Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 36

Malam itu, Pak Muslim mengendap berjalan kearah kamar Yanah, semua orang sudah terlelap di alam mimpinya, Pak Ali yang masih menemani anak dan cucunya sudah terlelap di kamar Tamu. Begitu juga dengan Bi Inah, asisten rumah tangga yang sudah lama mengabdi di rumah Pak Muslim pun sudah sangat terlelap dikamarnya. Perlahan Pak Muslim membuka kamar Yanah, ditongolkan kepalanya perlahan melihat suasana dalam kamar itu, nampak Yanah belum tidur sedang menyusui anaknya tanpa menyadari kehadiran Pak Muslim di kamar tersebut.

Menyaksikan payudara Yanah yang begitu sekal, putih nan menggoda membuat darah Pak Muslim berdesir. Baru sadar bahwa dirinya sudah berpuasa tidak bersetubuh sudah agak lama karena kasus Abas dan penyelesaian pemakaman dan acara lainnya. Jakun nya turun naik menatap nanar kearah payudara montok menantunya yang sedang menyusui cucunya, Pak Muslim sudah betul-betul masuk kedalam kamar dan menutup kembali pintunya secara perlahan kemudian menguncinya tanpa terdengar oleh Yanah yang sangat serius menyusui anaknya.

“Hmmmmmm…belum tidur Ndukkkkk??”suara Pak Muslim yang sedikit berat dan tiba-tiba saja terdengar di dalam kamar membuat Yanah sedikit terkejut dan menatap kearah datangnya suara. “Ehhhhhh Abi….Yanah sampe kaget, iyyyaaa..Bi….ini si kecil masih menyusu Bi….shhhh” Yanah sedikit mendesah karena tiba-tiba saja anaknya menggigit putingnya dengan kencang. Pak Muslim mendekat kearah Yanah kemudian duduk di sisi tempat tidur persis di samping Yanah, perlahan tangan tuanya menggapai payudara yang sedang di kenyoti cucunya. Diusapnya dengan perlahan kulit mulus Payudara montok itu, “Ahhhhhh Abiiiii…shhhhh..jangan ganggu dulu ahhhhhh” Yanah berusaha mengingatkan mertuanya.

Namun Pak Muslim hanya terkekeh mesum tanpa menghiraukan ucapan menantunya, “Abi juga pengen donk Ndukkk menyusu hehehehehehe, boleh ya Cucu ku…Kakek ikutan mimi….??”Yanah hanya mendelik kea rah Pak Muslim, sementara Pak Muslim masih terus mencoba merangsang menantunya, tangan perlahan meraba paha Yanah perlahan kea rah atas. “Biiii ahhhh…..bentaran Bi……aahhhh ssshhhhh…nanti ya Bi….ahhhh” Yanah berusaha menahan gejolaknya namun intens nya Pak Muslim merabai tubuhnya membuat Yanah pun akhirnya dilanda birahi juga.

Akhirnya urusan menyusui anaknya selesai juga, si kecil memejamkan matanya dengan rileks sepertinya paham bahwa sebentar lagi kedua orang tuanya akan berbuat mesum di depan dirinya. Yanah meletakkan anaknya di Box bayi sambil merapihkan pakaian nya yang tadi sempat acak-acakab akibat ulah tangan Pak Muslim yang tidak mau diam merambah kemana-mana. “Abi mau Yanah buatkan kopi ya..??” Yanah berbalik badan menatap mertuanya yang kini menatap dirinya penuh dengan nafsu dan harapan yang mendalam seperti anak kecil yang berharap di belikan mainan oleh orang tuanya.

Yanah sedikit tersenyum menyaksikan wajah tampang mertuanya yang mupeng, ada perasaan bangga dan geli, “Abi…..Bi…??” Yanah kembali menegur mertuanya. “Ehhhhh anu…hmmmm Abi pengen susu aja ahhhh” Pak Muslim mengerling mesum. Yanah bergidik tak bergeming, Pak Muslim menghampiri Yanah kemudian dipeluknya tubuh bahenol menantunya itu tangannya bergerilya meloloskan daster Yanah dan munculah sepasang payudara yang putih dan montok di depan matanya. Kondisi menyusui saat ini Yanah memang tidka pernah menggunakan BH, maka ketika atasan nay terlepas otomatis gunung kembar miliknya akan terpampang nyata didepan siapa saja yang menatapnya.

Pak Muslim tanpa sabar langsung menyosor kedua payudara itu, dikecupinya gunung kembar itu kemudian dihisapnya puting berwarna kecoklatan yang sedikit membesar itu. Suara decak air susu yang keluar dari payudara Yanah habis di sedot Pak Muslim. Lelaki tua itu begitu bernafsu menikmati derasnya kucuran ASI dari menantunya itu, sementara Yanah hanya bisa mendesah dan mendesah mendapat serangan di kedua payudaranya. Tangannya mendekap kepala Pak Muslim, mulutnya menganga lebar menikmati kenyotan demi kenyotan lelaki itu pada puting miliknya. Puas mengenyoti payudara perlahan pak muslim membimbing Yanah untuk kembali ke tempat tidurnya dan membaringkan nya.

Pak Muslim cekatan melolosi seluruh pakaian Yanah yang masih melekat, namun tangan nya di tahan oleh Yanah, “Abiii…jangaaannnn ahhhh..Yanah belum bersih masih nifassss…ahhhh…shhhh”Pak Muslim tetap dengan pendirian nya tangannya semakin kuat merayap kearah vagina tembem miliknya. Yanah menggelinjang ketika jari-jari keriput itu menyentuh bibir kemaluan nya dan mengusapnya dengan lembut membuat bibir vagina itu mengeluarkan cairan yang bening dan lengket. “Kamuuu dahh basah Sayaaaangg…ehhmmmm……cup…cup….cuppp” Pak Muslim meracau sambil tetap menyusu pada payudara Yanah.

Yanah berusaha untuk tidak terbawa birahi karena dirinya baru saja melahirkan dan belum genap 40 hari, tentu saja dirinya belum bisa di jamah oleh siapapun untuk urusan seksual. Pak Muslim semakin cepat memasukan jarinya ke dalam memek menantunya yang semakin tembem dan menggoda itu. “Kamu kan cesar Ndukkk….jadi memek nya bisa di pakai donk??”Pak Muslim tetap memaksa. “Ahhhhh Abiiii…tetap saja belum boleh untuk ewe-ewe khawatir jahitan di perut Yanah terbuka…ahhhh”Pak Muslim melepaskan mulutnya dari putting menantunya kemudian matanya menatap kea rah perut yang sedikit menggelambir itu.

Jahitan lebar melintang nampak terlihat jelas, Pak Muslim perlahan melepaskan jarinya dari lubang kenikmatan Yanah yang amsih terlihat kembang kempis akibat ulah jarinya. Vagina itu begitu ketat menjepit jarinya tadi, jelas sempitnya memek Yanah masih tak berubah meski sudah melahirkan seorang anak. “Maafin Abi Ndukkk…tapi Abi gak tahan…..tolongin Abi ya Nduk…?”penuh harap Pak Muslim menggapai tangan Yanah dan membawa kearah kontolnya yang sedari tadi sudah tegang dengan penuh dan perkasa. Yanah paham maksud mertuanya maka perlahan di kocoknya kelamin lelaki tua itu yang kerasnya seperti besi. Pak Muslim merem melek menikmati kocokan tangan menantunya, kemudian meraih kepala Yanah untuk mendekat kearah kontolnya.

Yanah menundukkan kepalanya kemudian melahap kontol panjang dank eras yang telah membuat dirinya hamil dan memiliki anak itu. “Ouuuhhhh ahhhh enak sekali mulut mu Nduk….ahhhh Abiii sukaaaah” Pak Muslim mendesah menikmati kuluman bibir menantunya di batang kontolnya. Yanah berusaha dengan keras agar mertuanya segera klimaks, dan usahanya berhasil tak lama kemudian pak Muslim menegang, di tahan nya kepala Yanah agar tetap pada posisi mengulum lalu croot…crooot…..croottt semburan demi semburan sperma yang selama ini ditampung dalam biji pelirnya mengalir dengan deras kedalam mulut perempuan cantic yang bahenol.

Yanah menelan semua sperma pak Muslim yang terasa sedikit gurih dan manis itu, pak Muslim menatap bangga kepada Yanah dirinya merasa tersanjung bahwa menantunya mau menelan semua spermanya tanpa sisa dan tidak ada rasa jijik sama sekali. Sejenak suasana hening dalam kamar itu, Yanah merapihkan pakaian nya sedangkan Pak Muslim terbaring lemas setelah orgasme puncak kenikmatan seksualnya. “Hmmm..Nduuukkk besok Abi harus menjemput Laras di kampungnya, Abi harus bawa Laras ke rumah ini karena dia sudah sah menjadi istri Abi sayang” Pak Muslim memulai pembiacaraan, ada rasa cemburu di hati Yanah ketika mertuanya menyebut Laras sebagai istrinya. Gelagat Yanah ditangkap oleh mata Pak Muslim, di usapnya kepala Yanah penuh sayang kemudian di dekapnya tubuh montok itu.

“Kamu jangan cemburu dong Sayaaang….bagaimanapun kamu adalah Ibu dari anak Abi, kamu tetap spesial di hati Abi”Yanah melepaskan pelukan Pak Muslim, “Iya Yanah tahu, Abi Cuma melampiaskan nafsunya saja pada Yanah, tapi tanggung jawabnya gak mau”Pak Muslim terkekeh mendapat jawaban ketus dari Yanah, “Kamu maunya gimana?? Emang kamu mau jadi istri kedua Abi..hah..??” Yanah gelagapan mendapat pertanyaan tiba-tiba yang menohok jantungnya. “Ihhhsssss…apaan sihh Ahhh….perempuan mana yang mau di madu Bi…ahhh….Laras mungkin juga gak mau kan.” Yanah membela diri. Pak Muslim terdiam sesaat dirinya pun belum bisa membayangkan jika harus memiliki istri 2 yang cantik-cantik dan masih muda belia.

Dirinya merasa beruntung sekali setelah ditinggal oleh mendiang istrinya, dirinya bisa menikahi gadis 18 tahun dan bisa menikmati menantunya yang masih muda bahkan dengan menantunya dirinya memiliki anak hasil perzinahan. “Abi janji akan selalu sayang sama kamu Nduk….meski nanti Laras tinggal bersama kita, Abi janji akan tetap ewe kamu seminggu sekali lah hehehehehe” Yanah mendelik kemudian mencubit pinggang mertua nya, “Enak aja…emang Yanah cewek apaan..udah ahhhh Abi gak boleh deket-deket Yanah lagi kalua ada Laras…Gak boleh pokoknya..titik”Pak Muslim hanya bisa tersenyum kecut mendapat jawaban dari Yanah.

“Baiklah kalua begitu Abi ikut aja apa mau kamu Ndukkk….hehehehehe…yang jelas besok Abi pamit mau jemput Laras ya sayang…hmmmm..Cup…cup…cup..cup” Pak Muslim mengecup kening Yanah dengan Mesranya, “Abi boleh gak tidur disini malam ini?? Siapa tahu subuh nanti kita bisa buat Dede lagi hehehehe” Yanah melempar kan bantal kearah mertuanya, “Ihhssss…jauh-jauh sana ahhhhh…..mesum mulu pikirannya…ihsss….” Pak Muslim berkelit menghindari lemparan bantal kemudian berlari kecil keluar dari kamar sambil terkekeh-kekeh. Yanah termenung sepeninggal Pak Muslim dari kamarnya, dirinya mengutuki diri sendiri yang tiba-tiba merasakan cinta yang mendalam terhadap mertunya dan merasa tak rela jika mertuanya jatuh kepada perempuan lain.

Perlahan air mata Yanah menetes kemudian deras mengalir, Yanah menangis tersedu merasakan sakit di hatinya namun tak tahu harus bagaimana, hingga akhirnya dirinya terlelap dalam lelah dan kegalauan hati. Nun jauh disana kedua orang tua Laras sedang berusaha membawa Laras ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis, Ibunya Laras nampak menangis melihat kondisi anaknya yang mengerang kesakitan dan menetes darah pada kedua kakinya. Ayahnya Laras juga terlihat panik dan shock melihat kondisi putrinya. 40 menit kemudian rombongan itu tiba di UGD sebuah rumah sakit di wilayah tempat tinggal mereka, paramedis begitu sigap memberikan pertolongan kepada Laras.

Segera Laras di tangani, sementara kedua orang tuanya dan keluarga lainnya diminta untuk menunggu diruang tunggu selama Laras mendapatkan tindakan medis yang dibutuhkan. Waktu berjalan terasa sangat lambat bagi kedua orang tua Laras, mereka terlihat gelisah dan panik diruang tunggu berkali-kali keduanya terlihat mondar-mandir gak karuan, entah apa yang mereka perbuat. Sementara itu, Pak Muslim pun sedang dalam perjalanan ke desa guna menjemput istri tercintanya. Wajahnya begitu sumringah karena sudah membayangkan tubuh mulus dan menggairahkan milik Laras istrinya. Dan Pak Muslim berencana akan melampiaskan seluruh hawa nafsunya sebelum mereka memutuskan kembali ke rumah Pak Muslim.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd