Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacarku yang Terlalu Baik

Part 2: Gak Enak Menolak Permintaan Kakek Tua


Aku terkejut melihat penis Pak Tut yang menegang tegak. Ini memang bukan pertama kalinya aku melihat penis laki-laki, tapi ini pertama kalinya bagiku melihat penis orang tua. Ternyata walaupun sudah tua, penis laki-laki masih bisa berdiri tegak, walaupun tidak setegang laki-laki muda.

“Gekk… boleh tolong bapak sekali ajaa” pintanya dengan memelas

Wajah Pak Tut yang memelas serta nadanya yang memohon membuatku berat hati untuk menolak permintaannya. Walaupun sebenarnya aku sedikit jijik dengan keadaan rumah ini yang lembab dan bau, serta tubuh Pak Tut yang sudah kurus dan keriput, tetapi caranya memohon membuatku tidak enakan. Yah, inilah kekuranganku. Aku adalah tipe orang yang sulit menolak ketika dimintai bantuan.

“Ta-tapi cepet aja ya pak. Pak Tut gak boleh nyentuh saya juga”

“Iya gek. Gak papa. Matur suksme geh Gek”

Aku memperbaiki posisi dudukku. Kugenggam penis Pak Tut dengan tangan kananku. Uhh… penisnya masih cukup keras untuk ukuran orang tua. Penis ini cukup panjang. Satu genggamanku tak cukup menutupi seluruh batang penisnya. Batangnya yang berurat dan berbulu lebat terasa jelas di tanganku. Aku mulai menggerakan tanganku naik turun di batang penisnya itu.

“Uhhh…. enak bangett gekk Bulan…” desahnya

Aku mempercepat kocokannya, berharap ini segera selesai dan aku bisa pulang sebelum terlalu malam.

“Ahhh… teruss… tangannya halus sekali…. uhhh”

Desahan Pak Tut memenuhi ruangan ini. Aku mengocok batang penisnya dengan tempo yang makin cepat supaya ia cepat keluar dan aku bisa pulang. Namun, setelah dikocok beberapa saat, ternyata stamina Pak Tut masih kuat juga. Ia tak kunjung keluar. Aku pun merasa hawa ruangan menjadi lebih panas. Jantungku berdegup lebih kencang. Ada perasaan aneh yang kurasakan dalam diriku.

Nafasku semakin berat. Pikiranku membayangkan skenario-skenario yang aneh-aneh. Bagaimana rasanya jika diperkosa Pak Tut di rumahnya? Bagaimana jika Pak Tut tiba-tiba bangun lalu mengikat tanganku dan menyetubuhiku dengan kasar di kasur kapuknya yang kotor itu. Ughhh…. fantasiku sendiri mulai menyerang diriku sendiri, membuat nafsuku naik dan tak bisa kukendalikan.

Kurasakan di bawah sana, vaginaku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya, menandakan aku sedang horny saat ini. Sial, kenapa aku bisa horny di keadaan seperti ini? Hanya dengan membayangkan diriku disetubuhi Pak Tut?

Aku membuyarkan fantasiku dan fokus mengocok, Pak Tut mendesah semakin kencang tetapi tak ada tanda-tanda ia akan segera orgasme, sedangkan aku sudah mulai pegal.

“Pak ini kapan keluarnya, saya udah pegel nih” protesku

“Uhhh… kalo mau cepet boleh liat nyonyo-nya gek Bulan ndak?” pintanya. “Gak dipegang kok. Cuma diliat doang… uh… terus gek”

Aku tak menjawab permintaannya itu.

“Gek Bulan ini mirip istri saya waktu masih muda… saya kangen sekali sama istri saya”

Kulihat air mata mulai menetes dari ujung matanya. Aku menghentikan kocokanku sejenak, Pak Tut menghela air matanya sendiri.

“Yaudah saya liatin, tapi gak boleh pegang ya pak”

Pak Tut hanya menggangguk

Hari itu aku hanya mengenakan kaos biasa, cardigan, dan bra. Pertama kulepaskan cardigan yang kugunakan. Angin dingin mulai merambat masuk, bermain dengan kulit lenganku. Lalu, kulepaskan kaosku sehingga sekarang bagian atasku hanya tertutup oleh sebuah bra berwarna hitam.

Kembali kuambil penis Pak Tut lalu kukocok dengan cepat.

“Uhhh…. bagus sekali nyonyo-nyaa. Besarr… ahh… bulet… putih”

“Persis banget kayak punya istri saya… uhhh… gek cantik bangett….”

Pujian dari Pak Tut malah membuatku semakin gerah dan gelisah. Vaginaku semakin mengalirkan cairan cintanya tiada henti. Pikiranku melayang-layang, membayangkan tubuhku dinikmati seutuhnya oleh Pak Tut. Kubayangkan bagaimana aku disetubuhi dalam keadaan kedua tangan terikat di kasurnya yang lusuh itu. Kubayangkan bagaimana mulutnya yang sudah mulai ompong itu menghisap puting payudaraku, memainkannya dalam mulutnya, sedangkan aku hanya bisa pasrah karena kedua tanganku terikat di belakang. Uhhh…. membayangkan itu saja sudah membuat nafasku semakin berat, nafsuku semakin memuncak.

Aku memainkan kontak mata dengan Pak Tut sambil mengocok batangnya, berharap ia akan keluar lebih cepat. Kutatap matanya dengan tatapan nakal, kujilat bibirku sendiri, memberikan gesture nakal agar Pak Tut semakin cepat keluar. Aku juga mengucapkan kalimat-kalimat nakal.

“Pak gimana nyonyo saya pak? Bagus pak? Hmm?”

“Iyaa… bagus banget gekk… uhh… pengen pegang”

“Ihh gaboleh pakk… tadi kan katanya cuma liat doang”

“Kalo gitu boleh buka BH nya ndak, gek?”

Aku diam sebentar, lalu kubuka bra hitam yang kugunakan. Kini sekarang aku setengah telanjang. Kututupi payudaraku dengan satu tanganku, sedangkan tanganku yang satunya kugunakan untuk mengocok penis Pak Tut

“Uhhh… gekk…. teruss ahhh…. jangan ditutupin dong gekk…”

“Gak ah Pak, saya malu”

“Jangan malu gek…, gek cantik, seksi, uhh…, nyonyo-nya bulet, empuk…”

Pujiannya membuatku luluh. Aku menurunkan tanganku yang menutupi payudaraku. Kuletakkan tanganku di atas lututku, sekarang kedua payudaraku tampak di depan Pak Tut secara bebas. Aku, Bulan, seorang perempuan cantik dari keluarga yang terpandang di desa ini, sekarang berlutut setengah telanjang di depan seorang kakek-kakek tua sambil mengocok kontolnya yang tegang. Vaginaku semakin banjir. Aku mengocok dengan makin cepat. Suasana kamar ini dingin karena udara malam, tetapi aku panas sendiri karena nafsuku.

“Ahhh… bapak mau keluar gekkk…. ohhh… izinin bapak pegang nyonyo-nya sebentar yah… ahh”

Dengan cepat tangan Pak Tut menyambar payudaraku yang kiri, tangannya meremas payudaraku dengan sepenuh telapak tangannya. Uhhh… rasanya geli bercampur nikmat, tapi aku juga sangat malu. Aku berusaha menghalangi tangannya, tetapi terlambat, malah tangaku seperti menahan tangan Pak Tut agar tetap bercokol di payudaraku.

“Ahhh… pak… geli” desahku ketika tangan Pak Tut mulai meremas-remas payudaraku

“Ahhh gekkkk….. bapak keluarr…..” teriakknya kencang, kepalanya mendongak ke belakang, tubuhnya bergetar hebat

Tak lama, air mani bermuncratan dari penisnya. Melonjak ke udara, lalu turun mengenai tanganku yang masih melingkar di penisnya. Pak Tut muncrat banyak sekali. Air maninya tumpah di tanganku, di batang penisnya, dan di pahanya sendiri.

Aku membiarkan tanganku melingkar di batang penisnya sampai penis itu selesai mengeluarkan seluruh air maninya sampai habis. Sedangkan tangan Pak Tut masih meremas payudara kiriku tanpa henti. Aku hanya bisa menahan geli dan nikmat secara bersamaan.

“Hahhh…. hahh…., matur suksmee gek. Matur suksmee” ucapnya sambil terengah-engah

Kulepaskan tanganku dari penisnya. Kubersihkan sisa-sisa air mani di tanganku dengan cara mengelapnya di kamen Pak Tut. Kupakai kembali bra dan kaosku, lalu bangkit berdiri.

“Saya pulang dulu ya, Pak. Swastiastu” ucapku buru-buru meninggalkan Pak Tut sendirian.

Bahkan sampai di jalan pulang, aku masih bisa merasakan payudaraku seperti bekas dipegang. Sisa-sisa remasan Pak Tut masih terasa di payudaraku. Uhhh…, rasanya malu, takut, tapi juga horny. Aku masih merasa tanggung. Nafsuku sudah terlanjur naik dan perlu segera dilampiaskan. Aku kembali ke rumah seakan-akan tidak ada yang terjadi, masuk dalam kamar dan menutup pintu.

Di kamar inilah, aku menyimpan sendiri rahasia yang hanya diriku sendiri yang tahu. Sebagai perempuan normal, aku juga punya fantasi dan fantasiku adalah bersetubuh dengan kasar.

Kubuka aplikasi VPN di handphoneku, lalu masuk ke sebuah website penyedia video porno. Kuketikkan kata kunci favoritku dan kutemukan video-video bokep kesukaanku. Video yang menampilkan bagaimana perempuan muda disetubuhi oleh laki-laki yang lebih tua dengan kasar.

Aku memilih satu video yang berjudul “Petite Teen Fucked by Stranger Old Man in the Wood”. Alur video itu menceritakan seorang perempuan muda, usianya masih belasan tahun, sedang berjalan sendirian di tengah hutan memakai tanktop dan rok mini. Di tengah jalan, tiba-tiba ia merasa horny dan melepas celana dalam dan branya, lalu lanjut berjalan di tengah hutan.

Perempuan itu kemudian masturbasi di bawah sebuah pohon. Ia mengangkang dengan bebas, menampakkan vaginanya yang sudah sangat basah. Dengan dua jarinya sendiri, perempuan itu mulai mengocok vaginanya, memasukkan dua jarinya itu keluar masuk sampai banjir. Saking nikmatnya, ia sampai merem melek sendiri. Tanpa ia sadari, ada seorang bapak-bapak tua penebang kayu yang melihat tingkah lakunya itu.

Perempuan itu dibekap dari belakang, lalu diikat di pohon kayu dengan keadaan menungging. Kedua tangan dan badannya diikat di pohon kayu sehingga ia tak bisa bergerak kemana-mana. Pak tua penebang kayu itu kemudian menyibak rok mini yang digunakan perempuan itu, lalu memasukkan penisnya yang berukuran jumbo ke dalam vagina sang perempuan.

Lalu perempuan itu disetubuhi dengan kasar dan tanpa ampun. Tubuhnya sampai terlonjak-lonjak ke depan saking kasar dan kencangnya pak tua itu menyetubuhinya dari belakang. Walaupun begitu, ekspresi wajahnya tidak bisa membohongi kenikmatan yang ia rasakan.

Uhh…, aku menonton video itu sambil masturbasi. Kuelus-elus bibir vaginaku dengan jari jemariku. Kubelai dengan lembut. Kugesekkan bibirnya dengan bantal gulingku, sambil tanganku meremas-remas payudaraku sendiri. Ahhh…, vaginaku sudah sangat basah sekali.

Fantasiku sendiri membuatku gila. Aku mulai membayangkan bagaimana aku yang jadi perempuan di video itu? Bagaimana jika tadi Pak Tut tidak puas dengan hanya kocokanku saja, lalu ia bangkit dan mengikat kedua tanganku ke belakang, lalu menyetubuhiku dengan kasar? Uhhh… pasti rasanya nikmat sekali. Penisnya yang panjang itu pasti bisa mencapai ujung dasar vaginaku, menggesek setiap bagian dindingnya yang geli dan haus akan penis laki-laki.

Aku mempercepat gesekan jariku di vaginaku sendiri. Ahhh… angghh… arh…. aku keluar! Aku keluar! Tubuhku melengkung, otot-ototku menegang, pikiranku melayang… ahh… nikmat yang tiada tara. Cairan cintaku meledak-ledak mengalir dari lubang vaginaku, hangat dan basah tumpah ruah sampai badanku terasa sangat lemas. Aku menarik nafas panjang sambil tersenggal-senggal.

Sial. Orgasme yang luar biasa ini kudapatkan karena aku membayangkan disetubuhi oleh seorang kakek-kakek tua? Apa kata dunia melihatku, perempuan dari keluarga kaya dan terpandang, menikmati persetubuhan dengan kakek-kakek tua dan miskin di desa ini. Hihihi… untuk semua itu hanya fantasiku semata.

Aku pun tak berani untuk lebih dari itu. Walaupun aku adalah tipe orang yang sulit untuk menolak permintaan orang lain, terutama orang yang lebih tua atau orang yang bernasib kurang beruntung, aku juga masih memiliki batasanku sendiri. Aku tidak mau sampai bersetubuh dengan siapapun sebelum menikah. Aku ingin menghadiahkan keperawananku kepada suamiku kelak, kepada Adrian, pacarku yang kelak akan menjadi suamiku.

Adrian adalah laki-laki baik. Ia tak pernah meminta untuk bersetubuh denganku walaupun seks di luar nikah adalah hal yang biasa bagi anak muda seusia kami. Adrian bilang dia mau menjagaku. Jadi selama ini kami hanya berani sampai grepe-grepe saja. Tidak lebih. Aku pun sangat setia menjaga keperawananku untuknya. Untuk suamiku nanti.

Bersambung ke part berikutnya….

DM untuk update lebih cepat dan baca karya lainnya yang gak di upload di sini xixixix...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd