Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pulang Ke Jakarta (IML side dish) remake update sesi pijat

pujangga2000

Tukang Semprot
Daftar
14 Dec 2020
Post
1.466
Like diterima
22.361
Lokasi
Harlow
Bimabet
Welcome di thread terbaru saya.

Sebenarnya ini bukan cerita baru, tapi merupakan remake dari cerita "Kala di Jakarta" yang terhenti sambungannya

Mudah-mudahan gak salah tempat dan caranya, untuk momod dan mimin, apabila ada kesalahan mohon ditegur

Saya upload ulang cerita ini karena banyak yang ingin saya merepost ulang cerita ini kembali

Jadi jika ada kesalahan, mohon kiranya bisa dikoreksi.


Disclaimer
Cerita ini hanyalah fiktif dan fantasi belaka, semua nama, tempat, kota, dan nama bisnis yang tersebut dalam cerita ini hanyalah sebagai pelengkap alur cerita, tak ada niat penulis untuk menjelek-jelekan ataupun menghina, sekali lagi mohon maaf jika ada kesalahan.



PROLOG

Pesawat garuda nomor penerbangan GA 225 bersiap untuk take off di landasan pacu bandara adi soemarmo.

Waktu setempat menunjukkan pukul 10.55, sesaat kemudian bunyi jet pesawat terdengar mengeram, pesawat berjalan cepat, hingga beberapa detik kemudian telah melayang di udara.

Rina melihat lihat ke luar jendela pesawat, tampak olehnya sekumpulan awan, langit begitu cerah hari ini, dia termenung melihat keluar, pikirannya melayang membayangkan sosok frans.

Dua hari lalu

Frans dan rina terengah-engah, keduanya terkapar di ranjang, seperti malam malam sebelumnya, frans mampu memuaskan istrinya dengan begitu sempurna, kaki jenjang rina mengelus elus kaki frans yang berbulu lebat, tangannya memainkan bulu dada suaminya.

Rina benar benar merasa bahagia sekali. Rina tak pernah membayangkan kalau seks bisa sehebat ini, 10 tahun seks bagi rina, hanyalah kewajiban seorang istri terhadap suaminya, kini rina merasa seks adalah entertainment baginya, rina begitu ketagihan dengan seks, dan pria disampingnya ini yang mampu membuatku menjerit dalam kenikmatan.

Pagi hari esoknya, frans bersiap siap ke kantor, rina telah menyiapkan sarapan untuk suaminya, sebelum ke kantor frans sarapan terlebih dahulu, rina menopang dagunya menatap suaminya, rina bahagia melihat frans begitu lahap menyantap masakannya.

"Kenapa mamah liatin terus sih" tanya frans sambil menyuap nasi goreng bikinan rina,"

"Emangnya mamah gak boleh liatin suami mamah yang ganteng," jawab rina, frans tersenyum pada istrinya.

"Oh ya mah, barang barang papah udah disiapin buat besok?" tanya frans sambil minum teh panas, frans telah selesai makan.

"Udah sayang, mamah udah nyiapin juga tolak angin, tuh di tas papah," jawab rina kemudian melihat dasi yang dipakai suaminya, "emang berapa lama pah dinasnya," rina membetulkan dasi suaminya.

"Papah dari lampung, trus ke palembang, padang, trus lanjut ke medan, kira-kira dua minggu mah," jawab frans sambil memeriksa tas kerjanya.

"Kok lama ya pah" kata rina sambil membereskan meja makan, "ya pak menteri nemenin anggota komisi dewan meninjau proyek, jadi sekalian semua" kata frans masuk kamar mengambil jam tangannya.

"Kalau gak, mamah ke semarang aja nemenin pak andi mah, papah gak apa kok, daripada mamah sendirian disini," ucap frans dari kamar, frans keluar telah rapih ditatapnya istrinya "gimana mah"

"Mamah jumat besok mau ke jakarta pah, soalnya akbar ambil raport, jadi mamah pengen di jakarta dulu beberapa hari, kangen ama akbar," ucap rina, "ohh ya udah, papah berangkat ya," ujar frans, kemudian dia mencium kening istrinya, rina mencium tangan frans dan mengantar frans ke pintu.

"Mah, ntar sepreinya di laundri lagi jangan lupa, kok seprei di kencingan melulu," goda frans, "ihh papah.., kan itu gara gara papah," rina mencubit pinggang suaminya.

"Heheh bye sayang, i love you" ucap frans, "i love you too" rina memandangi suaminya hingga hilang dari pandangan.


BERSAMBUNG
 
WELCOME TO JAKARTA


Dalam kabin pesawat Rina tersenyum senyum sendiri membayangkan semua itu, semenjak bersama frans, rina merasa sangat bahagia, kembali teringat rina dengan malam sebelum frans berangkat ke sumatera.

"Aahpp" mulut rina di cium dengan ganas oleh frans, tubuh telanjang rina bersender di pintu kamar, frans mengangkat tangan rina ke atas kepalanya, leher rina menjadi sasaran mulut dan lidah frans.

Frans menghisap leher rina, menjilati setiap jengkal kulit mulus leher rina, jejak liur frans bercampur dengan peluh rina.

Mulut frans kini berpindah ke payudara rina yang merekah menantang, frans menyedot dalam dalam puting berwarna pink itu, dia begitu bernapsu melumat payudara rina, digigit kecil bongkahan montok payudara yang putih mulus itu meninggalkan cetakan merah kecil, rina merintih perih..

Lidah frans terus menyusuri perut, frans kemudian berjongkok ditatapnya memek indah dihadapannya, memek rindah yang tak berbulu, terlihat begitu menggiurkan.

Frans mengangkat sebelah kaki rina ke pundaknya, lidahnya mengorek memek rina, aroma memek rina yang alami dan tak berbau menambah napsu birahi frans.

Rina merintih, menggigit bibirnya, mata rina terpejam, saat lidah farsn mengorek dinding luar memeknya, geli dan nikmat berbaur dalam sanubari rina, menggetarkan semua syaraf birahinya.

Frans mengulum klitoris rina, menghisapnya dalam dalam, frans menggeraklan lidahnya menggoyang klitoris rina, "ahhhh ah rmmm ahmmmmmmmmmmohmmmma," rina melenguh nikmat.

Frans lalu mengangkat tubuh indah rina menuju tempat tidur, dibaringkannya dengan lembut, frans mengecup kening rina, mulutnya kemudian melumat mulut rina, lidah keduanya bertautan, bibir rina basah dengan air liur.

Jari frans mengelus elus belahan memek rina, di tekannya klitoris rina, mulut frans terus mengunci mulut rina, mulut rina ternganga merasakan nikmat yang luar biasa di memeknya, saat jari frans terus menggesek klitorisnya, rina membalas ciuman frans dengan bernapsu.

Frans kemudian terlentang, rina menunggingkan tubuhnya, diambilnya kontol hitam dan besar itu, rina takjub dengan kontol yang penuh dengan urat tebal ini.

Rina menjilati kontol frans dengan lembut, mulutnya menghisap ujung kontol frans, lidah rina mengorek lubang kencing frans, terasa precum frans oleh rina dihisapnya kepala kontol frans dalam-dalam, frans terpejam merasakan ngilu bercampur geli yang nikmat.

Kepala rina naik turun, suara kecipak ludah terdengar erotis, rina mengocok kontol frans dengan mulutnya, batang kontol itu gak seluruhnya muat dalam mulutnya, rina begitu bernapsu melahap kontol frans, pipi rina sampai mengempot menghisap kontol besar frans.

Frans kemudian menarik rina, dipeluknya rina, mulut frans melumat mulut rina dengan penuh napsu, keduanya saling melumat, lidah frans melilit lidah rina, di hisapnya lidah rina dengan ganas.

Tubuh putih mulus rina terlentang, kaki indahnya mengangkang, kepala frans tenggelam di tengah selangkangan rina, frans sibuk melumat memek rina, dia begitu histeris dengan memek indah ini, tak puas puasnya lidah frans mengorek dinding memek rina,.

"ssssssssssss ahmmm ahmmmmmmmmmmm ohmmmmmmm ohmmmmmmm," hanya lenguhan yang terdengar dari rina, mata rina terpejam merasakan nikmat yang tak terkira.

Rina terkejut saat frans menarik kakinya, dia mencoba melihat, frans meletakkan kaki rina ke pundaknya, frans membimbing kontolnya masuk ke lubang rina, rina menaikkan kepalanya untuk melihat momen penetrasi itu.

"Ahhh," kepala rina terhempas ke kasur, terasa sedikit perih di memek rina, saat kontol itu masuk, rina meringis, "ah ah ah aaa hmmmmmmmmmm eghmmmmmmmmegmmm sss," rina berdesis rasa perih dan nikmat berbaur jadi satu.

Perlahan rasa nikmat mendominasi rina, kontol itu dipompa kencang oleh frans mengaduk ngaduk memeknya, rina mencengkram seprei dengan kencang , begitu nikmat terasa oleh rina, matanya mendelik saat kontol besar itu menumbuk sesuatu didalam memeknya.

Ohh terasa kontol frans begitu sesak memenuhi ruang memeknya, frans terus memompa kontolnya dengan kecepatan tinggi, selama 10 menit, frans tanpa lelah membombardir memek rina.

Rina menggelepar, mencengkram sprei dengan kencang, syaraf- syaraf birahi memeknya mengedut, mengirim sinyal orgasme ke otaknya, rina ternganga, merintih dan menjerit, rina merasa tubuhnya ringan, punggungnya terangkat keatas, ada sesuatu yang memaksa ingin keluar dari memek rina, "ahhh sssssssssss ohhhhhhhhhhh,"

Frans menahan pinggul rina, tak lama setelah rina mengejang, terasa cairan hangat menembak perutnya, rina melepaskan kencingnya berbarengan dengan orgasme hebat yang dia rasakan.

Rina terengah engah, napasnya tak beraturan, tubuhnya telah basah oleh peluh, frans berbaring di kasur, diangkatnya tubuh rina, kini rina berada di atas frans, rina mengambil kontol frans dan diarahkan ke memeknya.

Rina kemudian menaik turunkan pantatnya perlahan, kontol frans begitu dalam menghujam memeknya, rina histeris, dia menaik turunkan pantatnya dengan cepat, tangannya bertumpu di dada frans, tak lama rina kelelahan, dia tak sanggup lagi menggerakan pantatnya.

Frans kemudian memeluknya, frans kemudian menggerakan pantatnya, memompa memek rina dari bawah, kembali dengan kecepatan tinggi frans membombardir memek rina.

Rina kelojotan, gelombang orgasmenya berkumpul lagi, rina mengejang menjerit dan tubuh rina bergetar, ohh sssss ahhhhhhhhhhhihhhhhhhh rina tak kuasa menahan orgasmenya, tanpa sadar dia menggigit bahu frans.

Tubuh rina lemas tak bertenaga, energinya terkuras, kini frans menggeser tubuh rina ke samping. frans memeluk rina dari belakang, kontol frans kembali menerobos memek rina.

Frans menggerakkan pinggulnya dengan cepat, tanpa lelah frans terus memompa memek rina, tangan frans meremas payudara rina.

Rina hanya bisa melenguh menjerit nikmat, kontol frans semakin cepat keluar masuk, ahhh rina merasa orgasmenya akan datang lagi, "ohhhh sssss hhmmmm ohhhhhh ss," rina hanya mampu berdesis dan melenguh, "ohhhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh," gelombanng orgasme kembali menghentak syaraf birahinya.

Tubuh rina yang membelakangi frans bergetar hebat, frans juga tak mengendorkan pompaannya, tak lama frans juga mengeram "aghhhhh aghhh," kontolnya menghentak hentak memek rina berkali kali melepaskan pejuhnya yang berebut membuahi rahim rina.

Keduanya berpelukan, napas keduanya tersengal, rina sudah habis energinya, tubuhnya terkulai lelah, kemudian terlelap dalam pelukan frans.

***

"Maaf bu, bu..," suara pramugari menyadarkan lamunannya, "eh ya mbak," ucap rina merubah posisi duduknya, "ibu mau kopi, teh, susu, atau jus," pramugari menawarkan minuman, rina memilih jus, segera pramugari menuangkan jus ke gelas, dan menyerahkan ke rina dengan tambahan sepotong croisant

Tak lama kemudian suara pramugari terdengar menginformasikan bahwa pesawat sesaat lagi akan mendarat di bandara internasional soekarno hatta, rina menegakkan kursinya, ting tanda sabuk pengaman menyala. rina menyukai moment saat pesawat mendarat.

"Bunda.." suara akbar terdengar kencang memanggil rina.

Rina tersenyum dan melambaikan tangannya saat melihat anak semata wayangnya itu, akbar berlari ke arah bundanya, rina memeluk akbar dengan erat, air mata rina menetes, rina begitu merindukan putranya. "abang udah gede ya, semakin tinggi aja kamu," rina kagum dengan pertumbuhan akbar.

Akbar menggandeng bundanya dengan riang menuju ke pria tua yang tersenyum memandang mereka, "Bapak," rina kemudian memeluk ayahnya dengan hangat, "bapak sehat sehat kan" tanya rina ke ayahnya yang datang bersama akbar.

"Bapak sehat nduk, kamu keliatan gemuk," jawab pak rudi ayah rina.

"Masa sih pak, hehe, yuk kita pulang, rina udah kangen masakan ibu," rina menggandeng ayahnya, tangan yang satu memegang arif.

"Ya nduk, ibumu sudah siapkan masakan kesukaan kamu, pasti kamu lapar kan," tanya ayahnya, "Laper banget" rina menjawab sambil mengernyitkan mulutnya manja, kemudian mereka bertiga menuju mobil.

***

Setelah makan siang yang lezat, mereka berkumpul saling melepas rindu, "rin, kamu kok jarang pulang beberapa bulan ini" tanya ibunya,

"Iya bu, soalnya aku banyak kegiatan bu disana, apalagi bang andi kan baru naik jabatan" ucap rina berbohong, hatinya merasa sedih harus berbohong pada ibunya, rina berusaha mengalihkan pertanyaan-pertanyaan, yang membuat dia harus berbohong pada orang tuanya.

Malamnya rina tidur bersama akbar, 'bunda kok lama ga ke jakarta," tanya akbar sambil memeluk rina.

"Ya sayang maaf ya, bunda janji , nanti bunda akan sering pulang ketemu akbar, kamu kangen sama bunda ya,"ucap rina mengelus rambut anaknya.

"Kangen bun, bunda lama kan disini?" tanya akbar berharap.

"Ya bunda lama disini, eh gimana besok abis ambil rapot kita ke time zone ya" ucap rina.

"Beneran bun?" kata akbar matanya berbinar, rina mengangguk,

"Asyik," teriak akbar senang, rina tertawa melihat tingkah putranya.

"Ehh ya, bunda lupa, bentar," rina bangun dari tempat tidur, dan membuka kopernya, rina mengeluarkan sebuah kotak mainan.

"Apa itu bun," tanya akbar, "ini titipan dari ayah sayang, coba kamu buka," akbar lalu membuka kotak itu, ternayata sebuah mainan mobil remote control.

"Horeee, aku punya mobilan, abang punya mobilan baru," akbar teriak kegirangan dan berlari menuju ke kakeknya memamerkan mobil pemberian ayahnya rina kembali tertawa melihat putranya terlihat riang.

***

BERSAMBUNG
 
KETEMU VERA

Suasana sekolah akbar pagi itu cukup ramai, para ibu-ibu berkumpul didepan kelas, mereka sedang menunggu wali kelas akbar datang membagikan rapot.

"Eh mbak, mamahnya akbar ya?' tanya seorang ibu muda berbaju biru muda ke pada rina, "ya bu" jawab rina sambil tersenyum, dan memperkenalkan diri. Ibu ibu yang lain juga saling memperkenalkan diri pada rina.

"Ternyata mamahnya akbar cantik sekali, pantes anaknya juga ganteng," ucap ibu maya, ibu muda yang mengenakan baju biru tadi.


Rina dan ibu-ibu itu bercakap cakap, karena pembawaan rina yang supel, dia bisa cepat akrab dengan mereka.

Saat rina berhadapan dengan wali kelas akbar, sang wali kelas menjelaskan perkembangan akbar, ternyata akbar murid yang pintar, walau tidak ada lagi sistem ranking, namun wali kelas yang bernama pak burhan menginformasikan nilai raport akbar adalah yang tertinggi di kelas.

Namun terkadang rina juga jengah dengan tatapan wali kelas akbar yang terasa aneh, mencuri-curi pandang payudara rina yang menerawang dibalik bajunya.

Memang rina memutuskan tidak menggunakan pakaian hijabnya, karena udara hari itu terasa panas, apalagi rina berencana akan main di time zone bersama akbar. rina saat itu mengenakan blus tangan pendek warna putih berbahan sifon yang tipis dengan padanan rok hitam selutut.

Setelah selesai mengambil raport, rina berpamitan pada ibu-ibu yang masih menunggu giliran, rina lalu menuju ke mobilnya, akbar duduk disamping rina, mereka berdua menuju mall.

Saat itu masih jam 11 pagi, mall belum terlalu ramai pengunjung, beberapa toko masih terlihat tutup, rina mengajak akbar untuk makan terlebih dahulu di salah satu retoran ayam goreng yang terkenal dengan gambar lelaki tua berjenggot.

Saat sedang mmakan dengan akbar, pandangan rina menangkap seseorang memperhatikan betisnya yang putih, rina melihat seorang driver ojol yang berdiri menunggu pesanan, mencuri-curi pandang pada betisnya.

Saat rina melihat, driver tersebut berpura-pura melihat hp, rina curiga driver itu sedang memfoto dirinya, namun entah kenapa dada rina berdesir, ada sensasi aneh, sensasi ingin memamerkan kulit mulusnya pada driver itu.

Rina kemudian menyilangkan kakinya, roknya agak tersingkap memperlihatkan sebagian pahanya yang putih mulus, rina pura-pura tidak melihat.

Dari ujung matanya rina melihat driver tersebut merubah posisi berdirinya ke seberang, rina kemudian mengeluarkan bedaknya, dari kaca bedaknya rina melihat driver tersebut pura-pura sedang chat, padahal rina yakin dia sedang membidikkan kameranya.

Tak lama nomor pesanan driver itu dipanggil oleh kasir, driver itu pergi setelah mengambil pesanannya, rina tersenyum-senyum geli memikirkan dirinya yang telah menggoda si driver.

***

Akbar sedang asyik bermain di time zone, rina menemaninya, rina tidak terlalu pandai memainkan game2 yang ada disana, dia kemudian hanya memperhatikan akbar saja yang begitu riang bermain.

Rina kemudian keluar dari area timezone, di depan time zone rina duduk di bangku panjang sambil memperhatikan akbar.

Rina chat dengan frans.

Rina : "pah lagi dimana,?"

Frans : "papah lagi di bengkulu mah,"

Rina : "dah makan belum sayang,"

Frans : "belum mah, ntar mungkin, ini lagi nemani pak dirjen,"

Rina : "ohh, papah kapan pulang,"

Frans : ' ya sesuai jadwal mah, kenapa dah kangen ya,"

Rina : "oo oh,"

Frans : "kangen papah apa si diego?"

Rina : "diego siapa pah,"

Frans : "si diego yang ngaduk2 memek mamah ini,"

Seketika rina terkikik menahan geli.

Rina : "ya kangen ama papah, kangen juga ama diego, kangen dientotin diego pah,"

Rina senang sekali menulis kata-kata vulgar saat chat dengan suaminya itu.

Frans : sabar ya sayang, ntar pas pulang si diego bakalan negntotin mamah abis2an,"

Rina : mengirimkan emoticon jempol.

Rina : "pah, mamah kayaknya mau dapet deh, nanti pas papah pulang berarti masa subur nih, pasti peju papah udah kentel banget, pokoknya pas papah pulang kita ngewe ya, mamah pengen hamil pah,"

Frans : "siap sayang, peju papah siap menghamili mamah, ok mah papah berangkat dulu ya, nih pak dirjen ada perlu,"

Rina : "ya sayang, hati hati ya..i love you muachh,"

Frans : " love you too,"

Tak berapa lama ada panggilan video dari andi, rina kemudian mengangkat, rina melihat wajah andi seperti pucat.

"Ayah sakit," tanya rina.

"Gak," andi menjawab singkat, "mana akbar,"

"Akbar lagi main time zone yah, sebentar," rina kemudian masuk kembali ke area time zone, dia menyerahkan handphone ke akbar.

Rina memperhatikan akbar yang sedang video call dengan ayahnya, terlihat akbar begitu senang melihat ayahnya, mata akbar bersinar2 saat ngobrol dengan ayahnya.

Rina tersenyum saat melihat akbar semangat bercerita pada ayahnya kalau dia juara satu, dan akbar juga mengucapkan terima kasih atas hadiah mobil-mobilan yang dia terima.

Rina tahu, bahwa akbar sangat dekat dengan ayahnya, rina tersenyum senang, melihat ayah dan anak terlihat begitu bahagia saling melepas rindu di hp.

Rina tahu dia tak mungkin meninggalkan andi, karena akbar pasti akan sedih mengetahui orang tuanya berpisah, rina tidak ingin buah hatinya sedih.

Setelah berbincang dengan akbar, andi kemudian berbincang dengan rina, terlihat sikap andi yang dingin terhadap rina.

Andi hanya berkata bahwa dia telah transfer uang belanja, dan andi juga mengirimkan sejumlah uang, dan meminta rina memberikan kepada mertuanya. Orang tua rina

Setelah andi selesai video call, rina menutup hpnya, ada perasaan sedikit sedih di hati rina, andi tidak bertanya padanya kapan dia balik ke solo, yang ditanya andi hanya akbar dan orang tua rina, andi tak bertanya apakah dia sehat, sudah makan atau belum, seperti yang dilakukannya dulu.

Rina sedih dengan sikap andi yang dingin, namun rina seolah tidak sadar apa yang meyebabkan andi seperti itu.

***

Rina kembali duduk di depan area time zone, anak semata wayangnya kembali asik bermain, kadang akbar menghampiri bundanya, untuk meminta minum, lalu kembali ke dalam.

Rina kembali membuka hpnya, dia liat grup whatsapnya, teman2nya asik berbincang dan bercanda, rina tertawa membaca chat temannya yang lucu.

"Rina.?" Seseorang terdengar memanggil namanya, rina menoleh dan kemudian tersenyum, ternyata vera teman kuliahnya dulu, mereka berdua langsung heboh, cipika cipiki, layaknya ibu-ibu muda.

Kedua teman lama itu, melepas kangen-kangenan, saling cerita tentang keluarga masing-masing, ternyata vera menjadi seorang istri kedua, atau lebih tepatnya istri simpanan dari seorang bos property tempat vera bekerja.

Rina tahu, temannya ini memang agak sedikit liar sejak kuliah dulu, rumornya dia adalah ayam kampus, namun rina gak pernah bertanya apa-apa.

Bagi rina, vera adalah teman yang lucu, teman yang enak diajak curhat, teman yang baik baginya, pilihan vera dengan jalan hidupnya, itu adalah urusan pribadinya.

"Kok lo gak bilang kalo lagi di jakarta mak," tanya vera sambil duduk di samping rina,

"Males ah, gw kesini mao main ama anak gw, mau puas-puasin, dah lama gak ketemu anak gw ver," jawab rina,

"Mana anak lu," tanya vera lagi.

Rina menunjuk akbar yang sedang asik bermain "tuh," vera melihat arah yang ditunjuk rina,

"Woohh ganteng sekali anak lu mak, dah gede lagi," vera tersenyum, "mirip babenya ya mak,"

"Ho oh," kata rina bangga mendengar anaknya di sebut ganteng.

Vera kemudian cerita, kalo dia belum punya anak, statusnya sebagai istri kedua, yang hanya dinikahi siri suaminya, membuat vera tidak ingin memiliki anak dari suaminya.

Selain itu vera memang belum kepingin punya anak, selama ini suaminya selalu memberikan materi yang berkecukupan, vera ingin menikmati hidupnya tanpa belenggu anak, paling tidak untuk sekarang ini.

"Rin lu mau ikut gw gak, ini ada tempat massage eksklusif baru grand opening, gw dapet undangan untuk nyobain, lu mau ikut?" ajak vera kemudian, "ya sekalian rileks mak,"

"Wih kayaknya enak tuh ver, refleksi ya,"

"Ya semacam itu kayaknya mak, gimana klo mau ntar sore kita barengan, gw jemput lu mak,"

"Sore ini ver, aduh gimana ya,"

"Lu dah ada janji mak?"

"Gak juga sih, ya udah deh ok gw ikut, kebetulan badan gw juga pada gak enak,"

"Ok say, ntar gw jemput ya, mak gw balik dulu ya, nih laki gw bawel dari tadi nelpon terus,"

"Ya ver, eh ver jangan kasih tau anak-anak ya, gw di jakarta," pinta rina, vera melihat rina sambil memberikan jempolnya, setelah bercipika cipiki vera pamit pulang.

BERSAMBUNG
 
Mudah-mudahan berkenan ya
 
SHOPPING


Vera dan rina berpelukan, cipika cipiki, "ntar aku telpon ya mak," rina hanya mengangguk, kemudian rina masuk ke area time zone, mengajak akbar untuk pulang.

Akbar ternyata masih asyik bermain, "bentar bund tanggung nih," ucap akbar tanpa menoleh ke ibunya, dia sedang asik bermain tembak2an, rina tidak tau nama permainannya.

"Sudah hampir sore sayang, besok kita main lagi ya nak," ucap rina lembut, akhirnya akbar menuruti bundanya, akbar bergandengan dengan ibunya meninggalkan area timezone.

Rina dan akbar berjalan jalan di mal, rina mendapat chat dari andi untuk membelikan akbar baju dan sepatu, serta perlengkapan sekolah sekalian mumpung di mal.

Rina kemudian menuju ritel fashion besar di mal tersebut, saat akbar sedang memilih-milih model sepatu, rina berjalan-jalan di sekitar kounter wanita yang ada disebelah, dia melihat sebuah hotpants jeans yang sangat sexy.

Rina senyum senyum, "apa aku beli aja ya, ntar aku pakai di rumah, pasti mas frans senang kalau aku pakai itu," batin rina, lagi lagi hanya frans yang ada dalam benak wanita cantik ini.

Rina kemudian meminta ukuran yang sesuai dengan pinggangnya, pramuniaga dengan cekatan mencari ukuran yang diminta, setelah sesuai, rina kemudian menuju ke kamar ganti.

Rina celingukan mencari akbar, ternyata akbar masih asik memilih sepatu, sepertinya akbar sedang bingung memilih 2 model yang tengah dia pegang, "abang, jangan jauh2 ya, bunda mau nyoba pakaian bentar," ucap rina.

Akbar melihat ke bundanya, dia menganggukan kepala.

Rina membawa pakaian yang dipilihnya ke kamar pas, saat rina mencoba memakai celana tersebut dia agak kesulitan, namun akhirnya bisa dia kenakan, lalu rina berputar-putar didepan cermin kamar pas, waw, dirinya takjub.

Rina terlihat seksi dengan celana hotpants tersebut, kakinya yang jenjang mulus tanpa cacat terpampang indah, celana hotpants itu sangat pendek, panjangnya hanya sejengkal dari pinggang rina.

Kemudian rina membelakangi cermin, dan membungkukkan wajahnya, dari pantulan kaca, rina melihat bayangannya sendiri, terlihat bongkahan pantatnya nampak saat dia membungkuk.

Rina kemudian mengambil handphonenya, dia foto dirinya yang ada di cermin, rina ingin mengirimkan foto itu kepada frans, namun urung dia lakukan.

Dia tersenyum senyum sendiri, dia ingin memberikan kejutan pada frans, rina kemudian memasukkan kembali hpnya ke tas.

Akhirnya rina memutuskan untuk membeli hotpants tersebut, setelah kembali mengganti pakaiaannya, rina kemudian keluar kamar ganti, dia mendekati akbar.

"Abang udah belum milih sepatunya," Tanya rina lembut keibuan.

"Udah bun, abang mau yang ini," akbar menunjuk sebuah sepatu sports berwarna putih dengan merek 3 garis, tidak terlalu banyak detail di model sepatu yang dipilih akbar.

Rina merasa anaknya ini bukan hanya mirip dengan andi dari wajah, namun sifatnya juga mirip, akbar lebih mementingkan kualitas daripada sekedar model.

"Bang andi juga seperti itu, dia lebih setia dengan satu merek global yang terbukti kualitasnya, bang andi gak pernah tertarik dengan model2 terbaru, semua yang aku belikan pasti sama modelnya, semua polos, warna juga hanya 3, kalo bukan hitam, putih dan coklat." Batin rina.

Rina membayar belanjaannya di kasir, rina merasa belanjaannya agak merepotkan, lalu menitipkan di tempat penitipan barang, rina ingin mengajak akbar untuk makan dulu sebelum pulang.

"Abang laper kan? Tanya rina.

"Laper bun," jawab akbar.

"Mau makan apa sayang masa ayam lagi," rina tau persis akbar suka banget ama ayam goreng,.

"Tapi abang pengennya ayam bun," rengek akbar, rina hanya tersenyum geli melihat tingkah akbar.

"Kamu bener-bener fotokopi ayah kamu banget nak, ayah kamu juga maunya ayam goreng terus, yang lain boleh variasi, tapi ayam musti ada" rina mengusap rambut akbar, "ya udah yuk,".

Keduanya bergandengan menuju tempat makan, saat makan, rina teringat janjinya pada vera, dia benar-benar lupa, sedangkan akbar masih pengen main di mal.

Rina kemudian mengambil hpnya, bermaksud membatalkan janjinya dengan vera, baru saja dia ingin telpon vera, ada telpon masuk, ternyata si vera yang telpon.

Rina : "halo ver,"

Vera : "halo mak, lu dimana mak,"

Rina : "ver sori gw tadi lupa, ini sekarang masih di mal,"

Vera: "ohh untunglah, gw kira lu nungguin,"

Rina : " loh,"

Vera : "ya mak, sori ya kita tunda dulu ya, gw soalnya mendadak ada acara, sori mak,"

Rina : "ohh, ya ga apa ver,"

Vera : "besok gw telpon mak, ok mak..dah dulu ya,"

Belum sempat rina menjawab, vera menutup telponnya terburu-buru.

"Dasar tuh anak, maunya cepet-cepet terus dalam segala hal," rina tersenyum.
***

Rina memasukkan belanjaannya ke mobil, lalu kemudian duduk di depan kemudi, "gimana abang, dah puas kan, dah makan, dah main timezone, dah makan es krim juga, dah belanja sepatu," tanya rina pada akbar yang duduk disampingnya.

"Seneng banget bun, abang seneng banget, tapi capek ya bun," jawab akbar, rina mengusap rambut anaknya, "udah pake seatbeltnya sayang" "sudah bun" "berangkat," kata rina menirukan ucapan salah satu pemain sinetron, kedua ibu dan anak tertawa.

Rina mampir ke tempat penjual martabak, dia membelikan martabak kesukaan ayahnya, lalu kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Ayah rina, membukakan pintu pagar, saat melihat mobilnya mendekati rumah, rina langsung memarkirkan mobilnya ke garasi.

Rina membuka kaca jendela mobil, dan berkata pada ayahnya "pak, akbar tidur," ucap rina.

pak rudi kemudian menggendong akbar ke dalam, rina kemudian menurunkan belanjaannya dibantu dengan mbak pur pembantu rumah tangga ayahnya.

Saat rina masuk, ayahnya keluar dari kamar, "akbar sepertinya kecapean rin,".

"Ya pak, rina juga capek banget, gak mau pulang si abang," ucap rina menghempaskan pantatnya di sofa.

"Belanjaan kamu banyak banget rin" tanya ibunya yang terbangun. "pur, belanjaannya, langsung masukin kamar rina aja" lanjut ibunya memerintahkan mbak pur.

"Bang andi, nyuruh sekalian beliin akbar peralatan sekolah bu, buat ajaran baru" jawab rina, "pak, rina beli martabak kesukaan bapak nih" ucap rina meletakkan bungkusan martabak di meja.

"Wah mantap mantap" ujar pak rudi menghampiri dan membuka bungkusan martabak di meja,

"Inget loh pak, jangan banyak-banyak, nanti kolesterol bapak kambuh" ucap ibu rudi, "sudah kamu mandi dulu sana rin, biar capeknya hilang" lanjutnya lagi.

"Ya ah, rina mandi dulu ya pak, bu," Rina berdiri dan masuk kamar, setelah tersiram air hangat, letih rina agak mereda, rina keluar kamar.

Rina mendapati ayahnya duduk di sofa, sedang asyik meonton siaran sepakbola, rina teringat dulu saat masih di jakarta, bang andi dan ayahnya nonton berdua setiap acara bola, bahkan mereka berdua sering begadang, kalau sudah nonton, mereka jadi heboh sendiri, terkadang rina merasa jadi menantu dirumah ini, karena orang tuanya begitu sayang dan bangga terhadap bang andi menantu mereka.

Rina duduk disamping ayahnya, dia rebahkan kepalanya di bahu ayahnya, walau sudah menjadi ibu, namun rina masih manja dengan ayahnya, "lho martabaknya tinggal dikit pak, ntar ibu marah loh" ucap rina melihat martabak yang dia beli tinggal separuh, "ya rin, gak sengaja makannya, soalnya nyambi nonton bola lagi seru" ujar pak budi.rina tergelak mendengar kata-kata ayahnya.

"Bapak sehat kan, rina ingin bapak dan ibu selalu sehat," ucap rina bersender di bahu ayahnya, pak rudi merangkul putri semata wayangnya.

"Bapak sehat sayang, kamu bagaimana di sana, apakah kamu bahagia," tanya pak rudi, rina terdiam, dia tak ingin membohongi ayahnya, sejak kecil ayahnya selalu menyayangi dia, seumur hidupnya, rina tak pernah berbohong pada ayahnya.

"Loh kok diam, ada apa sayang, apa ada masalah," tanya pak rudi kemudian.

Rina tersadar dari lamunannya,"ehh apa pak, rina ketiduran, bapak nanya apa", jawab rina berbohong. duh sakit rasanya di hati rina.

"kamu sudah kecapean itu, sudah sana tidur," ucap pak rudi.

"ya pak, rina tidur dulu ya, bapak juga jangan banyak begadang ya." Jawab rina, kemudian rina pamit pada ayahnya, dan masuk ke kamarnya.

Dalam kamar, rina tersenyum memperhatikan akbar yang terlelap tidur, rina berjongkok didepan putranya, dia mengelus rambut kesayangannya itu.

"Abang gak boleh jadi korban ya sayang, bunda gak akan membuat abang sedih," di ciumnya kening akbar, kemudian rina berbaring di samping akbar, rina tertidur memeluk akbar.
***

Matahari sudah meninggi saat rina terjaga, dilihatnya jam di hp ternyata sudah jam 9 pagi. rina lalu bangun dan mengikat rambutnya, akbar masih terlelap, rina keluar dari kamar, keadaan rumah sepi-sepi aja, dia mengambil minum di kulkas, dilihatnya mbak pur sedang menyetrika pakaian di belakang.

Rina kemudian menuju teras, ayahnya sedang membersihkan tanaman, rina dan ayahnya memiliki hobi yang sama yaitu merawat tanaman, sambil minum, rina memperhatikan ayahnya, lalu rina masuk dan berbaring malas2an di sofa depan tv, dia mengganti2 chanel tv, tak ada acara yang menarik, lalu pintu kamar terbuka.

Si abang keluar dari kamar mengucek-ngucek mata, akbar mendekati bundanya, dan berbaring memeluk bundanya "aduhh abang udah bangun, tuh badannya asem sih, belum mandi" ucap rina sambil tersenyum, akbar diam saja memeluk bundanya, rupanya dia masih mengantuk.

"Kamu udah bangun rin, eh akbar juga dah bangun," sapa pak rudi.

"Ibu mana pak,"

"Ibumu dari jam 6 tadi sudah keluar rumah, biasa dia ada acara senam ama ibu-ibu gengnya, tapi sebentar lagi juga pulang," jawab pak rudi menuju kamar mandi, pak rudi membersihkan tangannya, dan kembali ke depan tv sambil membawa martabak dari kulkas.

"Nih bang, martabak enak loh," ucap pak rudi pada cucunya, akbar masih mengantuk dan hanya melihat.

"Bapak udah makan?' tanya rina.

"Tadi baru minum teh sama makan martabak ini sepotong," jawab pak rudi.

"Abang mau sarapan sekarang?, bunda bikinin nasi goreng ya," tanya rina pada akbar yang masih memeluknya. Akbar mengangguk, "Tapi akbar mandi dulu ya, bunda buatin nasi goreng," dengan setengah mengantuk akbar menuruti bundanya, dan pergi mandi.

Mereka bertiga makan nasi goreng buatan rina, pak rudi memuji masakan anaknya ini.

"Assalamualaikum" ibu rudi tiba di rumah, "wah lagi pada makan nih" ibu rudi kemudian duduk di meja makan.

"Ibu mau makan sekalian" tanya rina.

"Entar aja rin, ibu mau bersih bersih dulu, abang kemaren borong ya" neneknya.

"Ya nek, akbar juga makan es krim kemaren ama bunda".

"Kok nenek gak dibawain"

"Nenek kan udah tua, ntar nenek tambah ompong kalo makan es krim" ucap akbar enteng.

Rina dan pak rudi tergelak mendengar kata2 akbar, bahkan pak rudi sampe terbatuk2 , tersedak dengar lelucon akbar cucunya, bu rudi juga tidak bisa menahan tawanya, lalu kemudian dia pergi ke kamarnya ganti pakaian.
***
BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
KENAKALAN RINA


“Rin, kamu mau ikut belanja bulanan?" tanya ibu rudi pada rina yang sedang asik nonton tv.", “gak ah bu, kaki rina masih pegel kemaren seharian muterin mal," jawab rina

"Ikut aja bun, disana ada time zone juga bun," ucap akbar, "kamu kok timezone terus bang, apa belum bosen," jawab rina pada putranya, akbar hanya menggeleng.

"Si abang klo ikut belanja, asyik main time zone rin, kan di disampingnya ada timezone," ucap pak rudi.

"Ya bun, bunda ikut ya," rengek akbar, "kaki bunda capek sayang, ayo siapa yang ngajak muter-muter kemaren, abang ikut kakek aja ya," ucap rina mengelus rambut putranya.
***

Setelah ashar, pak rudi, istrinya, dan akbar berangkat ke mal untuk belanja bulanan, mbak pur juga ikut, rina membukakan pintu pagar, "dada bunda, akbar pergi dulu ya" pamit akbar, "akbar jangan nakal ya sayang" ucap rina, mobil pak rudi kemudian melaju, rina memperhatikan hingga menghilang dari pandangannya.

Rina lalu masuk ke rumah, rina kemudian mandi, setelah mandi rina ingat pada hotpants yang semalam dia beli.

Rina membuka bungkusan belanjaan kemaren, lalu dia mencoba hotpants tersebut, rina tersenyum-senyum membayangkan frans akan bernapsu melihat dirinya menggunakan hotpants itu.

Lalu rina kemudian mencari baju yang sekiranya pas dipakai untuk hotpants ini, dia menemukan tanktops berwarna kuning.

Rina menggunakan tanktops tersebut, tanpa mengunakan dalaman apapun, rina melihat dirinya di cermin begitu menggiurkan, putingnya menonjol di balik tangtopnya, batang pahanya yang mulus terpampang indah.

Ting tong, suara bel mengagetkan rina.

Rina lalu keluar kamar dia teringat masih mengenakan tanktop dan hotpants.

Rina membuka pintu rumah separoh, rina melihat dari balik pintu, rupanya pak daru pak rt setempat.

"Eh ada mbak rina, kapan datang,", "kemaren pak, ada keperluan apa ya pak" tanya rina dari balik pintu.

Pak daru hanya bisa melihat wajah rina, lalu bertanya "pak rudi ada mbak?"

"Ohh bapak baru aja pergi pak, mungkin malam baru pulang," jawab rina.

"Waduh gimana ya, apa pak rudi nitip proposal mbak?, soalnya mau di lihat ama pak rw sebentar lagi, tadi pagi saya lupa kesini ambil," tanya pak daru lagi.

"Ohh gak tuh pak, apa perlu sekarang ya, nanti coba saya carikan di ruangan bapak," jawab rina.

"Ya mbak, tolongin ya," pinta pak daru.

"Baik, bapak tunggu di situ dulu ya, nanti coba saya cari dulu," ucap rina kemudian menutup pintu.

Rina menuju ke kamar ayahnya, dia mencari proposal yang dimaksud, tiba tiba ada perasaan aneh dengan situasi ini, rina melihat ke cermin di kamar ayahnya, rina melihat dirinya begitu seksi saat ini.

Muncul perasaan untuk menggoda pak rt, sejenak rina ragu, namun sensasi aneh dari dirinya membuat dia menjadi berani.

"Pak rt, saya liat ada beberapa maps, saya gak tau maps yang mana, mungkin pak rt bisa cari sendiri" rina kemudian mempersilahkan pak rt untuk masuk, pintu dibiarkan terbuka.

Pak daru lelaki berusia 60 tahun, terbengong melihat rina, dihadapannya seorang perempuan muda dengan pakaian minim, tampak putingnya menonjol dan paha mulusnya terbuka, membuat pak daru menelan ludah.

Pak daru kikuk dengan keadaan ini, dia mau menatap takut disangka kurang ajar, gak ditatap mubazir.

Pak daru duduk di sofa tamu, di hadapannya map bertumpuk.

"Itu pak rt, map yang saya ambil dari kamar bapak saya, coba pak rt pilih aja sendiri yang mana," ucap rina duduk di dekat pak daru.

Pak daru salah tingkah, dia sibuk mencari-cari proposal yang dimaksud, namun matanya sebentar-sebentar melirik ke paha rina yang terlihat sangat indah dari dekat.

Rina berpura-pura sibuk dengan hpnya, rina tau pria tua di dekatnya ini mencuri pandang ke pahanya yang sangat mulus.

Pak daru yang melihat rina sibuk dengan hp, mengambil kesempatan ini, ditatapnya lekat lekat paha mulus rina, paha itu begitu mulus, bersemu merah, dengan bulu-bulu halus di sekujur kulitnya, ingin rasanya pak daru menjilati paha itu, pak daru berkali-kali menelan ludah.

Apalagi rina sering mengangkat tangannya membetulkan ikatan rambut, ketiak rina yang putih mulus tak berbulu menggugah napsu pak daru, apalagi pentil yang menonjol itu ohhhh kontol pak daru mengeras, berulang kali pak daru membetulkan celananya.

Rina juga seperti mendapat sensasi sendiri melihat tubuhnya di perhatikan dengan penuh napsu oleh lelaki, rina gak mengerti dengan keberaniannya ini, namun rina menikmatinya.

Pak daru rasanya ingin menomplok perempuan indah dihadapannya ini, menjilati seluruh tubuh mulusnya, ohh, namun pak daru tak berani berbuat macam-macam, dia gak mau ambil resiko menuruti napsunya.

Sekitar 10 menit rina show off, akhirnya pak daru berkata kalau proposalnya sudah ketemu, dan dia segera berpamitan, pak daru sudah gak berani berlama- lama disana, dia takut si johnynya berbuat bodoh.

Sepeninggal pak daru rina terkikik geli, dia tak bisa menahan geli melihat wajah pak daru yang terlihat mupeng berat.
***

Menjelang Isya mobil ayahnya tiba didepan rumah, rina melihat dari balik gorden, dia ketiduran di sofa ruang tamu, saat berdiri dan ingin menghampiri, rina sadar dia masih memakai hotpants dan tanktop tadi.

"Waduh aku malah ketiduran, ya ampun ini masih pake begini," segera rina berlari ke kamar mengganti bajunya, tak terlalu lama kemudian rina keluar dari kamar.

Rina membuka pintu rumah, mbak pur sedang menurunkan belanjaan, "pur, yang nuget dan makanan beku langsung masukan ke frezer, yang lainnya di bawah," Ucap bu rudi sambil memilih bungkusan, dan menyerahkan kepada mbak pur, "njih bu," mbak pur tergopoh-gopoh ke dalam.

"Kamu sudah makan rin," tanya ayahnya, "ini bapak belikan ayam geprek," lanjut pak rudi lagi sambil menyerahkan kotak makanan.

"Wah makasih pak, kebetulan rina tadi ketiduran, lumayan bikin melek ini, level berapa pak," tanya rina.

"Level yang biasa kamu pilih, empat," jawab ayahnya.

"Kamu tuh gila ya, nanti mules loh perut kamu," ucap ibunya yang sibuk menurunkan belanjaan dari mobil.

"Eh abang kemana pak," tanya rina, dia tak melihat anaknya.

"Tadi di sana ketemu sama temannya si radit, eh dia malah ikut radit, tapi nanti juga diantar ke sini ama ibunya radit,", "ohh," ucap rina.

"Tadi akbar nelpon kamu, mau bilang itu, tapi kamu gak angkat," kata ayahnya.

"Masa sih," rina memeriksa hpnya, ternyata ada 5 kali panggilan tak terjawab. "rina tadi ketiduran pak," jawab rina.

"Yo wis ndak apa toh rin, dia biasa main di rumah radit, palingan si abang main ps, dah yuk bantu angkat ke dalam," ucap bu rudi.

Rina tersenyum, dan mengambil satu bungkusan, mbak pur juga sudah kembali tergopoh-gopoh dari dalam rumah.
***

Hampir jam sembilan malam, akbar pulang diantar ibunya radit, "maaf bu kemalaman, dari tadi akbar keasikan main ama radit, saya jadi gak enak," ucap ibu radit dari dalam mobil.

"Ohh gak apa-apa bu, mampir dulu bu," ucap rina.

"Aduh lain kali aja ya bu, udah kemalaman, saya pulang dulu bu, akbar, tante pulang ya," pamit ibunya radit.

Akbar dan rina melambaikan tangan, rina kemudian menggandeng akbar masuk.

"Abang kesenengan banget main, sampe malem gini," tanya rina saat didalam, "ini baju radit ya kamu pake,"

"Ya bun tadi abang dah mandi dirumah radit, sama mamahnya radit di pinjemin baju radit,"

"Kamu dah makan sayang,"

"Udah bun, eh ya bun besok kita jadi ke dufan?" rina hanya mengangguk.

"Horee besok ke dufan asikk" teriak akbar kegirangan.

Rina hanya tersenyum, hatinya bahagia melihat putranya begitu senang.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd