Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA PERJALANAN.

Syukurlah... Masih dilanjut. Makasih suhu, semangat rl nya hu, biar cerita terus berlanjut 🤘🏻
 
Aku berjalan menghampiri bulek Irma dan membawakan tasnya yang tidak seberapa. Aku bawakan masuk dan meletakkannya di dekat sofa. bulek Irma juga ikutan langsung tidur di sofa tersebut.

"mau langsung tidur bulek?" kataku
"iya man capek.. gapapa kan? apa kamu mau di service dulu? katanya sambil tersenyum genit kepadaku."

Aku hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala. Kemudian berjalan kembali menuju teras rumah. "selamat tidur bulek, nanti kalo bosen di sofa pilih aja mana kamar yang kosong" kataku sambil menutup pintu..

"hmmmmm" katanya menyaut dengan mata yang sudah tertutup

9 Tahun lalu di bawah ranjang

fuck fuck fuck fuck.. aku hanya bisa mengumpat di dalam hati. pikiranku benar-benar kacau, tidak terpikirkan bagaimana situasiku jika saja pak Darto berbalik dari arah pintu dan melihatku berdiam di bawah ranjang.

Namun tak lama setelah itu, aku lihat langkah kakinya terhenti. perlahan ia membelokkan arah langkahnya. aku memperhatikan sambil menahan napas. ia berbelok ke arah kamar mandi. ini kesempatanku. Sesaat setelah ia menghidupkan lampu kamar mandi kemudian masuk lalu menutup pintunya, aku keluar perlahan dari kolong ranjang. ruangan masih gelap karena pak Darto belum menghidupkan lampu. Dengan menjinjit, aku keluar ruang kamar. Kubuka handle kamar dan menutupnya kembali dengan hati-hati. Setelah pintu tertutup aku tunggang langgang berlari ke kamar tamu dan merebahkan tubuhku, menutup rapat dengan selimut. jantungku masih berdegup kencang... aku melihat kebawah, kemaluanku masuh tegang dan terasa sakit karena banyak terjepit. oh fuck you dick!

***

Paginya aku bangun kesiangan, bulek Irma membangunkanku dari luar kamar seperti biasa. Aku bergegas keluar, cuci muka lalu sarapan. kindisi ruang makan sudah sepi, hanya ada bulek Irma yang sedang mencuci piring.
"man nanti kalo sudah bawa piringnya kesini sekalian ya" kata bulek Irma.
"baik bulek" balasku.

Sepertinya nada yang dilontarkan bulek Irma masih normal. Syukurlah.. berarti kejadian semalam masih aman. Tapi sepertinya rencanaku harus terhenti sampai disini. Tidak terbayang jika memang semalam aksiku sampai ketahuan.

"Arman" bulek Irma memecah lamunku.
"ya bulek?" jawabku spontan..
"udah makannya?"
"udah bulek, maap kelupaan, hehe" kataku sambil menuju ke arahnya menyerahkan piring.
"hari ini mau ikut bulek ga, nyadap lagi, paklekmu udah berangkat duluan tuh.. lagian kamu keujanan terus ikut paklek, nanti sakit lagi anak kota ujan2an"
"hahaha" aku tertawa ringan, "baru juga sebentar jadi anak kota bulek, lagian di kota juga ujan sama aja. Emang yang nyadap ga ada lagi bulek?" tanyaku penasaran.
"ada, kita liat2 aja.. siapa tau kamu nanti mau nanem karet juga di lahanmu kan."
"hmmm boleh bulek.." kataku.

kami berangkat ke kebun karet bulek Irma, karena kondisi sudah agak siang, proses sadap karet sudah hampir selesai. karena memang harus dilakukan di pagi hari. jadilah aku hanya melihat2 sebentar.. suasana di kebun karet sangat teduh.. seperti berada di pepohonan rindang. lahannya sangat lapang karena batang pohon karet yang tidak terlalu besar dan jaraknya yang amat rapi. tidak ada semak belukar, hanya dedaunan kering yang jatuh. setelah selesai berjalan-jalan selama kurang lebih 15 menit, kami duduk istirahat, tidak beralaskan apapun. geleporan saja di atas daun-daun kering.

Bulek Irma menyenderkan punggungnya di salah satu pohon, kemudian melepaskan topinya dan membuka tas kecil yang di bawanya.. isinya termos dan 2 gelas plastik..
"minum esteh dulu kitaa" katanya dengan senyum lebar.
"wiiih kaya piknik ini" balasku.
"yeee.. kalo kekebon ya emang begini man. biasanya sama makan siang, tapi karena kita ga ngapa2in ya begini ajalah ya"
"hehe siaap bulek" kataku sambil mengambil cangkir es teh yang diberikannya padaku.

sambil minum kami mengobrol banyak hal, salah satunya adalah bagaimana bulek Irma mengagumi mamak, dan bagaimana ia menjadikan mamak role-modelnya. Mamak memang hanya ibu rumah tangga, tapi tidak pernah terlihat sepeti orang yang tergantung pada bapak. malah sebaliknya. mamak menunjukkan kekuatan perempuan lewat kelemah lembutan dan keanggunan. setidaknya begitu dari pandangan bulek Irma

usai bercerita kami ngaso dan menikmati angin semilir. aku rebahan di atas tanah yang dilapisi dedaunan kering.. kemudian, aku terlelap... sejenak.

Belum lama tertidur tiba-tiba aku terbangun karena ranting kecil yang jatuh tepat di atas wajahku. tidak cukup kuat untuk melukai kulit namun cukup untuk membangunkanku. aku duduk dan memperhatikan sekitar.. sepi sekali. kemudian kulihat bulek Irma yang juga tertidur sambil senderan di batang pohon yang sama seperti tadi. kuperhatikan sekitar kembali.. masih sepi. sepertinya para penyadap sudah benar-benar pulang. kuperhatikan bulek Irma lagi. kemudian kurasakan ada yang berdiri.

Kudekati bulek Irma yang tertidur dengan kemeja dan celana longgarnya khas setelan pekerja tukang sadap karet/panen sawit. kuperhatikan dari dekat wajah dan tubuhnya. sedikit lebih berisi dari tante Fia.. kali ini entah setan atau memang otakku sudah rusak.. seakan tidak jera dengan kejadian yang baru semalam, tanganku bergerak sendiri. dengan sangat perlahan aku mencoba melepaskan sepasang sepatu boot yang dikenakan bulek Irma. melihat kondisi masih terkendali, aku lanjutkan aksiku menuju ikat pinggangnya. masih aman.

kali ini bagian sulit.. melepaskan celanannya. karena posisinya duduk, hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. aku berpikir sejenak.. aku lepaskan dulu celanaku sekaligus celana dalamku agar tidak terlalu sulit nantinya. bebaslah kemaluanku yang menghujam tajam. berdiri tegak. aku lanjutkan melepaskan kancing celana bulek irma, kemudian resletingnya. celananya cukup longgar, aku pegangi pangkal pinggang celana bulek Irma di samping kanan dan samping kiri, dengan sekali hentakan aku menariknya sampai ke pangkal tumit. belum lepas sepenuhnya.

bulek Irma terbangun kaget.. "hah.. ngapain kamu?" katanya dengan muka terkejut.
tanpa membalas, aku kembali menarik sisa celana yang masih tersangkut di tumitnya. bless.. lepas. kini ia hanya mengenakan kemaja dan bawahan celana dalam..

bulek Irma yang kini mengerti situasinya langsung berdiri dan berlari, dengan sedikit lunglai akibat tubuhnya yang masih menyesuaikan diri dari keadaan bangun tidur. gawat..! aku ikut berdiri dan mengejarnya. samar terdengar suara sepeda motor yang akan melintas... kebun karet ini memiliki jalan setapak yang dilewati orang umum, karena ada kebun karet orang lain di sekitar kebun karet Bulek Irma. walau jarak jalan setapak tersebut lumayan jauh dari kami, namun karena tidak ada semak belukar, kami masih dapat dilihat oleh orang yang melintas jika terlalu banyak bergerak. apalagi posisi berlari seperti sekarang.

ajaibnya, bukannya berteriak minta tolong, bulek Irma malah terlungkup di tanah berdiam diri menyatu dengan daun kering. akupun reflek mengikuti gerakannya, kami sama-sama telungkup berdiam diri dengan jarak aku beberapa langkah di belakangnya. menunggu pengendara motor itu lewat dengan damai. tanpa memperhatikan ke arah kami.

30 detik, suara motor itu sudah sayup meninggalkan area.. aku bergerak duluan, merangkak sedikit melompat kearah bulek Irma. hap. menerkam posisi tubuhnya yang sedang telungkup. tanganku memeluknya dan mulai meremas dadanya dari belakang, penisku yang berdiri tegang menggesek2 pantarnya dari balik celana dalam, sambil menahan tubuhnya yang sedikit meronta.

"man.. udah nak. nak jangan, udah nak..." kata bulek Irma sambil terus meronta.
aku tidak nenggubris dan terus meremas payudaranya dari luar kemeja. dan menggesek2 belahan pantatnya dari luar celana dalam miliknya.
posisinya yang terus meronta malah memudahkanku membalikkan badannya menjadi terlentang. kupegangi kedua tangannya melebar, badanku kuselipkan diantara kedua kakinya.. kini penisku berada tepat di selangkangannya.

aku mulai menggesek2 kembali kemaluanku yang sudah keras sekeras-kerasanya. beradu dengan kemaluan bulek Irma yang masih terlapisi oleh lapisan tipis celana dalamnya. tangannya kukunci dengan memegang pergelangan tangannya. tenaganya jauh di bawahku. ku coba memberikan kecupan ke bibir bulek Irma.
"ummhh, man udah.. tolong jangan man.. udah, ampun nak.. tante minta ampun man." katanya sambil menghindari ciumanku dan menggelengkan wajahnya ke kiri. napasnya tersenggal dan tenaganya nampak sangat lemah. namun begitu ia masih sedikit memberi perlawanan

tak lama setelah itu, suara sepeda motor kembali terdengar. kali ini dari arah sebaliknya.. dari suaranya sepertinya itu sepeda motor yang sama.
Bulek Irma kembali terdiam, walau wajahnya memperlihatkan ekspresi memelas dan meminta aku segera menghentikan aksiku, namun ia tidak berteriak meminta tolong. malah seperti berbisik agar suaranya tidak terdengar "udah mann.. tolooong.. ampun.. lepasin bulek man, jangan diterusin" katanya dalam bisikan lirih.

aku yang mendengar itu malah menganggap bulek Irma memberikan lampu hijau. saat pengendara motor itu masih melintas, kulepaskan satu tanganku dari pergelangan bulek Irma, lalu aku gunakan untuk merayap ke arah selangkangan dan menggeser kain tipis yang melindungi lubang vaginanya. satu tangan bulek Irma yang kulepaskan mencoba menggagalkan aksiku, tangan kami sedikit bergulat sebelum akhirnya ia kalah. dengan gerakan cepat dan tak mampu ia hentikan, aku menggeser kain tipis itu, dan kemaluanku dengan cepat menusuk liang vaginanya.. jlebbbb... licin, basah, sedikit longgar, lancarr.
"umhhh.." kata kami serentak. kulihat bulek Irma terpejam dan menggigit bibir bagian bawahnya. tangannya yang tadinya ingin menghalangiku malah berubah merangkul punggungku.

tanganku satunya yang tadinya memegangi pergelangan bulek Irma kini malah saling genggam jemari dengannya. kugenjot liang vagina bulek Irma dengan sangat ganas. sudah lama aku menahan perasaan horni ini.
kami sudah tidak peduli dengan apapun yang ada di sekitar.. suara desahan bulek Irma terdengar lantang.. kakinya ditekuk membuat aksi genjotku semakin lancar.

"ahhhh... ummmhhh... ahhhh haahh.. haahhh.." bulek Irma merancu senada dengan genjotanku yang makin kencang. tanganku bergerilya di masuk kedalam kemeja longgarnya. menyelinap di balik BH dan meremas remas payudaranya.

"bulek.. enak bulek.." kataku sambil melihat ke arah wajahnya. bulek Irma hanya memejamkan mata dan mendesah-desah..

aku coba mencium kembali bibirnya.. namun ia masih menolak dan memalingkan wajahnya. aku tak ambil pusing. beberapa saat kemudian kuhentikan genjotanku sejenak.

aku mencoba duduk dan membawa tubuhnya ke pangkuanku. kupeluk pinggangnya dan kini kami saling bersenggama sambil duduk. tanganku satu memeluk pinggulnya dan yang satu lagi masih mengeksplore kedua gunung dari dalam kemejanya.

perlahan tapi pasti pinggulku berirama naik turun.. sangat terasa kemaluanku benar benar masuk dibantu oleh berat badan bulek Irma yang mendorongnya kebawah. bulek Irma pun nampaknya mengikuti gerakan pinggulku dan ikut menggerakkan pinggulnya seirama.. kadang ia sedikit memberikan gerakan berputar seperti mengaduk membuat kesadaranku hampir keluar ubun2 sangking nikmatnya. kedua tangannya kini merangkul leherku dan posisi wajahku mencium dan menjilati semua area leher dan pangkal dadanya.

gerakan kami semakin cepat dengan erangan yang tak kalah seru. "ahhhh... armannn aaaaahhhhj..... ajajshdmfkri ummhhhhh" bulek Irma menjerit tak karuan dan pelukannya dikencangkan membuat wajahku terhujam ke dadanya. pinggulnya dimajukan sambil menahan getaran kenikmatan.. aku yang juga mencapai klimaks mendorong penisku menusuk kemaluannya sedalam-dalamnya. terasa kepala penisku seperti menyentuh tembok akhir dari liang vagina bulek Irma. mentok..

tubuh kami sangat rapat seperti lemper yang disatukan. pinggul kami masih saling bergetar merasakan sisa2 kenikmatan di puncak. tak lama setelah itu aku lemas dan terguling terlentang. disusul bulek Irma yang terlingkup di atasku. sebelum tubuhnya meleset kesamping dan ikut terlentang disebelahku.

aku mencoba mengambil napas dengan benar. meredakan adrenaline luar biasa yang barusan saja terjadi. kucoba mengarahkan tubuhku kesamping menghadap bulek Irma. kuperhatikan wajahnya lamat2. tatapannya menuju ke atas. ia masih tak menoleh ke arahku. entah apa yang ia pikirkan.. namun yang pasti, aku tau dia juga menikmati peegumulan kami tadi.

setelah beberapa menit berdiam, aku beranikan diri mencoba mengusap dahinya dan menyapa. "bule.." belum selesai aku berucap, ia langsung duduk dan membogem keras wajahku dengan kepal tinju. ya, kepal tinju bukan tamparan. "aduh.." kataku kesakitan karena sebagian tinjunya mengenai pelipis dan mataku. aku terduduk dan memegangi mata kananku dengan kedua tangan. bulek Irma tanpa berkata apapun langsung berdiri dan menuju celananya.. memasukkan kakinya satu persatu lalu mengenkannya. ikat pinggangnya hanya di ambil dan di gulung kemudian ia memegangnya.

aku mencoba memberikan ia ruang untuk berlaku sesukanya karena kejadian barusan pasti membuatnya merasa tak berdaya. jadi saat ini aku hanya memperhatikan. tak lama setelah melihat kearahku dengan sinis, ia melihat kearah celana dalamku yang masih tergeletak di dekatnya. ia mengambilnya dan memasukkan ke kantong celananya yang longgar. aku terheran. apa yang sedang bulek Irma lakukan. kenapa mengambil celana dalamku?

mataku masih terasa sakit.. aku melihat bulek Irma dengan pandangan sedikit kabur di sebelah kanan. selanjutnya yang ia lakukan membuatku amat kaget.

ia mengambil celanaku dan melemparkannya ke atas pohon. sial! langsung tersangkut pada percobaan pertama. kemudia ia mengambil tas kecilnya dan berlari sangat kencang, meninggalkan 2 gelas plastik bekas minuman es teh yang tadi kami minum. meninggalkanku. aku yang masih setengah bugil terdiam dan masih belum bisa memproses kejadian ini. whaaat?

apa yang sebenarnya terjadi?
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd