MEMBERI PENGAWALAN PADA SULIS
Braaaak....Hinata memukul meja.
"EH.....!!!?? Bayu dan yang lainnya terkejut.
"Jawab pertanyaan suami saya ,atau anda saya bunuh.." ucap Hinata menatap tajam.
"Ma...Ma..Maaf bu..." ucap suster itu ketakutan.
Bayu mengusap lengan Hinata.
"Jangan gitu ya sayang...." ucap Bayu.
"Dia berani goda sayang," ucap Hinata masih menatap tajam ke arah suster yang godain Bayu.
"Dah...Sudah...Ini rumah sakit..Tidak boleh ribut..
Bayu menoleh ke arah suster.
"Di mana ruang inap pak Wongso yang saya bawa tadi Sus...?" ucap Bayu.
Suster itu memberitahu sambil ketakutan.
"Terima kasih sus..." ucap Bayu.
Bayu menggandeng tangan Hinata,takut Hinata berbuat tidak - tidak pada suster itu,sebab Hinata putri seorang gengster yang terkenal sadis,tak segan - segan membunuh orang.
"Sayang...Saya ingin bunuh dia..." ucap Hinata.
"Jangan sayang... Ini indonesia...Bukan di jepang...Nanti sayang di penjara bagaimana? "ucap Bayu.
"Ayahku akan membunuh semua polisi di sini.." ucap Hinata tak ada rasa takutnya.
"Ampun dah..." ucap Bayu dalam hati.
Bayu dan Hinata berjalan menuju ruang inap pak Wongso.
Setelah sampai,mereka pun masuk.
Nampak bu Tini duduk di lantai menunggu suaminya.Bu Tini melihat Bayu dan Hinata datang,ia berdiri.
"Bu...Ini ada makanan untuk ibu.." ucap Bayu.
"Matur suwun ya nak..." ucap bu Tini.
"Sama - sama bu...Maaf ya bu,kita gak bisa berlama - lama,karena ibuku sedang menunggu di rumah.Kita pamit pulang dulu " ucap Bayu.
"Iya...Hati - hati ya nak di jalan...Jangan ngebut.." ucap bu Tini.
Bayu dan Hinata bersalaman tak lupa mencium tangan.
"Assalam mu'alaikum.." ucap Bayu.
"Wa'alaikum salam " ucap bu Tini.
Bayu dan Hinata keluar dari ruangan itu.
"Alhamdulillah aku punya tetangga seperti Bayu,orang ganteng,Baik lagi..Juga ibunya yang begitu ramah..." ucap bu Tini dalam hati merasa senang.
---***---
Saat mereka hendak melewati ruang administrasi.Bayu memegang tangan dan Bahu Hinata.
"Jangan melempar senjata itu ya sayang.." ucap Bayu pelan ketika melihat tangan Hinata yang satunya masuk di balik bajunya.
"Hai..." ucap Hinata lalu mengeluarkan tangannya.
"Mending aku jalan sama Sulis atau Annisa.. Jadi aku gak khawatir,lah ini jalan sama putri gengster ,yang ada aku yang was was ." ucap Bayu dalam hati.
Setelah sampai di mobil,Bayu menjalankan mobilnya menuju rumah.
Bayu menjalankan mobil itu pelan saja menikmati pemandangan
"Bayu san..." ucap Hinata.
"Iya..." ucap Bayu menoleh sebentar lalu melihat kedepan lagi.
"Ayu sayang pada Bayu san..." ucap Hinata.
"Bayu juga sayang pada Ayu.." ucap Bayu.
"Maafkan aku ya Put... Hatiku terbagi pada wanita lain...Aku terpaksa melakukannya,jika ibu tak ikut campur,hatiku tetap milikmu seorang.." ucap Bayu dalam hati.
"Ano...Ayu ingin bercinta dengan Bayu san.."ucap Hinata.
"Kalau sudah nikah ya Ayu....Sebelum nikah tidak boleh melakukan itu..." ucap Bayu.
Setelah sampai di rumah,mereka makan malam bersama.
Setelah makan Bayu dan Hinata duduk menonton tivi.
Hana menghampiri Bayu,lalu duduk di antara Bayu dan Hinata. Lalu Hinata dan Bayu menyenderkan kepalanya di bahu Hana.
"Bu..." ucap Bayu.
"Iya sayang.." ucap Hana.
"Tadi Bayu mencoret hutangnya bu Tini,lalu memberi uang 1juta,beliau merasa senang sekali,katanya uang itu buat berobat pak Wongso. Lalu Bayu antar pak Wongso kerumah sakit,di sana Bayu memberi uang pada bu Tini sebanyak 50 juta. Uang itu Bayu ambil dari brankas bu.." ucap Bayu.
"Iya sayang... Selama sayang menggunakan uang itu di jalan kebaikan tidak masalah. Asal jangan di pakai buat kejahatan..." ucap Hana.
"Jam berapa kita berangkat bu..?" ucap Bayu.
"Berangkat ke mana Bayu san.." ucap Hinata.
"Ke jakarta.." ucap Bayu.
"Ikut..." ucap Hinata.
"Sekarang nak...Ibu siap - siap dulu ya...?" ucap Hana.
"Tunggu dulu bu.." ucap Bayu.
"Iya sayang ada apa?" ucap Hana.
"Tadi Bayu lihat pintu samping kok batu buat ganjal pintu itu muncul lagi,padahal sudah Bayu ganti dengan emas batangan bu.Dan emasnya hilang" ucap Bayu.
"Ibu yang ambil nak...Dah ibu simpan.." ucap Hana.
"Ooo...Gitu. Kirain Ibu pindah buat ganjal di pintu lainnya." ucap Bayu.
"Enggak lah sayang.. " ucap Hana lalu pergi meninggalkan Bayu,begitu juga dengan Hinata.
20 menit kemudian,Han dan Hinata sudah siap pergi.
"Ayo nak...Ibu sudah siap..." ucap Hana.
"Baik bu..." ucap Bayu.
Bayu mematikan tivi lalu mencabut kabelnya.Setelah itu memgecek pindu dapur dan peralatan elektronik seperi magic com dan kompor gas.
Bayu mencabut selang gas,lalu mematikam lampu dapur kemudian pergi kedepan sambil mematikan lampu ruang keluarga,hanya lampu teras dan lampu ruang tamu di biarkan menyala.
Bayu,Hana dan Hinata masuk kedalam mobil. Hinata duduk di depan.
Mobil pun berjalan menjauhi rumah Hana.
Ketika akan melewati pos kamling,Bayu melihat tetangganya ada yang kumpul,dan juga ada rombong bakso.
Bayu menghentikan mobilnya,ia memgeluarkan duit 200 rb lalu membuka kaca mobil.
"Pak Pur(Purwadi)..." ucap ucap Bayu memanggil penjual Bakso.
"Bayu......!!!??? ucap semua orang yang lagi kumpul di pos ronda terkejut.Mereka tak mengira di mobil itu adalah Bayu.
Purwadi memghampiri Bayu.
"Katanya ke Jakarta,kok di sini?" ucap Purwadi.
"Pulang sebentar paklek...Ini ada uang,buat mereka makan baksonya paklek..." ucap Bayu.
"Matur suwun Yu...Tak dungokke awakmu cepat jadi sarjana dan jadi oramg sukses..." ucap pak kades yang kebetulan lagi ngumpul di pos ronda.
"Amin....Bayu pergi dulu...Assalam mu'alaikum semuanya.." ucap Bayu.
"Wa'alaikum salam..." ucap orang - orang yang di pos ronda.
Bayu menurunkan kaca jendela,lalu menjalankan mobilnya.
"Eh...Tadi aku lihat Bayu ke rumah pak Wongso,aku pikir yang datang itu pejabat,gak tahunya Bayu. Terus Bayu membawa pak Wongso dan bu Tini pergi,pas aku tanya ke anaknya,Bayu membawa pergi pak Wongso ke rumah sakit." ucap warga 1
"Apa jangan - jangan Bayu dah sukses ya di jakarta...?" ucap warga 2
"Amin kalau dia sukses,Semoga saja dia cepat kembali kesini dan meramaikan pos ini. Gak ada dia gak seru..." ucap warga 3.
"Besok sore kita jenguk pak Wongso di rumah sakit... " ucap pak Kades.
"Waah...Aku setuju pak Kades..Aku ikut.." ucap warga 1
----***---
Di mobil Bayu.
"Bu....Aku masih khawatir loh dengan Hinata.." ucap Bayu.
"Tidak perlu khawatir sayang..." ucap Hana.
"Kalau mereka muncul lagi gimana?" ucap Bayu.
"Insya Allah dia gak muncul,sebab ibu kasih saran ke dia untuk membawa seorang gadis untuk liburan di jepang, Jadi ...Jika ada musuh melihat ayahnya Ayu membawa seorang gadis,maka mereka berpikiran bahwa Ayu sudah kembali ke jepang..Begitu..." ucap Hana.
"Oooo...Begitu...Emang ibu bisa bahasa jepang?" ucap Bayu.
"Di terjemahkan sama Ayu sayang..." ucap Hana.
"Bayu pikir ibu bisa bahasa jepang..." ucap Bayu.
Bayu menoleh ke Hinata.
"Oalah...dah tidur..." ucap Bayu dalam hati.
"Ibu kalau mau tidur,tidur aja...Nanti kalau dah sampai Bayu Bangunin..." ucap Bayu.
"Iya nak...Sayang bisa melakukan amalan itu di dalam hati,bacalah amalan itu di mana saja kamu berada nak...Tapi jangan di lakukan di kamar mandi" ucap Hana.
"Iya bu..." ucap Bayu.
Bayu mengikuti saran Ibunya.
Ia membaca amalan itu dalam hati sambil fokus menyetir.
Kecepatan mobil itu bertambah tanpa Bayu sadari.
Tak terasa mobil Bayu berada di pintu tol.Lalu Bayu membayar pintu masuk,setelah itu melajukan mobilnya,Bayu menyalip mobil Ferari .
Pengemudi Ferari terkejut,lantas mengejar mobil Bayu.Pengemudi itu tak bisa mengejar mobil Bayu.
"Anjeeeng...Mobil apaan itu tadi... Padahal sudah gue geber ini mobil sampai mentok gak bisa ngejar juga...." ucap pengemudi mobil Ferari.
Tak terasa Bayu sudah sampai di jakarta dan memasuki perumahan Golden Hills.
Tiiin...Bayu mengklakson agar pintu gerbang di buka saat mau masuk.
Setelah terbuka,Bayu menjalankan mobilnya.
"Bu....Sudah sampai..." ucap Bayu.
"Iya sayang.." ucap Hana.
"Yu...Ayu...Bangun sayang..." ucap Bayu sambil menggoyangkan lengan Hinata.
"Apakah sudah sampai Bayu san.?" ucap Hinata.
"Sudah...Ayo turun." ucap Bayu.
Mereka pun turun dari mobil.
"Besar sekali nak rumahnya...." ucap Hana. Hana berpikir rumah pemberian kakek buyut Zhang tak sebesar dalam pikirannya,rupanya pikirannya itu salah. Halaman rumah lebarnya melebihi lapangan sepak bola.
"Ya memang besar bu.." ucap Bayu.
Dua orang pengawal datang.
"Biar kami saja yang membawa tas itu Nyonya besar..." ucap salah satu pengawal.
Hana memberikan tas itu,begitu juga Hinata..
Lalu mereka masuk ke dalam rumah.
Muncul Dewi dari dalam karena di hubungi oleh pengawal yang berjaga di depan bahwa Bayu telah pulang.
"Ibu mau tidur di mana? Lantai pertama kedua atau ke tiga?" ucap Bayu.
Bimo,Lukman dan Daniel muncul,sebab Lukman berada di balkon melihat Bayu datang,lalu memberi tahu pada Bimo dan Daniel.
"Ibu Hana....!! "ucap mereka.
"Iya...Gimana kabar kalian...?" ucap Hana.
Mereka pun bersalaman dan tak lupa cium tangan.
"Alhamdulillah baik bu..." ucap Lukman.
"Bay...Dia kok mirip Hinata?" ucap Bimo berbisik pada Bayu.
"Dia Ayu..." ucap Bayu.
"Oooo...Ayu... " ucap Lukman.
"Pacarmu kah Yu?" ucap Daniel.
"Mati aku...Aku jawab apa? sedangkan mereka aku larang pacaran..." ucap Bayu dalam hati.
" Apakah kalian bisa menjaga rahasia..?" ucap Hana.
"Bisa bu..." ucap Lukman,Bimo dan Daniel.
"Dia adalah Hinata..." ucap Hana pelan.
"APAAAAAAAAA.......!!!??? ucap mereka terkejut.
"Serius bu dia Hinata...?" ucap Daniel.
"Hai..... Nama saya Nur Ayu Hinata Hatake" ucap Hinata.
"Eh....Beneran dia Hinata..." ucap Lukman mendengar suara yang familiar di telinganya.
"Iya ...." ucap Bimo dan Daniel.
"Tak pikir pacarmu Yu...Bayu..." ucap Lukman.
"Bu...Mbak itu bernama Dewi.." ucap Bayu.
Hana menghampiri Dewi.
"Namaku Hana..Aku adalah ibunya Bayu.." ucap Hana.
Hana mengajak salaman,Dewi menyambut tangan Hana.
"Nama saya Dewi Larasati Nyonya besar.." ucap Dewi.
Hana memeluk Dewi.
"Apa mbak tahu no hape pak Zhang?" ucap Hana.
"Tahu nyonya besar..." ucap Dewi.
Hana melepas pelukannya,lalu mengeluarkan hapenya.
"Berapa nomor hapenya..." ucap Hana.
Dewi mengambil hapenya,lalu melihat kontak kakek Zhang.
"0812******** Nyonya..." ucap Dewi.
"Oke...Terima kasih ya mbak " ucap Hana.
"Sama - sama nyonya besar...Mari saya antar ke kamar nyonya..." ucap Dewi.
"Nak...Kamarmu ada di mana?"ucap Hana kepada Bayu.
"Di lantai dua bu.." ucap Bayu.
"Di mana kamar saya?" ucap Hana.
"Ada di sana nyonya besar..." ucap Dewi sambil menunjuk.
Rupanya ada di lantai satu.
"Baiklah..." ucap Hana.
Hana mengikuti Dewi berjalan.
Hana memperhatikan rumah tersebut.
"Sungguh mewah rumah ini... Akupun tak sanggup membelinya jika ku jual sawahku.." ucap Hana dalam hati.
Dewi berhenti di sebuah pintu.
"Ini kamar nyonya besar..." ucap Dewi.
"Terima kasih...." ucap Hana.
Ceklek....Kriiieeeet.....
Hana takjub melihat isi dalam kamar itu. Luasnya melebihi kamar yang di tempati Bayu,dan ada sebuah brankas.
"Jika aku tinggal di sini,setengah hari belum tentu aku bisa membersihkan semuanya.." ucap Hana dalam hati memperhatikan ruangan kamarnya.
"Mbak Dewi..." ucap Bayu.
"Iya kang..." ucap Dewi.
"Kamarnya Ayu di mana?" ucap Bayu.
"Terserah akang,mau di lantai 1 lantai 2 atau lantai 3." ucap Dewi.
"Bayu san..." ucap Hinata.
"Iya Ayu san.." ucap Bayu.
"Ayu di lantai 2 saja..." ucap Ayu.
Hape Bayu berdering,kemudian Bayu mengecek siapa yang nelpon dirinya.
"Sulis...Tumben malam - malam nelpon.." ucap Bayu dalam hati.
"Assalam mu'alaikum..." ucap Bayu.
"Wa'laikum salam warah matullah pak Kyai...Maaf aku ganggu malam - malam." suara Sulis.
"Iya gakpapa,ada apa Lis?" ucap Bayu.
"Aku di telpon oleh ayahnya Alvin tadi,di suruh ke rumah sakit sekarang...Aku takut mas....." suara Sulis.
"Hem...Aku gak bisa menamanimu Lis...karena jika aku kesana yang ada aku buat bonyok lagi itu si Alvin.." ucap Bayu.
"Gitu ya mas..." suara Sulis lesu.
"Aku akan meminta tolong ke anak buah mbahku untuk menemanimu... Jadi kamu gak usah takut lagi.Besok pagi Aku dan teman - teman akan ke persidangan..." ucap Bayu.
"Iya mas....Matur suwun ya mas..."suara Sulis.
"Iya Lis..." ucap Bayu.
"Assalam mu'alaikum pak kyai..." suara Sulis.
"Wa'alaikum salam warah matullah..." ucap Bayu.
Bayu mematikan hapenya lalu menaruh di kantong celana.
"Aku ke depan dulu..." ucap Bayu.
Bayu setengah berlari ke depan rumah,lalu membuka pintu.
Nampak seorang pengawal berdiri di depan pintu.
"Permisi pak..." ucap Bayu.
"Iya bos.." ucap pengawal.
"Bisa minta tolong,ini penting.." ucap Bayu.
"Siap bos...saya siap melaksanakan perintah bos.." ucap pengawal.
"Tolong temani temanku bernama Sulis kerumah sakit,dia tinggal di rumah pak haji Ridwan di menteng. Bawa 3 teman bapak,aku takut dia kenapa - kenapa.Sekarang ya pak." ucap Bayu.
"Siap bos...Laksanakan." ucap pengawal itu,lalu pergi.
Bayu kembali masuk rumah,tak lupa menutup pintu.
Bayu tak melihat teman - temannya,lalu ia berjalan ke tangga.
Setelah sampai di lantai dua,Bayu berjalan ke arah balkon.
Nampak Daniel dan Lukman sedang merokok.
"Hinata masuk islam ya Bay..?" ucap Daniel.
"Iya Nil..." ucap Bayu.
"Kapan dia masuknya?" ucap Daniel.
"Malam Senin setelah shalat Magrib di mesjid." ucap Bayu.
"Bentar....Malam senin kalau gak salah para ibu - ibu tertawa saat shalat,itu kerjaannya Hinata kah Bay?" ucap Lukman.
"Ho oh... Aku aja kaget pas lihat dia Man,pas aku tengok bersama pak Ridwan,Hinata berjalan kesana kemari memakai mukena,aku gak tahu kalau itu dia,lalu dia memanggilku. Ya aku kaget lah..." ucap Bayu.
"Ooo...Begitu...Pantesan aja Hinata pakai jilbab.
---***----
Di kamar Hana.
Hana menekan hapenya,lalu di taruh di telinga.
Tuuuut.....Tuuuut...Tuuuut...
"Selamat malam Hana..." suara Kakek Zhang.
"Selamat malam juga...Maaf darimana anda tahu jika yang nelpon itu saya?" ucap Hana kaget dan penasaran.
"Ada pengawal saya di sana memberitahukan bahwa Bayu bersama 2 orang wanita,1 ber cadar dan satu lagi tidak,kemudian pengawalku mendengar Bayu memanggil wanita itu bercadar itu ibu,dan saya tahu identitas Bayu dan juga dirimu Hana Aorora Sanjaya mantan suami dari Agus Irawan Mahendra,ayah kandungmu bernama Changyi Fei .." suara kakek Zhang
Deg...Hana terkejut mendengar ucapan kakek Zhang.,bagaimana dia tahu nama mantan suaminya dan juga ayah kandungnya,sedangkan ayah kandungnya telah meninggal karena sakit saat ia masih kecil.Hana di asuh oleh tetangganya yang juga sebagai pembantu di rumah Changyi Fei. Orang tua angkat memasukkan Hana di dalam kartu keluarga.Nama ayah kandung Hana tidak tercantum di kartu keluarga tersebut,akan tetapi orang tua angkat Hana memberi tahu kebenaran pada Hana bahwa Hana bukan putri kandungnya saat orang tua angkatnya membawa Hana ke kuburan orang tua kandung Hana. Orang tua angkat Hana berpesan,jangan di beri tahu kepada orang lain nama orang tua kandungnya pada orang lain,bahkan dengan suaminya.Hana menuruti ucapan orang tua angkatnya itu.
"Bagaimana anda tahu tentang keluargaku,bahkan mantan suamiku saja tidak tahu nama ayah kandungku..." ucap Hana sangat penasaran.
" Petanyaanmu akan saya jawab besok , saya akan ke sana setelah Bayu pergi menghadiri persidangan sebagai saksi. Saya bukanlah orang jahat Hana. Sampai ketemu besok Hana" suara kakek Zhang.
Lalu panggilan telpon itu terputus.
"Sial... Aku makin penasaran....Siapa dia..Mengapa tahu identitas asliku..." ucap Hana dalam hati.
---**---
Rumah sakit.
Sulis bersama 4 pengawal Bayu. Mereka memasuki ruangan.Sulis memakai pakaian tetutup dan longgar.
Alvin sudah sadar dari pingsannya,lalu bertanya pada ayahnya,apakah Sulis ada menjenguknya. Ayahnya Alvin menjawab belum,dan belum ada memberi kabar ke Sulis. Lalu Alvin meminta ayahnya menghubungi Sulis untuk datang kerumah sakit.
Keluarga Alvin terkejut melihat penampilan Sulis.
"Mengapa sayang memakai pakaian seperti itu?" ucap Alvin penasaran.Ia mengira Sulis masuk agama islam.
"Karena aku tinggal di rumah pak Haji,aku harus menjaga kesopananku,karena beliau seorang imam di mesjid." ucap Sulis.
"Ooo... Jadi karena itu dia berpakaian seperti itu.." ucap ayahnya Alvin dalam hati.
"Kenapa tak datang menjengukku?" ucap Alvin.
"Bagaimana aku menjengukmu,aku saja tak ada yang memberi tahu.." ucap Sulis.
"Mengapa kamu menjauhiku,apakah kamu sudah tidak sayang lagi padaku?...