Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

OKASAN NO HATSU KOI – PART 75


------------------------------

19_big10.jpg

Sore itu, aku ada di sekitaran Nakano. Aku lagi duduk di sebuah taman yang ada diantara stasiun kereta dan Nakano Broadway.

Aku lagi nunggu Yuuya.

Dingin banget ya akhir taun di Jepang itu. Aku bahkan udah double-double pake sweater dan coat, masih aja ngerasa kedinginan. Jadi mendadak mikirin Okasan, gimana ya caranya dia adaptasi untuk tinggal di Jakarta yang kurang lebih mungkin mirip-mirip sama musim panasnya Jepang cuacanya?

Hebat, Okasan. Berarti dia kuat. Ditinggal pacar meninggal, terus yatim piatu, dan dia pindah ke Indonesia ngikut suami. Kalo gak kuat, dia mungkin dari dulu masih tinggal di Jepang, gak kayak sekarang. Dipikir-pikir Okasan juga nguasain tiga bahasa ya? Jepang, Inggris, sama Indonesia. Lucu kayaknya pas Okasan baru-baru pindah ke Indonesia, pasti aneh bahasanya, hehe.

“Haruko” mendadak ada suara yang ngebuyarin lamunanku.

“Hi” aku senyum dan berdiri sambil ngelambai ke arah Yuuya. Cowok itu pake seragam SMA. Iya, dia habis pulang sekolah. Dan dia tinggal di deket-deket sini. Berarti, Sayaka dan keluarganya juga tinggal deket sini ya? Soalnya di Jepang kan sekolahnya sistem zonasi. Kamu cuma boleh sekolah di tempat yang deket sama tempat tinggal kamu. Kecuali kalo ntar udah kuliah.

“So…. Have you eat?”

“I have” jawabku sambil senyum awkward. Ini cowok yang berusaha nyium aku, karena dia salah baca sinyal dariku. Sinyal akrab dan bersahabat dariku disangka sinyal suka dan nyaman bermesraan. Geli juga ya dipikir-pikir. Dia ngajakin aku jalan lagi, dia mau minta maaf dan ngelurusin semuanya kayaknya. Soalnya pas dia anter aku pulang, keliatan banget kalo mukanya nunjukin beribu-ribu penyesalan.

“Mmm….” Yuuya celingukan. Kayaknya emang kegiatan yang pas buat ngebalikin situasi awkward jadi biasa-biasa aja lagi itu ya ngobrol. Tapi kayaknya ini orang bingung mau ngobrol dimana. Makanya dia kayaknya nanya aku udah makan apa belum ya karena dia mau ngajakin makan sambil ngobrol, gitu kali ya? Kok aku jadi punya insting kayak gini sih, aneh.

Kita berdua masih diem awkward. Kalo diajakin ke coffee shop, aku bingung bilangnya gimana. Aku gak suka ngopi, sukanya hot chocolate doang. Terus apa dong, masa duduk-duduk di taman sambil ngobrol gak karuan? Duh.

“Let’s walk for a while” Yuuya akhirnya memecah keheningan yang aneh itu dan aku ngangguk pelan. Kita berdua mulai jalan ke arah keramaian dan kita masih celingukan. Liat-liat apa yang mungkin kita lakuin berdua. Yuuya keliatan canggung banget. Berkali-kali dia ngebenerin syal nya yang keliatan hangat itu. Aku sendiri gak suka pake syal, jadi leherku suka kedinginan di Jepang ini.

“How about there? Can we chat there? That store have some good parfait” Yuuya dengan suara datar yang sok-sok dinormalin nunjuk ke arah sebuah café yang kulit mukanya lucu menggemaskan gitu.

“Sure” jawabku pelan tanpa ngeliat ke dia. Rasanya emang cukup aneh bin gak nyaman. Tapi bukan gak nyaman karena gak enak ya, gak nyaman lebih karena rasanya kayak ada ketidak jelasan yang terjadi di udara ini. Begitulah kira-kira.

Yah, liat aja ntar gimana ngobrolnya ya? Entahlah.

------------------------------

img_0310.jpg

Aku lagi berdiri di café itu, merhatiin kandang hamster lucu yang di dalamnya ada mahluk-mahluk kecil yang menggemaskan itu. Beberapa mojok, beberapa seliweran, dan beberapa lagi dengan bodohnya kesana kemari.

Dari tadi aku dan Yuuya diem-dieman aja, dan untung ada kandang hamster ini. Aku jadi punya alasan mau liat ke kandang itu, agak-agak sedikit ngehindarin dia. Aku sebenernya gak usah ngehindarin dia sih, tapi kok rasanya ya awkward banget. Mungkin karena Jonathan bilang aku harus rada jaga jarak sama dia sih, biar gak ada sinyal yang salah baca lagi.

Dan sebentar lagi…

Tuh kan. Pas pesenanku udah dateng, mau gak mau aku harus balik ke meja tadi. Aku berlalu dari kandang hamster itu dan mulai merayap ke arah mejaku.

Parfait. Desert lucu ini ada di hadapanku, dan bentuknya besar menjulang. Dan ini aku pesen atas rekomendasi Yuuya. Katanya ini enak banget. Iya sih, keliatan enak banget. Selain enak banget, porsinya juga gede banget. Ah, bodo amat, mulai aku makan aja deh.

Emang udah gak bisa ngehindar ini dari obrolan sama Yuuya.

“Ano… Haruko…”
“Yes?” aku berusaha ramah sama dia di tengah kondisi yang awkward ini.

“I really want to say sorry…. I made a mistake” dia maksain senyum di tengah keanehan suasana sore ini.
“I understand… Don’t do something like that again, okay?” aku jawab dengan jawaban yang gak kalah aneh. Kenapa mesti ngomong gitu ya? Pelan-pelan, aku sendokin parfait lucu itu ke dalam mulutku. Yuuya berusaha untuk gak merhatiin aku makan, jadi matanya keliatan ngalor ngidul ke seisi ruangan.

“I want to explain”
“…” aku cuma ngetuk-ngetukin jariku tanpa suara ke sendok parfait, sambil berusaha natap dia dengan tatapan yang wajar nan normal.

“The truth is… I like you, I really like you, since the first we met… And the reason I do that…” that. Ini pasti ciuman yang aneh itu. “because I feel you are comfortable with me… and…. I know you will go back to Indonesia, so… I did that? I’m so stupid……” Yuuya menarik nafasnya dengan sangat tolol, dan dia kayaknya menyesal banget udah nyium aku secara spontan. Dia pasti kebawa suasana dan mikir, ah kapan lagi ketemu Haruko, keliatannya dia suka sama gue, gue cium aja sekarang. Gitu pasti isi kepalanya waktu itu.

“It’s okay….” aku ikutan narik nafas sambil berusaha tetap tenang. Untung ada parfait, jadi aku bisa menyembunyikan ke-awkward-an ini dalam bentuk makan sesuatu. “I’m sorry by the way…. I really like going out with you… But… As a friend……” nah ini garis tegasnya.

“I see..”
“So if you’re getting mixed signal from me, I think it’s just misscommunication….” aku nyengir.
“Understand”
“Wakarimashita?” tanyaku dalam bahasa Jepang asal, untuk breaking the ice.

“Ahahaha” Yuuya akhirnya ketawa. Dia senyum lagi setelah sekian lama bermuka aneh. Kita akhirnya liat-liatan dan dia udah bisa senyum malu. Lucu juga rasanya, hehe. “So… I’m thinking, maybe Haruko already have someone, right?” tanya Yuuya mendadak.

“Eh? No. No… I’m still single” aku senyum kecil aja.
“Emm.. I mean…” dia kayaknya mikir, pengen ngomong sesuatu dalam Bahasa Inggris, tapi keliatannya dia tenggelam sendiri dalam kamus bahasa di kepalanya. “Do you already have someone you like?” tanyanya dengan jelas. Oh, ini yang dia tanyain ternyata.

Dia nanya apa aku udah suka sama seseorang apa belum. Itu pertanyaannya. Sejenak aku nerawang ke arah jendela, ngeliat orang-orang yang lalu lalang di keramaian Nakano. Aku narik nafas panjang lagi. Cuma satu orang yang ada di kepalaku sekarang.

“Yes, I have” Kak Rendra. Dia yang ada di kepalaku dari kemaren, dan sekarang. Entah kalau besok, tapi kok kayaknya begitu ya?

“I see” Yuuya ngangguk, dan dia kayaknya udah ngeliat situasinya secara penuh sekarang. Aku gak suka dia, aku cuma berusaha akrab sama dia, dan aku udah punya orang yang kusuka. “Is he your friend?”

“Upperclassman… Emm… In Japanese…”
“Senpai” sambung Yuuya.
“Yes” senyumku. “He’s a good guy, he’s polite and he have a big dream of becoming an architect” senyumku sambil ngejelasin soal Kak Rendra sebisaku.

“Cool”
“Hehehe”
“Do you get along well with him?” tanya Yuuya lagi.

“Yes” iya lah, aku akrab sama Kak Rendra, walau agak-agak canggung. Tapi itu karena aku belom bisa mendeskripsikan perasaan sukaku sama dia.

“Lucky you” komentarnya. “But honestly, I still want to…. I mean… Apologize more?”
“No need…” aku nyengir. Gak enak aja, dia udah minta maaf berapa kali coba. Mana parfaitnya ini katanya dia yang mau bayarin, terus dia yang mesenin. Berasa kurang ajar aja kalo aku terus-terusan di “sogok” kayak gini, hahaha.

“But Yuuya, let’s be friend” sambungku, dengan senyum yang tulus. Dia narik nafas sesaat dan dia ngangguk.
“Okay”

“So, you’re my third Japanese friend…” Iya, yang pertama dan kedua mengacu ke Sayaka Kamiya dan Sakura Abe.

“Hehehe” dia ngejawab dengan tertawa yang keliatannya santai. Berarti mood nya dia mulai membaik dan rasa penyesalannya udah mulai ilang. Oke deh. Gak bakal ada masalah miskom lagi sama dia. Aku lantas ngulurin tanganku ke dia untuk salaman, dan dia nyambut tanganku dengan cepat.

Yep, suasana awkward udah ilang, dan resultnya adalah aku punya temen baru. Aku lagi salaman sama dia. Kita berdua sama-sama senyum, dan entah kenapa, berkat proses ini, aku jadi gak sabar pengen ketemu Kak Rendra sepulang dari Jepang.

Iya, bener-bener gak sabar.

------------------------------
------------------------------
------------------------------

Ini hari terakhirku di Jepang. Aku lagi di dalam mobil yang disetirin sama Kyou Ji-San. Papa ada di sebelahnya, di kursi penumpang, sementara aku yang kayaknya ngantuk-ngantuk gak jelas ini nyender ke Okasan. Okasanku, salah satu perempuan terkuat yang aku kenal. Hidupnya berwarna banget, dan aku lega karena kunjungan ke Jepang ini ngejawab banyak pertanyaanku soal dirinya.

Dari mulai siapa aja temen-temennya, kayak gimana lingkungannya tumbuh, dan siapa yang bertanggung jawab bikin dia jadi jago masak.

Aku bergeser sedikit dari posisiku, karena mau ngambil handphone, ngeliat notifikasi atau balasan-balasan orang di media sosial.

Ini dia yang kutunggu-tunggu. Balasan dari Kak Rendra.

“Hati-hati terbangnya, safe flight, ditunggu di Jakarta” dia ngirim pesan kayak gitu dan aku ketawa kecil dalam hati.

“Belum naik pesawat kak, ini aku masih di jalan ke Bandara”
“Iya kok, tau, kan ngingetin aja haha”

“Tapi gimana ya caranya hati-hati terbang, kan pilotnya bukan aku, aku sih naik aja, berserah diri” aku mulai sedikit-sedikit bercanda karena kebayang nyamannya kalau aku bareng sama dia kayak biasa. Kayaknya ntar ga ada momen-momen aneh lagi karena aku udah mulai jujur sama perasaanku sendiri.

“Hati-hati aja… Haha… Eh BTW masih ada beberapa hari liburan lho sebelum masuk semester dua…. Sayang juga gak diabisin di Jepang” sambungnya.

“Gapapa sih, kan aku harus pulang, lagian disini dingin banget…… Kemana-mana harus pake jaket tebel dan ini itu, aku jadi susah gerak dan rasanya emang menggigil banget… Untung aja penghangat ada di tiap ruangan, kalo enggak aku bisa jadi beku”

“Kamu jangan beku dong, kayak makanan instan aja dibekuin” candanya. Aku senyum sendiri.
“Ahahaha”

“Haruko, kenapa senyum-senyum sendiri?”
“Eh?” aku langsung natap ke arah Okasan yang kayaknya gemes ngeliatin aku.

“Sepertinya seru, chatting dengan siapa?” entah kenapa suaranya Okasan kok nadanya kayak gitu ya, ngegodain, haha.
“Engg… Enggak ini…”

“Senyum-senyum gitu pasti chatting ama cowok sih….” mendadak Papa ikutan ngomong. Aku langsung nutup layar handphoneku dan manyun seketika. Kok digodain sih, sebel.

“Tidak apa-apa Haruko… Itu kan wajar…” Okasan mencoba ngebesarin hatiku yang kayaknya bete karena urusan pribadinya dikorek-korek orang tua sendiri.
“Iya…” aku jawab sekenanya, sambil menimbang-nimbang, buka lagi gak ya handphonenya.

“Sama cowok yang waktu itu?” tanya Papa, diiringi oleh tawa kecil Okasan.
“Yang mana….” aku pura-pura sok bego.
“Yang waktu pensi, yang bareng sama kamu ke backstage…” sambung Papa.

Duer. Kena banget tuh. Aku langsung mendadak deg-degan, ngebayangin adegan di pensi kemarin itu. Itu momen-momen dimana aku mulai ngerasain kalau aku suka sama Kak Rendra, nyaman bareng dia dan pengen sama dia terus.

“Anak kita udah gede” Papa ngelirik ke arah Mama.

“Iya, Aya…. Ah, waktu berjalan cepat ya, sepertinya baru kemarin kita bertemu di Mitaka” Okasan mencoba mengenang masa lalunya sama Papa. Pasti manis banget mereka berdua. Ketemu di Jepang, dibawa pulang pula sama Papa. Bisa gitu ya, pengorbanan mereka berdua pasti manis banget, makanya mereka berdua bisa semesra itu sampe umur segini.

Nah, mumpung mereka mesra-mesraan lagi, aku buka layar handphone deh.

Deg.

Mendadak hatiku kayak berhenti. Leherku kayak mau copot dan aku bingung harus gimana. Panik. Tapi bukan panic in a negative way. Ini…

“Ntar kalo kamu udah gak capek, kita jalan yuk? Pengen ngobrol banyak sama kamu. Kayaknya banyak cerita seru dari Jepang”

Aku tau aku mau jawab apa, tapi mendadak tanganku kayak kaku. Jari-jariku kayak bingung mau ngetik apa, padahal jawabannya udah terpampang jelas di otakku.

Kak Rendra, ngajakin aku jalan.

Ini kayak… Entahlah, kayak menyenangkan banget sekaligus berasa bakal malu abis-abisan, entah karena apa malunya. Aneh banget. Absurd banget perasaan ini. Dan jari-jariku kayak menari di udara. Aku narik nafas panjang sebelum aku nulis jawaban itu.

“Ntar kalo kamu udah gak capek, kita jalan yuk? Pengen ngobrol banyak sama kamu. Kayaknya banyak cerita seru dari Jepang”

“Boleh Kak, sekalian aku ngasih oleh-olehnya langsung ya? Emang mau ngajakin kemana?” gak lupa aku kasih emoticon smiley biar keliatan casual. Dan aku senyum-senyum sendiri ngeliat dua chat terakhir itu. Ajakan Kak Rendra dan jawabanku.

Sekarang, rasanya hatiku berbunga-bunga banget. Aku belum terbang naik pesawat, tapi rasanya kayak udah terbang. Seneng rasanya bakal disambut sama Kak Rendra di Jakarta. Dan oleh karena itu, aku gak sabar untuk pengen cepet-cepet sampai ke Indonesia.

Kayaknya aku bakal banyak-banyak tidur pas penerbangan nanti, karena sekarang, Haruko udah gak sabar pengen ketemu Kak Rendra, dan ini adalah official first date kita berdua.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 75

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Arya / Achmad Ariadi Gunawan (48) Sang Ayah, Suami dari Kyoko
- Kyoko Kaede (48) Sang Ibu, Istri dari Arya

- Kyoushiro Kaede / Kyou-Ji San (52) Kakak laki-laki Kyoko

- Yuuya (18) teman sekolahnya Sayaka Kamiya, anak dari Marie Taniguchi

Glossary :

Wakarimashita : Mengerti
Senpai : Senior
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Trimakasih abdetannya ...tapi...kok berasa dikit ya hahahha
 
Haruko harus belajar banyak sama tante ai/anggia kalo masalah pacaran hahaha....

Thanks update nya om
 
Thx updatenya om

Ke depannya sudah gak ada kisah Kyoko lagi dong, berarti sudah akan membahas Haruko dan lika-liku percintaannya. Kyoko akan lebih banyak berperan setelah menyadari Haruko telah dewasa... :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd