Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )


Bagian XI​




Malam telah larut, aku beranjak meninggalkan ibuku yang telah lelap tertidur di ruang VIP rumah sakit ini.

" Mbak, titip ibu ya.. "

" Oh iya Mit, mau langsung pulang ya "

" Iya mbak, capek banget pengin istirahat "

" Ya udah mbak Hani, assalamualaikum "

" Waalaikumsalam.., eh Mit, maaf nih "

" Iya mbak ada apa ya. "

" Belum transfer ya, hihihi "

" Oh.. iya sampai lupa, maaf ya mbak... "

" Nggak papa Mit, mbak cuma ngingetin aja kok, hihihi "

" Maaf sebelumnya mbak, Kalau Mita transfer besok nggak papa kan "

" Nggak papa Mit, kamu ini kayak sama siapa saja, hihihi "

" Ya udah Mita balik dulu, assalamualaikum.. "

" Waalaikumsalam.. "


Lesu, kulangkahkan kaki meninggalkan ruang VIP, menyusuri koridor yang sudah sepi, menuju tempat parkir rumah sakit ini.

Minggu lalu dia hanya transfer mbak Hani dan mbak Narsih, tidak padaku. Sekarang sudah hari Sabtu, baik aku mbak Hani maupun mbak Narsih belum mendapatkan transferan.

Maunya apa dr. Raffi ini, dia mau ingkar janji ?

Jika ia tidak transfer padaku, aku tak peduli, tapi ini urusan mbak Hani dan mbak Narsih, siapa yang bayari.

Saldo rekeningku tinggal 500rb, uang dari Raka juga tinggal 500rb, dimana nyari kekurangan 300rb.

Mau tak mau kurobek saja kulit maluku. Karena harapanku tinggal satu, Raka.

Lah bukannya dia lagi ke Surabaya, besok pula pulangnya. Ya aku ingat siang tadi ia mengirim pesan padaku.

Langsung pening kepalaku.

Nagih sekarang ke dr. Raffi, malam malam begini, bagaimana kalau ada tante Hilda atau Sherly. Bisa kacau Dunia ini.

Kalau tahu begini, siang tadi sudah kudatangi dr. Raffi.

Ya Tuhan cobaan apa lagi ini......

Kuhela nafas panjang berharap risau hatiku terlepas hilang. Pasrah, berserah hanya itu yang dapat kulakukan.

Heeehh..... kutarik nafas panjang.

Kembali kususuri koridor rumah sakit ini.

Degh..

Langkahku terhenti. Sepi benar benar sepi, hanya ada aku dan deretan Poli yang penerangannya telah mati.

Dompet yang tergeletak dilantai koridor ini, kupungut kuperiksa isinya.

Sempat dilema dalam hatiku, jika kuambil tiga lembar uang merah di dompet itu, sebenarnya selesai sudah masalahanku. Tapi nyatanya aku tak mampu, aku tidak berani mengambil yang bukan hak milikku.

Lalu bagaimana kalau ternyata malah satpam yang mengambil uang itu. Tentu bukan urusanku, itu urusan satpam, pemilik dompet dan Tuhan.

Saya tadi menemukan dompet bapak, berisi KTP, SIM, ATM, uang 2jt dll. Saat ini dompet tersebut saya titipkan di pos satpam RS. Terimakasih.

Sekedar berjaga jaga, kukirimkan pesan itu beserta foto dompet, pada nomor yang tertera dalam kartu nama.

Ku jalankan scooter matic milik Raka meninggalkan rumah sakit ini dengan perasaan lega.


.............


" Loh nggak jadi pergi ke Surabaya "

Tanyaku pada Raka, tentunya setelah mengucapkan salam.

" Nggak, diundur minggu depan acaranya "

" Oo.. "

Kulihat semuanya rapi, tidak berantakan. Ok fix, nggak ada kerjaan.

" Aku ke kamar dulu ya.. "

Capek badan, lelah pikiran, menuntun langkahku memasuki kamar.

" Mit makan yuk, aku lapar !! "

Teriak Raka saat aku ada di kamar.

" Iya bentar.. "

Buru buru kuselesaikan ganti bajuku.

" Mau nasi goreng, cepet kok bikinnya "

" Nggak ah makan diluar aja yuk "

Aku diam enggan menjawab ajakannya.

Di magic jar masih ada nasi yang kurasa cukup untuk kita berdua, waktu lima belas menit lebih dari cukup untuk mengolahnya menjadi nasi goreng ditambah lauknya.

Trus ngapain ngajak makan di luar. Kan lebih irit kalau maka di rumah. Jangan jangan ia nggak suka dengan masakanku.

Aku tak enak hati, merasa tak berfungsi di rumah ini.

" Ayok... bengong aja, laper aku Mita "

" Masakanku nggak enak ya "

" Mulai, mulai sensi.., ini malam minggu Mita, sekali kalilah makan di luar biar kayak orang pacaran, hehehe "

Kata kata Raka itu begitu merdu masuk ke telinga, jauh dari prasangkaku, hingga mengubah moodku.

Pacaran sebuah status yang setiap remaja dambakan. Walaupun ucapan Raka sekedar kayak orang pacaran, rasanya telah merubah wajahku lebih kemerah merahan.

" Bener.... bukan karena masakanku nggak enak kan ? "

Selidikku, mencoba memastikan.

" Bener sayang, masakanmu ok banget kok "

Duh.. kok pakai kata sayang sih...

Rasanya moodku telah terbalik 180°, bener bener seperti hilang segala beban hidupku berganti luapan rasa yang berbunga bunga.

" Ya udah tunggu... "

" Woi mau kemana "

" Mandilah, hihihi "

" Wah wah ngaco anak ini, nggak usah mandi, keburu pingsan aku kelaparan "

" Kan nggak enak, malam mingguan bau asem, tunggu sebentar aja, hihihi "

" Nggak papa, sama aku juga belum mandi, siniin kunci, kita pakai matic aja, cepet Mitaaa... "

" Iya iyaaa.... "

Dengan sedikit gondok ku ikuti langkah Raka, lalu duduk membonceng padanya.

Mandi nggak boleh, ganti baju nggak boleh, katanya laper, eh sekarang aku sudah siap di boncengan, motor nggak segera di stater. Apaan coba maksudnya.

" Katanya cepet, kok nggak jalan jalan sih "

Tegurku.

" Nggak papa jalan nggak pakai kerudung "

Hah...

Kerudung pun, aku sampai lupa, hihihi.


.............


Sekat rendah diri yang membatasiku dan dirinya kini telah terbuka.

Raka yang bersahabat, yang dewasa dan mengayomi membuat diriku berharga lagi. Diriku yang telah porak poranda, terasa kembali utuh saat bersamanya.

Canda, tawa, obrolan di sela sela kami makan membuat diriku semakin nyaman ada di dekatnya.

Malam hampir sampai pada puncaknya, saat kami berkendara berboncengan pulang.

" Ka, dingin ya "

Di perjalanan ku buka obrolan.

" Halah.. kalau pengin peluk, peluk aja, nggak usah dingin jadi alasan, hehehe "

Kok jawabnya gitu.

" Apa, nggak dengar.... ?! "

Aku pura pura tak mendengar.

Perasaanku, kok malah dia ya yang pengin dipeluk cewek dari belakang.

Dasar Raka........

" Eh.. "

Aku terkejut.

Tiba tiba tangan kiri Raka meraih tangan kiriku, menyabukan pada perutnya.

Degh..degh..degh..

Jantungku berdebar, Raka mulai kurang ajar. Tetapi mengapa hatiku kok malah senang.

Kuhela nafas panjang.....

Aw...

" Sakit Mita.."

" Halah dicubit gitu aja...., pura pura sakit kan ... "

" Hehehe "

Dan benar, ia mulai cengengesan.

" Alah alasan.., kamu kan yang pengin dipeluk, hihihi "

" Peluk dong, hehehe "

Entah darimana keberanian itu datang atau mungkin karena aku telah nyaman sehingga tiada lagi ada sekat penghalang. Tidak ragu tanpa malu kupeluk Raka dari belakang.

Rasanya, uh... luar biasa..... tiada tara.

" Gitu kek dari tadi, hehehe "

Aku tersenyum, tersenyum bahagia sambil berharap dia merasakan hal yang sama.

Berkendara berdua, dua kilometer saja, rasanya begitu lama. Mungkin karena memoriku belum pernah menyimpan sensasi seperti ini, sensasi memeluk kekasih hati.

Cklik..

Kaitan tali lepas oleh jarinya. Lalu tangannya meloloskan helm dari kepalaku. Oh so sweet perlakuannya padaku.

" Boleh nggak kecup keningnya, hehehe "

" Nggak, bukan muhrim "

Aku berbalik meninggalkanya, membuka pintu rumah Raka dengan tersipu bahagia.

" Ye.. peluk peluk, santai saja. Giliran pengin kecup bukan muhrim, emang dalilnya beda peluk sama kecup "

Dia ngedumel sendiri, hihihi.


............


" Ka, aku boleh pinjam 300rb "

Kataku pelan dengan ragu, setelah mengumpulkan sisa sisa keberanianku.

Cepat ia mengambil dan membuka dompetnya.

" Nggak cukup..., berapa rekeningmu, kutransfer aja dari pada ke ATM "

Ia ambil handphonenya, membuka aplikasi mobile bankingnya.


" Nggak tanya dulu buat apa Ka "

" Emang buat apa, bank nya apa "

Matanya tetap fokus pada HPnya.

" BRI, buat mbak Narsih dan mbak Hani "

Diam, berhenti, tak lagi menatap hpnya, kini pandanganya beralih padaku.

" Papanya Sherly nggak transfer "

Lemah aku menggeleng.

" Brengsek juga laki laki itu, mau enaknya lupa janjinya "

Aku hanya bisa diam melihat ia gusar.

" Kirim aja no rekeningmu, biar gampang copy paste "

Kuraih HPku, kukirimkan apa yang ia mau.

" Kamu ada mobile banking ? "

" Nggak, kenapa ? "

" Nggak papa sih "

Selesai, Ia meletakan HPnya.

" Aman sudah kutransfer "

" Makasih ya Ka "

" Siip.. "

Jawabnya singkat.

Kulihat masih ada kegusaran menggelayut di wajahnya.

" BPJS sudah diurus ? "

Tanyanya.

" Udah "

" Beneran sudah "

Ia menatapku, matanya menyelidikiku.

" Bener Raka, sudah, kok nggak percaya sih "

Ku ambil HPku.

" Nih buktinya "

" Ok, siiip, hehehe "

Suasana hatinya cepat berubah, dari tegang, perlahan tenang dan ia kini terlihat senang.

Cup

Tiba tiba ia mengecup keningku.

" Mandi sana gih, bau acem, hehehe "

Seharusnya aku merasa dilecehkan tapi nyatanya aku malah merasa senang.

Bukan senang dilecehkan, tapi merasa apa yang dilakukan Raka tulus penuh kasih sayang.

Ia pergi meninggalkanku sambil cengengesan.

" Mandi woi jorok..., panuan baru tahu rasa, hehehe "

Teriaknya dari depan pintu kamarnya.


.............


Memang benar kata orang cewek mandinya lebih lama dari cowok dan itu ku alami sendiri.

" Baju kotor dimana Ka "

Kataku saat keluar dari kamar mandi.

" Udah masuk mesin cuci "

Cuek jawabnya sambil melihat TV.

Ya dia sudah selesai mandi dan telah parkir santai di depan TV sambil menikmati snack yang kita beli sepulang makan malam tadi.

" Ringan tugas inem mu sekarang Ka, hihihi "

" Bodo.. "

Dia memang tak suka kalau aku menyebut diriku pembantu atau kata lain yang sinonim dengan pembantu.

Ada ada saja, kan bener keberadaanku disini untuk magang jadi pembantu, hihihi.


..............


" Hush .hush . Jauh jauh... bukan muhrim "

Usirnya

" Ok, jangan sekali kali minta aku mendekat ya.. "

Kusambar snack di sampingnya, menggeser jauh dari jangkauannya, meletakan pada pangkuanku, dalam kekuasaanku.

" Lah.. kok dibawa.. "

" Bodo "

" Bagi lah.., jangan egois dong sayang, hehehe "

" Bukan muhrim, jangan panggil sayang "

Raka mulai menggeser tubuhnya mendekat padaku.

" Hei... Ngapain dekat dekat aku, bukan muhrim !! "

Kunaikan suaraku, pura pura galak.

" Ge er, aku lo mendekat pada snack bukan pada kamu, hehehe "

" Sama aja Raka, hihihi "

Iihh...

Gemas dengan kelakuannya, kucubit saja lengannya.

Aw..

" Sakit Mita, beneran sakit, gila ya ini anak "

Raka meringis sambil mengelus elus lengannya.

" Bodo amat, dibilangin bukan muhrim, malah ngeyel mepet aku, hihihi "

" Hiii...cantik cantik kok galak "

Raka bergidik, beringsut menjauh dariku.

" Eh kemana.. disini aja... nggak... nggak boleh.. nggak boleh jauh "

Kutangkap, kurangkul tangannya erat

" Nggak nggak, bisa jadi korban KDRT aku "

Ia meronta, aku sih yakin itu pura pura.

" Diam.. bisa diam nggak sih ! "

Tajam kutatap matanya. Bukan dia saja yang mampu bersandiwara, akupun bisa.

Raka pun terdiam.

" Nah kalau salah satu diam begini kan enak ngomongnya, mudah menyelesaikan masalah kekerasan dalam rumah tangga kita "

Ku elus lalu kukecup luka memar di bahu kirinya.

" Maaf ya sayang, istrimu janji nggak akan galak lagi "

Kurangkul tangan kirinya, kusandarkan kepalaku di bahunya.

Diam tetap saja terdiam, mungkin dia mencoba memahami sikap dan ucapanku.

" Muhrim dong kita "

Katanya, sambil tersenyum melirik padaku.

Hahahaha

Kami pun tertawa bersama.


..............


Aku bahagia menikmati suasana romantis yang kita ciptakan bersama.

Walau hanya nonton film di TV dalam ruang yang terang benderang, kurasa sensasinya sama seperti ABG penasaran yang duduk berdua berdampingan, di bioskop dalam kegelapan.

Ketika dia melirikku, memegang tanganku, merangkulku dan juga curi curi ciuman di pipi ku, membuat diriku berdesir tak karuan.

Sentuhan sentuhan yang Raka lakukan bagiku masih dalam batas sopan. Bukan vulgar atau melecehkan.

Obrolan obrolan setengah dewasa yang saling kita lempar pun tidak membuat mata dan tangan Raka jelalatan. Semua hanya berakhir menjadi canda tawa bagi kami berdua.

Tak bisa kubayangkan jika malam ini aku duduk berdua dengan laki laki lain, rasa rasanya aku telah di terkam. Apalagi kalau tahu aku cewek simpanan, tentu tubuhku kini telah tercabik cabik tidak karuan.

Bersama Raka semua terasa berbeda. Ia sama sekali tak pernah menganggap rendah diriku, memandang hina statusku apalagi memperlakukan diriku sebagai seonggok daging pemuas napsu birahi, tidak pernah sekalipun kurasakan itu.


..........


Tak terasa waktu cepat berjalan, jam di dinding menujuk pukul dua malam. Film romantic comedy pun telah usai.

Aku yang sedari tadi rebahan di pangkuan Raka, kini bangkit berdiri, menggeliat lalu menguap.

" Bobo' yuk Ka, ngantuk aku.. "

" Ayuk.."

Raka pun berdiri sambil mematikan TV.

Kumat konyolnya mulai kumat..

Dia membutunti langkahku, mengikuti sampai depan pintu kamarku.

" Mau kemana "

" Bobo' katanya ngajak bobo', hehehe "

" Oo.. Bobo' bareng ya, emang berani, hihihi "

" Beranilah, kan muhrim kita, hehehe "


Cleck..

Kubuka pintu kamarku.

" Masuk duluan dong kalau berani, hihihi "
Loh loh loh mulutku ini.

" Kan ladies first, hehehe "

" Oh gitu ya, ok...., hihihi "

Hei..hei jangan jangan masuk dulu, duh gimana sih, ya udah akhiri candaan dewasa ini, bilang selamat malam, Selamat bobo' lalu tutup pintu kamarmu.

" Lah kok masih di luar, masuk dong suami, hihihi "

Mita.. stop.. udah kelewatkan kamu menanggapi candaan dewasa ini, kalau dia masuk beneran gimana dong. Pakai sebut sebut suami lagi. Parah kamu ini.

" Hehehehe... "

Nah nah beneran kan, Raka masuk beneran, pakai cengar cengir lagi, sambil cengengesan pula, bagaimana coba ini cara ngusirnya, Mita !!

Udah udah tenang dulu, ambil nafas dulu, nggak usah ngos ngosan, ok. Sekarang pelan pelan dorong Raka keluar kamar, ucapkan selamat malam lalu tutup pintumu trus bobo' cantik deh, mimpiin Raka, pangeran berkudamu, hihihi.

Ckleck..

Mita..!! Kubilang keluarin dulu Raka bukan tutup pintumu dulu !! Stop berhenti Mita jangan mendekat ke Raka !!

" Slurp..smuuchrp... "

Mita.. itu Zina.. itu dosa. Please stop Mita, please.... Stop....Mitaaa..... . Ya begitu.. ya begitu.. tenang ...relax ...atur nafasmu, jangan ulang kesalahanmu....

" Slurp..smuuchrp...Slurp.. "

Mita... nafasmu jangan ..ah.. Mita... aku sesak, aku tergencet.. please Mita nafasmu jangan memburu...aku sesak..... Mitaa....

" Slurp..smuuchrp...Slurp..smuuchrp..."

Mi..taa...I..tuu...zin...a... Itu....dosaaaaaa....





.............​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd