Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY SANG PENERUS

Status
Please reply by conversation.
MANCING BERSAMA KELUARGA BESAR



"Nah itu dia yang membuatku bingung dan penasaran mas...Kok bisa - bisanya Bayu berpacaran dengan Mei Lien.." ucap Cintya.

"Apa jangan - jangan Mei Lien itu masuk islam Pluk..?" ucap Rahman.

Mereka duduk di ruang keluarga bersama ayah dan ibunya.

"Sepertinya enggak deh mas...Hanya Sulis yang dekat bersama Bayu... Setelah ku perhatikan dari Jauh,Sulis itu hanya temannya saja.." ucap Cintya.

"Jangan bicarakan orang lain.Takutnya nanti jadi fitnah. " ucap pak Arif.

"Itu loh paa...Tadi pas kita antar Bayu sampai di depan. Ternyata Bayu di tungguin oleh temannya naik mobil,lalu mobil itu mendekat.

"Turun orang berpakaian seperti Brimob warna hitam keluar dari mobil jemputan Bayu menenteng senjata laras panjang.. Aku kaget pas lihatnya paa...

"Cipluk bilang itu pasukan pengawal keluarga Han..." ucap Rahman.

"Serius mas.... !!" ucap bu Fitri.

"Serius ma....Kalau gak percaya tanyakan sama Cipluk." ucap Rahman.

"Iya ma...Malah yang ku dengar gosip di kampus,Bayu itu pacaran dengan Mei Lien Han.

"Kenapa gak kamu tanyakan saja langsung dek...Pas ada Bayunya ada di sini...Sebab...Gosip itu belum tentu benar.." ucap bu Fitri.

"Sungkan aku ma.... Masa cewek yang tanya itu ke Bayu.." ucap Cintya.

"Ya gakpapa... Kan hanya tanya saja." ucap bu Fitri.

"Besok aku tanyakan gimana Pluk?..." ucap Rahman.

"Mas kan gak kuliah..." ucap Cintya.

"Kan aku mau mancing sama dia..." ucap Rahman.

"Iya mas...Tanyakan ke Bayu..." ucap Cintya.

"Tapi ada syaratnya.." ucap Rahman.

"Idih...Masa sama adeknya sendiri pakai syarat segala..." ucap Cintya.

"Kalau gak mau ya udah..." ucap Rahman.

"Ya deh...Apa syaratnya...." ucap Cintya.

"Kasih makan si putih selama sebulan.." ucap Rahman.

"Gak..***k.***k....Aku geli pegang jangkrik mas..." ucap Cintya.

"Ya sudah kalau gak mau .. Gak maksa kok..." ucap Rahman.

----***---

Berita penangkapan Vino Ferdinand Hutomo terdengar ke telinga Agus Irawan Mahendra. Ia di beri tahu oleh Johan.Istri Vino tak bisa mengakses keuangan milik Vino karena di bekukan oleh pihak kepolisian. Baik itu uang yang di simpan di bank maupun aset perusahaan Vino juga di bekukan oleh pemerintah. Karena Vino terbukti melakukan penghasutan yang menyebabkan kekacauan di di jakarta,Sebab Laskar yang menyerang Bayu itu tersebar di pelosok penjuru tanah air,takutnya merembet ke mana - mana.

Pihak kepolisian juga memberikan keterangan press di tivi mengenai penyerangan markas Laskar oleh orang tak di kenal. Kejadian itu murni kesalahan oleh seseorang yang tak bertanggung jawab yang bisa menyebabkan kekacauan di tanah air. Kepolisian juga tahu siapa yang merusak dan membakar markas itu,tapi membiarkan saja pelakunya. Kepolisian tak berani menangkap,karena mereka di bawah perlindungan keluarga Han. Mereka hanya di beri teguran saja ke pada para preman itu.

Ayah Vino kaget mendengar berita itu,jantungnya kembali kumat. Sempat di bawa ke rumah sakit. Tapi nyawanya tak tertolong.Ayah Vino meninggal dunia saat di bawa ke rumah sakit.

---***---

Rumah Bayu.

Mobil yang di tumpangi Bayu memasuki halaman rumah.

Bayu mengambil tas panggul ,kemudian memakainya. Lalu mengambil tas kresek dan kitab Al Hikam.Bayu turun dari mobil lalu berjalan ke rumah.

"Assalam mua'alaikum...." ucap Bayu saat memasuki pintu rumah.

"Wa'alaikum salam... " suara dalam rumah.

Nampak keluarga dan teman - temanya memghampiri Bayu.

Bayu mencium tangan Hana.

"Dari mana sayang ?" ucap Hana.

"Dari rumah pak Arif bu... " ucap Bayu.

"Ooo... Begitu..." ucap Hana.

"Bu...Bayu mau manasin sayuran dulu...Takut basi" ucap Bayu lalu berjalan ke dapur.

"Sini Bay kitabmu..." ucap Lukman.

Bayu memberikan kitabnya ke Lukman lalu berjalan lagi ke dapur.

"Kamu beli sayuran Bay?" ucap Mei Lien.

"Enggak bulek...Aku di kasih sama istrinya pak Arif.." ucap Bayu sambil berjalan ke dapur.

"Bu Yulii...." ucap Mei Lien nyaring memanggil pembantu.

"Aku sendiri bisa kok bulek..." ucap Bayu.

"Biarin mereka saja Bay..." ucap Mei Lien.

Nampak seorang ibu - ibu berjalan menghampiri Mei Lien.

"Ada apa Non..." ucap bu Yuli.

Mei Lien merebut tas plastik dari tangan Bayu.

"Tolong panasin sayur ini..." ucap Mei Lien sambil memyerahkan tas plastik.

"Baik Non..." ucap bu Yuli.

"Bu... Tolong wadahnya nanti di cuci lalu di keringkan ya.. Besok mau tak kembalikan.." ucap Bayu.

"Injih mas Bayu..." ucap bu Yuli.

Bayu kemudian ke ruang keluarga. Duduk di samping Hana.

"Tumben tadi sayang lama sekali..." ucap Hana.

"Teman kuliah Bayu mengundang Bayu bu... Dalam acara ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya.." ucap Bayu.

"Ooo.. Begitu...

"Terus di sana ramai apa enggak?" ucap Hana.

"Enggak bu... Hanya keluarga teman Bayu saja..Sebab acaranya kan siang jam 3 bu..

"Nah....Bayu gak bisa datang kalau jam segitu,soalnya Bayu ngaji. Lalu ayah teman Bayu minta malam saja.

"Setelah dari pondok pesantren Bayu kesana bu habis shalat magrib..

Yang lain diam menyimak ucapan Bayu.

"Di sana Bayu di tanyain... Sejak kapan masuk islam... Ya Bayu jawab sejak lahir dan pernah mondok...

"Pak Arif tanya di pondok ngapain aja.. Ya Bayu jawab saja belajar agama dan hapalan Al Qur'an.

"Pak Arif nanya lagi,hapal berapa Juz.. Bayu jawab 30.. Mereka kaget..

"Terus Bayu di minta oleh istri pak Arif yang bernama bu Fitri untuk membacakan surah Ar Rahman sebagai kado pernikahan mereka bu..

"Bayu bacakan surah Ar Rahman sampai selesai..

"Setelah itu Bayu makan bersama keluarganya..

"Habis itu Bayu mengobrol dengan kelyarganya.

"Tahu gak bu..." ucap Bayu.

"Ibu gak tahu sayang.." ucap Hana.

"Di sana itu ada ikan Arwana warnanya baguuus banget,warna putih... Kata Kang Rahman putranya pak Arif itu ikan mahal... Harganya 1 Milyar lebih.." ucap Bayu.

"Serius sayang...Harganya 1 milyar lebih.." ucap Hana.

"Iya bu...Tangan Bayu gatel pengen nangkap itu ikannya bu... terus di goreng..." ucap Bayu.

Ha....Ha...Ha....Ha...Ha...Ha...Mereka tertawa kecuali Mei Lien.

Sebab Mei Lien seperti mengingat - ingat nama yang di sebut oleh Bayu. Karena nama yang di sebut Bayu seperti tidak asing.

"Pas pulangnya..

Bayu mengeluarkan amplop tebal.

"Bayu di kasih ini bu..." ucap Bayu.

Hana mengambil lalu membuka amplop tersebut di tangan Bayu.

Nampak 3 gepok uang pecahan 100 ribu semua dalam amplop itu. Masih ada kertas dari Bank. Hana mengeluarkan 1 gepok. 1 gepok bertuliskan 100 juta dari bank BCA.

"Siapa yang ngasih sayang?" ucap Hana.

"Pak Arif bu...Bayu sudah nolak pemberiannya,katanya pak Arif buat nambah modal usaha Cafe Bayu bu...

"Emangnya berapa bu yang di kasih oleh pak Arif?" ucap Bayu penasaran. Karena Bayu belum ada membuka amplop tersebut.

"300 juta sayang.." ucap Hana.

"Biyuuuh...Akeh men..." ucap Bayu.

Hana mengembalikan uang itu pada Bayu.

" Oh iya... Umpannya sudah kamu pesan kah Niel?" ucap Bayu.

"Sudah Bay.... Kita pesan 30 kilo udang hidup,20 kilo belanak hidup sama Cumi 5Kg Bay..." ucap Daniel.

"Banyak banget... Kita loh mancing ber 7 saja..." ucap Bayu.

"Semuanya ikut mancing kak...Begitu mereka dengar kakak mau mancing..." ucap Melisa.

"Serius Mel....?" ucap Bayu tak percaya.

"2 rius kak.." ucap Melisa.

"Siapa saja yang ikut?" ucap Bayu.

"Ya semua keluarga besar kita Bayu..." ucap Mei Lien.

"Ooo...Begitu...

"Naik kapal apa nanti kalau semuanya ikut?" ucap Bayu.

"Ketinting sayang..." ucap Hana.

"Ibu juga ikut?" ucap Bayu.

"Ikut donk... Kalau gak ikut,ibu bisa kesepian di rumah.. Karena gak ada orang.." ucap Hana.

"Kalau naik ketinting,Bayu gak jadi ikut bu.." ucap Bayu.

"Loh...Kenapa sayang gak jadi ikut.." ucap Hana.

"Nanti ibu mabok,belum lagi jika badai...Bisa bahaya bu kalau naik ketinting..." ucap Bayu.

"Kita naik kapal Pesiar sayang....Kalau ketinting,ibu akan melarangmu mancing di laut.." ucap Hana.

"Syukurlah...." ucap Bayu.

"Sayang tidur...Sudah malam...kan besok pagi kita pergi..." ucap Hana.

"Iya bu..Oh iya..Jam berapa berangkatnya bu?." ucap Bayu.

"Jam 5.30 kita bersngkat sayang...Biar gak kena macet.

Mereka kemudian bubar.

Bayu mendatangi pengawalnya yang tadi ikut bersama kerumah Cintya sambil memegang hape untuk menghubungi Rahman.

Tuuuut....Tuuuut....Tuuut...

"Asssalam mua'alaikum..." suara Rahman.

"Wa'alaikum salam...Kang... Kita berangkat jam setengah 6,nanti aku minta tolong sama temanku untuk menjemput sampeyan.." ucap Bayu.

"Oke...Oh iya...Papaku arep melu...Oleh opo ora Bay" suara Rahman.

"Kalau mau ikut ya gakpapa. Soalnya aku sama keluarga besarku juga ikut mancing kang" ucap Bayu.

"Kapale jek muat gak Bay..Engko ra muat.." suara Rahman.

Bayu berdiri di bangunan pos Jaga.

"Muat kang...Kalau gak muat nanti sampeyan naik ketinting ya....." ucap Bayu.

"Jangkreek....Waasssuuu.... "suara Rahman.

Ha...Ha...Ha...Ha.... Bayu tertawa.

"Wes iwakku arep mbok bakar,sak iki mbok kon numpak ketinting... Mabok aku Bay...
(Sudah ikanku mau kamu bakar,sekarang kamu suruh aku naik

"Gawe kapalku wae Bay... Yen keluarga besarmu arep melu mancing" suara Rahman.

"Gak usah kang...Kapalnya muat kok..." ucap Bayu.

"Ooo...Ngono.. Yen gak muat gawe kapalku Bay.." suara Rahman.

"Ya sudah kalau gitu kang.. Sampai ketemu besok...Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu.

"Wa'laikum salam..." suara Rahman.

Bayu mematikan hapenya.

"Pak... Besok tolong jemputin teman saya ya pak di rumahnya Cintya,soalnya dia mau ikut mancing." ucap Bayu pada pengawalnya

"Siap bos.." ucap pengawal.

"Suwun pak...." ucap Bayu.

"Sami - sami bos..." ucap Bayu.

Esok paginya.

Pukul 5.30.

Nampak Bayu dan teman - temannya memasukkan peralatan mancing ke dalam mobil. Serta Tas panggul.

Bayu memakai kaos lengan panjang warna biru ,yang bertuliskan ' MANCING MANIA'
Begitu juga Bimo,Daniel,Lukman.

"Gak bawa makanan kah ?" ucap Bayu tak melihat makanan sama sekali.

"Sudah ada di sana Bayu... Kita tinggal berangkat saja..." ucap Mei Lien.

"Ooo... Begitu....Kirain belum ada beli.." ucap Bayu.

Mereka kemudian Naik mobil yang sudah berbaris rapi.

Tak lama kemudian,satu persatu mobil itu keluar dari rumah Bayu.

Nampak mobil berjejer rapi di dekat gerbang masuk perumahan. Di depannya ada 1 mobil patwal polisi.2 unit motor pengawal.

Mobil iringan Bayu berada di belakang,di susul dari keluaraga Tian Fei.

Setelah lengkap,mobil dan motor polisi menyalakan Sirinenya.

Mobil rombongan keluarga perlahan berjalan. Satu persatu mobil keluarga Han meninggalkan perumahan Golden Hills.
Keluarga pak H. Ridwan ikut bersama dalam rombongan itu,karena di undang oleh Zhang.

"Seperti rombongan presiden sama anggota dewan MPR saja neh..." ucap Bayu dalam hati melihat mobil mewah berjalan beriringan.

Di belakang rombongan juga ada mobil Patwal polisi.

---***---

Di rumah Cintya.

Pukul 5.10

Nampak sebuah mobil Pajero hitam berhenti di depan pagar.Lalu turun seorang pengawal membawa senjata laras panjang.

2 orang muncul yaitu Rahman dan pak Arif.
Rahman dan pak Arif memakai kaos yang bertuliskan MANCING MANIA.

"Pak...Saya naik mobil sendiri saja.." ucap Rahman pada pengawal Bayu.

"Jangan pak... Nanti kita di marahi oleh bos... Bapak naik saja di mobil ini saja.." ucap pengawal .

"Turutin saja mas..." ucap pak Arif kepada anaknya.

"Ya sudah...Saya keluarin dulu pak perlengkapannya..." ucap Rahman.

"Silahkan pak.." ucap pengawal.

Rahman menurunkan perlengkapan mancingnya di bantu Securitynya.

Nampak ada termos,rantang,box peralatan pancing,Tas Joran ,tas panggul,Plastik berisi minuman dalam kemasan,Snack.

"Maaf pak...Bawa perlengkapan mancing saja. Soalnya di sana sudah ada makanannya..." ucap pengawal.

"Ooo....Begituu...Jadi kita bawa alat pancing saja neh pak.." ucap Rahman.

"Betul sekali pak...Bawa alat pancing dan pakaian ganti saja. Di sana sudah tersedia makanan dan minuman.." ucap Pengawal.

Mereka pun memasukkan peralatan,sedangkan makanan dan minuman di tinggal di depan rumah.

"Pak..Ini masukkan dalam rumah ya.." ucap Rahman pada securitynya.

"Siap mas ..." ucap security.

Mobil Pajero kemudian meninggalkan rumah pak Arif.

Dalam perjalanan,terdengar suara sirine mobil polisi.

"Jadi pejabat itu enak ya pa..." ucap Rahman melihat mobil polisi mengawal puluhan mobil mewah.

"Gak enak mas...Mending jadi orang biasa saja..Kaya gini.." ucap pak Arif.

Mobil yang di tumpangi mereka ikut dalam rombongan itu.

"Loh...***k di marahin kah pak kalau ikut rombongannya pejabat?" ucap Rahman kaget dan penasaran.

"Tidak pak...Kalau gak ikut maka kita bisa ketinggalan..." ucap pengawal yang di samping supir.

"Aneh... Seharusnya mobil rakyat biasa tidak di perbolehkan ikut," ucap pak Arif dalam hati heran.

Sebab pak Arif dulu pernah menyusup dalam rombongan pejabat,lalu di hampiri polisi yang mengendarai moge.pak Arif di suruh keluar dari barisan. Mau gak mau pak Arif keluar barisan.

Lampu lalu lintas warna merah,mobil rombongan itu terus melaju,ada beberapa petugas kepolisian mengatur lalu lintas menyetop kendaraan yang lampu lalu lintasnya warna hijau.

"Maaf pak... Apakah Bayu ikut dalam rombongan ini?" ucap pak Arif.

Karena ia melihat tak ada petugas kepolisian menyuruh mobil yang di tumpanginya untuk keluar dari barisan.

"Iya pak...Bos Bayu ikut dalam rombongan ini.." ucap pengawal.

"Bos Bayu...??? Sek...Sek..Sek..Pak..

"Bayu itu teman bapak apa bukan?" ucap Rahman.

"Saya pengawal dan juga temannya pak..." ucap pengawal.

"Asem...Ra mudeng aku..." ucap Rahman.

"Apakah mas Bayu itu putra seorang pejabat penting pak?" ucap pak Arif.

"Bukan pak..." ucap pengawal.

"Mumet aku paa..." ucap Rahman.

"Podo...Papa juga mumet kok..." ucap pak Arif.

Tak lama kemudian mereka sampai di pelabuhan.

Nampak petugas kepolisian menjaga area itu sambil menenteng senjata laras panjang.

Para pengawal turun lalu membuka pintu
Satu persatu orang yang ada di dalam mobil turun.

Rahman dan pak Arif ikut turun dari mobil.

Rahman melihat salah seorang yang pernah ia temui. Yaitu Tian Fei Han bersama keluarganya.

"Seperti pak Zhang.." ucap pak Arif dalam hati melihat Zhang Yong Han.

"Pa... Mereka adalah keluarga Han paa.." ucap Rahman.

"Iyoo... Papa wes tahu...

"Itu ada pak Zhang..." ucap pak Arif.

Bayu berjalan menghampiri mereka.

Begitu sampai,Bayu mencium tangan pak Arif dan bersalaman dengan Rahman.

"Tak pikir sampeyan ketinggalan kang..." ucap Bayu.

"Ya enggak to Bay... Aku bangun jam 4 subuh.." ucap Rahman.

Nampak keluarga Han berjalan menuju kapal.

"Ayoo kang " ucap Bayu.

"Mas Bayu..." ucap pak Arif sambil berjalan.

"Dalem pak..." ucap Bayu.

"Keluargamu yang mana mas?" ucap pak Arif.

"Yang bapak lihat ini adalah keluargaku pak...

"Itu ibu saya..." ucap Bayu sambil menunjuk Hana yang berjalan di depan bersama Hinata dan Melisa.

"Hem...Ayahmu mana mas?" ucap pak Arif.

"Dah mati pak..." ucap Bayu.

"Meninggal Bay,kalau mati itu hewan.." ucap Rahman.

"Nah itu kang.. Makanya aku bilang bapakku dah mati,bukan meninggal.." ucap Bayu.

"Sepertinya ada sesuatu dalam kehidupannya Bayu." ucap pak Arif dalam hati paham akan maksud ucapan Bayu.

Mei Lien nampak diam berdiri sambil celingukan mencari Bayu. Begitu melihatnya,ia menghampiri Bayu lalu menggandeng tangan Bayu.

"Sepertinya aku pernah liat dia..." ucap Mei Lien dalam hati.

"Pacarmu Bay...?" ucap Rahman.

"Sanes kang,niki bulekku...." ucap Bayu.

"Iya,gue pacarnya.." ucap Mei Lien.

"Yang benar yang mana Bay...Pacarmu atau bulekmu?" ucap Rahman bingung.

"Dia bibiku kang,Namanya Mei Lien..." ucap Bayu.

Deg.....Pak Arif nampak terkejut.

"Buleknya...Jika Mei Lien bibinya Bayu... Berarti Bayu keluarga Han... Tapi.. Itu tak mungkin..." ucap pak Arif dalam hati.

MEBRPQZ_t.jpg


Mereka menaiki kapal pesiar yang bewarna putih.

"Lu orang yang ngantar ikan Arwana merah apa bukan?" ucap Mei Lien baru teringat.

"Iya... Gue emang sering mengantar ikan Arwana,emangnya kenapa?" ucap Rahman.

"Ya...Gue ingat... Lu kalau gak salah namanya Hermansyah Putra Mahesa kan...." ucap Mei Lien.

"Iya...Kok lu tahu nama Gue?" ucap Rahman heran dan penasaran.

"Ya tahu aja,dari kartu nama lu..." ucap Mei Lien.

"Bulek naksir ya ?" ucap Bayu.

"Ogaaah......" ucap Mei Lien.

"Kalau Naksir gakpapa seh..Entar bulek minta ikan Arwana yang putih itu lalu kita goreng..." ucap Bayu.

"Jancook.... Ojo iwakku kuwi Bay... Yen liyane yo ora popo sampeyan goreng.." ucap Rahman.

"Kamu mau goreng ikannya dia kah Bay?" ucap Mei Lien.

"Iya bulek..." ucap Bayu.

"Jangan Bay..." ucap Rahman.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd