CERITA VERA
Keesokan harinya rina dan akbar bermain di dufan, untung saja tubuh akbar sudah tinggi, jadi bisa bermain seluruh wahana, rina sendiri tak sanggup ikut naik wahana yang menyeramkan, dia hanya menunggu akbar yang begitu kesenangan main.
Rina memfoto momen bersama akbar di dufan, terkadang rina merekam video saat akbar bermain wahana, semua itu dia kirim ke andi, dan dibalas oleh andi dengan emoticon jempol.
Rina begitu menikmati momen bersama anaknya ini, begitupula akbar yang begitu senang bersama ibunya, seharian mereka bermain didufan, tertawa, makan eskrim, bercanda.
Keluar dari dufan, hari sudah sore menjelang ashar, rina kemudian mengajak akbar ke pantai, kembali momen momen kasih sayang ibu dan anak itu terlihat nyata, akbar berlarian di pasir dikejar oleh bundanya sambil tertawa-tawa, hingga langit mulai gelap.
Rina dan akbar, membersihkan diri di toilet yang ada di pantai, rina memandikan akbar dan mengganti bajunya yang sudah penuh pasir pantai, setelah bersih, mereka makan di restoren mcdonald, lalu berangkat pulang.
Rina memarkirkan mobil bapaknya di garasi, kembali pak rudi menggendong akbar yang tertidur kelelahan. Rina kemudian menyusul kedalam, masuk kamar rina lalu mandi, tubuhnya terasa segar kembali. Pintu kamar diketuk dari luar.
"Rin bapak, ke balai warga dulu ya, ada pertemuan warga," pak rudi sudah rapih menggunakan batik, "ohh ya pak," jawab rina keluar dari kamar, sambil mengeringkan rambut dengan handuk. "ibu kemana pak?", "ibumu sedang pengajiian yasin rin, biasanya jam 9 nanti baru pulang," jawab pak rudi.
Rina mengangguk sambil terus mengeringkan rambutnya, "kalo kamu ngantuk, tidur aja dulu, bapak dan ibu bawa kunci cadangan" ucap pak rudi.
"Ya pak" jawab rina, kemudian bapaknya pamit, rina menjemur handuknya yang basah, dia mengambil hpnya dan duduk di teras.
Rina membuka buka galery hpnya, dia tersenyum senyum melihat tingkah pola anaknya di ancol tadi, ada beberapa foto dia kirimkan ke andi, tak lama andi membalas dengan emoticon jempol lagi, tanpa sepatah kata.
Rina merasa sedikit sedih melihat respon dari andi, rina ingat dulu saat akbar berusia 4 tahun, dan andi dinas ke luar kota, rina bermain bersama akbar di mal, dia juga mengirim foto saat bermain dengan akbar, seketika itu langsung andi nelpon dan bertanya bagai wartawan infotainment, udah makan belum, udah ini, apa bawa ini, bawa itu dan sebagainya, andi begitu cerewet saat itu.
Sudah empat hari rina di jakarta, tak pernah sekalipun andi menelponnya, menanyakan keadaannya, kalaupun nelpon, dia hanya ingin bebicara dengan akbar saja.
Rina merasa andi mulai berubah terhadapnya, rina merasa hubungannya dengan andi semakin jauh, rina mencoba mencari perasaan yang masih tersisa untuk andi di hatinya.
Rina sadar, alasan dia begitu sedih dengan sikap andi sekarang, itu karena dia masih menyayangi suaminya, tiba-tiba dia rindu sifat cerewet andi yang dulu begitu ngeselin, dia rindu melihat andi yang lahap dengan masakannya, dia rindu dengkuran suaminya, tak terasa menetes air mata rina.
Tiba tiba telponnya berdering, ternyata vera menelpon, vera ngajak rina ke kafe, rina juga ingin mengubah suasana hatinya yang sekarang galau, rina kemudian meminta vera menjemputnya.
***
"Anaklu dah tidur mak,"
"Tadi gue abis dari dufan seharian, sampe maghrib baru pulang, kecapean dia langsung tidur,"
"Ohh lu baru pulang dari dufan?, apa gak capek lu rin," vera mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya."gak apa kan gue ngerokok"
"Santai aja ver"
"Kok kayaknya muka lu sedih mak, bukannya gembira ya ketemu ama anak"
"Enak aja sedih, gw seneng banget tau, mungkin gw capek kali jalan-jalan seharian, jadi keliatan kuyu"
"Hahah, gw kira sedih, kangen ama bapaknya anak,"
"Eh beberapa hari lalu, kok lu gak jadi ngajak gw ke tempat massage itu, emang sibuk apaan sih ampe buru-buru gitu,"
"Ohh itu," vera menghisap rokoknya dalam-dalam, di jentiknya abu rokok diujung rokoknya.
"Laki gw tiba-tiba ngajak ke singapore, dia ada pertemuan bisnis ama koleganya, trus ke malaysia, tadi siang baru pulang, oh ya bentar," vera mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ternyata coklat duren malaysia.
"Wihh kangen gw ama coklat ini ver, terakhir makan ini pas bang andi ditugasin ke malaysia dua tahun lalu,"
Rina membuka coklat itu dan melahapnya, setelah makan coklat, perasaan rina mulai agak membaik.
"Hahah, ntar gw beliin lagi klo gw ke malaysia, gw kirimin lu satu kardus hahaaha,"
"Eh ya ver, kapan kita massage, badan gw dah pegel2 banget nih,"
"Massage, ohh maksudnya yang kemaren itu, ahh gak usah yang itulah mak, ntar gw ajak ke tempat massage yang biasa aja,"
"Emang massage apaan sih, kok kayaknya aneh, massage mesum ya lo,"
Vera hanya diam, memainkan rokoknya sambil tersenyum.
"Serius ver, beneran massage mesum?"
Vera kemudian menancapkan rokoknya ke asbak kecil didepannya.
"Itu massage eksklusif mak,ya sebenernya mesum juga sih hihihi,"
Rina diam menunggu kata-kata berikutnya dari sahabatnya ini.
"Penasaran ya lo, oke deh gw cerita ya, dengerin,"
***
Vera kemudian kembali mengambil rokoknya, dan menyalakannya.
"Tempat massage itu, eksklusif untuk member mak, yang jadi member juga bukan orang sembarangan, istri pengusaha, istri pejabat, wanita karier yang udah mapan, artis juga ada."
"Jadi emang khusus untuk perempuan, kita punya kartu member yang diperpanjang tiap tahun, jenis kartu membernya , ada yang gold paling rendah, diamond, dan crown paling tinggi."
Vera menghisap rokoknya dalam dalam. Rina hanya memperhatikan menunggu cerita vera selanjutnya
"Nah sistem pembayaran di tempat itu, gak bisa pakai kartu kredit/debet, apalagi cash, jadi sistem pembayarannya kaya model di timezone. Kita isi ulang saldo di kartu member, nah setiap kita menggunakan jasa, pembayarannya di lakukan dengan cara memotong saldo sesuai tagihannya termasuk tips."
"Perbedaan keanggotaan antara gold, diamond dan crown terletak pada pelayanannya, kalo gold pelayanannya hanya refleksi, pijat kepala manja, hingga massage kering."
"Massage kering maksudnya massage tanpa melepas baju," vera menjelaskan saat rina bertanya
"Kalo diamond, semua pelayanan gold ditambah massage basah dengan oil ataumassage tubuh dengan lidah si terapis alias mandi kucing, dan breast theraphy"
"Ya badan kita yang bugil dijilatin dari ujung kaki ampe ujung kepala," ucap vera yang seolah tau keheranan di wajah rina dengan istilah mandi kucing.
"Sedangkan crown, semua pelayanan diamond ditambah oral penetration."
"Nah lo tau gak maksudnya oral penetration, artinya itu kita dijilatin trus lidah terapis keluar masuk, kaya punya suami kita saat berhubungan" penjelasan vera begitu gamblang hingga rina melongo
"Dan juga dari terapisnya beda, kalo gold terapisnya bertelanjang dada, tapi masih menggunakan celana pendek."
"Kalo diamond terapisnya cuma pake cd, sedangkan crown terapisnya bugil mak,"
"Astaga..ada tempat kaya gitu ver?" tanya rina, vera hanya mengangguk.
"Makanya gw gak mau ngajak lu kesono, ntar takutnya ketagihan hihihi,"
"Trus terapisnya tua atau muda,"
"Terapisnya itu semua terseleksi mak, semua rata-rata masih muda dan berotot, dan khusus terapis buat crown
itunya semua gede-gede"
"Tapi disana NFA mak, alias no fucking allowed, gak boleh ml, klo si pelanggan gak tahan dia bisa bo, ke hotel,"
"apalagi itu bo, ver" tanya rina
"Bo itu istilahnya kalau dah gak tahan silahkan lanjutin di hotel mak"
"Lo keanggotaannya apa ve,r" tanya rina penasaran
"Gue crown sis..hihihi," jawab vera.
"Astaga gw baru tau ver, ada kaya gitu,"
"Dah lama mak, setiap kota gw rasa ada, namanya eksklusif ya gak semua orang tau," jawab vera.
"Btw kayaknya lo tertarik ya mak," tanya vera, melihat penasaran di wajah sahabatnya itu.
"Tau ah, gw merinding dengernya," ujar rina.
"Heheh kalo lo mau tau, tinggal calling aja, biar pake kartu gw," ucap vera.
Bunyi hp rina terdengar ternyata pak rudi ayahnya nelpon, rina melihat jam ternyata udah jam 10 malam, rina dan vera kemudian meninggalkan kafe tersebut.
Bersambung