Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 58
(my mom's first love)
------------------------------

dscf2210.jpg

“Sudah kuduga… Cepat atau lambat kamu akan tahu pasti…..”
“Yusuke?”
“Hanya tinggal masalah waktu saja” dia membenamkan mukanya ke tangannya.

Apa ini? Marie mendadak duduk, dan dia merayap dengan langkah canggung ke arah Yusuke.

“Yusuke……..”
“Yah…” Yusuke tidak menaikkan wajahnya untuk waktu yang cukup lama. “Entahlah…..”

“Yusuke? Ada apa? Kenapa mendadak seperti ini?”

Yusuke mengangkat wajahnya, tapi matanya masih tertutup. Mukanya tampak serius. Sepertinya ada banyak pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya. Dia membuka matanya, menatap ke arah tatami di bawah.

“Ano…. Yusuke…. Apakah pakaian-pakaian perempuan itu kejutan? Kamu mau berdandan sebagai Maria dengan casual di atas panggung?” Marie berusaha menyimpulkan sendiri dengan bodoh.

“Entahlah….”
“Eh?”
“Tampaknya aku salah…..”

“Hei… Ada apa? Kenapa begini?....” Marie bingung melihat reaksi Yusuke. Lelaki itu tampak terpukul. Dalam hati Marie, dia mencoba berspekulasi bahwa Yusuke kedapatan mencucikan pakaian perempuan lain, tapi dari reaksinya, tampaknya bukan itu yang sebenarnya terjadi.

“Aku jadi terlalu nyaman dengan kamu, sehingga aku tidak mengerem kamu yang makin lama makin masuk ke dalam kehidupanku…. Itu kesalahanku yang benar-benar terlalu nyaman dengan kamu, Marie…” bisik Yusuke dengan nada berat. Dia masih menutupi mukanya dengan tangan. Urat-urat di pelipisnya menegang, suaranya bergetar, dan respons tubuhnya benar-benar terlihat seperti dalam tekanan mental yang sangat besar.

“Kenapa?” Marie makin mendekat ke arah Yusuke dan dia benar-benar ingin menyentuh lelaki ini. Dia lantas memberanikan dirinya, dia menjulurkan tangannya dan Marie memegang tangan Yusuke dengan hati-hati.

Yusuke bereaksi. Dia membuka tangannya yang menutupi wajahnya. Dia membiarkan Marie mengenggam tangannya. Tangan Marie Hangat. Dia lantas menatap Marie dengan tatapan yang benar-benar tampak suram.

“Ada yang ingin kamu ceritakan tidak ke aku? Kalau tidak ingin, aku pulang sekarang… Aku minta maaf, sudah mencampuri urusan kamu” sambung Marie, berusaha menyadari kesalahannya. Dia memang seperti itu. Selalu ingin tahu soal hidup orang lain. Terlalu ingin ikut sibuk dalam setiap urusan siapapun yang dekat dengannya.

“Wakaranai….” balas Yusuke.

Marie diam saja, dan rasanya, seperti ada lubang besar di langit-langit apartemen Yusuke siang itu. Lubang besar yang menyedot perasaan dan kekuatan Yusuke ke dalam sana. Yusuke, mendadak merubah posisi duduknya, dia meluruskan kakinya, dan dia menatap Marie dengan muka yang hancur ekspresinya. Ada bangunan besar yang baru runtuh di hadapan Marie dan Marie tidak bisa mengerti kenapa.

“Aku katakan saja, sebelum semuanya terlambat” sambung Yusuke. Marie diam saja, dia berusaha untuk tidak berbuat bodoh, dan berbuat hal-hal yang tidak perlu. “Maria…” dia menarik napas panjang. “Maria itu aku.”

Suasananya menjadi lebih hening dan mereka berdua saling bertatapan dengan anehnya.

“Kalau kamu mau pergi, dan tidak bertemu dengan aku lagi sekarang, aku akan sangat mengerti” lanjut Yusuke dengan nuansa ketegangan yang benar-benar menyebalkan ini.

“Kamu… Maria… Maaf, aku tidak mengerti… Bukankah kamu Maria, Yusuke-Kun?” tanya Marie dengan suara pelan dan lembut.
“Aku Maria…. Di panggung aku Maria, dan di sini juga aku Maria” dia menunjuk ke arah dadanya. Marie masih diam, sambil menebak-nebak apa yang sebenarnya dialami oleh Yusuke.

“Ano…”
“Bicaraku kurang jelas ya……” Yusuke menarik napas panjang. “Masih ingat yang aku ceritakan dulu? Tentang dua tahun belakangan? Kamu tahu kan aku tidak pernah pulang ke rumah dalam kurun waktu itu......”

“Iya…”
“Itu… Sebenarnya aku.... bisa dibilang diusir dari rumah.. Karena hal ini” sambung sang lelaki.

“Ano jadi?”

“Ya, orang tua mana yang ingin punya anak seperti aku....” sambung Yusuke dengan penuh rasa pahit. “Semua orang tua pasti akan benar-benar marah dan kecewa, ketika mereka tahu bahwa Kamiya Yusuke mereka, ingin jadi Maria dan diam-diam mencoba untuk menjadi Maria di dalam kamar” Yusuke tersenyum dengan perasaan yang tak nyaman. “Sejujurnya, Marie… Aku sangat menyukai kamu. Dan alasan kenapa aku tidak cepat-cepat untuk memacari kamu sejak kita mulai sangat dekat adalah itu…. Aku takut, ketika kamu tahu kenyataan soal diriku, kamu akan kaget dan menjauh”

“Yusuke….”
“Ya?”
“Bagaimana mungkin aku bisa menjauh dari orang sebaik kamu… Tapi ano… Maafkan aku….” Marie menelan ludahnya. “Bukankah orang yang… Ano… Sepertimu…. Biasanya suka pada laki-laki?”

“Tidak. Tidak ada hubungannya dengan itu. Aku tidak pernah suka pada laki-laki. Sama sekali.”

“Jadi… Perempuan di dalam sini….” Marie mendekat ke arah Yusuke, dengan perlahan. Marie dengan perasaan amburadul, menekan dada Yusuke pelan-pelan. “Perempuan di dalam sini, suka dengan perempuan sepertiku?” tanya Marie.

“Ya”

“Yusuke…. Sini” Marie mendadak membuka tangannya dan dia meraih Yusuke perlahan, memeluk kepalanya. Dia memeluk Yusuke yang sedang hancur pertahanan dirinya. Dia memeluk Maria. “Aku tidak bisa membayangkan apa yang ada di dalam hatimu selama ini. Dan aku pasti tidak sanggup mengalami hidup yang seperti ini…” bisik Marie. “Jadi tenanglah. Aku minta maaf karena masuk dalam kehidupan kamu terlalu dalam…. Jangan bicara dulu kalau semuanya begitu berat untukmu”

Yusuke mengangguk dalam diam. Dan dia jatuh dalam pelukan Marie. Siang itu, di dalam apartemen kecil yang hening itu, Marie berusaha mengerti apa yang ada di dalam perasaan Maria.

------------------------------

800-mi10.jpg

“Aku kaget ketika kamu bilang mau ke sini malam-malam” Kyoko menghampiri Marie yang duduk sendirian di Kaede Coffee & Sweets, café milik keluarga Kaede, sambil membawakan pesanan Marie.

“Hehehe” Marie hanya tertawa saja, sambil membayangkan kejadian tadi di apartemen Yusuke.

“Apa apakah?” tanya Kyoko, sambil memeluk nampan. Perempuan muda yang manis itu sedang memakai apron, tanda dia sedang membantu ibu dan kakaknya di café.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin main saja… Dan ada yang mau kuberi tahu…”
“Hehe, apa itu?”

“KYOKO!! Bisa tolong ke sini sebentar? Onegaishimasu….” teriak sang ibu dari balik counter. Kyoko kaget, dan tersenyum kecil ke arah Marie, menunda obrolan mereka. Marie hanya membalas senyumannya, lalu dia melihat ke arah wajah-wajah para pelanggan café ini.

Tadi, Yusuke Kamiya membuat pengakuan yang mengejutkan padanya. Bahwa sebenarnya, Maria bukanlah sekedar tampilan dan gimmick di panggung saja. Dalam hati yang paling dalam, Yusuke ingin menjadi Maria. Dan orang tuanya tentu benar-benar tidak menyukainya saat mereka tahu ada apa sebenarnya dengan anak lelaki mereka. Anak lelaki yang di dalam dirinya, hidup seorang perempuan. Walau begitu, Yusuke tidak menyukai laki-laki. Dia menyukai perempuan.

Dan seiring dengan makin akrabnya dia dengan Marie Taniguchi, dia jadi menyukai dan ingin terus bersama dengan Marie.

Belum banyak yang diceritakan oleh Yusuke. Belum banyak. Tapi dia tadi memeluk Yusuke, meredakan ketegangannya. Dia tidak membenci apapun yang Yusuke katakan, dia bahkan merasakan penderitaan Yusuke. Entah bagaimana rasanya seorang perempuan yang hidup di badan lelaki. Pasti berat. Dan dia senang Yusuke jujur padanya. Marie tidak ingin orang yang dekat dengannya menyembunyikan apapun.

Hari ini dia merasa fulfilled karena Yusuke. Marie merasa bahagia, karena sudah menjadi tempat orang lain bercerita, apalagi cerita yang sulit diceritakan pada orang lain. Mulai saat ini, Marie akan jadi tempat bercerita terbaik untuk Yusuke, karena tidak semua orang bisa mengerti dan paham apa yang Yusuke rasakan.

“Marie” tegur Kyoko kembali, setelah menjalankan perintah dari ibunya.
“Ah, sudah selesai?”
“Iya haha…” Kyoko duduk di sebelah Marie dan dia berbisik. “Apa yang mau kamu ceritakan tadi?”

“Aku…” Marie sumringah sambil memeluk lengan Kyoko. “Aku dan Yusuke resmi jadi pasangan sekarang”

“APA?” Kyoko tersenyum dengan lebar.
“Hehehehe.. Iya”

“Wah, selamat, Marie-Chan… Lama sekali kalian dekatnya ya, aku pikir tidak akan selama ini prosesnya hahaha” tawa Kyoko, ikut gembira atas berita itu. “Apakah baru hari ini?”

Marie mengangguk dengan penuh semangat.

“Sekali lagi selamat!! Mau aku traktir kue?”
“Eh, tidak usah… Hahaha”
“Tidak apa-apa, aku gratiskan saja…” Kyoko menunjuk etalase kue dengan matanya.
“Ah nanti ibu dan kakakmu sewot hahaha”

“Tenang saja… Mungkin uang bayaranku yang akan dipotong… Aku ambilkan ya!”
“Baiklah”

Kyoko pun beranjak, mengambilkan kue yang dia maksud. Marie menatap punggung Kyoko dari belakang, sambil tersenyum simpul. Dia bahagia, karena hari ini, Yusuke menceritakan sesuatu yang penting.

Hari ini, Marie mulai mengenal Maria lebih dalam lagi.

------------------------------
------------------------------


haruko10.jpg

“Jonathan.....” sapaku ke anak itu di sosial media.
“Eh? Tumben lo ngehubungin gue”
“Emang ga boleh?”
“Boleh sih, ada apa?”

Aku lagi sama Okasan di toko baju. Toko baju super gede, merek jepang yang terkenal itu. Kita lagi cari winter coat buat aku. Pengen nyari yang lucu dan cocok buat ke Jepang ntar. Dan aku butuh banget cerita soal kejadian Reyhan kemaren. Tapi udah males cerita sama Shirley. Mungkin karena dia sering ngalamin, jadinya ngegampangin. Kalo cerita ke kakaknya entah kenapa harusnya lebih enak kali ya? Kayak waktu malem itu. Soalnya dia cowok, jadi aku bisa tau pendapat dari sisi cowok kayak gimana.

“Gue klarifikasi soal masalah yang gue digosipin pacaran sama elo ke cowok yang nembak gue” lanjutku.
“Terus?”
“Dia bete hahahahah”
“Hahaha… Bete?” keliatannya Jonathan di ujung sana ikut ketawa juga sama aku.

“Iya…”
“Berarti tu orang suka banget sama elo” balas Jonathan.
“Masa sih”

“Kalo gue ada di posisi dia ya… Ya bayangin aja gimana hati gue tersayat-sayat tiap liat Tante Tara ada foto baru di IG, apalagi kalo sama lakinya”

“Jon, Tante Tara udah punya suami, gue gak punya pacar. Harusnya kan dia gak bete pas tau kenyataannya”
“Tapi di kepala dia, udah terlanjur bete lho”
“Masa bisa gitu”

“Orang itu, kadang cuman pengen denger apa yang mau dia denger aja lho. Faktanya lo kan ga ada cowok. Tapi dia udah terlanjur bete banget liat foto gue sama elo. Ya bete lah. Lo jalan sama cowok ganteng model gue”

“Jijay”

“Haruko?” tegur Okasan mendadak.
“Ya?”

“Model ini lebih manis untuk Haruko” Okasan ngasih aku salah satu coat tebal yang warnanya ringan dan kalem.

“Ah iya” aku masukin handphoneku ke tas. Berhenti dulu ngobrol sama Jonathannya deh. Aku nyobain coat ini dulu di depan kaca. Secara otomatis aku kasih tote bag warna-warni kocak ini ke Okasan, dan aku coba coat tadi. Lucu juga. Tapi entah kenapa kok masih kurang sreg ya rasanya.

“Kurang suka?” Okasan udah jago banget ngeliat air mukaku, haha.
“Bagus sih tapi…”
“Kalau masih ada tapinya, berarti kita cari yang lain”
“Iya”

Aku copot coat ini dan ngasih balik ke Okasan. Aku sebenernya pengen coat kayak anak-anak sekolah Jepang. Yang pake kancing gede gitu, warna abu-abu, keliatannya keren dan anget banget. Gak kebayang kayak gimana dinginnya entar di sana. Kata Okasan sih, gak dingin-dingin amat, soalnya puncaknya biasanya itu Februari. Tapi buat anak tropis kayak aku, ya jelas pasti dingin banget. Okasan kan curang, dia orang Jepang.

“Aku liat bagian cowok deh….”

“Iya, Haruko” Okasan juga nyari pakaian buat dia kok, jadi sendiri-sendiri gak masalah. Harusnya coat buat cowok kan bisa dipake sama aku juga. Tinggal cari aja yang cocok. Kadang gak enaknya gini belanja di Indonesia. Yang lucu-lucu dipajang di website internasional atau di website Jepangnya. Tapi di Indonesia, lebih sedikit variannya. Adanya yang biasa-biasa aja. Dan lebih banyak pakaian yang cocok sama cuaca tropis.

Iya, itu semua info yang gak aku dapet sendiri. Itu dapet dari hasil nanya-nanya Okasan dan Shirley. Aku gak seadvance ini soal fashion kok.

Aku jalan sendirian ke bagian baju cowok, langsung ke tempat di mana jaket dan coat bertumpuk. Nah ini yang kumaksud. Keren ini. Ada juga di tempat cowok. Curang, yang cowok keliatannya lebih lengkap daripada cewek.

“Mas…” Aku negur mas-mas penjaga toko sambil megangin coatnya dan cari ukuranku.
“Iya kak?”
“Ini, yang ini ada yang S nya gak? Kok saya ga nemu…”

“Bentar ya Kak” si mas langsung dengan cekatan nyari di tumpukan yang tampaknya sulit dijangkau oleh orang awam seperti aku. Aku dalam hati nyengir aja karena aku akhirnya nemu yang aku pengen, walau harus nyomot dari tempat cowok.

“Ini kak”
“Wah makasih” aku senyum dan langsung nerima coat itu dari dia. Aku tenteng dengan sangat-sangat gembiranya, sambil nyari Okasan, buat nyobain coat itu di depan dia. Oh, Okasan di sana rupanya, dia tampak sedang mengobrol dengan seseorang yang aku gak kenal.

Mumpung masih jauh, aku ambil handphone lagi aja deh, buat liat balesan Jonathan.

“Jijay? Paling yang nembak elo minder liat gue hahaha” jawabnya. Aku muter bola mataku, sialan nih anak. Malah ajang aku curhat dipake buat ajang narsis. Ah udahlah, yang penting udah ngobrol sama dia, dan mungkin emang gitu kali ya? Di kepala Reyhan, dia udah terlanjur menyimpulkan kalau aku sama Jonathan pacaran, jadi agak susah untuk ngasih tau ke dia kenyataan sebenarnya. Bener juga. Emang bener nih kayaknya cerita sama Jonathan. Dia bisa nyimpulin kejadian Reyhan dengan tepat.

“Haruko” Okasan ngeliat aku dan dia manggil aku untuk mendekat.
“Ya Ma”
“Sudah dapat?”
“Ini dapet, belom dicoba sih”

“Kenalkan Haruko, ini temannya Papa, sudah lama tidak bertemu”

“Ah, halo Om, Haruko”
“Jacob… Haha, udah lama gak liat, terakhir kali liat pas dibawa sama Arya pas gue masih main sama dia, dia masih SD dulu…”

“Hehehe” aku ketawa aja ngeliat om-om bertampang Ambon ini.
“Dulu dia main bass bersama Papa, Haruko, waktu Papa main jazz”
“Oo…”

“Kata Mama mau ke Jepang lagi ya?”
“Iya Om”

“Ketemu sama itu dong, kakak lo…. Main Jazz lagi gak nih Arya di sana?”

“Ahaha, belum tentu, kan liburan keluarga, Jacob” jawab Mama. Aku senyum aja. Gak ngerti soalnya apa yang mereka obrolin. Setauku Kyou Jii-San juga main Bass, walau aku gak pernah kenal musiknya doi kayak gimana sih.

“Yaudah, ntar salam ya sama kakak lo ya”
“Baik” senyum Okasan dengan manisnya.

“Yuk, Haruko… Duluan” Aku ngangguk sambil senyum aja ke arah Om Jacob. Kalo gak salah aku pernah tau nama lengkapnya. Apa tapi lupa. Fam-fam maluku gitu.

“Ah…” Okasan tampak narik napas dalem banget.
“Kenapa Ma?”

“Tidak apa-apa… Hanya…. Mama sangat suka kalau Papa main musik Jazz, karena dia terlihat sangat bahagia… Sudah lama dia tidak main jazz, karena sibuk dengan Hantaman dan proyek-proyek lainnya… Haha”

“Oh…”
“Yasudah, ayo, coba dulu Haruko”
“Iya Ma…”

Hmm. Iya sih, aku pernah tau kalau Papa pernah main musik Jazz. Tapi aku belom pernah denger langsung. Jadi penasaran. Apa mungkin ya di Jepang Papa main musik Jazz lagi? Bareng sama Kyou Jii-San?

https://ssl.***********/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
Entah, haha. Yang penting sekarang, aku coba dulu coatnya. Mudah-mudahan cocok buat aku.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 58

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Kyoko Kaede (48) Sang Ibu, Istri dari Arya

- Jacob Manuhutu (48) Musisi Jazz, Bassist, sewaktu muda sering bermain musik bersama Arya.

- Jonathan Andika Akbar (16) anak sulung Rendy dan Anggia

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Marie Taniguchi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou

- Miyoshi Kaede (49) ibunya Kyoko

- Yusuke Kamiya / Maria (21) Vokalis band Rock, Maria's Mantra

Glossary :

Wakaranai : Entahlah
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Kenapa 2.3k terasa pendek ya? Apa karena dibagi 2 cerita? Secara haruko hara nyari baju doang.
Dan sepertinya haruko dan jhon akan semakin dekat...
:semangat:
 
Jonathan x Tante Anggia
Jonathan x Shirley
Jonatan x Shirley x Tante Anggia

Alika x Suaminya Dian

Haruko x Arya
Haruko x Om Sutefan
Haruka x Om Anien
Haruko x Dll.

Ikan segar di sekuel suhu banyak banget ini, tinggal nyiapin penggorengan aja. Huahahaha.
 
Thanks update nya om

Wah ada jacob dah merit belum ya??
Stepan dah lama bgt nggak masuk scene nih om....
 
Kayaknya ente salah thread cerita om... kalo ngarep ada incest di ceritanya om @racebannon .
Sudah baca cerita punya om RB lainnya? kalo belum... baca dulu deh biar tau gaya bercerita si om.

Wadu, itu cuma bayangan ane kok, bukan ngsasih opini. Hehehe. Soalnya mahzab dari cerita ane yang terakhir itu sedarah.
Dan soal cerita suhu racebannon, enam enamnya udah dibaca kok tinggal cerita haruka aja nih, masih nunggu update nya sampe tamat.
 
Thx updatenya om

Semoga beneran Yusuke suka sama Marie, tapi ane jadi bingung nih... Berarti nanti Marie berpacaran dengan lesbian yang berbadan cowo ya? :pandaketawa:
 
Gw kok masih penasaran yah, ada apa antara Arya dg adeknya yah???
Plis ceritain dong suhu...Jangan2 beneran incest nih...duh seneng bgt gw klo bener mah...
 
Harukoooo gemeeeessssshhh!!!

Pengen deh ceritanya Haruko stand alone gitu. Mungkin waktu udah kuliah atau udah kerja gitu. Hehe
 
Tadi mo komen apa ya?
Ah lupa ane

Makasih apdetnya om :D

Edit : oh iya baru ingat
Kontol nya Yusuke bisa ngaceng gak ya liat Marie bugil?
Moga cepat apdet ss Yusuke vs Marie :pandabelo:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd