Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petualangan Pendekar Cinta

deyondaime

Suka Semprot
Daftar
25 Dec 2011
Post
12
Like diterima
128
Lokasi
tangerang selatan
Bimabet
permisi suhu suhu .... newbie yang sudah lama menjadi silent reader mencoba mempost cerbung karya sendiri, itung-itung menyalurkan hobi menulis juga... hehe.. mohon kritikannya....:):):)


sebelum mulai baca .... update terbaru yaitu part 3 n 4 ada di page 2 suhu.... monggo



PART 1: THE BEGINNING
Hmm....
Aku terbangun karena merasakan sesuatu yang hangat di antara selangkangan, rupanya Mba neneng sedang asyik mengulum batang kejantananku yang telah mengeras. Harus kuakui, kulumannya sungguh luar biasa nikmat, kuyakin suaminya dulu yang kini sudah meninggal pasti puas dengan servisnya ini. Mba neneng sangat pandai memainkan lidahnya di daerah glans atau kepala batang kejantananku, daerah yang memang sangat sensitif dengan sentuhan, apalagi sentuhan lidah, bibir, dan mulut bu neneng yang hangat.
"Ah......." aku mengerang. "mba... aku mau keluar..."
"ya udah keluarin aja...." jawabnya. Suara mba neneng sangat khas, walaupun umurnya telah mencapai 35, tapi perawakannya yang kecil dan suaranya yang cempreng membuatnya masih terlihat dan terdengar imut.
"ahhhh......" cairan spermaku menyembur di dalam mulutnya, mba neneng langsung menelan cairan pemberi kehidupan tersebut, dan menyedot semua sisanya, membuatku merasa ngilu. Kini, dia berbaring di sampingku dan menyandarkan kepalanya di dadaku yang bidang, aku mengelus elus rambutnya yang terasa sangat halus.
"sekarang kamu punya hutang sama mba.... kamu harus bikin mba keluar dua kali" bisiknya di telingaku sambil menggigit daun telingaku dengan lembut.
"hm..... ade kecilku masih lemes mba...." jawabku manja.
"masa? Paling sebentar lagi dia bangun...." ujarnya menggoda.
Jemari mungil nan imut mba neneng mulai bergerilya di puting kiriku. "ah........" aku mengerang, dia sudah hafal titik lemahku, aku sangat mudah terangsang jika kedua puting ini diberi perhatian khusus seperti itu. Kini dia memindahkan serangan jemarinya ke puting kanan, sementara puting kiriku kini diserang oleh lidahnya, dan dalam beberapa saat batang kejantananku kembali berdiri tegak, ada rasa sakit kurasakan ketika ade kecilku ini dipaksa berdiri setelah memuntahkan sperma untuk yang ketiga kalinya....... ya semalam ade kecilku ini telah berhasil menjebol mba neneng selama dua ronde, aku keluar dua kali, dan kurasa mba neneng mencapai orgasme lebih dari dua kali.
Aku memang termasuk pria yang cukup tangguh di ranjang, oh ya... perkenalkan.... namaku Rendi, umurku 25 tahun, dan aku adalah mahasiswa semester banyak di salah satu universitas di Pinggiran ibukota. Banyak teman-temanku memberiku gelar mahasiswa abadi karena aku tidak kunjung lulus, tapi itu semua tidak merisaukanku, lulus atau tidak bukanlah masalah karena aku sudah memiliki penghasilan sendiri dari bisnis online, aku tidak memerlukan ijazah untuk mencari pekerjaan, aku menciptakan pekerjaan, bukan mencarinya. Dengan usaha bisnis online yang mulai besar, selembar ijazah nampak tidak berharga lagi, dan akupun terlalu malas untuk mengurusi studiku yang sudah tidak menarik.
"mba..... kayaknya aku harus pergi sekarang" aku menghentikan gerilya mba neneng di dadaku.
"ihh.... kamu... kan lagi seru..." protes mba neneng. Aku bangkit dari tidurku disusul oleh mba neneng, kupegang tangannya, kuelus pipinya sambil kutatap matanya yang indah.
"aku lupa.... hari ini ada meeting dengan seseorang yang mau investasi di website. Kita lanjut lagi nanti saja.... janji deh, nanti mba neneng, aku kasih servis eksklusif...."
"hm.... janji ya...."
"iya...." aku mencium bibirnya dengan lembut, kemudian dalam beberapa menit aku telah berpakaian lengkap meninggalkan rumah mba neneng.
Mba neneng adalah salah satu dari beberapa wanita teman mainku, hm.... aku menyebutnya teman main karena hubungan aku dan mereka hanya sekedar hubungan seksual atas dasar suka sama suka. Aku memang seorang hyperseks, dan aku lebih suka wanita yang lebih tua dariku, disamping itu, aku malas berhubungan dengan wanita yang seumuran atau lebih muda karena mereka umumnya memiliki orientasi pada hubungan serius yaitu menikah. Ketika kuberpikir kenapa aku bisa hyperseks dan menyukai wanita yang lebih tua, aku teringat dengan pengalaman berhubungan seks pertamaku dulu.

***

Saat itu aku berumur kurang lebih lima tahun, aku hanyalah bocah kecil yang tidak mengerti apapun soal seks, lagipula anak kecil mana yang sudah tau hal-hal begitu, tentunya tidak ada, dan itu sungguh tidak normal menurutku. Aku memiliki tetangga bernama mba Meti, umurnya kira-kira lima tahun lebih tua dariku, dia tinggal di seberang jalan dan aku sering bermain ke rumahnya bersama temanku Yudi.
Mba meti memiliki kulit gelap dan badan yang biasa-biasa saja, maksudku dada dan pantatnya seingatku tidaklah semok, mungkin karena memang belum tumbuh sempurna. Dia sama seperti gadis-gadis seumurannya, tidak ada yang spesial. Seingatku dulu bahkan dia bisa dibilang agak jelek karena berkulit gelap. Orang indonesia memang lebih menyukai wanita yang berkulit putih bersih seperti orang-orang bule.
Suatu hari aku ingat sekali mba meti memintaku dan yudi yang sedang bermain di teras depan rumahnya untuk masuk ke dalam kamar. Rumah mba meti ini mayoritas bahannya terbuat dari bilik, khas rumah zaman dulu, di kamarnya ada sebuah jendela yang berteralis kayu menghadap ke rumah tetangga, dan di seberang jendela itu ada sebuah ranjang yang cukup besar, aku tidak tahu kamar siapa itu. Kami berdua dibawa masuk kesana, kemudian dia mengunci pintunya dari dalam.
"kalian mau bantuin mba gak? Nanti mba kasih uang buat jajan..." kata mba meti.
"serius mba? Wah asyik.... mau dong" jawab yudi.
"emang bantuin apa mba?" tanyaku polos.
"udah kamu ikutin aja apa kata mba...." mba meti, yang hari itu memakai kaus dan rok, segera mencopot celana dalamnya tanpa melepaskan rok yang dia kenakan. Kemudian dia mengajak kami naik ke atas kasur.
"sekarang buka celana kalian" kami pun menurut dan membuka celana kami. Kemudian mba meti memegang burung kami dan mengocoknya.
"aduh mba... ininya diapain..." yudi bertanya polos.
"udah kamu nikmatin aja... enak kan...?" kami berdua mengangguk pelan, memang ada perasaan aneh yang kurasakan ketika mba meti mengocok burung kecilku, saat itu aku yang belum mengerti apa-apa tentang seks tidak mampu memahami perasaan enak tersebut. Setelah burung kami berdiri, mba meti pun merebahkan diri di kasur dan menyingkapkan roknya, kemudian dia membuka kedua kakinya sehingga terlihatlah kemaluannya yang belum berbulu sedikitpun, dia membuka sedikit bibir vaginanya dan berkata "sekarang kamu masukin itunya ke punya mba..."
Aku dan yudi saling berpandangan, kami merasa ragu, lalu akupun mengambil inisiatif untuk memasukan burungku terlebih dahulu. "pelan-pelan ya... " kata mba meti. Saat burung kecilku mulai melabrak dinding vaginanya kurasakan hangat menyelimuti, dan perasaan nikmat yang tak tergambarkan bercampur ngilu menjadi satu. "...akhhh... iya begitu terus dorong....." desah mba meti sambil memejamkan mata dan meremas sprei kasur. Mungkin karena ukuran burungku yang masih mungil, dengan mudahnya aku menembus lubang kenikmatan tersebut. SLEPP seluruh burungku masuk semua ... "sudah mentok mba...." jawabku polos. Kini seluruh burung kecilku telah dilahap oleh vagina mba meti, rasa hangat yang kurasakan sungguh nikmat, aku sampai memejamkan mata menikmatinya.
"sekarang kamu coba maju mundurin pantat kamu..." aku pun menurutinya, aku menarik dan mendorong burung ku keluar masuk vagina mba meti, semakin lama kumelakukan itu semakin terasa nikmat. Mba meti kulihat sepertinya mengalami perasaan yang sama, dia merem melek sambil terus berdesah. ".... ehm ....... akh..... iya terus begitu."
"i... iya mba..." semakin lama, nafas mba meti semakin memburu... "oh.....uh... terus lebih cepat" desahnya. Aku pun mempercepat aktifitas tarik dorongku, perasaan nikmat seakan menjalar dari kaki ke ubun-ubunku, dan tak lama kemudian aku merasa ingin pipis. Aku pun berhenti.
"ah.... kenapa berhenti?" mba meti nampak kesal.
"mba... aku pengen pipis..."
"udah pipis di dalem ini mba aja.... ayo lagi"
"I.... iya mba" aku keheranan dengan permintaan mba meti, tapi tetap saja kuikuti. Ketika perasaan ingin pipis itu muncul lagi aku mempercepat gerakan tarik dorongku, terasa seperti ada yang mau keluar dari burungku, dan "akh.... mba.... aku pipis" kenikmatan itu mencapai puncaknya, burungku berdenyut-denyut dan kemudian melemas, ketika kutarik burungku keluar dari vagina mba meti aku tidak melihat adanya air seni, atau apa pun.
"sekarang kamu yudi...." perintah mba meti.

***

Ketika kuingat pengalaman itu sekarang, aku selalu tersenyum sendiri, sungguh kurang ajar tetanggaku itu, dia memanfaatkanku dan temanku untuk memenuhi hasratnya, padahal kami waktu itu masih kecil. Walau kejadian itu tidak pernah terulang, dampak yang kurasakan tidak pernah hilang, semenjak itu, aku mulai melihat anak perempuan secara berbeda, lebih tepatnya secara seksual. Ketika ku melihat teman perempuan yang menarik, secara otomatis aku akan membayangkan berhubungan seks dengannya, tentu itu hanya sebatas imajinasi, tapi imajinasiku sebagai anak kecil sungguh liar. Semenjak itu pula aku sering beronani, aku senang menggesek-gesekkan kemaluanku pada sesuatu untuk mencapai orgasme, walau tidak ada cairan sperma yang keluar saat orgasme terjadi.
Namun, aku masih belum mengerti semua itu adalah kegiatan seksual, hingga akhirnya aku mengalami pubertas, dan orgasme pertamaku yang dibarengi dengan cairan sperma terjadi. Saat itu aku begitu terkejut, tidak memahami, cairan apa yang keluar. Setelah membaca banyak artikel di internet, aku pun mulai memahami apa yang sejak dulu suka kulakukan. Bahkan kebiasaan itu menggila ketika aku sma, dengan akses yang mudah pada foto-foto porno di internet, kebiasaanku makin menjadi-jadi. Tetapi, untungnya itu semua hanya sebatas onani, aku tidak pernah melakukan itu dengan perempuan, karena memang aku tidak pernah punya pacar selama smp dan sma, jadi tidak pernah ada orang tua yang datang ke rumahku sambil membawa golok atau polisi memintaku bertanggung jawab atas kehamilan putri mereka.
TRING.... terdengar bunyi bbm di hapeku tanda sebuah pesan baru saja masuk. Aku yang masih menikmati secangkir kopi di kafe setelah meeting segera mengecek isi pesan itu.
Sabtu ini jam 4 kamu harus ada di rumah. Jangan lupa bawa g-string yang kemarin tante belikan.... pesan yang datar dan terkesan menyuruh. Hm.... tante maya..... sudah sebulan kami tidak bermain, dan beberapa hari yang lalu dia mengirimiku sebuah paket yang isinya g-string khusus laki-laki. Sebenarnya sabtu ini aku ada janji dengan temanku untuk mengantarnya ke puncak, berpetualang mencari kenikmatan surgawi di daerah dingin itu, tapi permintaan tante maya bagaikan titah raja bagiku, semua perkataannya akan selalu kuturuti, karena dialah wanita pertama yang menjadi partner sexku, partner yang sangat istimewa.

***

Waktu itu aku masih semester 3, sebagai mahasiswa perantauan, sejak semester 1, aku lebih memilih untuk ngekos sendiri dengan alasan aku tidak suka keramaian dan ingin fokus belajar, sebenarnya alasan utamanya supaya aku bisa leluasa beronani. Tempat kosku adalah sebuah rumah yang disulap menjadi tempat kos-kosan pria, kira-kira ada lima kamar, satu kamar mandi, lengkap dengan dapur dan ruang tengah tempat kami, para penghuni kos, bercengkrama sambil menonton TV. Dan pemilik kosan ini tinggal tepat di samping bangunan kosan, sebuah rumah besar berpagar besi tinggi.
Pemilik kos ini bernama Mayasari Dompu, seorang PNS di departemen pendidikan yang berumur sekitar 35 tahun. Bu Maya, begitu kami memanggilnya, merupakan orang timur, kampung halamannya berada di pulau Nusa Tenggara Barat, yaitu kota Mataram. Sebagaimana umumnya orang timur, Bu Maya memiliki kulit yang agak gelap, disamping itu, dia juga memiliki tubuh yang tinggi gemuk, padahal dia baru melahirkan satu anak, menurut kabar, beliau gemuk dikarenakan obat KB, hm.... memang banyak kasus seperti itu juga terjadi di kampung halamanku. Namun, menurutku, Bu Maya cukup manis, bibirnya yang tebal nan sensual, serta matanya yang tajam dipadu dengan kulit gelap yang eksotis, lalu dibalut dalam seragam pnsnya yang ketat karena badannya kebesaran, selalu menjadi perhatianku. Entah kenapa, bagiku sosok Bu Maya nampak menarik dan mampu membangkitkan gairah.
Sayang, Bu Maya terkenal judes, tegas, dan berwatak keras. Mungkin karena dia orang timur, setahuku begitulah watak orang-orang sana. Berbeda dengan diriku yang berasal dari pulau jawa bagian barat yang kalem, santun dan lemah lembut. Konon, semua itu disebabkan oleh daerah dimana manusia tumbuh. Di timur cuacanya panas, iklimnya keras, sulit untuk bercocok tanam, oleh karena itu watak mereka terbina menjadi keras. Sementara di daerahku, cuaca sejuk, iklim bersahabat, dan mudah bercocok tanam, membuat kami menjadi manusia yang kalem dan lemah lembut.
Berkat wataknya itu, banyak penghuni kos yang tidak suka dan tidak betah lama-lama disitu walaupun bisa dibilang fasilitas kosannya cukup bagus, seperti mesin cuci, wifi gratis, kulkas, TV LED yang besar, taman belakang, dan garasi yang cukup luas. Semua fasilitas itu nampak tidak sepadan dengan dengan teror yang sering diberikan bu maya pada para penghuni kos. Contohnya, bu maya sering sekali mengadakan sidak dadakan ke tempat kos, yang menjadi perhatiannya adalah, pertama, kebersihan. Jika dia melihat ada kamar yang berantakan dan kotor maka penghuninya akan dimarahi, kemudian masalah tamu lawan jenis, jangan harap pacar atau teman perempuan bisa berlama-lama di kosan, jika sudah lewat jam 8 malam maka mereka semua harus minggat. Bu maya sangat tegas dan tidak main-main, sudah beberapa penghuni kos yang dia usir karena masalah tamu lawan jenis ini. Dia selalu berkata, "kosan ini bukan tempat mesum, kalau mau mesum sana sewa kamar di hotel!". Belum lagi, jika kita telat membayar kosan, kita akan merasa hidup bagai teroris yang sedang diburu oleh densus 88.
Alhasil, paling lama penghuni kos bertahan selama 6 bulan. Terkecuali aku. Karena aku sudah setahun lebih tinggal disana. Aku bertahan karena aku malas mencari kosan lain dengan fasilitas yang cukup nyaman seperti ini, selain itu, aku bisa tahan dengan kejudesan dan kegalakan bu maya karena pada dasarnya aku orang yang penurut, tidak mau cari masalah, dan cenderung rela ditindas. Bahkan, Aku terkadang suka berfantasi disiksa oleh bu maya yang tegas dan galak itu sambil beronani. Biasanya hasrat itu muncul ketika melihat dia pagi –pagi akan berangkat kerja dengan pakaian pns nya yang sempit, payudaranya tercetak bulat seakan menggodaku untuk meremasnya, serta bongkahan pantat lebar dibalut rok yang sering kubayangkan menindih wajahku sambil kujilat-jilat lubang kenikmatannya yang dihiasi bulu-bulu halus. Tapi, itu semua hanya lah fantasi dan tak berani kuwujudkan, memang sejak dulu aku begitu, tak berani mendekati wanita.
Berbicara masalah kehidupan seksual bu maya, aku hanya bisa mengira-ngira bahwa dia pun sepertinya kesepian. Semenjak melahirkan dan bertambah gendut, pernikahannya mulai retak, menurut gosip, sang suami, yang merupakan seorang pejabat pemerintahan, memliki wanita idaman lain yang lebih muda, langsing, seksi, dan cantik. Memang keretakan itu terlihat jelas, mereka tidak pernah terlihat jalan berdua, sang suami nampak selalu acuh pada bu maya, bahkan dia jarang sekali pulang ke rumah. Bu maya memang beberapa kali kulihat melamun di teras depannya ketika sore hari setelah pulang kerja, tapi aku tidak yakin apa yang dia lamunkan. Terkadang aku berfantasi dia mendatangiku karena tidak tahan birahinya tidak tersalurkan dan jadilah kami berdua memadu cinta di kamar kosan, tapi sekali lagi itu hanya fantasi yang dipengaruhi oleh film porno yang kutonton, dimana film itu tidak sedikitpun mewakili realitas kehidupan seks manusia.
Setiap sabtu sore, kosan akan terasa lengang karena para penghuninya berkeliaran menikmati malam minggu. Yang punya pacar biasanya pergi berkencan, yang tidak punya biasanya nongkrong di tempat strategis bersama temannya yang senasib sambil berusaha mencari pacar, ada pula yang memilih pulang ke rumah karena rumah mereka memang tidak terlalu jauh. Sedangkan aku? Aku memang tidak punya pacar, temanku banyak tapi aku tidak suka nongkrong, dan rumahku jauh, jadi aku lebih memilih berdiam diri di kamar sambil berselancar di internet, tentu sambil membuka website video porno favoritku. Merasa bahwa tidak ada satu tetangga kosan yang masih di kamar, aku dengan leluasa menaikan volume komputer, agar lebih terdengar suara desahan aktris porno yang bisa membangkitkan gairah. Kali ini aku menonton video JAV bercerita tentang seorang wanita yang diikat, kemudian beberapa pria memainkan putingnya, dan vaginanya dengan dildo.
"ah... ah.... kimochi...." desahan si aktris. Kini gairahku mulai bangkit, aku pun membuka celana. Kuludahi sedikit jariku. Aku merebahkan diri kasur, sambil tetap menonton video itu lewat laptopku. "ah..... ah.... ah......" si aktris terus berdesah. Sambil berimajinasi aku tarik kaosku, dan kumainkan sendiri puting kiriku, sementara tangan kananku sibuk mengocok si emon, aku suka menyebut burungku dengan nama emon. Melihat wajah imut khas aktris jepang, dan dadanya yang bulat besar bercahaya karena keringat membuat libidoku semakin tinggi.
"Ah.... ah.... ah....." suara si aktris seakan membahana di kamarku, volumenya memang sengaja kukeraskan, karena kuyakin tidak ada penghuni lain di rumah, jadi tidak ada yang akan mendengar.
"hm....." aku mendekati puncakku, sedikit lagi, rasa nikmat menguasai seluruh tubuhku, ototku mengejang, seperti tertarik ke satu titik, yaitu emon.
BRAAKKK! Suara pintu dibanting.
"Siapa yang berani me......" bu maya terbengong melihatku, dia tidak melanjutkan kata-katanya. Aku pun terkaget sambil melongo. Kasur tempatku berbaring berada tepat di depan pintu. Bu maya yang menggebrak pintu dan berdiri di sana kini dapat melihat dengan jelas aku yang setengah telanjang memegangi puting kiriku dan emon yang kini telah muntah bercucuran di perutku, berikut video porno yang sedang kutonton. Semua dapat dilihat oleh bu maya dengan jelas.
"lain kali pintunya dikunci dan kecilkan volumenya." Bentak bu maya judes sambil berbalik meninggalkan kamarku. Ahhh.... betapa malunya aku, seumur hidupku melakukan onani, baru pertama kalinya aku ketahuan seperti ini. Aku tidak menyangka bu maya melakukan inspeksi, kukira dia sedang pergi karena rumahnya nampak sepi, eh.... bukankah rumahnya memang selalu sepi??? Bodoh sekali aku..... bu maya pasti tadi mendengar suara desahan video itu, dan mengira ada penghuni kosan yang sedang berbuat mesum. Terbersit di pikiranku apakah dia akan mengusirku dengan tuduhan berbuat mesum, tapi kurasa tidak, onani bukan perbuatan mesum, benarkah? Ah... sudah lupakan saja.
Esoknya aku tidak bertemu dengan bu maya, aku lega. Sekarang aku punya perasaan malu dan canggung jika harus bertemu dengannya, aku pasti akan selalu teringat dengan kejadian malam minggu. Senin aku bertemu dengannya, kami berpapasan saat dia keluar rumah untuk kerja dan aku akan berangkat kuliah, aku meliriknya, dia tak tersenyum lalu mengabaikanku, aku pun menundukan kepala. Itu memang responnya yang biasa setiap kami bertemu, artinya aku tidak perlu canggung atau apapun, lagipula dia tidak memanggilku untuk membahas masalah itu. Haa..... leganya. Aku pun melupakan kejadian tersebut, sampai dua bulan kemudian.
Aku baru mendapat kabar dari ayahku bahwa dia kena tipu, dan bisnisnya bangkrut, untuk sementara ini, dia tidak dapat memberiku biaya seperti biasanya. Dan aku harus berusaha sendiri menambal kekurangan uang untuk kelangsungan hidupku. Aku pun kelabakan, mencari pekerjaan paruh waktu di sela-sela kuliahku. Kini, aku tidak bisa lagi santai dalam hidupku. Untungnya aku punya teman yang bekerja di perpustakaan kota, dia memberitahuku bahwa perpustakaan sedang membutuhkan tenaga tambahan untuk menjadi pustakawan. Aku memang buta tentang hal itu, tapi setidaknya aku ada penghasilan tambahan.
Tapi ada masalah lain, bulan ini aku tidak akan bisa membayar kosan, karena gaji dari pekerjaan paruh waktuku belum akan keluar. Aku pun tak bisa meminjam dari teman, karena kasus ayahku ini, aku sudah berhutang banyak. Aku pun belum siap pindah, karena aku belum menemukan kosan baru yang cocok harganya. Bagaimana ini? Pilihan pertamaku adalah aku menumpang temanku, tapi barangku banyak, tidak enak rasanya aku menumpang. Pilihan keduaku adalah melobi bu maya untuk membiarkanku tinggal sampai aku mendapat kosan baru. Jika kujelaskan kondisiku, pasti dia akan mengerti dan mau membantu. Aku pun memilih pilihan kedua.
"hm..." bu maya hanya bergumam sambil berpikir, dan memandangiku setelah kujelaskan kondisiku. "berapa lama sampai kamu bisa mendapat kosan baru dan pindah?" sore it bu maya mengenakan daster bunga-bunga yang memiliki belahan dada agak rendah, nampak sedikit belahan dadanya mengintip keluar. Kami bercakap-cakap di teras depan rumahnya. Selama ini memang tidak pernah ada satu penghuni kospun dayng diperbolehkan masuk ke rumahnya. Paling hanya sampai teras depan rumah.
"saya janji paling lama hanya satu minggu bu..." jawabku mantap, padahal dalam hati aku tidak yakin.
"sebenarnya tidak bisa, tapi biar ibu pikir dulu, besok sore kamu kesini lagi." Jawabnya ketus.
"baik bu, terimakasih sebelumnya." Aku pun pamit, dengan hati gusar. Bagaimana jika dia tidak menyetujui permintaanku? Tapi ternyata jawaban bu maya esok hari merupakan hal yang merubah hidupku.
Esoknya ketika kami bertemu kembali, dia mengajakku masuk ke ruang tamunya. Itu adalah pertanda yang aneh, karena dia tidak pernah melakukan itu pada penghuni kos. Kemudian dia memberiku sebundel kertas.
"Baca baik-baik!" perintahnya tegas. Akupun membuka bundelan tersebut.




KONTRAK
Dibuat hari ini tanggal ______________ tahun 2009
ANTARA
Nama : Mayasari Dompu
Alamat : Jln. Veteran km 2 RT 004/001, no. B1, Perumahan Gria Cinere, Cinere Depok.
Pihak ini selanjutnya akan disebut sebagai Dominant.
DENGAN
Nama : Rendi Ardiansyah
Alamat : Jln. Veteran km 2 RT 004/001, no. B2, Perumahan Gria Cinere, Cinere Depok.
Pihak ini selanjutnya akan disebut sebagai Submissive.
KEDUA BELAH PIHAK MENYETUJUI HAL BERIKUT
1. Tujuan dari kontrak ini adalah untuk memberikan kepuasan seksual pada pihak pertama dengan tetap memperhatikan keselamatan. Batas keselamatan akan dijelaskan di lampiran 2.
2. Kedua belah pihak setuju bahwa semua yang terjadi selama kontrak ini berlangsung akan menjadi rahasia kedua belah pihak.
3. Masing-masing pihak menjamin bahwa keduanya tidak mempunyai penyakit seksual serius atau penyakit yang membahayakan nyawa seperti HIV, herpes, dan hepatitis. Jika selama kontrak berlangsung salah satu pihak didiagnosa memiliki penyakit tersebut, maka pihak itu wajib memberi tahu langsung pihak lainnya sebelum melakukan hubungan kontak fisik.
4. Sehubungan dengan batas keselamatan, pelanggaran sekecil apapun atas batas itu oleh salah satu pihak akan secara otomatis memutuskan kontrak ini. Dan konsekuensi yang terjadi akan menjadi tanggung jawab penuh pihak yang melanggar.
PERAN
5. Dominant bertanggung jawab penuh atas kesehatan, bimbingan, aktifitas seksual dan kedisiplinan submissive. Dominant yang menentukan semuanya berikut dengan waktu dan tempat pelaksanaannya dengan selalu berpedoman pada batas keselamatan.
6. Dominant memfasilitasi submissive dengan tempat tinggal/kosan gratis selama kontrak ini berlaku.
7. Jika dominant tidak mampu memenuhi kewajibannya di poin 5 maka secara otomatis kontrak akan berakhir.
8. Submissive berkewajiban mematuhi dominant dalam segala hal, selama tidak bertentangan dengan batas keselamatan. Jika itu terjadi, maka submissive diperbolehkan untuk tidak mematuhi dominant, dan kontrak akan berakhir.


MASA BERLAKU KONTRAK
9. Kontrak in berlaku secara sah semenjak ditandatangani oleh kedua belah pihak, sampai 180 hari setelahnya. Kedua pihak dapat mendiskusikan untuk memperpanjang kontrak atau tidak setelah kontrak ini berakhir.
KEBERSEDIAAN
10. Submissive akan bersedia menyediakan waktunya untuk dari jumat malam sampai minggu sore setiap minggu untuk melakukan sesi seksual bersama Dominant. Dominant berhak membatalkan sesi kapanpun dengan alasan apapun. Submissive berhak meminta pembatalan sesi hanya dengan alasan yang disebutkan di lampiran 3.
LOKASI
11. Lokasi berlangsungnya sesi akan menjadi tanggung jawab dominant. Semua biaya dan kebutuhan yang diperlukan menjadi tanggung jawab dominant.
KETENTUAN TUGAS
DOMINANT
12. Dominant akan menjadikan kesehatan dan keselamatan submissive sebagai prioritas utama.
13. Dominant berhak untuk mengontrol, mendominasi, mendisiplinkan submissive selama kontrak berlaku.
14. Dominant berhak memakai tubuh submissive selama sesi dengan cara apapun yang dia suka, asalkan tidak bertentangan dengan batas keselamatan.
15. Dominant wajib memberikan tempat yang aman bagi submissive selama melaksanakan tugasnya melayani dominant.
16. Dominan dapat menghukum submissive jika dianggap perlu dengan hukuman yang tidak bertentangan dengan batas keselamatan.
17. Dominant berhak mengikat, memborgol, menutup mata submissive selama sesi, atau kapanpun selama kedua belah pihak setuju.
SUBMISSIVE
18. Submissive menerima dominant sebagai majikannya, dan memahami bahwa submissive adalah properti milik dominant yag boleh diperlakukan sekehendak dominant umumnya selama kontrak berlangsung, dan khususnya selama sesi berlangsung, dengan tetap memperhatikan batas keselamatan.
19. Submissive wajib mematuhi peraturan yang dibuat oleh dominant. Detil peraturan dijelaskan di lampiran 1.
20. Submissive harus patuh pada setiap aktifitas seksual yang diminta dominant tanpa ragu dan membantah.
21. Submissive harus selalu menghormati dominant dan selalu memanggilnya dengan panggilan "Nyonya" atau panggilan lain yang dominant perintahkan.
22. Submissive tidak diperkenankan menyentuh dominant tanpa izin atau perintah dari dominant.
KESIMPULAN
23. Kami yang bertandatangan di bawah ini, telah membaca dan memahami isi kontrak ini. Kami tanpa paksaan menerima kontrak ini.

Depok, _________________ 2009

Dominant Submissive


Mayasari Dompu Rendi Ardiansyah


LAMPIRAN 1
PERATURAN
1. Kepatuhan: Submissive akan mematuhi semua instruksi yang diberikan oleh Dominant tanpa ragu atau bantahan. Submissive akan menyetujui semua aktifitas seksual yang diminta dominant selama tidak bertentangan dengan batas keselamatan.
2. Tidur: Submissive akan memastikan bahwa dia selalu tidur 7 jam sehari ketika tidak bersama dengan dominant.
3. Makanan: Submissive akan makan secara teratur untuk menjaga kesehatan.
4. Pakaian: selama sesi, submissive hanya akan memakai pakaian yang diberikan oleh dominant. Di luar sesi, dominant berhak meminta submissive memakai atau tidak memakai pakaian tertentu.
5. Olahraga: submissive wajib melakukan olahraga rutin seminggu tiga kali di gym yang telah ditentukan oleh dominant. Semua biaya dan kebutuhan ditanggung oleh dominant.
6. Kesehatan pribadi: Submissive tidak boleh minum alkohol, merokok, atau menggunakan narkoba selama kontrak berlangsung.
7. Submissive tidak diperkenankan melakukan hubungan seksual dengan orang lain selain dominant.
8. Dominant tidak berkenan dengan tindakan seksual anal.
9. Submissive tidak berkenan dengan tindakan seksual: ____________________________________________________________________
____________________________________________________________________



LAMPIRAN 2
BATAS KESELAMATAN
Kedua belah pihak dilarang:
1. Melakukan aktifitas yang berhubungan dengan api.
2. Melakukan aktifitas yang berhubungan dengan air seni atau aktifitas buang air besar.
3. Melakukan aktifitas yang berhubungan dengan penggunaan alat seperti pisau, jarum, dan alat lain yang dapat menyebabkan luka, dan berdarah.
4. Melakukan tindakan yang berhubungan dengan anak-anak atau hewan.
5. Melakukan tindakan yang dapat memberikan bekas luka permanen pada kulit.
6. Melakukan tindakan yang berhubungan dengan pembekapan atau penahanan nafas.
7. Melakukan tindakan yang berhubungan dengan penyetruman.
8. Tambahan tindakan yang tidak diinginkan submissive:
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

LAMPIRAN 3
ALASAN PEMBATALAN SESI BAGI SUBMISSIVE
1. Sakit, yang dibuktikan dengan keterangan dokter.




I... ini..... sebuah kontrak untuk hubungan bdsm???? Seperti yang kubaca di novel fifty shade of grey! Ternyata selama ini bu maya menyukai hal-hal yang seperti ini????? Apa maksudnya ini??? Pikiranku berkecamuk heran. Aku menatap bu maya dengan tatapan meminta penjelasan, sepertinya dia memahami kebingunganku.
"kalau kau menyetujui kontrak itu, kau akan dapat tempat tinggal gratis setidaknya enam bulan." Dia... memanfaatkan keadaan finansialku! Tapi apakah hanya karena itu? Beberapa bulan yang lalu pun ada penghuni kosan sepertiku yang meminta tolong membiarkannya tinggal sampai setidaknya mendapat kosan baru, tapi bu maya tidak memberi izin. Sungguh tegas, tidak..... kejam menurutku. Apakah karena kejadian dua bulan lalu, dia tahu kebiasaanku onani, dan dia pun tahu bahwa aku tidak punya pacar. Makanya aku adalah orang yang paling tepat untuk penawaran ini.
"ayolah.... saya tahu kamu pasti menyukai hal-hal seperti ini.... terlebih lagi kamu tidak punya pacar. Hasrat itu pasti sudah lama terpendam kan rendi?" Rayu bu maya.
Dia sampai membujukku, kurasa dia pun mengalami frustasi dengan hasrat seksualnya. Ini sungguh menggoda, ini seperti mimpi menjadi nyata, bu maya sempat beberapa kali menjadi objek khayalan onaniku, tapi BDSM, menjadi Submissive, itu hal lain. Ada sedikit rasa khawatir akan rasa sakit yang mungkin saja kurasakan seperti yang kulihat di video porno tentang BDSM. Aku bukan seorang masochist. Tapi tunggu dulu, kalau kuperhatikan, ini tidak membuktikan Bu maya penyuka BDSM, aku yakin dia membuat kontrak ini hanya agar aku patuh pada semua perintah dan permintaannya karena dia adalah seseorang yang gila kontrol. Dia senang mengontrol, dia senang mendominasi, dia senang menjadi nyonya yang semua permintaanya dipenuhi. Itulah alasan utama suaminya selingkuh, laki-laki mana yang mau diinjak-injak oleh perempuan.
Disamping itu, bu maya adalah orang yang penuh kehati-hatian. Aku yakin dia telah memperhitungkan segalanya termasuk resiko yang mungkin terjadi, maka dia membuat kontrak ini. Untuk meminimalisir semua resiko. Kurasa ini tawaran yang menarik.
"baik bu.... saya terima." Anggukku.
"bagus, silahkan tanda tangani di atas materai." Kami pun bersama-sama menandatanganinya di atas materai. "ingat, jika kamu mangkir, atau membocorkan hal ini, saya bisa menuntut kamu"
"iya... bu... saya mengerti."
"Nyonya..... kamu sudah baca kan? Kamu harus memanggilku nyonya." Bentaknya.
"i... iya ... nyonya." Aku sedikit kaget.
"baiklah, kontrak ini sekarang sudah berlaku. Jadi kita bisa mulai. Jujur Rendi, saya perhatikan kamu cukup menarik, itu satu alasan saya memilih kamu untuk penawaran ini. Dan saya mau kamu tetap menjaga kebersihan wajahmu, uang untuk perawatan akan saya sediakan. Kamu cukup membawa struk belanjaan kamu, nanti saya ganti."
Aku menganggukan kepala, aku memang terbilang cukup tampan, sebagai keturunan suku sunda aku memiliki kulit putih bersih, bibir merah karena aku tidak merokok, dan pupil berwarna cokelat muda.
"Selain itu, saya suka bentuk tubuh kamu, oleh karena itu kamu harus menjaganya untuk tetap bagus. Ini alamat gym yang sudah saya urus buat kamu. Kamu harus datang kesana tiga kali seminggu, dan melapor pada pak Jaja, dia akan membantu latihanmu, sekaligus melaporkan kehadiranmu disana kepadaku. Jika kamu tidak datang seminggu tiga kali, kamu tahu konsekuensinya."
Aku memang memiliki tubuh yang lumayan atletis, walau tidak punya six pack, tapi tanganku cukup berotot dan dadaku cukup bidang, karena aku suka push up setiap pagi.
"Dan ingat... jangan pernah menyapa saya jika kita bertemu di jalan atau di kosan, kamu boleh berbicara pada saya hanya jika dalam sesi dan jika saya bertanya. Mengerti??"
"i... iya nyonya"

to be continued .....
 
Terakhir diubah:
bau-bau Fifty Shades of Grey nih.................:D
 
gila lu ndro.... yg ginian kagak apdet
 
ngupdate dulu nih suhu.... mohon kritik dan sarannya..... ;)

PART 2: THE JOURNEY BEGINS
Malam ini badanku terasa rontok, sudah tiga kali aku datang ke gym yang bu maya pilihkan kemarin, bertemu dengan pak Jaja yang ternyata sempat menjadi personal trainer bu maya selama 2 bulan, Cuma karena kesibukan, bu maya sudah jarang berolahraga lagi katanya. Pasti waktu itu bu maya berusaha menurunkan berat badannya. Rupanya bu maya telah memesan latihan khusus padanya, pak jaja bilang bahwa bu maya ingin aku memiliki six pack, serta dada yang bidang seperti binaragawan. Hm.... jadi bu maya punya fantasi seperti itu toh.... alhasil, latihan yang diberikan sungguh luar biasa keras. Sekarang aku bahkan sulit mengangkat tanganku sendiri, sungguh sakit otot ini. Selama satu minggu setelah kontrak itu, bu maya belum sekalipun memintaku memuaskan nafsunya, sejujurnya aku merasa sangat tegang dan gugup menunggu saat-saat itu, hm.... aku tidak sabar menggerayangi tubuh bu maya yang beberapa kali kufantasikan ketika beronani selama ini. Tring... sebuah pesan muncul di hapeku. "ren... sini ke rumah, sesuai kontrak, hari ini jadwalmu," aku terkejut membaca pesan tersebut, ini namanya pucuk dicinta ulampun tiba... aku segera membalasnya dan tak lupa menghapus pesan tadi, jaga-jaga supaya tidak dibaca orang lain. Walau sakit badan ini, aku tetap memaksakan diri berjalan ke rumah bu maya. Ini kesempatan pertamaku yang kutunggu-tunggu.

Sesampainya di rumah bu maya, ternyata dia telah menungguku di ruang tengah yang lampunya tidak dinyalakan. Dia duduk di sofa sambil menonton tv yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu, dan dia hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya sampai pahanya! Tubuh semok dengan warna kulit coklat yang diterpa cahaya televisi membuat nafsuku melonjak naik. Melihat itu, adikku si emon langsung tegang berontak.

"ren.... ayo sini duduk di sampingku" desah bu maya yang sepertinya sudah sangat bernafsu. Aku pun duduk di sampingnya, tapi aku masih kaku dan bingung dengan apa yang harus kulakukan, ternyata pengalaman nyata dengan menonton film porno berbeda, kupikir dengan menonton aku bisa mendapat banyak referensi, tapi ternyata tidak, pada praktiknya aku hanya mematung kebingungan. Melihatku seperti itu bu maya segera menuntun tanganku untuk menyentuh payudaranya yang kini telah terpampang tanpa handuk. Ooohhh........... sensasi kenyal dua payudara montok yang berbentuk seperti pepaya besar itu sungguh luar biasa.

"remas yang lembut ren....." desah bu maya. Dengan lembut kuremas keduanya sambil sesekali kupermainkan kedua putingnya dengan ibu jariku. "oh...... ssshhhh.... iya terus begitu" desah bu maya. "jilat ren..... sedot putingnya." Racau bu maya sambil memejamkan matanya, kini lidahku menari-nari di puting bu maya sambil sesekali kusedot layaknya bayi yang sedang menyusu pada ibunya. Slrruuuup.... slllruuuup.... suara sedotanku di puting kanan bu maya. "aaah.......... ahmmm" bu maya tidak bisa diam menahan kenikmatan yang menerpanya. Tangannya mulai menyentuh vaginanya sendiri sepertinya bagian itu mulai basah.

Akupun segera berinisiatif untuk menyerang daerah itu, aku merubah posisi, berlutut di depan bu maya yang masih mengangkang di sofa. Kuciumi lehernya, dan terus turun ke bawah sampai ke vaginanya yang tembem dan mulus tanpa bulu, rupanya bu maya senang mencukur bulu kemaluannya. Kurasakan tangannya menekan kepalaku ke arah vaginannya. Lidahku pun mulai bergerilya di lubang kemaluannya dan tak lupa klitoris yang menyembul menjadi sasaran terjangan lidah ini.

"arghhh... terus ren.... terus.... enak banget" racaunya. Selang beberapa menit, badannya mengejang, dia mendapatkan orgasmenya. Akupun menghentikan aktifitasku, kulihat dadanya naik turun. Bu maya segera bangkit, dan menarikku. Kini kami sama-sama berdiri saling berhadapan, tangannya menggapai penisku yang sejak tadi sudah menegang, lalu mengeluarkannya dari celana pendek yang kukenakan, kini si emon menegang di luar celana. Ia langsung meremas-remas lembut batang kemaluan itu dari pangkal sampai daerah glans yang sangat sensitif itu. Aku mengeluh pendek merasakan sensasi yang disebabkan remasan lembut tersebut.

Tiba-tiba tangannya menggenggam kemaluanku cukup kuat dan dia berjalan sambil menarik kemaluanku, dengan susah payah aku mengikutinya masuk ke sebuah kamar, entah kamar siapa. Sebuah lampu redup menjadi satu-satunya sumber cahaya di kamar tersebut, cukup redup sehingga tidak banyak detil barang yang bisa kulihat. Sebuah kasur besar bersprai merah maroon dan dua buah rak kecil yang mengapitnya berada di tengah kamar tersebut. Bu maya menuntunku ke sebuah sofa kecil di samping kasur dan menyuruhku untuk duduk. Lalu ia mengambil dua uah lilin aromatherapy yang juga berwarna merah maroon dan meletakkannya di kedua rak tadi setelah terlebih dahulu ia nyalakan.

"aku tidak suka dengan jembutmu... kenapa tidak kau cukur habis?" bu maya berdiri di depanku tanpa sehelai benang pun dan membuat si emon berdiri makin kuat.

"itu.... kurasa, karena nyonya tidak memintanya..." jawabku tidak konsentrasi, seluruh perhatianku telah tersedot oleh pemandangan tubuh bu maya.

"apa kau tidak tahu bahwa mencukur jembut adalah bagian dari menjaga kebersihan tubuh?" matanya memandang tajam.

"aku..." aku sebenarnya tidak tahu bahwa itu bagian dari menjaga kebersihan tubuh, bu maya nampak kesal, apakah aku akan diberi hukuman seperti dalam perjanjian? Hatiku berdebar menanti keputusan itu.

"aku tidak menerima alasan, kau harus dihukum atas pelanggaran ini." Ia berbalik dan menuju sudut ruangan yang gelap, aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, hatiku makin berdebar menunggu hukuman apa yang akan dia berikan, dan anehnya semakin berdebar semakin keras emon berdiri, nafsuku benar-benar tersulut hanya karena memikirkannya. "aku akan membuatmu menderita sepanjang malam ini!" bu maya kembali tapi kali ini ia tidak telanjang, tubuhnya dibungkus lingerie yang terbuat dari bahan latex berwarna hitam, dadanya nampak penuh dan menyembul disangga oleh pakaian itu, dan uniknya bagian puting bu maya terekspos karena bagian tersebut nampaknya sengaja berlubang sehingga putingnya tetap dapat terlihat. Lalu di bagian vaginanya terdapat resleting, sepertinya untuk memudahkan penetrasi tanpa membuka baju itu terlebih dahulu. Si emon makin menggeliat, cairan bening nampak keluar dari mulutnya, tanda birahiku makin meningkat.

Ia menuntunku ke dinding di belakang sofa yang tertutupi oleh gorden yang juga berwarna merah maroon. Kukira itu adalah sebuah jendela atau cermin karena ditutup oleh gorden, tapi ketika bu maya menarik gorden tersebut, mengungkapkan apa yang ada di baliknya, aku terpana. Susunan papan berwarna hitam yang halus mengkilap berbentuk x menempel di dinding tersebut, di masing masing ujung papan terdapat semacam borgol yang terbuat dari karet dan dilapisi busa. Oh.... tidak, apakah bu maya akan memborgolku di sana dan memecutiku seperti dalam video porno?? Aku tidak siap untuk ini, aku bisa mengatakan tidak, sebagaimana tertera pada kontrak.

"nyonya..." aku menatapnya cemas, tapi dia mengabaikanku, dia menarikku dan segera memasangkan borgol itu ke kedua tangan dan kakiku, walau merasa cemas, tubuhku seakan terus mengikuti keinginannya, sepertinya ada bagian dalam diriku yang ingin mencoba hukuman itu. Apakah aku sekarang seorang masochist??

"aku akan membuatmu sangat menderita..." bu maya berbicara tepat di depan wajahku, lalu dia memasangkan sesuatu ke mulutku dan dan mengikatnya di belakang kepalaku, oh tidak... ini gag... drooling gag berbentuk bola... bagus, sekarang aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali mengerang. Sungguh aneh, si emon kembali mengeras setelah kecemasan tadi menyurutkannya.

"kau ingin tahu apa hukumanmu?" bu maya menyentuh daguku, sementara tangan kirinya mulai masuk ke balik kaus menjamah putingku yang mulai menegang. Aku mengerang sambil mengaggukan kepala. Si emon semakin mengeras karena jamahan di puting itu.

"oh.... kau memiliki puting yang sangat sensitif rupanya." Kini dua putingku menjadi sasaran jamahan jari-jari bu maya yang memiliki kuku panjang mengkilat, kurasa dia sangat rajin merawat kuku-kuku tangannya tersebut di salon. Sudah sejak lama puting menjadi bagian pembangkit birahiku, ketika aku bermasturbasi, puting selalu menjadi salah satu tempat favorit. Kini bu maya menyerang keduanya sekaligus, perasaan geli dan nikmat seakan menyetrum tubuhku membuat emon berdiri makin kuat disertai lenguhan dari mulutku yang dicocok drooling gag, air liur mulai menetes dari sudut bibirku.

"kau tahu apa kekurangan laki-laki dalam bercinta?" bu maya berbisik di telingaku, kini ia memelintir kedua putingku. Aku mengerang sambil menggelengkan kepala.

"pertama, mereka orgasme terlalu cepat saat pasangannya belum merasakan puncak." Bu maya menghentikan serangannya pada putingku, nafasku terengah engah.

"sekarang mari kita mulai hukumannya." Dia mengambil sebuah alat pemukul yang terbuat dari kayu dan memukulkannya pada meja di sampingku. "bagaimana rasanya jika ini menghantam pahamu? Pasti sakit." aku jawab dengan anggukan. "itu yang akan terjadi jika kau tidak memberi tanda saat kau akan orgasme." Kini dia berjongkok di depanku, wajahnya tepat menghadap si emon, lalu dia menggunting celana pendekku dan membuangnya, kini si emon berdiri gagah terekspos sempurna.

"aku ulangi lagi, kau harus memberiku tanda saat akan orgasme, jika tidak, aku akan memukulmu dengan ini, mengerti?" aku mengangguk, aku belum mengerti apa yang akan dia lakukan, aku hanya menggangguk.

Bu maya mulai memainkan lidahnya di ujung si emon, sebuah getaran kenikmatan langsung menjalar ke seluruh tubuh lewat tulang belakangku. Dengan lembut si emon mulai masuk ke mulutnya yang hangat, ini adalah pengalaman pertama penisku dikulum seorang wanita, dan rasanya sungguh tidak sebanding dengan imajinasiku selama ini, emon makin mengeras karena sensasi ini. Kini bu maya mulai memaju mundurkan kepalanya membuat emot keluar masuk mulutnya secara perlahan. Karena begitu perlahannya sensasi kenikmatannya sungguh berbeda dengan saat aku bermastrubasi memakai tanganku yang biasanya kulakukan dengan gerakan cepat. Dalam perlahan terdapat suatu sensasi yang luar biasa, terasa berlipat kenikmatannya, dan tubuhku terasa tersiksa dengan kenikmatan itu, begitu kuatnya kenikmatan itu, aku harus menegangkan ototku untuk menahannya. Lalu setiap si emon keluar dari mulutnya, bu maya selalu memainkan ujung lidahnya di glansku, sungguh sebuah siksaan kenikmatan. Inikah hukumanmu bu maya? Ototku menegang menahan kenikmatan itu.

"uh... uh...." aku hanya bisa mengerang kuat, air liur makin deras menetes dari sudut bibirku. Tak selang beberapa lama, kurasakan aliran sperma ku ingin segera keluar, semua energi seakan tersedot ke penisku, sebuah kenikmatan yang luar biasa, secara refleks aku menggerakan pinggulku agar lebih cepat, aku mengerang lebih keras untuk memberi tanda pada bu maya bahwa aku akan segera orgasme. Tiba-tiba dia segera menghentikan kulumannya, segala rangsangan itu berhenti, membuatku orgasmeku tergantung di tengah-tengah, belum sampai puncaknya.

"aku tidak akan membiarkanmu orgasme dengan mudah..." bisiknya. "itu hukumanmu, karena tidak mencukur jembut." Dia menyentil lembut kepala si emon, membuatku mengerang frustasi karena orgasme yang tergantung ini semakin menyiksaku. Entah berapa lama, bu maya mempermainkan penisku, merangsangnya tapi selalu berhenti di saat aku akan mencapai puncak, membuat kepalaku seakan ingin meledak karena frustasi dengan kenikmatan yang tertunda, hingga akhirnya setelah beberap kali ia menggantungkan orgasmeku, ia membuat si emon memuntahkan sperma yang sejak tadi ingin keluar namun tak pernah berhasil. Tubuhku lemas, dan nafasku terengah-engah, bu maya melepaskan borgolannya, dan membopongku ke kasur, setelah itu aku tidak ingat apa lagi yang terjadi karena aku tertidur.

***

Aku terbangun di pagi yang hangat karena kurasakan cahaya matahari yang masuk dari jendela bertirai putih dengan gorden merah maroon menerpa wajahku. Bu maya masih terlelap di sampingku sambil kepalanya bersandar di dadaku dan tangannya melingkar di pinggangku, kini jembutku telah tercukur bersih, apakah bu maya melakukan itu semalam? Aku tidak ingat, saking lelahnya setelah orgasme, aku tertidur. Melihat wajahnya dalam tidur seperti ini, bu maya tidak nampak galak dan judes, ia justru terlihat sangat manis dengan bulu mata lentik, hidung dan bibir agak tebal yang sangat indah. Aku mengelus pipinya, terasa begitu lembut. Merasakan sentuhan lembut, ia pun membuka matanya perlahan, sesaat mata kami beradu. Memandang dalam pupil masing-masing, mencoba memahami isi kepala masing-masing tanpa kata-kata, hanya lewat mata. Tangannya beranjak dari pingganggku turun ke bawah, meraih kemaluanku yang tengah berdiri karena kebiasaan paginya. Si emon memang selalu berdiri setiap aku bangun tidur, menurut artikel di internet, itu hal yang wajar terjadi pada pria. Ia mulai mengocoknya perlahan.

"ah... nyonya..." aku mendesah.

"kau masih punya hutang untuk memuaskanku, dan sesuai kontrak, hari ini kau milikku sepenuhnya."

"baik... nyonya..." bu maya bangkit dan menindih tubuhku dengan miliknya, payudara pepayanya terasa begitu kenyal di dadaku, dengan lembut ia mencium bibirku, aku membalasnya, lalu lidahnya menyeruak masuk ke dalam mulutku, kini lidah kami saling beradu, dan saling bertukar air liur. Sungguh nikmat. Sambil terus berciuman, ia mulai menggesek-gesekan bibir vaginanya pada emon, kurasakan cairan mulai menetes dari vaginanya. Ia pun segera meraih si emon, dan menuntunnya untuk masuk ke lubang kenikmatan itu. Ketika kepala emon mulai masuk, ia berhenti dan memandangku.

"apakah ini seks pertamamu?"

"iya nyonya...." jawabku

"hm... perjaka memang lebih nikmat.." gumamnya seraya menutup mata, secara perlahan ia menurunkan badannya dan si emon pun masuk sempurna ke lubang kenikmatan itu, terasa ngilu dan sangat hangat. Pinggul bu maya mulai naik turun lebih cepat, walau bukan perawan tapi sangat terasa vaginanya menjepit si emon cukup kuat sehingga memberikan sensasi yang sangat luar biasa.

"ah.... batangmu sungguh nikmat ren...." ia berhenti menggerakan pinggulnya ketika si emon masih berada di dalam lubang itu sepenuhnya, dadanya yang lonjong seperti pepaya naik turun seiring nafasnya yang tersengal-sengal. Peluh mulai membasahi perutnya yang menggumpal karena lemak.

"bagaimana rasanya lubang vaginaku yang sudah tidak perawan ini?"

"sangat hangat, nikmat, dan masih sempit nyonya..." jawabku.

"benarkah? Apakah kau masih ingin menggenjotku?" bu maya memutar-mutar pinggulnya membuat si emon terasa dipelintir nikmat.

"ma.. masih nyonya.. ah.. nikmat sekali..."

"kalau begitu berusahalah...." bu maya menghentikan goyangannya, lalu ia mencabut si emon, lalu ia menunggingkan pantatnya tepat ke arah wajahku. "gaya doggystyle lebih memberikan kenikmatan bagi wanita... ayo...." perintahnya. Aku pun bangkit dan segera mengarahkan si emon pada lubang vagina bu maya, kembali kehangatan menyelimuti emon dan memberikan setruman kenikmatan pada seluruh tubuh, kedua tanganku memegang pinggul bu maya dan aku mulai menggerakan pantatku maju mundur. "aaah... iya begitu... lanjutkan terus ah....." bu maya mengangakat kepalanya menikmati tiap tusukan si emon.

"terus... oh ren... lebih cepat... aku ingin keluar...." ceplok.. ceplok... ceplok... suara tubuhku dan pantat bu maya beradu semakin cepat seiring bertambah cepatnya gerakanku. "aaaahhhhh.... aaaahhhhh...." tubuh bu maya menegang, ia meremas seprai sekuat tenaga menyongsong kenikmatan duniawi yang semakin dekat, sementara itu aku belum sedikitpun ingin orgasme. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar, cairan hangat terasa membanjiri lubang vaginanya membuat si emon semakin menggeliat. Aku langsung menggenjot pantat bu maya kembali, kali ini lubangnya terasa lebih licin. "ah... ah.. rendi..." bu maya terkejut mendapatkan seranganku kembali setelah orgasme dan belum sempat beristirahat. Dia langsung menarik pantatnya, berbalik dan menamparku.

"siapa yang menyuruhmu menggenjotku kembali?" tatapnya marah. Aku terkejut, sambil mengelus-elus pipiku yang memerah. Aku terlalu terbawa suasana sehingga lupa kalau peranku adalah submissive yang harus selalu patuh. "kau hanya melakukan apa yang aku perintahkan, mengerti?"

"i.. iya nyonya..." aku mengangguk perlahan.

"mungkin harus aku perjelas tentang satu hal, tugasmu hanyalah mengikuti perintahku demi kepuasanku semata, paham?!" ia meninggikan suaranya. "kau tidak sungguh-sungguh membaca kontraknya ya? Di pasal satu dikatakan bahwa tujuan kontrak kita adalah untuk memberikan kepuasan seksual kepada pihak pertama, yaitu aku. Dan aku akan puas ketika kau mengikuti semua perintahku, mengerti?" aku hanya menjawab dengan anggukan sambil menundukan wajahku, sialan... aku tidak membaca kontrak itu secara seksama, kalau begini kepuasannya bisa berat sebelah. Bodohnya aku berpikir bisa mendapatkan kepuasan dari kontrak yang menjadikanku hanya sebuah alat pemuas nafsu birahinya saja.

"moodku jadi hilang, sekarang kau pulanglah ke kosan, aku sudah selesai denganmu." Jawabnya ketus. Sial... aku harus menyelesaikan birahiku ini dengan masturbasi lagi.


to be continued gan..... :)
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
sebenarnya ini namanya siapa sih, emon apa rendi?:huh:
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd