dag dig dug der
“ihhh...loe...Sshhh....buat gue penasaran dehhh” Balasnya sambil menggosok selangkanganya

Aku melirik een yang sedang melakukan mastrubasi disampingku. Dari tatapan matanya yang selalu meliriku aku tau ia sangat begitu mengingginkan jemariku bermain disana. Tapi, aku sok jual mahal menyetir sok tenang sesekali meliriknya untuk menjaga kontak mata. Aku bisa saja menepikan mobilku di tengah jalan lalu mengangbang dirinya yang saat itu sedang dalam keadaan horny. Tapi, karena keadaan lagi menyetir apa boleh buat. Asap rokok menjadi penenang diriku yang saat itu ikut pula horny ketika doi meremas gemas kedua buah payudara kencangnya itu dan mulai berani memperlihatkan kedua puting susunya dihadapanku. Semakin lama melihat doi yang lagi horny begitu semakin mupeng yah. Dari yang tadinya gak enak sama mobil di depan ngejar waktu lama-lama aku menjadi menurunkan kecepatan hingga memberi masuk bus malam untuk menghalangi jarak mobil kami. Kedua bola mata ini sempat lirik kanan kiri mencari tempat sepi , setidaknya SPBU lah. “SRET”. Kedua bola mata ini cepat tanggap ketika melihat sebuah kompleks ruko yang terbengkalai yang letaknya menjorok kebawah jalan. Sepi abis. Pikirku yang langsung puter balik. Tadinya mau parkir di depan ruko nyempil pojok gitu tapi kok kurang nyaman. Pikirku yang lebih memilih memarkirkan mobilku dibelakang ruko. Sumpah gelap abis dan kelihatan angker gitu hingga aku dapat dengan jelas melihat rawa-rawa. Tapi, bodolah lampiasin dulu unek-unek abis itu langsung cabut. “JGREK”. Rem tangan dari mobilku yang menjadi awal dimulai pergulatan kami dimobil.

“Hmmff.....mmmmm...mfff” Dengus nafas kami berdua yang bercumbu liar
“En, bentar aja yah....” Ucapku disela-sela kami berdua bercumbu.
“Iya beb....Mmmffm....hfmm” Balas een yang langsung mecumbui liar bibir ku kembali

Aku mengajak een kejok belakang mobil untuk melanjutkan kegiatan mesum kami berdua. Een yang sudah horny tingkat tinggi pun langsung membuka paksa celana jeansku sambil mecumbui bibirku dengan bringas. Kedua bola matanya sempat terbelalak ketika doi berhasil mengenggam batang jantanku. Begitupula dengan jemariku yang mencoblos masuk lubang senggamanya yang kupikir cukup longgar atau orang jawa bilang ndoweh. Pas lagi dalam keadaan tegang handphone sempat berbunyi. Tadinya mau aku acuhkan karena sudah antara dua dunia khilaf & sadar. Aku tau itu pasti dari koh eko, sehingga akhirnya aku lebih memilih sadar daripada tak enak nanti. Maklum posisiku disini kan tuan rumah jadi gak enak juga kalau mereka sudah sampai duluan. Koh eko sempat menanyakan posisiku sekarang dimana? Aku bilang saja kena diare BAB di pomp bensin bolak-balik. Een sempat melihatiku yang sedang bercakap-cakap dengan koh eko namun tak lama kemudian kepalanya mulai merosot kebawah selangkanganku. Mengkulum habis-habisan batang jantanku layaknya seperti permen yuppi. Liar, bringas, dan penuh birahi menghisapi batang jantanku yang di kocok oleh mulutnya yang bergerak naik turun. Dengusan nafasnya yang amat bernafsu itu nyata kurasakan seolah-olah sedang menyapu bulu jembutku.

“Oughp.....ough...oumm...mfhh” gumam een menaik turunkan kepalanya
“Sshhh...Ko ntar gue telpon lagi yah.....perut gue mules” Ucaku mengakhiri telpon dengan cepat.
“Haaa.....” Susul desahku menyibak rambut panjang een hingga ia yang sedang menghisap batang jantanku meliriku.

Beberapa menit kedepan aku sudah mulai gelisah sehingga sempat membenarkan jok kursi menjadi setengah tidur. Sempatlah aku menarik kepala een yang turun naik itu hingga bercumbu sejenak denganya.
“Beb entotin meki gue pleasee” Pintanya

“Hehe....sini naik dong” Godaku yang dibalasnya dengan mesem sambil mengigit gemas bibirnya.
Ketika itu aku sempat melihati endang yang melorotkan G-stringnya dan ia sempat memberikanya kepadaku dengan gelagat nakalnya. Ia pun mulai menunggangi selangkanganku dan sempat pula berkata.

“Beb loe jangan panik yah” Ucapnya yang membuatku bingung
“Kenapa sayang?” Balasku
“Sshhh....Ntar kalau mentok” Ucapnya sembari mengarahkan batang jantanku tepat pada bibir kemaluan ndowehnya.
“Hehe....enak dong mentok” Ucapku yang dalam batin udah sering kali ngerasain hehe.
“Slep”
“Haaa-aaaa—Sssshh...” Desah terpatah-patahnya dengan kedua bola mata merem melek ketika batang jantanku menyentuh dinding serviksnya.

Kedua bola mataku sempat terbelalak ketika doi menekan dalam pantat bahenolnya itu. Sehingga dapat kurasakan dengan jelas batang jantanku yang mendorong dinding kenyalnya itu hingga akhirnya seluruh batang jantanku pun dapat dilahap habis tanpa sisa. Teranglah panik juga berasa kayak menggeser sesuatu gitu, bahkan lita dan linda yang peranakanya sama-sama turun tak seekstreem ini.

“SSSSSssshh” desis panjang doi geregetan
“Say, itu gak apa-apa?” Bisiku
“Gak apa-apa beb, Sssshh.....hehe” Desisnya dengan semeringah lalu mecumbuku

Seumur-umur aku tak pernah bercinta di dalam mobil. Alay juga sih kayak gak ada tempat lain aja. Sehingga sekarang aku bisa berpikir postif pada kaula muda yang sedang bercinta di dalam mobil. Bukanya gak ada tempat , tapi emang lagi horny tingkat tinggi. Karena langit rubicon agak sedikit tinggi dari mobil sedan bisa sehingga tak membuat kepala een tidak terpentok oleh langit-langit mobil ketika doi mulai bergoyang. Becek, lembab, dan sensasi empotan ayam dari lubang kemaluanya yang tak rapat itu membuatku semakin bergairah menghisapi puting susunya bergantian. Melihatiku yang asik meremas buah dadanya yang bulat nan kencang sambil menetek di kedua puting susunya itu membuat een semakin bergairah menggerakan pantatnya naik turun tak beraturan. Kurasakan ujung batang jantanku menghantam dinding serviksnya berkali-kali layaknya seperti samsak hingga terdengar bunyi “POK-POK-POK” Suspensi mobilpun terasa berguncang mengikuti kocokan maut lubang kemaluanya yang kususul dengan pinggulku yang naik turun mencuri kendali.

“Ha-ha-haaa-Uiiiihhhh---Ssshhhrhaa” desah khas een ketika batang jantanku bertabuh dalam lubang kemaluanya
“HAA-HAA” Susul desahku yang lalu mecumbui bibir manisnya.

Buah dadanya yang mengencet dadaku ketika kami bercumbu membuat tangan nakalku memiting puting susunya hingga sempat membuat kedua bola mata een menukik memutih. Birahi membuatku menjadi buta menghujamkan selangkanganku semakin bertenaga. Een sempat mencekram pundak ku dengan erat sambil mendesah tak karuan ketika lubang kemaluanya kuhajar habis-habisan. Squirt pun kurasakan membasahi selangkanganku ketika alat kelamin kami berdua saling beradu tempo. Antara setan dan angel begitulah rasanya ketika mani sudah berada di ujung tanduk hendak inggin mencuat keluar. Jika aku menuruti kemauan setan aku dapat melepaskan benihku ini kedalam lubang kemaluan een.

“Haa-haaa.....luar atau dalem ?” Tanyaku di sela kami berdua saling beradu nafas
“Ssshhaa-haaa.....dhalemm bebb” Ucap een
Kuberhentikan sejenak aktivitas pantatku yang sedang naik turun lalu mendekap erat tubuh moleknya sambil menyapu rambut panjangnya yang menghalangi wajahnya yang sedang terangsang.
“Loe KB ?” Tanyaku dibalas anggukanya
“Sshh...dalem beb pleasee....Aman kok...haaa-ssshh” pintanya dengan wajah yang menatapku dengan terangsang
“Bener?” Bisik ku dibalas anggukannya lagi
“Ssshh....iyah beb....Aman, gue KB sayang” Balasnya jelas menatapku manja.

Fix doi jablay tulen , tak mungkin doi memakai KB tanpa alasan yang jelas selain untuk bersetubuh dengan seorang pria hidung belang kecuali jika status doi binor. Sehingga tak ada lagi alasan diriku untuk menahan-nahan menghajar lubang kemaluanya lebih jauh lagi.
POK-POK-POK-POK”
“Shaa-haaa—Ouhh—Ouihhh—Haaa” Desa estafet een dengan kepala manggut-manggut menerima hentakan pantatku.
“Haa-haa-haa-ha” Susul desah estafetku yang sedang mencoblos hardcore lubang kemaluanya dengan batang jantanku.
POK!!” Hempasan terakhir selangkanganku yang kususul dengan menekan dalam bongkahan pantat bahenolnya sebagai akhir dari ronde pertama
BLURTT-BLURTT-BLURTT...”

Kutumpahkan ruah benihku membasahi dinding serviksnya yang menghimpit ujung saluran kencingku yang di susul dengan kedua bola mata een yang merem melek. Kudekap erat tubuh moleknya sambil mendorong pantatku sembari merasakan rentetan ejakulasi yang menguyuri dinding kenyalnya itu. Bongkahan pantat bahenol een pun sempat tersontak-sontak sendiri. Seolah-olah sudah terbiasa oleh sensasi itu membuat een sempat mecumbui bibirku dengan wajahnya yang semeringah.

“Loe pingin banget yak buntingin gue beb” Godanya di sela kami sedang bercumbu
“Hehe....enak ga?” Ucapku
“Bangettt sayang....Ssshh....pas masuk ke rahim gue” Godanya sambil mengigit gemas bibirnya
“Udah di tungguin sayang, gak enak sama yang lain” Ucapku
“Oh, Okay....” Ucapnya hendak inggin beranjak
“HUP!” Balas ku menekan lagi pantat bahenolnya
“5 menit lagi deh..hehe...Biar bunting beneran” Godaku yang sempat membuat doi salting.
“Dasar!!...kasih gue anak cowo yah.....hehe....mmmmffm” godanya lalu mecumbui bibiru

Kami pun memutuskan untuk menyudahi permainan panas kami di mobil. Endang sempat membersikan batang jantanku dengan mulutnya lalu menelan sisa maniku dengan bulat-bulat. Gara-gara birahi mobilku jadi bau selangkangan sehingga sempatlah aku menyemprotnya dengan parfum agar baunya tak terbawa oleh AC. ------bersambung ke part III
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd