Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Senja Jingga Menjelang Malam Guram

Bimabet
waduh telat telat ternyata suhu MCD dah rilis cerita baru :mantap:
 
waduh telat telat ternyata suhu MCD dah rilis cerita baru :mantap:

Halo agan 'crotz666' , semoga terhibur dengan Bagian 2 yang akan di-post sebentar lagi dan terimakasih atas pantauannya.
 
Terakhir diubah:
Bagian 2 - Ayu Bertemu Teman Cewek Sekelas SMA-nya

Diantara mereka bertiga, Dharma, Nurita dan Ayu telah terjadi kesepakatan. 'Perang mulut' yang ditakuti Nurita tidak pernah terjadi. Dharma setuju saja apa yang diutarakan Nurita.

Cuma Dharma mengusulkan, kenapa mereka bertiga tidak tinggal saja didalam satu rumah, dimana listrik yang didapat dari 'hembusan angin'... tidak pernah habis-habisnya. Tidak ada penghematan pemakaian listrik dirumah Dharma. Sedangkan rumah Nurita, bisa dipakai untuk tempat bekerja Nurita yang bidan resmi dengan asistennya adalah Ayu sendiri. Dharma akan membuat satu kamar pribadi yang besar, lengkap dengan kamar mandi closet didalam kamar tidur yang nanti ditempatkan oleh Nurita seorang. Begitu juga untuk Ayu akan dibuatkan kamar dengan fasilitas sama, cuma ukurannya lebih kecil sedikit. Soal bahan-bahan bangunan, tidak perlu dirisaukan amat, Dharma mempunyai usaha lumayan cukup banyak setelah 'dipaksa mengajukan pensiun dini' oleh atasannya yang korup itu.

Produksi pembakaran batu-bata merah milik Dharma paling tidak minimal 20 truk dalam sebulan, begitu juga pembakaran genteng-kodok yang hampir sama hasil produksinya. Lokasi 2 tempat pembakaran itu, berada di area pinggir desa sebelah barat. Sedangkan di area pinggiran desa di sebelah utara, perbukitan dan ada sungai yang melintas didekatnya, sedang dirintis penambangan batu perhiasan yang sangat mudah untuk dipasarkan, diantaranya: kalimaya, chrysocolla dan beberapa jenis chalcedony (batu-batu akik dalam rumpun besar) dan agate (batu-batu akik dalam rumpun kecil), tapi penambangan ini masih sangat dijaga kerahasiaannya... dikhawatirkan apabila hal ini 'bocor' akan banyak penambang liar yang berdatangan seenak hatinya dan... malahan akan merusak lingkungan disekitar pinggiran utara desa.

Begitu dua kamar itu selesai dibangun, Nurita dan Ayu akan tinggal serumah dengan Dharma, dan rumah pribadi Nurita akan beralih fungsi menjadi kantor dan klinik ala kadarnya untuk Nurita melakukan kegiatan profesional-nya yang dibantu Ayu, sebagai asisten-nya.

***

Desa dimana Dharma berdomisili, disebut kecil karena memandang jumlah jiwa penduduknya yang 2000 jiwa (apalagi kalau dibandingkan ibukota yang penduduknya lebih dari 15 juta jiwa pada siang pada hari kerja dan berkurang sedikit pada hari kerja menjelang malam hari).

Luas desa-nya sendiri sangat luas, jalan raya yang sudah di-aspal rata dan dengan hot-mixed adalah sebuah jalan yang lumayan besar dan lurus sepanjang 10 km, dipinggiran kiri dan kanan jalan itu terdapat rapi lokasi rumah-rumah warga penduduk yang permanen maupun semi-permanen yang luas pekarangan per satu rumah hunian-nya paling sedikit 1000 m persegi bahkan banyak yang lebih luas dari itu. Kelak bila saatnya tiba, desa ini berubah menjadi sebuah kota, minimal sebuah kota kecil dahulu, maka disekitar jalan raya tunggal ini, bakalan jadi pusat kegiatan dan perekonomian kota.

***

Ayu berjalan ke pasar desa yang berada kurang lebih pada pinggir jalan raya, kira-kira dipertengahan dari panjang jalan raya yang lurus itu. Pasar itu dadakan munculnya, yaitu dari pukul 7 pagi sampai pukul 11 menjelang siang... sudah menghilang lagi berikut dengan limbah-limbah sampahnya. Sore menjelang malam hari, banyak tenda-tenda makanan yang dipasang... menjelang tengah malam tenda-tenda berikut limbah-limbah sampahnya ikut menghilang kembali. Itulah kenapa desa ini disebut masih asri, karena banyak pepohonan serta keadaan jalan beraspal-nya rapi dan bersih.

Samar-samar ada seseorang wanita muda, memanggil-manggil namanya. "Ayu...! Hai... Ayu... mancung...!".

Terhenti seketika mendengar panggilan khas dirinya... pasti tidak salah lagi, pasti teman cewek sebangkunya, yaitu... Murniasih. 2 cewek dalam kelasnya yang oleh teman-temannya tidak bisa menilai mana yang lebih cantik dari yang lainnya. Pokoknya dua-duanya cantik dan... montoknya pun sama... habis perkara!

Ayu berbalik badan dan langsung berhadapan dengan sebangkunya di kelas 3 SMA, bersama seorang anak laki-laki yang menurut perkiraannya sekitar usia 14 tahunan.

Murniasih sembari memeluk dan mengecup kedua pipi Ayu sambil berbisik gembira, "Sudah lama ya... Ayu, kita tidak bertemu... sekali bertemu pas di pasar... hi-hi-hi...".

"Iya Asih... dengar kabar... kamu sudah menikah ya... Asih...? Pantesan makin cantik dan berisi... jadi tambah seksi aja kelihatannya, hi-hi-hi...!".

"Ayu... aku kangen nih aku sama kamu, kita ngobrol-ngobrol yaa... tapi sebelumnya... kenalkan dulu nih... adikku, Doni".

"Oohh... Doni toh... udah gede ya... mana ganteng lagi... hi-hi-hi...!", jawab Ayu penuh canda tawa, maklumlah Murniasih adalah teman dekatnya dahulu.

Sambil tertawa, Asih berbisik canda dekat telinga Ayu, "Emangnya kamu naksir ya... sama adikku, hi-hi-hi...".

"Aaha... nggak deh...! Tuaan si Doni kemana-mana... hi-hi-hi...", jawab Ayu dengan bercanda.

Doni yang masih bisa mendengar jawaban usil Ayu, langsung angkat bicara memprotes, "Eehhh... kakak... gimana sih, Dino kan masih berumur empat belas tahun... ini Dino eja biar lebih jelas... satu... empat...!".

"Hi-hi-hi... sudah ganteng... jujur lagi, tuh bener kan kataku Dony telah berusia empat... satu... alias empat puluh satu... hi-hi-hi...", kata Ayu yang masih saja mencandai anak ABG ini.

"Wahhh... kalau kak Asih mencandai Doni kayak begini dirumah... paling tidak sambil di-ngok pipi-nya sembari... dicemmm... ehh... nggak... deh! Kak Asih buruan nih... sudah ditunggu ibu di dapur kan pengen masak", kata Doni mendesak kakaknya untuk segera pulang membawa sayur-mayur yang telah dibeli di pasar tadi.

Asih segera menjawab Doni, "Sudah buruan pulang kerumah sekalian dibawa belanjaan kita tadi... biar dimasak sama ibu... kalau kakak mau ngobrol-ngobrol dulu sama kak Ayu, itu tuh... yang naksir berat sama kamu, hi-hi-hi...!".

"Payah... deh ngomong sama kakak-kakak yang lagi mumet... mungkin belum dapat jatah kali... eh-eh... maaf kakak-kakak...", Doni langsung kabur balik kerumahnya sembari membawa semua belanjaannya.

"Dasar... anak-anak jaman sekarang... nggak di desa, atau di kota... sama saja perangainya... jangan-jangan udah pengalaman lagi...!", jawab Ayu terus-terang.

"Nah... justru itu... yang kayak begitu-begitu... yang aku mau obrolin sama kamu, Ayu... hi-hi-hi...", jawab Asih ikut-ikutan berterus-terang tentang apa yang bakalan mau diomongin sesama cewek... sobat kentalnya ini.

"Obrolan yang bakalan mengasyikkan dong... hi-hi-hi...! Tapi temani aku sebentar ya Asih... mau beli beberapa sayuran... nggak banyak kok... habis itu, kita ke rumah pak Dharma... disana lebih enak suasananya untuk... ngobrol macam begituan... hi-hi-hi...!", kata Ayu sangat tertarik akan topik yang akan diobrolkan nanti.

Lima belas menit kemudian, Ayu beserta teman dekatnya Murniasih sudah sampai kembali dirumah Dharma. Sekarang mereka berdua duduk-duduk santai didalam kamar Ayu sambil ditemani 2 gelas teh es, berikut tekonya yang berisi penuh dan beberapa jenis penganan yang dibeli tadi di pasar. Inilah cerita seperti yang dituturkan Asih pada sobat kental sesama cewek, Ayu...

***

Saat itu, kira-kira 4 bulan yang lalu dari sekarang. Dirumah Asih cuma mereka berdua saja, Asih dan adiknya Doni. Ayah-ibu mereka sudah pergi dari tadi pagi ke rumah sanak keluarga dari pihak ayahnya Asih yang berada di desa lain, yang ingin mengadakan hajatan pernikahan anak sulung perempuan mereka, dan orangtua Asih rencananya akan menginap sampai 2 hari dan kembali pada hari ke-3 pada siang atau pada sore harinya... kembali kerumah.

Asih sudah rada mumet kepalanya... maklum saja sudah 3 bulan lebih belum dikunjungi oleh suaminya yang lebih tua 15 tahunan. Asih ketika berkonsultasi dengan bu bidan Nurita dalam hal-ikhwal mengenai diseputar bayi dan perawatannya. Ketika Nurita bertanya pada Asih dan langsung menebak status pernikahan Asih dengan suaminya yang lebih tua 15 tahun adalah sebagai isteri muda... tapi yang ke-berapa? Ke-2 atau ke-3 atau seberapa? Asih tidak bisa menjawabnya, yang pasti bukan isteri ke-2, karena akhirnya Asih mengetahui siapa isteri yang ke-1 dan ke-2, tapi selebihnya masih tanda tanya besar di benaknya dan rahasia yang belum terungkap secara jelas. Yang Asih tahu adalah dengan sangat pasti suaminya itu adalah tipe orang berduit yang tidak bisa melihat cewek muda yang 'bening-bening'... langsung dikawin sirih.

Bu bidan Nurita menasehatinya dengan perasaan keibuan dan mengatakan supaya Asih jangan mempersulit dirinya sendiri... yang jalan hidupnya masih sangat panjang harus dilaluinya, dan menyarankan supaya memasang spiral KB atau IUD, daripada nanti anak yang akan dilahirkan nanti... malah disia-siakan oleh ayah kandung biologis-nya yang sangat doyan kawin itu. Penjelasan Nurita lebih lanjut, tipe lelaki seperti suami Asih sekarang adalah... anak-anak biologis yang patut dan menjadi tanggung sepenuhnya adalah abak-anak biologis dari perkawinannya dengan isteri pertama... selebihnya... dia tidak akan bersusah-payah memikirkan segala kepentingan untuk semua anak-anak biologisnya dari isteri yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, ini selalu terjadi, dan... sedikit sekali terjadi hal yang sebaliknya. Bagi Nurita adalah lebih baik bermain seks dengan aman terserah dengan suami atau dengan selingkuhannya... daripada menyia-nyiakan seorang anak manusia yang lahir dari hubungan dengan suaminya sendiri, tetapi disis-siakan segala keperluannya.

"Ingat dik Asih... begitu anakmu lahir, maka dia menyandang HAM miliknya sendiri, dan... dilindungi oleh banyak undang-undang, sebagai contoh salah satu saja diantaranya... adalah UU Perlindungan Anak... dsb.

Asih setuju penuh dengan saran bu bidan Nurita dan segera memasang spiral KB yang tingkat keberhasilannya mencegah suatu kehamilan bisa mencapai 99,9% sesuai dengan survey yang dikumpulkan dari seluruh penjuru dunia.

***

Doni jadi bingung sendiri karena tidak ada kegiatan apa-apa, karena kelasnya sedang mengalami renovasi yang diharapkan rampung Minggu malam dan mudah-mudahan para murid dan guru bisa melanjutan kegiatan mengajar dan belajar pada hari Senin, 3 hari mendatang.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi, Doni tanpa mengetok pintu lagi... karena dilihat pintu kamar sudah terbuka sedikit dari kakaknya yang sudah menikah, tetapi kemana batang hidung suami tuanya itu... setahu Doni sudah ada kali 3 bulan sang suami kakaknya ini tidak nongol-nongol... jangan-jangan ke isteri yang lain atau... sibuk memilah-milah gadis yang akan dikawininya lagi.

Doni langsung duduk dengan bersila kaki diatas tempat tidur yang sudah dirapikan pemiliknya ini.

Asih yang sibuk menyisir rambut dan berdandan ala kadarnya, maklum baru habis mandi pagi. Asih tidak marah pada Doni yang duduk sembarangan diatas tempat tidurnya yang sudah dirapikan... malah jadi senang karena ada yang menemaninya... daripada sendirian, dan... mumet lagi kepalanya.

"Kok diam saja Don...? Ngomong apa kek... yang penting nyerocos begitu daripada diam-diam saja... malah nanti ketiduran lagi... gimana coba kalau ngeces...? Hi-hi-hi...", kata Asih menggoda adiknya yang ABG ini.

"Wahh... kak Asih jangan berpikir sampai kesitu-situ dong... pake segala ngeces... disebut-sebut... disuruh nyerocos terus lagi...! Oke Doni akan ngomong yang ringan-ringan... tapi janji kak Asih tidak boleh marah ataupun tersinggung... kan cuma omongan... iya nggak...?! Hhe-hhe-hhe...!", kata Doni sok bicara dewasa, namanya juga Anak Baru Gede... Asih memmakluminya.

"Ya... sudah ngomong saja... kakak menunggu nih...", Asih mendesak... ingin mendengarkan omongan adiknya, Doni yang kadang-kadang suka usil dan nyeplos spontan saja tanpa dipikir dulu.

"Sebenarnya kakak itu cantik dan seksi, sayang tidak menyadarinya sendiri. Dari itu Doni memberitahu kakak dalam hal ini hhe-hhe-hhe...", kata Doni santai, tapi... matanya melotot tajam lewat celahan lebar di lubang baju dekat ketiak Asih yang kebesaran, sehingga buahdada montok 36B yang sekal dan mulus terlihat dengan sangat jelas. Belum mengenakan BH, lagi pula Asih kalau didalam rumah memang tidak suka memakai BH. Doni melihat dari samping kanan kakaknya dengan penuh minat... penis ABG-nya tegak berdiri bagai prajurit siap menunggu aba-aba berikutnya. Doni memang sangat penasaran sekali, karena... sasaran yang di-cari-cari tidak terlihat dengan jelas... cuma bayang-bayang gelap lewat baju atasnya yang tipis. Doni memperhatikan bagian depan baju atas itu... cuma tinggal satu kancing saja yang masih ada dilubangnya yang sempit, selebihnya 4 kancing lainnya sudah terlepas... bebas. Langsung tanpa sadar terlontar juga perkataannya yang rada usil. "Tinggal satu kancing saja yang belum terlepas... dasar kancing bandel... apa lagi nggak cs... sama Doni yang lagi penasaran...!".

Begitu mendengar perkataan usil adiknya itu, Asih melihat kancing baju atas... dari lima kancing yang ada. cuma satu kancing yang belum terlepas, dan hebatnya ini posisi kancing yang penting, sehingga selama kancing itu tetap diam ditempatnya alias belum dibuka, maka baju atasnya tidak akan membuka dan memperlihatkan seluruh permukaaan buahdadanya yang indah, montok dan sekal...

"Memangnya... kamu berani membukanya...?! Hi-hi-hi... jangan-jangan cuma berani ngomong saja...!", tantang Asih dengan nekat... daripada kepalanya mumet terus... yang ditunggu-tunggu tak pernah... mendingan manfaatkan yang ada saja... bayangkan kapan lagi ada kesempatan kayak begini lagi... berdua saja didalam rumah yang sepi untuk 3 hari berturut-turut... non-stop...!

"Wahh... diberi kesempatan kayak begini... tidak boleh ditolak! Tuman...!", kata Doni mantap langsung turun dari tempat dan langsung dengan sigap mendekati tubuh Asih... saking sigapnya tersentuh buahdada yang sebelah kanan Asih yang langsung memicu gairahnya... <seeerrr...!> ada semprotan kecil yang melumasi lorong nikmat dalam vagina Asih yang sudah sangat dahaga sekali.

Sempat juga mereka berciuman penuh nafsu... tetapi hanya sejenak, karena Asih dengan napas tersengal-sengal penuh gejolak nafsu, memberitahu Doni.

"Don... buruan periksa pintu dan jendela di ruang depan... pokoknya... semuanya. Jendela yang dibuka... ditutup saja, biar aman. Periksa sampai 2 kali... habis itu kamu balik kekamar ini kunci pintunya dari dalam. Hari in kakak ajarkan semuanya... biar kamu tahu segalanya dan lebih dewasa lagi. Dan kalau kamu pintar menjaga rahasia ini, maka kita akan melakukannya setiap hari! Yang penting situasi-nya aman dan rahasia harus dijaga serapat mungkin...!".

Saat Doni telah kembali didalam kamar dan mengunci kamar itu, Asih sudah menunggu duduk bersila diatas tempat tidurnya. Baju atasnya masih seperti tadi, segera Doni naik keatas tempat tisur... dengan tak sabar membuka satu kancing 'bandel' itu. dengan kedua tangan membuka baju atas itu membuka kekiri dan kekanan... terpampang sudah dengan sangat jelas semua lekukan indah buahdada mulus 36B, montok... sangat kenyal sekali. Puting imut-imutnya baru keluar 10 mm yang mencuat keatas berwarna maroon dan dilingkari areola berwarna maroon muda. Tak sabar Doni jadinya, puting indah disergap oleh mulutnya dan langsung diemut-emut lembut, sedang buahdada yang sebelah diremas-remas dengan gemas...

"Sayang... ayo kita buka semua pakaian kita... biar telanjang bulat... tidak perlu menunggu datang malamnya... kita akan ML pagi hari juga", kata Asih terbata-bata penuh nafsu.

Tidak perlu disuruh 2 kali, langsung mereka berdua bertelanjang bulat. Asih melihat penis tegang milik adiknya ini, yang kemudian diraba dengan jari lentiknya... "Keras sekali... panjangnya juga tidak mengecewakan... Doni sayang... kamu tidur terlentang dulu... kakak sudah tidak sabar... ingin memasukkan penismu kedalam vagina kakak... biar kamu juga tahu... gimana rasa ketika berada dalam vagina yang penuh nafsu dan kenikmatan semata".

Asih langsung berjongkok diatas penis Doni, segera Asih mencekal batang penis Doni dan mengarahkan palkon-nya langsung menembus katupan bibir luar dan dalam vagina mungil dan klimis tanpa bulu pubis, karena habis dicukur habis... dan berhenti sejenak didepan lorong sempit gua nikmat dalam vagina legit Asih. Dengan dibantu dorongan pelan dari pinggul mulusnya yang menekan kebawah dan... <bleeesss....!> masuk seluruh batang penis Doni yang keras yang masih saja ndut-ndutannya seakan menowel-nowel genit kelentit mungil Asih... yang membuatnya semakin gregetan dan mulai mengayun pinggulnya kebawah... lalu diangkat... yang langsung dihunjamkan lagi kebawah yang menyebabkan penis keras Doni menyodok-nyodok dengan kencang.

Tak sabar Asih yang buru-buru ingin dipuaskan dahaga seks-nya, berkata pada Doni, "Doni... kamu yang diatas tubuh kakak ya...!".

Segera menelentangkan tubuhnya sembari mengangkangkan paha mulusnya. "Don... ayo genjot memek kakak... yang kenceng sampai muncrat yang banyak. Jangan khawatir kita akan ML sebanyak-banyaknya...!".

Doni menindih tubuh telanjang kakaknya yang mulus ini, dengan dibantu jari lentik tangan kakaknya... mengarahkan palkon Doni pada posisi yang tepat. "Bener Don... itu tempatnya tekan aja kebawah... ya... kalau masih seret... angkat... YA.. TANCAP...!

<Bleeesss...!> masuk sudah seluruh batang penis Doni yang sangat tegang itu... dilanjutkan dengan pompaan-pompaan senggama penis gagah.

"Aaahhh... nikmatnya! Genjotannya jangan berhenti kencengin aja... muncratkan air mani-nya yang banyak...!", Asih membari semangat pada adiknya, Doni pada ML perdana-nya ini.

"Oohhh... kak Asih... enak banget sih memeknya, Doni kencengin genjotannya biar tambah nikmat... kayaknya ada yang pengen muncrat nih...", Doni berkeluh-desah penuh kenikmatan dapat menyetubuhi kakaknya yang cantik ini dengan sukarela tanpa paksaan... malahan diundang lagi...

"Kencengin Doni... sayang bener-bener keras banget penismu ini... aaarrrghhh... cepetin lagi Don... jangan sampai terlepas... hunjam kedalam lebih keras lagi... aaahhh... Doooniii...!", tersentak-sentak pinggul mulus Asih merasakan semprotan kencang sperma Doni yang muncrat berkali-kali dengan sangat kencang tenaga semprotannya didalam lorong nikmatnya.

<CROTTT...!> <Crottt...!> <Crottt...!> yang langsung memicu seketika hempasan klimaks-nya yang dinanti-nantikan berbulan-bulan... malah yang diberikan oleh adiknya dengan sangat indahnya dan... berbarengan mencapai puncak klimaks-nya.

<Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!>

Sangat sempurna sekali persetubuhan antara adik dan kakak kandungnya... memberi... dan menerima... diberi... dan diterima... memberikan kepuasan maksimal... keduanya mendapatkan orgasme secara bersamaan waktunya.

Mereka terdiam sejenak gerak tubuh mereka... terdiam sambil merasakan kenikmatan orgasme yang spektakuler ini...

(bersambung...)
 
Terakhir diubah:
sarapan pagi dengan menu susu gantung dan kentang goreng ala McD.. mantaffff.
 
sarapan pagi dengan menu susu gantung dan kentang goreng ala McD.. mantaffff.

Selamat siang agan 'milandini', pagi bener gan sarapannya... he-he-he... kalau jam segitu McD baru siap-siap mau tidur... kalong ngkali... btw terimakasih atas pantauannya.
 
wah ketinggalan sarapannya nih - buat makan siang aja deh xixixi... :tegang:
 
wah ketinggalan sarapannya nih - buat makan siang aja deh xixixi... :tegang:

Selamat siang agan 'boen4r', kesiangan ya bangunnya... he-he-he... kacian deh! Perasaan tidak ada bola langsung di TV...
McD nitip 1 piring ya... jadi agan kudu makan siang 2 piring gitu... he-he-he...!
 
doni apa dino :pusing: dan ada tipo sdikit, tp mantap ceritanya suhu :jempol: master of incest
 
doni apa dino :pusing: dan ada tipo sdikit, tp mantap ceritanya suhu :jempol: master of incest

Selamat dini hari agan 'MUSANG BULAN', terimakasih gan atas ralatannya. Memang agan 'MUSANG BULAN' sungguh teliti simakannya. Sebentar lagi McD akan mem-post-kan lanjutan cerita ini. Semoga terhibur dan terimakasih sekali lagi atas pantauannya.
 
Sambungan dari: kenikmatan orgasme yang spektakuler ini...


***

"Asih... kamu cerita begituan dengan Doni, adikmu itu... aku jadi kepengen nih... jadinya! Kok kamu mau sih menceritakan ML dengan adikmu, padaku... nggak takut apa? Gimana kalau nanti tanpa disengaja aku malah menceritakan kepada orang lain ayo...?!", kata Ayu menge-test Asih.

"Tidak mungkin deh Ayu... aku yakin kamu tidak akan menceritakan disengaja atau tidak... karena aku yakin... itu bukanlah karakter-mu yang suka ngerumpiin aib seseorang, apalagi itu menyangkut teman baikmu sendiri, yaitu... aku. Dan lagi kamu akan berusaha sebisamu agar supaya tidak sampai... dengan tidak sengaja menceritakannya... aku yakin itu! Sebab aku juga telah mengetahui aib keluargamu... tapi itu dulu kejadiannya... hi-hi-hi...", kata Asih menjelaskan dengan yakin.

'Oohhh... Gusti... rupanya Asih tahu aib-ku bersama bapak, ayah kandungku sendiri...?! Tahu dari mana... Asih ini...? Sebaiknya aku dengar saja, siapa tahu Asih mau menceritakan padaku...', tercekat hati Ayu... tentang rahasia keluarga yang telah diketahui dan disimpan oleh Asih ini sangat ketat ini...

"Memangnya aib itu, tentang apaan... Asih, aku kok tidak mengetahuinya... mungkin kamu ingin menceritakan padaku, jadi aku bisa meng-konfirmasi-kan mengenai hal itu... Bagaimana... setuju, tidak...? Eehhh... Asih... sembari diminum teh es dan kue ala kadarnya ini...", tanya Ayu jadi was-was dan hati-hati sekali... Ayu menawarkan minum dan makan kue yang disediakan sembari berusaha menekan rasa kekhawatirannya yang sangat mendalam tentang hal itu. Masalahnya ayah-kandungnya, Subarman adalah sekarang seseorang yang bertugas sebagai Kepala Desa di daerah sini.

"Pasti... Ayu! Kalau kamu ingin mendengarkannya... tapi dengan syarat tunggal... kamu jangan marah dan benci padaku... OK?!", kata Asih untuk memastikan semua bakalan baih-baik saja, setelah rahasia tentang aib ini dibeberkan.

"Iya lah... itu pasti... Aku tidak akan berpikiran buruk padamu, walau... secuil pun...!', kata Ayu mencobakan meyakinkan sobat-kentalnya ini, Murniasih.

"Terimakasih tes es dan penganan ini Ayu... aku akan menceritakannya sekarang juga... apalagi aku mendengar kamu sudah bercerai dengan... siapa ya namanya... oh... iya... kalau aku tidak salah... siii... Pryo... ya bener dia. Sekarang kamu telah cerai dengan dia, dan... aku dengar... ibu-nya Pryo... juga ikut-ikutan minggat... kan! Jadi... kalau aku menceritakan itu semuanya sekarang... kan tidak ada seorang pun... tersakiti hatinya", kata Asih dengan lancar, dan lanjutnya... "Lagipula aku tidak ingin menyimpannya lebih lama lagi rahasia ini... bikin kepala-ku tambah mumet saja... ya toh... hi-hi-hi...!", kata Asih yang ingin segera terbebas dari rahasia seseorang yang menjadi beban didalam benaknya sekarang.

"Oooh... terimakasih Asih... kamu sungguh baik-hati, mau menceritakannya padaku... kamu... Asih... bener-bener teman sejatiku yang tak lekang oleh waktu...", kata Ayu sangat lega sekali, berarti... bukan tentang perkosaan dirinya oleh ayah-kandungnya sendiri. Karena yang mengetahui perkosaannya oleh ayah-kandungnya... selama ini ada 2 orang, yaitu dirinya dan bu bidan Nurita... atau kalau mau disebutkan ada 3 orang yang mengetahuinya, tentu si pelakunya... ayah-kandungnya sendiri, Subarman... sang kepala desa disini...

Inilah cerita seperti yang dituturkan Asih pada sobat kental sesama ceweknya, Ayu... tentang aib keluarganya... yang tidak berdampak buruk pada Ayu sekarang ini. Tetapi tetap masih merupakan beban pikiran yang mengganggu didalam benak Asih, yang akhir-akhir ini kepalanya sering mumet melulu...

***

Hujan rintik-rintik, tetesan besar titik air hujannya terasa mengganggu, menimpa ke ubun-ubun Doni (adiknya Asih) yang dikala itu berumur 12 tahun 6 bulan, atau setengah tahun menjelang usianya 13 tahun. Dia baru saja dari usai bubaran sekolahnya dan sebelum semua murid didalam kelasnya keluar dari ruangan, guru mereka menugaskan masing-masing murid untuk membawa untuk keesokan harinya, diharuskan membawa 1 ekor hewan yang termasuk jenis serangga, dan... harus dalam keadaan hidup...

Doni yang cerdas dan gesit langsung teringat rumah pak Dharma yang didekat persawahan itu, mempunyai teras samping rumahnya yang luas dan dinaungi oleh atap genteng-kodok sampai 5 m lebarnya. Maklum saja... bukankah Dharma juga seorang juragan genteng-kodok...? Doni berniat untuk PR-nya ini, dia akan mencari paling tidak seekor jangkrik... terserah mau jangkrik-bulan (jangkrik untuk diadu), atau... seekor jangkrik-batu yang kecil, tubuhnya berwarna keabu-abuan rada transparan, tapi... kalau malam hari... minta ampun! Suara kerikannya sangat kuencenggg... sekali! Didengar kuping sangat terganggu sekali!

Untuk mencari jangkrik di rerumputan yang ditimpa oleh hujan rintik-rintik, rasanya... hampir mustahil. Para jangkrik tentu tidaklah bodoh... pasti sudah kabur... entah kemana, yang pasti menyelamatkan dirinya ke tempat-tempat kering dan... tidak tertimpa rintikan air hujan itu.

Doni kecil segera mendekati samping rumah yang sangat teduh dari rintikan air hujan. 'Kok sepi sekali... rumah ini...?!', Doni bertanya-tanya dalam hati. Dia bukanlah anak penakut... dari itu dia tidak takut... hanya bertanya-tanya dalam hatinya... pada kemana gerangan penghuni rumah lainnya? Karena seingatnya, tadi pagi mau berangkat sekolah, dia sempat melihat pak Dharma pergi, katanya sih... mau ke ibukota untuk mengurus sesuatu. Tak lama kemudian lewat Ayu yang berjalan sendirian dan sempat ditanya oleh Doni kecil, yang dijawab oleh kak Ayu, bahwa dia akan pergi kurang-lebih 2 hari, untuk menemani sepupu perempuannya di desa sebelah... yang ingin dilamar dan langsung dilanjutkan dengan acara pernikahan. Jadi... kok sepi sekali... kan masih ada penghuni rumah lainnya yang tidak bepergian keluar rumah...

sang jangkrik bisa menunggu...
yang penting cari tahu...
apakah ada hal sesuatu...
harus dicari tahu dulu...

Dengan mengendap-endap Doni berjalan sambil berjongkok dipinggir sepanjang tembok. Cuaca mulai rada gelap oleh gumpalan awan yang padat, sedangkan keadaan didalam rumah sangat terang benderang sekali... kayak ada acara mantenan sunat aja layaknya.

Pas berada dibawah daun jendela dari kamar tidur utama... sayup-sayup terdengar tertawaan seseorang... pasti seorang cowok kalau memperhatikan nada suaranya, dan... tawa mengikik... ini sih... pasti suara tawaannya seorang cewek.

'Lagi ngapain cowok dan cewek pada tertawa didalam kamar dirumah yang sepi ini, mungkin... mereka lagi nonton bareng filem lucu di tayangan TV rupanya'. Berangsur-angsur suara percakapan antara 2 orang cewek dan cowok ini semakin jelas terdengar...

Doni melongok kedalam kamar yang terang-benderang itu dari balik kain korden yang tebal menggumpal, di sudut kiri bawah jendela yang besar. Tak mungkin terlihat oleh 2 orang yang saat ini berada didalam kamar ini, karena cuaca diluar sangat guram sekali serta lampu teras samping belum dinyalakan, kan... sebenarnya masih siang, paling banter jam sekarang sekitar jam setengah tigaan 'kali, siang menjelang petang.

'Waahhh...!', Doni seketika jadi terperanjat, ketika melihat dengan jelas apa yang sedang berlangsung sekarang didalam kamar ini... 'Itu sih... (aduh mak... mana telanjang bulat lagi...) isterinya pak Dharma, Sribunga yang dikenal orang sekitar sini, sebagai seorang wanita bahenol yang cantik, montok, dan... rada genit...! Dan satunya... (aduh mak... lagi-lagi... telanjang bulat juga!) Itu sih... lakinya kak Ayu... namanya kalau tidak salah... Supryo 'kali. Kok... pada telanjang bulat sih... waahhh... bener-bener...! Ini sih seperti apa yang suka diceritakan kakak SMA di sekolah... malahan baru tadi saat jam istirahat. Oooh mereka berdua mau ML-an rupanya, buktinya... pada telanjang bulat gitu... Tapi kok bisa yaa... Doni jadi heran deh... kan... Sribunga, ibu kandungnya Supriyo. Ibu kandung sama anak kandung dong... jadinya...', Doni melihat itu semua sembari tak habis pikir tentang kemungkinan ML yang aneh bagi anggapannya seorang anak kecil Doni yang masih lugu dan rada blo'on dalam hal soal ngeseks antara ibu dan anak kandungnya ini. 'Kak Asih harus diberitahu nih... biar bukan hanya Doni yang kebingungan, bengong sendirian...", begitu tekad Doni nanti setelah sampai dirumah... 'Jangan sekarang... kayaknya mereka tambah asyik... biar laporan pada kak Asih lebih komplit... siapa tahu aku dapat hadiah... boleh cemol-cemol susunya kak Asih rada lamaan dikit... hhe-hhe-hhe...', Doni tersenyum senang dalam hati dan meneruskan pantauannya dengan seksama lagi...

***

"Aduuhhh... mama! Pahanya dikangkangin dong... lebih lebar lagi...", Pryo mendesak setengah memaksa pada ibu kandungnya, Sribunga. Yang langsung dijawab oleh ibunya...

"Gimana sih... kamu Yo...! Kalem aja, kenapa... kan kita berdua punya waktu 2 hari 2 malam, pokoknya kamu boleh menikmati tubuh mama-mu ini sepuasnya... dari itu manfaatkan sebaik mungkin! Soalnya sudah ada kepastian kalau mama dan calon papa baru-mu akan menikah dan... langsung menempati rumah besar yang baru selesai dibangun, spesial untuk mama dan papa-mu tempati... dan kamu akan mendapatkan adik... kalau bisa 2 orang adik... deh... hi-hi-hi...! Sekarang sih belum ada tanda-tandanya kearah itu...
Habis sperma calon papa baru-mu belum diperiksa sih. Mama sekarang sudah dilepas IUD-nya... daripada menunggu nggak jelas dan pasti... bakalan dihamilkan oleh calon papa baru-mu itu... Kamu Yo... mama beri kesempatan emas untuk membuat adik untuk dirimu sendiri didalam rahim mama. Yang penting jaga erat rahasia ini... Seandainya kamu bisa menghamilkan mama dalam 2 hari ini... bukan hanya kamu yang senang... mama dan papa baru-mu akan ikut senang... pasti calon papa baru-mu akan beranggapan
mungkin dengan bangganya bahwa itu adalah hasil karyanya bersama mama... isteri barunya... hi-hi-hi... isteri-isterinya yang dulu tidak menghasilkan turunan anak... barang satu-satu acan sekalipun... hi-hi-hi...", kata penjelasan dari Sribunga pada anaknya, yang sebentar lagi akan melakukan hubungan seks sedarah dan harus menghasilkan seorang anak lelaki atau perempuan, terserah...!

"Mama... gimana sih... spermaku, kalau yang pertama... pasti lagi banyak-banyak... dijamin paten deh...! Pokoknya rencananya begini ma... muncratin lalu istirahat sejenak... muncratin lagi-lalu istirahat lagi sejenak... kalau laper... ya... kita makan dulu sembari mengembalikan stamina dan energi yang sudah terkuras... istirahat lagi, biar nasi-nya turun masuk ke lambung dulu... nah kita mulai lagi proses ini sampai berapa kali, sekuat yang kita mampu... setuju kan mama-ku sayang... melihat mama telanjang bulat begini, bikin penisku ngaceng terusss...!", kata Pryo bernafsu, yang langsung menindih tubuh mulus ibu kandungnya dan berusaha melakukan fore-play dengan FK pembuka. tapi keburu wajah cantik Sribunga berkelit dengan gesit dan... berkata...

"Huussshhh... ngomong aja lagi, jalankan seperti yang kamu beberkan barusan... semprotkan sperma-mu yang banyak, dan... semprotannya harus kuat menembus kedalam rahim mama... pasti sudah ada sebuah sel telur yang... matang dan... siap dibuahi...! Mama lagi subur-suburnya sekarang...!", kata Sribunga penuh keyakinan dan masih tetap dalam naungan rasukan nafsu gairah yang berkobar-kobar...

"Lhaa... jadi mama yang ngomong terus sekarang... he-he-he...", kata Pryo agak menyindir ibunya dan... masih tetap dalam naungan rasukan nafsu gairah yang berkobar-kobar juga...

Sribunga, ibu kandungnya Pryo jadi nggak sabar, "Ngomongnya kok... jadi sahut-sahutan sih... nggak pake lama...!".
Sribunga langsung merogohkan tangannya kebagian tubuh bawah Pryo... tepatnya ditengah-tengah selangkangannya anak kandungnya, dan... jari-jari tangannya yang lentik... langsung mencekal erat disekeliling batang penis tegang Pryo, dan... langsung mengarahkan palkon-nya disertai sentakan keras keatas dari pinggulnya mulus... tanpa ampun palkon itu menyeruak masuk mengabaikan katupan bibir luar vagina-nya, terus katupan bibir dalam yang lebih kecil, juga sudah terlewati... terus menyeruak masuk menyumpal penuh lorong nikmat vagina-nya yang mulus tercukur rapi dan mulus klimis...

<Bleeesss...!> masuk sudah seluruh batang penis Pryo yang sangat tegang itu, meng-invasi seluruh 'lorong nikmat' itu... dilanjutkan dengan pompaan-pompaan senggama penis orang muda yang penuh vitalitas ini dengan nafsu yang mengebu-ngebu...

Pinggul kekar Pryo memulai ayunan klasik yang asyik... semakin cepat... semakin nikmat...

Lain pula respons dari ibu kandungnya yang pasrah ingin sekali di-'tekdung', biar mengandung... sambil memutar-mutar pinggulnya... agar supaya senggama ini semakin nikmat saja...

"Aaahhh... Yo...! Mantap bener enjotanmu... terasa sekali... palkon-mu 'kali sedang melongok-longok rahim mama... oohhh... kayaknya calon papa baru-mu... masih kalah jauh deh... denganmu... hi-hi-hi...", kata Sribunga keenakan sambil memuji kepiawaian genjotan dan sodokan penis keras anak kandungnya, Pryo... didalam vagina-nya yang selalu dahaga terus... tanpa puas.... minta disetubuhi terus-menerus...

"Tenang saja... mama-ku sayang...! Pokoknya mama terima enak saja... dan mama akan mendapatkan anak dari aku... seberapa banyak yang mama mau... he-he-he... aaahhh nikmatnya... Ma...! Mama... aku kencengin sodokannya... biar muncratan sperma-ku bisa lebih mantap dan kuat sampai kedalam rahim...", usul Pryo pada mama-nya, yang lagi terlentang merasakan nikmatnya persetubuhan sedarah ini... dengan mata sampai merem-melek...

"Setuju... sayang...! Genjot terus...! Semakin cepat... semakin nikmat...! Ooohhh... nikmatnya... aaahhh... Yo... buruan...! Pryooo...!", Sribunga seketika mencapai titik tertinggi puncak klimaks-nya. Pryo juga juga tidak mau kalah... persetubuhan ini harus sukses... dan klimaks... bersamaan waktunya...!

<Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!>

<CROTTT...!> <Crottt...!> <Crottt...!> <Crottt...!>

Keduanya, ibu dan anak kandungnya terhempas oleh badai nikmat saat klimaks, dan... diterpa oleh orgasme mereka masing-masing.

Pryo menggulirkan tubuhnya terlentang paralel disamping tubuh telanjang ibu kandungnya yang mempesona dan selalu memicu gairah bagi yang melihatnya...

***

"Kamu... bener-bener deh... Asih! Spy-mu yang handal itu telah melakukan 'misi'-nya dengan sangat sukses...! Seandainya Doni, adikmu itu ada disini sekarang... akan aku 'WOT' dia sampai muncrat habis-habisan sperma ABG-nya yang segar itu... hi-hi-hi... aku jadi nafsu... bener-bener sangat nafsu sekali...!", kata Ayu tanpa malu-malu lagi memberikan komentarnya yang blak-blakan.

"Apa aku panggil lewat HP saja... si Doni... gimana...? Setuju nggak...?!", kata Murniasih yang jadi ikut-ikutan bernafsu.

"Aku pikir... jangan deh... Asih! Kasihan adikmu... dikeroyok sama kita berdua... entar kalau pulang sehabis threesome-an... apa kamu kuat mengendong Doni, adikmu sampai kerumahmu... hi-hi-hi...!", kata Ayu yang kemudian berbisik pelan dekat telinga kanan Asih, "Mendingan... kita menunggu datangnya papa-ku... sembari masak untuk makan siang didapur... gimana Asih? Setuju nggak...?!".

"Gila kamu Ayu...! Eeh... maafkan Ayu... emangnya bapak kepala desa yang ayah kandungmu... itu apa...?", kata Asih tak percaya...

"Eehh... keliru besar kamu Asih...! Papa-ku adalah mantan mertua tiri laki-laki aku... Kalau panggilan 'bapak' adalah panggilan sehari-hari aku memanggil ayah kandungku dari sejak kecil. Kalau 'papa'... adalah panggilan untuk mantan ayah tirinya Pryo... begitu...!"

"Ooh begitu toh... kirain sih... hi-hi-hi... maaf ya... habis nggak diberitahu lebih dulu sih... hei... Ayu... emangnya papa-mu itu mau apa diajak ML sama kita... aku jadi kepengen nih... hi-hi-hhi...", kata Asih yang masih saja dirasuki nafsu.

"Mana aku tahu... Asih, hi-hi-hi... ayo kita masak sebentar di dapur... kamu pengen tahu nggak, Asih... dapur disini tidak pake kompor minyak tanah, atau memakai gas... Dapur disini semuanya... full elektrik...! Entar kalau sudah selesai memasak... baru deh kamu goda papa-ku... hi-hi-hi... kancing baju atasmu yang ada 5 buah... kenapa tidak dibuka saja 4 buah diantaranya... jadi tinggal satu kancing saja...! Hi-hi-hi... buktinya kamu terapkan pada adikmu, Doni saja... berhasil sangat sukses... dan kamu tidak mumet lagi... iya kan... hi-hi-hi...", kata Ayu mengajarkan Asih sedikit ber-exhibitionist... siapa tahu... berhasil.

"Aahhh... bisa aja kamu... kalau gagal... malunya kan... jadi minta ampun gitu... hi-hi-hi... mau ditaruh dimana wajahku... jadinya...", kata Asih sedikit sangsi dan kurang begitu yakin akan hasilnya.

"Hi-hi-hi...! Wajahmu... ya taruh saja... ditempatnya yang sekarang... hi-hi-hi.... nggak usah dipindah-pindahkan... beres kan...? Hi-hi-hi...", kata Ayu menertawakan Asih yang kurang percaya diri.

"Ya sudah.... bener katamu... mendingan kita masak dulu, soal yang lain bisa dipikirkan nanti saja... hi-hi-hi...", jadi Asih malahan sekarang yang mengajak memasak di dapur...

(bersambung...)
 
Terakhir diubah:
selamat dinihari suhu, baru bisa comment nih,
ternyata mantan suaminya juga insect ya suhu tapi ternyata juga tokoh2 di cerita ini saling berhubungan ya tapi ane jadi bingung suhu sama penjabaran karakter sama kronologi dan ceritannya kayaknya ada yang tidak sesuai suhu antaralain siapa bapak tirinya priyo di karakternya darma bapak tirinya priyo tapi dicerita nya selain darma disebut juga barman sebagai bapak tirinya priyo atau dua2 nya juga pernah jadi bapak tirinya priyo atau barman ayah kandung priyo, berarti priyo dan ayu sodaraan atau pernah jadi saudara tiri.
terus diawal cerita disebutkan adanya pernikahan sri dan priyo, bukankah mereka ibu dan anak?.
atau ane aja yang kurang mencerna cerita ini
maaf suhu jadi banyak tanya
 
selamat dinihari suhu, baru bisa comment nih,
ternyata mantan suaminya juga insect ya suhu tapi ternyata juga tokoh2 di cerita ini saling berhubungan ya tapi ane jadi bingung suhu sama penjabaran karakter sama kronologi dan ceritannya kayaknya ada yang tidak sesuai suhu antaralain siapa bapak tirinya priyo di karakternya darma bapak tirinya priyo tapi dicerita nya selain darma disebut juga barman sebagai bapak tirinya priyo atau dua2 nya juga pernah jadi bapak tirinya priyo atau barman ayah kandung priyo, berarti priyo dan ayu sodaraan atau pernah jadi saudara tiri.
terus diawal cerita disebutkan adanya pernikahan sri dan priyo, bukankah mereka ibu dan anak?.
atau ane aja yang kurang mencerna cerita ini
maaf suhu jadi banyak tanya

Selamat pagi agan 'kopral jonno', memang benar gan... kesalahan yang dibuat McD adalah pada kronologi-nya... mohon maaf... kalau agan menjadi bingung jadinya. Sudah diperbaiki, gan... dan McD salut atas ketelitian agan 'kopral jonno'. Terimakasih banyak.
 
Buat agan mcdodol yg terhormat nihh :D kalo bisa kasih penjelasan donk gimana awal mula pryo bisa ml dg ibu kandungnya :D biar semua jadi lebih jelas, lebih menarik, dan g bikin penasaran lg gan :D maaf sblmnya ini cuma sekedar saran dan sedikit masukan dari ane gan syukur2 kalo bisa diterima dan direalisasiin :ampun:
 
Buat agan mcdodol yg terhormat nihh :D kalo bisa kasih penjelasan donk gimana awal mula pryo bisa ml dg ibu kandungnya :D biar semua jadi lebih jelas, lebih menarik, dan g bikin penasaran lg gan :D maaf sblmnya ini cuma sekedar saran dan sedikit masukan dari ane gan syukur2 kalo bisa diterima dan direalisasiin :ampun:

Selamat siang agan 'Der Ktbffh', dalam menanggapi 'request' agan itu, McD mencoba memberanikan diri untuk menjawabnya... daripada agan akan kecewa setiap posting-an baru lanjutan cerita ini. Begini... peristiwa yang terjadi antara Supryo dan ibu kandung-nya, Sribunga... adalah suatu momen scene yang bersifat rahasia... dan ini tidak boleh dilanggar oleh McD sebagai penulisnya. Dan hanya bisa diketahui lewat pengintipan tak disengaja dari seorang anak kecil berumur 12 th. Dalam menulis tentang gerak-gerik anak kecil ini, penulis harus menerapkan pola pikir yang terbersit di benak anak itu.
Doni, si anak kecil ini yang cerdik... mungkin juga agak licik... yang pasti adalah sangat picik... tujuan memberitahukan pada kakak kandungnya, Murniasih perihal hasil 'reportasi pengintipannya yang komplit', tujuan besarnya bagi anak kecil yang sudah tahu soal seks ini, adalah... agar dia (Doni) mendapatkan hadiah berupa... bisa berlama-lama menikmati tubuh indah kakak kandungnya... itu saja... sangat sederhana, tidak ada yang lain.
Soal supaya menceritakan awal mula incest terjadi antara Supryo dengan ibu kandungnya, Sribunga... bisa saja saat diintip oleh Doni itulah awal mula incest dari keduanya. Supryo dan Sribunga adalah... orang-orang masa lalu yang pernah berada dalam lingkup kecil keluarga Sudharma cs. Sekarang mereka berdua hanyalah suatu kenangan masa lalu bagi keluarga Sudharma cs. Terimakasih semoga tidak kecewa.
 
yg nulis2 ceritakan ente sendiri gan knp kagak blh dilanggar, ane cuma butuh kepastian aja kok gan kalo emg g ada penjelasannya ya gpp
 
yg nulis2 ceritakan ente sendiri gan knp kagak blh dilanggar, ane cuma butuh kepastian aja kok gan kalo emg g ada penjelasannya ya gpp

Selamat sore agan 'Der Ktbffh', terimakasih atas pantauannya. menanggapi komen agan 'Der Ktbffh' memang serba salah... dijawab... ya salah... nggak dijawab juga salah...! Baiklah agan yang budiman, McD hanya ingin memberitahukan bahwa McD adalah penulis cerita, dan... bukannya seorang penulis berita. Dari itu hasil karya tulis McD... tidaklah mungkin memuaskan semua pembacanya, karena semua pembacanya mempunyai persepsi masing-masing yang berbeda satu sama yang lainnya. Menulis cerita harus ada aturannya... yang tidak boleh dilanggar oleh penulisnya sendiri. Kalau penulis melanggarnya... berarti dia sedang menulis berita... bukan lagi cerita...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd