Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Untuk Tania 11 (Lanjutan gan)

Ngapain pada nunggu, nich ane kasih....


Sejak terbangun aku menjadi tidak bisa tidur lagi, memikirkan mimpi yang ku alami barusan hingga pagi menjelang. Aku segera bergegas ke kamar mandi untuk mandi, aku ingin mendinginkan kepala ku dari semua kejadian yang telah terjadi.

Aku segera berangkat ke kampus untuk melanjutkan kuliah ku hari ini, aku ingin semua cepat berlalu.saat di kampus aku memandang keliling, dengan sedikit harapan bisa meliha wajah Tania lagi walaupun aku juga tidak tau apa aku musti gimana kalau aku ketemu Tania. Aku juga memikirkan Ghea atas perkataan bodoh yang kuucapkan ke Ghea.

"Bodoh sekali Adi...sungguh bodoh..." gumam Adi

"Kenapa muke lu Di? Senuk amat tuh muke?" Tanya Rian ketika Adi masuk kelas
"Ah paling masalah cewe lah kalo ngeliat tampang lo" celoteh Galih yang cukup mengagetkan Adi.
"Jangan-jangan lu patah hati ya Tania mau tunangan?" Tanya Galih yang begitu telak nonjok banget ke hati. Aku tidak tau apa mereka memperhatikan muka aku yang aku rasa langsung memerah

"Ha? Kenapa juga gw musti patah hati?...ya bagus lah dia udah tunangan kan. Cuma anggota geng Ranger kita kayanya bakalan beneran ilang satu nih" jawabku sekenanya aja, semoga mereka tidak curiga.

"Barti tinggal si Santi cw di geng kita dunk? Wah penjahat di sarang penyamun dong?" canda Rian yang disambut gelak tawa aku dan Galih.

Kuliah pagi itu terasa sangat membosankan. Saat kami keluar kelas aku melihat Ghea saat dia sedang berjalan melintasi kelas aku. Aku menatapnya namun Ghea hanya melirik ku sesaat kemudian berpaling. Tampak ada rasa kecewa di matanya. Aku merasa sangat bersalah pada Ghea, dan dengan alasan ingin ke kamar kecil ke Rian dan Galih aku langsung menghampiri Ghea saat Ghea masuk ke tangga darurat.

"Ghe...Ghe...tunggu gw mao jelasin dulu ucapan gw kemaren"

PLAKKK!!!

Tamparan keras kembali menerpa pipi ku.

"Ghea kurang baik apa ma ka Adi sih? Ghea uda kasih semuanya kak...semuanyaa...dan kak Adi dengan gampangnya bilang kita ga ada hubungan apa-apa. Ghea sayang ma ka Adi, tapi Ghea ga terima diperlakukan seperti ini" ucapnya sambil menangis. Bila saat itu ada di luar tangga darurat mungkin kami sudah jadi tontonan sinetron gratis.

"maaf Ghe...bukan maksud aku manfaatin Ghea...aku Cuma belum bisa melupakan Tania Ghe" ucapku sambil menunduk

"kurang apa aku di banding Tania ka Adi? Jawab Ghea.." ujarnya dengan nada tinggi.

Aku tidak bisa langsung menjawab. Ghea jelas jauh lebih cantik dibanding Tania, lebih perhatian kepadanya, bahkan menyerahkan tubuhnya yang Tania tidak bisa kasih. Namun entah bagaimana Adi tetap mencintai Tania jauh dari pada Ghea.

"Baik ka Adi, mulai saat ini Ghea akan lupain ka Adi...ka Adi silahkan berangan-angan dengan cewe yang uda punya tunangan, yang ga akan ka Adi milikin. Jangan menyesal saat Ghea sudah ga ada lagi di sisi ka Adi" ujarnya dengan menahan emosi. Ghea terlihat menakutkan saat sedang marah seperti ini. Dan kemudian Ghea berlari meninggalkan Adi sendirian.

"Muke lo maki kucel aja Di dari kamar mandi? Lo abis coli ya lama banget?" tanya Galih yang disambut tawa oleh Rian.

"Sial lo...jangan samain gw ma si Rian tuh yang suka coli" jawabku yang di balas dengan tonjokan ke lenganku oleh Rian. Kami tertawa lepas sementara hatiku tertawa dengan semua kebodohanku.

Kami bertemu Santi di kantin yang ternyata sedang bersama Tania. Aku kaget sekali tidak tau musti ngomong apa ke Tania. Aku ingin lari tapi apa lagi alasanku yang tidak membuat orang lain curiga.

Dan saat aku sedang bingung tentang bagaimana sikap ku terhadap Tania, aku bagai disambar petir saat melihat datangnya pria yang kemaren aku pukul sekuat tenaga sedang membawakan makanan untuk Tania. Tania tersenyum manis saat melihat pria itu dating.

Ingin rasanya aku memukul lagi pria itu, tapi aku ini siapanya Tania memang.

"Ah sial, kalau saja ada Ghea saat ini" pikirku spontan, namun itu malah membuat ku semakin ga karuan, Ghea sudah sakit hati atas perkataan ku kemarin dan barusan. Membuatku merasa amat sangat bersalah kepada Ghea.

Saat sedang berpikir keras tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku dan membuat ku kaget. Ternyata Santi yang menepuk pundakku. "semuanya kenalin nih kakaknya Tania" ucapnya.

"Halo gw Randi" ujarnya namun matanya terus menatap diri ku. Aku bagaikan disambar petir untuk kedua kalinya saat mendengar perkataan Santi.

Rian dan Galih segera menyambut dengan bersalaman dengan Randi. Saat giliran ku bersalaman dia berkata "gw kemaren baru mao tanya lo temen Tania yang bernama Adi, karena Tania selalu ceritain lo ke gw, jadi gw penasaran juga tadinya. Lo masih punya utang 2 pukulan ke gw, bakal gw tagih nanti" bisiknya mengingatkan ku akan pukulan yang ku arahkan kepadanya kemarin. Tapi rasanya aku hanya sekali memukul dia, kenapa Randi bilang bales 2 pukulan.

"wah lo berdua uda saling kenal ya?" tanya Santi.

Aku hanya tersenyum menjawab "Ada deh urusan pria" sambil senyum yang kupaksakan.

Aku mencoba melihat Tania, namun Tania seolah enggan melihatku dan terus bercanda dengan Santi dan yang lainnya.

Aku agak lega dan senang saat mengetahui ternyata Randi bukan calon tunangan Tania. Lalu siapa tunangannya sebenarnya? "Ah mengetahui Randi hanya kakak Tania tidak membuatku tenang, malah semakin gelisah" pikirku.

"Tania ga pernah cerita dia punya kakak ma kita2" dengarku saat Galih sedang berbicara ke Randi.

"Gw alumni kampus ini jg, 2 taon di atas lo orang. Gw tadinya pengen liat jg calon pria yang kata ade gw sangat spesial" jawabnya yang disambut suitan Galih dan Rian. Mereka langsung menanyakan siapa pria yang dimaksud itu. Tania terlihat merah mukanya menahan malu, begitu juga dengan aku, namun aku merah karena menahan marah yang sejak tadi kutahan. Aku ingin pergi sebelum Tania menyebutkan siapa pria spesialnya itu. Aku rasa aku tidak akan bisa mendengarnya.

"Eh lo orang jangan salah paham, calon tunangan Tania ade gw tuh beda ma orang yang di anggap spesial ma ade gw. Ade gw mao di tunangin ma anak temen bokap. Makanya dari kemaren ade gw bolak balik ke kampus n ke rumah, jarang di kosan" jelas Randi.

"Tania ga mao awalnya, karena dia bilang dia uda punya orang yang spesial banget buat dia. Gw dukung banget Tania, karena ini uda jaman modern, makanya gw dateng ke kampus mao temuin tuh cowo. Eh niat baik yang ada malah gw kena tonjok, anjrit banget" lanjutnya.

Kami semua termasuk Santi terlihat kaget dan speechless dengan penjelasan Randi

"Cuma sayangnya cinta ade gw bertepuk sebelah tangan, karena dia mergokin tuh cowo ****** yang katanya spesial banget lagi tidur ma cewe laen yang kata ade gw sih lebih cakep n lebih seksi dari dia, jadi yah akhirnya ade gw terima tawaran bokap yang katanya tuh cowo ganteng n kaya. Sebelum gw balik gw pengen bales 2 pukulan buat tuh cowo" jelas Randi.

Untuk ketiga kalinya aku terasa bagai disambar petir. Aku melihat Tania dan kulihat Tania sedang menangis kecewa

Aku merasa menjadi orang terbodoh di jagat raya. Ternyata pria spesial itu adalah diriku sendiri. Wanita yang amat sangat aku cinta sudah hampir jadi milik aku selamanya namun lepas karena kebodohanku sendiri.

"Bangsat banget tuh cowo...Tan lo kasih tau kita-kita siapa orangnya biar gw mampusin cowo kaya gt" ucap Galih emosi

"Tan..." ujarku pelan dengan bibir bergetar, namun yang lain tidak sampai mendengarnya.

"Uda cukup Ran" ucap Tania sambil menangis. Santi sedang berusaha menenangkan Tania dengan mengusap-usap kepala Tania

"Gw cuma mau pamit ma lo orang, karena lo orang sahabat terbaik gw, gw musti balik ke rumah dan mungkin lanjut kuliah di daerah gw, selesai ini gw ma Randi mao langsung pergi, sori ya kalo gw dadakan gini kabarin lo orang" lanjut Tania.

Santi yang ikut menangis langsung memeluk Tania, sementara Galih dan Rian terlihat begitu emosi mendengar semua penjelasan Randi barusan. Aku ingin menangis dan bersujud di kaki Tania memohon maaf atas kebodohanku tidur dengan Ghea, namuan aku seakan tidak bisa bergerak.

"gw memang pengecut" pikir ku menahan emosi terhadap diri sendiri

"apa musti begini jadinya, apa Cuma sampai disini keberanian gw, apa gw relain Tania jatuh ke tangan cowo ga jelas gitu, apa yang harus aku lakukan" pikirku

"GA!!" teriakku sambil menggebrak meja, mengagetkan yang lain juga Tania dan Randi.

"Ga akan gw biarin lagi lu pergi dari gw Tan..*** akan pernah gw lepasin lagi...ini keinginan gw selama ini, gw akan perjuangin Tan...gw say..." BUKKK!!!!

Tiba-tiba sebuah tinju menghantam pipi ku. Lengkap sudah hari ini di tampar dan di pukul. Aku sampai terpelanting ke lantai. Rian dan Galih segera berdiri melihat aku di pukul.

"Bagus, emang jantan lu ngaku, tapi uda telat ******" ujar Randi yang ternyata memukulka barusan.

"Itu buat pukulan lo ke gw kemaren, bangun masih ada 1 pukulan lagi karena lu uda bikin ade gw nangis seharian kemarin" lanjut Randi

Rian, Galih dan Santi saling berpandangan kemudian melihat Tania. Mereka baru mengerti ternyata pria itu adalah Adi sahabat mereka sendiri.

Tania kemudian berdiri dan memegang Randi "Uda cukup Ran, kita pulang sekarang, gw ga tahan lagi Ran plis kita pulang sekarang Ran plis" mohon Tania dengan berurai air mata.

"Tunggu Tan, tolong kasih gw kesem..." BUKKK kali ini pipi kiri yang menerima pukulan, namun bukan Randi yang memukul, tapi Galih.

"Apa ini namanya sahabat Di? Apa kaya gini cara lo memperlakukan sahabat?" teriak Galih.

Kami sudah menjadi tontonan di kantin, sementara Tania dan Randi sudah bergegas pergi dari kantin.

Aku kemudian berdiri lagi menghadap Rian, Galih dan Santi yang terlihat marah kepadanya

"sori nanti lo orang bisa mukulin gw sepuasnya karena lo semua sababat gw, tapi gw ga akan lepasin Tania lagi sekarang, gw ga akan biarin geng Ranger bubar karena gw"

Aku langsung berlari mengejar Tania dan Randi, namun karena banyak mahasiswa lain yang sedang nonton acara sinetron kami, maka aku sempat terhalang-halangi. Aku melihat mobil Randi sudah mulai bergerak. Aku tidak akan punya kesempatan lagi bila Randi sudah keluar ke Jalan raya. Aku berlari sekuat tenaga, namun seseorang yang juga sedang terburu-buru menabrakku hingga kami berdua terjatuh.
"Sori-sori gw ga liat lo, lo gapapa? Sori gw lg telat masuk kuliah" ujarnya berusahan menolong aku, namun aku melihat mobil Tania sudah meluncur memasuk jalan raya. Punahlah semua usahaku. Aku merasa tidak perduli lagi terhadap apa pun.

"DINN...DIINNN" sebuah klakson mobil mengagetkan kami.

"Eh ******, cepet masuk ke mobil" ucap Galih. Aku melihat Galih, Rian dan Santi sudah ada di dalam mobil.

"Cepetan jangan bengong aja ******!!" maki Galih

"Sori gw nabrak lo td, gw musti buru-buru" ujarku ke pria yang tadi menabrak aku

Aku segera naik ke mobil Galih di samping Galih dan Galih segera mengejar mobil Randi.

"Kalo lo emang nyesel n kalo lo emang cinta ma Tania, lo musti balikin Tania ke geng Ranger lagi" ucap Santi terlihat marah di belakang

Aku melihat Santi, kemudian Rian. Aku hanya mengangguk tapi penuh dengan keyakinan.

"Thanks Gal, thanks San, n thanks Ri" ucapku

"Bukan buat lo, buat Tania, n buat geng Ranger" jawab Rian tapi sekarang dengan tersenyum. Aku juga tersenyum melihatnya merasa mendapat dukungan penuh dari geng Ranger. Aku sangat bersemangat kali ini. Go Rangers!!!

Galih dengan cekatan terus menyalip mobil di depannya untuk mengejar mobil Randi yang terlihat bagaikan titik di depan.

"Anjritt...si Randi jago juga nyetirnya, bakalan susah nih" ujar Galih yang dengan lincah terus mengemudi menerobos sesaknya jalan raya. Tiba-tiba HP Galih terdengar nada masuk, Galih mengambil HP nya tanpa kehilangan fokus mengemudi, aku sangat salut terhadap Galih atas daya konsenstrasinya.

"Halo..." jawab Galih, kemudian terdengar suara wanita, kemungkinan itu Sarah pikirku, "menelpon di saat yang tidak tepat, apa bisa mengejar Tania kita nih kalo Galih fokusnya teralihkan ma Sarah" pikirku. Namun Galih sudah menjawab pertanyaanku dengan menjelaskan bahwa dia sedang sibuk ngebut masalah hidup dan mati aku dan akan jelasin semua nanti. Galih menutup HP nya dan terus fokus mengejar mobil Randi.

Mobil Randi sudah terlihat semakin mendekat hanya tinggal beberapa meter saja dari pandangan. Aku merasa ini lah saatnya. Namun tiba-tiba kami di kagetkan oleh seorang polisi yang menghadang laju kendaraan kami, sehingga Galih segera mengerem mobilnya hingga mendecit hingga berhenti.
"lu orang cepetan naek taksi, tadi gw liat ada taksi gw lewatin, ini gw yang urus" ujar Galih.

Tanpa pikir panjang kami semua keluar dari mobil untuk segera naek taksi, namun di hadang kembali oleh polisi yang tadi yang curiga melihat kami lari.

"Maaf pak, kita ga bawa narkoba atau barang haram laennya, kita mao ngejar temen kita yang uda berpisah ma kita pak. Tolong pak jangan mempersulit kami, ini hanya masalah cinta dan persahabatan pak" mohon Santi. Bapak polisi itu tetap bergeming dengan curiga.

"Pak, bapak silahkan geledah mereka cepetan sebelum teman saya itu sudah tidak bisa di kejar lagi, kalo bapak emang menemukan benda haran silahkan tahan saya pak" ujar Galih berusaha meyakinkan polisi tersebut.

"Tolong pak" mohon Santi lagi.

"Ya sudah kamu boleh pergi, saya mau cek pengendara ini saja" ujar polisi tersebut.

"Makasih pak, Gal thanks banget n sori uda ngerepotin lo" ujarku yang segera bergegas mencari taksi.

"Lo emang uda ngerepotin gw Di, lo musti bayar utang gw tar bayar nih pak Polisi" tereak Galih

"Husss" ngomong sembarangan ujar polisi tersebut.

Kami segera menghentikan Taksi yang untungnya masih belum ada penumpangnya.

"Pak tolong cepetan kejar mobil di depan pak, nanti saya arahin mobil yang mana" ujar ku memimpin di depan.

Mobil taksi tersebut segera tancap gas. Perburuan kami yang sempat tertunda akhirnya kembali dimulai. Kami semua berharap supir Taksi ini cukup ahli mengejar Randi. Kami mengejar sampai masuk tol, dan di tol kami bisa lebih leluasa menyalip mobil. Aku merasa waktu yang berlalu sangat lambat.

Setelah sekian lama, Randi terlihat berhenti di satu rumah, yang kami duga itu kosan Randi. Aku segera membayar ongkos taksi dan segera keluar menghampiri mobil Randi. Randi terlihat kaget melihat kami.

"Lo mau apa lagi Di? Tania uda ga mau ketemu lo lagi" ujar Randi saat keluar dari mobil

"Plis Ran, gw tau gw salah banget, lo boleh mukul gw lagi tapi plis tolong ijinin gw ngomong ama Tania. Kalo setelah gw jelasin semua ke Tania n tetep ga mau ketemu ma gw, gw ikhlas Ran, gw cuma mau bilang gw sayang banget ma Tania lebih dari hidup gw sendiri Ran"

Randi tetap diam berpikir, kemudian menanyakan sesuatu ke Tania.

"Santi...Rian...kita ke warung depan yuk, kita ngopi, biar si Adi ma Tania di kamar gw" ajak Randi

"Thanks Ran" ucapku yang segera memasuki kamar kos Randi.

"Halo Tan" hanya itu yang bisa terucap dari mulut aku.

Tania terus memandang ke arah lain sambil membereskan barang-barang yang ada.

"ehmm... t.t..tan...gw minta maaf"

Tania terus membisu. Keadaan ini bikin gw frustasi. Andai ada cara lain yang lebih mudah.

"Tan sori, gw minta maaf lo musti liat gw....ehmm...berbuat itu ma Ghea" aku berusaha membujuk Tania.

"Itu bukan kemauan gw sebenernya, gw cuma kalut n cemburu banget pas liat lo ma Randi, gw kira Randi cowo lo....abis lo menjauh ga ada penjelasan apa-apa...plis Tan maafin gw...maaf atas kebodohan gw"

Akhirnya Tania memandang ku, "Yah mungkin emang kita ga berjodoh kali Di, lu kan sekarang uda ama Ghea, dia jauh lebih cantik dari gw, lebih populer, lebih gede toketnya, ya uda lu jalanin aja ma dia Di, gw jalanin hidup gw ma calon tunangan gw" ucapnya datar.

"Gw ma Ghea ga ada hubungan apa-apa Tan, suer...saat itu gw berbuat murni cuma berdasarkan rasa cemburu gw ke lo ma Randi"

"Maksud lo, lo berbuat itu ma Ghea cuma buat having fun gitu? Lo pake trus lo tinggalin gitu aja, Lo ga berperasaan banget ya Di" ketus Tania.

"Bukannya lo juga kaya gitu Tan waktu dulu kita..." PLAKKK Tania kembali menampar pipi ku. Hari yang indah penuh dengan tamparan dan pukulan.

"Inget ya Di, jangan samain gw ma lo, gw dulu lakuin itu awalnya emang penasaran, tapi gw emang uda sayang ma lo, gw percaya sama lo...PERNAH sayang ma lo" jawab Tania

"Kenapa lo ga bilang? Yang lo bilang selalu kita tetep temenan tanpa ada hubungan yang lebih di antara kita, gimana gw bisa tau lu sayang ma gw ato ma orang laen Tan? Gw ini bodoh Tan, gw ga bisa nebak lo lakuin itu karena sayang ma gw ato cuma having fun aja, sementara lo pernah bilang lo mao kasih perawan lo ke seseorang yang spesial, bahkan Santi pernah nemuin kondom di kamar lo Tan, pernah liat lo jalan bareng Randi tanpa lo pernah kasih tau kita-kita kalo Randi itu kakak lo, trus gimana gw bisa tau kalo lo sayang ma gw Tan?" jelas aku.

"Lo sadar ga sih kalo selama ini perasaan gw terombang-ambing dengan sikap lo?" tanyaku.

Tania hanya diam membisu.

"Gw sayang banget sama lo Tan, waktu lo dulu minta gw remes toket lo, lo ga tau seberapa bahagianya gw, bukan cuma karena bisa remes toket, tapi gw bisa salurin rasa sayang gw yang uda gw pendam selama ini Tan. Gw berharap lo sadar akan rasa sayang gw Tan, tapi yang selalu lo bilang kita tetep jadi temenan aja kan Tan"

Tania mulai menangis.

"Plis Tan...jangan lo pergi dari gw Tan...lo mimpi gw Tan" ucapku sambil memejam mata menahan emosi kepasrahan.

"Ga bisa Di, gw uda setuju ma bokap terima tawaran dia di tunangin ma cowo laen..." jawab Tania pelan

"n masalah kondom, itu gw dapet dari hadiah kampanya AIDS kok Di, gw ga mao lo perawanin waktu itu karena gw maunya lo lakuin itu ke gw setelah lo nikahin gw Di, gw bukan penganut seks bebas, tapi kalo tiap ama lo gw suka ga bisa nahan diri Di, makanya gw bilang itu mau gw kasih ke orang yang bener-bener spesial buat gw walaupun itu lo maksudnya" lanjut Tania.

"Apa ga bisa lo batalin Tan ke bokap lo? Gw ga bisa kehilangan lo lagi Tan" ujarku.

"Kalo Randi uda bilang ke bokap gw terima tawaran bokap, uda ga bisa Di, gw juga ga mau bokap malu ma temennya gara-gara gw" jawab Tania.

"Tapi kalo Randi belum bilang, apa lo mau jadian beneran ma gw Tan?" tanyaku langsung.

"Trus abis lo pake lo tinggalin gw kaya lo tinggalin Ghea?" tanya balik Tania.

"Apa menurut lo gw cinta ma lo sekian lama gw pendam, pas uda dapet trus gw buang gitu aja Tan?...mungkin gw bodoh tapi gw yakin gw ga sebodoh itu Tan" jawab ku.

"Kenapa sih Di lo musti berbuat ma Ghea? Kenapa lo ga bisa nyadarin kalo semua yang gw lakuin buat lo itu karena gw sayang banget ma lo?" isak Tania.

Pelan-pelan aku rangkul Tania, aku peluk aku cium keningnya.
"Aku minta maaf Tan" ucapku lagi.
Aku angkat dagunya, aku kecup bibirnya pelan, sampai akhirnya kami saling melumat bibir, dan pelan-pelan tanganku masuk ke dalam kaus Tania, mengusap perut, naik terus hingga ke BH nya, jariku menyelinap ke dalam BH untuk meremas payudara Tania.

"Ahhh Di...gw kangen ma sentuhan lo di toket gw Di" ucapnya saat wajah dan lehernya aku cium. Wangi parfum Tania membuatkua makin terangsang. Tania menjadi makin tidak terkendali desahannya. Tania mulai berbalik menciumi wajah dan leher ku, terasa geli dan nikmat. Aku angkat kaos Tania dan sekalian aku angkat Cup BH Tania yang masih terlihat indah. Aku sejenak memandangi keindahan bentuk payudara yang bulat menggemaskan. Ini yang aku suka. Aku mulai menjilat puting payudara Tania sambil yang sebelah aku remas.

"Aaaahhhh...enak banget Di....gw kangen Di" ucap Tania sambil mengecup kepala ku sementara aku terus menjilat dan menghisap kedua payudara Tania. Tangan Tania mulai meraba penisku dari luar celana jeansku dan langsung berusaha membuka celana jeansku beserta CD. Penisku yang ngaceng berat langsung berdiri tegak, dan tanpa banyak waktu Tania langsung mulai menjilati penisku.

"hmmm...enak Tan...geli banget Tan" gantian aku yang mulai mendesah.

"Gw sayang ma lo Di" ujar Tania di sela sela jilatannya di penis ku.
"Ahh...gw juga sayang banget ma lo Tan" jawab ku.

Kemudian aku tarik ke atas badan Tania, aku buka celana jeans dan CD nya, langsung aku jilat bibir vaginanya yang sudah lembab.

"Aaaahhhhh....Di...enak banget Di...jilatin terus Di mem3k gw" Tania mendesah dan menggelinjang hebat menahan jilatanku. Lalu aku memposisikan penis ku di atas bibir Tania yang langsung disambarnya, di jilatnya dan di emutnya penis ku. Desahan kami saling bersahutan walau mulut kami masing-masing tersumpal penis dan vagina.

"hhmmmmfhhh...uwe...ampe...III" ujarnya tidak jelas karena disumpal penisku, kemudian penisku di sedot dengan kuat oleh Tania saat badannya tiba-tiba bergetar dan berkedut-kedut kemudian mengangkat pinggangnya menahan nikmatnya orgasme.

Akhirnya aku ga tahan aku segera mencabut penisku dari mulut Tania. Aku ingin mulut Tania yang satu lagi yang menghisap penis ku. Aku melebarkan pahanya, mulai mengesek-gesekan penisku ke bibir vaginanya. Saat aku akan mulai mendorong masuk ke vagina nya, Tania menjepit dan menahan penisku.

"Di plis, kan uda gw bilang lu boleh ambil yang satu itu setelah lu nikahin gw Di, gw ga mau lu tinggal abis lu pake Di...tolong Di plis Di...ini impian gw di perawanin di malam pertama oleh orang yang gw cinta banget...dan itu lo Di orangnya, ga ada orang lain...jadi plis Di lo mau bersabar untuk yang satu itu ya" mohon Tania walau wajahnya terlihat menginginkan lebih.

Aku mencintai Tania, bagaimana aku tega dengan permohonannya itu. Akhirnya aku mencium bibir Tania.

"Gw juga uda pengen banget Di...apa menurut lo kita kecepetan kalo kita nikah abis kita selesai kuliah?" tanya Tania.

"Ah gila lo Tan, baru lulus punya apa gw, gawean aja kaga ada pastinya, mau bilang apa gw ma bonyok lo?" tanya gw panik.

"ga usah panik gitu kali Di...lo kira kemarin gw sempet ngilang cuma buat ngurusin masalah tunangan aja apa...gw uda minta tolong Randi cariin lo kerjaan di tempat dia, n kebetulan dia juga lagi butuh orang yang bisa dia percaya buat nanganin pabrik dia, n dia oke ko nunggu lo lulus kuliah, lagian lo kan bisa praktek kerja dulu waktu lo nyusun skripsi Di" jelas Tania.

Aku betul-betul terharu atas perhatian Tania yang ternyata lebih perhatian dari yang aku kira selama ini.

"Maaf lagi ya Tan gw uda ngeraguin lo, uda ngecewain lo" ucapku sambil mengetuk keningnya.

Kami berpelukan erat, kemudian aku teringat Randi, Santi dan Rian. Kami segera merapihkan pakaian kami yang awut-awutan. Dan saat kami keluar kamar ternyata mereka sedang menunggu di luar.

"Uda selsai? Cepet amat? Lo kaga edi tansil kan Di?" tanya Randi yang langsung disambut tawa keras Rian dan Santi. Aku dan Tania merasa malu banget ternyata mereka mendengar semua yang kami lakukan di kamar.

"Rese lo pada...nguping aja lo pada" ujar tania yang masih merah muka nya menahan malu

"Eh Ran, sori apa lu uda bilang ke bokap Tania kalo Tania..." tanyaku yang langsung dipotong Randi.
"Tenang aja...gw belom bilang apa-apa ko ke bokap, gw tau Tania ga akan tahan jauh dari lo, kalo lo tiap ari denger ocehan Tania tentang lo, lo juga bakal tau seberpa tergila-gilanya Tania ma lo Di" potongnya

"Ihhh apaan sih lo Ran cerita-cerita gituan...rese lo" marah Tania sambil mencubitin lengan Randi sementara yang lain tertawa.

"Eh Galih gimana? Lo orang uda telp dia blom?" tanyaku panik ke Santi dan Rian.

"Lo pikir gw bakal lepasin lo dari utang lo gitu aja Di" jawab Galih di pojok teras.

Aku langsung menghampiri Galih dan langsung memeluknya erat.
"Thanks banget Gal...lo semua emang sahabat terbaik gw"
"Eh oke oke...uda gw ga mao dibilang moho kalo keliatan orang-orang" jawabnya.

Semua tertawa lepas, semua kembali akrab seperti semula, hanya ada satu yang berubah, Tania sudah benar-benar dalam genggaman ku sekarang yang segera kutarik dan ku cium bibirnya di depan geng Ranger yang langsung bersuit keras dan sayup-sayup terdengar alunan lagu "...i don't wanna close my eyes...i don't wanna fall asleep coz i miss you babe...and i don't wanna miss a thing..."

Kini saatnya memulai cerita yang baru...bersama Tania

THE END
 
bener g ya ini tulisan ts asli ?!

tp, ane terharu bgt

ane juga demen 5 sahabat cewe ane

mudah2an kisah ane hapy andeng juga seperti ini

salut gan
salam semprot !!!!
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ending nya gak enak benar......
gak mantap seperti awal nya....beneran tuh ending oleh pengarang yg sama???
 
Gan minta link cerita ini dari part 1 smp part 10nya donk.. Kalau ada yang langsung coment gan.. Wajib nh... Ga seru nh klo ga bacain dari awal mulanya gan... Okeyyy.. Semprootkan gan...!!!
 
Rasa Untuk Tania ini tamatnya Official nggak sih?

ane pernah baca di tempat lain... beda lagi tamatnya... :pusing:
 
ceritanya keren bro gw jd gk bs tidur... mirip2 dikit sama percintaan gw sama mantan gw huhuhu
 
. I ). ( I
/ I. I. \
/__',_ ,'___ \
/( __ _)\.. /(_ __ )\
I ( __ _ )). ((__ __ )I
I ( __ _) ). ( (_ __ _)I
\(___ _)/, \(___ _)/
‎​ ​M̶̲̥̅̊ɑ̤̥̈̊α̣̣̥α̍̍̊N̶̲̥̅̊†̥ɑ̤̥̈̊α̣̣̥α̍̍̊B̶̲̅ ̥̊.

NGgak usah copas seri 10 gan... Lanjut aja.. Alurnya dah bisa diterima koq gan....
 
Luar biasa... Akhirnya ada lanjutannya.. Support ane buat TS-nya semangat n fighting.. :semangat:

Tlilit..tlilit. Ada early ending kontribusi Cemen9. Tapi ane menunggu versi kaizakagari aj deh.. Satu lagi nih 'beban' buat ya bro kaizakagari, plis.. dijaga alur ceritanya .. Happy ending dng 'SS' yang superb special.. :semangat:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Waduh terakhir baca waktu tu baru sampe part 5.. Sekarang udah part 10 dan 11.. Bagi link yg part 6 7 8 9 dong suhu suhu.. Ane suka banget sma cerita ini...
 
Bimabet
dari skian banyak crita, crita ini menurut ane yang paling bagus. Ane dah baca dari blog tetangga part 1 s/d 10 (tamat).
Ending di part 10 yang pernah ane baca, si galih liat si tania dah jalan ama anak kecil perempuan di bandara chagi mo brangkat ke paris.
Crita yng ini agak bingung awalnya baca. Happy end gitu.
Tpi btw, alur baru ini mantep jga bro.
4 jempol buat agan
ditunggu lanjutan belah duren tanianya bro
:semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd