Van1999
Semprot Addict
- Daftar
- 10 Nov 2022
- Post
- 424
- Like diterima
- 1.554
Part-13 Bercumbu di tangga darurat
Karena dirinya sudah terangsang setelah mendengar ceritaku bahwa video kemarin kami bercinta di roof top kampus direkam dan diperlihatkan ke hampir satu kelas (tapi tidak kuceritakan bahwa kualitas videonya sangat jelek), sekalian kulanjutkan kegiatan meraba mekinya yang mulai basah itu sambil tatapan mata seakan memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Mungkin bagi sebagian orang anggap yang kuceritakan sedang halu, tapi yang namanya kampus bisa pilih sendiri tempat duduk, kami duduk di paling belakang bangku pojok dimana posisi ceweku disudut jadi aman tanpa keliatan orang lain. Sering kali dia menepis tanganku karena tidak tahan rangsangan yang dia terima. Duduk tidak tenang, melenguh tidak bisa, seakan sedang gelisah membuat dosen jadi memperhatikannya serta bertanya apa yang hendak dia perbuat. Dirinya bingung mau jawab apa, akhirnya dia ngaku sedang sakit perut dan dipersilakan dosen untuk pergi ke toilet. Mau tidak mau dia bangkit dan turuti perkataan si dosen ngacir keluar.
Duh perasaanku jadi kentang, ga bisa ngapa ngapain. Mau langsung membuntutinya ga enak ati juga, lagian keluar mau ngapain? Eh terbesit untuk tuntaskan gejolak juniorku, jadi tidak lama berselang aku ijin ke belakang. Kukejar dia yang sedang menuju ke toilet perempuan, kuterkam dirinya tanpa peduli situasi yang ada, secara biasa yang namanya saat jam pelajaran maka lorong kelas tetap sepi. Dia tau maksud tujuanku tidak jauh dari minta jatah, kubisikkan ditelinganya untuk tetap ke toilet perempuan, lancarkan aksi disana. Lewati toilet pria ada suara beberapa pria sedang bicara, pas dipintu toilet wanita juga sama. Tentu kami urungkan niat pergi tuntaskan misi disana. Jalan tidak jauh dari sana ada pintu tangga darurat, segera kami masuk ke sana dan bercumbu disana.
Saat sedang asyik bercumbu dimana bajunya sudah tersingkap karena aku lagi nete tiba tiba pintu tangga darurat terbuka, si kampret yang kemarin merekam kami muncul disana dengan mata penuh menikmati pemandangan gunung indah ceweku ini. Segera dia tutupi bajunya lagi dan aku marahi temanku ini "Ganggu aja sih loe?! Uda nanggung nih." Dengan enteng dia bilang "Lanjutin aja, anggap gw ga ada." Kalau saat ditenda kami bergelut dalam selimut, nah disini tidak ada penutup, tidak segila itu juga kami, apalagi ceweku. Temanku nyeletuk "Bukannya loe pade demen eksib?" Ceweku langsung pergi meninggalkan kami berdua setelah merapikan pakaiannya dan kembali ke kelas.
Aku ngedumel karena jadi nanggung. Dia malah cengegesan dan dengan bangganya bilang dia tau apa yang akan kami lakukan makanya dia ngebuntutin aku. Dia bilang, kemarin ga jelas liatnya karena gelap, makanya sekarang dia buntutin supaya bisa melihat tubuh ceweku itu. Aku bukannya marah, kok malah terangsang dengar perkataannya ya? Mungkin bagi sebagian orang berpikir aku membual, mengarang indah, wajar karena bagi yang tidak miliki jiwa eksib takkan mengerti seni dan makna eksib sebenarnya. Tapi bagi yang miliki jiwa yang sama pasti memahami bahwa yang aku ceritakan ini pernah dialami mereka yang suka eksib juga (harusnya ya, masa gue doang yang aneh sih? ).
Temanku masih membela diri karena dia tahu eksib itu seperti apa. Yang dia tidak tahu semua ada batasannya, termasuk eksib juga. Seberapa aku suka pamerin ceweku tetap jaga aman privasinya. Meski ceweku mulai suka eksib, entah karena nurut atau emang mulai enjoy dengan tantangan yang ada, tapi bukan berarti dirinya suka umbar aurat sedemikian rupa. Intinya kami belum seperti bule yang dengan mudah berani telanjang didepan umum. Batasan eksib kami hanya demi mengejar kepuasan diri dengan bercinta diberbagai tempat yang tidak biasa tapi dengan tetap menjaga keamanan bagi diri kami sendiri.
Perasaan kentang melingkupi, segera kukejar ceweku sebelum ia sampai di kelas. Kuajak dia ke kantin tenangkan diri sambil ngemil dan minum disana. Otakku berputsr berpikir keras bagaimana cara menyelesaikan misi yang belum tuntas ini, dari tampang ceweku pun kulihat perasaan yang sama. Makanya cowo jangan egois, yang penting diri sendiri uda keluar, uda puas tanpa peduli si cewe uda puas atau belum. Kalau si cewe ga dapat kepuasan, bakal ngasih lagi ga kalau kita minta jatah? Alhasil bakal malas malasan meladeni kita bukan? Jadi bukan hanya cowo aja yang bisa rasa nanggung, cewe juga sama. Tapi kondisi ini terjadi karena si kampret yang tidak tahu diri, selalu hadir disaat tidak dipanggil, bahkan keberadaannya sangat mengganggu, maka dari itu kuputuskan untuk lebih berhati hati lagi. Kemana kami akan pergi tuntaskan misi? Tunggu di episode selanjutnya...
Part-14 Make love di parkiran kampus
Karena dirinya sudah terangsang setelah mendengar ceritaku bahwa video kemarin kami bercinta di roof top kampus direkam dan diperlihatkan ke hampir satu kelas (tapi tidak kuceritakan bahwa kualitas videonya sangat jelek), sekalian kulanjutkan kegiatan meraba mekinya yang mulai basah itu sambil tatapan mata seakan memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Mungkin bagi sebagian orang anggap yang kuceritakan sedang halu, tapi yang namanya kampus bisa pilih sendiri tempat duduk, kami duduk di paling belakang bangku pojok dimana posisi ceweku disudut jadi aman tanpa keliatan orang lain. Sering kali dia menepis tanganku karena tidak tahan rangsangan yang dia terima. Duduk tidak tenang, melenguh tidak bisa, seakan sedang gelisah membuat dosen jadi memperhatikannya serta bertanya apa yang hendak dia perbuat. Dirinya bingung mau jawab apa, akhirnya dia ngaku sedang sakit perut dan dipersilakan dosen untuk pergi ke toilet. Mau tidak mau dia bangkit dan turuti perkataan si dosen ngacir keluar.
Duh perasaanku jadi kentang, ga bisa ngapa ngapain. Mau langsung membuntutinya ga enak ati juga, lagian keluar mau ngapain? Eh terbesit untuk tuntaskan gejolak juniorku, jadi tidak lama berselang aku ijin ke belakang. Kukejar dia yang sedang menuju ke toilet perempuan, kuterkam dirinya tanpa peduli situasi yang ada, secara biasa yang namanya saat jam pelajaran maka lorong kelas tetap sepi. Dia tau maksud tujuanku tidak jauh dari minta jatah, kubisikkan ditelinganya untuk tetap ke toilet perempuan, lancarkan aksi disana. Lewati toilet pria ada suara beberapa pria sedang bicara, pas dipintu toilet wanita juga sama. Tentu kami urungkan niat pergi tuntaskan misi disana. Jalan tidak jauh dari sana ada pintu tangga darurat, segera kami masuk ke sana dan bercumbu disana.
Saat sedang asyik bercumbu dimana bajunya sudah tersingkap karena aku lagi nete tiba tiba pintu tangga darurat terbuka, si kampret yang kemarin merekam kami muncul disana dengan mata penuh menikmati pemandangan gunung indah ceweku ini. Segera dia tutupi bajunya lagi dan aku marahi temanku ini "Ganggu aja sih loe?! Uda nanggung nih." Dengan enteng dia bilang "Lanjutin aja, anggap gw ga ada." Kalau saat ditenda kami bergelut dalam selimut, nah disini tidak ada penutup, tidak segila itu juga kami, apalagi ceweku. Temanku nyeletuk "Bukannya loe pade demen eksib?" Ceweku langsung pergi meninggalkan kami berdua setelah merapikan pakaiannya dan kembali ke kelas.
Aku ngedumel karena jadi nanggung. Dia malah cengegesan dan dengan bangganya bilang dia tau apa yang akan kami lakukan makanya dia ngebuntutin aku. Dia bilang, kemarin ga jelas liatnya karena gelap, makanya sekarang dia buntutin supaya bisa melihat tubuh ceweku itu. Aku bukannya marah, kok malah terangsang dengar perkataannya ya? Mungkin bagi sebagian orang berpikir aku membual, mengarang indah, wajar karena bagi yang tidak miliki jiwa eksib takkan mengerti seni dan makna eksib sebenarnya. Tapi bagi yang miliki jiwa yang sama pasti memahami bahwa yang aku ceritakan ini pernah dialami mereka yang suka eksib juga (harusnya ya, masa gue doang yang aneh sih? ).
Temanku masih membela diri karena dia tahu eksib itu seperti apa. Yang dia tidak tahu semua ada batasannya, termasuk eksib juga. Seberapa aku suka pamerin ceweku tetap jaga aman privasinya. Meski ceweku mulai suka eksib, entah karena nurut atau emang mulai enjoy dengan tantangan yang ada, tapi bukan berarti dirinya suka umbar aurat sedemikian rupa. Intinya kami belum seperti bule yang dengan mudah berani telanjang didepan umum. Batasan eksib kami hanya demi mengejar kepuasan diri dengan bercinta diberbagai tempat yang tidak biasa tapi dengan tetap menjaga keamanan bagi diri kami sendiri.
Perasaan kentang melingkupi, segera kukejar ceweku sebelum ia sampai di kelas. Kuajak dia ke kantin tenangkan diri sambil ngemil dan minum disana. Otakku berputsr berpikir keras bagaimana cara menyelesaikan misi yang belum tuntas ini, dari tampang ceweku pun kulihat perasaan yang sama. Makanya cowo jangan egois, yang penting diri sendiri uda keluar, uda puas tanpa peduli si cewe uda puas atau belum. Kalau si cewe ga dapat kepuasan, bakal ngasih lagi ga kalau kita minta jatah? Alhasil bakal malas malasan meladeni kita bukan? Jadi bukan hanya cowo aja yang bisa rasa nanggung, cewe juga sama. Tapi kondisi ini terjadi karena si kampret yang tidak tahu diri, selalu hadir disaat tidak dipanggil, bahkan keberadaannya sangat mengganggu, maka dari itu kuputuskan untuk lebih berhati hati lagi. Kemana kami akan pergi tuntaskan misi? Tunggu di episode selanjutnya...
Part-14 Make love di parkiran kampus
Terakhir diubah: