Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Mengundang segenap relawan geser
untuk segera menempati posisi dan
melaksanakan tugas yg sdh digariskan
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 74
(my mom's first love)
------------------------------

japane10.jpg

Ibaraki, suatu siang hari di musim gugur. Seseorang perempuan yang berumur 25 tahun sedang berdiri di depan sebuah nisan.

Perempuan itu sedang membakar dupa, dan di depan nisan itu ada satu buket bunga kecil. Setelah selesai membakar dupa, perempuan itu lantas mendekat, meletakkan dupa di tempatnya dan mulai mengobrol dengan nisan yang ada ukiran dengan nama keluarga Tanabe itu.

“Kabar Hiroshi pasti baik-baik saja ya? Aku datang kesini bersama Ojisan… Dia sudah bakar dupa dan berdoa tadi, dan dia membiarkanku untuk bicara dengan kamu” Kyoko menyapa almarhum Hiroshi lewat ucapannya.

“Banyak yang terjadi setahun ini, Hiroshi” dua tahun sudah lewat. Umur Kyoko sekarang 25 tahun. Dia sedang menatap nisan itu dengan senyum manisnya yang khas dan beraura innocent itu. “Nii-San menjodohkanku dengan teman barunya, musisi juga. Kami sudah beberapa kali pergi bareng, tapi orangnya narsis sekali, beda sekali dengan kamu” tawa Kyoko.

“Aku selalu ingat kata ayah ibumu, dan kata Mi-Chan juga. Suatu saat aku akan menemukan orang baru, dan kalau orang itu sayang kepadaku, pasti Hiroshi akan senang sekali, betul kan? Kamu tidak marah kan?” bisik Kyoko ke nisan itu.

Setelah dua tahun berselang, mendung di hati Kyoko tentu sudah pergi. Dia menatap hari-harinya dengan cerah, namun untuk urusan lelaki, dia memang sangat berhati-hati. Atau dengan kata lainnya, kalau ada ketidak cocokan di hatinya, dia akan merasa tidak perlu untuk kembali melanjutkan ke hubungan yang selanjutnya. Dan sejauh ini, belum ada lelaki yang berkesan untuk Kyoko.

“Mi-Chan bulan depan akan menikah, dia pasti sudah cerita ya ke kamu?” Kyoko melanjutkan dialognya dengan nisan almarhum Hiroshi. “Lalu… Nii-San sudah punya pacar, tapi tampaknya berantem terus dengan pacarnya… Pacarnya vokalis Jazz, masih muda…. Umurnya bahkan lebih muda dari aku sekarang….. Eh, bicara soal umur, lucu juga ya, umur kamu berhenti di 23 tahun, sedangkan aku sekarang sudah 25… Kamu lebih muda daripada aku sekarang” senyum Kyoko.

Luka di hati Kyoko sudah sembuh lewat proses yang tak mudah. Butuh berbulan-bulan lamanya lewat beberapa banyak sesi tangisan dan sesi bicara ke orang-orang terdekatnya. Dan akhirnya, Kyoko kembali sehat secara mental dan dia kembali melanjutkan hidupnya sebagai Kyoko Kaede. Kyoko Kaede yang baru, yakni Kyoko Kaede yang sudah disentuh oleh Hiroshi.

“Lalu, minggu lalu Okasan masuk rumah sakit, kata dokter jantungnya melemah, masalah umur sih ini… Aku sudah bilang ke dia kalau harusnya dia banyak istirahat, dan anak-anaknya lah yang repot untuk menjalankan café, tapi dia sepertinya tidak mendengar” lanjut Kyoko sambil menatap ke arah jalan di dalam areal pemakaman itu. Dari kejauhan, terlihat seorang paruh baya, dengan kepala botak dan jenggot panjang yang memakai kemeja bunga-bunga dan jeans belel.

Ryuunosuke Tanabe, ayahnya Hiroshi Tanabe.

“Kyoko-Chan, sudah selesai?” tanya Ryuunosuke Tanabe ke Kyoko.
“Sebentar lagi Ojisan”
“Baiklah, aku menunggu di gerbang pemakaman”
“Baik…”

Ryuunosuke Tanabe menjauh dan Kyoko kembali berbincang dengan nisan Hiroshi.

“Ah, apa lagi ya, aku kok sampai lupa… Oh iya, Kana… Sekarang dia sudah membuka beberapa cabang usaha bakerynya di beberapa area di Tokyo, hebat ya…. Dan bulan depan, dia juga akan menikah, dengan Abe-Sensei…. Keren sekali bukan? Lalu, Marie dan Kamiya-San sudah tinggal bersama sekarang di apartemen Marie… Mereka entah kapan akan menikah, yang pasti, mereka tampak nyaman tinggal bersama…..”

Kyoko terdiam, dan menarik nafasnya.

“Rasanya lega, bisa bicara dengan kamu setahun sekali….. Aku sudah terlalu banyak bicara dan terlalu banyak update soal aku dan teman-teman…. Tahun depan aku akan kembali lagi ya, di waktu yang sama….” Kyoko berusaha menutup pembicaraan monolognya. “Jya, mata rainen…. Bye-Bye Hiroshi” Kyoko mengusap-ngusap nisan Hiroshi, seakan-akan mengulang kebiasaan Hiroshi mengusap-ngusap kepala Kyoko tiap kali Kyoko merajuk kepadanya dulu.

Kyoko tersenyum, membungkuk sekali lagi ke arah nisan itu, dan mulai berjalan ke arah gerbang pemakaman untuk menemui ayahnya Hiroshi yang mengantarkannya kesini.

Kyoko sekarang lebih kalem, lebih dewasa. Banyak fitur-fitur Hiroshi yang menular pada dirinya. Penyabar, keibuan, dan tentunya, dia jadi sangat pintar sekali memasak. Gerakan Kyoko pun menjadi lebih anggun dan lebih terukur, persis seperti Hiroshi dulu, pada saat dia sedang bersama dengan Kyoko. Gerakan Hiroshi telah banyak sekali mempengaruhi Kyoko. Bagaimana tidak, mereka pacaran selama empat tahun tanpa putus.

Dan kejadian wafatnya Hiroshi, walaupun sempat memukul Kyoko habis-habisan, sekarang malah bermakna banyak untuk Kyoko. Kyoko menjadi makin dewasa dan makin lebih banyak bersyukur dalam menjalani hidup. Dan sekarang, dia lebih memilih untuk mendengarkan kata hatinya dibandingkan dengan ego-nya.

“Ojisan, sudah selesai” Kyoko menegur Ryuunosuke Tanabe yang sedang melamun.

“Ah? Baiklah” Mereka berdua jalan ke arah mobil mungil milik keluarga Tanabe itu, dan Ryuunosuke-Sensei langsung menyalakan mobilnya setelah ia masuk ke dalam. Dia lantas membakar rokoknya dan menghisapnya dalam-dalam.

“Ojisan, seat belt nya…” Kyoko menegur Ryuunosuke Tanabe yang menyetir tanpa menggunakan seat belt.

“Sesak”
“Makanya jangan merokok terus”

“Haha, istriku saja tidak pernah melarang, memangnya kamu istri mudaku?” tawa kecil celebrity chef itu dengan candaannya yang khas.

“Ojisan selalu, saja.. Bercanda seperti itu”
“Biarlah, itu khas ku… Ngomong-ngomong, kenapa rambutmu jadi begitu sih?” tanyanya.

“Aku menemani Marie ke salon, dan aku tidak ada kerjaan, lagipula, apa salahnya mewarnai rambut jadi pirang?” tanya Kyoko, bingung kenapa ayah sang almarhum mempertanyakan rambutnya yang sekarang berwarna pirang.

“Tidak cocok, seperti ibu-ibu”
“Hahaha” tawa Kyoko sambil menutup mulutnya dengan tangannya.

Ryuunosuke Tanabe hanya tersenyum kecil, dan dia menyetir dengan pelan menuju rumahnya. Disana, Junko Tanabe sudah menyiapkan makan siang untuk seluruh anggota keluarga, ditambah dengan Kyoko sebagai tamu. Sekarang, kehidupan tanpa Hiroshi sudah berjalan dengan normal dan wajar. Hiroshi memang tidak akan dilupakan, karena warisannya pada lingkungannya begitu banyak.

“Kyoko-Chan”
“Ya, Ojisan?”

“Menurutku, nanti kalau sudah saatnya tiba, dan kamu punya pasangan baru, sepertinya kamu harus mengikhlaskan untuk tidak datang lagi ke makam Hiroshi” sang ayah memberi nasihat.

“Kenapa?” Kyoko mengernyitkan dahinya, sambil menatap aneh ke arah Ryuunosuke Tanabe.

“Karena pasti itu yang Hiroshi inginkan sekarang. Dia pasti ingin kamu maju. Kamu bisa move on, suatu hari, tidak pernah datang kesini lagi, tapi juga tidak lantas kamu melupakan dia kan?”

“Hmm….” Kyoko masih menatap ayah sang almarhum pacar dengan aneh.

“Begini deh, katakan suatu hari kamu punya suami, dan kalian saling mencintai…..”
“Iya, lalu?”
“Eh, kamu benar kan suatu saat ingin punya pasangan yang cocok?”
“Tentu iya, Ojisan, siapa yang tidak” senyum Kyoko.

“Nah, bayangkan perasaan pasangan kamu, saat dia tahu kamu setiap setahun sekali harus mengunjungi makam Hiroshi, pasti kesal kan?”

“Ano… Aku pasti akan cerita soal Hiroshi ke dia”

“Ya…. Tidak semua orang bisa menerima itu sih, mungkin mereka tidak akan marah, tapi mereka pasti akan bingung dan menganggap mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anakku, padahal kenyataannya, di masa depan kan kita tidak akan tahu akan seperti apa situasinya, betul tidak?”

“Betul sih….” Kyoko menerawang, ke arah jalanan. Dia membayangkan kehidupannya di masa depan yang masih abstrak dan belum terkonsep itu.

“Nanti, ada saatnya kamu bertemu dengan orang yang kamu anggap cocok dengan kamu di saat itu, sampai masa depan nanti, pasti itu….” lanjut Ryuunosuke Tanabe.

“Aku berharap itu terjadi sih….”
“Harus terjadi…”
“Iya”

“Karena, pasti itu yang diinginkan oleh Hiroshi… Dia pasti ingin kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik dari dirinya, aku jamin, itu pasti yang diinginkan anakku” Ryuunosuke Tanabe tersenyum lebar, sambl menatap ke arah Kyoko.

“Aku mengerti, tapi pikiranku masih menolaknya, biarkan aku mencernanya dulu ya, Ojisan” senyum Kyoko.

“Iya, butuh waktu dan butuh banyak berpikir soal ini… Tapi biarlah itu semua terjadi dengan natural, oke? Ketika nanti ada lelaki yang kamu anggap cocok, dan dari pertama ketemu, kamu sudah merasakan deg-degan, berarti itu mungkin lelaki yang pantas menggantikan anakku” balas sang Ojisan.

“iya, wakarimashita…”

“Ngomong-ngomong, sepi juga kalau tidak ada lagu, coba setel ini, sepertinya liriknya cocok dengan kamu…” Ryuu-Sensei mengambil sebuah kaset dari kompartemen di kursi supir. Dia memberikannya ke Kyoko.

“Takeuchi Mariya?” Kyoko mengeluarkan kaset itu dari sampulnya dan memasukkannya ke dalam tape deck.
“Iya, dengan Tats Yamashita sebagai backing vokalnya”
“Bagaimana tadi? Liriknya cocok dengan aku?”

“Dengarkanlah dulu, resapi, karena liriknya menurutku sangat menarik… Untuk orang seperti Kyoko-Chan sekarang”

“Coba…”


Baby, baby, don't look so sad
There's gonna be a better tomorrow


Omoi tobira no mukō wa itsu demo aozora sa
Dibalik pintu yang berat, selalu ada langit yang biru

kinō to onaji ichi nichi ga kure te
Hari yang seperti kemarin telah berakhir
kanojo wa fukai tameiki totomoni nemuru
Kamu tertidur dengan mengeluh
ōse nakatta yakusoku mata hitotsu fue ta dake
Karena mengakhirinya dengan janji yang tak terpenuhi lagi
soredemo ashita o yumemiru
Bahkan kau harus bermimpi untuk esok

Baby baby, close your eyes
Go back into your endless dream


mezameru koro wa tokkuni egao ga modotteru
Senyum akan kembali ke wajahmu sebelum kau terbangun

ii koto dake o shinjiteru uchi ni
Jika kamu percaya hanya kepada hal yang baik
subete o yuruseru jibun ni aeru itsuka
Kau akan menemukan dirimu bisa memaafkan apapun
annani aishi ta hito mo aishi te kure ta hito mo
Yang terlalu kau cintai dan terlalu mencintai kamu
furimuke ba tada no maboroshi
Sekarang, itu semua hanya ilusi

Baby baby, don't think you're lonely
Don't give up lovin' somebody new


kurikaesareru wakare ni okubyō ni nara nai de
Jangan terpengaruh oleh banyaknya perpisahan

Ah, sabishii nante
Jangan pernah merasa sendiri
Ah, kanjiru hima mo nai kurai
Dengan cara selalu mencintai orang lain

hatase nakatta yakusoku mata hitotsu fue ta dake
Berakhir dengan janji yang tak terpenuhi lagi
soredemo ashita o yumemiru
Bahkan kau harus bermimpi untuk esok

Baby, Baby, don't look so sad
There's gonna be a better tomorrow


omoi tobira no mukō wa itsu demo aozora sa
Dibalik pintu yang berat, selalu ada langit yang biru

Baby baby, close your eyes
Go back into your endless dream


hateshinai yume no tsuzuki misase te ageru kara
Kan kubiarkan kau bermimpi tanpa akhir

Just believe someday you'll find your hard time's gone
Try not to look back on your yesterday
So keep on dreaming of tomorrow
Don't you think you're lonely
Don't give up on loving
Somebody's waiting just for you


Just believe someday you'll find your hard time's gone
Try not to look back on your yesterday
So keep on dreaming of tomorrow
Don't you look so sad, girl
There will be a fine thing
Everything will be all right


Just believe someday you'll find your hard time's gone
Try not to look back on your yesterday
So keep on dreaming of tomorrow
Baby, close your brown eyes
Go back to your dreaming
You can see the blue sky spread


Kyoko tersenyum sendiri mendengar lagu itu. Secara tak langsung, lagu itu terdengar seperti bisikan dari Hiroshi agar dirinya maju terus. Dan itu yang pasti Hiroshi inginkan bukan? Sudah empat tahun dia mengisi hari-hari Kyoko tanpa henti, mungkin nanti saatnya bagi Kyoko untuk mengisi hari-hari orang lain yang membutuhkannya.

Kyoko menatap ke langit Ibaraki, dan dia memang banyak kenangan di tempat ini, walaupun hanya beberapa kali datang.

Tapi dia tahu, pernah ada orang yang mengisi hidupnya datang dari sini. Orang yang membuatnya jadi lebih baik dan mempersiapkannya menjadi seseorang yang seperti sekarang.

Namanya Hiroshi Tanabe.

Masanya telah lewat, sekarang masa baru Kyoko akan dimulai.

==================
==================


haruko10.jpg

“Hi Haruko, can we meet again? I want to apologize properly”

Apologize properly? Gimana maksudnya sih? Aku guling-guling di kasur di kamar Okasan di Mitaka ini. Hari masih pagi banget, dan aku tahu ini hari biasa, bukan hari libur, orang-orang pada ngantor dan sekolah. Tapi di pagi di yang harusnya jam sekolah ini, ada pesan sosmed dari Yuuya.

untitl10.jpg

Seperti yang udah aku sebutin tadi, itu yang dia bilang. Dia ngajakin ketemuan lagi. Dia pasti masih ngerasa gak enak soal insiden itu. Insiden hampir cium dan berakhir tonjokan itu.

Tonjokan yang gak sakit dan bikin tengsin itu. Entah aku harus bilang apa ke dia. Dan aku bingung musti nanya siapa. Apa nanya Okasan? atau Papa? Ntar heboh lagi. Males ah. Apa nanya ke Tania? Jangan ah, dia pasti gak netral. Kalo nanya Shirley?

Wah, jangan. Kalo sama Shirley bisa bahaya, ntar dia jadi banyak ide aneh aneh. Sebenernya yang enak buat ngobrolin kayak ginian itu Tante Ai dan Tante Anggia. Tapi kalo Tante Ai, gak enak kayaknya nanya kalo gak pas langsung ketemu. Dan kalo Tante Anggia…. Aku gak sedeket itu sama dia.

Eh, ngomong-ngomong Tante Anggia, kenapa gak aku nanya Jonathan aja ya? Seenggaknya dia udah pernah ngasih advice yang keren waktu jaman ditembak sama Reyhan. Lagian kan Jonathan pasti lagi liburan juga. Kan anak Indonesia.

Coba deh.

“Yuhuu, Jonathan?” aku cobain fitur baru dari app yang baru aja kuupdate. Aku bisa ngobrol, tanpa harus ngetik, dengan cara ngomong langsung setelah mencet salah satu tombol di hape. Gak perlu mic, dan gak perlu headset, rasanya kayak lagi ngobrol orang di sebelah kita.

“Hei… Kaget” suara Jonathan terdengar ngantuk. Kayaknya dia baru bangun.
“Di Jakarta udah jam 10 pagi ini, kok suara lo masih begitu”

Ya, ini kayak telponan, cuman bedanya kita gak usah nempelin mulut ama telinga ke alat apapun. Keren kan?

“Masih guling-guling di tempat tidur”
“Sama dong”
“Najis samaan” kesal Jonathan. “Apaan lo kok ngehubungin gue pagi-pagi gini?”
“Kagak, ngetes updatean baru dari line…..”
“Iseng, gue tidur lagi ya?”

“Eh jangan dulu!” aku berguling sambil meluk bantal yang tadi kupake tidur.
“Pa’an”

“Jadi… Gini…. Gue di Jepang…”
“Di Jepang ada apa…..” suara Jonathan yang males mendadak menggema di kepalaku.
“Dengerin dulu…”
“Iya-iya”

“Gue kenalan sama cowok di Jepang…. Dia, katakanlah dia temennya anaknya temennya nyokap”
“Apa coba ulangin?”
“Jadi nyokap gue punya temen, dia punya anak… Terus… Sama anaknya temennya nyokap ini, gue diajak ke acara kenalan gitu, apa lah mixer party ya namanya? Terus gue kenalan sama cowok ini”

“Oh gitu, yang jelas dong ngejelasinnya…”
“Udah jelas kali…” kesalku sambil manyun. Tapi percuma, Jonathan gak bisa liat aku manyun.
“Terus apa? Cakep?”
“Mayan”
“Kayak siapa?”
“Kayak orang Jepang, tau orang Jepang kayak apa kan?” jawabku seadanya.

“Jawaban paling tolol yang pernah gue denger dari mulutnya Haruko……..” suara Jonathan kedengeran males banget. Dan aku cuma bisa nguap.

“Yah, intinya, gue diajak jalan sama dia, terus miskom gitu……. Dia kayaknya suka sama gue, tapi gue gak suka sama dia…..”

“Klasik, terus?”
“Dia ngajakin jalan lagi”
“Tapi udah lo tolak apa gimana?”
“Itu… Cowoknya pernah gue tonjok….”

“HAH? TONJOK?” suara Jonathan kedengeran begitu kaget. Kayaknya dia mendadak full alert sekarang.
“Iya itu….”
“Iya itu gimana?”

“Jadi… Kayaknya dia baca sinyal yang salah dari tingkah laku gue, jadi… Pas ada kesempatan dan momennya pas, gue malah….. Di… anu, apaan… Di sosor gitu……….” aku ngejelasin dengan super duper males.

“AHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA”

“Jangan ketawa dong”

“HAHHAHAHAHAHAHAHHHHHHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAA”

“Jonathannn”

“HAHHAHAHAHAHAHAHA BANGSAT LUCU BANGET!!!!”

“Jonathan….”

“BANGSAT WAHAHAHA APA INI HAHAHAHAHAHAHA….. Lebih nendang daripada kopi rasanya WAKAKAKAKAKA”

“Udah ah, bye”
“WAIT WAIT WAIT WAIT WAIT…..” dia motong aku mendadak.
“Huh” aku kesel banget, sialan.

“Oke, lanjut… Lanjut deh…”
“Apanya yang lanjut?”
“Ceritanya…”

“Iya itu… Abis ditonjok kayaknya dia sadar kalo dia miskom, terus…. Dia minta maaf banget daaan…. Baru aja tadi dia ngajakin gue jalan lagi”
“Atas dasar apa ngajakin jalannya?”
“Atas dasar apa?” aku bingung sama pertanyaan Jonathan tadi.

“Dasarnya dia ngajak jalan apa, Haruko…..”
“Maksudnya?”
“Cowok kalo udah digituin, terus ngajak jalan lagi, pasti alasannya kuat, dan dia sebutin pas dia ngajak jalan, apa coba?”

“Ah… Iya, dia bilang, dia mau minta maaf dengan proper……” jawabku.
“Terdengar seperti orang minta kesempatan kedua”
“Ah?”

“Bukan itu, maksudnya mungkin aja dia pengen ada kesempatan kedua untuk minta maaf, atau seenggaknya ngebayar ngedate gagal yang tonjok-tonjokan itu…..” sambung Jonathan panjang. “Jadi… Ya pasti abis ini lo nanya ke gue, mendingan lo gimana, kalo gue bilang, ya jabanin aja, tapi kalo elo sih gue udah tau ya, ujungnya kemana.. Ya jaga jarak. Biarin dia minta maaf. Kalo arahnya beda lagi, ya perlakuin aja dia kayak si cowok lebay yang namanya Reyhan itu” suara Jonathan kedengeran kayak lagi ngenyekin Reyhan padahal dia belom pernah ketemu.

“Iya” jawabku pelan.
“Aturan gue tanya Shirley deh soal kasus ini”

“JANGAN!!!”

“Udah, telat, bye Haruko!”

Dan mendadak sambungan suaranya putus. Ah pusing, mesti gimana lagi sih aku? Duh mudah-mudahan ntar si Yuuya gak jadi salah baca sinyal lagi… Amin….. Duh….

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
CAST PART 74

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Jonathan Andika Akbar (16) anak pertama dari Rendy dan Anggia

Kyoko's Timeline:


438be411.jpg


- Kyoko Kaede (25)
- Ryuunosuke Tanabe (56) Ayahnya Hiroshi Tanabe

Glossary :

Wakarimashita : Mengerti / Paham
Okasan : Ibu
Ojisan : Paman / Om
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Walaaaahhhh belum sempat bantu geser udah keduluan apdet. Tengkiuh pisan suhu RB, trimalah tabik & sungkem ane :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd