Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 27

"Masssss......owhhh enak e masssss"

"Kritttt kriittttt nggikkkk ngikkkk"

Suara desahan membahana di rumah Barkah pagi itu, bersautan dengan bunyi decitan kursi kayu yang berderak derak akibat gerakan dua orang di atasnya.

Eca sang biduan dangdut yang pernah merasakan kenikmatan hakiki dari burung Barkah pagi ini sedang bergoyang liar diatas pangkuan Barkah. Kursi tempat mereka duduk berpangkuan saling berhadapan seakan ikut menjerit menjadi saksi persetubuhan ini.

Eca duduk menghadap ke Barkah sambil pantatnya bergerak naik turun memompa burung Barkah keluar masuk ke dalam memeknya. Barkah merem melek menikmati service dari Eca, tangannya memeluk erat pinggul Eca sambil mulutnya tak henti henti melumat payudara Eca secara bergantian kanan dan kiri. Sesekali mukanya dibenamkan ditengah tengah gundukan payudara Eca membuat sang pemiliknya merasakan nikmat dan geli.

"Owhhhh mas......enak banget.....nggak sia sia aku ke sini pagi iniiiihhhh......aku mau tiap hari yaaaahhhh massss....ahhhhh......"
Desahan Eca terus bergema di ruangan itu. Tubuhnya bersimpah peluh meskipun udara pagi itu masih dingin. Jam masih menunjukan pukul 7, tetapi tubuh Eca sudah telanjang bulat di atas pangkuan Barkah yang hanya tersisa kaos saja.

sudah sekali Eca orgasme pagi itu, tapi Barkah belum menunjukan tanda tanda mau ejakulasi. Nafsu birahi mereka berdua seakan mengalahkan dinginnya udara pagi itu.

Tiba tiba Barkah dengan perkasa berdiri dan mengangkat tubuh Eca yang menggelayut manja. Kedua lengan Eca secara spontan memeluk erat leher Barkah agar tak terjatuh.

Barkah mengangkat Eca dengan mudahnya. Badan sintal Eca seakan sama sekali tidak menjadi beban untuknya. Tangan kanan Barkah memeluk pinggang Eca, tangan kirinya menahan lutut kiri Eca dari bawah.

Sambil berjalan ke arah kamar tidur, burung perkasa Barkah masih terus mengaduk ngaduk memek Eca yang sudah becek parah.

Sesampainya di kamar, Eca dibaringkan di kasur Barkah masih dalam posisi penis Barkah terbenam dalam memeknya. Kedua tangan Barkah memegang kedua pergelangan tangan Eca dan kemudian mengangkatnya ke atas.

Barkah menahan kedua tangan Eca berada di samping kepalanya. Kedua kakinya mengangkang dengan lutut tertekuk hingga ke perut. Memeknya masih tersumpal oleh batang penis Barkah yang terus bergerak keluar masuk.

Eca hanya bisa diam dan memejamkan mata meresapi rasa nikmat ini. Mulutnya terbuka tanpa mengeluarkan suara. Sementara Barkah masih memompa dengan buas sambil terus menciumi dua bongkahan payudara besar Eca, sesekali ciuman dan jilatannya menjalar hingga ke ketiak dan leher memberikan rangsangan makin nikmat bagi Eca.

Tidak sia sia ketika pagi ini dia nekat memutuskan menempuh perjalanan ke rumah Barkah yang terletak di desa tetangga. Dengan menunggangi mobil LCGC miliknya yang dia dapatkan hasil manggung dari kampung ke kampung, Eca betul betul tak tahan untuk mengulang persetubuhan nya dengan Barkah. Perjalanan selama 20 menit dia tempuh demi mengejar kenikmatan yang terngiang-ngiang di hatinya. Jam 6 pagi dia sudah meluncur setelah sedikit bersolek.

Perjalanan itu kini terbayarkan sudah. Eca benar benar menikmati dan mereguk sepuasnya orgasme keduanya pagi itu di ranjang Barkah.

"Owhhhhh......massss.....aku muncratttt lagiiiihhhhh.....mmmhhhh enakkkkkk"

Barkah merasakan otot memek Eca makin menjepit erat, seakan berusaha meremas penis Barkah. Kakinya menendang nendang ke udara, seperti orang kejang. Tangan Eca meremas kencang sprei kasur Barkah. Tubuhnya seperti kena sengatan listrik dengan diiiringi getaran getaran kecil. Lendir dan cairan memek makin membanjir sampai meleleh dan mengalir membasahi sprei Barkah. Membuat suara kecipak makin terdengar nyaring akibat peraduan kelamin mereka berdua. Barkah seperti tidak ada ampun tetap memompa dan menyodok memek Eca dengan keras hingga Eca berteriak teriak kecil antara ngilu dan nikmat.

Tiba tiba Barkah berbisik kecil.
"Mbak, a...aku...mau crot, dimana?"

Seakan bagai kedua kekasih yang sudah saling memahami, Eca langsung melepaskan cengkraman tangan Barkah dikedua pergelangan tangannya.

Kini kedua tangannya yang sudah terbebas langsung memeluk leher Barkah sambil mencium liar. Lidahnya bertautan dan menari nari di dalam rongga mulut Barkah.

Barkah bisa merasakan aroma bekas asap rokok dari dalam rongga mulut Eca. Kaki Eca yang tadi terbuka lebar kini dikaitkan erat mengunci pinggang Barkah, seakan menyuruh Barkah agar menusuk makin dalam.

Tanpa menjawab, Eca ingin Barkah menyemprot memeknya dan mengisi rahimnya dengan spermanya. Seakan ingin segera merasakan semprotan sperma Barkah dalam rahimnya, Eca ikut menggoyangkan bokongnya dari bawah ingin segera membantu agar Barkah menyampai ejakulasi nya.

"Owhhh Mbakkk.....aku croootttt"

3 kali tembakan sperma kental dilepaskan Barkah di dalam memek Eca. Mendapatkan semprotan kencang dan hangat membuat Eca merasa begitu nyaman dan kembali melambung tinggi. Orgasme ketiga telah dia dapatkan pagi itu. Sungguh suatu perjalanan yang layak dilakukan jika akhirnya terbayar dengan kenikmatan seperti ini batin Eca.

Ketika puncak kepuasan dua insan ini mulai mereda, tiba tiba.

"Tok.....tok.....tok...... permisiiiii, Bar.....permisiiiii"
Ada suara orang yang datang bertamu di luar.

Barkah dan Eca yang masih berpelukan dan berciuman mesra mendengar suara tersebut. Mereka pun langsung saling melepaskan diri dari tautan penuh birahi tersebut.

Eca hanya menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut yang ada. Sedangkan Barkah segera mengenakan celana pendek sedanya dan kaos oblong tanpa mengenakan celana dalam karena terburu-buru hendak membukakan pintu.

Sesampainya di pintu depan, ternyata yang berada di depan pintu adalah Pak Samsul, mertua Cepi temannya.

"La, Pak Samsul, ada apa pak pagi pagi ke sini? Mau pesan tembikar Pak?
Sambut Barkah di depan pintu.

"He he, bukan nak Barkah, begini, boleh bapak masuk ada hal penting yang bapak ingin bicarakan" jawab Pak Samsul.

"Owhh boleh boleh Pak, mari masuk sini"
Barkah pun mempersilahkan Pak Samsul ke rumahnya.

Rumah Barkah tidak terlalu besar, cenderung kecil, tapi semuanya tertata rapi dan bersih. Pak Samsul pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Pada saat itu Eca masih berada di dalam kamar Barkah dan tak bersuara, sehingga Pak Samsul tidak mengetahui ada orang di rumah Barkah.

"Begini nak Barkah, saya sering mendengar gosip gosip dari emak emak di pasar, bahwa nak Barkah sekarang memiliki burung paling besar di desa ini, dan saya ingin minta bantuan kepada nak Barkah"

Pak Samsul pun kemudian menceritakan duduk masalahnya dengan Sarmi dan Gita. Serta perjanjian antara mereka agar hubungan Pak Samsul dan Warti tidak tersebar luas.

"Jadi begitu nak kisahnya, jujur saja, saya ini kan sudah tua. Burung saya udah ndak sekuat dulu. Selama ini memang saya ada hubungan dengan Warti. Tapi itupun saya mesti minum suplemen serbuk seminggu sekali, agar bisa ngaceng maksimal. Kalo nggak kadang ngambek nak, terus susah ngaceng"

"La ini malah disuruh nglayani dua genderuwo wanita, jujur fisik saya ndak mampu, kalo mesti minum suplemen lagi, saya takut jantung saya ndak kuat malah bahaya"

"Apakah nak Barkah bisa membantu saya? Nak Barkah tenang saja, saya akan memberikan imbalan yang sangat besar, asal nama baik saya terjaga. Mau ditaruh dimana muka saya nak Barkah, kalo kedua wanita itu tahu jika saya ndak kuat melayani mereka berdua. Bisa bisa besok paginya ceritanya udah nyebar ke seluruh wanita di desa ini. Malu saya nak, maluuuu"

Pak Samsul pun menjelaskan dengan panjang lebar dan sedikit memelas.

Mendengarkan cerita Pak Samsul, Barkah menjadi sedikit tidak tega. Tapi Barkah bingung bagaimana bisa membantu dirinya.

"La terus saya mesti gimana to Pak? Apa yang bisa saya bantu?" Tanya Barkah kepada Pak Samsul.

"Begini nak, saya ada ide......."
Pak Samsul pun menjelaskan idenya agar masalahnya bisa selesai dan nama baiknya tetap terjaga kepada Barkah.

Barkah mendengarkan dengan seksama dan sambil manggut manggut. Hingga akhirnya,

"Oke, saya paham, saya bisa membantu Pak Samsul kalau seperti itu, tapi apa imbalan yang bapak akan berikan kepada saya?"
Tanya Barkah menelisik.

"Nak Barkah, nama baik dan harga diri itu diatas segalanya buat saya. Uang tidak menjadi masalah, nak Barkah mau rumah? Akan saya berikan, bahkan nanti akan saya tambahi dengan imbalan uang, asal nama dan harga diri saya terjaga" jawab Pak Samsul dengan sumringah mengetahui Barkah mau membantunya.

"Baik, saya pegang janji Pak Samsul, kalo begitu kita bertemu di villa Pak Samsul satu jam sebelum jam pertemuannya"

Mendengar perkataan Barkah, Pak Samsul langsung bahagia, dirinya pun berdiri berpamitan sambil menjabat tangan Barkah tanda setuju saling mengikat perjanjian. Pada saat bersalaman, Pak Samsul tak sengaja melihat tonjolan di celana Barkah. Pada saat itu Barkah terlupa mengenakan celana dalam sehingga burungnya yang berukuran masif nampak menojol sekali dibalik celana.

"Yaowoh, guedine, wah mantep, rasaknoooo kwe yo Sarmi, Gita, modyarrrr kwe" batin Pak Samsul dalam hati.

Selepas kepergian Pak Samsul, barulah Eca keluar kamar menghampiri Barkah dan duduk disebelahnya. Sambil menggelayut manja, Eca pun bermanja manja dengan Barkah dalam kondisi masih hanya berbalut selimut.

"Itu kan bapaknya Prapti mas, kenapa pria genit itu?" Tanya Eca kepada Barkah.

"Ndak papa mbak, ada urusan dikit soal kerjaan sama dia, la kamu kenal dia to?" jawab Barkah

"Kok mbak sih, panggil Eca aja biar mesra dong sayangku. Ya jujur aja dia pernah booking aku, lumayan sih burungnya, tapi nggak seperkasa kamu mas, dan sebelum ml dia mesti minum supplemen dulu" jawab Eca sambil tertawa.

"Ca, la kamu ini kenapa to, ndak ada ujan ndak ada angin tau tau ke sini, nggak ngomong apa apa begitu masuk langsung aku mbok klomot, sambil buka baju" tanya Barkah

Pagi tadi setelah Eca sampai ke rumah Barkah memang Eca langsung menyerbu Barkah dengan melumat dan mencium panas dirinya. Tak sempat bertanya dan terpancing oleh birahi Barkah akhirnya baru menanyakan hal itu sekarang.

"Hi hi hi hi.....aku kangen sama burungmu mas" jawab Eca sambil memeluk lengan dan bersandar kepada Barkah.
"Sejak malam pengantin nya si Prapti dan Cepi, aku jadi kepingin banget merasakan enaknya burungmu lagi"

"Aku boleh ya, kalo lagi kepingin ke sini lagi minta digenjot sama kamu mas?" Lanjut Eca.

"Ya boleh aja sih wong diajak enak enak sama wanita seseksi dirimu, tapi jujur saja Ca, aku ini nggak ada rasa cinta sama kamu, hatiku ini udah milik orang lain. Kamu ini cantik Ca, pasti banyak pria yang mau jadi pasanganmu. Aku takut kalo kamu ngejar aku malah nanti aku nyakiti hatimu, aku ndak mau kayak gitu Ca"

Mendengar jawaban polos dari Barkah justru membuat Eca malah makin jatuh hati kepada Barkah.
Sambil tersenyum Eca pun berkata.
"Ndak papa, aku paham kok Mas, aku ndak minta kamu nikahi, aku juga ndak minta jadi pacarmu. Yang penting aku cukup dikasih jatah kentu aja sama kamu yo mas. Udah cukup itu buat aku"

Jawaban dari Eca disambut dengan senyuman dan anggukan dari Barkah. Pagi itu mereka masih bermanja manjaan bagai sepasang kekasih hingga akhirnya Eca pamit untuk pulang pada sekitar jam 10 pagi.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd