Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Puput yang cantik, Puput yang manis, Puput yang.... (Story by KudaAir) 'old, revised, and remake edition'

Mendingan yg mana

  • Arman comeback

  • Rangga forever

  • Yg laen lah, bosen...

  • Satpam sebelah gedung apartemen

  • 'Gang Bang' lah kuy!!


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Salam semprot para suhu dan pembaca setia sekalian

Kabar baik! Cerita Puput telah ane lanjutkan kembali tapi dengan alur cerita yang sedikti berbeda. Ane merombak keseluruhan plot dan beberapa personaliti di cerita nanti sedangkan nama karakter akan ane tambahkn atau ane hapus beberapa untuk kejelasan jalannya cerita.
Disamping proses pembuatan ceita, jujur ane juga memikirkan sesuatu hal disamping RL yang memang harus dipenuhi dan dijalankan layaknya makhluk sosial pada umumnya.

Terkadang ane merasa ketika sudah membuat cerita ini dengan susah payah, tanggapan setiap pembaca tentu saja beragam. Dan mohon maaf ketika ane terkadang lebih memfokuskan kepada para silent reader dan akun2 titip patok di lapak ane. Itulah yang membuat ane slah satuna kurang semangat dalam menggarap cerita.

Maka dari itu ane ingin bertanya kepada para pembaca atau suhu sekalian apakah ceita Puput sebaiknya dilanjutkan atau tidak? (walaupun cerita baru sudah ane sudah dibuat namun ane masih tidak yakin untuk segera 'upload disini')

NB; maaf sedikit curhat :')
Ane juga tau klo beberapa pembaca masih menunggi cerita Puput kok. wkwkwkwk...
Cuman ane berpikir dua kali saja untuk ngeupload karena sedikitnya antusiasme (atau mungkin ane terlalu berfokus terhadap poin negatifnya....??)
Ceritanya bagus menurut Ane. Maaf Ane kurang memberi tanggapan krn berburu waktu utk membaca cerita lain.
Kalau Anda masih berbaik hati, sebaiknya dilanjutkan, dan pasti Ane baca. Terima kasih atas tulisan yang bagus.
Mantap Bro!!
 
Salam semprot para suhu dan pembaca setia sekalian.



Akhirnya cerita Puput saat ini udah bisa diupload kembali dengan plot yang ane ubah sekitar 90% namun dengan fetish yang sama, cerita yang ane usahakan semakin rapih untuk penulisan dan plot, dan tentunya si smart princess jutek malu2 kucing kita, Puput yang semakin makin2 pokoknya. :genit: :genit: :genit:

Tentunya ane juga berterimakasi kepada para suhu dan pembaca disini yang telah memberikan dukungan dan support agar kembali berdirinya lapak ane ini. Dan buat para pembaca yang mungkin kecewa dengan plot yang mendadap berubah, permohonan maaf ane sampaikan ke kalian karena ane tidak bisa memaksa plot yang sudah meleber kemana2 (ane tau keliatannya gak bertanggung jawab sih… :((:(()

Cerita ini adalah fiksi semata. Jika ada kesamaan tokoh, jalan cerita, maupun karakter yang dipakai, itu semua semata2 hanya kebetulan atau perkembangan dari kerangka pikir di kepala ane sesuai dengan pengalaman2 di RL. Juga ane ingatkan bahwa mulustrasi disini dilarang disebarluaskan di luar grup semprot atau lebih parah lagi, menjadi seorang ‘cepu’ secara diam2 melaporkan kepada orang terkait!

Anywho… sebelom masuk ke dalam cerita, ada baiknya ane berikan mulustrasi2 supaya terbayang seperti apa karakter yang tergambar di cerita nanti.



MEQEOQ_t.jpg























 
Terakhir diubah:
15 Febuari 2017



Suasana lantai 2 gedung fakultas Psikologi kampus N begitu ramai dengan para mahasiswa/I yang berkelana kesana kemari mencari kelas mereka masing2. Beberapa dari mereka masih ada yang bertegur ramah karena kebetulan satu mata kuliah dengan dosen yang sama atau hanya menunggu di kursi depan kelas sambil memainkan gawai mereka. Diantara keramaian, Puput, mahasiswi cantik angkatan 2015 Psikologi A juga sedang mencari2 kelas mata kuliah pak Darsono, dosen ‘modifikasi perilaku’. Banyak diantara mahasiswa yang menyapa setiap Puput lewat. Tidak sedikit juga yang berperilaku sok asik hanya untuk sekedar mendapat senyuman manis.

Tahun ini Puput memulai semester 4 nya dengan pesona yang sudah sangat dikenal oleh sebagian warga kampus. Bagaimana tidak, Puput adalah seorang yang cukup berprestasi baik dalam kegiatan perkuliahan, kegiatan ekstrakurikuler, perlombaan, atau kepengurusan himpunan. Saat ini bahkan dia sudah menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Psikologi menemani Linto, ketua himpunan saat ini.

Karena kecantikan, kepintaran, dan keseksiannya, Puput pun banyak dikagumi oleh orang2 disekitar. Dan saat ini Puput sedang mengobrol dengan beberapa orang yang dia saja tidak begitu kenal dekat. Namun begitu bukan Puput kalo juga tidak menunjukan senyum manisnya. Hal itu pun membuat orang yang mengobrol dengannya jadi betah berlama2.

“Put…” panggil Dewi, cewe berambut bob dari ujung lorong.

“Hai Dew! Eh udah dulu ya guys, nanti kapan2 kita ngobrol lagi ya.” Pamit Puput ramah.

Puput dan Dewi langsung berpelukan singkat sambil melepas kangen masing2.

“Gimana Dew, liburan ke Bali nya seru enggak nich?”

“Seru doooong. Mau engggak gw ceritain??”

“Tapi bukannya elo udah banyak upload2 di IG lo gitu ya? Timeline gw aja sampe penuh sama foto2 elo.”

“Eitss… ada lagi cerita tersembunyi yang enggak dalem bentuk poto atau pidio.”

“Hmmm…” Puput berdehem melirik Dewi.

“Kenapa Put?”

“Lo berharep gw kepo ya nanya2 ke lo?”

“Ish apa dah… mending entar tunggu yang laen aja kalo udah pada naek ke atas. Entar baru gw ceritain. Pokoknya gokil dan bego dah.” Seru Dewi.

Tiba2 pandangan Puput menjadi gelap gulita. Dua tangan berwarna cat kuku merah muda menutup mata Puput.

“Ah… aduh ini siapa sih…??” Puput kebingungan sambil sedikit berpikir sejenak siapa yang iseng di belakangnya.

“Mmmm…. Jessica?”

Tidak ada jawaban dari orang tersebut.

“Yuli?”

Masih tidah ada tanggapan. Hanya suara tawa terkekeh Dewi yang terdengar.

“Duh… dari kuteknya… hmmm… eh enggak2, bukan… hmmm dari wanginya… OH GW TAUUU!!”

“Siapa2?” sahut Dewi.

“MA-to-the-RI-to-the-NA! MARINA!” seru Puput pede.

Puput langsung mendapat pelukan erat dari Marina sambil diiringi jeritan bahagia yang tertahan. Cewe ‘chubby’ satu angkatan dan geng dengan Puput ini selalu senang ketika bertemu dengan teman2nya. Puput lantas mendapat tambahan goyangan ke kiri dan kanan oleh Marina yang masih memeluk erat.

“Sayaaaaangnya gweeee…!!!”

“Maarrr… lama banget enggak ketemu anjir! Btw lo bela2in nyebrang dari gedung ekonomi kesini buat nemuin kita2????”

“Iya duuund!! Btw gw juga bawa si Cecil nih.”

“Mana?” Tanya Puput dan Dewi berbarengan.

“Lho, kok? tadi dia di belakang gw perasaan.”

“HUUUUUUUUG!!!” tiba2 muncul Cecil dari belakang Dewi lalu memeluknya sama seperti Marina memeluk Puput. Dewi pun sontak kaget setengah mati sekaligus senang.

“AAA! Ceciiilll!!”

“Asli ih kangen banget gw sama elo2 pada. Pada baek kan gengs kabarnya??” ucap Cecil berbinar2.

“Mau tau aja apa mau tau bangeeeet?” celetuk Dewi mengelus lengan Cecil.

“Mau kepo banget boleh enggak?”

“Baek kok gw baeeeek. Dua hari lalu abis balik dari Banjar terus langsung kek kosan. Sampe kosan gw langsung beres2 kamar terus mandi, terus beli makan, terus, apa lagi yaaa…” omongan Dewi terhenti.

“Bobo?” sahut Puput.

“Nonton drakor?” Cecil juga ikut menyambung.

“Nonton bokep lah! Apa lagi!? Atau ngomong sama gebetannya yang namanya si…. si itu lhoo gengs!! Si Anu…!!” Maria mengedipkan sebelah matanya.

“Oh si itu!!” sahut Puput mengerti maksud Marina.

“Apasih apasihhhh…!! Jawaban elo semua ngaco2! Apa lagi si Marina… sudah sange sepertinya ngebahas2 bokep.” ketus Dewi sambil cengar cengir.

Marina hanya tertawa dengan nada jahat2.

Setelah pertemuan melepas rindu tersebut, mereka pun pergi ke kelas masing2 karena kuliah akan dimulai sebentar lagi, mengingat koridor sudah hampir sepi.



----------------------​



Suasana di kelas terlihat begitu ramai karena para mahasiswa hari ini masuk untuk setor muka di kelas pertama mereka. Selebihnya banyak dari mereka yang seminggu kemudian sudah tidak menampakan diri lantaran lebih suka menitip absen atau datang sesuka hati. Banyaknya kepala juga tidak membuat kelas menjadi riuh lantaran dosen di depan sedang mengabsen melalui lembaran dokumen yang dikeluarkan dari map bening berwarna biru.

“Della Artanti?”

“Hadir pak.”

“Rio Rakastiwi?”

“Hadir pak.”

“Michelle Mutiasari.”

“Hadir pak.”

“Matthew Clarence?”

“Saya pak.”

“Doni Ramdhan?”

“Ya pak, saya…”

“Nuril Emilia?”

“Nuril hari ini ijin pak. Dia belum bisa balik dari kampung katanya, pak.” Info salah satu mahasiswa yang berada di pojok kiri ruang kelas.

Sang dosen tidak berkomentar apa2 dan hanya sibuk mencatat sesuatu di lembaran absennya, lalu dilanjutkan dengan gelengan kepala.

“Baru hari pertama kelas saya saja sudah tidak hadir ini…” guman si dosen.

Mendengar gumaman sindiran tersebut, mahasiswa yang menginfokan temannya tadi berbisik sinis dengan teman sebelahnya sambil memasang ekspresi masam.

“Dewi Lestary?”

“Hadir pak.”

“Kyla Susanti Putri?”

“Hadir pak.”

Tiba2 si dosen terdiam sambil membetulkan kacamatanya lalu mencari suara asal Puput.

“Susanti Putri ini… ini yang Puput2 itu ya yang kemarin menang kompetisi itu?”

“Iya pak.”

Mendengar pertanyaan si dosen, sontak para mahasiswa langsung menengok ke arah Puput dengan tatapan bermacam2. Mulai dari yang takjub, biasa saja, mesum, sampai dengan aura sinis membunuh terutama beberapa mahasiswi yang duduk bergerombol di ujung kanan belakang.

“Ohhhh kamu toh ternyata orangnya. Saya kira Puput yang mana. ” ramah si dosen tersebut.

Puput hanya memberikan senyuman tipis yang canggung disertai tawa kecil.

Ternyata keramahan dosen tersebut membuat aura kelas menjadi agak berbeda. Mulai terdengar suara bisik2 dari segala penjuru mengomentari dosen tersebut atau Puput.

“Puput… ai lop you pul…” celetuk salah satu mahasiswa dengan nada sangat pelan namun masih terdengar ke telinga Puput.

“Apaan sih tuh dosen, sok caper anjir idih.” Celetuk lagi mahasiswi yang lain dengan nada berbisik.

“Ahhh… dia mah jelas2 udah cum laude lagi IPK nya. Udah kesayangan dosen, pinter pula…”

Mendengar semua ocehan2 pelan tapi menusuk tersebut membuat Puput jadi merasa risih. Namu tidak berlangsung lama karena kuliah pun dimulai dengan pengenalan diri dosen dan materi yang akan dibawakan nanti. Suara si dosen yang tadinya ramah berubah menjadi tegas dan lantang, membuat seisi kelas kembali tenang.

“Cieee… terkenal nih yee temen gw satu ini. Tular2in napa femes sama pinternya nya ke gw doong.” Celetuk Dewi cekikikan sambil menyenggol lengan Puput.

Puput mendecak “Ck.. apa sih, tular2 kek penyakit…”




----------------------



Selang satu jam berlalu mengenalkan materi, si dosen yang bernama pak Darsono pun menunjukan slide yang membuat para mahasiswa langsung terbelalak; ‘tugas kelompok’.

“Kok pada kaget langsung? Kalian enggak pernah kerja kelompok sebelumnya?” ucap pak Darsono agak pedas sambil memindahkan slide berikutnya “Kelompok ini akan kalian pakai sampai nanti selesai kelas saya di penghujung UAS. Tugasnya adalah…” pak Darsono memberikan arahan mengenai tugas yang akan dilakukan setiap kelompok, mulai dari riset lapangan, penelitian kecil, sampai presentasi hasil dari tugas kelompok.

“Untuk satu kelompok akan dibuat 5 sampai dengan 7 orang dan kalian bebas memilih anggota masing2. Setiap seminggu sekali akan ada presentasi dari kelompok yang ditentukan. Lalu setelah presentasi akan dilanjutkan dengan materi yang akan saya bawakan.”

Sontak para mahasiswa langsung mencari anggota sebelum diperintahkan lebih lanjut oleh pak Darsono. Tentu saja Puput sudah pasti dengan Dewi seorang karena semenjak slide tugas kelompok ditunjukan, Dewi sudah merangkul lengan Puput erat2.

“Plis jangan pergi dari gw…” Dewi cembetut2 lucu melirik Puput.

“Aduuhh Dewww… iya2 tauuu gw sama elooo!”

“Hehehe… thank youuu. Kemaren kan gw enggak kesampean sekelompok sama elo, sekarang gw pengen nyobain gituuu. Ya ya ya…”

“Iye.”

“Maaciii… yok dah cari anggota yang laen.”

“Entar duluuu! Pak Darsono aja belom kelar ngomong di depan ituuu…” Puput berusaha menyingkirkan rangkulan kolokan Dewi.

“Nama kelompok nanti kalian tentukan setelah selesai kelas saya. Ketika sudah terbentuk harap kirim anggota kelompok ke email saya dan judul materi yang akan kalian presentasikan nanti. Email sudah saya cantumkan di slide, silahkan dicatat.”

Setelah informasi mengenai tugas kelompok diberitahukan, kelas pun selesai pada pukul 12.00.



----------------------


Cuaca panas yang terik menyengat siang ini begitu terasa di sekitaran ibukota. Tidak ada awan maupun angina, hanya ada terik bintang besar yang menjadi inti tata surya yang menyinari planet bumi (si ‘mencoba puitis’… wkwkwkwk). Hawanya pun sampai terasa di kosan petak berlantai 3 yang tidak jauh jaraknya dari kampus N. Jaraknya yang dekat dengan kampus serta dekat dengan perumahan warga yang menjual kuliner membuat kosan ini terbilang banyak ditempati mahasiswa dari generasi ke generasi. Di kamar lantai 2 tepatnya nomor pintu 207 yang berada di bagian tengah, terdengar suara yang tidak terlalu terdengar jelas walaupun suasana kosan sedang sepi2nya.

Semakin didekati suara tersebut pun semakin terdengar jelas kalau itu adalah suara mendesah seorang perempuan yang sedang menaik turunkan tubuhnya diatas ranjang. Diranjang tersebut juga ada seorang laki2 berbadan atletis sedang dipompa oleh perempuan di atasnya. Beberapa kali si perempuan menggelengkan kepalanya untuk menyibakan rambut panjang berwarna pirang keriting hasil catokan.

“Hahh hahh… Armaann… hannghh…”

Perempuan itu tidak henti2nya mendesah sambil menyebutkan nama Arman, mahasiswa angkatan 2015 kampus N jurusan Teknik Industri.

“Hnnhh… semangat banget lo hari ini. Kangen banget lo sama gw..???” ucap Arman meremas pinggul Amanda, mahasiswi jurusan manajemen pemasaran yang dirumorkan salah satu dari mahasiswi tercantik dan teranggun di kampus karena berasal dari keluarga konglomerat.

Dan sekarang julukan anggun sudah di luluh lantahkan oleh seorang cowo brengsek bernama Arman. Amanda sangat menikmati genjotan sembari menggigit bibir bawahnya untum menahan desahan geli berasal dari denyutan vaginanya.

“Hahnh… emmhh.. mhh..”

“Jangan keras2 woi suaranya! Kosan gw kagak kayak apartemen lo yang bisa berisik2… angh..” Arman mengingatkan Amanda yang sudah mulai lepas kendali.

“Annhh.. mh.. mhhh orang enak kok… ennhh… aduhh lagian elo ngapain sih pake ngekos2 disini segala emmh… bukannya lo bisa provide lebih dari ngekos disini? Emmh… kayak satu apartemen sama gw gituuh…”

“Ohh biar gw bisa ngews terus ya sma lo tiap hari gitu??” celetuk Arman lalu meremas bongkahan pantat Amanda lalu menekannya semakin mengarah masuk ke batang penis nya.

“Aghh!! Ahh… shh… emhh!!”

Amanda semakin blingsatan karena tekanan paksaan dari Arman barusan. Pantat bulatnya habis diremas dan ditampar sampai menunjukan ruam merah. Amanda semakin semangat menaik turunkan badannya sampai berbunyi decitan dari kasur Arman.

“Oi oi oiiii… santai oi…!!”

“Annhh… ammhh… bisa diem enggak sihhh lohhh… auhhh emmhh…”

Amanda sudah tidak mempedulikan sekitarnya. Hasratnya membutakan akal sehatnya sepenuhnya. Arman hanya tersenyum mesum sambil menggeleng2kan kepalanya. Kedua tanganny kali ini menggenggam dua buah payudara yang tidak terlalu besar namun ranum dan kencang.

“Aennhh… Mhann… aduhhh… ahh aku mau nyampe nih kayaknya…”

“Yang bener?”

Amanda menganggukan kepalanya habis2an. Napasnya semakin memburu seiring dengan gerakannya yang semakin dihentak. Kulit putihnya perlahan semakin merona merah seiring dekatnya sensasi klimaks yang semakin menggedor rahimnya.

“Mhannn… auhh.. Mhannn… njiiirr OHHGG!! ANJING LAHH OOOHHH!!”

Amanda pun menyemburkan cairan cintanya deras tepat ketika dia mengeluarkan penis berurat Arman separuh bagian. Tangannya sibuk meremas dada bidang Arman, membuat Arman sedikit kesakitan.



----------------------


“Elo kenapa enggak pindah sih dari sini?” Tanya Amanda yang berbaring di samping Arman.

“Kenapa emangnya? Gw nyaman kok disini.”

“Ih, gw sih enggak bisa disini. Bisa tiap hari gw semprotin disinfektan sama gw suruh jasa bersih2 kali buat bersihin kamar gw.” Celoteh Amanda jijik.

“Yelah, princess amat idup lo say. Gw mah bodo amat kali, selama depan masih ada nasi goreng ayam kampung nongkrong tiap malem…”

“Lo makan makanan abang2 juga?” Tanya Amanda kaget.

“Lah emang kenapa?” Arman enggak kalah kaget.

“Aduh… enggak bisa gw makan2 kek gitu. Enggak level…”

Arman cuman senyum tipis mendengar pernyataan congkak Amanda. Lahir dari keluarga konglomerat dan anak bungsu perempuan satu2nya membuat karakter Amanda menjadi sombong dan sedikit manja. Namun entah mengapa Arman bisa mendapatkan Amanda dengan begitu mudahnya. Lebih tepatnya bukan mengarah ke arah perasaan yang serius, melainkan hanya ke seksual.

“Lo kan punya motor bagus, lo katanya punya mobil, terus kenapa sih pake ngekos disini? Makannya abang2 pula.” Amanda semakin menjadi.

“Ngomel2 aja lo nih dari tadi. Mau gw sikat lagi ya…??” tangan Arman yang merangkul pundak Amanda perlahan mengarah kearah lobang pantatnya.

“Shh… emmhh..” Amanda sedikit kaget sambil mendesah lembut “Man, tapi elo sayang kan sama gw?”

Arman tidak langsung menjawab dan melirik Amanda “Sayang enggak menurut elo?”

“Annhh… besok temenin gw ke mall K ya… mmhh… gw ada liat tas bagus gituhh..” pinta Amanda disela2 nikmat desahannya.

“Tas? Tas buat apa?” Arman pura2 bodoh.

“Tas Elviiiii… duh ini lho, yang kemaren gw kasih liat lo di chat itu.” Amanda mengambil ponsel mahal berlensa 3 nya lalu menunjukan gambar yang dikirimkan ke kolom chat nya dengan Arman. Ada sekitar puluhan jenis tas mulai dari kulit reptile sampai kulit mamalia menyusu.

“Ohh ini… hmmm… ini kan yang kata lo desainnya bagus itu ya?”

Arman menggeser layar untuk melihat satu per satu foto yang ditampilkan. Dari tatapannya sebenarnya dia sangat tidak tertarik dengan apa yang ditunjukan oleh Amanda. Terlebih di melihat kalau tas2 tersebut harganya masuk kedalam kategori dua nominal dua digit dengan angka nol tersusun rapih di belakang dipisahkan dengan beberapa titik.

“Besok bisa enggak? Jemput gw jam 2 selesai gw kelas ya!”

Arman hanya mengelus kepala Amanda pelan sambil menunjukan senyuman tipis penuh arti penolakan.

“Bukannya elo kelas besok? Gw sih ada kelas lho besok…”

“Abis selesai elo kelas lahhhh. Gw aja besok cuman sampe jem 12 doang kokkkk.”

Arman semakin empet, tapi dia berusaha menahan gejolak tersebut.

Untung bohai badan elo…

“Bisa kok. Selaw..”

“Yeeeey… maaciihh sayangkuu. Btw kemaren cardigan yang elo beliin juga gw pake looohh. Mau liat enggak??” Amanda langsung mendadak baik.

Lagi sibuknya Amanda mengecek ponselnya, Arman dengan geram menggertakan giginya kuat2 sambil melirik Amanda dengan tatapan ketidaksukaannya.

Satu lagi aja cewe mata duitan. Ngentod…



----------------------


“Psychology Fanfest 2017…”

Dewi membaca selebaran brosur yang diambil dari meja bazar kecil di kantin fakultas Psikologi. Selepas mereka selesai dari kelas pak Darsono, mereka berdua pergi ke kantin untuk membeli camilan menemani ghibah berfaedah ala mereka.

“Ini apaan Put?” Tanya Dewi ke Puput yang langsung dibalas gelengan kepala “Dih, kok elo enggak tau?”

“Kan gw bukan panitianya sayang. Masa segala urusan kayak gini perlu gw tau banget?” cuek Puput.

“Biasanya kan elo yang paling proaktif masuk ke kepanitiaan segala macem gitu. Tumben kali ini elo enggak join…”

“Lagi rehat dulu. Lagian gw juga masih baru masuk ke dalem himpunan, jadi masih belajar2 lagi soal gituan.” Ucap Puput mencomot kentang goreng dari bungkusan yang dipegang Dewi.

Dewi hanya menganggukan kepalanya pelan. Selama mengobrol beberapa dari mahasiswa juga beberapa masih menyapa Puput atau sekadar mengobrol ngalor ngidul.

“Daaaghh, dekk…” Puput melambaikan tangannya ke salah satu mahasiswi yang berlalu setelah mengobrol dengannya.

“Susah ya temenan sama orang femes, hihihi.” Gumam Dewi pelan sambil senyam senyum.

“Mulai deh mulai…”

Lalu datanglah seorang yang lain menghampiri mereka berdua lagi. Kali ini terlihat bukan seorang mahasiswa baru atau orang asing sok akrab, melainkan perempuan berambut pirang merah gelap dengan tatapan tajam menghampiri mereka pelan. Di mulutnya terlihat juga sedang mengunyah permen karet sambil membuat suara letusan kecil. Sesampainya perempuan itu, Puput dan Dewi terdiam sambil sedikit menatap nalar.

“AHH!!”

Mendadak perempuan tersebut mengusap payudara Puput yang tertutup kaos hitam longgar, membuat Puput memekik tertahan.

“GILA YA LO JESS!!”

Perempuan yang bernama Jessica itu langsung terbahak geli sambil merangkul Puput manja.

“Lo mah digituin aja langsung ngejeriiit!!”

“Ya gila aja kali kagak kaget mah, emang toket lo kali diremes ngerasa baal apa????” Puput masih terbawa suasana tadi. Pipinya bersemu merah karena tindakan mesum temannya barusan.

“Iyeee iyeeee… ishh bacod banget lonte ini sihh. Harusnya enak dong kalo digrepe, ya enggak Dew?” Jessica melontarkan omongan mesumnya ke Dewi yang mulutnya penuh dengan kentang goreng yang langsung ditelan penuh2.

“Glekkk!! Iye aja sih gw mah… yang rata mah bisa komen apa sama yang gede2 kayak lo punya pada…” ucap Dewi putus asa.

“Bacod!” omel Puput karena pembahasan mesum mendadak karena Jessica.

“Eh satu kelompok dong gw sama elo padaaaa!! Gw belom ada orang nihhh….” Pinta Jessica sambil duduk disamping Puput.

“Mau masuk mah CV dulu kasih sini. Bisa kerjasama kagak elo sama kita2…??” celetuk Dewi.

“Apasih Dewww… lo kayak kagak tau gw aja gw. Tampang2 lonte gini juga gw rajin keles…” balas Jessica.

“Lo masuk kelasnya si pak Darsono tadi? Kok kita kagak ngedenger lo di absen tadi…?” tanya Puput curiga.

“Nama gw kagak ada di absen tadi anjir! Lupa dimasukin sama bagian administrasinya. Nyebelin enggak sih?”

“Makanya awal2 semester jangan madol teruuuuss. Lo sih lagian…” Puput menjewer telinga Jessica yang langsung mengaduh “Pinter2 tapi males, aneh banget dah lo…”

“Yee tapi gw masuk kan ke kelompok lo pada, ya kannn...??”

“Iya iya iyaaaa… btw yang rajin entar. Lo kalo bolos melulu gw kagak mau tanggung jawab ya kalo lo disindir si pak Darsono.” Puput mengingatkan Jessica.

“Yeyyy… thankiesss gengs!! Terus dua lagi siapa anggota kita…??”

Belum sempat dijelaskan, Puput mendapat notifikasi dari grup chat himpunan Psikologi. Sang ketua terhormat Linto mengabarkan bahwa ada pertemuan dadakan seputar kegiatan yang akan dilakukan dua bulan kedepan.

“Gw cabut duluan ya. Si Linto mau ngadain ketemu sama pengurus laen…”

“Cieeee ibu sekre… enggak gentar gitu si Linto ngeliat pesona elo apa?” celetuk Jessica sambil menopang dagu.

“Apa sih pesona2an..?? Ini kan urusan himpunan keles. Lagian si Linto udah ada cewe juga, enggak sopan dia maen serong gitu…” ucap Puput bijak sambil membereskan tas nya.

Dewi dan Jessica hanya senyam senyum saja sambil melambaikan tangan membalas pamitan Puput.



----------------------


“Maksud lo apaan tadi Man enggak bisa mendadak nganterin gw besok??”

Amanda mengomel di depan pintu masuk apartemennya dengan suara keras setelah diturunkan oleh Arman. Sembari dijalan ternyata Arman sedang sengit2nya bernegosiasi dengan Amanda soal belanja besok. Setelah dibongkar2 ternyata Amanda terang2an minta dibelikan tas yang ditunjukan Arman tadi di kosannya.

“Aduh Nda, bukan gegara medit atau gimana… beberapa hari yang lalu gw kan baru ngasih lo barang2 apa gitu, segala macem cardigan apalah. Terus sekarang lo minta gw ginian lagi, gimana-..”

“OH JADI GITU!? LO PERHITUNGAN SAMA GW SEKARANG!!?? NGENTIAW LO!!” Amanda langsung menaikan suaranya.

“Bukan gituuuu!! Aduh lo jangan simpulin sendiri!! Arman merasa capek hati mendadak.

“YODAH KALO BESOK KAGAK MAU PERGI MAH!! GW PERGI SENDIRI!! TOH GW MASIH BISA NARIK2 DUIT!! DUIT GW BANYAK!! LEBIH BANYAK DARI ELO YA ANJING!!”

Semakin lama Amanda mengoceh, membuat Arman semakin kesal sampai naik ke ubun2. Mendadak dia pun memarkirkan motornya dan langsung turun. Lalu dia berdiri dihadapan Amanda yang sama tingginya dengan Arman.

“APA!? LO MAU APAIN GW HAH!? LO MAU MUKUL GW NGENTOD??”

Orang2 disekitar yang mendengar amukan Amanda mulai memperhatikan, termasuk satpam yang daritadi mengawasi.

Arman hanya diam saja sambil mengangguk kaku. Tatapannya seakan2 ingin membetot rahang Amanda saking ributnya suara perempuan bermental putri kerajaan ini.

“Masih lo ngebacod…?” sahut Arman pelan.

“LO PUKUL GW SEKARANG COBA!! ENGGAK BERANI KAN ELO!! COWO CEMEN!!”

Arman semakin mendekat ke hadapan Amanda. Semakin buas lah tatapan Arman sambil mengepalkan tangannya. Semakin dekat jarak Arman ke Amanda membuat Amanda mendadak memelankan suaranya. Sebenarnya dia ingin mendorong Arman sampai jatuh lalu menginjak kepalanya. Namun sosok Arman yang lebih meneror membuat Amanda entah mengapa menjadi goyah.

“Udah…??”

Amanda tidak menjawab.

“Kok berhenti..??”

Kedua mata Amanda mulai berkaca2. Akhirnya senjata pamungkas perempuan mulai ditunjukan Amanda kali ini. Suara isakan mulai terdengar dari mulut Amanda yang bergetar.

“Hikss.. hikss… lo… lo-”

“NANGIS LO SEKARANG NGENTOD!! TADI MAKI2 GW SEKARANG NANGIS!!” nada suara Arman menggelegar bukan main, membuat Amanda kaget setengah mati.

Tanpa berkata apa2, Arman langsung mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu dan melemparkannya ke hadapan Amanda.

“Buat beli tisu…”

“Gw enggak perlu duit elo… njing!!” Amanda masih memaki kali ini dengan nada pelan dan bergetar.

Lalu Arman mengambil lagi uang yang telah dilemparkan dan menukarnya dengan lima lembar uang seribuan.

“Tuh buat bayar lo kalo gitu…”

Lalu Arman pergi menuju motornya masih dengan tatapan tajamnya. Sementara Amanda menangis keras dihampiri oleh beberapa satpam.

“COWO MEDIT!! CUMAN MODAL KONTOL DOANG LO NGENTOD!!” maki Amanda dari kejauhan.




----------------------



Di dalam ruangan sekretariat Psikologi, Linto sedan sibuk2nya membicarakan perihal kegiatan fakultas yang akan dilaksanakan, khususnya untuk permasalahan anggaran. Terlihat anggota yang lain sibuk memperhatikan papan tulis kaca berisikan skema anggaran, sementara yang paling terlihat sibuk adalah Puput dan Jenny karena mereka menjabat sebagai sekretaris dan bendahara. Jenny sibuk memperhatikan kolom excel dan Puput sibuk menjadi notulen rapat.

“Nah seperti yang udah gw bilang tadi, proposal mengenai anggaran ini enggak semuanya di acc sama kampus. Jadi kita mesti nyari cara supaya bisa pas sampe harga segini nih.” Jelas Linto sambil mengetuk papan tulis kaca dengan spidol.

“Kalo bikin kayak donasi gitu gimana bang?” Tanya Richard sambil mengangkat tangan.

“Bisa, cuman apaan dulu?”

“Ngamen contohnya?”

“Bisa sih. Yang laen gimana?”

“Dagang2 gitu. Kebetulan nyokap gw punya usaha jualan risol atau makanan kecil gitu.” Tambah Gaby sambil membetulkan kacamatanya.

“Ya bisa2. Dagang sih emang paling possible, yang penting nanti diatur aja gimana prosedurnya Gab..”

Gaby mengangguk singkat. Lalu diskusi dilanjutkan kembali sampai lewat 45 menit berlalu.

“Oke, thank you semua udah pada ngumpul disini. Sorry banget kalo gw ngumpulin elo mendadak, tapi gw apresiasi banget karena kalian udah ngeluangin waktunya di siang2 gini. Semoga acara kita nantinya bisa jadi manfaat buat semua yang ikut. Terus gw juga mau para panitia… itu… ketua mana ketua” Linto mencari sosok yang menjadi ketua panitia acara festival tersebut.

“Yo bro.” sahut Jovan mengangkat tangannya.

“Nah ni dia ketuanya. Pokoknya percayakan semuanya sama dia aja karena gw sendiri aja percaya sama dia soal urusan gini.” Ucap Linto sambil menunjuk Jovan bangga.

Setelah perkataan dan motivasi surga diberikan oleh Linto, rapat pun bubar. Jenny dan Puput keluar paling terakhir setelah sempat mengobrol dan merapikan dokumen hasil rapat tadi. Namun ketika Puput berada di depan pintu, Linto memanggil Puput untuk mengobrol sesuatu.

“Lo abis ini mau kemana?” Tanya Linto.

“Enggak kemana2 sih, palingan balik ke kosan buat baca buku pinjeman dari perpus tadi.”

“Ohh..” Linto mengangguk singkat. “Jen, lo cabut duluan aja. Gw mau ngobrol bentar sama Puput.”

Puput menatap Jenny yang telah selesai mengenakan sepatu kets biru nya “Duluan aja Jen, gw mau ngobrol dulu sama Linto.”

“Yaudah bye.” Pamit Jenny lalu menutup pintu ruangan.

Tinggalah Puput dan Linto berduaan didalam ruangan. Udara dingin kembali terasa setelah tadi sempat terasa panas dan pengap karena banyaknya orang di dalam. Puput kembali melepas sepatunya lalu menghampiri Linto. Terlihat Linto sedang sibuk mengutak atik ponsel nya sementara Puput sudah berada tepat di samping Linto.

“Kenapa kak?”

Linto menggeletakkan ponselnya lalu menatap Puput.

“Dibilangin enggak usah manggil2 gw kakak, orang kita sepantaran juga.”

“Biar sopan, pak ketua. Enggak etis soalnya.”

Lalu Linto berdiri dan mendekat ke Puput dan mengusap kepalanya perlahan. Puput sontak berdecak risik sambil menepis tangan Linto.

“Ck… enggak usah usap2. Ngomong mau apa buruan…”

“Lo kok jutek amat sih sama gw. Udah 3 semester juga semenjak acara penerimaan mahasiswa baru, tapi masih gini aja lo ke gw.” Linto berbicara pelan.
 
Kira2 awal semester masuknya mahasiswa baru, Linto bertemu dengan Puput di kegiatan penerimaan mahasiswa baru fakultas Psikologi. Hubungan mereka semakin terlihat erat ketika Puput mengikuti kegiatan pelantikan kepengurusan untuk himpunan kemahasiswaan. Cantik, pintar, dan seksi, itulah yang dilihat Linto pada kedekatannya dengan Puput.

Puput sendiri pun juga menanggapi dengan baik karena melihat sosok Linto yang tidak terlalu berulah seperti mantan2nya yang lalu. Setidaknya Linto memenuhi beberapa kriteria cowok pintar dan cool versi Puput. Walaupun terkadang Linto kerap kali genit dengan Puput karena tetap saja Linto adalah seorang pejantan yang melihat keseksian Puput bahkan ditutupi oleh pakaian sopan sekalipun.



“Tooo.. duh.. mau ngapain sih…” Puput semakin risih ketika Linto mendekap ke Puput.

“Besok temenin gw pergi buat ambil barang mau enggak di daerah G?”

“Bukannya kemaren gw udah bilang bisa ya di chat?” sahut Puput juga pelan.

“Ya konfirmasi lagi sama princess gw lah…” Linto semakin mendekatkan wajahnya ke Puput.

“Too… ngapain sihhh?”

Posisi mereka kini berganti. Puput digiring menuju meja lalu dibiarkan duduk disitu, sementara tangan Linto berada di dua sisi pinggul semok nan kencang Puput.

“Udah lama gw enggak ketemu lo secara fisik. Lo engga kangen sama gw… hmm??” Linto perlahan mengendus leher sebelah kanan Puput yang sedikit lengket karena gerah keringat.

“Umhh… mh… lebay ih, baru juga beberapa bulan… lagian lo balik ke rumahnya lama. Ah…”

Puput mendesis menerima endusan manja Linto. Lehernya kali ini di tengokan ke arah kiri secara reflek.

“Toooo… aduhhh jangan disini. Enggak enak entar diliat yang laen emhhh…” pinta Puput dengan nada bicara senormal mungkin disela2 desahan lembutnya.

“Bener juga.”

Lalu Linto beranjak dari Puput dan pergi ke pintu untuk mengunci ruangan. Puput seketika langsung panik dan menghampiri Linto.

“Heh! Lo ngapain sih konci2!? Gila ya… emhh…”

Belum sempat Puput mengomel, Linto kembali melahap Puput kali ini dengan tangannya yang meremas bongkahan pantat Puput yang tertutup jeans hitam ketat.

“Ah… shhh… apasiihh… ummh..”

“Lo kok pake item2 semua ni hari? Apa enggak gerah… hmm?? Tadi aja gw liat elo ngipas2 pake telapak tangan elo pas dengerin gw ngomong??” Tanya Linto masih mengendus leher Puput.

“Nhhh… mmhh… shhh…” Puput tidak menjawab karena mulai menikmati rangsangan yang diberikan oleh Linto.

“Too.. dikosan gw aja yukk. Jangan disiniii… emmhh…” desah Puput semakin terhanyut nafsunya.

“Enggak ah.. makanannya udah anget. Tar kalo gw take away lagi malah dingin lagi…” celetuk Linto lalu menatap Puput yang sayu merona.

Tanpa sadar Puput merangkul tenguk Linto sambil menikmati gerayangan mesum di tubuhnya.

“Lo jangan suka jual2 mahal gitu napa, Put… kadang suka susah tau kalo mau ngapa2in…” komen Linto meremas payudara yang tidak kalah besar dan kencang dari bagian bawah tubuh Puput.

“Pake bh warna apa lo hari ini?”

“Emmhh… nnhhh… kepo…”

“Oh yaudah, gw liat sendiri boleh enggak?” ucap Linto sopan.

Puput mengangguk sambil meremas pundak Linto karena Linto mendadak mengelus pinggang Puput dibalik kaos nya.

“Emmhh… shh… Tooo… kalo gw kelepasan entar bilang yhahhh… emmm…”

“Siap2. Santai aja…. enggak bakal lama kok…”

“Ishh… kalimat dilematis banget tuh lo ucapin tadi… ahhh..”

Celotehan Puput terhenti karena Linto sudah menyusupkan tangannya masuk kedalam kaos Puput lalu meraih kedua payudaranya.

“Mau buka aja enggak?” pinta Linto sudah tidak sabar.

“Emmhh… shhh… lo yakin disini aman.. emhh??” Tanya Puput masih khawatir.

“Mau bukti?”

“Nghaah? Bukti apaan…??”

Linto menyusupkan jari jemarinya dibalik bra Puput dan mencubit kedua putingnya. Sontak Puput memekik kaget. Desahan seksinya kali ini terlontar dari bibir tipis nan seksinya.

“NGAHHH!! Linto!! Gila ya emnhhh…!!” Puput memukul pundak Linto sambil melotot kesal, takut suara erotisnya terdengar sampai keluar ruangan.

“Aman kok Put… lo mau teriak keluar juga aman2 ajaaaa…” Linto menenangkan.

Puput masih merasa gengsi dan khawatir dengan keadaan sekitar. Bukannya apa, karena dia sedang berada satu ruangan dengan seorang yang memang kekasihnya, tapi dia tetaplah khawatir dengan karema pengawas diluar sana yang merekam kejadia mereka keluar berua secara bersamaan.

“Ahh… entar cctv kalo liat kita gimana, To? Emmh…”

“Enggah usah khawatir Put…”

Lalu Linto mulai melepas pakaian Puput satu persatu, dimulai dari kaos dan celana jeans ketatnya dan ingin disisakan pakaian dalamnya saja. Namu dengan sigap Puput mencegahnya.

“Enggak mau buka2! Begini aja…”

“Lho kok gitu..?” ucap Linto agak kecewa.

“Mau gw tinggal? Just take it or leave it…” Ancem Puput jutek.

Walaupun Linto sempat bedecak, ia pun akhirnya menuruti mau perempuan cantiknya satu ini. Lalu Linti kembali membawa Puput menuju ke meja dan memintanya untuk duduk di meja.

“Galak amat sih, si Meong. Entar enggak gw kasih ikan nih…” goda Linto gemas ke Puput.

Puput memutar bola matanya malas mendengar rayuan setengah mentah Linto.

Mengetahui kalo Puput risih dengan ocehan garingnya, Linto langsung berinisiasi mencium bibir Puput dengan agresifnya untuk mencairkan suasana.

“Emmmhh… mmhh… mmh..”

“Sllrpphh… mmhh… nguumhh…”

Linto kembali mengendus leher Puput. Aroma parfum sakura lembut dari kulit Puput yang sendari tadi menyentuh indra penciuman Linto membuat Linto semakin membara libidonya.

“Henngh… emmhh… To… emmhh..”

“Put… yukk mulai…”

“Emmhh… shhh…”

Linto kembali melancarkan elusan tangannya ke payudara dan pinggang Puput, membuat Puput menahan cercauan desahannya.

“Ahhh shhh… emmhh… Too…”

Puput secara tidak langsung memohon Linto untuk melanjutkan ke bagian menu utama. Bagian bawahnya pun juga telah lembab dan berdenyut setiap kali rangsangan dari ciuman dan sentuhan tangan Linto.

“To… katanya mau ayuk…?” Pinta Puput melirih manja.

Linto pun mencium Puput sekali lagi dengan panas. Tangannya kali ini mulai berani merogoh bagian bawah selangkangan Puput yang terasa sangat basah dibalik situ.

“Hemmm, biru muda ternyata. Cantik juga lo pake ginian…” puji Linto sambil membuka sleting jeans Puput.

“Bh nya juga pake warna yang sama btw…”

“Berarti lo prepare banget ya buat gw..??” Tanya Linto sok pede.

“Kalo gw pake beda2 warna, menurut lo aja gimana…” Puput masih dengan juteknya membalas Linto.

Tapi tidak selamanya sikap juteknya dilontarkan karena Linto kali ini sudah sepenuhnya memasukan jari tengahnya ke dalam vagina Puput. Sontak yang empunya pun menjadi blingsatan melepaskan lenguhan erotis.

“Nghh.. emmhh… shhh… nguhhh…”

Puput mengigit jari telunjuknya untuk menahan desahannya yang mulai tidak bisa dikendalikan. Rangsangan di lubang kenikmatannya membuat otaknya memaksa ia untuk mendesah.

“Emmhh… ahh… nghhh… Too… emmh…”

Linto mendekatkan telingannya ke hadapan Puput untuk semakin mendengar desahan nafsu sekretaris sekaligus pacarnya ini.

“Hmmmhh… Put…”

“Hnnh??”

“Enak enggak…??”

“Hemmh… hemmh…”

Puput hanya menanggapi dengan anggukan seadanya. Matanya mengedip berkali2 seiring respon rangsangan yang semakin intens.

“Hmmhh… To… emmhh… gw pengen…”

Linti langsung menurut kemauan Puput. Dia pun meraih kancing dan sleting celana panjangnya lalu melepasnya sampai kebawah betis. Begitu juga dengan Puput yang mulai membuka sendiri celananya. Terpampanglah dua kelamin satu sama lain yang sudah siap berdaru satu sama lain. Bongkahan vagina tembem, licin dan merekah merah siap dipenentrasi oleh sebatang penis berurat yang tidak terlalu besar namun kokoh mengacung keatas.

“Hemmhh.. gw masukin ya Put..??”

Puput mengangguk tanda setuju. Untuk membakar libidonya kembali, Linto mencium bibir Puput lalu mengendus aroma tubuhnya sekali lagi. Puput hanya bisa mendesis sambil menaha ndengan gigitan bibirnya.

“Hnnhh.. Put…??”

“Emmhh?”

Linto terdiam sejenak setelah mengendus bagian tubuh Puput semakin kebawah. Dia sibuk mengulum payudara Puput yang kedua putingnya telah mengacung keras.

“Ngahh.. auhh.. shh…ahhaahh…”

Linto mengemut benda kemerahan tersebut seperti mengemut manisan. Dikulum, dijilat, lalu terkadang digigit gemas. Puput semakin tidak karuan dan menarik rambut Linto yang sudah lepek karena pomade dan keringat.

“Tooo… katanya mau dimasukiinnhh…” desah Puput tidak sabar.

“Emmhh… tapi gw masih mau nikmatin tubuh elo…”

“Ahhh… emmhh.. nghh… tapi gw mauu dimasukiinn…”

Puput meminta dengan nada seseksi mungkin. Linto yang daritadi masih bermain2 pun mulai mengarahkan batangnya ke bibir vagina Puput. Perlahan tapi pasti gerakan menusuk dilakukan oleh Linto. Namun makin pelan Linto mengarahkan, makin blingsatanlah Puput dan semakin memajukan pinggangnya kearah batang Linto.

“Toooo aduuuhh…. jangan dipelaniiinn… emmhh… gw udah enggak tahaaannn…” pekik Puput manja.

“Mau ya?” goda Linto yang membuat Puput semakin kesal.

“Ishhhh cepetaaann… sebel banget!!”

“Yaudah elo nungging ya…” pinta Linto mengelus dan meremas paha Puput.

Puput langsung menurut tanpa berkomentar apapun. Nafsu birahinya ingin cepat2 dipuaskan dan sudah malas untuk menanggapi segala ocehan dan godaan tidak penting Linto.

“Emmhh… hmmm…” Puput sibuk mendesah karena Linti menggesek2an ujung penisnya ke bibir vagina Puput kembali.

“Tooo… males banget ah gweehh…” Puput mulai ngambek sambil menggoyangkan pantatnya kesana kemari.

Melihat bongkahan pantat yang seksi di depan matanya, Linto sudah tidak tahan bermain2 untuk menggoda Puput. Perlahan dia mulai memasukan penisnya diiringi dengan sensasi licin dan hangat yang memijit perlahan. Sontak Puput melenguh sambil berusaha menutup mulutnya karena desahan seksi kembali keluar tak tertahan dari dirinya.

“Aaahhh…”

Linto perlahan memaju mundurkan penisnya sambil tangannya bertumpu ke pantat sekal Puput. Desahan demi desahan pun mulai dikeluarkan oleh mereka berdua. Tentu saja yang paling berisik dan tidak terkendali adalah Puput karena gesekannya hampir tepat mengenai g-spot nya yang kadang tersentuh kadang tidak.

“Nnnhhh… Tooo… nnnhhh…”

Puput merunduk memejamkan matanya menikmati setiap gesekan di dinding vaginanya yang sudah licin karena cairan pelumasnya. Kedua tangnnya terasa lemas menopang tubuhnya karena kedua kakinya sedikit diangkat oleh Linto untuk memaksimalkan tusukan mautnya.

“Lintooooo… emmmhh… enaaakkk…” Mulailah keluar desahan demi desahan bernada nakal dari Puput.

Poni nya dan rambut panjang terkuncirnya pun terlihat begitu lepek dan terjatuh menutupi wajah bagian kiri Puput.

“Ngaahhhh… ahh.. ngaaahhh…”

Selang beberapa lama mengocok, Linto akhirnya sampai dipenghujung acara dimana penisnya berdenyut kuat, tanda semburan sperma akan meledak segera.

“Ennhh… Toooo… nnhh…”

“Mau diluar apa didalem sayang…??”

“Mmhh… ennh… di… diluaaarr… emmhh… diluar aja yanggg… emmhh.. hnnhh!!”

Linto pun cepat2 mencabut penisnya lalu disemburnyalah sperma putih hangat ke pantat Puput.

“Ahh, jangan kena baju gweeehhhh… entar ketauaannn…” pinta Puput sambil tangan kanannya mengocok lubang vaginannya yang masih belum terasa puas.

“Ngoghhh… nguhh!!”

Linto pun berdiri kaku melihat Puput yang masih menungging dimeja, sementara Puput terengah2 karena lelah dan masih merasa sedikit sensasi dari batang penis Linto di vaginannya.

“Tisu…” ucap Puput pelan.

“Bentar2 gw cariin…”

Setelah mendapatkan tisu dari lemari, Puput dan Linto membersihkan diri masing2. Sempat2nya Linto menabok pantat Puput sekali lagi ketika sedang mengelap spermanya disitu.

“Ahhmh…”

Berbeda dengan yang tadi, kali ini Puput menanggapi dengan erangan nakal, tidak dengan omelan.

“To…??”

“Kenapa Put?”

“Lo yakin entar enggak bakal ketauan?”

Linto menganggukan kepalanya yakin. Lalu Puput merangkul tengkuk Linto dan menciumnya dengan mesra.

“Lo kok tumben cepet banget ni hari sih…?”

“Ya enggak biasanya nih. Sorry ya…”

“Hemm, makanya jangan stres2 atuh. Pikiran yang cape dan stress juga pengaruh ke performa elo.” Puput menasehati Linto.

“Siap bu komandan.” Linto mencubit pipi Puput.




Bersambung
 
Terakhir diubah:
Undangannya buat para suhu - suhu berlendir. Semoga berkenan hadir dan memberi react berupa komen atau sekedar cendol jempol nya untuk cerita dari @kudaAirrrrrr
:horey:


:baris:
@fq_lex @kuciah @ValidasiLogin @CakRi76 @kenthirkatrok @Deagle @pimp lord @Sierpa73 @MrTejo @Sonic110 @Jasminevero @umam @Babahoong @PabloEscobar6969
@ivan_cacing @phallus88
@Alucroot07 @Bl4ckhorse @Garonk84 @rvn
@ruudangs
Hadiiiiir........ :pesawat:

suwun jawilanne suhu @begundal-bansel

ijin nongkrong disini @kudaAirrrrrr
 
Lanjutin doongg, masih penasaran sama endingnya arman
Selalu berharap buat ada lanjutannya si puput sih hu. Kalo menurut ane sih ga masalah ada perombakan plot dan karakter. Kalo suhu merasa ceritanya udh terlalu panjang dan kemana2, segera ditamatin aja hu dan lanjut le next project hehe
Mohon maaf sekali kawan2. Cerita terpaksa ane putuskan di tengah jalan dikarenakan udah merembet kemana2 plot nya.:((:((

Cerita baru sudah ane posting btw. Silahkan di cek yaaa :D



lanjut hu
saya suka dengan karakter puput.
cewe galak, jaim, jutek itu sesuatu banget hahahaha
Emang cewe jutek2 mau itu sangat sesuaty sekali ya wkwkwk
 
Menurut gue, cerita Puput ini WAJIB DILANJUTKAN.
Tapi terserah suhu @kudaAirrrrrr apakah mau dirombak, atau diterusin begitu aja, atau justru bikin baru lagi. Sebab cerita si Puput ini adalah salah satu cerita favorit gue, yang selalu bisa bikin gue crot di setiap adegan SSnya.

Tetap semangat Suhu @kudaAirrrrrr !!! Kami menunggu karya-karyamu.
Ane udah upload plot yg baru nih hu. Mohon maaf ya cerita yg lama berhenti mendadak :((

Terimakasih banyak buat dukungannya. Suhu adalah pembaca setia dari lapak2 ane yg lama dan yg lainnya :ampun::ampun::ampun:
lanjut dong suhu @kudaAirrrrrr Puput dan fetish armpit nya the best
Sudah dilanjut nih wkwkwk

Kalo di tambahin fetish cd nya Puput boleh juga tuh :D
Fetish cd yg mana dulu nih hu? Wkwkwk

Ceritanya menarik banget suhu, ceritanya bikin emosi naik turun 😁.
Sayang banget kalo harus berhenti gitu aja.

Tetap semangat suhu :mantap:
Terimakasih banyak buat dukungannya hu :ampun::ampun:


Ceritanya bagus menurut Ane. Maaf Ane kurang memberi tanggapan krn berburu waktu utk membaca cerita lain.
Kalau Anda masih berbaik hati, sebaiknya dilanjutkan, dan pasti Ane baca. Terima kasih atas tulisan yang bagus.
Mantap Bro!!
Tidak apa2 hu. Terimakasih udah betah mantengin di lapak anek:ampun::ampun::ampun:
 
Undangannya buat para suhu - suhu berlendir. Semoga berkenan hadir dan memberi react berupa komen atau sekedar cendol jempol nya untuk cerita dari @kudaAirrrrrr
:horey:


:baris:
@fq_lex @kuciah @ValidasiLogin @CakRi76 @kenthirkatrok @Deagle @pimp lord @Sierpa73 @MrTejo @Sonic110 @Jasminevero @umam @Babahoong @PabloEscobar6969
@ivan_cacing @phallus88
@Alucroot07 @Bl4ckhorse @Garonk84 @rvn
@ruudangs
Hadiiiiir........ :pesawat:

suwun jawilanne suhu @begundal-bansel

ijin nongkrong disini @kudaAirrrrrr
Lho e loh e! Kok para petinggi2 pada diajakin kemari? Wkwkwkwk

Sungkem hu. Maaf klo lapak ane isinya agak berantakan begini.

Semoga menikmati cerita yg ane buat. :ampun::ampun:


Dan terimakasih juga suhu @begundal-bansel sudah repot2 ngundang. Ane sebenernya cukup juga dengan kalian2 yg setia disini. Cuman untuk mengajak para penjaga gunung ane pun kaget juga wkwkwk
 
Salam semprot para suhu dan pembaca setia sekalian.



Akhirnya cerita Puput saat ini udah bisa diupload kembali dengan plot yang ane ubah sekitar 90% namun dengan fetish yang sama, cerita yang ane usahakan semakin rapih untuk penulisan dan plot, dan tentunya si smart princess jutek malu2 kucing kita, Puput yang semakin makin2 pokoknya. :genit: :genit: :genit:

Tentunya ane juga berterimakasi kepada para suhu dan pembaca disini yang telah memberikan dukungan dan support agar kembali berdirinya lapak ane ini. Dan buat para pembaca yang mungkin kecewa dengan plot yang mendadap berubah, permohonan maaf ane sampaikan ke kalian karena ane tidak bisa memaksa plot yang sudah meleber kemana2 (ane tau keliatannya gak bertanggung jawab sih… :((:(()

Cerita ini adalah fiksi semata. Jika ada kesamaan tokoh, jalan cerita, maupun karakter yang dipakai, itu semua semata2 hanya kebetulan atau perkembangan dari kerangka pikir di kepala ane sesuai dengan pengalaman2 di RL. Juga ane ingatkan bahwa mulustrasi disini dilarang disebarluaskan di luar grup semprot atau lebih parah lagi, menjadi seorang ‘cepu’ secara diam2 melaporkan kepada orang terkait!

Anywho… sebelom masuk ke dalam cerita, ada baiknya ane berikan mulustrasi2 supaya terbayang seperti apa karakter yang tergambar di cerita nanti.



Puput


Arman


Linto



Jessica


Dewi


Marina


Cecil


Farhan



Amanda



Theresa



Listi







Tau aja selera gue Suhu @kudaAirrrrrr
 
Bimabet
Suara gedoran pintu keras2 terdengar dari luar kamar kos Arman. Siang ini dia kembali melelapkan tubuhnya setelah ribut besar dengan Amanda tadi. Tepat setelah Arman memasuki kamar, dia langsung mengecek ponselnya dan mendapat nomornya sudah di blok tanpa bisa mengirimkan chat dalam bentuk apapun. Arman hanya menaikan alisnya lalu melempar ponsel nya ke ranjang dan pergi tidur. Selang beberapa jam kemudian, terdengar suara penganggu tidur sakral siang ini oleh seseorang diluar sana.

“Siapa…??” sahut Arman malas.

“Farhan.”

“Arman nya kagak ada.”

“Bacod! Cepetan bukain pintu! Tangan gw berat ini!!”

Farhan masih menggedor habis2an pintu kamar Arman. Dengan perasaan malas, akhirnya Arman melompat dan membukakan pintu. Dilihatnya Farhan, temannya dari jurusan Teknik Informatika sedang membawa sekotak dus berisi printer bekas pesanan Arman.

“Lama bet asli dah…” keluh Farhan sambil masuk melewati Arman.

“Lagian kagak ditaroh dulu itu kotak kalo tau berat….” Balas Arman menggaruk kepalanya.




---------------​




“Kok lo kagak masuk ni hari?” Tanya Farhan sambil mengoprek2 mesin printer hasil cuci gudang.

“Mager.”

“Bangke… awal2 semester 4 aja udah mageran.”

Arman tidak menanggapi dan menuju ke jendelan kamarnya. Lalu dinyalakanlah sebatang rokok filter sebagai tambahan pemanis siang hari yang panas ini.

Kamr kos Arman adalah salah satu dari kamar yang terkenal diantara teman2nya. Mereka bebas melakukan apa saja disana tanpa ada larangan ketat dari pemilik. Tentu saja karena biaya sewa yang terbilang cukup murah dan pemilik kos yang terlalu lembek membuat para penghuni jadi bebas melakukan apapun. Maka dari itu, untuk meminimalisir keributan yang tidak diinginkan, beberapa penghuni memasang peraturan mereka sendiri di depan pintu kamar masing2. Sementara Arman lebih bersikap bodo amat dengan segala keributan yang ada. Kecuali tembok kosannya dibobol oleh penghuni sebelah barulah dia mendeklarasikn perang.

“Pindah sih yaelah. Disini banyak juga deretan kos2an.”

“Entaran aja lah. Asli mageran banget gw….”

Farhan yang sedang sibuk memperhatikan setiap komponen melirik Arman yang sedang duduk di pinggiran jendela, memperhatikan pemandangan luar dihiasi kebulan asap rokok halus terbawa udara.

“Napa lo?” Tanya Arman heran.

“Lo yang kenapa cui? Pusing amat kek nya sama idup. IPK aman kan? Duit lancar?” Farhan mencoba berempati.

“Ah elo nanya nya ada2 aja. Itu kan pertanyaan yang udah elo tau pasti jawabannya.” Sahut Arman menaikan alisnya sambil cengar cengir.

“Anying….” Farhan ikutan cengar cengir mendengar kesombongan temannya.

Lalu mereka kembali kepada aktivitas mereka masing2. Suasana yang sunyi senyap dikamar membuat Arman akhirnya mengambil speaker Bluetooth nya dan menyetel lagu ‘The Upstairs’.

“Tua amat selera elo nyetelnya lagu Matraman nya Upstairs…” Celetuk Farhan.

“Lagu 2004 emang tua?” balas Arman.

“Ya menurut ngana ae. Orang lagu si Justin Bieber yang Baby aja udah kemakan jaman kapan tau.”

“Ah elah sok2an membatasi jarak sama lagu2 lama lo. Dengerin mah dengerin aja.” bela Arman santai “AKU DI MARTAMAAAAAN… KAU DI KOTA KEMBEEENNN….”

“Yang bener kembang, peak…”

Arman hanya tertawa dan masih menatap keluar jendela.

Kembali mereka sibuk dengan masing2. Suasana kali ini tidak terlalu sunyi karena lagu2 yang dimainkan dari ponsel Arman. Walaupun begitu Arman terlihat begitu memikirkan sesuatu. Tidak seperti biasanya dia yang selalu celetuk akan hal2 konyol terutama kepada Farhan. Efek dari perkelahiannya dengan Amanda hari ini sepertinya menggoncangkan pikirannya sampai2 rokok yang dia hisap sudah bersambung ke batang selanjutnya tanpa selang waktu jeda.

“Eh, lo daritadi pusing amat gw liat. Kenapa sih? Urusan Betcoin nih jangan2…”

“Apaan lo. Sok tau ngehe!” bela Arman menutup2i.

Farhan menatap Arman yang masih cuek sambil menghisap batang rokoknya.

“Iye iyeeee.. ah elah. Gw tadi abis berantem sama Amanda.” Arman mulai mencurahkan pusingnya.

“Lah, lau berantem lagi?” Tanya Farhan yang sepertinya sudah sering membahas permasalahan ini.

“Ya gitudah. Cewe kalo udah mau duit pasti buta emang.”

“Lagian lo tau sendiri si Amanda mah anak sultan, kolokannya bukan maen. Apa lagi kalo dia tau elo juga berduit orangnya. Cuman ya emang rada aneh beduit2 malah lo ngekos masa di tempat yang rada gembel begini….”

“Bahasnya jangan kesono2 anjing…. udah tau gw lagi mumet masalah tuh lonte.” Arman mencoba meluruskan lagi “Dua minggu jalan udah diporot2in aja gw segala macem. Malah tadi minta2 belin tas puluhan juta di mall K. Tas elvi2 gitu dah gw kagak terlalu paham…”

“Wiihhh… itu mah satu tas gaji lo di barista dulu2, Man. Diitung kali 5 bulan ada kali. Terus2 gimana??” Farhan menaruh obengnya lalu memperhatikan cerita Arman.

“Abis itu pas di jalan gw coba nego ke dia soal gituan. Ujung2nya masih tetep maksa si anjing buat minta beliin. Sampe2 di depan apartemen dia malah dimaki2 gw. Hampir aja tadi gw mau beri mata kiri nya biar eye shadow nya jadi biru permanen sementara.”

“Terus gimana? Lo jadi nampol dia gitu?”

“Kagak. Gw lemparin aja duit serebuan 5 ke dia, gara2 dia kagak mau ngambil cepean 5 lembar yang gw kasih ke dia.”

“Lah, maksud lo lempar duit serebuan 5 ngapain?”

“Bayar harga dirinya.” Ucap Arman merasa keren.

Farhan melengos mendengar kawannya membicarakan hal agak sinting.

“Terus ngews nya gimana? Bukannya waktu itu dia kepincut sama elo juga gara2 lo ngeeksekusi dia gitu2?”

“Awalannya doang, lama kelamaan b aja udah. Kagak pernah nemu yang puas gw sama cewe begituan. Duit sama barang2 branded yang dia mau. Ngews juga apa adanya aj gw kasih lama kelamaan, kagak kayak diawal2.”

Farhan kembali melengos bingung.

“Mending gw kasih tuh buat lo aja. Cobain kali2 memeq anak konglomerat.” Ucap Arman ramah sambil membuang puntung rokok ke tempat sampah.

“Thank you bro thank you, cuman udah tau gw sikap tuh cewe kek gitu. Lagian gw yang lebih melarat dari lo, jadian sama dia antara gw pakein pelet atau gw emang dari sononya ganteng.”

“Kenapa jadi elo yang sok pede sekarang? Hahahaha…” Arman memukul bahu Farhan pelan.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd