Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )

123paijo

Adik Semprot
Daftar
6 Sep 2023
Post
130
Like diterima
1.310
Bimabet
RAKA DAN MITA

Kisah Pemuas
Keinginan
Orang orang Dewasa


Bagian I​



Ting

Notifikasi aplikasi percakapan berbunyi di smartphone ku.

Kamu dimana

Pesan tante Hilda

Di kafe sebelah hotel, bersama Mita

Kuketik, selesai, kukirim.

Bagus kalau begitu, kamu urus pelacur kecil itu.

Dilayar handphone ku Tante Hilda masih terlihat mengetik pesan berikutnya.

Kamu pulang sendiri, aku udah jalan pulang dengan suamiku, uang ticket dan jajanmu sudah ku transfer ke rekeningmu, hati hati di jalan.

Aku tersenyum sendiri. Tumben tidak ada emoticon love di akhir pesannya.

Ok thanks bun

Tidak ada balasan.

Aku yakin dia langsung meng clear chat, sehingga tidak ada jejak percakapan kami.


Sudah hampir satu jam aku bersama Mita, duduk di sebuah kafe tidak jauh dari hotel tempatku menginap semalam

Melihat Mita keluar dari kamar hotel bersama seorang pria yang ternyata suami tante Hilda, tentu sangat mengejutkan. Kok bisa koordinator seksi kerohanian OSIS, yang terkenal cantik, lembut, anggun, pintar dan selalu menggunakan kerudung saat bersekolah, pagi ini keluar kamar hotel bersama om om.

Don't judge the book by the cover

Ah.. Mita.. Mita ternyata dirimu.


" Mit, diminum dulu keburu dingin "

Aku menangkap, ada rona sedih yang mendalam, ada gurat marah, saat ia mengangkat wajah sembabnya. Pelan ia menyesap hot chocolate yang telah menghangat itu.

" Sudah lah Mit, santai aja, nggak usah kuatir, aku bisa jaga rahasia kok, tenang aja mulutku nggak bakal ember kemana mana "

Mendengar kata kataku ia kembali menunduk, dengan kedua telapak tangannya kembali ia menutup wajah ayu nya dan samar mulai terdengar lagi isak tangisnya.

Loh.. kok...

" Aku salah ya Mit, salah ya perkataanku, maaf kalau begitu "

Kata kata itu spontan keluar dari mulutku, entah tulus atau tidak, semoga bisa memperbaiki keadaan.

" Kamu salah Ka, jelas kamu salah menilaiku, aku bukan cewek murahan seperti apa yang kau pikirkan "



Mita bukan kah kita sama saja, penggarong emas dari kantong orang orang kaya.

Lalu dimana salahku jika menilaimu seperti itu. Menyamakan dirimu dengan diriku. Entahlah aku tak tahu, hanya engkau dan Tuhan yang tahu.



Flashback

Uang pensiun dan hasil kebun peninggalan almarhum kedua orang tuaku, hanya cukup untuk bertahan hidup. Hingga akhirnya, setamat SMK, abangku memutuskan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana. Ia memilih menjadi kenek truck antar pulau yang di sopiri pak Burhan tetangga depan rumahku.

Berawal dari situlah, karena tidak adanya pengawasan dari abangku, aku mulai mengenal yang namanya kenthu. Ngeseks, Ngewe, ML di daerahku sebutannya adalah kenthu.

Satu bulan setelah kulupku di potong dalam ritual yang namanya sunat, mbak Mawar, istri pak Burhan meresmikan burung baruku. Tanpa ragu ragu ia memasukan burungku dalam sangkarnya, sangkar berupa liang kenikmatan yang hangat.

Sakit, tentu ada rasa sakit, perih jelas ada rasa perih pada bekas jahitan jahitan yang belum sempurna mengering.

Batangku dimanjakan dengan liang hangat berlendir licin. Sensasinya tentu lebih nikmat di banding dengan mimpi basah, yang kualami beberapa hari kemarin.

Di belakang pak Burhan, tanpa sepengetahuan abangku, mbak Mawar mencekoki aku dengan berbagai film bokep yang dipinjam dari mbak Jeni, si perempuan jadi jadian, guru kursus kecantikan.

Dua tahun lamanya, ia memonopoliku, ia mengajariku, menjadikan aku sebagai pejantan pemuas napsu perempuan.


Tante Hilda yang memintaku memanggil dengan sebutan Bunda, entah berapa usianya. Mungkin 40, 45 atau 50 tahun, aku tak tahu berapa tepatnya. Aku mengenalnya dua tahun yang lalu, di sebuah acara yang dihadiri belasan perempuan mapan sebayanya, di sebuah villa di Batu, kota dingin kota wisata.

Mbak Jeni si perempuan jadi jadian, guru kursus mbak Mawar, pemilik sebuah salon kecantikan, yang mengajakku kesana.

" Raka ganteng ikut aja ya, enak enak pokoknya disana, makan enak, pulang di kasih uang saku banyak "

Aku tergoda dengan bujuk rayu dan iming iming perempuan jadi jadian itu. Aku pun ikut bersamanya.

Mbak Jeni tidak bohong, saat aku pulang, uang 20jt ada di kantong. 5jt dari tante Ria dan 15jt dari tante Hilda yang mendapatkan hadiah kocokan undian Arisan Brondong.

Bulan depannya aku pun pulang membawa sejumlah uang yang sama. Saat itu situasinya terbalik, tante Ria yang dapat arisan dan malamnya tante Hilda menyusul kami berdua di sebuah hotel berbintang lima di Surabaya.

Empat kali aku menghadiri Arisan Brondong, setelah itu aku tak pernah lagi diajak ke sana.

Saat kutanya kenapa, jawab mbak Jeni adalah perempuan perempuan mapan peserta arisan itu maunya Brondong yang masih fresh dan aku sudah tidak termasuk dalam kriteria itu lagi.

Aku tentu tidak kecewa, sudah puluhan juta uang ada dalam rekeningku. Rekening milik anak remaja yatim piatu, tentu luar biasa banyaknya.


" Raka, perempuan bukan hanya ingin yang perkasa, perempuan juga ingin lelaki yang mengerti dan menyayangi yang juga bisa memanjakannya ",

bisik mbak Mawar kepadaku.

Dewi keponakan pak Burhan adalah gadis yang kusayangi. Perempuan muda lugu dari kampung nun jauh di atas gunung, setelah lulus dari sekolah menengah pertama, ia ikut tinggal di rumah pamannya, pak Burhan.


" Raka kamu dari mana, kok dua hari nggak dirumah ? " ,

tanya kekasihku.

Saat itu kami tengah asyik menikmati bakso solo yang terenak di daerahku.

" Biasa, ada pertandingan basket aku dipinjam team basket kota sebelah "

" Pantesan mentraktirku, dapat uang saku lagi ya, hihihi "

" Yoi, lihat nih.. "

Kuperlihatkan lima lembar uang kertas merah di sakuku.

" Ya udah ditabung, siapa tahu, entah kapan ada keperluan yang mendesak "

" Iya.. "

Jelas tidak kutabung, karena uang itu memang bukan untuk ditabung. Setelah makan bakso, kupaksa Dewi memilih baju baju yang ia suka. Tentu dia sangat gembira.

" Makasih, Ka.. "

" Sama sama... "

Sengaja selalu begitu, setiap menerima uang dari tante tanteku, sengaja sebagian kusisihkan, kuhabiskan untuk memanjakan kekasihku.

Hampir satu tahun kami menjadi sepasang kekasih. Dewi, dia cinta pertamaku.

" Dewi nggak mungkin sekarang aku menikahimu, setidaknya setelah lulus SMA, kemudian bekerja, aku janji pasti menikahimu "

" Kalau kamu tidak menikahiku sekarang, bulan depan aku akan dijodohkan "

Getir suara Dewi, di iringi isak tangisnya.

" Aku bisa apa Wi, aku mencintaimu, aku tak ingin kamu jauh dariku tapi aku hanya anak SMP kelas tiga, tidak tahu caranya bertanggung jawab pada keluarga "

" Jadi kamu tega melepasku ? "

" Jelas aku tak tega tapi aku bisa apa, Wi ? "

Malam itu kami menangis berpelukan, meratapi cinta yang akan hilang.


" Jangan, Wi "

" Raka, kamu mencintaiku kan ? "

" Aku mencintaimu Wi karena itu aku harus menjagamu "

" Apa yang akan kamu jaga sayang kalau bulan depan cintamu ini jadi istri orang "

" Wi, jangan .... "

" Raka, aku yang menginginkan. Aku ingin orang yang kucintai yang melepaskan kesucianku ini "


" Wi.... "

" Ergh... Sakit Ka.... "

Malam itu, lelehan kepedihan darah perawan berpadu dengan derai air mata sepasang kekasih yang akan kehilangan cintanya.


Flashback end





Entah kenapa pagi ini, aku teringat Dewi, perempuan muda seumuran Mita yang dahulu pernah mewarnai hidupku.

Karena keterpaksaan, karena perjodohan yang diinginkan oleh orang tuanya, ia harus menjadi istri ke tiga seorang Juragan kelapa, dikampung halamannya.

Mungkinkah Mita seperti Dewi, menjalani ini karena keterpaksaan. Entahlah.....


Dewi, Apa kabarmu sayang... Semoga engkau selalu bahagia disana


.............
 
Terakhir diubah:
Bagian II

Bali 1 hari sebelumnya


" Coach ijin tidak balik ke Malang bersama team "

" Lah kamu mau kemana Ka, memang ada uangmu kalau balik sendiri ? "

" Mau ketemu saudara dulu coach, kalau coach mau kasih ticket untuk balik ya saya iklas menerimanya kok, hehehe "

" Minta ticket, Bapakmu ta aku ini, suruh aja saudaramu kesini, nggak papa kita bisa mundur setengah jam nanti baliknya "

" Hehehe, aman kok coach ticketnya "

" Beneran ada ticket balikmu ? "

" Bener ada kok coach "

" Ya udah kalau ada ticket balik, aku ijinin, anggap saja bonus main bagusmu hari ini. Ingat jangan nakal, hari senin sekolah, disiplin nggak ada bolos bolosan kamu ingat itu "

" Siap coach, makasih ... "

" Ok guys, kalian semua siap siap, setengah jam lagi kita meluncur pulang !! "

Teriak coach Adrian, pada kami, The Red Bulls Junior.

Hari ini Red Bulls Junior menang mudah dalam pertandingan uji coba melawan Dewata Junior, 55-24 Skor untuk kami.

Aku, lumayanlah, 25 poin kucetak untuk team ku.


............


Mini Cooper kuning datang menghampiriku, tak lama setelah bis team Banteng Meeah meninggalkan Dewata Stadium.

Sumringah wajah tante Hilda di belakang kemudi, terlihat sesaat setelah kaca pintu kiri terbuka.

" Hai sayang... "

" Hai bun.... "

Aku memang diminta oleh tante Hilda memanggilnya dengan sebutan Bunda, biar lebih soft ditelinga katanya. Padahal alasan sebenarnya jelas, biar dikira aku ini anaknya bukan brondongnya.

" Halo Raka.. "

Loh kok berdua..

" Eh.. halo tante.. apa kabar ? "

Kuterima sodoran tangannya, tak lupa kukecup lalu kusentuh kan di kening, tanda hormat pada orang yang lebih tua dariku.

" Ih.... kok salimnya cuma sama tante Ria sih, hihihi "

" Hehehe sabar, satu satu Bunda "

Cup..cup..cup..cup

Kecupan salim dan seperti biasa ditambah kecupan di pipi kanan kiri dan kening tante Hilda.

Cup

Kecupan sayang tante Hilda kini mendarat dikeningku.

" Hihihi, kalian itu ya udah bener bener seperti ibu dan anak saja "

" Iya dong say, pantes kan kalau Raka jadi anakku ? Gimana kalau aku adopsi saja, hihihi "

" Eh jangan jangan, dosa lo kalau kamu adopsi "

" Lah dosa kenapa, bagus itu, Raka kan yatim piatu, betul nggak yang ? "

Aku hanya mengangguk mengiyakan perkataan tante Hilda.

" Oh iya to, baru tau aku. Cuma tetap saja aku nggak setuju kalau kamu adopsi Raka "

" Kenapa ? "

" Karena dosamu bakal berlipat ganda say......, udah zina........ incest pula, hahaha "

" Oh iya ya, hahaha "

Tertawa mereka berdua.

Aku hanya tersenyum menikmati candan dua perempuan dewasa itu.

" Ih si Raka senyum senyum saja, mau nggak tuh di adopsi, jadi anak nya bunda ? "

Tanya tante Ria.

" Mm.. gimana ya sepertinya enak kalau begini saja "

" Lah emang kenapa yang, kan lebih seru kalau kita tinggal serumah, hihihi "

" Yang namanya anak itu ya bun keluarnya cuma sekali, nah pas si anak keluar bundanya pasti kesakitan, iya kan "

" Bener, tapi hubungannya apa, kalau kamu jadi anakku ? "

" Kalau Raka jadi anak Bunda, keluar masuknya pasti berkali kali, pas keluar bundanya bukannya kesakitan, malahan kelonjotan, mengerang kenikmatan, hahaha "

" Aw.. sakit Bunda ..... "

Kontan, tanpa aba aba sebuah cubitan mendarat telak di perutku.

" Rasain, bikin malu saja, enak aja nertawain bunda "

Tante Ria pun tertawa melihat kelakuan kami berdua.

Di iringi canda tawa kami bertiga, Mini Cooper kuning itu melaju pelan ditengah keramain jalan akhir pekan pulau Dewata.

..............

Makanan yang tersaji di meja, telah tandas kami makan, tentu sebagian besar aku lah yang menghabiskan. Tante Hilda dan tante Ria asyik ngobrol sambil menghisap mild menthol kesukaan mereka.

" Eh say.. aku ke toilet dulu ya, kebelet pipis nih "

" Oh.. ok... Silahkan say... "

Tante Ria beranjak dari tempat duduknya meninggalkan kami berdua.

" Bun, kok ada tante Ria, emangnya kita mau bertiga ? "

Tanyaku, setelah merapatkan kursi ke samping tante Hilda.

" Ih.. polos banget sih kesayangan Bunda. Emang kenapa kalau bertiga, nggak mampu ? hihihi "

" Mm.... Nggak tahu sih, coba dulu kali ya, kalau kalah ya maafkan lah, hehehe "

" Ah payah, masak calon atlit professional kalah menghadapi kami berdua, rugi dong latihannya, hihihi "

" Ya beda lah bun, otot mana dulu yang dipakai, hehehe "

" Jangan banyak alasan ya, awas nanti kalau nggak bisa bikin kami berdua kelonjotan "

Aku berdiri dari kursiku, sambil cengengesan membungkuk memberi hormat padan tante Hilda.

" Siap.....aku pasti bisa, doakan anakmu Bunda, hehehe "


Bersama tante Hilda selalu begitu, relax tidak terburu buru. Urusannya tidak selalu bergelut dengan napsu. Seperti beberapa minggu yang lalu

" Nggak usah pegang pegang, Bunda lagi nggak mood "

" La terus kita mau ngapain Bunda ? "

" Ya udah kamu kelonin Bunda sampai tidur "

" Tidur Bunda ? "

" Iya tidur bukan ditidurin, masak kamu nggak ngerti sih bedanya "

Ok, nggak papa, terserah boss aja. Yang penting tranferan lancar mengalir ke dalam buku tabungan, habis perkara.


................


Waktu menunjukan pukul delapan malam. Kembali Mini Cooper kuning berjalan menyusuri padatnya lalu lintas Bali di akhir pekan.

" Rent car lancar say ? "

" Alhamdulilah, tidak pernah minus, kalau stabil seperti ini paling lama 6 bulan lagi sudah BEP say, doain ya "

Rental mobil mewah salah satu usaha tante Hilda, aku tak tahu pasti jumlah armadanya, yang pasti Mini Cooper kuning ini salah satunya. Selain itu, ia juga punya beberapa vila, restoran dan kafe. Tak heran ia sering terbang ke Bali, untuk mengontrol bisnis bisnisnya.

Skin care, bisnis yang tengah dikembangkan. Dokter kecantikan bertubuh mungil nan imut ini adalah partnernya, siapa lagi kalau bukan tante Ria.

Awalnya hanya lah sebuah home industri namun saat ini telah berkembang, menjadi pabrik dalam skala menengah. Keuntungan per tahunnya tentu milyaran rupiah.

Di Jawa Timur, selain pabrik skin care, tante Hilda juga bermain property. Beli tanah, diratakan, dikapling lalu dipasarkan.

Salah satu proyek propertinya adalah Cluster Harmoni sebuah kompleks hunian yang asri, berlokasi di pinggiran kota Malang. Dan di salah satu rumah di cluster itu aku tinggal, berdiam seorang diri disana.


...........


Layaknya seorang anak yang berbakti, aku membantu tante Hilda. Menyeret travel bag nya melintasi lobby, menuju lift yang akan membawa kami ke lantai 3 hotel bintang lima ini. 305 dan 307 itulah kamar yang kami tuju.

" Enjoy ya .. "

Kata tante Hilda saat hendak memasuki kamar 305.

" Loh nggak jadi bertiga bun ? "

" Kamu sama tante Ria duluan aja, bunda ada sedikit kerjaan yang harus selesai segera "

" Tapi nanti join kan say, hihihi "

" Pasti lah, udah sana, aku masuk dulu, enjoy ya say "


...........


Tumben tumbenan, begitu gampang tante Hilda melepasku, membiarkanku hanya berdua dengan tante Ria.


" Raka, mulai saat ini kamu hanya milik tante saja. Tidak ada seorang perempuan pun yang boleh seranjang denganmu tanpa seijin tante "

" Pacaran boleh kan tan ? hehehe "

" Itupun tidak kuijinkan, intinya hanya ada tante yang boleh ada disampingmu "

" Wah cepat tua dong Raka kalau gaulnya hanya sama tante saja, hehehe "

" Sialan kamu... "

" Bener kan tan, masak gaul dengan teman sebaya aja nggak boleh, pasti cepat tua lah aku, hehehe "

" Diam kamu... "

" Ok tante perlonggar, setiap libur akhir semestermu, selama seminggu, kamu boleh gaul dengan perempuan sebayamu, itupun tante yang pilihkan, paham kamu "

" Ok Raka coba.. "

" Jangan coba coba, ingat jika kamu main dibelakang tante, ketahuan sekali saja, tante cabut semua fasilitasmu, ok deal "

" Deal !!! "

Tegas jawabanku.

Siapa juga mau kehilangan rumah tipe 54, Ninja 250cc yang kepemilikannya sudah di depan mata dan uang bulanan 30jt yang sudah pasti lancar masuk rekeningku tiap bulannya.

" Dan mulai sekarang panggil tante Bunda, biar soft kedengarannya di telinga, hihihi "​


,...........
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd