Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Next Episode Mau Seperti Apa?

  • Lanjutkan Eksekusi Nia dan Ika

  • Perawanin Aliyah

  • Menguak Kembali Kisah Novi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Chapter 20 : Perpisahan Yang Memilukan
***************************************************************************************************************************************
Boby

Sudah beberapa minggu ini aku tidak berkunjung ke rumah kontrakan ika dan nia, aku rindu kehadiran sang akhwat yang kegadisannya telah kurenggut, ya dialah aliyah. “Assalamualaikum…” aku mengucap salam. “Wa’alaikumsalam, eh boby..masuk bob.” Ucap ika seraya membukakan pintu untukku. “Nia dan aliyah mana ka?” tanyaku saat sudah duduk di ruang tamunya. Ika hanya diam. “Oi ka..kok diem?” tanyaku sekali lagi. “Aliyah udah gak disini bob, nia lagi kuliah” ucap ika. “Hah? Maksudnya gak lagi disini gimana ka?” tanyaku kaget. Lalu ika menceritakan perihal aliyah, tepat 1 minggu setelah eksekusi terhadap keperawanan aliyah yang kami lakukan, aliyah bener-bener depresi menghadapi tekanan hidup dan fakta bahwa dia telah tidak perawan lagi, dia sama sekali gak mau kuliah dan mulai mengurus administrasi pemindahan kampus ke sebuah universitas yang dekat dengan desanya, ika dan nia sebenarnya sudah berusaha untuk mengurungkan niat aliyah pindah universitas namun ditolak mentah-mentah dengan aliyah, “Jangan paksa aku tinggal lagi dengan kalian akhwat jalang!” ika memperagakan ungkapan aliyah.

Baru sekitar 2 hari lalu aliyah meninggalkan kontrakan ini, tanpa hangatnya pamitan, aliyah mengangkat semua barangnya untuk naik ke minibus antar kota, “Antum beneran ingin tinggalin kami?” ika mereka ulang pertanyaan yang ia berikan ke aliyah, “Iya, karena kalian sudah merusak hidupku” ucap aliyah ketus saat itu. Semenjak kepergian aliyah, ika dan nia sesekali coba menghubungi nomor kontak aliyah yang mereka punya, namun tidak ada jawaban dan terakhir berbunyi “Maaf nomor yang anda masukkan salah”, ika sangat menyesali perbuatannya, namun tidak bagi nia, nia justru sangat senang dengan kepergian aliyah karena itu berarti semua skandalnya dengan para satpam akan tetap bisa berlanjut.

Kehangatan rumah kontrakan yang selama ini selalu dipenuhi oleh canda dan senyum ramah aliyah telah memudar, rumah kontrakan ini benar-benar telah berubah menjadi rumah yang suram, yang ika dengar setiap 3 hari sekali di rumah ini hanya lenguhan dan desahan nia yang disetubuhi oleh pak karyo dkk. Nia menjadi akhwat jalang yang sesungguhnya, saat di kampus ia adalah akhwat yang aktif berdakwah namun saat di rumah dia adalah akhwat paling jalang yang pernah dikenal ika.

Mengetahui fakta bahwa aliyah telah meninggalkan kontrakan ini, aku bukannya merasa berduka, namun terbersit rasa bahagia, aku berpikir bahwa aku sudah tidak terikat janji apapun dengan aliyah, aku tidak berkewajiban menikahinya kelak, namun rasa bahagia tersebut tidak kuungkapkan ke ika, karena takut itu akan menyinggungnya. “Baiklah ika, kamu yang sabar ya, maafin ya karena aku juga menyanggupi permintaanmu jadinya persahabatan kalian terpecah belah seperti ini” ucapku dengan ekspresi berduka. “Iya sudah gak apa-apa bob, aku justru lebih rela aliyah diperawanin sama kamu daripada diperawanin sama satpam bejat langganannya nia itu, namun takdir berkata lain ya, aliyah justru ninggalin kita semua” ucap ika turut bersedih. “Ya ka, semoga kondisi kembali normal ya, aku pamit dulu” ucapku seraya pamit meninggalkan rumah kontrakan tersebut.

-Flashback 2 Hari Lalu-

Aliyah

Hari ini aku memutuskan untuk pulang ke kampung halamanku dan melanjutkan studiku di sebuah universitas yang dekat dengan desaku. Aku sudah benar-benar tidak sanggup untuk tinggal bersama mbak nia dan ika yang sudah menjerumuskan kehidupanku yang cemerlang ke lembah kenikmatan dunia yang fana ini. Aku benar-benar harus meninggalkan mereka walaupun sebenarnya aku masih menyayangi mbak ika khususnya dan jatuh hati pada mas boby yang telah merenggut keperawananku kemarin. Aku bisa saja bertahan namun itu akan sangat menyakiti diriku, dan aku yakin bahwa kehidupanku kedepannya akan semakin buruk jika aku bertahan menetap bersama mereka. Hari ini aku pulang kampung menaiki sebuah minibus yang berkendara cukup kencang, walaupun sudah kencang namun masih membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 jam untuk tiba di desa kampung halamanku. Saat aku tengah terlelap, aku terbangun karena menyadari minibus yang kutumpangi berhenti, aku ‘kumpulkan nyawa’, sebelum akhirnya berusaha beranjak ingin melihat apa yang terjadi di luar, karena di mobil ini hanya tersisa aku yang masih berada di dalam. “Kenapa pak mobilnya?” tanyaku pada pak supir. “Oh ini mobilnya mogok neng, jadi kemungkinan penumpang akan dialihkan ke bus lainnya” jelas pak supir. “Oh gitu, ngomong-ngomong penumpang yang lain kemana ya pak?” tanyaku seraya celingukan mencari penumpang yang lain.

“Mereka sudah naik bus lain beberapa menit yang lalu, mbaknya masih tertidur, jadinya saya enggan membangunkan” jelas beliau. “Yaahh harusnya bapak bangunin aja tadi, jadi ini saya tinggal sendiri dong pak?” tanyaku kebingungan. “Gak kok, itu ada dua pemuda yang punya satu tujuan dengan neng, mereka lagi bantu menghidupkan minibus saya ini” jelas pak supir. Aku merasa kurang nyaman karena kini hanya tersisa aku wanita sendiri dengan 3 pria yang tak kukenali. Aku memutuskan untuk kembali duduk di dalam, namun karena fikiran dan fisikku yang keletihan, aku malah kembali tertidur. Kurang lebih 2 jam aku tertidur, aku merasakan bahwa minibus ini dalam keadaan melaju, kuintip ke jendela, benar saja bahwa minibus ini tengah melaju seperti sedia kala, aku yang sama sekali tak menaruh curiga, hanya bertanya “Sudah baik ya mobilnya pak?”, “Iyaa udah neng, makasih sama dua masnya yang lagi tertidur di belakang itu” ucap pak supir. Kutoleh ke belakang, terlihat dua pemuda tadi tengah tertidur pulas kelelahan. “Baik lah pak, kira-kira berapa jam lagi tiba di desa saya?” tanyaku. “2 jam lagi neng, kalau mau lanjut istirahat silahkan” ucap pak supir. Saat aku hendak kembali tertidur, aku heran kenapa rasanya wajahku kok lembab, keringat atau apa ya? Begitu juga dengan jilbab panjangku terasa sedikit lembab. “Ah mungkin karena keringatku kali” ucapku dalam hati dan kembali memejamkan mata.

Hal yang tidak diketahui aliyah adalah saat ia tertidur tadi, setelah minibusnya berhasil nyala, kedua pemuda dan pak supir tidaklah langsung berberes untuk berangkat, melainkan mereka merencanakan untuk sedikit bersenang-senang dengan tubuh aliyah yang tengah tertidur pulas. “Wah lumayan nih dapat penumpang akhwat, saya tau masnya letih tapi apa ya iya mau melewatkan kesempatan ini?” Tanya pak supir. Kedua pemuda itu saling berpandangan hingga akhirnya mereka mengangguk, mereka bertiga mulai melepaskan semua celana dan cd mereka dan mulai merangkak naik ke minibus, mereka sangat hati-hati, takut sang akhwat terbangun dari tidurnya. Pak supir memposisikan tubuhnya duduk di kursi supir yang dilipat tepat di depan sang akhwat sementara pemuda 1 berada disamping akhwat dan pemuda 2 berada di belakang kursi akhwat, pemuda 1 lalu mengatur posisi senderan kursi sang akhwat untuk miring ke belakang sehingga pemuda 2 dapat memperhatikan wajah sang akhwat juga. Satu persatu mereka mulai mengocok penisnya masing-masing, penis pemuda 2 termasuk yang terpanjang dibandingkan milik pak supir dan pemuda 1, bukan hanya mengocok penisnya masing-masing, mereka juga mulai meraba lembut tubuh sang akhwat.

Pak supir meraba seraya menaikkan rok panjang hitam sang akhwat hingga ke pinggang, mereka bertiga melotot melihat kemolekan paha mulus sang akhwat, pak supir lalu mencoba menurunkan cd sang akhwat namun pergerakan tangan pak surpir terhenti sejenak karena sang akhwat melenguh “Ihh” ketika pak supir menyentuh bibir vaginanya, kini celana dalam sang akhwat sudah berada diujung kakinya. Ketiga pria bejat tersebut terdiam terpaku memperhatikan vagina sang akhwat yang diselimuti bulu-bulu halus, jelas terlihat belahan bibir vaginanya sangat rapat, pak supir memberanikan dirinya untuk sedikit membuka belahan vagina sang akhwat, seketika pak supir langsung tersenyum kepada kedua pemuda. “Sudah jebol si neng ini” ucapnya singkat seraya menyeka liur di sudut bibirnya. Kedua pemuda tadi bergegas merubah posisi mereka untuk melihat langsung vagina sang akhwat dari dekat, kini mereka bertiga tersenyum licik, tanpa menunggu waktu lama, pak supir mulai memposisikan tubuhnya di atas sang akhwat yang masih tertidur pulas, ia arahkan penisnya untuk masuk kedalam belahan vagina sang akhwat, saat sudah masuk setengah, ia tak mampu menahan gejolak birahi dalam dirinya sehingga ia melakukan genjotan cepat namun tak terlalu dalam, khawatir sang akhwat akan terbangun, belum sampai 3 menit pak supir sudah menarik penisnya keluar dari liang vagina sang akhwat dan mengarahkan penisnya yang tengah berkedut-kedut ke wajah sang akhwat, lalu menyemburlah sperma hangat ke wajah sang akhwat yang masih terus tertidur pulas, pak supir lalu terduduk lemas di bangku belakang sang akhwat.

Berikutnya pemuda 1 mulai memposisikan penisnya untuk menghujam vagina sang akhwat, dari mereka bertiga, penis pemuda 1 lah yang paling pendek dan kecil, sehingga tidak butuh waktu lama baginya untuk memasukkan semua penis kecilnya ke dalam vagina sang akhwat, pemuda 1 mulai menggenjot vagina sang akhwat, “Uhh” terdengar sang akhwat mengeluarkan desahan singkatnya. Mendengar itu, pemuda 2 yang sedari tadi mengocok penisnya benar-benar sudah tidak tahan lagi untuk menahan sperma yang telah terkumpul di kepala penisnya dan “Ughh” desah pemuda 2 diikuti semburan deras spermanya melompat dan mendarat indah di wajah sang akhwat beberapa tetes membasahi jilbab panjang sang akhwat.

Melihat pemuda 2 telah orgasme, pemuda 1 benar-benar tidak tahan merasakan sempitnya liang vagina sang akhwat sehingga ia lekas mencabut penisnya dari vagina sang akhwat dan mengocok cepat penisnya di depan wajah sang akhwat, semburan deras sperma pemuda 1 membasahi wajah sang akhwat bersatu padu dengan sperma pak supir dan pemuda 2 yang sudah mulai mengering. Kedua pemuda lekas memakai celananya dan terduduk lemas di bangku paling belakang, sementara pak supir yang telah mengisi tenaganya, mulai bangkit dan memakai celananya kembali, ia mencari tisu untuk membersihkan wajah sang akhwat yang dilumuri sperma mereka bertiga, tak dapat sepenuhnya bersih tapi setidaknya tidak terlalu basah, pak supir lalu kembali menaikkan cd sang akhwat dan merapikan rok panjang hitam sang akhwat seperti sediakala dengan harapan sang akhwat tidak curiga dengan apa yang mereka telah lakukan. Setelah semuanya beres, pak supir kembali ke kursi pengemudinya dan kembali mengemudikan minibusnya sampai ke tujuan.[/HIDE]
 
Hihi diperkosa di minibus...alliyah..moga kamu kembali...
 
yaaah .. boby kenapa ngga disusul aliyah-nya, .. lumayan kan buat selingan sama bu ecy .. hahaha
 
Wah.... kukira aliyah ma boby (dan masih berharap)... ayo... semangat ya hu... aliyah with boby.... lanjutkan karyanya...
 
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Chapter 21 : Apakah ini cinta?
***************************************************************************************************************************************
Ika

Hari-hari ku setelah kepergian aliyah terasa sangat sepi, rumah kontrakan yang biasanya selalu dibersihkan olehku dan aliyah kini tampak sangat berantakan karena aku tak memiliki hasrat untuk membersihkannya, sama sekali tak ada semangat untuk bebersih rumah. Nia selalu sibuk dengan perannya sebagai aktifis dakwah di kampus, dan selalu pulang malam, sekalinya ada waktu senggang itu selalu ia gunakan untuk memuaskan birahinya bersama pak karyo dkk. Aku sebenarnya kadang ingin bergabung dalam lingkaran syahwat nia, namun kini aku tengah berduka atas kepergian aliyah. Aku kesampingkan terlebih dahulu kebutuhan biologisku, karena hati yang belum kunjung bahagia. Siang ini saat aku sedang beristirahat di kamarku, aku menerima notifikasi pesan singkat dari mas ari.

“Assalamualaikum ika…” ucap mas ari.
“Wa’alaikumsalam mas, ada apa mas?” balasku.
“Ika, lagi ngapain? Sibuk ndak?” balas mas ari.
“Ndak nih mas, lagi baring-baring aja, kenapa mas?” balasku.
“Oo ndak apa-apa, mas boleh minta ajarin tentang matakuliahnya bu rida ndak?” balas mas ari.
“Loh kok minta ajar ika? Kan mas senior ika” balasku.
“Hehe, iya sih, tapi kan mas ngulang MK itu” balas mas ari.
“Tu lah mas ari pemalas” balasku dengan bercanda.
“Huuu enak aja…Jadi kapan nih bisa ajarin mas?” balas mas ari.
“Kapan ya…Hari ini bisa sih, tapi mau dimana mas? Ika lagi ndak di kampus soalnya” balasku.
“Hari ini boleh juga tuh, mas jemput dimana?” balas mas ari.
“Eh emang mau belajar dimana? Belajar di kontrakan ika aja deh mas, takut jadi fitnah kalau mas mesti gonceng ika segala” balasku.
“Iya deh iya, kan mas nanya, oke mana alamatmu, bentar lagi mas kesana” balas mas ari.
Aku lalu mengirimkan sms alamat lengkap kontrakanku ke mas ari.

1 Jam Berlalu….

“Tok … tok ....tok” terdengar ketukan pintu utama. Aku bergegas membuka pintu depan dan ternyata bener mas ari. Dia membawa beberapa bungkus makanan, “Sila duduk dulu mas, saya buatkan minum” ucapku. Setelah selesai kubuatkan secangkir kopi dan secangkir teh lalu kuletakkan di meja, “Sila diminum kopinya mas” ucapku ramah. “Wah kopi ya, kalau saya teh aja boleh?” ucap mas ari. “Oh ndak suka kopi ya?” tanyaku. “Ndak terlalu ka, takut impoten hehe” ucapnya santai. “Wah mas ari sok tau, yadeh kopinya buat ika aja” ucapku. Kamipun akhirnya belajar, selama mengajarinya aku tak hanya fokus memberikan pemahaman, sesekali aku memperhatikan tubuhnya, tubuhnya gak kalah atletis dibandingkan dengan boby, saat aku sedang menghayalkan yang tidak-tidak, “Ikaa…oo…ikaa..kok melamun?’ ucapnya menyadarkan lamunanku. “Eh eh udah ya mas?” ucapku gagap.

“Udah selesai nih, makasih ya udah ngajarin mas, ntar mas traktir deh..hehe” ucapnya tersenyum. “Manisnya senyum mas ari” ucapku dalam hati saat terpana menatap wajah mas ari. “Ya sama-sama mas..” ucapku singkat. “Mas pamit pulang dulu ya ka, nanti mas traktir” ucapnya saat hendak meninggalkan rumah ini. “Oke sip ditunggu traktirannya mas” ucapku bahagia. Duka atas kepergian aliyah sudah mulai berkurang sejak kedatangan mas ari tadi, aku cukup terhibur dengan kedatangannya.

Wiwi

Siang ini aku masih terlentang pasrah diatas ranjang sebuah hotel berbintang, karena aku baru saja selesai memuaskan birahi dosen bejatku yang tak lain adalah pak anto, kulihat beliau masih berbaring disampingku dengan keadaan telanjang bulat sama sepertiku, hari ini kembali kami menyudahi senggama kami setelah dua ronde seperti biasanya aku hanya bisa mendapat orgasme satu kali dengan kontol pendek beliau yang tiap rondenya hanya bertahan beberapa menit.

Setelah kukumpulkan tenagaku, akupun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa peju pak anto yang mengering lengket di perutku, saat aku selesai mandi, kulihat pak anto sudah mulai bangkit dan memakai kembali pakaiannya, dia memberiku segepok uang yang lebih dari cukup, “Nih untuk uang jajanmu, nanti kalau saya perlu lagi, saya kontak kamu” ucapnya seraya meremas pantat sekalku yang hanya tertutup handuk.

Sepeninggal beliau, aku lekas membereskan pakaianku dan meninggalkan hotel ini, dalam perjalanan pulang menuju tempat kosku, di dalam sebuah bus, aku melihat seorang wanita yang wajahnya tak asing bagiku, namun aku tak mau menegur takutnya salah orang, dan tak berapa lama, wanita itu menghampiriku dan menyapaku “Wiwi? Beneran wiwi kan?”, “Iya bener..kamu…?” ucapku masih sulit mengingat siapa wanita muda ini. “Aku novi wi, masa’ lupa sih?” ucap wanita itu yang ternyata novi. Saat aku bener-bener sudah mengingatnya, kembali terasa sesak dalam dada mengingat apa yang telah ia lakukan terhadap boby semasa SMA dulu, tapi disini aku berusaha netral namun menjaga jarak, aku tak mau dia kembali berhubungan dengan boby.

“Kuliah di kota ini ya wi sekarang?” tanya novi. “Iya nih vi, kamu sendiri di kota ini apa kegiatan?” tanyaku. “Aku kerja di dekat gang delly sana wi” ucapnya. Aku sedikit terkejut, karena yang kuketahui bahwa gang itu adalah gang legendaris bagi wisatawan lendir di kota ini, namun aku berusaha positif thinking, “Oh disitu..bagian apa nov?” tanyaku. “Bagian administrasi wi, lumayan lah sebulannya cukup untuk hidup, ngomong-ngomong kamu masih marah ya sama aku?” tanya novi, terasa suasana antara kami mulai canggung. Aku tak menjawab pertanyaannya dan kebetulan halte yang kutuju sudah dekat, akupun pamit padanya “Wah sudah dekat halte tujuanku, aku duluan ya vi”, terlihat ia kecewa akan sikapku, “Aku tak peduli lagi padamu wanita jalang!” ucapku dalam hati.[/HIDE]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd