Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Bimabet
@jtr13 @wwwkkkwwwkkk

Hubungan Ai dan Arya merenggang itu sewaktu Arya ngaku dia selingkuh ke Ai. Waktu itu dia belum putus, malah si selingkuhannya makin menjadi-jadi dan makin needy. Arya yang pusing mau curhat ke Ai, untuk ngebantuin dia cari jalan keluar masalah ini. Tapi Ai malah ngamuk dan jadi sering gak tidur di rumah, karena dia muak sama kakaknya.

Gimana enggak, dari kecil dia dilindungin sama kakaknya dari bapaknya yang kasar dan semena-mena dan mereka berdua deket banget. Makanya Ai kecewa berat si kakaknya jadi begitu.

Di sisi lain Ai juga gak mau ngasih tau kejadian ini sama Kyoko, bisa kacau ntar Kyokonya. Jadilah dia curhatnya ke Zul... Dan.... selanjutnya, lahirlah tiga orang anak sebagai sepupunya Haruko :D
 
ane juga pengen MDT 2 di remake, walopun harus permak sana sini.

usul hu kalo boleh sertain cerita kehidupan HANTAMAN yang sekarang...
Asli rindu berat sama mereka, penasaran juga kehidupan mereka masing masing yang mungkin sudah jarang manggung...
:Peace::Peace:
 
ane juga pengen MDT 2 di remake, walopun harus permak sana sini.

usul hu kalo boleh sertain cerita kehidupan HANTAMAN yang sekarang...
Asli rindu berat sama mereka, penasaran juga kehidupan mereka masing masing yang mungkin sudah jarang manggung...
:Peace::Peace:

soal masalah Hantaman di timeline Haruko, sabar aja... Kan itu lingkungannya si Haruko :D
 
@jtr13 @wwwkkkwwwkkk

Hubungan Ai dan Arya merenggang itu sewaktu Arya ngaku dia selingkuh ke Ai. Waktu itu dia belum putus, malah si selingkuhannya makin menjadi-jadi dan makin needy. Arya yang pusing mau curhat ke Ai, untuk ngebantuin dia cari jalan keluar masalah ini. Tapi Ai malah ngamuk dan jadi sering gak tidur di rumah, karena dia muak sama kakaknya.

Gimana enggak, dari kecil dia dilindungin sama kakaknya dari bapaknya yang kasar dan semena-mena dan mereka berdua deket banget. Makanya Ai kecewa berat si kakaknya jadi begitu.

Di sisi lain Ai juga gak mau ngasih tau kejadian ini sama Kyoko, bisa kacau ntar Kyokonya. Jadilah dia curhatnya ke Zul... Dan.... selanjutnya, lahirlah tiga orang anak sebagai sepupunya Haruko :D

Masih nunggu ss nya tante ai :pandajahat::panlok2::panlok2:
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 10
(my mom's first love)

------------------------------

japan-11.jpg

“Kyoko Chan!!!” teriak teman-teman SMA Kyoko yang sudah menunggu. Ada tiga orang. Mereka berdiri di spot yang dari tadi diceritakan oleh Kyoko ke Kana, Marie, dan Hiroshi.

“Ah! Minna!!” Kyoko dengan ceria berjalan ke arah mereka dan mereka berpelukan berempat.
“Katanya kamu bawa teman dari kampusmu?” tanya seorang dari mereka.

“Ah kenalkan!” Kyoko lalu mengenalkan teman-teman yang dibawanya.
“Aku Tanabe Hiroshi, salam kenal”
“Aku Taniguchi Marie… Senang berjumpa dengan kalian”
“Hai, aku Mitsugi Kana” Kana tersenyum tipis seadanya sambil menatap wajah teman-teman SMA Kyoko.

“Halo… Aku Yoshida Aina, yang dua lagi ini Asahina Kiyomi dan Yamato Chisa” sapa perempuan berambut pendek yang berdiri paling dekat dengan Kyoko. Dia memakai Yukata warna cerah juga. Perempuan yang berkacamata, yang bernama Kiyomi tidak mengenakan Yukata, hanya T-shirt dan celana pendek, sedangkan Chisa mengenakan sundress dan jaket olahraga dengan nama universitas di punggungnya. Sepertinya dia anggota klub olahraga di kampusnya.

“Hai”
“Salam kenal”

“Ternyata Kyoko-chan bawa pacar ya” goda Chisa.
“Hei, dia cuma teman”
“Ah, Kyoko bisa saja…. Selalu deh, kalau dengan laki-laki, bilangnya cuma teman, padahal cuma karena malu saja bilang pacar, betul tidak, Tanabe?” tanya Aina.

“Ah, aku memang hanya temannya Kaede-san kok, haha…” jawab Hiroshi.
“Hmmm….” Aina menatap Kyoko.

“Aneh”
“Iya aneh”

“Eh? Apanya yang aneh?” Marie tampak tersenyum lebar karena sepertinya dia akan tahu satu rahasia tentang Kyoko.

“Kyoko-chan ini susah berteman dengan anak laki-laki lho….”
“Iya, dia biasanya sulit akrab dengan laki-laki…”
“Pasti ada apa-apa di antara mereka”
“Iya pasti”

“Kenapa kalian berkesimpulan sendiri???” kesal Kyoko.
“Hahaha, mungkin Kaede-san sedikit berubah ketika kuliah, jadi tidak terlalu kaku dengan laki-laki” Hiroshi, seperti biasa selalu melindungi Kyoko dari situasi-situasi seperti ini.

“Dia bicara begitu, padahal teman laki-lakinya di Senmon Gakkou itu cuma dia” bisik Marie ke Aina.
“Sudah kuduga, Marie Chan…”
“Kamu tak salah lagi, Aina Chan…”

“Sejak kapan kalian berdua jadi akrab????” bingung Kana, yang memang kadang tidak nyaman dengan tingkah sok akrabnya Marie.
“Hahaha… lucu sih melihat Kyoko bisa tidak se-awkward ini dengan teman lelaki, aku sih malah senang” sambung Chisa.

“Sebentar lagi dimulai ya kembang apinya” Kyoko melihat ke arah jam tangannya dan mulai menatap ke langit.
“Kamu mengalihkan pembicaraan, Kaede-sama” bisik Aina dengan aura menyeramkan.

“Sudahlah….. Aku dan Tanabe berteman dekat saja kok…. Dia mengajariku memasak, jadi aku bisa lulus dengan baik di mata kuliah praktik memasak…..”
“Terdengar seperti pacar yang baik” ledek Kiyomi.

“Hahaha…. Wajar sih kalau orang salah sangka, kalau Kaede dulu tidak berteman dengan laki-laki dan sekarang bisa akrab denganku, wajar kalau kalian berpikir seperti itu” jawab Tanabe Hiroshi, mencoba mencairkan suasana. Padahal sebenarnya keempat perempuan lainnya sedang satu kubu untuk menggoda Hiroshi dan Kyoko secara otomatis.

“Ngomong-ngomong, di angkatan kami, ada banyak pembicaraan seperti itu soal Tanabe dan Kaede” bisik Marie.
“Kenapa kamu di mana-mana bergosip terus….” Kana melipat tangannya dan menatap ke arah langit, sepertinya menunggu agar kembang api segera dimulai.

“Ngggg………….” Kyoko menatap Marie dengan tatapan kesal yang menggemaskan. Mungkin benar apa yang Kana katakan, Marie bergosip terus di mana-mana. Tapi itu memang habitnya.

“Haha, sudahlah, kasihan Kyoko kalau digoda terus….”
“Iya, maaf Kyoko-Chan… Habisnya kami senang kamu datang dengan teman lelaki” Aina mengusap-ngusap kepala Kyoko yang sedang menekuk bibirnya.
“Nanti ditraktir dango deh” bisik Kiyomi.

“Kalian kenapa selalu bisa membujukku dengan makanan manis….” keluh Kyoko.
“Karena kami hafal Kyoko-Chan”
“Haha, aku jadi ingin pulang ke Chiba cepat-cepat dan bertemu dengan teman-teman SMA-ku juga” tawa Marie.

“Oh, Marie Chan dari Chiba?” tanya Aina.
“Iya, aku dari Chiba”
“Kamu tidak pulang kampung?”
“Pulang, tapi bbesok lusa” jawab Marie.

“Kalau kalian berdua? Apa orang Tokyo? Atau orang luar kota juga?”

“Aku sih dari Tokyo…” jawab Kana dengan agak cuek.
“Tokyonya di mana?”
“Roppongi”
“Wah itu daerah keren!”
“Tidak sekeren yang kalian sangka kok….”

“Tapi memang, daerah itu kan terkenal high class...” sambung Hiroshi, berbasa-basi dengan ramah.

“Kalau dia, dari Ibaraki” tunjuk Marie dengan muka cerianya.
“Biarkan Tanabe yang jawab sendiri kalau dia ditanya dong” potong Kana.
“Kok malah kamu yang sewot, harusnya Kyoko-chan dong yang sewot” jawab Marie, dengan menggunakan kesempatan itu untuk menggoda Hiroshi dan Kyoko.
“Soalnya kamu suka ikut campur urusan orang lain….”

“Hahaha, maafkan mereka berdua ya, memang suka seperti ini” potong Kyoko. Mereka saling memotong.

“Wah, kamu dari Ibaraki, asyik sekali, banyak pantai kan di sana?” tanya Kiyomi.
“Iya, dari lantai dua rumahku, bisa melihat pantai kok” jawab Hiroshi.
“Asyik sekali, pantai dan musim panas….” Aina tampak membayangkan sesuatu yang nyaman.
“Tapi kalau aku sepertinya akan menghabiskan musim panas di Tokyo…. Tidak pulang kampung” Hiroshi menjawab sebelum ditanya.

“Menghabiskan waktu bersama Kyoko di musim panas ya” goda Aina.
“Tuh kan lagi-lagi….” kesal Kyoko.

“Hahaha, aku banyak jadwal part-time soalnya…”
“Sedang menabung ya?”
“Semacam itu lah” senyum Hiroshi.
“Pasti tak jauh-jauh dari menabung untuk membeli peralatan memasak?” tanya Marie.

“Mungkin”
“Tanabe-san pasti ingin jadi chef ya?” sambung Aina.
“Iya”
“Wah, beruntungnya jadi Kaede-sama…. Nanti setiap hari dimasakkan oleh suami yang perhatian” Aina memegang pipinya sendiri dan pura-pura tersipu malu.

“Ainaaaa…… Apa-apaan sih” kesal Kyoko.
“Haha, maaf, habisnya kamu lucu sih kalau diganggu…..”

“Hei lihat!” Kiyomi menunjuk langit.

www_vi10.jpg

Kembang apinya sudah dimulai. Mereka bertujuh menatap langit dan menyaksikan permainan cahaya di atas sana. Warna-warni terlihat di udara, mewarnai gelapnya malam itu. Suara penonton riuh rendah terdengar dari jauh. Rasanya seperti sedang menonton konser.

Mata Kyoko berbinar-binar melihat rangkaian cahaya di langit. Dia selalu suka hal-hal yang seperti ini. Semua yang serba meriah dan sparkling. Semua yang menyenangkan.

Dia melirik ke arah teman-temannya yang sama-sama ikut memperhatikan permainan kembang api di langit tersebut. Sejenak, mereka tidak mengobrol lagi dan fokus melihat keindahan campuran bubuk mesiu dan bahan-bahan lainnya yang dilontarkan dan meledak di udara. Musim panas memang identik dengan hal-hal yang menyenangkan seperti ini.

Jika di musim dingin, terutama pada saat natal, dipenuhi dengan lampu yang berkelap-kelip, musim panas pasti diisi dengan hal-hal yang sama-sama menyenangkan juga. Seperti kembang api sekarang.

Showa Kinen Park benar-benar membuat mereka membisu malam ini. Hanya ada mata mereka dan kilauan cahaya kembang api di atas sana.

“Benar-benar cantik ya, Kaede-San”
“Iya” Kyoko menjawab Hiroshi, sambil terus melihat ke atas langit.
“Beda levelnya dengan yang Ibaraki”
“Katanya yang di sungai Sumida, kembang apinya lebih cantik lagi”
“Tahun depan kita lihat yang sana kalau begitu” jawab Hiroshi.
“Boleh”

“Janji?” tanya Hiroshi.
“Yakusoku da yo…” jawab Kyoko.

“Oke, tahun depan kita lihat yang di Sungai Sumida”
“Ok”

Hiroshi menyodorkan jari kelingkingnya ke Kyoko dan Kyoko dengan senyum menyambutnya. Pinky Promise. Tahun depan, mereka berjanji akan melihat festival kembang api Sungai Sumida.

“Kalian ngapain?” tanya Marie sambil tetap menatap ke angkasa.
“Oh, kami cuma….”
“Cuma berjanji akan menikah dan hidup setia selamanya” Aina menjawabkan untuk Kyoko.
“Untung aku pakai Yukata, kalau tidak, aku tendang kamu…” kesal Kyoko.

“Tendang saja”
“Ngggh” Kyoko berusaha menendang dengan kaki berbalut Yukata, dan tentu saja gagal. Tapi aksinya itu menerbitkan tawa di antara teman-temannya. Memang, Kyoko mudah digoda, tapi tentu saja, dia tahu kalau itu cara teman-temannya untuk bercanda dan menyayangi dirinya.

Sekarang, mari biarkan mereka bertujuh menikmati permainan cahaya di atas langit.

------------------------------

tumblr10.jpg

“Teman-teman kamu lucu ya…” Hiroshi sedang mengantarkan Kyoko pulang ke rumahnya, mereka berdua berjalan perlahan, sambil menikmati malam itu. Malam musim panas di Mitaka benar-benar hangat dan nyaman. Dan mereka menikmati tiap langkah yang mereka ambil.

“Mereka memang seperti itu, suka menggangguku, apalagi kalau urusan lelaki, maaf ya” senyum Kyoko.
“Tidak apa-apa, tapi benar kata Taniguchi, melihat kalian, jadi bikin kangen suasana SMA”
“Dulu Tanabe waktu SMA seperti apa?”
“Haha, dulu waktu SMA aku terlalu sibuk di klub basket….”

“Ah, Nii-san juga suka basket kok..”
“Tapi dia lebih suka baseball kan?”
“Kok kamu tahu?”
“Iya, kami pernah mengobrol soal itu” jawab Hiroshi, mengenang kejadian waktu Kyoko mabuk dan dia serta Kyou-Kun harus menggotong Kyoko dan mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat.

“Menyenangkan sepertinya bisa ada di klub olahraga” lanjut Kyoko.
“Biasa saja sih, karena aku memang sangat menyukai basket, tapi klub sekolahku lemah, jadi paling-paling kami cuma mentok sampai kompetisi di perfektur saja” jawab Hiroshi.

“Aku bicara seperti itu memang karena aku tidak bakat olahraga, haha…. Tapi sepertinya aku juga tidak bakat masak, jadi apa ya bakatku?” tanya Kyoko yang malam itu benar-benar terlihat begitu manis dalam balutan Yukata itu.

“Kalau soal masak, sepertinya kamu bakat deh, cuma tidak pernah diasah saja dengan benar… Dan kamu berbakat sekali dalam meracik kopi, sepertinya itu ada di dalam darah keluargamu” jawab Hiroshi.
“Ah, kamu menghibur saja”
“Aku jujur kok… Tanya saja anak-anak lain di Senmon Gakkou, kalau kelas praktik minuman, siapa yang paling jadi perhatian dosen, ya Kaede-San”

“Terima kasih”
“Eh?”
“Tidak apa-apa, haha… Sudah lama saja aku tidak dipuji oleh orang lain” senyum Kyoko.

“Terima kasih juga kalau begitu” Hiroshi dan Kyoko berhenti di depan rumah Kyoko, tepat di sebelah café milih keluarga Kaede.
“Terima kasih untuk apa, Tanabe?” senyum Kyoko.

“Karena kamu bisa membuatku nyaman di Tokyo dari awal perkuliahan”
“Eh?”

“Karena kamu jadi temanku, perkuliahan terasa lebih mudah, dan aku jadi kenal keluargamu, jadi aku tidak homesick lagi….”

“Yang benar saja, Tanabe” Kyoko tersipu atas pengakuan Hiroshi, tanpa sadar, mukanya jadi lebih berseri-seri daripada biasanya.

“Dan…. Sepertinya aku ingin memberimu ucapan terimakasih”
“Ah? Apa lagi? Ini saja CD Ride On Time kamu belum aku kembalikan………”
“Ah itu bisa nanti, Sebentar….”

Hiroshi tampak malu-malu merogoh sakunya dan mengeluarkan dompetnya.

“Maaf kalau agak lecek…..” senyumnya sambil mengeluarkan selembar kertas dari dalam dompetnya.
“Apa ini?”
“Silakan lihat…”

“APA????????”

Hiroshi tersenyum melihat muka kaget Kyoko. Kyoko melongo dan bolak balik menatap ke lembaran kertas itu dan ke muka senyum Hiroshi. Jantungnya seakan berhenti dan air mata seperti akan keluar dari matanya.

“Ini…. Ini…. Pasti mahal….”
“Kan aku part-time, jadi ada uang untuk membeli itu…..”
“Tapi… Tapi…”

“Aku ingin menonton itu bersama kamu, kan kamu suka sekali, jadi pasti kita berdua akan menikmatinya kan?” tanya Hiroshi.

Kyoko mengangguk sekeras yang dia bisa. Harinya berdebar-debar seperti kembang api yang dia lihat tadi. Ingin rasanya dia memeluk Hiroshi, tapi dia cuma sanggup menggengam lengan T-shirt Hiroshi dan menekan dadanya sendiri, merasakan jantungnya yang berdetak di luar batas wajar.

“Iya, kita akan menikmatinya”

Kyoko sendiri masih tidak percaya, dan dia memastikan sekali lagi. Dia kembali membaca tulisan di kertas pipih tersebut. Kertas pipihnya tidak lecek sama sekali. Hiroshi menyimpannya dengan rapi di dompetnya, bahkan hanya ada bekas lipatan saja.

Masih dalam perasaan yang berbunga-bunga, Kyoko melihat dan membaca tulisan di kertas itu dalam hatinya.

Tatsuro Yamashita Summer Concert 200x – Shibuya Public Hall.

Pria di depannya ini, Tanabe Hiroshi, telah mengabulkan salah satu keinginannya yang paling dalam. Yakni menonton langsung Tatsuro Yamashita. Kalau boleh, dia ingin memeluk Hiroshi malam itu. Dan kalau boleh lagi, dia ingin menciumnya. Tapi, dia hanya bisa menggenggam lengan t-shirt Hiroshi, sambil bergetar kesenangan, karena mimpinya telah menjadi nyata.

==================
==================


haruko11.jpg

Aku duduk di belakang, sedangkan Okasan duduk di samping Papa. Papa lagi nyetir dengan pelannya. Papa baru saja ngejemput kami berdua di Mitaka, untuk pulang ke rumah. Dan tadi pas tahu Papa sebentar lagi datang, Tante Ai kayak ngeburu-buruin Om Zul buat pulang gitu, entah kenapa.

Yang penting, aku di jok belakang lagi berdoa supaya proyek jingle iklan yang papa sebut waktu itu tembus dan aku jadi bisa ke Jepang lagi. Seneng ngebayanginnya. Entah di sana bakal ngapain, dan ntar berangkatnya musim apa juga aku gak tau. Tapi yang penting, ke Jepang lagi.

Aku waktu kecil memang pernah ke sana. Dan ingatanku pasti udah kayak awang-awang doang. Aku cuma inget ke sana itu rame-rame, sama eyang juga, sama semuanya. Yang aku inget cuma foto Papa dan Okasan dalam baju tradisional Jepang dan aku digendong sama Papa di foto itu.

“Makan malam di mana kita?” tanya Papa ke belakang, alias ke aku.
“Terserah, aku sih apa aja suka….” jawabku sambil merhatiin jalan pulang dari Mitaka ke Radio Dalam.

“Apa mau di rumah saja, Haruko, tapi Mama belum masak hari ini” balas Okasan. “Ada sedikit saja, tapi itu untuk makan malamnya Okasan”. Curang. Okasanku manggil Eyang Okasan.... Padahal yang orang Jepang itu Mama Kyoko, bukan Eyangku.

“Bebas di mana aja, aku lagi mikirin yang lain sih” tawaku.
“Mikirin apa kamu?” tanya Papa.
“Apa coba….”
“Cowok ya?”

“Idih….”
“Ahaha, Haruko masih terlalu muda untuk itu, Aya”
“Ya malah udah umurnya kali, udah 15 dia, ABG… Siapa tau lagi suka-sukaan sama siapaaa gitu” balas Papa Aya.

“Enggak aku lagi mikirin Jepang!”

“Oh, gak sabar pengen ke sana? Sabar tapi yak, proyeknya belum goal, makanya kamu bantu Papa dong…. Ngapain kek gitu, berdoa atau apa hahaha”
“Asal deh Papa..... Tapi aku jadi bingung deh, kenapa Mama ninggalin Jepang? Gak Papa aja yang pindah ke Jepang waktu dulu?”

“Sejujurnya Papa sempet mikir gitu sih”
“Tapi kok enggak?”
“Yah, Mama kamu ini yang pengennya ikut ke Indonesia, masa Papa tolak….”

“Hehehe” tawa Okasan sambil natap Papa dengan tatapan yang bener-bener penuh cinta.
“Kan kalo tinggal di Jepang, aku bisa sekolah pake seragam mereka yang lucu-lucu itu…..” candaku.
“Bagusan sekolah di sana sih emang. Iya, kenapa ya gak aku aja yang pindah ke Jepang?” Papaku gantian natap mama dengan tatapan penuh cinta sambil nyetir.

“Sama saja, yang penting Kyoko dan Aya bersama kan?”

“Kalian kok ngobrolnya kayak aku gak ada di mobil ini sih?” aku geli mendengar mereka saling bicara mesra seperti itu.

“Hahaha, nanti kalau Haruko bertemu dengan orang yang benar-benar Haruko sayang, pasti ingin bicara seperti itu terus” balas Okasan sambil melirik ke arahku.

“Ntar juga kalo kamu yang ngomong gitu ke pacar atau suami kamu, kamu gak akan geli kok” tawa Papa, seakan-akan yang mereka lakuin tadi itu gak bikin aku kegelian sampe pengen garuk-garuk kaki.

“Gimana kalo makan di restoran Jepang? Mau apa? Sushi? Atau Japanese Barbeque?” tanya Papa. “Biar Papa sama Mama kangen Jepangnya ilang, dan kamu jadi makin pengen pergi ke Jepang…”

“Boleh juga, aku mau…. Apa ya?”
“Apa juga boleh”
“Ramen?”

“Nnnnn…..”

Kenapa muka Papa gitu?

“Ah, lupa, Aya kan jadi tidak suka ramen gara-gara kalau di Jepang selalu disodori ramen yang banyak ya?” sambung Mama.
“Ooo……”
“Kalo gitu sushi mau, Haruko?” tanya Papa.

“Boleh sih… Hehe…”
“Padahal kita sewaktu di Jepang jarang makan sushi ya Aya?” potong Okasan.

“Iya”

“Tapi pasti mengobati kangen ke Jepang”
“Yang bikin kangen Jepang itu masakan kamu tau”

Terus mendadak tangan Papa nemplok di paha Okasan. Dan Okasan malah megang tangan Papa. Okasan dan Papa terus liat-liatan seakan-akan cuman ada mereka berdua di dunia, sedangkan aku mungkin cuman ngontral doang, duh.

Woi! Yang ABG itu akuuuu!!!! Bukan kalian. Kenapa kalian mesra-mesraan di depan akuuuu………….

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 10

Haruko's Timeline:


- Haruko Aya Rahmania (15) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Kyoko Kaede (47) Sang Ibu, Istri dari Arya
- Arya / Achmad Ariadi Gunawan (47) Sang Ayah, Suami dari Kyoko

Kyoko's Timeline:

- Kyoko Kaede (18)
- Marie Taniguchi (18)
- Kana Mitsugi (18)
- Hiroshi Tanabe (18)

- Aina Yoshida (18)
- Kiyomi Asahina (18)
- Chisa Yamato (18)

Glossary :

Yukata
: Kimono tipis yang casual
.... - sama : Tuan - panggilan sopan. Untuk kasus Kyoko dipanggil sebagai Kaede-Sama, itu hanya ledekan teman-temannya saja.
Minna : Semuanya
Yakusoku : Janji
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Buset dah .
Ai Masih perang dingin sama Aya ..?
Bahkan nyampe sekarang dimana dia punya anak tiga ..?
Apa karena kasus dengan si presenter berita ..?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd