Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Ada apa dengan suhu RB ... Di pemberitahua:beer:n up date kog beda keluarnya

:beer::beer::beer:

Semangat suhu
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 49
(my mom's first love)
------------------------------

untitl10.jpg

“Kyoko-Chan, sampai bertemu lagi ya, terimakasih sudah datang ke rumah kami” salam perpisahan dari Junko Tanabe dibalas oleh salam perpisahan Kyoko.

“Aku yang berterimakasih, Obasan, sudah diijinkan menginap di rumah….” Kyoko membungkukkan badannya dalam-dalam, kepada kedua orang tua Kyoko.

“Coba kalian lebih lama lagi di Ibaraki ya” muka Mi-Chan merengut.

Pagi itu, Kyoko dan Hiroshi akan kembali ke Tokyo menumpang bis dari Stasiun Ibaraki. Keberangkatan mereka akan dilepas oleh kedua orang tua Hiroshi dan Futaba Amami, alias Mi-Chan, teman kecil Hiroshi.

“Iya, sayang tidak sempat menikmati pantai siang hari” jawab Kyoko dengan senyumnya yang lega. Dia lega karena dia sudah paham posisi Mi-Chan dan Hiroshi seperti apa, setelah kesalah pahaman sebelumnya.

“Hati-hati di Jalan, perjalanan tidak lama kan? Kalau tidak tahan, kalian bisa melakukan ‘kencan kilat’ di rest area lho…. Banyak pasangan yang melakukannya” seringai Ryuunosuke Tanabe, ayahnya Hiroshi.
“Oyaji apa-apaan sih” Hiroshi menyipitkan matanya, sambil menatap kesal ke arah ayahnya.

“Wajar bukan, kalian anak muda, menggebu-gebu, aku pikir kamu tidak tahan selama pacarmu menginap di rumah, kamu harus tidur di sofa tiap malam…. Kuperhatikan, kamu tidak sedikitpun menyelinap ke kamar…. Heran, kamu anakku bukan sih?”

“Aku anaknya Oyaji, tapi tidak mesum seperti Oyaji….. Sudahlah… Malu-maluin saja kalau di dengar orang”
“Jam 2 dari arahku” potong sang ayah. Junko Tanabe, sang ibu, hanya tersenyum saja.
“Jam 2?”
“Lihat jam 2 dari tempatku berdiri”

“Eh?” Kyoko dan Hiroshi memutar kepalanya, dan menemukan beberapa perempuan muda yang tampak menarik dan… seksi.

“Duh, apa-apaan sih… aku heran kenapa Kaa-Chan tidak pernah marah soal ini….”
“Hahaha kan ayahmu cuma bercanda, Hiroshi” tawa Junko Tanabe dengan mukanya yang tulus.
“Bercanda-bercanda lama-lama jadi betulan lho” kesal sang anak.

“Ah tidak mungkin, ayahmu kan penyayang sekali”
“Yah…” Hiroshi Cuma menatap aneh ke kedua orang tuanya, dan menarik nafas panjang tanda kesal.

12a93b10.jpg

“Tenang, yang menjaga bukan Cuma Obasan kok, tapi aku juga” Mi-Chan berkacak pinggang dengan setelan musim panasnya. Celana super pendek dan T-shirt yang lengannya digulung.
“Nanti kalau kamu jaga aku, jadi istri kedua, bagaimana?” bisik sang ayah.

Mi-Chan hanya menjulurkan lidahnya ke orang tua ganjen itu. Kyoko dan Hiroshi melirik ke arah antrian penumpang bus yang mulai bergerak masuk ke dalam bus.

“Yasudah, kami pamit dulu” Hiroshi melambaikan tangannya sambil menenteng tas dan koper.
“Hati-hati di jalan ya” senyum Junko Tanabe.
“Nanti aku main ke Tokyo ya, lalu kita jalan-jalan, Kyoko-Chan!” seru Mi-Chan. Kyoko mengangguk dan dia sedang membayangkan interaksi yang lucu kalau-kalau Mi-Chan bertemu dengan Marie dan Kana.

“Hati-hati dan selalu menggunakan pengaman ya!” seringai Ryuunosuke Tanabe.

“OYAJI!!!”

------------------------------

110.jpg

Kyoko dan Hiroshi sudah sampai di Tokyo dari siang tadi. Tapi Kyoko masih belum juga sampai Mitaka. Malam itu, Kyoko dan Hiroshi bergumul di apartemen sewaan sang lelaki.

Baru sekali ini, Kyoko berbohong ke rumah kalau dia masih di Ibaraki. Dan baru kali ini juga, dia akan menginap berdua saja dengan pacarnya, menghabiskan malam dan hari-hari bersama berdua.

“Nnnh….” Kyoko mengerang pelan di dalam pelukan Hiroshi. Kamar Hiroshi yang temaram jadi saksi bisu mereka berdua memadu cinta. Dari tadi siang, hati Kyoko sudah berdegup kencang. Dia tidak bisa membayangkan berdua saja di dalam kamar bersama Hiroshi, menghabiskan waktu bersama.

Mereka ada di bawah selimut yang tebal. Air Conditioner di dalam kamar apartemen Hiroshi terasa sangat dingin, kontras dengan suasana musim panas Tokyo di luar sana. Tanpa busana, bergumul berdua, ini yang benar-benar membuat Kyoko dan Hiroshi seperti lupa waktu.

Prosesi bercinta mereka tidak banyak penetrasi. Yang banyak adalah bermesraan, berciuman, saling memuji, dan saling menyayangi. Mereka benar-benar menghabiskan waktu mereka dari siang tadi, bergumul, saling bicara di balik selimut, dan saling menyayangi sampai mengantuk. Tertidur sebentar, mereka terbangun lagi dan bergumul lagi.

“Hiroshi… Ah..” Kyoko kaget saat kekasihnya itu menciumi lehernya dengan lembut.
“Nnh…. Bisa tidak ya, kita begini terus selamanya?”
“Nn…. Bisa…. Aku ingin bersama denganmu terus……” balas Kyoko, menikmati ciuman Hiroshi yang bertubi-tubi ke arah lehernya.

Hiroshi memeluk Kyoko yang tanpa busana. Dia benar-benar merasakan kulit Kyoko yang lembut ada di dalam pelukannya.

“Hnngg…” Tangan Hiroshi memeluk badan Kyoko dengan nyamannya. Dan Kyoko menarik nafas panjang sambil menahan sedikit badan Hiroshi.

“Kenapa?”
“Tidak…. Kita sudah seperti ini dari tadi siang…. Kamu tidak lapar?” tanya Kyoko sambil tersenyum.
“Ah, sampai lupa makan….” Tawa Hiroshi.
“Makan dimana ya?”
“Aku malas keluar apartemen”
“Onaji….” Balas Kyoko.

“Makan disini saja? Tapi harus masak dulu dan tidak ada banyak bahan makanan disini…. Tapi ada instant ramen, masa makan itu?”

“Boleh saja…..” senyum sang perempuan.
“Tapi aku malas bergerak… Sepulang dari Ibaraki, aku hanya ingin tiduran saja” Hiroshi beringsut dari badan Kyoko, dan dia berbaring di sebelah Kyoko, sambil menarik tangannya ke atas.

“Kalau aku yang masak bagaimana?”
“Masak apa?”
“Instant ramen? Cukup kan untuk kita berdua?” Mata Kyoko tampak berbinar, karena dia akan memasak instant ramen untuk pacarnya.

“Mmm… Boleh saja”

“Oke…” Kyoko turun dari bed, dan mengais-ngais pakaian dalamnya. Dia menemukan celana dalamnya dan mulai memakainya. Dan kemudian dia mengambil T-Shirt Hiroshi, lalu mengenakannya tanpa memakai pakaian dalam di balik itu. “Aku masak dulu ya” senyum Kyoko sambil menyalakan lampu.

Hiroshi menatap ke arah pacarnya, sambil berpikir. Kyoko cantik sekali malam ini, dan dia benar-benar menikmati kebersamaan mereka berdua. Dan mereka, tidak mungkin akan berpisah lagi sepertinya. Seluruh jam dan waktu yang ada di dunia, kini menjadi milik mereka berdua.

------------------------------

instan10.jpg

“Kelihatannya enak”
“Rasanya pasti sama saja dengan semua instant ramen yang ada di dunia, Hiroshi” jawab Kyoko geli, sambil mengangkat mangkuk dari meja kecil di lantai itu. Dia lantas mulai makan.

“Itadakimasu”
“Itadakimasu”
“Wah…”

“Kenapa?” Kyoko bertanya ke Hiroshi.

“Ini… Ini instant ramen paling enak yang pernah kumakan”
“Masa?”
“Iya”

“Ini kan Cuma aku masak biasa saja, aku rebus, lalu masukkan bumbu, tidak aku tambahkan apapun” jawab Kyoko.
“Tapi ini yang terenak yang pernah kumakan”
“Ah, kamu bisa saja, pasti mau memuji ya?” tawa Kyoko yang masih mengenakan celana dalam dan T-Shirt Hiroshi saja. Sementara sang lelaki sudah mengenakan pakaian rumahan, T-Shirt dan celana pendek.

“Tidak… Entah kenapa ini jadi enak sekali”
“Mungkin karena kamu lapar sekali malam ini”
“Mungkin karena kamu yang masa, Kyoko” balas Hiroshi sambil memakan instant ramen itu dengan lahap.

“Benar kan, gombal….”

“Tidak, serius”
“Bohong, pasti kamu hanya bermulut manis saja” Kyoko tersipu, melihat pacarnya yang sedang memakan instant ramen buatannya. Instant ramen itu tidak ditambah apa-apa lagi, hanya dimasak sesuai instruksi. Harusnya, mau siapapun yang memasak, rasanya sama saja. Dan walaupun Kyoko yang sekarang sudah bisa masak dan jadi senang masak, harusnya tidak memberi tambahan rasa apapun ke instant ramen tersebut.

“Wah, sudah selesai…. Goshichosama deshita….” Hiroshi meletakkan mangkuk kosong di atas meja. Benar-benar kosong. Tidak ada setetespun kuah dan tidak ada sedikitpun potongan ramen di dalam mangkuk itu.

“Lapar sekali ya kamu”
“Dan enak sekali ramennya”

“Dan lagi-lagi menggombal, diajari ayah kamu ya?” Kyoko masih makan dengan perlahan. Di mata Hiroshi, Kyoko yang hanya memakai celana dalam, T-Shirt miliknya, dan sedang makan instant ramen itu, terlihat sangat cantik dan anggun.

“Ayahku mesum, bukan gombal”
“Tak tahunya anaknya juga begitu di belakangku, kan bisa saja”
“Faktanya tidak”
“Buktinya mana?”

“Bukti apa?”
“Bukti kalau kamu tidak mesum atau menggoda perempuan lain di belakangku” balas Kyoko, sambil bercanda.

“Kamu kan sudah punya nomer ibuku dan nomernya Mi-Chan… Kamu bisa tanya ke mereka, aku seperti apa sehari-hari…… Bahkan waktu aku tidak punya pacar pun, tidak terpikir sedikitpun untuk menggoda perempuan” jawab Hiroshi sambil bersandar di bed. Dia baru saja minum air putih untuk mengakhiri prosesi makan malamnya.

“Haha… Sudah ah, sini aku bereskan…” Kyoko baru saja selesai makan. Dia lantas minum dan menumpuk mangkuk bekas dia dan pacarnya makan. Dia membereskan meja kecil itu, dan dia membawa peralatan makan yang sudah selesai di pakai di bak cuci.

“Nanti aku saja yang mencuci” seru Hiroshi. Kyoko hanya tersenyum kecil dan dia mulai menyalakan keran. Dia lalu mulai mencuci peralatan-peralatan makan itu. Hiroshi menatap punggung Kyoko dari belakang. Bentuk tubuh Kyoko yang indah, membuat Hiroshi bersyukur malam itu. Dan dia benar-benar beruntung karena Kyoko setuju untuk menginap di apartemen Hiroshi setelah dari Ibaraki. Setidaknya, orang rumah Kyoko berpikir kalau mereka berdua masih di Ibaraki.

Hiroshi menyalakan televisi. News anchor di televisi sedang meracau, membicarakan berita politik, berita apapun, dan Hiroshi sama sekali tidak peduli. Yang dia pedulikan detik ini Cuma pacarnya saja. Bunyi-bunyian yang datang dari televisi kecilnya terasa tidak ada artinya. Entah sepenting apa berita yang di televisi, tapi yang penting sekarang untuk Hiroshi adalah Kyoko, yang dari awal minggu menemaninya di Ibaraki.

“Sudah” Kyoko mengelap tangannya dengan handuk kecil dan kembali ke Hiroshi.
“Kamu kok tidak menurut sih….”
“Maksudnya?”
“Kan aku sudah bilang tadi, aku saja yang mencuci mangkuk dan lainnya….. Kok malah kamu cucikan?” tawa kecil Hiroshi sambil memegang hidung Kyoko.

“Memangnya tak boleh?”
“Boleh saja kok” Hiroshi memegang tangan Kyoko dan menarik badan pacarnya ke arahnya. “Tapi aku jadi penasaran”
“Penasaran kenapa?”
“Kenapa instant ramen masakanmu kok enak sekali tadi”

Hiroshi menuntun Kyoko untuk duduk di pangkuannya. Mereka berpelukan. Tangan Hiroshi melingkari pinggang Kyoko. Mereka saling menatap dengan manisnya. Tak berapa lama kemudian, ketika Kyoko memeluk leher Hiroshi, mereka berdua berciuman dengan hangatnya. Bibir mereka berdua saling melumat, mata mereka terpejam, terlelap dibuai oleh keindahan malam itu. Hiroshi memeluk erat badan Kyoko, mereka berdua terdiam, hanya fokus pada bibir mereka berdua, saling beradu dan saling memberikan kehangatan.

Kyoko melepas bibirnya, dan mereka berdua saling menempelkan dahi mereka masing-masing. Hiroshi menatap Kyoko dan dia tersenyum.

“Andai kita bisa seperti ini setiap harinya”
“Aku juga berharap begitu”
“Setahun lagi kita lulus” bisik Hiroshi.
“Aku tahu”
“Apa… Kita..... Menikah setelah lulus?"

“Tidak, tidak… terlalu cepat…..” tawa Kyoko kegelian sendiri.

“Haha, iya… terlalu cepat… Lagipula setelah aku lulus, aku tidak akan mungkin langsung jadi chef kan? Pasti harus magang dulu, lalu berguru lagi…. Terus-terus dan terus sambil menabung dan memikirkan modal untuk membuka restoran sendiri” balas sang lelaki.

“Iya, dan aku akan menemanimu dalam setiap prosesnya”
“Kalau kamu pasti langsung aktif di café ya?”

“Tentunya, membantu Okasan… Kasihan dia kalau Nii-San lagi manggung, suka kelabakan sendiri, aku bisa saja tidak kuliah dan membantu setelah lulus SMA, tapi kata Okasan, yang penting dari belajar di Senmon Gakkou itu bukan skill membuat kopinya, tapi jejaring dengan industri makanan dan ilmu bisnis nya” jawab Kyoko.

“Memang harus seperti itu kalau mau maju”
“Hiroshi…..”
“Eh, kenapa?”

Kyoko tersenyum malu sendiri, dan dia menatap ke arah bawah.

“Kamu….”
“Kenapa aku?”
“Ano, kamu….. Kok…” Kyoko tertawa dan dia masih mesem-mesem sendiri.

“Ah!” Ya, sambil berpelukan seperti itu, tidak mungkin kelamin Hiroshi bisa tenang. Pasti ada kejadian di bawah sana yang menyentuh Kyoko. Hiroshi tertawa kecil dan dia memeluk Kyoko lagi. “Aku sayang kamu” bisiknya dan dia mengangkat badan Kyoko sekuat tenaga, sambil menggiringnya ke atas tempat tidur.

“Kya!” Kyoko kaget, dan menjerit kecil sambil tertawa-tawa. “Mmmnhh….” Kyoko langsung menerima ciuman mesra dari pacarnya. Mereka lagi-lagi bermesraan di atas kasur. Tangan Hiroshi dengan perlahan menyingkapkan T-Shirt yang Kyoko pakai, dan Kyoko menyerah begitu saja. Dia sekarang telanjang dada, dan badannya sedang ditimpa oleh pacarnya.

Mereka berdua saling tersenyum dan Hiroshi berbisik lagi.

“Aku masih penasaran kenapa instant ramennya seenak itu”
“Tidak sehebat yang kamu rasakan kok, biasa saja” jawab Kyoko sambil kegelian.
“Aku akan tanya terus sampai aku dapat jawabannya…”

“Tidak ada jawabannya haha… Aku… Mnnn….” Kyoko dicium Hiroshi lagi, mereka berdua sekarang saling melumat, saling meraba dan larut, tenggelam di atas kasur itu.

Untuk kesekian kalinya, hari itu mereka berdua bergumul bermesraan kembali, memadu cinta mereka yang dari hari ke hari semuanya terasa makin hangat.

------------------------------
------------------------------


haruko10.jpg

“Hei”

“Eh Kak…” aku meringis senyum, sambil menatap lurus ke arah Kak Rendra. Ini rapat pertama divisi kita. Dan Kak Rendra adalah ketua divisinya. Divisinya sendiri adalah divisi dekor. Iya, kita yang bertanggung jawab sama tata panggung, dan semua hal-hal yang berbau dekorasi di pensi sekolah kita ini.

“Cuman kamu aja yang ada disini? Yang lain mana?” divisi kita dipinjemin ruang rapat sama OSIS untuk jam sekarang sampe sejam kedepan. Abis itu divisi yang lain mau rapat. Kata sekolah, coba diminimalisir rapat di luar kayak di restoran atau café gitu, padahal gapapa kalau mau rapat di café, bisa pada kusuruh ke Mitaka, l umayan nambah penghasilan buat Okasan. Tapi itu entar kali ya, kalo emang butuh rapat di luar yang sifatnya urgent, kayak ketemu vendor nyewa panggung, dan vendor-vendor lainnya yang dibutuhin sama kita, anak dekor.

“Belom pada dateng, tapi kan ini emang belom jamnya? Rapat mulai jam dua ini masih lima belas menit kurang” jawabku dengan suasana gak nyaman. Ya, lagi-lagi, kalau ketemu Kak Rendra mulai deh deg-degannya. Selalu kayak gini. Apalagi waktu kemarin pas lagi rapat akbar pertama, dimana kita anak-anak kelas satu pada milih mau masuk divisi apa, aku di cie-ciein banget sama Tania, yang masuk divisi dekor juga, karena masuk divisi yang diketuain sama Kak Rendra.

“Oh ya udah, aku kira aku telat… gak kebiasaan pake jam tangan sih”

Lho? Kok duduk di sebelahku. Aku Cuma nelen ludah aja, mudah-mudahan gak ketauan sama dia kalau aku nelen ludah.

“Sweaternya bagus”
“Eh? Makasih” iya, aku pake sweater. Sweater ini bekas Okasan waktu dulu. Dulu waktu dia muda. Waktu usianya masih 30an. Ini kalo gak salah dia bawa dari Jepang, waktu itu kita semua rame-rame kesana pas aku kecil. Ya, karena bentuk badanku mungil, gak kayak Okasan, sweater ini dipermak habis-habisan. Kata Shirley, mumpung punya ibu tukang dandan dan gayanya bagus, coba manfaatin baju-baju dia yang gak kepake lagi.

Tunggu. Sejak kapan aku jadi tertarik sama hal-hal kayak ginian.

“Orang-orang pada ngomongin kamu tau” bisik Kak Rendra, dan bisikannya bikin aku geli banget.
“Eh? Kenapa?”
“Soal Hantaman, dan kamunya…..”
“Hantaman kenapa, aku kenapa?”

“Iya, kalo soal Hantaman…. Orang-orang jadi tau kalo kamu tuh anaknya Arya Hantaman….. Sebelumnya kan banyak yang gak nyadar, sekarang jadi banyak yang nyadar…..”

“Bukannya harusnya udah pada tau ya, aku kan gak nutup-nutupin?” iya, aku bingung, perasaan Kak Rendra kan tau, Tania juga tau, terus temen-temen sekelas juga pada tau.

“Yang banyak heboh sih anak-anak osis sama anak-anak kelas 3 yang famous-famous itu, entah kenapa harus heboh ya?”
“Iya”
“Dan pada banyak yang baru tau kalo Pak Achmad Ariadi Gunawan itu nama aslinya Arya Achmad hahaha” tawa Kak Rendra.

“Hehehe” aku ketawa garing. Bukan ngetawain fakta bahwa banyak orang yang baru tahu kalo Achmad Ariadi Gunawan itu nama aslinya Papa. Tapi ngetawain bahasa tubuhku yang kaku kayak gini di depan Kak Rendra. Bisa gak sih biasa aja, Haruko. Dia kan cuman kakak kelas kamu, akrab sama kamu juga gak baru-baru sekarang ini kan? Harusnya kamu bisa biasa aja.

“Satu lagi sih”
“Ya?”
“Kamu kok jadi dandan ya sekarang?”

“Eh? Biasa aja ah” duh. Sial. Kok aku blushing gini. “Kan pake seragam, gak ketauan kok….”

“Pas rapat akbar kemaren? Dulu-dulu pas ketemu kamu di luar sekolah gak sedandan itu, temen-temenku jadi pada heboh juga, terutama yang cowok-cowok” Kak Rendra agak geser ngejauh duduknya dan dia narik nafas panjang sambil natap papan tulis digital yang ada di depan ruang rapat itu.

“Engga, aku…”
“Biasanya sih, katanya kalo anak cewek berubah jadi dandan itu, dia lagi deket atau pacaran sama cowok….” Kak Rendra natap aku dengan tatapan penuh sesal. Kenapa ngeliatnya kayak gitu sih? Aku kan gak lagi deket sama siapa-siapa kak? Apalagi pacaran coba?

“Engga!!!” aku agak ngegas. Duh malu juga ngegas di depan Kak Rendra.
“Oh ya?”
“Ini gara-gara…. Shirley…”

“Shirley?”
“Anaknya temen papa mamaku… Yang waktu itu kita kepoin instagramnya inget? Yang kakaknya itu anak yang ngeboncengin aku, yang waktu itu berantem sama anak STM entah manalah yang gangguin aku?” jelasku panjang lebar sambil main-mainin jari tangan. Gugup aku. Gak tau kenapa. Aku cuman gak pengen keliatan deket dan suka sama orang lain di depan Kak Rendra. Eh, emangnya kenapa? Emang kenapa gak pengen? Biasa aja kali ah, Haruko, jangan deg-degan gitu.

“Kenapa kok gara-gara dia…”
“Iya, suatu hari… aku didandanin sama dia, dibawa ke mall disuruh beli ini itu, terus sama dia di make up in…”

“Ooh… Terus keterusan?”
“Iya….” Duh, jangan-jangan dia gak suka lagi ngeliat aku dandan.

“Kok bisa keterusan?”
“Itu… Gak tau, lama-lama jadi enak aja, nyaman juga kayak gini…”
“Ooh…”
“Dan yang dia kasih tau itu ternyata gak ribet, gampang diikutin, dan gak semahal yang dikira juga, bahkan malah banyak recycle baju-baju mamaku atau tanteku…..”

Haruko, kok jadi too much info gitu sih? Emang dia mau tau? Emang kalo dia udah tau, dia bakal suka gitu? Duh, aku apa-apaan sih, kok jadi gak bisa dikontrol gini perasaanku.

“Eh, sori Kak Rendra, kita telat!” beberapa anak masuk, dan mulai pada naro tas dan mulai duduk, ada juga yang ngeluarin buku catatan, dan Tania juga belom keliatan ada disini, mungkin kalo dia sih telat. Emang belum full team sih sekarang, baru setengahnya.

“Duduk dulu, nunggu yang lain ya? Kalo 10 menit lagi pada ga dateng, kita tinggal aja, mulai rapat duluan….”
“Oke kak”
“Ntar aku bikinin dulu grup wassap anak dekor ya? Biar kita bisa komunikasi lebih gampang”

Semua pada setuju. Aku juga setuju. Oke, sekarang kita bakal mau mulai rapat. Aku bisa ngalihin perhatian dari Kak Rendra, yang bikin aku ngerasa gak nyaman karena deg-degan dan entah apa lagi itu. Apalagi tadi aku too much info banget ke dia, gak nyaman aja rasanya kayak nelanjangin diri di depan dia gitu.

Huff.

“Eh, BTW… Aku lebih suka kamu kayak sekarang”

What?

Kak Rendra, habis bisik-bisik kayak gitu, dia terus bangkit dan maju ke depan ruangan, siap-siap buat mimpin rapat. Sementara aku melongo, ngeliat dia, dan pipiku rasanya panas. Apa tadi? Siapa ngomong apa? Kenapa dia ngomong gitu? Kayak sekarang apa gimana? Kenapa? Siapa suka? Suka apanya.

“Sori telat!” Tania masuk dari pintu, dan dia langsung ngibrit ke sebelahku. Dia duduk persis di tempat yang tadi didudukin sama Kak Rendra. Dia nengok, natap aku dan dia nekuk jidatnya sendiri.

“Lo kenapa? Merah amat muka?”
“Enng….”

“Aneh nih Hantaman junior….. Jangan bengong aja, mau rapat nih….” Kesal Tania, liat aku bengong dan merah mukanya.

Ya, aku ulang lagi. Bengong. Merah mukanya.

Bengong, merah mukanya.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 50

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Tania (16) teman Haruko di sekolah.

- Rendra(17) kakak kelas Haruko di sekolah

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Hiroshi Tanabe (19), pacarnya Kyoko, teman di Senmon Gakkou

- Futaba Amami / Mi-Chan (19), teman Hiroshi dari masa kecil

- Ryuunosuke Tanabe (50) Ayahnya Hiroshi Tanabe
- Junko Tanabe (45) Ibunya Hiroshi Tanabe

Glossary :


Onaji : Sama
Onisan / Nii-San : Kakak Laki-laki
Ojisan :
Paman
Obasan : Bibi
Okasan : Ibu
Ka-Chan : Ibu (casual)
Oyaji : Ayah (casual)
Otosan : Ayah
Itadakimasu : Selamat makan
Gochishosama Deshita : Terimakasih atas makanannya
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Haruko mesti belajar banyak sama tante si.....

Penasaran endingnya kyoko hiroshi gara2 apa ya?? Aq kok curiga hiroshi mati dan kyoko menutup diri
 
Nope...
Kalau ngambil dari MDT, sepertinya mereka 'ribut' besar entah soal apa.
Dan nantinya Hiroshi membenci Kyoko begitu sebaliknya.
Inget pertanyaan Haruko soal siapa yang ngajari masak? Kyoko gak bisa jawab padahal hanya nyebut nama saja.
That's my opinion.

Kemungkinan gegara mi- chan teman kecilnya hiroshi , itu jan klop banget seting nya .... Teman dri kecil dan berjodoh ...

Btw para suhu ngerasa gak, kyoko sama hiroshi ini ss nya dah banyak banget ...beda sama arya ... Dengan karina pasti jarang karena sering berantem ...dengan kanaya sekali doang ... :bata::bata::bata::bata:

Kayak gak adil nich bagu arya ...
 
Bimabet
Nope...
Kalau ngambil dari MDT, sepertinya mereka 'ribut' besar entah soal apa.
Dan nantinya Hiroshi membenci Kyoko begitu sebaliknya.
Inget pertanyaan Haruko soal siapa yang ngajari masak? Kyoko gak bisa jawab padahal hanya nyebut nama saja.
That's my opinion.


Bisa juga tuh om,,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd