Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Semangat terus hu lancrotkaannn!!
Ane pembaca aja baper sama tingkahnya arin tuh daripada TO2nya suhu yang lain
Best thread ini
Iya makanya lumayan lama ane sama Arin..karena sama2 bisa ngejaga tempo juga hehe jd ga cepet boring..
 
"Image received" balasan WA dari Arin.

Kubuka sebuah image yang dikirimkannya tersebut.



"Yahh..kentang" balasku kemudian
"Kentang apaan?" Tanyanya

"Ya nanggung liatnya..🙄. Dibuka atuh" jawabku
"Ga mau ah.. 😝" balasnya

Akhirnya tak kuteruskan untuk memintanya, percuma juga memaksanya, pikirku lagi.

Dalam beberapa kesempatan chat berikutnya, kucoba untuk menyinggung apa yang pernah kami lakukan pada pertemuan sebelumnya. Namun seperti wanita pada umumnya, dia kurang antusias bila sudah membahas perabotan tubuhnya, apalagi membahas perbuatan tidak senonoh yang kami lakukan saat itu. Walau saat itu dia terlihat menikmatinya sekalipun, bukan berarti aku bisa dengan leluasa mengajaknya untuk melakukan chat mesum. Mungkin bisa kuberi contoh percakapan kami saat itu, sebagai berikut.



Tidak jelas memang maksud dari jawabannya tersebut, cuma kusimpulkan dia tidak mau membahas soal demikian. Begitupun halnya saat kami berbicara melalui telepon, pernah kucoba melontarkan beberapa ucapan mesum, namun kembali jawaban "hatt..hett" yang kuterima. 😅

Terkadang aku suka geli dan tidak mengerti dengan beberapa penggunaan kata atau istilah yang tidak lazim digunakan, yang kadangkali dipakai olehnya.

Disamping sifatnya yang dingin seperti es tersebut, tersimpan sedikit sifat kelucuan yang kadang membuatku bertambah gemas kepadanya.

Namun, akhir akhir ini dia mulai tidak sungkan untuk meminta dibelikan sesuatu atau sejumlah uang. Memang jumlahnya tidak banyak, namun sedikit menggoyahkan prinsipku yang bila TO ku mulai terlihat hendak memanfaatkanku dalam hal materi, bakal aku tinggalkan.

Dengan Arin, aku seperti sedikit memberi pengecualian kepadanya dibandingkan Anty. Padahal kalau dipikir, aku sudah cukup lama menjalin hubungan dengan Arin, tidak sedikit tenaga, waktu dan materi yang kuberikan kepadanya walau hanya baru sebatas menikmati payudaranya hingga sejauh ini.

Entahlah, harga yang cukup mahal untuk sebuah rasa penasaran yang sejauh ini cukup worth it lah buatku. Namun, sepertinya mulai tercipta hubungan simbiosis mutualisme diantara kami, dimana Arin menawarkan sebuah sensasi dalam berhubungan, dan aku menawarkan jaminan materi bila sewaktu waktu dia membutuhkannya.

Suatu sore, saat aku sedang sedikit sibuk dengan rutinitasku, sebuah pesan dari Arin terkirim ke hp ku.

"Mas..lg sibuk ga?" Tanyanya

Hmm..tumben..pasti lagi ada maunya ni, pikirku.

"Iya lumayan..kenapa?" Balasku
"Aku bisa minta tolong ga? Aku lagi di toko baju, terus uangku kurang. Tadinya mau beli 1, tapi penjual yang pertama ga mau dicancel, jadi aja mesti beli 2" jelasnya panjang lebar

"Ya udah berapa?" Tanyaku tanpa mau berpanjang lebar lagi.

Setelah Arin menyebutkan sejumlah nominal yang harus kutransfer, segera aku menuju atm di lobby kantorku. Aku memang memiliki atm bank non payroll untuk biaya "kebutuhan laki laki" ku selama ini. Dan melalui transfer antarbank ini juga yang membuat Arin mengetahui nama asliku, namun untungnya sejauh ini dia tidak berusaha mengorek real life dan sosmedku lebih lanjut, minimal tidak pernah membahasnya.

Setelah kejadian tersebut, aku mulai berpikir sepertinya sudah tidak perlu ada rasa sungkan lagi diantara kami, khususnya aku dalam mengeksplore tubuhnya untuk pertemuan selanjutnya.

Dan akhirnya niatku tersebut berusaha kuaplikasikan di suatu hari saat kami bertemu kembali. Walau sebelumnya hampir batal bertemu, karena rencana kedatangan orang tuanya. Namun hingga pukul 5 sore, posisi mobil keluarganya masih di sekitaran bekasi timur. Butuh waktu sekitar 3 jam setidaknya untuk mencapai lokasi apartemen yang Arin sewa buat keluarganya, pikirku.

Dengan waktu yang terbatas, aku jemput Arin dan membawanya ke cafe langganan yang menyediakan minuman favoritku, magic cubano. Sekitar pukul 5.40 sore kami tiba di lokasi, awalnya kuparkirkan di sebelah warung kecil di pojokan parkiran cafe tersebut, namun akhirnya aku pindahkan mobilku beberapa meter dari tempat semula supaya mendapatkan posisi yang pas untuk berbuat mesum, walau sedikit kurang nyaman juga karena posisi mobilku menghadap ke jalan. Dan seperti biasa aku tidak lantas segera mengajaknya turun. Kuawali dengan adegan berkangen kangen ria tentunya, seperti mencium bibirnya sebagai menu pembuka.

Perlahan namun pasti, suasana berubah menjadi mulai panas. Jilatan jilatan lidahku yang mengelitik telinganya serta rabaan tanganku di payudaranya mulai kulancarkan tanpa adanya perlawanan kali ini. Walau sedikit rasa was was karena tukang parkir dan beberapa orang terkadang melintas di hadapan kami. Dengan sedikit keberanian, kusingkapkan bajunya ke atas, lalu kutarik BHnya ke bawah hingga menampilkan salah satu payudara imutnya.

"Mmmhhh..." desahnya saat aku mulai memilin putingnya.

Dilanjutkan dengan desahan tipisnya yang cukup menggoda.

"Aaahhhhh..." desah Arin sambil memejamkan mata saat kuhisap puting susu kanannya.

Putingnya kini mulai sedikit timbul setelah beberapa kali kumainkan di pertemuan pertemuan sebelumnya.

"Aaahh..mas" desahnya lagi sambil menggeliatkan tubuhnya

Mulutnya kembali berupaya meraih telinga kiriku saat aku sedang memainkan putingnya dengan lidahku.

Kulihat dia mengenakan celana legging saat itu, dan seperti apa yang sudah kupikirkan sebelumnya, tanpa sungkan aku aku akan berusaha menembus area vaginanya kali ini, walau mungkin dengan sedikit paksaan.

Saat kulihat dia mulai lengah dan hanyut dalam pengaruh rangsanganku, buru buru kumasukkan tangan kananku ke dalam celana leggingnya dan langsung menuju ke titik sasaran.

"Aaahh.." Arin sedikit terkejut dengan seranganku yang tiba tiba tersebut.

"Jangan mas.." sergahnya

Namun kali ini aku sudah berhasil menggapai klitorisnya. Tanpa kupedulikan larangannya, mulai kukelitiki pelan pelan klitorisnya dengan jari jemariku.

"Aaahhh..udah mas" pintanya dengan suara sedikit manja.

"Udah apanya?" Tanyaku dengan sedikit berbisik dengan maksud menggodanya

"Udah mas..aku ga nyaman nanti" jawabnya sambil tersenyum dengan tubuh menggeliat menahan geli

"Ga nyaman kenapa?" Tanyaku lagi dengan nada menggoda

"Ya ga nyaman aja nanti" jawabnya sambil sedikit tertawa

"Kok ga nyaman..udah basah gini kok" kataku sedikit meledeknya

"Ya gitu deh pokoknya" jawabnya asal

Walau aku mengerti maksudnya ga nyaman karena khawatir celananya bakal terlihat basah saat masuk ke dalam cafe tersebut, namun aku pura pura tidak mengerti dengan ucapannya. Vaginanya mulai bertambah basah saat berulang kali kuelus elus klitorisnya hingga lubang vaginanya naik turun bergantian.

"Mas..udahh ya..ahhh" bujuknya lagi dengan sedikit gelisah

"Ssstt...udah nikmatin aja ya sayang, jangan ditahan" bujukku kali ini.

Dan akhirnya dengan posisi sedikit membungkuk Arin mulai terlihat pasrah saat kupermainkan vaginanya. Payudaranya sudah tidak kurangsang kali ini, karena aku sedang fokus memainkan vaginanya.

"Mas..aahhh..kamu ni..bikin aku gelisah..udah ya plisss.." bujuknya kesekian kali.

"Gelisah kenapa? Jadi pengen ya?" Godaku sambil tertawa kecil

"Ih..kamu ni nakal ya sekarang" balasnya dengan ekspresi muka sange

"Kok nakal si..kan bikin kamu enak gini" balasku lagi.

Dan setelah beberapa menit, akhirnya kuhentikan memainkan vaginanya saat beberapa orang kulihat hendak melintas kembali di depan mobilku.

Saat kutarik tanganku, kurasakan jariku masih terasa basah dengan lendir vaginanya. Kuambil tissue dan membungkus jariku sebelum keluar dari mobil. Akhirnya kami pun sama sama memasuki cafe, dan karena terlalu lama di parkiran tadi, akhirnya kami mendapat meja di lantai atas.

Kutunjukkan jariku yang basah tadi kepadanya.

"Basah ni jariku" godaku sambil tertawa
"Au ahh.." jawabnya dengan ekspresi muka sedikit sewot.

Akhirnya kami menghabiskan waktu yang tidak terlalu lama disana, karena Arin mendapat kabar bahwa keluarganya telah sampai di apartemen yang dia sewa, sehingga dia harus segera menyusul keluarganya.

Bersambung....
 
dulu temen cewek saya pernah bilang, cowok kalau ngeluarin uang buat cewe udah terbilang lumayan banyak, pasti akan minta "barter" . sekarang ane jg ngerasain :D
 
dulu temen cewek saya pernah bilang, cowok kalau ngeluarin uang buat cewe udah terbilang lumayan banyak, pasti akan minta "barter" . sekarang ane jg ngerasain :D
Tergantung hu..klo hubungan yg bakal ga jelas kedepannya mgkn akan barter seperti ane..hehe
 
akhirnya ada yang maen becek2an basah2an ga sekalian dikiss miss v biar makin lengket..
 
Akhirnya kami menghabiskan waktu lama utk menunggu update dari cerita dan berakhir kentang rebus,, panas merah doank ni suhu :mabuk:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd