Rasa Untuk Tania (12)
Aku merasakan sentuhan hangat di pipiku, dengan mata yang masih berat aku paksakan untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata Ghea, ia menatapku lembut sambil membelai pipiku.
Kulihat jam yang ada di Handphoneku, pukul 21:30, berarti sudah 1 jam lebih aku tertidur. Keadaan rumah masih seperti tadi.. sepii
Berarti Orangtua Ghea belum datang juga?
Ghe, Orangtua kamu belum datang? tanyaku pada Ghea yang sedang memperhatikanku.
Belum kok Kak
Emang kenapa? katanya balik bertanya.
Ini udah hampir malam Ghe, aku engga enak sama tetangga, nanti di sangka macem macem lagi ucapku.
Kak Adi tenang saja, tidak ada yang melihat Kak Adi waktu mengantarku kok, dan juga sebaiknya kakak menginap saja disini pintanya dengan manja.
Nanti kalau ditanya Orangtua kamu gimana? tanyaku.
Mama sama Papa lagi diluar kota untuk satu minggu kedepan.. jawabnya dan langsung memelukku.
Tadi kata kamu pulangnya 1 jam lagi, yang bener yang
Hmmfft belum sempat selesai bicara bibirku langsung dicium olehnya.
Hmmfttt
desahnya nikmat
Tadinya aku sudah tidak bernafsu lagi karna masih memikirkan Tania, tapi karna ciuman yang diberikan Ghea cukup nikmat, aku kembali bernafsu lagi. Kubalas hisapan demi hisapan yang diberikan Ghea, kami memainkan lidah dan bertukar air liur secara bergantian, tidak ada rasa jijik sama sekali, hanya nikmat yang kami rasakan.
Uhmmfftt.. Hufft
desahku.
Hmmfftt
Cuupp
Ghea melepaskan ciumannya, dan bertanya kepadaku.
Kak.. Kakak sayang Ghea? tanyanya padaku.
Aku terdiam beberapa detik, tiba tiba saja terlintas wajah Tania dipikiranku. Haruskah aku tetap pada Tania? Atau berpaling ke Ghea? Mendadak kepalaku terasa sakit memikirkannya, apa yang harus kulakukan.
Belum aku menjawab pertanyaannya, tiba tiba Ghea mulai membuka kancing bajunya, satu demi satu dan akhirnya terlepas semua, sekarang dia hanya mengenakan bra putih dan rok mini warna merah dengan motif kotak kotak.
Dia terlihat sangat sexy, aku kaget melihatnya, seperti baru melihat hal seperti ini sekali seumur hidup, aku pandangin tubuhnya dari atas sampai bawah, lekuk tubuhnya sangat indah, dan membuat aku sangat bergairah.
Kak, jawab pertanyaan aku.. tanyanya padaku.
Ehhm
aku masih bingung menjawabnya.
Tania
selalu saja Tania
Ha.. Ha.. Ha.. ucapnya dengan nada kesal.
Tunggu.. bukan itu maksudku langsung aku membalas.
Lalu apa lagi Kak? Sudah jelas, kalau kakak memang tidak bisa melupakan Tania katanya dengan memperlihatkan raut wajah sedihnya.
Aku berfikir dalam dalam. Untuk apa aku memikirkan Tania? Dia sudah bahagia dengan tunangannya, dan ada seseorang yang benar benar mencintaiku. Ghea
Aku akan berusaha mencintaimu.
Tidak lama Ghea mulai mengeluarkan air matanya, terdengar isak tangis yang membuat aku tidak tega. Langsung kupeluk dengan erat, kuberikan pelukan kasih sayang kepadanya.
Hikss
. Kak
ucapnya diselingi isak tangis.
Iya.. kenapa Ghe? tanyaku heran.
Aku sayang kakak jawabnya.
Aku juga sayang kamu Ghe, selama ini aku tidak sadar kalau ada perempuan yang benar benar tulus mencintaiku. Ucapku dan kemudian kucium bibir mungilnya.