Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Wah nunggu kamis depan ya bro...?
Jadi segel Kyoko paid by Taka ya...
Ngak nyaman banget pas mabok gitu, kayak kejadian si Nica deh...
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 4
(my mom's first love)

------------------------------

85791310.jpg

“Ayo kita cari tahu di dalam”

Tanduk setan seperti muncul di kepala Taka. Dia sudah tidak sabar lagi sepertinya. Dan tatapannya ke Kyoko seakan-akan ingin melahap Kyoko bulat-bulat. Kyoko tidak bisa melawan. Badannya tidak dapat dikoordinasikan dengan baik dan rasanya begitu panas.

Musim semi malam itu terasa sangat panas. Setidaknya badan Kyoko merasa tidak nyaman, dan Taka tampak buru-buru ingin menggiring Kyoko ke dalam love hotel.

“Oiii! Omae!” mendadak terdengar teriakan marah dari belakang.
“Nani?”

Mendadak ada tendangan keras ke arah pantat Taka. Dia kaget dan terjatuh. Kyoko juga terjatuh.

“Kamu apakan adikku?”
“Eh?” Taka kaget, melihat seorang pria yang berbadan pendek tapi tegap tampak marah. Kepala botaknya tampak bersinar malam itu. Matanya memancarkan aura amarah. Tangannya mengepal dan dia mengenggam hardcase bass-nya. “Ano… Tidak, dia mabuk…. Jadi…”

“Mabuk jadi mau kamu bawa ke sini?!” Kyou-Kun menunjuk ke arah love hotel. Beberapa pejalan kaki tampak menghentikan kegiatan mereka dan melihat ke arah keributan kecil yang terjadi itu.

“Tidak… Maaf aku cuma…”

“KUSO KURAEEE!!!!!”

------------------------------
------------------------------
------------------------------

untitl10.jpg

“Ngg?” Kyoko bangun di atas kasurnya. Dia terbangun dan melihat kakaknya sedang tertidur dengan posisi duduk bersandar di dinding. Di samping Kyoko ada nampan yang berisi teh panas dan bubur nasi.

“Nii-san?” Kyoko bangkit secara tiba-tiba dan mendadak dunianya goyang.
“Eh?” Kakaknya membuka matanya dan menarik napas lega.

“Semalam….” Kyoko mencoba me-recall lagi ingatannya malam itu. Dia mengingatnya sedikit demi sedikit. Dia masih ingat, ketika dia kehilangan kontrol atas badannya, lalu orang-orang pulang satu persatu, lalu Taka menuntunnya berjalan ke sebuah love hotel. Kemudian dia ingat, ketika dia jatuh. Dan ketika jatuh itu, dia masih mengingat adegan selanjutnya.

Adegan Kyou-Kun menghantamkan hardcase bass nya ke kepala Taka. Setelah itu, Kyoko tidak ingat apa-apa lagi.

“Kamu harus ganti…” bisik kakaknya tanpa membuka matanya.
“Ganti apa?”
“Tas Bass-ku rusak dan biaya taksi dari Shimokitazawa ke Mitaka” Muka kakaknya terlihat kesal.

“Ah… Ano… Aku…”

“Untung aku papasan dengan kamu…. Tadinya aku pikir kamu lagi mesra-mesraan sama laki-laki…”
“Itu… Aku…”

“Tapi ternyata mau diajak ke love hotel….. Dari gaya jalan kamu juga aneh, kayak orang mabuk… Ternyata memang…. Aduh….” Kyou-Kun menggelengkan kepalanya.

“Nii-sannnn…. Terimakasih….. Aku salahhhhhhhhhh” Kyoko mendadak membuat posisi bersujud ke arah kakaknya.
“Terserah lah…” Kyou-Kun menarik napas panjang.
“Kalau belum pengalaman sama cowok, jangan berani-berani mabuk di depan laki-laki asing…….”
“Iya aku salah maaf………”

“Minta maaf sama Okasan sana di bawah…. Tapi makan dulu sarapan kamu…….” lanjut kakaknya. “Harusnya kamu bisa jaga diri, kamu sudah dewasa…. Kalau sudah terjadi, kamu gak bisa apa-apa lagi semalem…” Kyou-Kun bangkit dari duduknya.

“Nii-san… Mau ke mana?”
“Tidur. Susah tidur kalau habis mukul orang semalam. Untung orangnya kabur. Coba melawan… Bisa mati aku” Kyou-Kun lalu membuka pintu kamar Kyoko dan keluar.

Kyoko bangkit dari sujudnya dan memeriksa badannya. Bajunya masih baju yang semalam. Posisinya masih benar semua. Syukurlah, aman-aman saja. Dia perlahan merayap ke arah cermin dan melihat make upnya agak amburadul akibat kejadian semalam. Jantungnya mendadak berdebar keras dan dia ketakutan. Dia takut, kalau semalam Kyou-Kun tidak iseng mengikutinya saat berpapasan, akan jadi apa dia ketika bangun tidur.

Dia belum pernah melakukannya, jadi pasti Taka akan merenggut keperawanannya. Dan dia baru saja mengenal lelaki itu. Mendadak bulu kuduknya berdiri. Seharusnya dia tidak sebegitu nyamannya dengan orang baru. Apalagi ternyata Taka ada niat jahat seperti itu.

Mengerikan. Lelaki memang mengerikan. Untung saja dia belum sempat diapa-apain. Mendadak ada perasaan mual di perut Kyoko, membayangkan apa yang terjadi jika dia tidak diselamatkan kakaknya sendiri. Alkohol. Kepala Kyoko masih berputar karenanya. Dia benar-benar menyesali kejadian tadi.

Mendadak muncul pemikiran di kepala Kyoko. Cowok Meiji, yang katanya sekolah keren, ternyata kayak gitu. Sudah, aku tidak mau diajak-ajak lagi ke Mixer Party atau semacamnya yang ada alkoholnya.

Ngeri.

------------------------------

ad10.jpg

“Otosan bakal bilang apa, kalo tau kamu kayak gitu semalem” kesal sang ibu.
“Okasan maaffff……….” Kyoko membungkuk sedalam-dalamnya di depan ibunya.

“Kamu anak perempuan, kalau sudah tahu bakal ada orang gak benar, jaga jarak…. Okasan gak suka larang-larang kamu ke sana ke mari, tapi kamu harus bisa jaga diri dong!”

“Iya…..”

“Untung kakak kamu ada di area yang sama…… Hufff…” Miyoshi Kaede menarik napas panjang sambil menatap ke anaknya yang masih berpakaian seperti semalam.

“Maaf Okasan…. Maaf sekali… Kyoko janji akan jaga diri….. Tidak akan terulang….”
“Mandi sana, ganti baju”
“Okasan….”
“Hukumannya, kamu sebulan ini tidak boleh keluar rumah di waktu weekend…”
“Okasan..”

“Dan setiap weekend bantu di café…. Tanpa bayaran…”
“Baik Okasan…..”
“Dan jaga jarak sama laki-laki…. Kamu tidak banyak kenal dengan laki-laki jadi kamu tidak tahu mana yang jahat mana yang baik……. Jangan buru-buru punya pacar… Hati-hati”

“Iya Okasan…..”
“Sudah, mandi sana…”
“Hai… Wakarimashita….”

“Selesai mandi cari apron, lalu ke café… Mulai sekarang kamu selama sebulan, weekend kamu tidak boleh ke mana-mana, bantu di café” ulang mama-nya Kyoko.

“Baik Okasan….”

------------------------------
------------------------------
------------------------------

2036_f10.jpg

“Maaf Kyokoooo… Maaf…..” Marie membungkukkan badannya di depan muka Kyoko.
“Untung aku tidak ikut” potong Kana yang sedang membereskan catatannya di meja family restaurant tersebut.

“Hhh….” Kyoko menghela nafas dan dia memasang muka kesal.
“Nanti kalau ada Mixer Party lagi aku selektif ya mengundang cowoknya….” lanjut Marie.
“Aku kapok”

“Eh, jangan… Taka itu memang begitu katanya, suka menjebak perempuan…. Aku belum kenal sih, jadi….”
“Nah itu bahayanya Mixer Party, kalau ketemu dengan orang yang gak benar…. Apa sih susahnya kenalan dengan lelaki dari lingkungan sendiri?” Kana dengan sinis menatap Marie yang dari tadi merajuk minta maaf ke Kyoko.

“Kan bosan, Kana….”
“Sudah kubilang berapa kali, panggil aku Mitsugi…. Kita belum akrab” balas Kana Mitsugi ke Marie Taniguchi dengan ketus.

“Ah kamu kaku sekali”
“Aku tidak kaku. Aku serius… Kamu yang terlalu banyak bermain-main…. Kita kuliah cuma dua tahun dan padat, masih saja sempat-sempatnya mikir untuk ikutan dan bikin-bikin Mixer Party”

“Sudah… Pokoknya jangan lagi, ya Marie…. Ini usia dewasa, sudah pada minum alkohol, jadi lebih bahaya… Lagipula, hukumanku adalah kerja tanpa dibayar di café orang tuaku…… Harusnya cukup ringan, bisa saja lebih berat dari itu, seperti tidak boleh pulang malam atau uang jajan diputus….” kesal Kyoko.

“Baik! Kalau begitu, sekarang kita cari lelaki di lingkungan kita saja! Bagaimana?”
“Sepertinya kamu terlalu fokus bermain-main…. “
“Kan tadi Kana yang bilang kalau cari cowok, di lingkungan sendiri?”
“Sudah kubilang, panggil aku Mitsugi!!”

“Ah, terlalu kaku, kita sudah cukup lama kenal lho……”

“Dan itu artinya bakal banyak ujian datang… Tapi yang ada di pikiran kamu cuma bagaimana caranya mendapatkan pacar untuk liburan musim panas” Kana memicingkan matanya ke arah Marie. Yang ditatap hanya melempar senyum sok lucu lalu kembali makan.

“Soal ujian….. Aku kesulitan sekali di praktik masak…. Padahal ini baru dasar, awal-awalnya lancar, karena banyak yang basic, tapi makin ke sini makin sulit…..” Kyoko membenamkan mukanya di tangannya, membayangkan hancurnya masakan yang harus dia buat untuk ujian.

“Dan itu baru yang dasar, belum semester depan ada praktik untuk menu continental, asia, dan Jepang” sambung Kana yang masih asyik merapikan catatan.

“Kenapa kamu malah menakut-nakuti Kyoko-Chan sih?” potong Marie.
“Aku cuma memberitahu, itu kan kenyataan!”

“Ah, aku kan maunya ambil jurusan cafetaria, kenapa harus praktik masak juga sih” Kyoko menggelengkan kepalanya sambil membayangkan dosen penguji muntah-muntah sehabis memakan masakan karyanya. Ya, karya di kelas praktik dasar. Dasar-dasar memasak.

“Susah ya Kyoko…”
“Paling aku bisa bikin telur rebus saja atau memasak makanan instan” Kyoko merengut, membayangkan sulitnya memasak.
“Kan kamu bisa latihan, masih ada waktu kan?”
“Iya tapi….”
“Di rumah kamu kan ada dapur, Kaede…. Apalagi orang tuamu usaha café….” lanjut Kana.

Bukannya membayangkan dirinya sedang berlatih memasak di dapur rumahnya, dia malah membayangkan kakaknya menertawai hasil masakannya dan ibunya yang geleng-geleng kepala sambil memaksa tetap makan sebagai bentuk penghormatan atas usaha putri bungsunya yang gagal.

“Aku… Ya kan rumahku agak jauh, jadi kalau sudah pulang kuliah, latihan memasak tentu akan sangat capek…” Kyoko beralasan.
“Omotesando ke Mitaka itu cuma setengah jam….. Bahkan di depan kampus kita ada halte bis yang langsung ke stasiun….. Kamu banyak alasan…”

“Kana kalau gitu bantu Kyoko dong, ajari dia…” sambung Marie, memikirkan soal kesulitan Kyoko memasak.
“Terus aku kapan belajarnya?”
“Kamu bicara seperti itu seakan-akan, kita ini kuliah fisika atau kimia….” kesal Marie ke Kana.
“Kenapa tidak di tempatmu saja?”
“Di apartemen sewaanku?”

“Iya”

“Dapurnya kecil, cuma bisa buat memanaskan air!”

“Berarti kamu memang tidak benar-benar ingin membantu Kaede, Taniguchi…..” lanjutnya dengan nada penuh kekesalan.

“Minta bantuan ke Hiro-Tan saja…” Marie memberi ide.
“Hiro-Tan?”
“Kan dia anak chef?”
“Sejak kapan dia dipanggil Hiro-Tan?” bingung Kyoko.

“Kan kependekan dari Tanabe Hiroshi?”
“Eee…….” Kyoko menepuk jidatnya dan Kana hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

“Cobalah minta tolong saja ke dia” senyum Marie. “Lagipula, dia pernah membantumu kan? Pasti dia akan senang hati mau membantu kamu lagi”
“Ah, merepotkan dia saja…..” jawab Kyoko.

“Kan belum ditanya?”
“Tapi pasti mengganggu dia………”
“Iya, mengganggu, belajarlah sendiri” sambung Kana.

“Bisa tidak sih Kana sedikit lebih santai”
“Dan bisa tidak, Taniguchi sedikit lebih serius dan berhenti memanggilku seperti itu?” kesal Kana.

Marie hanya menjulurkan lidahnya sambil melotot ke arah Kana.

“Mengesalkan….”
“Tunggu sampai kamu datang ke Chiba, semua orang seperti aku”
“Makin mengesalkan……”

“Jadi, tunggu apa lagi, nanti ketika kembali ke kampus, carilah Hiro-Tan dan langsung minta tolong ya!” senyum Marie.

“Err…..”

------------------------------

ph_0510.jpg

Hiroshi sedang melihat ke arah handphonenya. Sepertinya dia sedang membaca pesan atau entah apa. Mukanya terlihat serius. Dia sedang duduk di common room yang berada di gedung kampus itu. Dari situ, kita bisa melihat ke arah restoran dan café yang dikelola oleh Senmon Gakkou tersebut. Biasanya mahasiswa tahun kedua akan praktik di sana.

Yang mengambil jurusan restaurant juga akan digilir, kapan dia jadi chef, kapan dia jadi sous chef, kapan jadi conscierge, kapan jadi waiter, dan kapan jadi tukang cuci piring saja. Mereka juga bisa berkarya dengan mengisi slot di area pastrynya.

Untuk yang mengambil jurusan cafetaria, bisa bekerja sebagai barista, bartender, dan atau semacamnya.

Selama praktik, mereka akan diawasi oleh dosen yang bertindak sebagai manajer restoran. Dan para siswa ini akan berhadapan langsung dengan para pembeli.

Karena sifatnya yang menjadi lahan praktek untuk Senmon Gakkou tersebut, menu nya pasti selalu berubah-ubah, sesuai dengan kreativitas mahasiswa yang sedang bertugas sebagai chef-nya.

Setelah selesai bermain dengan handphone flipnya, dia menatap ke arah tempat praktik yang dibuka untuk pelanggan umum itu dan dia sepertinya sedang menyusun strategi untuk survive di sana, walau dia baru akan berkarya di sana setahun lagi.

“Hai… Tanabe…” Mendadak dia dikagetkan oleh suara lembut dari belakangnya. Dan dia menengok, serta merta Kyoko muncul di hadapannya dengan senyumnya.
“Eh, Kaede-San” Hiroshi balas tersenyum pada Kyoko.

“Sedang apa?
“Sedang memperhatikan mereka” Hiroshi jujur. Dia sedang memperhatikan para mahasiswa tahun kedua yang sedang praktik.

“Tahun depan kita akan praktik di sana ya” senyum Kyoko.

“Haha, iya, aku sedang membayangkan menu apa yang akan coba aku presentasikan kalau aku dapat giliran jadi chef-nya”

“Apa misalnya?”

“Haha, karena ayahku buka restoran prancis, yang terbayang di kepalaku hanya hidangan-hidangan prancis, budgetnya cukup gak ya sekolah ini untuk beli bahan-bahan yang aneh dan import, hahaha” canda Hiroshi.

“Coba saja tahun depan ajukan, kalau diizinkan boleh juga sepertinya” timpal Kyoko.
“Haha, kan dibatasi dari awal…… Tapi aku sedang memutar otak” bisik Hiroshi.
“Padahal pelajarannya baru tahun depan” balas Kyoko.

“Soalnya aku tidak sabar memasak… Sebenarnya aku bosan dengan pelajaran yang ada di dalam kelas….”
“Kamu ingin terjun terus ke dapur ya?”
“Iya….”
“Enaknya yang bisa masak” Kyoko tersenyum kecil ke arah Hiroshi.

“Ya, aku sudah dengar dari Taniguchi kok”
“Eh??”

“Hahahahaha…….”

“Kamu dengar kapan???? Aku baru saja makan siang tadi dengan dia, masa kamu sudah tahu lagi kalau aku nyari kamu untuk minta diajari masak???” Kyoko tampak bingung.
“Nah ini” Hiroshi memperlihatkan email dari Marie di flip phone nya.

“Hiro-Tan!! Kyoko-chan butuh bantuan untuk ujian masak bulan depan!!!! Kamu harus bantu dia, kan kita sesama anak rantau!!! (walau Chiba dekat dengan Tokyo dan Ibaraki tidak, haha). Dan bilang ke Kyoko!!! Jangan lupa Love Love”

Kyoko memicingkan matanya dan mukanya terlihat bodoh.

“Marie sepertinya butuh dikasih tahu supaya tidak asal bicara”
“Hahahaha” tawa Hiroshi.

“Tapi.. Ya memang itulah kenapa aku mencari kamu sekarang, Tanabe…..” Kyoko akhirnya mengaku, motif utamanya mencari Hiroshi Tanabe.

“Nah, kebetulan, aku memang sengaja mencari apartemen yang dapurnya bagus, untuk disewa, bagaimana kalau kapan-kapan, ketika jam kuliah kita berdua kosong, atau sebelum pulang ke rumah, kamu bisa mampir untuk belajar” senyum Hiroshi.

Mendadak senyum di muka Kyoko hilang dan tampangnya berubah jadi datar. Mendadak dia mengingat pengalamannya dengan Taka, yang menjebaknya untuk bisa tidur dengannya.

“Eh? Mukamu kenapa?” bingung Hiroshi.
“Tidak…..”
“Eh, serius kenapa, apa aku salah bicara?”

“Tidak, tidak apa-apa…..” tapi dalam hati Kyoko, dia mencium bau busuk. Sialan juga ini cowok, mentang-mentang aku mau belajar masak, lalu diundang ke apartemennya. Dia tinggal sendiri. Pasti nanti ada apa-apa lagi. Pasti nanti aku dijebak lagi, entah dipaksa apa atau dicekokin lagi. Muka Kyoko terlihat sangat serius dan seram detik itu.

“Jadi, soal belajar masaknya…”
“Ah, sudah… Lupakan, maaf sudah nanya-nanya dan merepotkan” balas Kyoko.
“Eh?”

“Aku permisi dulu, Mata ne….” lanjut Kyoko sambil berlalu, meninggalkan Hiroshi yang melongo aneh tak karuan, karena Kyoko yang tadinya antusias mendadak seperti ilfil dan meninggalkan dirinya begitu saja.

Sial, pikir Kyoko. Hampir saja aku terjebak lagi. Aku harus ingat kata Okasan. Jaga jarak dengan laki-laki. Walaupun sudah kenal dengan Hiroshi di awal-awal perkuliahan, aku harus tetap waspada dengan dia.

Bisa saja orang yang melecehkan dirimu adalah lingkaran terdekatmu.

Kamu harus waspada. Dan Kyoko harus waspada pada laki-laki.

==================
==================


haruko11.jpg

“Mama kok pinter banget masak sih?” aku dan Okasan lagi nonton TV berdua. Ini hari libur, tapi Papa gak ada di rumah. Dia manggung di luar kota. Jadi ini waktunya aku dan Okasan untuk bonding, apalagi aku adalah anak satu-satunya.

“Biasa saja kok masakan Mama, Haruko” jawab Okasan dengan santainya. Pertanyaan itu muncul karena kami berdua sedang menonton sebuah drama Jepang dari layanan streaming di TV. Judul dramanya Mondai no Aru Restaurant. Yang main Yoko Maki, waktu masih muda. Kata orang-orang, dia mirip sama Okasan.

Haha, lucu amat, mirip dari mananya sih. Udah jelas cantikan Okasan. Cantik banget sampe-sampe temen-temen sekolahku yang cowok kadang suka kepo.

“Tapi bener deh Ma…. Aku jadi penasaran, mama belajar masak di mana sih, kalo gak salah kan mama dulu masuk sekolah kejuruan ya setelah lulus SMA di Jepang? Apa belajar di sana?” tanyaku.
“Mama kan ambil jurusan cafetaria, bukan restoran di Senmon Gakkou-nya, Haruko…”

“Tapi kan ada pelajaran masak kan harusnya?”
“Ada, beberapa saja… Satu di semester pertama, dan tiga di semester kedua…. Setelah itu, mama tidak sentuh dapur lagi ketika sekolah” senyum Okasan dengan santainya.

Mendadak telepon berbunyi. Okasan mengangkat handphonenya, dan dia pasang loudspeaker. Sepertinya dari Papa.

“Hai Aya” Okasan menyapa Papa. “Kyoko setel loudspeaker ya, biar Haruko dengar”
“Oh iya…. Mau ngabarin ini, udah sampai Bali, habis landing….. Bentar lagi mau jalan ke hotel…”

“Kyoko!!! Arya ngemodusin cewek di sini, padahal baru landing!!!!” terdengar suara dan candaan khas Om Stefan di background.
“Lo bisa diem gak sih Fan” Papa menegur Om Stefan, lucu amat.
“Gak bisa”
“Diem, gue mau ngobrol sama bini dan anak gue…..”

“Ahaha, Stefannya suruh diam dulu coba” senyum Okasan.
“Gue gak bisa diem!!”
“Diem lo!” teriak Papa yang tampaknya terganggu dengan kejahilan Om Stefan.
“Gak bisa!!! Arya kontol memek kontol memek kont…..”

Mendadak Okasan mematikan handphonenya dan langsung menatapku dengan tatapan yang aneh. Lalu dia menarik napas panjang dan kondisi ekspresinya kembali ke normal. Maaf ya Okasan, Om Stefan kan… Ya tau sendiri lah.

“Jadi sampai mana tadi?”
“Kita kelewat pas sebelum adegan si Yoko Makinya nemuin temennya yang ngasingin diri itu Ma….”
“Bukan Haruko, soal masak ya?”

“Iya haha…. Aku penasaran diajarin siapa, kok bisa Mama jago banget bikin masakan Indonesia”
“Kalau masakan Indonesia belajar sendiri, Haruko..”
“Mama jenius amat di dapur ya hahahaha” tawaku.
“Biasa saja, Haruko” senyum Okasan.

“Jadi, kalo belajar sendiri masak makanan Indonesia….. Mama dulu waktu masih muda belajar masaknya sama siapa??? Apa sama almarhum nenekku yang dari Mama?” tanyaku penasaran.

“Bukan, Haruko”
“Atau ketika sekolah?”
“Haha, bisa dibilang begitu…..”

“Hebat ya dosen-dosennya?”
“Mama tidak belajar di kelas memasaknya….”
“Wah, di rumah?”
“Bisa dibilang begitu, karena kan waktu kelas praktik memasak, instruktur hanya akan contohkan sekali di depan lalu kita suruh eksplorasi sendiri……” jelas Okasan tanpa cela.

“Ooo….” aku mengangguk. “Jangan-jangan mama diajarin sama temen dulu ya?”

“Oh? Haha… Iya, teman. Teman yang baik” air muka Okasan berubah mendadak. Dia ngasih senyum tipis dan sepertinya mendadak kepalanya tidak ada di sini.
“Hmm…. Temen yang baik… Sahabat atau pacar, Ma” godaku.

“Intinya dia adalah teman yang baik, Haruko…. Jadi sekarang mama bisa masak hehehehe”
“Hmm…”

Sumpah, jawabannya malah bikin aku makin penasaran dan gregetan. Siapa orang yang ngajarin Okasan masak? Hebat sekali orang itu, karena, menurutku masakan terlezat di dunia ini cuma bikinan Kyoko Kaede, ibundaku tercinta.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
CAST PART 4

Haruko's Timeline:

- Haruko Aya Rahmania (15) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Kyoko Kaede (47), Sang ibu, istri dari Arya
- Arya / Achmad Ariadi Gunawan (47), Sang ayah, suami dari Kyoko
- Stefan / Stefanus Giri Darmawan (47) vokalis Hantaman.

Kyoko's Timeline:

- Kyoko Kaede (18)
- Marie Taniguchi (18)
- Kana Mitsugi (18)
- Hiroshi Tanabe (18)
- Kyou-Kun / Kyoshiro Kaede (22)
- Miyoshi Kaede (48)

Glossary :

Omae : Kamu (kasar)
Kuso Kurae : Makan Tai
Wakarimashita : Mengerti / Paham
Mata Ne : Sampai Nanti
Onisan / Nii-San : Kakak laki-laki
Okasan : Ibu
Otosan : Ayah
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Terakhir diubah:
Thx updatenya hu
Untung Kyou kun datang di saat yang tepat, tapi Hiroshi kok bakal dijauhin sama Kyoko hu? Jadi paranoid keknya si Kyoko ya?
 
Kalo si Taka si kuso kurae sama kyoukun, knapa pas Arya pdkt ma Kyoko malah kyoukun kaya nyodorin banget sih? Long story short di MDT bener2 bakal dibikin long nih dimari:mantap:
 
Bimabet
Kopi sudah, rokok sudah...
Hmmm tinggal duduk santai menikmati karya suhu sambil nyruput kopi dan ngebulin asap rokok




Tetap semangat
Sehat dan lancar RLnya hu....
Biar updatenya lancar hehehe...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd