Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )

Bagian III

Sajian sea food yang lezat dengan porsi jumbo plus sedikit nasi, cukup mengangkat staminaku yang lumayan terkuras dalam pertandingan basket siang tadi.

Coba kalau porsinya terbalik banyak nasi sedikit lauknya, Pasti langsung molor, aku di ranjang queen size kamar hotel ini.


" Raka, tante mau mandi, pingin barengan nggak "

" Tante duluan dech, nanti Raka susul "

" Ok, pintu kamar mandi nggak tante kunci ya "

" Iya tan "

Aku mengerti itu kode, kode keras tante Ria ingin aku menemaninya mandi.

Tapi tunggu dulu, jangan terburu, terlalu menggebu gebu. Kasih jeda waktu, nanti menyusul, lalu turuti apa yang ia mau.

Kecil, mungil, imut itulah tante Ria. Mandi bersamanya berasa mandi bersama Yuni Shara,

Kok jadi teringat Raffi Ahmad ya, hahaha.

Dengan telaten tante Ria mengeringkanku, menghandukiku layaknya seorang ibu.

" Kamu kok tinggi banget sih sayang "

" Ah biasa aja kok, tante aja yang mungil, e... kecilnya dulu stunting ya tan, hehehe "

Godaku.

" Ih .. enak aja, kalau stunting mana bisa jadi dokter "

" O.. berarti nutrisi pertumbuhannya hanya ngumpul di otak saja ya, hehehe "

" Ada ada aja kamu, ini faktor gen, mama papa tante itu perawakannya juga kecil, kalau tante tinggi entar malah dikira anak tetangga, kan jadi repot urusannya, hihihi "


..............


Usai sudah ritual basuh diri, di depan kaca rias wastafel kamar mandi ini, kini kami berdiri.

" Sini tan, biar Raka sisirin "

Lembut kusisir rambut hitam lurus, pendek diatas bahu, mahkota tante Ria itu.

" Raka beneran kamu ini tinggi banget ya, dua tahun lalu aku masih nyampai di telinga mu lo, lihat sekarang tinggi tante hanya sampai di dadamu "

Terlihat jelas di kaca, tubuh tante Ria yang berbalut handuk putih, tingginya memang persis di dadaku.

" Hehehe iya ya, Raka berasa kayak lagi nyisir rambut cewek SMP "

" Pas dong Ka, berasa lagi pacaran kita, hihihi "

" Pacaran abg yang kebablasan, hehehe "

" Iya, pacaran sambil bugil bugilan, hihihi "

Kukecup pucuk mahkota tante Ria yang harum dan telah tersisir rapi.

" Selesai, sudah rapi "

Ia pun membalikan badan, tersenyum padaku kemudian mengalungkan kedua lengannya pada leherku.

" Terimakasih sayang "

Kurasakan tarikan lembut dileherku, membimbing bibirku bertemu dengan bibirnya.

Cup ...

Aku tersenyum dia pun tersenyum.

Aku kembali mendekatkan wajahku, tanpa ragu ia mengunci pipiku, melumat bibirku, membawaku dalam ciuman yang panas mendebarkan.

Cup.. smuuchrp...

" Suka, hihihi... ", tanya tante Ria.

" Banget tan ", jawab ku sambil tersenyum.

Kuletakan sisir yang masih dalam gengaman, lalu pelan kuputar tumbuh tante Ria kembali menghadapi kaca.

Srreet..

Lentik jari tante Ria melepas handuk yang membelit tubuhnya sendiri.

" Hihihi "

Terlihat dari pantulan kaca, tante Ria tertawa kecil genit coba menggoda.

" Nakal ya... "

Polos, tubuh perempuan yang belum pernah sekalipun terikat dalam suatu perkawinan itu benar benar polos, tiada selembar benang yang menutupi keindahannya.

" Hihihi.. "

Lembut ku dekap tubuh mungil itu.

" Jadi ceweknya atau cowoknya nih yang ngajarin pacaran sampai kebablasan "

Dengan seductive, kubisikan kata kata itu ditelinga tante Ria, sambil ku usap dengan lembut perut mulus tanpa selulit, yang belum pernah merasakan tumbuh kembang seorang bayi di dalam rahimnya.

" Cowoknya dong.... Ceweknya kan masih kecil.......masih abg....masih po..o..olos, ah... "

" Beneran masih kecil ... masih polos ya.., polos seperti ini kah .... "

Usapan tanganku turun pelan pelan, dari mengusap perut turun mengusap lembut area genitalnya, yang tembem polos tanpa bulu.

Rupanya tante Ria rajin mengoleskan kream perontok bulu di area segitiga kenikmatannya.

" Iyah......."

Dari pantulan kaca terlihat tante Ria mulai gelisah, ia memejamkan mata sambil menggigit kecil bibir bawahnya sendiri.

Tanganku terus mengusap area segitiga nikmatnya.

" Rakaahh... .jangan..... kata mamaahh .. itunya Ria.h nggak boleh... nggak..... boleh.... diusap priaah "

Ucapnya mulai gagap, nafasnya pun sudah tidak normal seperti biasanya.

" O begitu, kalau begini boleh .... "

" Ng...ngak..boleh...ju .*** ..ahh "

Ku tangkup area kewanitaannya, jari tengahku kini beraksi mengorek ngorek lendir yang mulai keluar di ujung bawahnya.

Ah....

Tante Ria mendesah dengan wajah menengadah, lututnya menekuk ke bawah. Pahanya mulusnya menjepit telapak tangan kanan ku yang tengah menangkup celah surganya.

Tangan kiriku memeluk dia erat, memastikann agar tubuhnya tidak jatuh terjerembab.

Kini, tak lagi mengorek lendir basah. Dengan lincah jari tengahku mulai beraksi menyusup, menggesek gesek, keluar masuk celah yang telah licin, hangat dan basah.

" Ra....ka.. jahat.. iiihhh... jarinya nggak boleh dimasukiiiih "

Aku diam tak bicara namun semakin intens jari tengahku beraksi, lama dan berkali kali, hingga dia terengah engah tak terkendali.

Geliat tubuh tante Ria yang terpantul di depan kaca rias wastafel itu terlihat begitu erotis. Memancing batang kejantananku, bangun tegak berdiri

" Enak.. sayang.. "

Bisikku seductive.

" Baa..ngett... tapiihh... Itu... nggak... boolehhh.. aahh...."

" Nggak boleh sama mama .... "

Pancingku, sambil terus beraksi.

" Iyaaaah..."

Jari tengahku kini, beberapa kali keluar masuk, menyusup, mengorek, mengeluarkan lalu melumurkan lendir cintanya pada tonjolan daging kecil yang mengeras diujung atas kewanitaannya.

" Ah... Rakaaahh... "

Kini jari tengahku telah bergeser, berpindah menggelitik klitorisnya yang telah basah kulumuri dengan lendir beningnya sendiri.

" Sering onani .... "

" He..eh.."

Semakin intens, berkali kali terus kugelitiki.

" Seperti ini.. "

" Iiiyaa.... Raakaah... "

Dalam dekapan tangan kiriku, tubuh tante Ria terasa mulai goyah, mulai bergetar, nafasnya pun naik turun tersenggal senggal, tidak beraturan.

Aku mengerti, ini lah saatnya.

Karenanya semakin cepat dan semakin intens jari tengahku menggelitik klitorisnya, memastikan tante Ria mencapai puncak kenikmatannya.

" Ah ....lepasin.. sayang... ayo lepasin....."

Bisikku seductive, menyemangati tante Ria.

Nafas tante Ria tak beraturan, terengah engah, semakin memburu dan terus memburu.

" Lepasin sayang....lepasin... "

" Ah..ah... Rakaaa...ahhh.... "

Tubuh tante Ria, menggeliat begitu erotis, akhirnya ia pun menjerit. Menjerit pelepasan.

" Ra...kaa.....Ra....kaaa....Ra. ..kaaahhh. .iiihhh.."



............

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd