Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY SANG PENERUS

Status
Please reply by conversation.

GI_karjo

Senpai Semprot
Daftar
4 May 2017
Post
834
Like diterima
66.042
Bimabet
Cerita ini hanyalah fiktif belaka,tak terjadi di dunia nyata.

Dikisahkan seorang pemuda mempunyai kekuatan. Pemuda itu setiap malam jum'at kliwon hari lahirnya selalu merasa lemas,jika bertepatan tanggal lahir,maka pemuda itu tak bisa berbuat apa - apa,hanya bisa berbaring saja.



MEASU4Y_t.jpg



MASUK SEKOLAH




Jam 6.00

DOK.....DOK....DOK...... Suara pintu di gedor.

"BAYUU...BANGUUUN NAK....KAMU GAK MASUK SEKOLAH KAH,?" Teriak seorang Ibu.

Aku yang mendengar gedoran pintu lantas terbangun.

"Iyaa Buu... Ini Bayu dah bangun....

"CEPETAN MANDI,DARI TADI IBU BANGUNIN GAK BANGUN...BANGUN... INI HARI PERTAMA KAMU SEKOLAH..." teriak Ibu.

"Iya ibuku sayang....

Oh iya,perkenalkan. Namaku Bayu Saktiawan Mahendra,kulitku sawo matang,tidak kurus dan tidak gemuk. Sekarang aku masuk sekolah di SMA negeri. Aku tak punya adik ataupun kakak,di rumah hanya ada ibuku dan aku saja. Sedangkan ayahku. Aku tak tahu di mana dia,dulu aku sering tanya ke ibuku tentang ayah. Kata ibuku ayah kerja di luar negeri. Ketika lebaran,ayahku tak kunjung pulang. Aku terus menanyakan lagi,tapi jawabannya,ayah banyak kerjaan jadi tidak bisa pulang. Hingga akhirnya,aku malas bertanya lagi tentang ayah. Karena jawaban ibuku selalu sama. dulu tiap malam aku selalu mendengar ibuku menangis,tapi kini tidak lagi. Aku tak tahu mengapa ibuku menangis. Hingga akhirnya aku mengganggap bahwa ayah telah meninggalkan kami berdua. Aku sudah tidak peduli,mau dia hidup atau pun mati.

Sedangkan Ibuku sendiri,memiliki wajah yang cantik,badannya langsing,rambut sepundak. Ibu sering memakai penutup wajah,itu di lakukan agar tak ada laki - laki yang menaksir ibuku. Bila di dalam rumah,ibuku melepas penutup wajahnya.

Ibuku membuka toko kecil - kecilan dan juga menjahit.Ibuku bernama Hana Aurora Sanjaya.

Kembali ke cerita.

Aku bergegas keluar kamar tidur dengan membawa handuk.

5 menit kemudian aku selesai mandi,aku mamdi sangat cepat karena tak ingin terlambat.

lalu aku berjalan ke arah kamar tidur hanya menggunakan handuk,pakaian kotor aku taruh di tempat pakaian kotor yang ada di depan kamar mandi.Setelah itu aku memakai seragam putih biru lalu topi dan dasi. Kemudian aku keluar dari kamarku.

"Makanya... Jangan bergadang teruss....." ucap Hana.

"Ya maaf Bu... Tadi malam kan ada pertandingan sepak bola" ucap Bayu

"Cepetan sarapan,nanti telat...." ucap Hana.

"Iya Bu..." ucapku

Kemudian aku pun berjalan ke ruang makan.

Kami keluarga yang pas - pasan. Rumahku memiliki 2 kamar tidur,dulunya 3. tapi satu di rubah menjadi toko sembako.

10 menit kemudian aku selesai sarapan, lalu pergi kedepan rumah , setelah sampai di depan rumah,aku memakai sepatu,lalu mengambil sepeda Federal. Ini sepeda hasil tabunganku. Uang jajan yang di kasih ibu,selalu aku sisihkan.

Aku berjalan ke dalam toko,karena ibuku ada di dalam toko.

"Bu....Bayu berangkat sekolah dulu...Assalam mu'alaikum..."ucapku

"Wa'alaikum salam...Ini uang sangunya.. Ingat,habis pulang sekolah langsung pulang,jangan keluyuran.." ucap Hana.

"Iya Bu...." ucapku

Aku pun mengayuh sepedaku menuju sekolahku. Jarak antara rumah dan sekolahku itu 5 KM. Melewati persawahan dan sungai.

Saat di jalan,aku bertemu dengan temanku,yaitu Bimo yang sedang naik sepeda.Perawakan Bimo,orangnya tuh agak gemuk. Nasibnya sama sepertiku. dari keluaga

"Mana uang taruhanmu...." ucapku

"Iyo... Engko kalau sudah sampai di sekolah." ucap Bimo.

Aku dan Bimo kemarin taruhan,siapa yang menang tadi malam,dan yang aku jagokan menang telak. Taruhannya tidak banyak. Hanya 20 rb saja. Kita berdua sudah kenal sejak Sd sampai sekarang.Tak hanya Bimo,ada Lukman dan Daniel. Diantara kita berempat,hanya Daniel yang berasal dari keluarga mampu.

"Itukan Lukman... Ayoo samperin dia..." ucapku.

Kita berdua mempercepat mengayuh sepeda.

"Kirain kamu masih ngorok...." ucap Lukman.

"Maunya seh gitu... Ne aja masih ngantuk " ucapku.

Tak lama kemudian ,kita pun sampai di pintu pagar sekolah,lalu kami menaruh sepeda di parkiran,tak lupa aku mengunci sepedaku,agar aman meskipun di lingkungan sekolah. Lalu Kita berjalan ke lapangan.Karena akan di adakan upacara bendera.

"Entar sore kita mancing yuk..." ucap Lukman.

"Mancing di mana?" ucapku.

"Di sungai lah... Cari yang gratis... Apa mau di tempat yang bayar?" ucap Lukman.

"Hem... Ayooo...

"Moo... Kamu ikut yaaa..." ucapku pada Bimo.

"Aku gak bisa... Soalnya aku mau cari rumput,bapakku loro(sakit)" ucap Bimo.

"Yo wess.. Kalau gitu" ucapku.

"Ajak Daniel wae..." ucap Bimo.

"Hem...Nanti pulang sekolah kita mampir kerumahnya..." ucap Lukman.

"Oke...Habis itu aku langsung pulang,soalnya ibuku pesen gak boleh keluyuran.." ucap ku.

Daniel tidak satu sekolahan dengan kita,sebab Daniel sekolah di sekolah swasta,sekolah itu sangat terkenal di daerah kami. Karrna lulusan di sekolah itu rata - rata lulus 100% dengan nilai tertinggi seindonesia.

Upacara pun di mulai. Aku berbaris paling belakang.

"Hooooaaaaaaammmmm.....

Aku masih mengantuk,karena tidurku hanya 2 jam saja.

"Jangkreeeek... Sambutannya lama betul..." ucapku dalam hati.

Aku melihat seorang gadis memakai baju putih abu - abu berlari ke arahku.

"Baaah... Biasanya cewek itu bangunnya selalu pagi,ini kok malah kebalikannya" ucapku dalam hati.

Lalu gadis itu berdiri di sampingku.Lalu aku menoleh ke kanan.

Nampak nafasnya tersengah - engah karena habis berlari. Wanita itu memiliki rambut sepinggang,muka oval,kulit putih,hidung mancung. bulu matanya lentik.

"Cantikk..." ucapku tanpa sadar.

Gadis itu menoleh ke arahku.

Aku langsung melihat ke depan.

"Hoaaaaaammmm......

Aku menguap lagi.

"Waasssuuu... Ini sambutan apa ceramah seh... Suwine (Lamanya)" ucapku dalam hati.

Kemudian menoleh ke kanan. Aku lihat gadis itu mukanya berkeringat,lalu aku mengeluarkan sapu tanganku dari kantong celana,lalu menyodorkan ke gadis itu.

"Ini buat lap mukamu" ucapku pelan.

Gadis itu menoleh,lalu menerima sapu tanganku,ia pun mengelap mukanya yang berkeringat.

30 menit kemudian.

Upacara bendera pun akhirnya selesai.

Para siswa yang baru, di kumpulkan menurut kelasnya masing - masing.

"Lah.... Kapan di bagi kelasnya?" ucapku bingung. Karena aku belum tahu aku masuk kelas berapa.

Bimo dan Lukman menghampiriku.

"Daftar nama siswa ada di papan pengumuman..Aku barusan tadi nanya" ucap Bimo.

"Hei kalian berempat..." suara teriakan dari siswa pria. Nampak siswa itu seperti kakak kelas.

"Iya...Ada apa?" ucapku.

Pria itu menghampiri kita.

"Kalian kelas berapa?" ucap pria itu.

"Gak tahu..." ucapku.

"Namamu lengkapmu siapa?" ucap pria itu lagi.

"Namaku Bayu Saktiawan Mahendra.." ucapku.

"Nama lengkapmu....?" ucap pria itu bertanya pada Bimo. Lalu ke Lukman dan terakhir ke gadis yang ada di dekatku.

"Namaku Khalisya Indah Pertiwi..." ucap gadis itu saat menyebut namanya.

"Ooo...Namanya Khalisa Indah pertiwi ta..." ucapku dalam hati.

Pria itu membuka kertas yang di ambil dari kantong bajunya.

"Hem......Kalian berempat di kelas 1 C " ucap pria itu.

"Eh...!!!??Aku terkejut saat mendengarnya.

"Rupanya dia satu kelas denganku" ucapku dalam hati.

"Kalian pergilah ke kelompok itu.." ucap pria itu. sambil menunjuk.
"Terima kasih" ucapku di ikuti lukman,Bimo,dan Khalisa

"Aku ini kakak kelasmu,jadi kalian memanggilku Kak.... .mengerti.." ucap pria itu.

"Iya Kak mengerti..." ucap kita serempak.

Lalu kita berjalan ke arah kelompok yang di tunjuk tadi.

Aku menyodorkan tangan ke Khalisa.

" Bayu..." ucapku.

"Khalisa... Oh iya..Ini sapu tanganmu.." ucap Khalisa sambil menyodorkan sapu tangan milikku tadi.

"Bawa saja...Nanti kamu keringatan lagi." ucapku.

" Terima kasih...." ucap Khalisa.

Kami pun berkumpul di kelompok kami.

Nampak seorang gadis memberikan arahan.

"Kalian berempat dari mana saja?" ucap gadis itu.

Aku melihat ada nama di bajunya.Yang bertuliskan Citra arum.

"Maaf kak...Kami tidak tahu kalau ada daftar nama kami di papan pengumuman." ucapku.

"Oke....Sebutkan nama kalian.." ucap Citra.

"Namaku Bayu.." ucapku.

Lalu di susul temanku dan Khalisa.

Setelah itu Citra membawa kelompok kami berjalan.

Aku melihat beberapa ruangan,yang sebelumnya aku pernah lihat,tapi hanya sekilas saja saat mendaftar di sekolah ini.

Citra memberi tahu letak ruangan yang penting,di antaranya ruang kepala sekolah,guru,Bp,kamar mandi,Kantin,lalu terakhir ruang kelas.

Mereka pun masuk dalam kelas.

Aku memilih meja paling belakang dekat tembok.

Khalisa mengikutiku,lalu duduk di sampingku.

Sedangkan Bimo dan Lukman duduk di depanku.

"Oke... Dengarkan Kak Citra..

"Kak Citra memberi tugas pada kalian..

"Buatlah topi dari kertas karyon,lalu di ikat menggunakan tali ravia,Dan.....

"Buatlah tas dari jerigen,entah itu bekas minyak goreng ataupun oli yang 5 literan.

"Buatkan tali ,Talinya dari tali ravia...

"Lalu di potong atasnya...

"Kemudian di lubangi sebanyak 20 bagian bawah.. Tidak boleh kurang,tidak boleh lebih..

Citra menggambar di papan tulis bentuk tas dari jerigen.

"Bagi yang tidak membawa,akan di beri hukuman.

"Apa kalian pahaam....." ucap Citra agak nyaring.

"Paham kak....." ucap para murid kelas 1 C secara serempak.

"Bagus... Dan perlu di ingat. Kalian harus datang jam 7 tepat. Lewat 1 menit,maka kalian tidak di perbolehkan masuk oleh satpam sekolah.

"Sekarang.. Siapa di antara kalian yang akan menjadi ketua kelas angkat tangan?" ucap Citra.

Tak ada yang mengangkat tangan.

"Ngapain jadi ketua kelas,serba repot.. Urus ini,urus itu..." ucapku dalam hati.

Bayu sebelumnya pernah menjadi ketua kelas.

"Oke... Jika kalian tidak mau,maka aku akan menentukannya dengan cara menerbangkan pesawat kertas. Pesawat yang jatuh,maka orang itu harus menjadi ketua kelas.." ucap Citra.

Citra pun membuat pesawat dari kertas,lalu menerbangkan pesawat kertas tersebut.

Wuuusssshhh.... Pesawat kertas terbang. Lalu berputar - putar di dalam kelas. Hingga akhirnya,pesawat itu jatuh ke Bayu.

"Jancoooook... Ini pesawat sepertinya naksir aku....Waasssu...Waassuu..." ucapku dalam hati.

"Ya kamu yang di pojokan sana,..

"Berdiri di depan lalu perkenalkan dirimu..

Mau tak mau aku maju kedepan.

"Pesawat resek..." ucapku dalam hati.

Aku pun berjalan ke depan.

"Namaku Bayu... Salam kenal.." ucapku.

"Sebut nama lengkapmu.." ucap Citra.

"Namaku Bayu Saktiawan Mahendra,panggil saja Bayu." ucapku

"Sekarang tunjuk wakilmu.." ucap Citra.

Aku melihat ada pria berkaca mata duduk 2 meja dari depanku.

"Dia jadi wakilku kak..." ucapku sambil menunjuk.

"Apa kamu tahu namanya?" ucap Citra.

"Enggak Kak...Aku asal nunjuk saja.." ucapku dengan enteng. Itu aku lakukan agar aku mempunyai teman yang nampak seperti kutu buku.

"Kamu....

Citra menunjuk pria berkaca mata

"Maju ke depan.." ucap Citra.

Pria itu pun maju ke depan.

"Perkenalkan nama lengkapmu.." ucap Citra.

"Perkenalkan namaku Soni Kuncoro,panggil saja Soni" ucap pria itu.

"Nah sekarang kalian yang bertanggung jawab di kelas ini.

"Apa kalian paham..." ucap Citra.

"Paham Kak.." ucapku dan Soni bersamaan.

"Baguss... Silahkan duduk kembali." ucap Citra.

Kami pun kembali ke tempat duduk.

"Oke....Aku ulangi lagi,jangan sampai lupa membawa tugas yang kakak berikan..

"Bayu...Pimpinlah do'a" ucap Citra.

"Aseeem....." ucapku dalam hati.

"Teman - teman,mari berdo'a menurut kepercayaan kalian masing - masing..

"Berdo' a di mulai...

Semua menunduk kepala sambil membaca do'a.

"Berdo'a selesai..." ucapku.

"Kalian boleh pulang...." ucap Citra.

Citra kemudian keluar kelas.

Bimo dan Lukman menghadap ke belakang.

"Yu.... Kamu punya jerigen apa enggak?" ucap Bimo.

"Punya....Ada 5 kayaknya.." ucapku.

"Waaah... Pas tuh... Kita kan berempat.." ucap Lukman.

"Kalian bilang ke ibuku saja,sebab itu jerigen masih ada isinya..." ucapku dengan enteng.

"Waaassssuuuu...." ucap Bimo dan Lukman serempak.

"Bilang dong kalau ada isinya.." ucap Lukman.

"Lah... Tadi kamu tanya jerigen,gak bilang jerigen bekas..." ucapku.

"Iya juga seh..." ucap Bimo.

"Kita beli saja tempatnya pak Amat.." ucap Lukman.

"Gak usah... Aku punya di rumah" ucapKu.

"Gak usah Bay....Nanti kita di suruh beli lagi,padahal yang kita butuhkan hanya jerigennya..Bukan minyaknya.." ucap Bimo.

"Aku punya jerigen bekas...Jadi gimana...

"Mau apa enggak?" ucapKu.

"Nah....Kalau jerigen bekas aku mau..." ucap Lukman.

"Kapan buatnya" ucapku.

"Habis lebaran haji..." ucap Lukman.

"Waaah... Jadi sore ini kita bisa mancing dong.." ucapku.

"Hari ini Bayu Saktiawan Mahendra..." ucap Lukman dan Bimo serempak.

"Waaah... Kalian kompak ya sekarang...Jangan - jangan kalian ini berjodoh...." ucapku.

"Duwe konco kok GATEELI " ucap Bimo.

"Berjodoh MATAMUU SOWEEK..." ucap Lukman.

"Huakakakakaka.......Aku tertawa.

Lalu Khalisa pun ikut tertawa.

"Ha...Ha...Ha...Ha...Ha....Kalian lucu ya...." ucap Khalisa.

Aku terdiam.

"Jangan di tanya Khalisa,kalau ngumpul di pos ronda,ne manusia suka jengkelin..." ucap Lukman sambil menunjuk diriku.

"Panggil saja aku Lisa..." ucap Khalisa.

"Jadi....

"Kapan kita buatnya?" ucapku.

"Embooh... Tanya Lisa tuh..." ucap Bimo.

"Sekarang aja gimana?" ucap Khalisa.

Nampak semuanya orang sudah keluar kelas,hanya kami berempat yang masih di dalam kelas.

"Kan jerigennya di rumah.. Kalau buat sekarang juga gak mungkin.." ucapku.

Khalisa berdiri lalu menarik tanganku.

"Ayo sekarang kerumahmu.." ucap Khalisa.

"Ha....Ha....Ha...Ha..... Lukman dan Bimo tertawa.

"Yo wes ayooo..." ucapku.

Aku mengikuti tarikan tangan Khalisa,lalu Bimo dan Lukman berjalan di belakangku.

"Kertas karton aku gak punya loh..Sama tali rapi'ah " ucapku.

"Beli di samping sekolah ini.. Ada toko yang jual ATK..." ucap Bimo.

"Ne cewek kok gak mau lepasin tangannya seh,kayak kerbau aja aku..." ucapku dalam hati.

"Bim...Awakmu yoo...seng tumbas..." ucapku.
(Dirimu ya.. Yang beli)

"Yooo... Tapi pake duitmu yang 20 itu" ucap Bimo.

"Iyoooo....Sembarang...

"Aku sakjane ape di lebokke kandang endi to..Ket maeng kok di geret terus.." ucapku.
(Aku sebenarnya mau di masukkin kandang mana seh. Dari tadi kok di geret terus).

"Aku gak ngerti bahasa jawa.." ucap Lisa.

"Itu.. Bayu bilang,Bayu mau di masukin ke kandang mana. Dari tadi di tarik terus.." ucap Lukman.

"Emang kamu asli dari mana? kok gak tahu bahasa jawa" ucap Bimo

"EH.....!!!?? Khalisa terkejut,lalu melepaskan tangan Bayu.

"Maaf... Aku tadi lagi mencari kandang kerbau,tapi kandangnya penuh semua aku lihat.." ucap Khalisa sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Bhuahahahahahahaha....." Lukman dan Bimo tertawa.

"Waasssuuuuu.... umpatku.

"Aku dari Manado..." ucap Khalisa.

"Ooo.. Manado" ucap kami bertiga.

Kini mereka sudah di parkiran sepeda.

"Lisa... Kamu kesini naik apa?" ucapku.

"Aku tadi di antar,rencananya seh pulangnya naik angkot." ucap Khalisa.

"Tak gonceng aja... Dari pada kamu naik angkot lama dapatnya"ucapku.

Sepedaku ada boncengan di belakangnya,sering aku taruh barang belanjaan ketika mengantar pesanan orang.

"Hem....Baiklah..." ucap Khalisa.

Kita pun keluar dari sekolah menuju toko ATK.

Tak lama kemudian kita sampai di toko ATK.

Bimo membeli bahan,aku dan yang lainnya menunggu di pinggir jalan.

"Kamu tinggal di mana Lisa" ucapku.

"Di jalan Melati no 86,Desa Sidodadi Wan.." ucap Khalisa.

"Ooo... Di situ ta..." ucapku.

"Emang kamu tinggal di mana Wan?" ucap Khalisa.

"Aku tinggal di Jalan Mawar no 25,desa Sidodadi." ucapku.

"Jauh kah Wan..." ucap Khalisa.

"Hem...Melewati jalan menuju rumahmu.." ucapku.

"Neh cewek dari tadi manggil aku Wan...Wan terus..." ucapku dalam hati.

Lalu Bimo datang . Kemudian kita melanjutkan perjalanan.
Kami bersepeda membuat 1 barisan,sehingga kendaraan lain tak terhalangi ketika akan melewati kami.

"Udara di sini sangat sejuk..." ucap Khalisa.

"Jelas... Di sini kan desa,beda dengan kota,kecuali rumahnya Bimo... " ucapku sambil mengayuh sepeda.

"Emang kenapa rumah Bimo Wan..." ucap Khalisa.

"Ada Bom atom yang meledak kapan saja..." ucapku.

Begitu mau melewati jalan Melati

"Masuk jalan ini kan?" ucapku sambil menunjuk.

"Iya...

"Rumahmu yang Wan."ucap Khalisa.

"Bentar lagi sampai.." ucapku.

10 menit kemudian mereka sampai di rumah Bayu.

"Assalam mu'alaikum....Bu.. Bayu pulang.." ucapku.

"Wa'alaikum salam " ucap Hana dari dalam toko.

Kemudian Hana keluar menemui Bayu,karena ia melihat Bayu datang tak sendirian.

"Asslam mu'alaikum tante.." ucap Khalisa.

Khalisa bersalaman lalu mencium tangan Hana.

"Wa'alaikum salam...."ucap Hana.

"Namaku Lisa tante,teman sekelas Awan..." ucap Khalisa.

Lalu Bimo dan Lukman bersalaman danencoum tangan Hana.

"Ooo... Jadi dia manggil aku Awan to.. Pantesan dari tadi manggil aku Wan...Wan terus" ucapku dalam hati.

"Ooo... Teman sekelasnya Bayu...

"Bawa masuk temannya nak..." ucap Hana.

"Di teras aja Bu...Kita mau buat tugas buat besok..." ucapku.

"Ya sudah...." ucap Hana.

Hana masuk ke dalam rumah.

"Aku ambil dulu jerigennya.." ucapku.

Aku pun masuk ke dalam rumah. Aku melepas pakaian sekolah,laluemgganti pakaian celana panjang training dan kaos lengan pendek. Kemudian pergi ke samping rumah.
Aku mengambil 4 jerigen, lalu berjalan ke dapur.
 
Terakhir diubah:
MOS



Aku melihat ibuku sedang membuat minuman dingin untuk teman - temanku.

"Lisa tinggal dimana Nak? Kok ibu baru lihat dia?" ucap Hana.

"Di jalan Melati bu.." ucapku sambil mengambil pisau. Lalu berjalan ke depan rumah.

" Yu.. Duwe solasi opo ora? ucap Lukman. (Punya Lakban apa enggak)

"Punya... Bentar aku ambil" ucapku sambil berdiri.

Lalu Ibu datang membawa termos dan gelas plastik.

Aku berjalan ke dalam toko untuk mengambil Lakban.

"Nak... Ambilkan cemilan biskuit roma " ucap Hana.

"Iya bu..." ucapku.

Aku mengambil lakban,gunting,lalu mengambil biskuit Roma kelapa,tak lupa coki - coki jajanan kesukaanku. Kemudian aku berjalan menghampiri teman - temanku.

Nampak Bimo sedang memotong jerigen dengan pisau,Khalisa melipat kertas membentuk sebuah topi

"Punya bor gak Bay..." ucap Lukman.

"Gak punya... Adanya paku." ucapku sambil duduk,lalu membuka biskuit.

"Ya udah... Tapi kamu yang bolonginnya ya Bay..." ucap Lukman.

"Iyooo... Beresss..." ucapku sambil membuka coki - coki,lalu memakannya.

"Nyoh...Bolongin...Ingat..Jumlahnya 20 " ucap Lukman.

"Sendiko dawuh gusti prabu..." ucapku sambil mengambil jerigen yang sudah terpotong.

"Wan... Aku pinjam kamar mandinya dong.." ucap Khalisa.

"Ayooo..." ucapku.

Aku pun berdiri,lalu berjalan ke dalam rumah di ikuti Khalisa.

Khalisa melihat foto yang di pajang. Hanya ada Ibunya Bayu dan Bayu saja,sedangkan Ayahnya tidak ada.

"Ini kamar mandinya" ucapku sambil menunjuk pintu kamar mandi.

Khalisa masuk ke dalam kamar mandi. Aku pun pergi ke dapur.

Setelah sampai dapur,aku mencari kotak peralatan di bawah meja.

Setelah dapat aku membuka kotak peralatan,lalu mengambil paku dan tang.
Kemudian menyalakan kompor.

Paku aku jepit memggunakan tang,lalu aku bakar ujungnya yang tajam. Setelah warnanya merah,lalu aku bolongin jerigen tersebut hingga 20 lubang bagian bawah. Lalu 1 lubang kiri dan kanan untuk lubang tali.

Khalisa menghampiriku,karena letak kamar mandi dekat dengan dapur.

"Lagi apa Wan..?" ucap Khalisa.

"Lagi melukis " ucapku sambil membolongi jerigen.

""Oooo...Melukis....

"Apa yang kamu lukis?" ucap Khalisa.

"Bidadari cantik yang turun dari khayangan..." ucapku.

"Mana...Mana....Coba aku lihat.." ucap Khalisa.

"Neh di sampingku lukisannya" ucapku.

"Mana Awaan...Aku lihat gak ada lukisannya itu.." ucap Khalisa.

"Lukisannya juga bisa bicara..." ucapku.

"Maksudmu...?"ucap Khalisa.

"Bidadarinya memakai baju putih rok warna Abu - abu" ucapku.

"Jangkreek... Aku lubanginya berapa lubang ini..

"Gara - gara di ajak ngobrol jadi lupa.." ucapku dalam hati.

Lalu Bayu menghitung jumlah lubang di jerigen tersebut.

Muka Khalisa bersemu merah.

"Waaasssuuu... Malah 26 lubang.. Taeek...Taeekk..." ucapku dalam hati.

"Bentar aku ambil kertas lagi buat melukis,soalnya aku salah lukis,masa bidadarinya memakai kumis..." ucapku sambil mematikan kompor,lalu berjalan cepat ke samping rumah.

"AWAAAAAAAANNNNN......"Teriak Khalisa gemas lalu mengejar Bayu yang berjalan ke samping rumah.

Ketika Bayu hendak masuk kerumah lewat pintu samping,ia tak sengaja menabrak Khalisa yang berjalan cepat ke arahnya.

Bruuukk....

Khalisa hendak jatuh,dengan sigap Bayu menahan tubuh Khalisa.

Muka Khalisa dan Bayu hanya berjarak 10 cm.
Jantung Khalisa berdebar - debar. Karena ia baru pertama kali begitu dekat dengan cowok yang baru di kenalnya.

"BAYUUUU....SUDAH APA BELUM" teriak Bimo.

Bayu yang mendengar terikan temannya,kemudian cepat - cepat mendirikan Khalisa.

"Iyaaaa......" teriakku.

Aku pun berjalan ke dapur lagi untuk mengambil jerigen yang sudah aku bolongin.

Lalu di ikuti Khalisa di belakangku.

"Sory broo.... Aku tadi salah bolongin,yang ini jumlahnya 26 lubang.Neh potongkan lagi jerigennya." ucapku sambil menyodorkan jerigen yang masih utuh.

"Makanya,kalau kerja itu jangan melamun teruss..." ucap Bimo.

"Ya mangap ... Soalnya aku ke enakan masukin itu pakunya.." ucapku.

Bimo memotong jerigen tersebut,setelah di potong lalu di berikan pada Bayu.

"Neh...Jangan sampai salah lagi..." ucap Bimo.

"Sendiko dawuh gusti prabu Bimo.." ucapku.

Aku pun berdiri,lalu berjalan ke dapur.

Bimo meminum es di gelas.

Glek....Glek....Glek..Glek....

"Aaahh....Segaaarr... Cocok memang,udara panas minumnya yang dingin - dingin." ucap Bimo.

"Lisa..." ucap Lukman.

"Iya.." ucap Khalisa.

"Kamu baru aja tinggal di sini kah?" ucap Lukman.

"Baru 1 bulan,Ayahku di pindahkan di sini.

"Mau tak mau kami pun pindah.." ucap Khalisa.

"Ooo...Begitu...Tadi kenapa kamu teriak?" ucap Lukman.

"Hem...I...Itu si Awan ngerjain aku..." ucap Khalisa.

"Ya emang begitu orangnya,suka jahil.

"Tapi kalau gak ada dia,jadi sepii." ucap Lukman.

Lalu keadaan sepi tanpa obrolan,hanya kendaraan lewat saja yang terdengar. Kemudian Bayu muncul.

"Itu 20 apa lebih 20 Yu?" ucap Bimo sambil memakan biskuit.

"20 lah... " ucap Bayu.

Kemudian Lukman mengikat jerigen dengan tali ravia.

"Jadi mancing apa gak nanti sore..." ucap Bimo.

"Hem....Bentar aku tanya sama ibuku dulu.." ucap Bayu.

Lalu Bayu berjalan ke dalam rumah.

Nampak ibunya Bayu sedang memotong kain.

"Bu...Nanti sore Bayu mau mancing sama Bimo.." ucap Bayu.

"Ibu ada pesenan jahitan nak.. 2 hari harus selesai," ucap Hana.

"Ya udah..." ucap Bayu.

Bayu berjalan ke teras rumah.

"Tanggal ireng Bim..." ucap Bayu.

"Yaaaah...***gal maning..

"Kapan bisa mancingnya?" ucap Bimo.

"3 hari lagi lah...Ibuku ada orderan." ucap Bayu.

"Yo wes... " ucap Bimo.

"Kenapa gak mancing di pancingan pak Broto aja.. Di situ nyata dapat banyak.." ucap Lukman.

"Endi duitte broo" ucap Bayu sambil menggerakkan tangannya meminta duit.

"Kalau itu aku gak bisa ngasih..." ucap Lukman.

"Nanti malam MU lawan Arsenal... Kamu pilih mana Bim" ucap Bayu.

"Aku pegang MU.." ucap Bimo.

"Piroan..?." ucap Bayu( Berapaan)

"Sepuluh ewu wae...Duitku sisa sedikit...

"Oh iya...Ne kembalian uangmu" ucap Bimo sambil menyerahkan kembalian.

Bayu menerima uang tersebut.

"NANTI MALAM JANGAN BERGADANG LAGI NAK..."teriak Hana.

"Iya bu.....

"Gak jadi kalau gitu broo" ucap Bayu.

"Xixixixixixi..... Khalisa tertawa cekikikan.

"Kalian dengar kuntil anak tertawa gak?" ucap Bayu.

"AWAAAAAAN......" teriak Khalisa. Lalu Khalisa menggelitiki Bayu.

"Ha....Ha....Ha...Ha...Geli tahu Wi...."ucap Bayu.

"Gitu seh ngatain aku kuntil anak,tadi punya kumis.." ucap Khalisa.

"Ya mangap Wi..." ucap Bayu.

"Nah...Selesai sudah tugas kita..." ucap Lukman.

"Bu... Beli Bu..." Suara ibu - ibu.

"Bentar...Ada yang beli..." ucap Bayu.

Bayu berjalan ke arah toko.

"Bay...Aku pulang dulu yaaa..." ucap Lukman agak nyaring.

"Aku juga pulang dulu Yu.." ucap Bimo agak nyaring.

"Iyaaa...." suara bayu dari dalam toko.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bimo.

"Wa'alaikum salam..." suara Bayu dan Hana.

Bimo dan Lukman membawa jerigen dan topi kertas. Lalu berjalan menuju sepedanya,kemudian meninggalkan rumah Bayu.

Bayu datang menghampiri Khalisa.

"Tiwi.. Yuk ku antar pulang..." ucap Bayu.

"Tiwi???" ucap Khalisa.

"Kan namamu Pertiwi,Jadi ku panggil Tiwi saja." ucap Bayu.

"Oh iya....Aku jalan kaki saja,nanti ibumu gak bolehin ngantar aku pulang.." ucap Khalisa.

"Bentar aku bilang ke ibuku dulu.." ucap Bayu.

Bayu masuk ke dalam rumah.

"Bu... Bayu mau mengantar Tiwi pulang,boleh gak?" ucap Bayu.

"Tiwi...Tiwi siapa Nak? " ucap Hana.

"Itu si Lisa bu... Nama akhirannya kan Pertiwi." ucap Bayu.

"Oooo... Begitu.. Iya boleh..Tapi habis itu langsung pulang ya nak." ucap Hana.

"Siap bu..." ucap Bayu.

Bayu menemui Khalisa di teras rumah.

"Wi.. Ibuku ngijinkan aku ngantarin kamu" ucap Bayu.

"Hem... Bisa gak manggil aku pakai Wi atau Tiwi.." ucap Khalisa.

"Ya udah,Cenil aja kalau gitu..." ucap Bayu.

"Iiiisshhhh.... Aku gak mau...

"Aku jalan kaki aja sudah..." ucap Khalisa.

"Iya.Iya...Aku akan memanggilmu Putri... Gimana?" ucap Bayu.

"Bentar... Aku salaman dulu sama ibumu Wan" ucap Khalisa.

Baru saja Khalisa berdiri,Hana muncul di pintu.

"Tante...Lisa pamit pulang.. " ucap Khalisa.Lalu salaman dan tak lupaencium tangan Hana.

"Iya... Jangan kapok maen kesni.. Jika Awan nakal,beri tahu tante.." ucap Hana.

"Siap tante.." ucap Khalisa.

Bejo membawa tas jerigen,lalu di cantolkan di stang sepeda.Kemudian menaiki sepedanya.

Khalisa datang sambil membawa topi kertas.

"Assalam mua'laikum tante..." ucap Khalisa.

"Wa'alaikum salam..." ucap Hana.

Bayu mulai mengayuh sepedanya.

"Wan...." ucap Khalisa.

"Iya Put..." ucap Bayu.

"Aku lihat foto yang di pajang,kok gak ada foto ayahmu?" ucap Khalisa.

"Ayahku sudah mati" ucap Bayu.

"Maaf...." ucap Khalisa.

"Ya gak apa - apa" ucap Bayu.

Mereka memasuki Jalan Melati.

"Besok jemputin aku ya..." ucap Khalisa.

"Hem... Oke..." ucap Bayu.

Bayu berhenti di depan rumah Khalisa.

"Aku langsung pulang ya put.." ucap Bayu.

"Iya Wan...Terima kasih ya Tas dan topinya.." ucap Khalisa.

"Iya...." ucap Bayu.

Khalisa masuk ke dalam rumah,lalu Bayu mengayuh sepedanya menuju rumahnya.

---***--

Bayu duduk membaca buku sambil menjaga toko,sedangkan ibunya sibuk menjahit.

"Beliii.....Suara gadis.

Bayu melihat Wiwik tetangganya yang masih mengenakan seragam SMA.

"Beli apa Mbak Wik..." ucap Bayu.

"Beli shampo Bay... Sampoku habis.." ucap Wiwik.

"Yang botol apa sashet?" ucap Bayu.

"Sashetan aja Bay 2 ribu..

"Oh iya... Tadi itu siapa yang kamu gonceng." ucap Wiwik.

"Teman sekolah mbak..." ucap Bayu sambil memotong shampo.

"Ooo....Kirain pacarmu..." ucap Wiwik.

Bejo memberikan shampo pada Wiwik,
Wiwik pun memberikan uangnya.

"Terima kasih ganteng... " ucap Wiwik.

"Sama - sama mbak cantik.." ucap Bayu.

Bayu kembali duduk,lalu melanjutkan membaca buku.

Tak terasa Malam pun tiba.

Ketika Jam 9.20,Bayu menutup toko.

Pintu toko masih menggunakan papan kayu.

Setelah selesai menutup toko,Bayu menyalakan telivisi.

Marilah seluruh rakyat Indonesia 🎶
Arahkan pandanganmu ke depan🎶
Raihlah mimpimu bagi nusa bangsa🎶
Satukan tekadmu 'tuk masa depan🎶

Lalu Bejo memindah Channel TV.

"Nak...Jam 11 langsung tidur ya.." ucap Hana yang tak jauh dari Bayu.

"Iya Bu..." ucap Bayu.

Karena siaran TV tak ada yang bagus menurut Bayu,Bayu pun mematikan TVnya. Lalu berjalan ke kamar mandi tuk gosok gigi,setelah itu ke kamar tidur.

---***----

Jam 4.30 Bayu membuka matanya. Lalu bangun,kemudian berjalan ke depan rumah.Ibunya lebih duluan bangun.

Bayu meregangkan tubuhnya.

Kretek...Kretek... Suara dari tubuh Bayu.

Kemudian Bayu berlari di jalanan.

"Bay......Suara memanggil Bayu dari arah pos Ronda.

Bayu datang menghampiri.

Rupanya yang memanggil adalah Rahmat seorang pemuda yang mendapat jatah meronda.

"Iyo kang...Ono opo?" ucap Bayu.

"Seminggu lagi aku akan pergi kekota,utangku ada berapa?" ucap Rahmat.

Rahmat ini sering meminjam duit ke Bayu,tapi ia selalu membayar jika memiliki uang,kadang Bayu tak mau menerimanya,karena nominalnya sedikit.

"Gak usah Kang... Aku ngasih buat sampeyan.." ucap Bayu.

"Yoo wes...Suwun yoo.." ucap Rahmat.

Bayu melanjutkan lari paginya. Bayu berlari mengitari Jalan di rumahnya secara berulang kali. Warga yang melihat Bayu berlari sudah terbiasa,bahkan merasa terbantu ,karena Maling tak berani masuk ke daerah pemukiman itu.

Pernah suatu ketika,Bayu mempergoki seorang pencuri,lalu Bayu berkelahi dengan pencuri tersebut.

Pencuri itu babak belur di hajar oleh Bayu,Bayu hanya menderita sedikit luka memar saja,sedangkan pencurinya di buat bonyok mukanya oleh Bayu.

Jam menunjukkan pukul 5.30. Bejo berlari kerumahnya dengan tubuh di penuhi keringat.

Bayu berdiam diri sejenak agar keringatnya berhenti keluar,setelah itu ia mandi,lalu memakai seragam sekolah kemudian mempersiapkan apa yang akan di bawa. Kemudian sarapan.

Jam 6.10 Bayu mulai bersiap berangkat sekolah,lalu menghampiri ibunya

"Bu...Bayu berangkat sekolah... Assalam mu'alaikum.." ucap Bayu,lalu mencium tangan Hana

"Wa'alaikum salam ..

"Ini uang sangunya" ucap Hana.

Meskipun Bayu sering manjaga toko,dirinya tak berani memgambil uang tanpa sepengetahuan ibunya dari laci toko.Bayu selalu minta ijin bila ingin mengambil uang yang ada di dalam laci.

Bayu mengayuh sepedanya ke arah rumah Khalisa.

Begitu sudah sampai,nampal Khalisa sudah duduk di teras rumah bersama ibunya.

"Assalam mu'alaikum Bu.... Saya Bayu temannya Khalisa." ucap Bayu sopan.

"Wa'alaikum salam... Iya..Ibu sudah tahu,Putri memberi tahu ibu kemarin. Hati - hati di jalan ya Nak " ucap Ibunya Khalisa.

"Siap bu...." ucap Bayu.

Nampak Khalisa mencium tangan ibunya
kemudian naik di belakang Bayu,lalu Bayu mengayuh sepedanya.

"Aku sudah minta di belikan sepeda oleh ayahku,kata ayahku hari minggu baru bisa di belikan.." ucap Khalisa.

"Ooo..Begitu....

"Ku pikir kamu masih ngorok, gak tahunya sudah bangun. Tapi kenapa kemarin telat?" ucap Bayu heran.

"Hehehehe....Aku nonton bola,Jadi aku kesiangan," ucap Khalisa.

Bayu memgerem sepedanya.

"Haaaah.....Seriiiussss?" ucap Bayu.

"Iya... Aku serius... Tadi malam mau nonton lagi,tapi tivinya di bawa masuk ke kamar sama ibuku,jadi gak bisa nonton deh..." ucap Khalisa.

"Ha....Ha....Ha...Ha....Ha...Ha.... Bayu tertawa.

"Sebel Tahu...Padahal tim kesayanganku maen tadi malam,jadi gak bisa nonton aku.." ucap Khalisa.

Bayu mengayuh sepedanya lagi.

"

"Lah... Kalau aku mah beda,jika ibuku gak melarang,aku nonton sampai selesai,begitu di larang ya aku tidur..." ucap Bayu.

"Tadi malam menang gak ya MU lawan Arsenal.." ucap Khalisa.

"Nanti tanya aja ke Bimo. Biasanya dia nonton tuh," ucap Bayu.

"Pantesan kemarin ku lihat kamu menguap terus.." ucap Khalisa.

"Maklum...kurang tidur...

"Eh...Kalau kemerin kamu nonton,lalu kenapa kamu gak menguap seperti aku?" ucap Bayu.

"Aku makan cabe terus berlari ke lapangan.Untung satpamnya bukain pintu,karena aku murid baru. Katanya jika sudah berjalan seminggu,tidak ada lagi toleransi." ucap Khalisa.

"Gilaaa neh cewek....

"Aku di suruh makan cabe tanpa es teh,gak bakalan mau..." ucap Bayu dalam hati.

Mereka pun sudah tiba di sekolahan. Nampak beberapa siswa sudah ada yang datang.

2 orang berjalan ke arah Bayu,Bayu mengenal mereka.Mereka adalah Edi dan Toni. Mereka di kelas 3 dan tinggal di 1 Jalan yang sama.

"Bay... Tadi malam kamu nonton bola gak?" ucap Edi.

"Enggak kang... Ibuku melarangku" ucap Bayu.

Toni melihat terus ke arah Khalisa.

Khalisa menjadi risih karena di lihatin terus oleh Toni,lalu menempel ke Bayu. Tatapan Toni beralih ke Bayu,tak berani menatap ke khalisa lagi.

"Tanya si Bimo aja Kang...." ucap Bayu.

"Mana Bemonya...?" ucap Edi.

"Gak tahu... Aku belum ada lihat." ucap Bayu.

Lalu tiba - tiba datang Bimo bersama Lukman.

"Nah...Panjang umur... Bim...Siapa yang menang tadi malam?" ucap Edi.

"MU kang...." ucap Bimo.

"Yesssss..... Mana uang taruhanmu Ton..." ucap Edi.

Toni menyerahkan duitnya ke Edi.

"Kalian taruhan?" ucap Bimo.

"Yo'i...Makanya tadi aku tanya ke Bayu,hasil bola tadi malam,kan biasanya kalian sering taruhan..." ucap Edi.

Khalisa menarik tangan Bayu meninggalkan teman - temannya itu.

"Kamu sering taruhan ya Wan?" ucap Khalisa.

"Ya gak sering seh..Emang kenapa?" ucap Bayu.

"Ooo..***kpapa. Cuman tanya saja.." ucap Khalisa.

Bimo dan Lukman nampak berlari mengejar Bayu dan Khalisa.

"Woiiii... Tunggu..." ucap Bimo agak nyaring.

Bayu dan Khalisa berhenti lalumenoleh ke belakang .

"Haah...Haaahh...Hah...Haahh...Suara nafas Bimo.

Lalu mereka berjalan ke kelas bersama - sama.

Teeeeett....Teeettt....Teeettt....Bel berbunyi.

Bayu dan teman - temannya sudah berada di dalam kelas.

Lalu Citra masuki kelas bersama 3 orang temannya. Nampak mereka memakai pita di kerah bajunya.

"Berdiri... Beri salam..." ucap Bayu.

"SELAMAT PAGI KAK......"ucap para siswa kelas 1C secara serempak.

"Pagi juga....

"Apakah kalian membawa apa yang aku minta.." ucap Citra.

"Bawaa Kak......" ucap para siswa.

"Sekarang pakai topinya,lalu letakkan tas jerigen di meja." ucap Citra.

Nampak semua siswa memakai topi,lalu menaruh tas jerigen di meja.

Citra dan ke tiga temannya memeriksa satu persatu tas jerigen.

"Ini kenapa lubangnya 35? " ucap salah satu teman Citra seorang pria pada siswi.

"Maaf Kak,Ayahku yang membuatkan tas jerigen itu" ucap Siswi tersebut.

"Maju ke depan kelas" ucap pria itu.

"Kemarin kakak suruh buat berapa lubang?" ucap Citra pada seorang siswa.

"25 Kak..." ucap Siswa tersebut.

"Bayu... Berapa lubang yang kakak suruh buat" ucap Citra.

"20 Kak..." ucap Bayu.

"Berdiri di depan kelas sana" ucap Citra.

Nampak 6 orang berdiri di depan kelas,karena salah melubangi jerigen,ada yang jumlahnya 20 tapi letak lubangnya sembarangan,di samping di bawah.

Lalu ke 6 orang itu di bawa keluar kelas oleh 1 pria.

"Okee... Sekarang Kak citra akan membagikan kertas.
 
Terakhir diubah:
DI SURUH PULANG DULUAN




Lalu ke 6 orang itu di bawa keluar kelas oleh 1 pria.

"Okee... Sekarang Kak citra akan membagikan kertas...

"Kakak akan memberi tugas pada kalian untuk minta tanda tangan dan nama pada orang yang memakai pita bewarna kuning sebanyak 5 orang.Pita merah 5 orang. dan pita hijau 5 orang.

"Jadi totalnya ada 15 orang..

"Waktu kalian hanya 1 Jam..

"Bila warna pita tidak sama,maka kalian mendapat hukuman.Dan bila tak sampai 15 orang,kalian juga mendapat hukuman.

Seorang Siswi menghampiri Khalisa dan Bayu memberikan kertas.

"Ingat.. Pita Kuning,Merah dan Hijau,masing - masing 5 orang..

"Apa kalian mengerti..." ucap Citra.

"Mengerti kak..." ucap para siswa serempak.

Teman - teman Citra memberi kode bahwa sudah selesai membagikan kertas.

"Oke...Kakak mulai dari sekarang..." ucap Citra.

Nampak semua orang keluar kelas kecuali kelompok Bayu.

"Ayoo kita sama - sama...Biar enak mencarinya" ucap Bayu.

Lalu Bayu,Khalisa,Lukman dan Bimo keluar kelas.

Bayu melihat seorang pria memakai Pita bewarna coklat,lalu Hitam.

"Asem... Ngumpet di mana neh orang - orangnya" ucap Bayu.

Lalu Bimo melihat ada Edi memakai Pita Merah.

"Yu...Si Edi pakai pita Merah" ucap Bimo.

"Mana..Mana...." ucap Bayu celingukan.

"Tuh duduk di dekat kantin.." ucap Bimo sambil menunjuk.

Mereka pun berjalan ke arah Edi.

"Kang Edi..." ucap Bayu.

Edi menoleh ke Bayu.

"Minta tanda tangannya dong Kang..." ucap Bayu sambil menyodorkan kertasnya.

Edi pun memberi tanda tangan kepada rombongan Bayu.

"Aku akan memberi tahu kalian..

"Hanya kalian yang aku berikan bocoran,tapi jangan kasih tahu siapa - siapa" ucap Edi pelan.

"Iya kang.. Bocoran apa?" ucap Bayu.

"Tapi hanya Bayu saja yang masuk,kertasnya kalian titipkan ke Bayu,tiap di belakang kantin ada teman - temanku yang mempunyai pita." ucap Edi lirih.

"Oooo... Begitu...Siap Kang.." ucap Bayu.

Edi bersikap seperti itu,karena Bayu pernah menolong dirinya.

Bimo,Lukman dan Khalisa memberikan kertas pada Bayu.

Bayu berjalan ke arah belakang Kantin.

Bayu melihat beberapa siswa merokok.

"Ooo...Pantesan ngumpet di sini,rupanya pada merokok" ucap Bayu dalam hati.

"Permisi Kak..." ucap Bayu lirih.

Semua siswa yang merokok melihat ke arah Bejo.

"Siapa yang memberi tahumu?" ucap Salah satu pria yang merokok.

"Kak Edi...." ucap Bayu.

"Wooo...Jancook si Edi...

"Jangan beri tahu ke siapa - siapa kalau kita merokok di sini" ucap pria itu.

"Siap kak.. Aku ke sini minta tanda tangan 4 orang pita merah,5 pita warna kuning dan 5 pita warna hijau.." ucap Bayu.

"Eh...Kamu Bayu kan.. Yang mukulin Maling sendirian hingga bonyok tuh maling di jalan Mawar" ucap pria satunya.

"Iya Kak...Kok kakak bisa tahu...?" ucap Bayu heran,karena tak mengenal pria tersebut.

"Jancook... Berarti berita itu benar cook.

"Pantesan Edi memberi tahu dia kalau kita di sini" ucap pria itu lagi.

Nampak seorang pria pergi.

Mereka pun memberi tanda tangan dan nama mereka.

Lalu pria yang pergi kembali membawa teman - temannya.

Mereka mengenakan pita yang warna sesuia yang di minta oleh Bayu.

Tak lama kemudian mereka selesai memberi tanda tangan.

"Terima kasih Kak..." ucap Bayu sopan.

"Iya... Dah cepat kembali sana" ucap pria pertama yang berbicara pada Bayu.

Bayu pun berjalan ke arah teman - temannya yang menunggu di dekat Edi.

"Sudah Bay?" ucap Edi.

"Sudah Kang....Suwun yooo" ucap Bayu.

"Iyooo...dah sanaa....Hussst...Hussst..." ucap Edi sambil menggerakkan tangannya.

Bayu dan teman - temanya berjalan ke arah kelas,karena tugasnya sudah selesai.

Saat mereka masuk ke dalam kelas,Nampak Citra mengobrol dengan temannya,lalu Citra melihat Bayu dan teman - temannya masuk kelas.

"Kalian sudah selesai?" ucap Citra heran,karena terlalu cepat selesai. Padahal waktunya masih 50 menit lagi.

"Sudah Kak..." ucap rombongan Bayu serempak.

Lalu Citra mengambil kertas yang ada di dalam tas Jerigen.

"Sial.... Benar semua isinya... Kok dia bisa cepat sekali ya? Aku saja sampai keteteran saat mengumpulkan tanda tangan" ucap Citra dalam hati ketika memgetahui semua yang tanda tangan adalah para siswa yang di tugaskan untuk MOS.

"Oke... Kalian boleh duduk di kursi,terserah mau ngapain.Tapi jangan keluar kelas." ucap Citra.

"Terima kasih Kak..." ucap rombongan Bayu.

Rombongan Bayu duduk di kursi.

"Aku pikir tadi kita akan keteteran mencari tanda tangan,rupanya sangat mudah.. Untung aku berada di kelompok Bayu... Dah tampan,ternyata orangnya mudah bergaul" ucap Khalisa dalam hati.

Bayu mengeluarkan Choki - choki dari kantong celana. Ia pun memberikan pada Khalisa karena Bayu membawa lebih dari 1.

Tak terasa 50 menit berlalu,hanya rombongan Bayu yang berhasil mengumpulkan tanda tangan secara cepat dan tepat. Ada beberapa siswa yang salah minta tanda tangan meskipun jumlahnya pas 15 orang,ada pula yang kurang 15 orang.

Mereka semua mendapat hukuman dari kakak kelas.

Citra menghampiri Bayu.

"Berhubung kalian mengerjakan tugas sangat cepat dan tepat,Kakak akan memberi hadiah dan tugas. Hadiahnya kalian pulang lebih duluan,dan tugasnya adalah....

"Kalian membuat papan nama dari kardus dan membawa spidol hitam yang biasa,jangan yang permanent,lalu di ikat memakai tali ravia, Topi dan tas jerigen tetap kalian bawa.

"Apa kalian mengerti?" ucap Citra.

"Ukuran kertasnya berapa kak? " ucap Lukman.

"Se ukuran kardus mie instan..

"Dah...Kalian boleh pulang..." ucap Citra.

Bayu dan teman - temannya keluar kelas. Mereka melihat teman - temannya mendapat hukuman. Ada yang bernyanyi,ada yang push up,dan ada pula yang berlari mengelilingi lapangan. Sedangkan ada sebagian melihat Bejo ke arah pintu gerbang .Mereka penasaran,mengapa mereka tidak mendapatkan hukuman.

Ketika akan melewati gerbang,satpam sekolah menghampiri mereka. Di seragamnya bertuliskan Anto

"Kalian mau kemana?" ucap Anto.

" Pulang pak.."ucap Bayu.

"Pulang???? Kok hanya kalian berempat,? Apa kalian boloss? " ucap Anto.

" Di suruh sama kakak kelas pulang duluan... Kalau gak percaya,bapak tanya saja ke kak Citra" ucap Bayu.

"Ooo.... Yo wes. Aku percaya..." ucap Anto.

Anto pun membuka gerbang sekolah.

"Matur suwun Pak...." ucap Bejo,Lukman,dan Bimo.

"Ya..." ucap Anto.

Rombongan Bayu meninggalkan sekolahan.

"Yuu....." teriak Bimo.karena posisinya berada di belakang Bayu

"Opooo...." ucap Bayu agak nyaring.

"Mancing yoook." ucap Bimo.

"Gak iso aku... " ucap Bayu.

"Yo wes...Aku dolan wae nang omahmu..." ucap Bimo.

Mereka mampir di toko ATK untuk membeli spidol warna hitam.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali.

Bayu mengantar Khalisa kerumahnya.

Nampak mobil polisi berjejer di depan rumah Khalisa. Bimo dan Lukman mengikuti Bayu.

"Heeeh....!!!???

"Put...Kok banyak mobil polisi di depan rumahmu?" ucap Bayu heran dan penasaran.

"Mungkin teman ayahku datang kerumah.." ucap Khalisa.

"Ooo...Teman ayahmu.

"Aku pikir ada kejahatan di sini" ucap Bayu.

Khalisa turun dari sepeda Bayu.

"Tunggu dulu ya..." ucap Khalisa.

"Ya....." ucap Bayu.

Khalisa masuk ke dalam rumahnya.

Nampak 2 orang polisi berdiri sambil menentemg senjata laras panjang.

"Jangan - jangan bapaknya Lisa itu polisi Bay..." ucap Lukman.

"Hem.....Bisa jadi..." ucap Bayu.

10 menit kemudian Khalisa muncul dengan memakai Kaos lengan pendek warna,dan celana levis.

Bayuencium aroma wangi pada Khalisa.

"Ayooo..." ucap Khalisa lalu duduk di belakang.

"Ayoo kemana?" ucap Bayu bingung.

"Kerumahmu.." ucap Khalisa.

"Ooo...Kirain di suruh masuk ke dalam rumahmu Put.." ucap Bayu.

"Kamu mau bertemu dengan ayahku kah Wan..." ucap Khalisa.

"Ogaaah...." ucap Bayu.

Bayu mengayuh sepedanya,di ikuti Lukman dan Bimo.

"Lisa...." ucap Lukman yang berada di belakang Bayu.

"Iya..." ucap Khalisa.

"Bapakmu polisi kah?" ucap Lukman.

"Iya... " ucap Khalisa.

"Serius bapakmu polisi?" ucap Bayu.

"Iya aku serius Wan... Kalau kamu macam - macam denganku..Maka ayahku akan menangkapmu.." ucap Khalisa.

"Jembuuutt...." ucap Bayu.

"Apaaaaa...??? " ucap Khalisa sambil mencubit pinggang Bayu.

"AAAAAAA.....

Bayu teriak kesakitan karena di cubit.

"Loro nduul... Waassssuuu..." ucap Bayu sambil menahan rasa sakit di pinggangnya.

"Rasakan.... Meskipun aku gak bisa bahasa jawa,tapi aku tahu sebagian artinya...Termasuk yang kamu bilang itu Bayu Saktiawan Mahendra.." ucap Khalisa.

"Ha....Ha....Ha....Ha....Ha.... Lukman tertawa saat melihat adegan tersebut.

"Apaaa... Mau aku cubit juga kamu Man.." ucap Khalisa sambil menatap Lukman.

"Emmohh...Cubit aja si Bayu itu,aku rela kok..." ucap Lukman.

"Waaasssuuu.....

"Aku yang gak rela bajingaan." umpat Bayu.

Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Bayu.

"Assalam mu'alaikum..." ucap mereka berempat serempak.

"Wa'alaikum salam...." suara Hana dari dalam toko. Lalu keluar dari dalam rumah.

"Kok cepat pulangnya Nak?" ucap Hana saat Bayu mencium tangannya.

"Di suruh pulang duluan sama kakak kelas bu,karena tugas kita selesai duluan tanpa kesalahan.Lalu kita di kasih tugas lagi.." ucap Bayu.

Nampak teman - teman Bayu juga salaman dengan Hana.

"Ooo...Bagitu...Ya sudah ibu ke belakang dulu" ucap Hana.

"Yu...Punya kardus apa enggak?" ucap Bimo.

"Punya.. Mau yang isinya apa?" ucap Bayu.

"Isinya duit 1 milyar" ucap Bimo.

"Waduhh... Nanti malam ya kesini. Sekalian kamu bawa kembang tujuh rupa,aku yang jaga lilin,kamu yang keliling.." ucap Bayu.

"Jancoook... Jadi Babi ngepeet dong aku..." ucap Bimo.

"Ho oh... Seperti biasa...." ucap Bayu sambil memainkan alis matanya.

"Jangkreeeek...." ucap Bimo.

"Ada kardus bekas gak Wan?" ucap Khalisa.

"Hem....Kalau belum di jual sama ibuku,mungkin masih ada.. Bentar aku cek dulu." ucap Bayu,lalu pergi meninggalkan temana - temannya di teras rumah.

Suasana halaman rumah Bayu begitu rindang, Karena terdapat banyak pepohonan dan bunga.
Luas tanah tersebut hanya 40 x 50 meter.
Lantai rumah hanya di semen saja,lalu di lapisi karpet plastik.

Bimo menyalakan radio yang ada di teras rumah.

Terdengar suara lagu dangdut yang di bawakan H. Rhoma Irama.

Tak lama kemudian Bayu kembali.

"Ada di dalam.." ucap Bayu.

"Lah... Kenapa gak di bawa ke sini sekalian cempee..." ucap Lukman.

"Wedhuusss.....Kalian gak bilang kok" ucap Bayu lalu masuk kembali ke dalam rumah.

"Ha....Ha....Ha...Ha...Ha....Khalisa tertawa terpingkal - pingkal.

"Kamu kalau dekat sama Bayu jangan sampe ketularan penyakitnya si Bayu ya Lis..." ucap Lukman.

"Aduuh...Sakit perutku melihat kalian..." ucap Khalisa.

Lalu Bayu muncul sambil membawa kardus.

"Neh kardusnya.... Mau ngepet sekarang kah ?" ucap Bayu.

"Iyoo... Kembangnya aku ambil di halaman rumahmu yoo.." ucap Lukman.

"Nak wani ngomong karo ibuku yoo monggo..." ucap Bayu. (Kalau berani bilang sama ibuku ya silahkan).

"Gak sido no.... Iso di jewer kupingku.." ucap Lukman.

"Siapa yang jewer kupingmu Lukman?" ucap Hana saat muncul sambil membawa minuman dingin.

"Itu loh bu...Lisa mau minta kembang ibu..Boleh gak" ucap Lukman.

"Ooo... Begitu..

Khalisa mencubit pinggang Lukman.

"Boleh kok.." ucap Hana.

"Waaadaaawww...... Lukman meringis kesakitan.

Khalisa mendelikkan matanya ke arah Lukman.

Nampak Lukman mengusap bekas cubitan Khalisa.

"Sokorin,....." ucap Bayu.

Lalu Hana masuk ke dalam rumah.

"Sakit tahu Lisa...." ucap Lukman.

"Biarin...Itu salahmu sendiri..." ucap Khalisa.

"Mana talinya Yu..." ucap Bimo melihat tak ada tali ravia.

"Ada... Bentar aku ambilkan dulu" ucap Bayu.

RT 5 RW 3 🎶🎶

10 nomor rumahku. 🎶🎶

Jalannya jalan cinta.🎶🎶 Suara radio.

Lalu Bayu datang membawa Tali,gunting dan biskuit kelapa.

"Nah ini yang aku tunggu dari tadi..." ucap Bimo,lalu mengambil biskuit kelapa kemudian membuka bungkusnya.

"Wedhuuuss...Kirain nunggu tali..." ucap Bayu.

"Luwe wetengku cooook..." ucap Bimo sambil mencelupkan biskuit ke dalam minumannya.

"Jarene poso..." ucap Bayu.(Katanya puasa)

"Karipen aku... Gak sempat sahurr..." ucap Bimo. (Kesiangan aku).

"Bimo puasa..??. Bisa geger satu kampung,lha wong bulan poso wingi akeh bolonge kok.." ucap Lukman.

"Waaassssuuu....." ucap Bimo.

Lukman memotong kardus,lalu membolonginya,kemudian Khalisa memasang tali ravia.

"Eh... Kemarin aku ketemu sama Daniel,katanya nanti malam kita ngumpul di pos ronda habis isya.." ucap Lukman.

"Wokeeee... Jangan lupa gantungannya.." ucap Bayu.

"Soal itu pasti lah bawa... " ucap Lukman.

"Gantungan apa Wan?" ucap Khalisa.

"Itu,botol dari minuman energi yang kecil,di ikat pakai tali. Siapa yang kalah kupingnya di gantung pakai botol itu Put..." ucap Bayu.

"Ooo...Begitu.. Emangnya kalian bermain apa?" ucap Khalisa.

"Main kartu di pos ronda.." ucap Bayu.

"Kartu judi?" ucap Khalisa.

"Hem... Tergantung..Kalau pakai uang ya judi,kalau enggak ya bukan judi,Tapi kami gak pernah pakai uang..

"Takut pak babinsa menangkap kita,bisa berabe nanti" ucap Bayu.

"Syukurlah...

"Oh iya... Ibumu buka jahitan ya Wan..?" ucap Khalisa.

"Iya.. Jika ada yang pesan maka ibuku akan buat..Biasanya pas mau menjelang puasa,banyak yang order." ucap Bayu.

"Ooo ...Begitu.." ucap Khalisa.

"Bay... Keluarin gitarmu donk..." ucap Lukman.

"Oke... Bentar.. sekalian aku mau ganti baju.." ucap Bayu.

Bayu beranjak dari tempat duduknya,lalu berjalan ke dalam.

"Kamu asli manado kah Lisa?" ucap Bimo.

"Iya...Hanya saja aku tak menetap di sana,selalu berpindah - pindah.." ucap Khalisa.

"Ooo....Begitu... Eh serius bapakmu itu polisi?" ucap Bimo.

"Hehehehe.... Sebenarnya ayahku bukan polisi. Hanya ada keluarga saja yang menjadi polisi,kemudian mereka datang kerumah...

"Jangan kasih tau Awan ya.. " ucap Khalisa.

"Oooo... Begitu.. Oke..." ucap Bimo.

"Kamu juga lukman... Jangan kasih tau Awan" ucap Khalisa.

"Hem....Aku gak bisa janji,tapi aku usahakan. Soalnya aku kadang suka keceplosan.. " ucap Lukman.

Kemudian Bayu keluar hanya menggunakan celana pendek dan kaos lengan pendek.

"Neh gitarnya... Jangan kuat - kuat metiknya.. Entar putus lagi senarku.." ucap Bayu.

"Itu gara - gara Bemo usil Bay... Makanya putus senarmu.." ucap Lukman.

"Kamu bisa maen gitar Wan...? " ucap Khalisa.

"Enggak terlalu mahir seh... Baru belajar aku Put.." ucap Bayu.

"Coba dong nyanyi sambil maen gitar.." ucap Khalisa.

Lukman menyerahkan gitar pada Bayu.

Jreeng....Jreeng....

"Mau lagu apa?" ucap Bayu.

"Sembarang kamu aja Wan..." ucap Khalisa.

"Baiklah tuan Putri.."

"Ehem...Ehem...

Jreeeng...Jreeeng....

"Marilah seluruh rakyat Indonesia 🎶🎶
"Arahkan pandanganmu ke depan🎶
"Raihlah mimpimu bagi nusa bangsa🎶🎶
"Satukan tekadmu 'tuk masa depan🎶🎶

"Anjirrr... Itu mah lagu iklan yang setiap hari aku dengar di tv... Suweeek....Suweeek..." ucap Bimo.

"Lah... Yang pentingkan nyanyi... Katanya Putri sembarang aku.." ucap Bayu.

"Waaassssuuuuuuu....." ucap Bimo dan Lukman.

Kemudian Bayu memetik intro lagu gerimis mengundang.

Lalu Bayu menyanyikan lagu tersebut. Kemudian Bimo dan Lukman ikut bernyanyi.

Pada saat pertengahan lagu, adzan dzuhur berkumandang.

Bayu berhenti bernyanyi dan memainkan gitar.

"Kok dah dzuhuran seh...Cepat banget..." ucap Bimo.

"Mbaakk... Beli....." suara ibu - ibu.

"Iya..." ucap Bayu,lalu berjalan ke arah toko.

"Coba awakmu tahan nafas 5 menit,cepat apa lama itu ?" ucap Lukman.

"Jancook... Ya lama lah.. Aku paling banter 3 menit aja tahan nafas.." ucap Bimo.

"Jangan berisik kalau pas ada suara adzan.." ucap Khalisa.

"Injih bu Nyai....." ucap Bimo dan Lukman serempak.

Tak terasa 20 menit berlalu.

"Nak... Ambil air wudhu sana..." ucap Hana.

"Injih bu..." ucap Bayu.

"Aku ikut Wan..." ucap Khalisa.

"Ayooo" ucap Bayu.

"Kalian gak Shalat? " ucap Khalisa pada Lukman dan Bimo.

"Gantian... Setelah kalian baru kita.." ucap Lukman.

"Ooo...Oke deh..." ucap Khalisa.

"Lisa sepertinya naksir Bayu tu Mo..." ucap Lukman saat Bayu dan Khalisa tidak ada.

"Embooh... Mau naksir apa enggak,aku gak ngurus,yang penting kamu jangan naksir aku. Karena aku cowok normal ." ucap Bimo.

"Jancooook....." ucap Lukman.
 
PERGI TANPA PESAN




Khalisa menunggu Bayu Wudhu.Begitu selesai

"Wan... Tungguin aku.." ucap Khalisa.

"Iya..." ucap Bayu.

Bayu menunggu Khalisa wudhu.

Begitu selesai mereka berjalan ke ruang shalat.

"Mukenanya ada di mana Wan?" ucap Khalisa.

Bayu mengambil mukena,lalu memberikan pada Khalisa.

Ketika Bayu mau mengangangkat kedua tangan tiba - tiba...

"Bay... Tungguin..." ucap Lukman muncul.

"Asem...Dari tadi kek..." ucap Bayu menggerutu.

Lalu muncul Bimo.

"Enteni aku..." ucap Bimo.

"Yooo..." ucap Bayu.

Setelah menunggu beberapa menit,Lukman dan Bimo muncul.

Mereka pun mulai shalat berjamaah,Bayu menjadi Imam.

Setelah mereka selesai Shalat.

"Bay... Aku pulang dulu ya...." ucap Lukman sambil melepas sarung.

"Sama...Aku pulang dulu..." ucao Bimo.

"Kalian mau mojok ya..." ucap Bayu.

"Ogaaah.... " ucap Lukman dan Bimo serempak.

"Suuit...Suiiit.....

"Kapan neh makan - makannya.." ucap Bayu.

"Jancook... Aku normal Yu...

"Gak tau kalau si cempe ini" ucap Bimo.

"Aku juga normal ... Wooooo.. Kebo ediyaaan..." ucap Lukman.

Ha...Ha....Ha....Ha....Ha...Ha....Ha.... Bayu dan Khalisa tertawa.

"Wes... Aku balik... Assalam mu'alakum..." ucap Bimo.

"Wa'alaikum salam..." ucap Bayu dan Khalisa.

Bimo dan Lukman berjalan keluar.

"Nak... Ajak Lisa makan..." suara Hana dari depan.

"Iya bu...

"Makan yuk Put..." ucap Bayu.

"Hem....Ayoo..." ucap Khalisa.

Bayu dan Khalisa berjalan ke dapur.

"Maaf ya... Menunya hanya ini saja..." ucap Bayu sambil menunjukkan lauk tempe goreng dan sayur bening bayam serta sambal.

"Iya... Di rumahku juga begini Wan..." ucap Khalisa.

Mereka pun mengambil makanan dan juga minuman.

Lalu Bayu berjalan ke arah ruangan yang ada tivinya.

Kemudian Bayu menyalakan Tivi.

Mereka pun makan dengan lahap.

Setelah selsai makan,Bayu hendak mengambil piring kotor Khalisa.

"Biar aku saja Wan..." ucap Khalisa.

"Yo wes...." ucap Bayu.

Khalisa berjalan ke dapur.

Hana menyamperi Bayu.

"Nak...Jaga toko ya... Ibu mau melanjutkan jahitan..." ucap Hana.

"Siap bu..." ucap Bayu.

Bayu berjalan ke arah toko. Setelah sampai ia duduk,kemudian mengambil buku di meja.

"Hem...Buku TTS...

"Isii aahh.....Siapa tahu aku bisa mengisi semua.." gumam Bayu.

"Bu... Beli minyak bu...." Suara seorang wanita muda.

Bayu yang mendengar suara itu sangat familiar di telinganya.Lalu muncul di balik etalase rokok.

"Minyak apa Tini?" ucap Bayu.

"Ooo.... Kamu Bayu... Beli minyak goreng yang 2 liter.." ucap Tini.

Bayu mengambil minyak goreng. Lalu Khalisa muncul.

"Neh.... terus apa lagi?" ucap Bayu.

"Sudah itu saja Bay..." ucap Tini sambil memberikan uangnya.

Bayu menerima,lalu memberikan uang kembalian.

"Suwun yoo..." ucap Bayu.

"Yooo..." ucap Tini.

"Kamu sering jaga toko ya Wan?" ucap Khalisa.

"Hem...Tergantung..." ucap Bayu.

"Tergantung gimana maksudmu?" ucap Khalisa.

"Ya kalau ibuku ada orderan,dan itu harus di selesaikan,begitu aku pulang sekolah maka aku yang jaga,begitu tak ada orderan aku main bersama Bimo,Lukman dan Daniel..." ucap Bayu.

"Oooo... Begitu ta...

"Aku kebelakang dulu ya..." ucap Khalisa.

"Monggo tuan Putri..." ucap Bayu.

Bayu mengisi buku TTS sembari menjaga toko.

Tak terasa sudah jam 5.

Hana mendatangi Bayu.

"Nak... Nanti malam kalau mau keluar... Keluar saja... Jahitan ibu sudah selesai.." ucap Hana.

"Tumben cepat bu...." ucap Bayu.

"Tadi Lisa membantu ibu... Lisa pandai menjahit,..

"Pas ibu tanya kenapa bisa menjahit***panya dia belajar dari ibunya..." ucap Hana.

"Oooo... Pantesan cepat sekali,ternyata di bantuin sama Putri.." ucap Bayu.

"Putri??" ucap Hana bingung.

"Putri itu Lisa bu...Dia gak mau ku panggil Lisa.

"Jadi aku panggil nama tengahnya.." ucap Bayu.

Tiba - tiba Khalisa muncul.

"Awan...Aku mau pulang..." ucap Khalisa.

"Oke....

"Bu.... Aku antar Putri pulang ya..." ucap Bayu.

"Iya... Hati - hati di jalan." ucap Hana.

Khalisa mencium tangan Hana.

"Assalam mu'alaikum bu...." ucap Khalisa yang kini tak memanggil ibunya Bayu dengan Tante lagi.

"Wa'alaikum salam" ucap Hana.

Bayu dan Khalisa berjalan keluar,Bayu memgambil sepedanya.

Hana menatap kepergian Bayu mengantar Khalisa pulang.Lalu ia teringat saat berpacaran dengan ayahnya Bayu saat naik sepeda di taman.

"Anak kita sudah besar Mas...." ucap Hana.Tak terasa air matanya keluar.

---***---

Di jalan Raya.

"Wan...." ucap Khalisa.

"Iya Put.." ucap Bayu.

"Besok jemputin aku lagi ya...?" ucap Khalisa.

"Iya..." ucap Bayu.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Khalisa. Nampak seorang pria dewasa sedang mencuci mobil di depan rumah. Ketika melihat Khalisa dan Bayu,dia mengentikan aktifitasnya.

"Assalam mu'alaikum Pa..." ucap Khalisa.

"Asem..... Ketemu bapaknya lagi" ucap Bayu dalam hati.

"Wa'alaikum salam... Tadi papa rencananya mau jemputin kamu nak setelah mencuci mobil.." ucap Ayahnya Khalisa.

"Tadi Lisa mau pulang setelah Dzuhur,tapi Lisa bantuin ibunya Awan Pa..." ucap Khalisa.

"Assalam mu'alaikum Pak..." ucap Bayu sopan sambil menyodorkan tangannya.

"Wa'alaikum salam..." ucap Ayahnya Khalisa.

Bayu mencium tangan ayahnya Khalisa.

Khalisa masuk ke dalam rumah.

"Mari masuk ...Hem...Siapa namamu?" ucap ayahnya Khalisa.

"Nama saya Bayu pak.." ucap Bayu.

"Ooo... Bayu...

"Namaku Hendra...

"Ayoo masuk dulu nak Bayu..." ucap ayahnya Khalisa.

"Iyaa...." ucap Bayu.

Hendra dan Bayu masuk kedalam rumah.

Begitu dah masuk dalam rumah.

"Silahkan duduk nak Bayu...Anggap saja di rumah sendiri..." ucap Hendra berusaha akrab dengan Bayu.Karena ia melihat Bayu terlihat tegang.

"Iya Pak..." ucap Bayu.

"Waaasssu... Ini yang ke dua kalinya aku bertemu dan mengobrol dengan polisi,pertama di kantor polisi saat aku gebukin maling,sekarang di rumah polisi... Taeek...Taeek.." ucap Bayu dalam hati.

"Oh iya... Tadi kenapa pulangnya sangat cepat sekali?" ucap Hendra.

"Hem...Nganu pak.. Kakak kelas menyuruh kita berempat pulang duluan." ucap Bayu.

"Ooo... Begitu. Emangnya tugas apa yang di berikan oleh kakak kelasmu?" ucap Hendra.

"Nah kan...Sama persis seperti di kantor polisi,di tanyain terus.." ucap Bayu dalam hati.

"Nak Bayu...." ucap Hendra,karena Bayu diam tak menjawab pertanyaannya.

"EH....!!!???

"Ada apa pak..." ucap Bayu.

Tiba - tiba muncul ibunya Khalisa bersama Khalisa sambil membawa nampan ,Lalu meletakkan gelas di hadapan Bayu.

"Di sekolah,kakak kelas Bayu memberi tugas apa?" ucap Hendra.

"I...I..Itu...Minta tanda tangan dan nama sesuai pita pak.." ucap Bayu.

Khalisa menutup mulutnya karena menahan tawa melihat Bayu tegang di hadapan ayahnya.

"Ada berapa orang yang di minta?" ucap Hendra.

"Gak usah di jawab nak Awan pertanyaan papanya Putri..." ucap ibunya Khalisa.

"Awan...???

"Awan itu siapa Ma?" ucap Hendra.

"Awan itu ya Bayu paa....Bayu Saktiawan Mahendra.." ucap ibunya Khalisa.

"Sepertinya aku pernah dengar nama itu... Tapi di mana ya " ucap Hendra dalam hati.

"Ooooo.... Begitu... Kok mama tahu nama lengkapnya Bayu?" ucap Hendra heran.

"Siapa lagi yang memberi tahu mama kalau bukan putri kita paaa...." ucap ibunya Khalisa

"Ha...Ha....Ha...Ha....Ha...Ha...Ha... Khalisa tak bisa menahan tawanya melihat Bayu tegang terus.

"Kenapa kamu tertawa nak...?" ucap ibunya Khalisa.

"Itu maa...Awan tegang banget maa... " ucap Khalisa.

"Wedhuuss... Sudah tahu aku tegang begini malah di tertawakan." ucap Bayu dalam hati.

"Husst... Gak boleh gitu... Nanti Awan gak mau lagi gonceng kamu loh nak.." ucap ibunya Khalisa.

"Maaf Pak...Ibu... Saya pamit pulang. Mau magrib... " ucap Bayu.

"Di minum dulu atuh tehnya "ucap Hendra.

"Oh iya..Maaf pak.. " ucap Bayu.

Bayu meminum sedikit teh,karena airnya masih panas.Lalu menumpahkan di lepek,setelah itu meniup agar cepat dingin. Setelah dingin barulah Bayu meminumnya.

Tiba - tiba terdengar suara Adzan Magrib.

"Wan...Shalat di sini aja..." ucap Khalisa.

"Taeeek... Sekalian aja suruh nginap di sini sambil di jagain ayahmu.." ucap Bayu dalam hati.

"Betul itu Wan... Shalat di sini saja.." ucap Hendra menimpali.

"Iyaa..." ucap Bayu pasrah.

Bayu di ajak masuk oleh Hendra untuk berwudhu.

Saat melewati ruang keluarga,Bayu melihat mesin jahit dan foto keluarga Khalisa.

"Kok ayahnya Putri gak pakai seragam polisi ya.." ucap Bayu dalam hati heran.

Setelah selesai wudhu semua,mereka bersiap - siap menunaikan ibadah Shalat.

"Wan... Kamu jadi imam ya...?" ucap Hendra.

"Heeeh...!!!??? Bayu terkejut.

Mau tak mau Bayu menjadi imam.

"Kalau dia bacaannya bagus,aku bisa mengandalkannya.." ucap Hendra dalam hati.

Mereka mulai Shalat.

Bayu melantunkan ayat - ayat suci al Qur'an dengan merdu.

Setelah selesai shalat.

"Bacaanmu bagus banget Wan...Apakah kamu pernah ikut lomba baca al Qur'an.." ucap Khalisa penasaran.

"Iya...." ucap Bayu.

"Juara berapa?" ucap Khalisa.

"Harapan 1.." ucap Bayu.

"Wooww.... Hebat sekali kamu nak... Berbeda dengan Papanya Putri.." ucap ibunya Khalisa.

"Gimana suaraku mau bagus ma... Mama sendiri yang menyarankan Papa pakai biji kedondong agar suaraku bagus.

"Bukannya bagus malah jadi hancur..." ucap Hendra.

Bayu hendak tertawa,tapi di tahan.

Mereka pun berjalan ke ruang tamu.

Lalu Bayu bersalaman pada ke dua orang tua Khalisa.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam " ucap kedua orang tua Khalisa dan Khalisa.

Khalisa mengantar Bayu sampai di dekat jalan raya.

Begitu Bayu sudah jauh,Khalisa masuk ke dalam rumah.

---***----

Jam 19.50.

Bayu berada di pos ronda bersama Lukman.

Mereka menunggu Bimo dan Daniel.

"Tadi Lisa pulang jam berapa Bay..." ucap Lukman.

"Jam 5 Man..Tahu gak kamu Man..." ucap Bayu.

"Tahu bulat di goreng dadakan?" ucap Lukman.

"Jancoook...Bukan itu. ." ucap Bayu.

"Lah terus tahu apa?" ucap Lukman.

"Aku tadi ngantar Putri kerumahnya bertemu dengan ayahnya..." ucap Bayu.

"Lah teruus...?" ucap Lukman.

Tiba - tiba muncul Bimo dan Daniel.

Bayu dan Lukman bersalaman pada Daniel dan Bimo.

"Lama banget kamu Nil...

"Kamu berendam dulu kah sama Kebo?" ucap Lukman.

"Iyaa... Tadi kita berendam di sungai. " ucap Daniel.

"Ciee...Ciee...Ciee... Nanti ada yang cemburu loh..." ucap Bayu.

"Waaasssuuu...." ucap Bimo dan Lukman.

"Ha...Ha....Ha...Ha...Ha.... Bayu dan Daniel tertawa.

"Ini tadi aku mampir beli minuman sama cemilan... Mana enak ngumpul kalau gak ada makan dan minum" ucap Daniel.

"Gak sekalian mampir beli kasur,jadi kita nginap di pos ronda.." ucap Bayu.

"Waaah.... Ide yang bagus itu... Nanti kasur di rumahmu tak angkut ke sini saja Ya?" ucap Daniel.

" Jangkreeek..... " ucap Bayu

"Huakakakakakakaka.... Lukman,Bimo dan Daniel tertawa.

"Tadi Lisa pulang jam berapa Yu.." ucap Bimo.

"Jam 5 Bim..." ucap Bayu sambil mengambil botol minuman.

"Lisa?? Lisa yang anak baru yang tinggal di jalan Melati itu bukan?" ucap Daniel.

"Iyooo..." ucap Bimo.

"Ooo... Eh ngomong - ngomong di sekolahmu kegiataanya apa saja?" ucap Daniel.

"Di suruh buat tas dari jerigen,buat topi kertas,besok di suruh buat papan nama dan bawa spidol Nil..." ucap Bayu.

"Tahu gak Nil... Kita berempat orang yang tercepat mengerjakan tugas .." ucap Lukman sambil menguyah kacang atom.

"Emangnya tugas apa yang di kasih itu? " ucap Daniel.

"Kita di suruh mengumpulkan tanda tangan yang sesuai dengan warna pita.." ucap Bimo menimpali.

Lukman pun menceritakan kejadian di sekolahnya.

"Jancoook..... Di sekolahku juga hampir sama,tapi aku gak bisa.. Resek - resek kakak kelasnya.Tapi bedanya kita gak di suruh buat yang aneh - aneh.." ucap Daniel.

Seiring berjalannya waktu,datanglah beberapa warga ke pos ronda.

"Weeeii.... Empat sekawan ngumpul di pos ronda." ucap Pria dewasa ketika datang.

"Iya pak.... " ucap Bayu.

Mereka memgobrol sambil main kartu remi. Nampak Lukman dan Bayu telinganya di gantung botol kecil karena kalah.

Jam menunjukkan 11. 10.

Bayu dan ke tiga temannya memutuskan untuk pulang. Letak pos ronda itu berada di pinggir jalan utama hendak masuk ke dalam jalan Mawar.

Bayu pulang bersama Edi jalan kaki.

"Kamu gak ada kasih tahu ke orang lain kan tentang teman - temanku yang merokok itu Bay?" ucap Edi.

"Ya enggaklah kang... Ngapain juga aku ngasih tahu..." ucap Bayu.

Bayu sudah sampai di deoan rumahnya,lalu Edi melanjutkan jalan kakinya.

---***---

Pagi jam 4.10

Bayu terbangun dari tidurnya. Lalu keluar kamar.

Nampak lampu tengah masih mati,Bayu menyalakan lampu ruangan itu,lalu berjalan ke kamar ibunya.

"Bu.... Banguuun...." ucap Bayu sambil mengetuk pintu.

"Iya nak...." suara Hana.

Bayu berjalan ke dapur untuk mengambil air minum.

Kemudian berolah raga seperti biasanya di jalan raya.

setelah berkeliling berapa putaran,Bayu kembali kerumahnya sebelum matahari muncul..

Jam 6.20.

Bayu berada di depan rumah Khalisa. Nampak Khalisa duduk di teras bersama ayahnya.

"Assalam mu'alaikum "ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam " ucap Khalisa dan Hendra.

Khalisa naik di sepeda Bayu,lalu mereka meninggalkan rumah Khalisa.

"Jadi teringat masa muda dulu..." ucap Hendra dalam hati ketika melihat anaknya pergi di bonceng naik sepeda oleh Bayu.

---***---

Hari berganti bulan. Tak terasa sudah 1 tahun.

Bayu mengetahui dari Hendra bahwa dirinya seorang pegawai dari perusahaan,bukan seorang polisi saat mengobrol berdua. Bayu menggelitik Khalisa saat Khalisa bermain kerumah Bayu,karena di kerjai oleh Khalisa.

Bayu,Lukman,Bimo dan Khalisa sering berkumpul bersama. Kadang Khalisa menginap di rumah Bayu,Khalisa tidur bersama Hana.
Kadang keluarga Khalisa berkunjung ke rumah Bayu. Khalisa sering membantu ibunya Bayu saat ibunya Bayu mendapat orderan menjahit.

Karena sering bersama,timbullah rasa suka Bayu terhadap Khalisa. Begitu juga Khalisa.

Kini Bayu dan Khalisa berada di pantai. Karena keluarga Khalisa mengajak Bayu dan ibunya berlibur.

"Wan.... Aku punya sesuatu untukmu" ucap Khalisa saat duduk di gazebo berdua saja.

"Hem...Apa itu Put..."ucap Bayu.

"Tutup matamu dulu... Gak boleh ngintip."ucap Khalisa.

"Yo wess..." ucap Bayu. Lalu ia menutup matanya.

Khalisa mengeluarkan kado dari dalam tas yang ia bawa.

"Sekarang buka matamu..."ucap Khalisa.

Bayu membuka matanya.

"Apa ini Put..." ucap Bayu melihat kotak kecil.

"Bukalah..." ucap Khalisa.

Bayu membuka kotak kecil tersebut. Nampak sebuah jam tangan merk Rolex di dalam kotak kecil tersebut.

"Terima kasih ya Put...Tapi aku gak bawa kado untukmu..." ucap Bayu.

"Aku berlibur bersamamu merupakan kado spesial buatku.," ucap Khalisa.

Khalisa memakaikan jam tangan di tangan Bayu,tapi sayang kelonggaran. Jadi jam tersebut tidak dipakai,lalu di simpan.

Kemudian mereka jalan - jalan di pinggir pantai.

Saat melihat ada penjual cindramata,mereka berjalan ke arah stand tersebut.

Bayu melihat kalung yang terbuat dari batok kelapa.

"Kamu suka gak kalung ini Put?" ucap Bayu sambil menunjuk Kalung berbentuk Hati.

"Sukaa..." ucap Khalisa

"Mau di ukir apa tidak Mas..." ucap penjual.

"Hem.... Di ukir pak.." ucap Khalisa.

"Buat maksimal 3 huruf" ucap penjual.

penjual menyodorkan kertas,lalu Khalisa menulis yang mau di ukir.

AWAN & PUTRI.

Setelah selesai,Bayu memakaikan kalung itu di leher Khalisa.

Begitu sebaliknya,Khalisa memakaikan kalung di leher Bayu.

Bayu membayar kalung tersebut.

Seharian mereka bermain bersama.

Saat menjelang sore.

Mereka duduk di batang pohon yang roboh untuk melihat matahari terbenam

"Wan..." ucap Khalisa. sambil menatap lautan.

"Iya Put..." ucap Bayu.

"Aku... Aku ...Menyukaimu..." ucap Khalisa.

"Sama... Aku juga menyukaimu..." ucap Bayu sambil menatap lautan

Bayu memegang tangan Khalisa sambil menikmati pemandangan alam. Khalisa menoleh ke Bayu,lalu menyenderkan kepalanya di bahu Bayu.

Tak lama kemudian datanglah Hendra dari belakang.

"Awan....Putri... Ayo magriban dulu,habis itu kita pulang..." ucap Hendra.

Bayu reflek melepas genggaman tanganya,begitu pula Khalisa.

"Iya Pa..." ucap Khalisa.

Setelah mereka shalat,mereka pun pulang.

Khalisa tidur di pundak Bayu.

Tak terasa Liburan sekolah sudah selesai. Mereka masuk sekolah kembali seperti biasa.

Pagi hari,Bayu menjemput Khalisa untuk berangkat bersama seperti biasa.

Namun,saat selesai Ujian semester. Keluarga Khalisa pindah rumah. Di karenakan Hendra mendapat SK penempatan di luar daerah.

Khalisa yang mendapat kabar itu dari ibunya lantas menangis dan mengurung diri di dalam kamar. Karena tak mau berpisah dengan Awan.

Ibunya Khalisa mencoba menenangkan Khalisa.

"Kalau kamu berjodoh dengan Awan,pasti akan bertemu lagi nak.." ucap ibunya Khalisa.

Akhirnya keluarga Khalisa pindah,Khalisa tak memberi tahu Awan. Karena dia merasa sangat sedih sekali ketika berpisah dengan pujaan hatinya.

Kedua orang tua Khalisa datang kerumah Awan,akan tetapi Khalisa tidak ikut. Bayu tak ada dirumah karena pergi bersama Bimo.

Begitu Awan pulang kerumah,Hana memberi tahu Bayu bahwa Khalisa pindah rumah.

Bayu terkejut,lalu bergegas kerumah Khalisa.
 
SEBUAH PESAN DI RADIO



Bayu berada di depan rumah Khalisa yang sepi dan gelap.

"Mengapa kamu pergi meninggalkan aku Put.. " ucap Bayu.

Nampak air mata keluar lalu merembes ke wajahnya Bayu.

Saat itu Bayu belum memiliki HP,karena HP masih barang mahal,belum ada HP android.

Bayu juga tak memiliki nomor HP ayahnya Khalisa.

Setelah berdiri selama 1 jam di depan rumah Khalisa,Bayu kembali pulang dengan perasaan sedih.

Setelah sampai di rumah,Bayu langsung masuk tanpa mengucapkan salam,lalu masuk ke dalam kamar tidur.

Hana yang melihat putra masuk ke kamar dalam ke adaan sedih lalu menghampiri Bayu.

"Ibu boleh masuk nak..." ucap Hana di depan pintu kamar Bayu.

"Masuk saja bu... " suara Bayu dari dalam kamar.

Hana masuk ke dalam kamar Bayu,lalu duduk di dekat Bayu yang sedang tidur menyamping membelakanginya.

"Mamanya Putri menitipkan sesuatu padamu...

Hana memberikan sebuah surat pada Bayu.

"Kalau kamu berjodoh dengan Putri,pasti akan bertemu lagi.." ucap Hana.

"Apa ibu tahu no HP pak Hendra bu..?" ucap Bayu.

"Enggak nak... Ayoo makan nak.." ucap Hana.

"Bayu gak lapar bu... " ucap Bayu.

"Ya sudah... Ibu tinggal dulu ke depan.." ucap Hana.

Kemudian Hana keluar dari kamar Bayu.

"Tega kamu Put...

"Pergi tidak bilang padaku...

"Pantas saja tadi kamu pulang cepat..." ucap Bayu.

Kemudian Bayu membuka surat yang diberikan pada ibunya.

Dear Awanku.

Maaf aku tak berani menemuimu dan mengatakannya langsung padamu.

Ayahku mendapatkan SK keluar daerah,mau tak mau aku harus meninggalkanmu.

Jujur...

Hatiku sakit saat mengetahuinya.

Semoga kamu mendapat pengganti yang lebih baik dariku.

Salam sayang dan cinta untukmu wahai kekasih hatiku.

Khalisa Putri Pertiwi.


Tangisan Bayu pecah saat selesai membaca surat tersebut.

Hingga tak terasa mata Bayu terpejam.

Pukul 4.05.

Bayu membuka mata,lalu bangun.

Kemudian keluar kamar.

Seperti biasa,Bayu membangunkan ibunya.Lalu pergi keluar untuk lari pagi.

Kali ini Bayu berlari menuju rumah Khalisa.

"Bayuuuu...."teriak seseorang dari pos ronda.

"Ya......" ucap Bayu nyaring.

"Kok mlayu rono..." suara dari pos ronda.

"Cari suasana baru pak..." ucap Bayu nyaring,lalu melanjutkan larinya.

Tak lama kemudian Bayu sudah sampai di depan rumah Khalisa.

Nampak rumah itu masih gelap seperti sebelumnya.

"Aku tak akan bisa melupakanmu...

"Kamu adalah cinta pertamaku...

"Semoga kamu mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku..." ucap Bayu lirih.

Kemudian Bayu berlari ke arah rumahnya.Saat Bayu akan melewati tetangganya bernama Wati,Bayu melihat sosok mengendap - endap keluar dari rumah Wati.

Wati adalah seorang wanita yang di ceraikan oleh suaminya,kini Wati tinggal sendiri di rumah tersebut.

"Siapa ya.... ??

"Samperin sajalah..." ucap Bayu dalam hati.

Bayu perlahan mendekati sosok tersebut.

Saat terkena cahaya lampu,Bayu melihat sosok itu memakai sarung,rambutnya pendek,namun wajahnya tak kelihatan karena membelakangi Bayu.

Bayu mengambil sebongkah batu yang besar yang ada di pinggir jalan.

"Maling neh..." gumam Bayu.

Jarak Bayu dengan pria bersarung hanya 5 meter,tiba - tiba pria bersarung menoleh ke belakang.

"Bayuuu...." ucap Pria bersarung terkejut saat melihat Bayu ada di belakangnya.

"Pak Warsoo..!!!???." ucap Bayu terkejut.

Bayu mengenal Warso. Karena sering bertemu di pos ronda,dan dia adalah suami bu Halimah pemilik penggilingan padi dan memiliki sawah yang luas.

Warso mendekati Bayu,takut salah paham,karena ia melihat Bayu memegang batu besar.

"Waasssuu... Untung aku lihat kebelakang,jika enggak,bonyok aku,lalu aku di ceraikan sama istriku" ucap pak Warso dalam hati.

"Aku bukan maling loh Yu..." ucap pak Warso lirih.

"Kalau bukan maling,lantas kenapa bapak keluar dari rumah mbak Wati seperti maling?" ucap Bayu heran.

"Dah diem saja... Ini ada uang jajan untukmu... Kamu jangan bilang ke siapa - siapa ya.. Terutama istri dan anakku" ucap pak Warso sambil memberikan uang 500 ribu ke Bayu.

"Ini uang apa pak?" ucap Bayu bingung.

"Buatmu jajan... Tapi jangan kasih tau ke keluargaku ya Yu kalau aku habis dari rumah Wati.." ucap oak Warso.

"Ooo... Begitu...Siap pak..Suwun yoo pak.." ucap Bayu.

"Mayan dapat uang..." ucap Bayu dalam hati.

Kemudian Warso dan Bayu berjalan bersama.

Ketika sampai di persimpangan jalan mereka berpisah,karena arah jalan pulang mereka berbeda.

---***---

Jam 8.45.

Bayu duduk di teras rumah sambil melamun.Bayu tak masuk sekolah karena hari minggu.

Hana yang melihat anak melamun merasa sedih. Lalu menghampiri Bayu

"Yang sabar ya nak." ucap Hana.

"Iya bu... " ucap Bayu.

Bayu berdiri lalu berjalan ke warung. Kemudian mengambil sebatang rokok surya yang ada di dalam kaleng lalu membakarnya.

Uhuk...Uhukk.... Bayu terbatuk. Karena baru pertama kali merokok.

Lalu Bayu mengambil minuman kemasan lalu meminumnya,setelah itu di hisap lagi pelan - pelan.

Hana yang mendengar Bayu terbatuk - batuk langsung menghampiri Bayu.

Bayuuuuu...." ucap Hana panik.
Ia berpikir anaknya meminum racun serangga karena di tinggal pergi oleh kekasihnya.

Begitu masuk ke warung,Hana melihat Bayu merokok.

"Maaf bu...Bayu merokok...

"Karena Bayu pusing..." ucap Bayu.

Hana memeluk Bayu. Ia tak berani memarahi anak semata wayangnya, sebab ia tahu keadaan Bayu sekarang.

"Iya... Tapi jangan keseringan ya nak..." ucap Hana.

"Iya bu..." ucap Bayu.

"Assalam mua'alaikum.... Bayuuuu...." suara Bimo.

"Wa'alaikum salam Bo....Aku di warung..." ucap Bayu.

Lalu Bimo muncul di depan warung.

"Mau ikut aku gak ambil mangga di tempat pak Hasan?" ucap Bimo.

"Hemmm... Ayooo..

"Bu.... Bayu pergi dulu ya." ucap Bayu.

"Iya nak" ucap Hana.

Bayu mencium tangan Hana,lalu keluar untuk mengambil sepedanya.

"Jancoook.... Kamu ngerokok sekarang Yu?" ucap Bimo saat melihat ada rokok di tangan Bayu.

"Iya... Aku lagi pusing Mo.." ucap Bayu.

"Pusing kenapa?" ucap Bimo.

"Putri pindah rumah..." ucap Bayu.

"APAAAA......!!!!??? Bimo terkejut.

"Serius itu Yu...." ucap Bimo.

"Iya aku serius...Jadi kerumah pak Hasan gak neh,kalau gak jadi aku taruh lagi sepedaku" ucap Bayu.

"Jadi lah... Ayooo" ucap Bimo.

Mereka pun berangkat ke rumah Hasan yang jaraknya 900 meter dari rumah Bayu.

Tak lama kemudian mereka sampai.

Di sana sudah Lukman yang menunggu kedatangan Bayu dan Bimo.

"Suwine cook..." ucap Lukman

"Waasssuuu... Ini si wedhus curhat sama aku " ucap Bimo.

"Curhat opo?" ucap Lukman.

"Nanti saja ceritanya.. Ayoo temui pak Hasan.." ucap Bayu.

Lukman memegang kening Bayu.Karena sifat Bayu tak seperti biasanya.

"Kamu sakit Bay?" ucap Lukman karena melihat ada rokok terselip di jari Bayu.

"Enggak...." ucap Bayu.

Bimo menarik Lukman.

Lalu mereka menemui Pak Hasan.

Pak Hasan menyuruh Bimo dan Lukman untuk memanen Mangga miliknya.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bimo.

Seorang gadis muncul di balik pintu.

Mereka mengenal gadis itu,gadis itu bernama Aminah.

"Wa'alaikum salam...

"Bapak tadi ke pasar,kata bapakku kalian langsung petik aja,tiang galahnya ada di samping rumah" ucap gadis itu.

"Ooo... Begitu ya Mbak... Okelah kalau begitu..." ucap Bimo.

Mereka bertiga kemudian berjalan ke samping rumah untuk mengambil kayu galah. Kemudian mereka berjalan ke kebun mangga milik pak Hasan yang tak jauh dari rumahnya.

Bayu membawa keranjang bersama Bimo,Lukman membawa kayu galah.

Begitu sampai di kebun mereka memetik mangga tersebut.

Bayu memetik dengan cepat,karena jiwanya masih emosi di tinggal oleh Khalisa.

"Kesurupan apa teman kita ini Bo..? ucap Lukman sambil menahan buah mangga yang jatuh dengan kain.

"Husst... Diem saja...Nanti kalau dah selesai Bayu akan cerita" ucap Bimo sambil memperhatikan buah yang di petik Bayu.

Tak terasa sudah terkumpul 30 keranjang mangga, lalu datanglah Aminah membawa keranjang.

"Makan dulu kang..." ucap Aminah.

"Iya mbak...." ucap Bayu,Lukman Dan Bimo.

Mereka kemudian istirahat.

"Gak percuma bapakku mempercayakan kalian,sudah siang kalian mengumpulkan mangga sudah banyak." ucap Aminah.

"Gimana gak banyak Mbak... Yang metik seperti orang kesurupan...." ucap Bimo.

"Kesurupan?? Siapa yang kesurupan Kang.." ucap Aminah.

"Itu si Bayu..." ucap Lukman.

Aminah melihat ke arah Bayu duduk diam sambil menghembuskan asap rokok.

"Oooo... Yo wes... Aku balik dulu..." ucap Aminah.

Lukman menyodorkan gelas berisi teh dan ubi kukus pada Bayu.

"Neh Bay... " ucap Lukman.

Bayu menerima lalu memakan ubi tersebut.

Setelah istirahat sejenak,mereka melanjutkan kembali.

Bayu kembali memetik mangga dengan cepat,tanpa bicara sepatah kata pun.

Tak terasa sudah terkumpul 80 keranjang mangga.

Lalu pak Hasan datang.

"Waaah.... Kalian cepat sekali panennya." ucap Pak Hasan.

"Iya Pak..." ucap Bimo.

Nampak Bayu masih memetik mangga yang sudah tua.

"Bayu...Ini keranjang terakhir loh..." ucap Lukman.

"Iya" ucap Bayu.

Setelah keranjang terakhir terisi,mereka istirahat.

"Bimo...Ambil gerobak di belakang rumah ya..Buat angkutin ini mangganya," ucap pak Hasan.

"Injih Pak..." ucap Bimo.

Bimo berjalan ke arah rumah pak Hasan.

Lalu Pak Hasan berjalan mengecek mangga yang di petik.

"Bagus juga kerjaan mereka.." ucap pak Hasan dalam hati melihat buah mangga tak ada yang cacat.

Lalu pak Hasan kembali kerumahnya.

Lukman duduk di samping Bayu.

"Ada apa denganmu wahai kisanak yang tampan..." ucap Lukman.

"Putri pindah rumah..." ucap Bayu.

"APAAAAAA.....!!!!??? Lukman terkejut.

Lukman kini paham,mengapa Bayu berubah sikap.

"Seng sabar mas broo... Kalau dia jodohmu,kalian akan bertemu lagi..." ucap Lukman mencoba memghibur.

Tak lama kemudian,Bimo datang membawa gerobak.

Bayu dan Lukman memgangkat keranjang Mangga bersama - sama.Setelah penuh,Bimo membawa ke rumah pak Hasan.

Setelah angkatan terakhir, mereka berjalan ke rumah pak Hasan.

Kini mereka berada di teras rumah pak Hasan.

"Matur suwun yoo... Ini upah untuk kalian..." ucap pak Hasan sambil memberikan uang pada Bimo,lalu Lukman.

Saat memberikan kepada Bayu,Bayu diam saja tak menerima uang yang di berikan pak Hasan.

Lalu Lukman yang memgambilnya.

"Matur suwun pak...

"Kita pamit pulang...

"Assalam mu'alaikum." ucap Bimo dan Lukman.

Lalu Lukman menarik tangan Bayu untuk pulang karena Bayu diam saja.

"Kemana lagi kita?" ucap Bayu.

"Ini uangmu Bay..." ucap Lukman.

"Ambil aja..." ucap Bayu tak mau menerima uang tersebut.

Lalu Lukman memasukkan ke dalam kantong celana Bayu.

"Ya kita pulang lah Yu...Kan dah selesai.." ucap Bimo.

"Oke.." ucap Bayu.

Mereka pulang kerumah.

"Bay... Aku langsung pulang " ucap Lukman.

"Aku juga... Nanti malam habis isya ke pos ronda ya..." ucap Bimo.

"Yaa..." ucap Bayu.

Bayu meletakkam sepedanya lalu berjalan ke dalam rumah.

"Assalam mu'alaikum...Bu....Bayu pulang..." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam..." suara Hana dari dalam warung.

Bayu kemudian mandi,setelah itu Shalat. Kemudian duduk di teras.

Bayu menyalakan radio bututnya.

Terdengar lagu pop

Putri gadis belia yang baru melek 🎶
Jadi liar karena ingin keren🎶
Dan dibilang trendi🎶

Putri harusnya kamu ada di rumah 🎶
Isi pr atau les fisika🎶
Bukan di diskotik🎶

Saat lagu itu selesai di putar,ada suara pengisi radio.

"Kali ini ada pesan,pesan itu datangnya 3 hari yang lalu,tapi dia minta dibacanya hari ini. Oke langsung saja.

Hana mendatangi Bayu yang duduk termenung.

" Awanku...

Hana yang hendak bicara tak jadi karena mendengar suara radio menyebut nama awan.

" Aku bahagia sekali bisa mengenalmu,bersamamu,belajar bersamamu. Semoga hubungan kita akan selamanya langggeng dan bahagia hingga di pelaminan nanti...Dari kekasih hatimu Putri.

"Waah... Romantis sekali. Semoga saja hubungan kalian langgeng sampai di pelaminan ya..Amiiin... " suara pembawa acara di radio.

"Waaasssuuuuu... Sempat - sempatnya dia kirim pesan ke radio." ucap Bayu dalam hati.

Bayu kembali meneteskan air matanya.

Hana tak jadi bicara,lalu ia masuk ke dalam rumah.

Khalisa ingin memberikan kejutan saat datang kerumahnya Bayu hari minggu,tapi sayang ia tidak bisa datang,dan harus meninggalkan Bayu.

"Putri...Putriii... Aku akan menjaga hatiku untukmu sampai aku mati" ucap Bayu dalam hati.

---***---

Malam hari tiba,Bayu berada di pos ronda.

Bayu menunggu sahabatnya datang sambil memainkan gitar. Karena Bayu sendirian di pos ronda.

Tak lama kemudian Bimo,Lukman dan Daniel datang.

"Juancoook... Kalian datangnya lama sekali.. Hampir aja aku bakar neh pos rondanya.." ucap Bayu pura - pura marah.

"Slow bro....Sloww...Jangan emosi... Kalau emosi nanti Mak lampir datang kesini.." ucap Daniel.

"Mana minumanku...Haus tahu..." ucap Bayu.

Danil memberikan minuman kepada Bayu.

Lukman memegang kening Bayu.

"Awakmu wes waras po jek kesurupan?" ucap Lukman.

"Waras lah Man...Kalau gak waras aku gak datang ke sini. Mending aku tidur.." ucap Bayu.

"Syukurlah..." ucap Daniel.

"Bulan depan kampung sebelah mengadakan lomba sepak bola...Ikut apa gak Yu..." ucap Bimo.

"Heemmm.... Ayooo...Aku ikut.. Lalu siapa aja tim kita..." ucap Bayu.

"Seperti biasa lah Bay..." ucap Edi tiba - tiba muncul.

"Bangkek...Ngaget - ngagetin wong waee..." ucap Bayu.

"Hahahahahahaha......Edi tertawa.

"Tumben kesini kang... " ucap Bayu.

"Neh si Kebo yang ngajakin..." ucap Edi sambil nunjuk Bimo.

"Iyoo Yu...Aku takut kamu jadi patung karena kebanyakan diem..."ucap Bimo.

"Taeeek....Emangnya aku ini di masukin ke dalam corran semen apa....?" ucap Bayu.

"Bisa jadi... Kalau jadi patung entar kita pajang di tugu. Lalu di buat tulisan,pahlawan desa Sidodadi." ucap Daniel.

"Waaasssuuuu...." ucap Bayu.

Namun tiba - tiba terdengar sirine mobil polisi,lalu mobil polisi itu melewati mereka.

"Lah...Kok ada polisi...Tumben..." ucap Lukman.

Lalu ada seseorang naik sepeda montor menghampiri mereka.

"Di jalan Melati ada kasus pembunuhan..." ucap pria dewasa.

"HAAAAAAH....!!!??? Mereka terkejut.

"Siapa yang di bunuh pak ?" ucap Bayu.

"Dengar - dengar dekat rumahnya Wati.." ucap pria itu.

"Ayooo kesana Yuuk..." ucap Lukman.

"Ayooook...."ucap Bayu,Bimo,Daniel,Edi serempak.

"Bentar aku ambil sepeda dulu..." ucap Bayu.

Bayu berlari kerumahnya. Karena sering berlari,jadi Bayu ceoat sampai,lalu mengambil sepedanya,kemudian memacu sepedanya ke arah pos ronda.

Begitu sampai,mereka pergi bersama - sama. Edi di gonceng oleh Bayu.

Tak lama kemudian mereka sampai.

Ada mobil ambulans datang.

Bayu melihat ada Pak Warso dan Wati,kemudian ada seorang wanita naik kemobil polisi,lalu ada seorang polisi memasang garis polisi.

"Apa yang terjadi pak ?" ucap Bayu bertanya kepada seorang pria dewasa.

Namun ketika pria itu hendak menjawab,seorang polisi mendatangi Bayu.

"Apakah anda Bayu..." ucap Polisi.

"Iya Pak... Ada apa?" ucap Bayu heran.

"Ikut kami kekantor polisi..." ucap Polisi .

"Heeeeh....!!!!??? Bayu terkejut.

"Salah aku apa pak?" ucap Bayu.

"Menurut keterangan Pak Warso,Bayu mengetahui bahwa Wati mempunyai hutang kepada pak Warso." ucap Polisi.

"Yoo aku gak tahu. Kok tanya saya..." ucap Bayu.

"Ikut saja sebagai saksi...." ucap polisi.

"Jancoook...." ucap Bayu.

Mau gak mau Bayu ikut.

"Kang Edi...Tolong antarkan sepedaku kerumah..." ucap Bayu.

"Yooo..." ucap Edi

Lalu mobil polisi itu berjalan menjauhi kerumunan orang - orang.
 
KALIAN MEMANG SAHABAT SEJATIKU




Edi mengayuh sepeda milik Bayu. Ketika sampai di rumah Bayu.

"Assalam mu'alaikum... Bu...Bu Bayu..." ucap Edi agak nyaring.

Lalu Hana membuka pintu.

"Wa'laikum salam....Ooh... Nak Edi.. Ada apa?

Hana melihat sepeda Bayu,tapi tak melihat Bayu,sebab tadi ia melihat Bayu memgambil sepedanya lalu pergi.

"Bayu mana?" ucap Hana.

"Bayu di bawa ke kantor polisi bu.. " ucap Edi.

"APAAAAA......" ucap Hana terkejut dan shochk.

"Apa yang di lakukan oleh Bayu sehingga polisi membawanya?" ucap Hana cemas.

"Kata polisi hanya sebagai saksi jika mbak Wati mempunyai hutang pada Pak Warso..Karena suami tetangga mbak Wati tewas dibunuh oleh istrinya di rumah mbak Wati. Begitu buu.." ucap Edi.

Hana yang mendengar berita itu lantas tidak cemas dan panik. Ia hanya bisa menunggu,tak berani keluar malam - malam bila tidak terlalu gawat darurat. Hana yakin bahwa Bayu akan pulang kerumah.

----****----

Di kantor polisi.

Bayu duduk di ruangan bersama 2 orang polisi.

"Apakah saudara Bayu mengetahui bila saudari Wati memiliki hutang?" ucap Polisi 1 yang berdiri,sedang polisi satunya duduk di hadapan mesin ketik.

"Aku mau choki - choki" ucap Bayu.

Jleek...Jlek...Jlek... Polisi 2 berhenti mengetik,karena jawaban Bayu tak sesuai dengan pertanyaan.

"Jawab yang benar..." ucap Polisi 1.

"Ogaaah... Kalau tak ada choki - choki aku gak mau jawab.." ucap Bayu.

"Kalau tak bisa di ajak kerja sama,maka saudara bayu bisa di penjara" ucap polisi 1.

"Bila aku di penjara,maka bapak dan rumah bapak akan di bakar oleh warga desa karena memenjarakan aku yang bersalah." ucap Bayu.

"Anda mengancam?" ucap polisi 1 nampak menahan amarah.

"Tidak... Ngapain aku ngancam. Kalau tidak mau belikan maka aku pergi." ucap Bayu.

Polisi 1 hendak bicara tiba - tiba ada suara keributan di luar.

Lalu polisi 1 itu keluar ruangan untuk melihat.

5 menit kemudian polisi 1 itu kembali dengan wajah tegang.

"Tunggu... Aku akan membelikanmu choki - choki..." ucap polisi 1.

"Jangan lupa teh kotak..." ucap Bayu.

"Iya...." ucap Polisi 1.

Polisi 2 penasaran dengan temannya itu,.

"Jangan keluar dari ruangan ini,aku mau ke kamar mandi "ucap polisi 2.

Bayu tak menjawab .

,"Jancook... Ini yang ke dua kali aku ke kantor polisi di tanyain... Ya aku gak mau jawab,lha wong aku gak salah kok" ucap Bayu dalam hati.

Setelah beberapa menit,polisi 2 datang.

"Gilaaa ne pemuda.

"Ucapannya tadi terbukti...Warga Sidodadi pada ngumpul di depan..." ucap Polisi 2 dalam hati.

Lalu polisi 1 datang dengan membawa Choki - choki 1 kotak dan 1 teh kotak.

"Nah gitu donk... Masa tamu gak di suguhi minuman.Nunggu tamunya yang minta..." ucap Bayu sambil memasukkan sedotan ke teh kotak. Setelah itu memakan choki - choki.

"Waaassuu ini orang.... Dukun kayaknya... " ucap Polisi dalam hati.

"Apakah bisa di mulai.." ucap Polisi 1

"Monggooo...." ucap Bayu.

"Apakah saudara Bayu kenal dengan Pak Warso dan Bu Wati?" ucap Polisi 1.

"Kenal..." ucap Bayu.

Jlek...Jlek....Jlek....Jlek.... Suara mesin ketik.

"Apakah saudara Bayu tahu bahwa bu wati punya hutang kepada Bu Wati?" ucap Polisi 2.

Bayu teringat,bahwa Pak Warso ada bilang Wati punya hutang,tapi saat di mobil polisi.

"Apa ini buat alasan ya untuk menemui Wati?" ucap Bayu dalam hati.

"Dulu seh iya,gak tahu sudah lunas apa belum..Soalnya bukan urusanku..." ucap Bayu sambil memakan choki - choki.

Beberapa pertanyaan di tanyakan oleh polisi tersebut.

Tak terasa Bayu selesai menjawab pertanyaan.

"Apa aku boleh pulang?" ucap Bayu.

"Iya boleh..." ucap polisi 2.

"Aku gak di antar pulang? " ucap Bayu.

"Tidak...." ucap Polisi 2.

"Polisi payahhh... Mau jemput,tapi gak mau ngantarin... Semoga saja jika kalian mati gak ada yang ngatarin ke kuburan terakhir kalian.." ucap Bayu dongkol. Sebab sebelumnya ia pernah mengalamin,saat selesai memverikan keterangan ,Bayu tidak di antar pulang oleh polisi.

"Apa kamu bilang ?" ucap Polisi 1.

Bayu diam tak menjawab,ia mengambil sisa choki - choki yang ada di kotak.Lalu berjalan keluar.

"Ciihh.... Kirain mau mukul,kalau mukul akan aku balas hingga gak bisa jalan...." ucap Bayu dalam hati.

Nampak Pak Warso dan Wati berada di lorong,kemudian menghampiri Bayu.

"Gimana Bay...?" ucap pak Warso.

"Beres pak.... " ucap Bayu.

"Yo Wes.... Besok kerumahku yoo..." ucap Pak Warso.

Mereka pun keluar kantor polisi.

Nampak beberapa warga berkumpul di teras.

"Alhamdulilah kamu gakpapa Yu...Bayu .." ucap seorang pria setengah baya.

"Injih Pak lurah... Aku gak ada salah kok" ucap Bayu yang mengenal pria tersebut.

"Jika kamu di penjara,maka aku dan yang lainnya akan protes,bila perlu aku akan bawa banyak massa kemari.." ucap pria itu lagi.

Nampak seorang pria mengawasi Bayu dari kejauhan.

Kemudian Bayu naik truk bersama warga desa.
Pria yang mengawasi Bayu,mengeluarkan HP lalu menghubungi seseorang.

---***----

Bayu sudah di depan rumah.

"Matur suwun pak...." ucap Bayu.

"Yoo Le....." ucap beberapa orang yang naik truk.

Hana membuka pintu rumah karena mendengar suara truck di depan.

"Assalam mu'alaikum....." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam " ucap Hana sambil berlari . Kemudian memeluk Bayu.

Lalu mereka masuk kedalam rumah.

Bayu menceritakan kejadian di kantor polisi.
Tak ada yang di tutup - tutupi.

Lalu Bayu masuk kedalam kamar tidur.

Bayu melihat foto Khalisa dan dirinya terpajang di meja belajar saat mereka berlibur di pantai.

"Hai Put... Aku tadi habis dari kantor polisi..." ucap Bayu.

Bayu berbicara ke foto,seolah - olah ia berbicara pada Khalisa.

Setelah itu Bayu tidur karena mengantuk.

----***----

Pagi jam 3.50.

Bayu terbangun,Bayu melakukan kegiatan yang seperti biasa ia lakukan.

Liburan sekolah Bayu isi dengan bermain bersama teman - temannya,kadang membantu tetangga yang sedang mengadakan acara hajatan.

Liburan sekolah telah usai.

Bayu seperti biasa mengayuh sepedanya ke sekolah. Ia kini tak lagi membonceng Khalisa.

Bayu merasa kehilangan separuh hidupnya,karena tak lagi bersama dengan Khalisa. Ia berusaha tegar menghadapi ujian hidupnya.

Setelah sampai di sekolah,Bayu melihat kursi di sampingnya. Bayu merasakan Khalisa masih duduk di samping.

Bimo dan Lukman datang,lalu duduk di kursi.Mereka melihat Bayu pandangannya kosong,ia tak melihat ke arah temannya saat duduk,karena Bayu melihat ke samping terus. Bimo hendak menegur mengurungkan niatnya,begitu pula Lukman.

Saat pelajaran berlangsung. Bayu sering melamun.

Di depan kelas seorang guru menerangkan bagian organ tubuh manusia beserta fungsinya pada sebuah patung.

Namun saat guru itu melihat ke arah Bayu,Bayu tak melihat ke arahnya yang menerangkan

"Bayuuu......Maju kedepan" ucap guru Biologi yang seorang ibu - ibu.

Bayu tak merespon,meskipun pandangannya kedepan,tak melihat guru yang mengajar.

Bimo dan Lukman menoleh kebelakang.

Lukman menyentuh tangan Bayu.

"Bay....Di panggil bu Kartika itu loh..." ucap Lukman.

"EH....!!!??? Bayu terkejut.

"Apa Man...?" ucap Bayu.

"Bayu... Maju kedepan..." ucap bu Kartika.

Bayu berdiri lalu maju kedepan kelas.

"Coba kamu jelaskan nama organ tubuh manusia dan fungsinya..." ucap bu Kartika.

Bayu kemudian berdiri di samping patung,lalu menunjuk organ tubuh manusia.

"Ini Jantung,fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh...

"Ini Paru - paru fungsinya untuk bernafas...

"Ini Hati,fungsinya menjaga hatiku dan perasaanku yang kamu tinggalkan.." ucap Bayu.

Seketika seluruh murid di dalam kelas tertawa,kecuali Bimo dan Lukman.

Ha....Ha....Ha....Ha...Ha....Ha....Ha....

Bu Kartika menggeleng - geleng kepala.

"Dah duduk kembali sana...." ucap bu Kartika.

Bayu berjalan ke tempat duduknya.

Tak terasa bel istirahat berbunyi.

"Yu... Ke kantin yuuk..." ucap Bimo.

"Kalian saja... Aku di dalam kelas..." ucap Bayu.

"Yo wes.... Kita ke kantin dulu..." ucap Bimo.

Bimo dan Lukman keluar kelas.

Bayu menatap lagi kursi di sampingnya. Ia melihat bayangan Khalisa memberikan teh Kotak dan 2 bungkus choki - choki pada dirinya.

Tangan Bayu ke depan. Tapi bayangan itu hilang.

"Jangkreeek.... Meskipun kamu meninggalkan aku,tapi bayanganmu masih di sini. " ucap Bayu dalam hati.

Bimo dan Lukman masuk ke dalam kelas,kemudian Bimo menyodorkan teh kotak,Lukman menyodorkan 4 bungkus choki - choki.

"Neh broo..." ucap Bimo dan Lukman.

Bayu menoleh ke arah Lukman dan Bimo.
Ia melihat teh kotak di tangan Bimo dan Choki - choki di tangan Lukman.

"He....He....He...He.....

"Kalian emang sahabat sejatiku..." ucap Bayu lalu mengambil teh kotak dan choki - choki.

"Tuh teh kotak harganya 200 ribu sudah sama ongkos antar..." ucap Bimo.

Uhuuuk....Uhuuuk....Uhuuuk... Bayu kesedakan.

"Jancoook......." umpat Bayu.

"Hahahahahahahaha......Bimo tertawa.

"Terus ini choki - choki harganya berapa?" ucap Bayu.

"Murah aja Bay.... 1juta perbungkusnya... Soalnya aku beli di Irak sana..." ucap Lukman.

"Waaaassssuuuuu...." umpat Bayu.

Bayu tahu itu hanya bercanda untuk menghibur dirinya yang sedang sedih.

Tak terasa jam istirahat sudah selesai.

Guru matematika datang.

Bayu tak lagi melamun,ia melihat guru menerangkan di papan tulis.

Hari hari berlalu,Bayu sudah bersikap normal seperti biasa. Bayu keluar kelas bersama Bimo dan Lukman saat jam istirahat.

Begitu tiba hari kamis menjelang malam jum'at Kliwon. Badan Bayu lemas,ia hanya bisa berbaring saja,karena malas bergerak.

Nampak Bayu sedang menonton acara di tivi.

Mata Bayu berubah - ubah warnanya,Merah,lalu biru,lalu hitam,lalu ke hijau.

Hana dengan telaten merawat Bayu saat malam jum'at kliwon. Apa yang di minta oleh Bayu pasti di turutin.

"Bu... Bayu pengen choki - choki nah bu..." ucap Bayu.

"Bentar... Ibu ambil dulu..." ucap Hana kemudian berjalan ke arah warung.

"Sama teh kotak bu..." ucap Bayu.

"Iya nak...." ucap Hana.

Tak lama kemudian Hana datang membawa choki - choki dan teh kotak.

"Terima kasih bu... " ucap Bayu.

Bayu menyobek ujung bungkus choki - choki. Lalu menekan bungkus tersebut.

Marilah seluruh rakyat Indonesia 🎶
Arahkan pandanganmu ke depan🎶
Raihlah mimpimu bagi nusa bangsa🎶
Satukan tekadmu 'tuk masa depan🎶

Tak lama kemudian setelah lagu di iklan di tv selesai,muncul breaking news.

"Selamat malam pemirsa. Saya Khaterina membawakan sebuah Berita duka yang datangnya dari keluarga Mahendra . Pemimpin perusahaan Mahendra company yang bernama Khushandani Yudistira Mahendra yang berusia 125 tahun telah menghembuskan nafas terakhir saat di rawat di rumah sakit Bhayangkara.

Nampak gambar pemandangan di sebuah rumah sakit. Lalu muncul Pria Dewasa yang nampak berwibawa memakai Jas .

Hana tekejut melihat pria tersebut.Lalu Hana memindah channel siaran tv tersebut.

"Bu... Jangan di pindah...

"Bayu nonton Film Jet Li buu...." ucap Bayu.

"Bentar nak...Ibu lihat film kesukaan ibu. sebentaaaar aja..." ucap Hana alasan.

Aaarrrgghhh..... Jiwa di dalam Bayu berontak. Dirinya hendak marah karena terusik. Karena malam ini bertepatan hari lahirnya Bayu.

Berhubung badan Bayu lemas,ia pun tak bisa berbuat apa - apa.Jika badannya fit maka kekuatan yang ada di dalam diri Bayu akan menguasai diri Bayu,lalu menghajar Hana.Mata Bayu berubah merah pekat seluruhnya. Nafasnya terasa berat.

Tak lama kemudian,Hana memindah lagi channel tv ke semula.

Setelah Bayu melihat Film kesukaan telah main kembali,jiwa Bayu kembali tenang.

Mata Bayu kembali normal,kadang berubah - ubah warnanya. Nafasnya kembali teratur.

"Sial...***ra - gara berita itu,kekuatan di dalam Bayu berusaha menguasai dirinya,untung saja ini hari lahirnya dia..." ucap Hana dalam hati saat mengetahui mata Bayu berwarna merah pekat.

Hana pergi meninggalkan Bayu yang sendirian menonton telivisi.

Begitu Film itu telah selesai,Bayu mematikan tivinya lalu berdiri sekuat tenaga. Lalu berjalan pelan ke arah kamarnya,tak lupa mematikan lampu.

"Kenapa tiap malam jum'at Kliwon badanku lemas dan aku gampang emosi..." ucap Bayu dalam hati sambil berjalan.

Begitu sampai di tempat tidur,Bayu memejamkan matanya.

Pagi jam 4.00 Bayu terbangun. Ia berjalan pelan keluar kamar untuk membangunkan ibunya.

Begitu melihat lampu ruangan menyala.

"Ooo... Ibu sudah bangun ta...Ya sudah..." ucap Bayu dalam hati.

Bayu kemudian hendak berjalan ke dapur untuk minum,namun Hana menghampiri Bayu dengan membawa air putih,lalu Hana memberikan air tersebut.

Bayu meminumnya.

"Makasih ibuku sayang..." ucap Bayu.

"Iya anakku sayang...." ucap Hana.

Hana juga sama seperti Bayu,tapi itu dulu. setelah usia Hana 17 tahun. Hana tak lagi lemas setiap bulan,hanya pas ulang tahunnya saja ia lemas tak bertenaga.

Jam 6.20.

Lukman dan Bimo datang kerumah Bayu. Karena mereka tahu Bayu tidak akan masuk sekolah jika jum' at Kliwon.

"Assalam mu'alaikum....." suara Bimo dan Lukman.

"Wa'alaikum salam..." ucap Bayu dan Hana.

Hana berjalan ke luar rumah sambil membawa surat untuk dititipkan ke Bimo atau Lukman.

Setelah sampai di depan rumah.

"Maaf ya ibu merepotkan kalian..." ucap Hana sambil memberikan surat pada Lukman.

"Gak apa - apa bu.... Santai saja..." ucap Lukman.

"Ya sudah,kita berangkat sekolah dulu bu,takut telat..." ucap Bimo.

"Iya...." ucap Hana.

"Assalam mu'alaikum" ucap Bimo dan Lukman.

"Wa'alaikum salam...." ucap Hana.
 
BELAJAR MENGENDARAI MOBIL



Minggu Jam 9.20.

Bayu kerumah pak Warso,karena semalam ketika di pos ronda,pak Warso menyuruh Bayu datang kerumah.

"Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu di depan pintu rumah pak Warso.

"Wa'alaikum salam " suara gadis.

Bayu mengenal pemilik suara itu,dia adalah Nabila,putri pak Warso.

Nabila menemui Bayu.

"Masuuk mas..." ucap Nabila.

"Iyaa..... Bapakmu mana Bil?" ucap Bayu.

"Ada... Di belakang..." ucap Nabila.

Nabila tingginya sepundaknya Bayu,mukanya oval,kulitnya sawo matang,rambut sebahu, Adik kelas Bayu.

"Duduk dulu mas...Aku panggilkan bapakku" ucap Nabila.

"Iya..." ucap Bayu.

Bayu duduk di sofa yang empuk. Nampak perabotan mewah terpajang.

"Orang kaya mah begini... Perabotannya mahal - mahal..." ucap Bayu dalam hati.

Nabila datang membawa minuman teh hangat dan cemilan.

"Loh.... Mana bapakmu Nabila?" ucap Bayu.

"Bapakku di WC,perutnya masih mules gara - gara kebanyakan makan sambal..." ucap Nabila.

"Oalaah... Gitu to..." ucap Bayu.

"Hem....Mas Bayu..." ucap Nabila.

"Iya..." ucap Bayu.

Nampak Nabila memainkan jarinya.

"Cewek yang sering mas bonceng itu kemana? kok tidak kelihatan lagi di sekolah?" ucap Nabila.

"Pindah rumah..." ucap Bayu.

"Hem.....

Nampak Nabila ragu.

"Mas sudah punya pacar apa belum?" ucap Nabila.

"Bangkeeekk....Kirain mau nanya apa,gak tahunya pacar..." ucap Bayu dalam hati.

"Belum...." ucap Bayu.

Nampak wajah Nabila sumringah saat mendengar Bayu jomblo.

Tak lama kemudian pak Warso datang.Lalu duduk di kursi.

"Sepurane yo Yu... Perutku tadi mules..." ucap pak Warso.

Nabila berdiri lalu meninggalkan Bayu dan ayahnya di ruang tamu.

"Gakpapa pak..." ucap Bayu.

"Kamu bisa bawa mobil gak?" ucap pak Warso.

"Bisa pak... Tapi setelah itu aku masuk rumah sakit..." ucap Bayu.

"Jancoook.... Kuwi jenenge gak iso... Wooo Sempruull..." ucap pak Warso.

Bayu cengengesan saja.

"Kalau kamu bisa bawa mobil ,aku akan memberi pekerjaan jika hari minggu" ucap pak Warso.

"Kerjaan apa pak?" ucap Bayu.

"Ngantar beras..." ucap pak Warso.

"Ya aku harus belajar dulu pak,baru bisa mahir nyetir naik mobil..." ucap Bayu.

"Gini saja... Hari ini kamu ikut aku,nanti aku ajari cara - caranya..." ucap pak Warso.

"Hem.....Boleh... Kapan itu pak...?" ucap Bayu.

"Habis subuh..." ucap pak Warso.

"Gak bisa pak...Besok aku sekolah..." ucap Bayu.

"Ha....Ha....Ha....Ha...Ha...Ha... Pak Warso tertawa.

"Gak di pos ronda,di rumahku kamu bikin aku tertawa... Ya sekarang to... Dah habisin dulu itu tehmu..." ucap pak Warso.

"Oke pak..." ucap Bayu.

Bayu menghabiskan teh di gelas tersebut.

Pak Warso berdiri.

"Ayo ikut aku..." ucap pak Warso.

Bayu mengikuti pak Warso dari belakang.

Begitu sampai di mobil pick up yang ada muatannya beras,pak Warso duduk di kursi kemudi,Bayu duduk di samping pak Warso.

"Pedal ini adalah Gas...

Pak Warso menunjuk pedal gas.

"Lalu ini Rem,dan ini kopling...

Bayu diam menyimak.

"Ini rem tangan ,ini kuncinya. Masukin kelubang lalu putar searah jarum jam.

Mesin mobil di nyalakan.

"Yang ini transmisi,Gigi 1,2,3,4,5 untuk maju. Lalu R untuk mundur.Lalu N itu netral,jadi kendaraan jika di nyalakan tidak langsung mati

"Kalau mau jalan,tekan kopling lalu pindah gigi ke 1,

"Perhatikan rem tangan,jika masih ngerem,cara lepasnya begini" ucap pak Warso.

Bayu terus menyimak penjelasan pak Warso.

Sampai mobil itu berjalan.

"Jika mau belok ke kanan atau ke kiri kita harus lihat kaca spoin dulu Yu... Untuk memastikan apakah ada kendaraan atau tidak,jangan maen hajar saja..." ucap pak Warso.

"Iya pak..." ucap Bayu.

Pak Warso mempunyai niat terselubung agar bisa jalan bersama Bayu agar istrinya tak selalu curiga.

Begitu mereka sampai di toko,pak Warso turun dari mobil. Lalu menemui pemilik toko,setelah itu kembali ke mobil.

"Yu... Bantu aku nurunin beras..." ucap pak Warso.

Bayu pun turun membantu pak Warso menurunkan beras.

Setelah selesai,mereka melanjutkan lagi perjalanan. Mereka berhenti dari toko satu ke toko lainnya,hingga tak terasa muatannya habis.

Selama perjalanan,pak Warso selalu memberi penjelasan tentang mengemudi.

Lalu mereka kembali kerumah.

"Apakah kamu sudah paham Yu..." ucap pak Warso.

"Paham pak,hanya saja aku belum punya sim,jadi takut mencoba.." ucap Bayu.

"Itu gampang...Kamu belajar dulu menyetir memakai mobilku..

"Begitu dah bisa,nanti aku akan menyuruhmu mengantar beras daerah sini saja,." ucap pak Warso.

"Nanti kalau aku di tangkap gimana pak? Kan aku gak punya sim?" ucap Bayu.

"Di sini gak ada razia...Jadi kamu tenang aja.

"Aku akan bantu buatkan sim jika umurmu 17 tahun.

"Giman? mau apa enggak" ucap pak Warso.

Nampak Bayu berpikir..

"Mau pak...Mau..." ucap Bayu.

"Ya udah... Sekarang kita kelapangan... Kamu mulai belajar di sana..." ucap pak Warso.

Mobil itu melaju ke arah lapangan.

Setelah sampai di sana.

"Kamu sekarang belajar di sini dulu,mutar - mutar lapangan. Jika dah mahir,maka akan aku bawa di jalan raya..." ucap pak Warso.

"Siaap pak..." ucap pak Warso.

Bayu turun,begitu pula pak Warso. Mereka berganti tempat.

Kini Bayu duduk di kursi kemudi.

Nampak Bayu seperti tak nyaman duduknya

"Tekan pegangan besi di bawah kursimu Yu kalau kakimu belum sampai" ucap pak Warso.

Bayu menekan tombol tersebut.

Kini Bayu merasa nyaman.

Bayu memegang transmisi,karena dirinya masih penasaran dengan pengoprasian gigi tersebut.

"Tekan aja kopling itu,tapi jangan di nyakan mesinnya Yu kalau kamu penasaran sama transmisi ini" ucap pak Warso.

Bayu menekan kopling,lalu memainkan transmisi.

"Oooo...Begini ta transmisinya itu" ucap Bayu dalam hati.

"Sekarang coba kamu nyalakan mesinnya" ucap pak Warso.

Bayu memutar kunci mobil.

Mesin mobil menyala.

"Masih ingat gak apa yang aku kasih tahu Yu...?" ucap pak Warso.

"Masih pak..." ucap Bayu.

"Nah sekarang coba kamu praktekkan.... " ucap pak Warso.

Bayi pun mempraktekkannya. Ia menekan kopling ,lalu melapas rem tangan,kemudian menekan gas perlahan.

Mobil pun berjalan pelan.Kadang tersendat sendat karena Bayu pertama kali memgendarai mobil.

"Nah gitu... Pelan - pelan saja,jangan di injak kuat gasnya" ucap pak Warso sambil tanganya stanby di rem tangan buat jaga - jaga jika Bayu tak bisa mengendalikan mobil tersebut.

Mesin mobil mati karena Bayu lupa menginjak kopling saat memasukkan transmisi. Bayu menghidupkan kembali mobil tersebut.

"Alon - alon wae Yu... Lama - lama nanti kamu bisa" ucap pak Warso.

Bayu memutari lapangan tersebut berulang kali,lalu ia mencoba jalan mundur.

"Perhatikan spion Yu.... Spion itu nyawamu,bila kamu gak perhatikan,nyawamu bisa melayang" ucap pak Warso.

Pak Warso dengan telaten mengarahkan Bayu.

"Hem....Cepat sekali dia paham dan bisa mengendarai mobilku" ucap pak Warso dalam hati.

Selama 1 jam Bayu belajar mengendarai mobil di lapangan.Lalu mereka istirahat sebentar sambil menikmati Es campur yang tak jauh dari lapangan.

Pak Warso memgeluarkan uang 100rb,lalu di berikan pada Bayu.

"Neh uang jajan untukmu,karena kamu tadi membantu mengangkat beras..." ucap pak Warso.

"Suwun pak..." ucap Bayu.

100 ribu adalah jumlah yang besar,untuk bekerja di sawah selama satu hari saja hanya di upah 10 ribu.

Setelah selesai,mereka pun pulang.

"Kalau dah mahir,setiap hari minggu,kamu yang mengantar berasnya Yu... Tapi tenang saja,nanti aku temanin kamu.." ucap pak Warso.

"Siap pak..." ucap Bayu.

Dalam pikirannya Bayu ia merasa senang sekali mendapat uang jajan yang lebih besar. Uang pemberian pak Warso,selalu ia tabung tanpa sepengetahuan ibunya. Ibunya hanya tahu kalau Bayu menabung dari uang jajan saat pergi sekolah. Karena Bayu selalu menyisihkan uang jajannya untuk di tabung.

Esok hari,Bayu menjalani rutinitas seperti biasa,sekolah,bermain,kadang membantu ibunya. Begitu hari minggu tiba,Bayu datang kerumah pak Warso.

Setelah mengantar beras,Bayu mengitari lapangan. Perlahan tapi pasti. Bayu mulai mahir mengendarai mobil pick up.

Tak terasa sudah berjalan 1 bulan,kini Bayu duduk di kursi kemudi dari rumah pak Warso.

Bayu menjalankan mobil itu perlahan.Lalu berhenti untuk memastikan tak ada kendaran lewat,begitu sepi Bayu berjalan lagi di jalan raya.

Kadang Bayu melihat spion kanan dan kiri.

"Nah gitu Yu...Jangam gugup... Santai saja..." ucap pak Warso sambil menghembuskan asap rokok kretek.

Selang beberapa menit kemudian.

"Kita berhenti di toko pak Syamsul Yu..." ucap pak Warso.

"Iya pak..." ucap Bayu.

Ketika akan belok,Bayu melihat spion,ada sebuah motor hendak menyalip,Bayu memelankan kendaraan tak lupa menyalakan lampu sein. Begitu kosong,Bayu membelokkan mobilnya.

"Pinterr......" ucap pak Warso yang dari tadi memperhatikan Bayu.

Mereka pun menurunkan beras. Setelah itu lanjut ke toko lainnya.Hingga beras di bak mobil sisa 1 karung kecil.

"Ini Yu ongkosmu " ucap pak Warso memberikan uang 200rb kepada Bayu.

"Banyak betul pak...?" ucap Bayu heran.

"Gakpapa... Sekalian antar aku ke rumah Wati... Setelah itu kamu bawa mobilku kerumahmu. 2 jam kemudian datang lagi kesini,sambil angkat itu beras kerumah Wati." ucap pak Warso.

"Ooo... Begitu...Oke pak.." ucap Bayu.

Mobil pun berhenti di depan rumah Wati.
lalu pak Warso turun.

"Ingat yoo...2 jam lagi jemputin aku sambil angkat itu berasnya,tapi jangan bilang siapa - siapa kalau aku ke sini yooo" ucap pak Warso.

"Siap pak..." ucap Bayu.

Kemudian Bayu pulang kerumah.

Tak lama kemudian Bayu sampai.

"Assalam mu'alaikum... Bu... Bayu pulang..." ucap Bayu.

"Wa'laikum salam....

"Loh nak...Itu mobil siapa?" ucap Hana.

"Mobil pak Warso bu...Katanya di suruh bawa,2 jam lagi Bayu di suruh kembali..." ucap Bayu.

"Ooo begitu.." ucap Hana.

Bayu duduk di depan tivi sambil makan choki - choki yang ada di meja.

Pantang menyerah 🎶
Itulah pedomanmu🎶
Entaskan kemiskinan cita-citamu🎶
Rintangan 'tak menggentarkan dirimu🎶

Indonesia maju, sejahtera tujuanmu🎶
Nyalakan api semangat perjuangan🎶
Dengungkan gema, nyatakan persatuan🎶

"Oleh pak Rido...

"Oleh pak Rido...

"Pikiranku makin mumeet..." ucap Bayu.

Bayu sengaja memplesetkan lagu tersebut karena pak Rido adalah guru Fisika.Bayu selalu pusing dengan pelajaran tersebut karena harus menghapal rumus.

Setelah hampir 2 jam,Bayu bergegas keluar menuju rumah Wati.

"Bu... Bayu keluar dulu... Assalam mu'alaikum" ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam...." ucap Hana.

Bayu menyalakan mobil tersebut,lalu berjalan ke arah rumah Wati janda muda.

Begitu sampai,Bayu mengangkat beras ke rumah Wati.

Tok...Tok...Tok...

"Assalam mu'alaikum...." ucap Bayu.

"Wa'alaikum salam" suara Wati dari dalam.

Tak lama kemudian Wati keluar dengan keadaan rambut basah.

Wati celingukan keluar.

"Taruh di mana ini berasnya mbak..." ucap Bayu.

"Taruh di situ saja Yu...

"Aman Kang.." ucap Wati.

Pak Warso muncul dari dalam.

"Aku pulang dulu ya Ti..." ucap pak Warso.

"Iya Kang..." ucap Wati.

"Assalam mu'alaikum..." ucap pak Warso.

"Wa'alaikum salam " ucap Wati.

Mereka pun naik mobil.

"Gakpapa deh burungnya dia kecil,yang penting dapat uang dan beras " ucap Wati dalam hati.

---***---

Di dalam mobil.Bayu menyetir mobil

"Yu... Kamu jangan bilang siapa - siapa ya,kalau aku habis dari rumah Wati,kalau istriku nanya kenapa lama,bilang aja bannya bocor.." ucap pak Warso.

"Iya pak... Emang bapak habis ngapain tadi?" ucap Bayu penasaran.

"Habis nyuci kerisku Yu..." ucap pak Warso.

"Oalah keris ta... Kenapa gak dirumah saja pak?" ucap Bayu.

"Di rumah berbahaya ada Nabila,takutnya kerisku melayang terus menancap ke Nabila,karena Nabila belum menikah.." ucap pak Warso .

"Oooo... Begitu....

"Jika Nabila sudah menikah berarti nanti bapak mencuci kerisnya di rumah bapak sendiri dong,gak di rumah mbak Wati lagi" ucap Bayu.

"Iyaaaa...

"Eeh.....!!!??? pak Warso kaget.

"Bajingan.... Mana mungkin aku ngentotin anakku... Wooo dasar bocah semprull..." ucap pak Warso dalam hati.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd