Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Nyanyian Tengah Malam (Kisah Parmi)

Mantep bgt ceritanya. Gak tahan bener. Ceritanya bagus. Alurnya jg bikin naik naik naik terus. Mantap!!!
 
Ceritanya bikin aku coli 3X suhu.
Top banget deh. Updatenya jangan lama ya suhu.
 
setelah ane cari ternyata dah dijadiin satu ma momod. Thanks Mod.. ntar klo online pake lepi ane lanjutin lagi. Maklum hidup dipinggiran..
:beer:
 
Up Date
BUKU 4 : Nyanyian Tengah Malam (Kisah Parmi)
Monggo dinikmati

"Enak gak mas masakan Parmi" Tanya Parmi ketika kami makan. "Enaklah mi, sesuai seleraku. Lha wong kita berasal dari kampung yang sama." Jawabku sambil menikmati sayur gori dengan tempe dan tahu bacem. Sebenarnya Parmi juga goreng ayam, tp aku memang penggemar tahu bacem.
"Mas Anton hari ini mau pulang?" tanya Parmi sambil menikmati makan siang buatannya
"Rencananya sih" jawabku singkat.
"Hmmmmm.. pulang besok aja mas. Kita jalan-jalan, nanti sore kita nengok salonku. Baru berdiri 5 bulan sih. Biar mas juga sekalian hafal jalan semarang." Kata Parmi. Akupun sebenarnya juga ndak ingin pulang cepat, aku benar-benar ingin bersama Parmi sepuasnya saat ini.
"Kita lihat nantilah mi. Aku pengin segera ngurus ini ke kampus sih. Biar cepet ujian skripsi dan lulus kuliah" jawabku yang aku sendiri nggak yakin mau pulang cepet sebenarnya. Dan Parmipun tersenyum padaku sambil kemudian melanjutkan menikmati makanannya. "Mas aku memang ndak kuliah. Tapi aku juga ngerti lhi mas kalo besok itu hari libur. Kan aku sekarang punya karyawan, dan mereka juga minta libur besok." Jawab Parmi mengingatkanku.
"oh iyo, mi.. besok kan tanggal merah, trus besoknya lagi hari sabtu. Hihihi.."
"Ya udah mas.. nginep sini lama juga ndak apa2. Pulang hari minggu aja."
"Walah, aku bilang ke bapakku paling Cuma dua hari kog di semarang."
"Ehh.. mas juga bilang klo nginep tempat aku?" tanya Parmi lagi
"Yo ndak mi. Aku bilange waktu pamit nginep tempat temen kuliah kog." Jawabku "Dan aku Cuma dikasih sangu sama bapakku 50 ribu. Hahaha... "
"Lah udah besar kog masih minta sangu mas.. hihihi. Kata permi sambil ketawa.
"Yo maklum mi. Aku kan tukang ojek, sepi lagi sekarang, rebutan sama karjo, darno dan banyak lagi tukang ojek sekarang.. Nah itu tadi masalahku mi klo aku nginep sini nanti uang untuk makannya ndak cukup sampai hari minggu." Celotehku kemudian
"Halah mas.. walau Cuma begini aku masih kuat ngingoni njenengan mass.. ndak usah kuatir soal itu. Pokoke pulang minggu ya... mas. Aku pengin seneng-seneng sama sampeyan.." Pinta Parmi kemudian. Aku rasa Parmi sekarang menjadi lebih pemberani, apa karena pergaulan dia disemarang atau karena dia memang dasarnya pemberani. Dulu waktu masih SMA dia memang agak beda dengan perempuan lainnya yang sok malu-malu, dan Parmi ini tidak pernah begitu, setiap orang disapanya dan selalu berani membalas sapaan orang dengan senyum manisnya.
Mendengar pertanyaan Parmi itu aku cuma menaikkan dahiku, tapi kemudian mengangguk. "ya udah mi.. akupun juga seneng kog sama kamu disini." Jawabku kemudian
"hihihi.. makasih ya mas. Eh mas, tapi nanti kalau ketemu teman-temanku disini jangan heran kalau mereka memanggilku Silvia, atai via. Habis Pak toni selalu memanggilku begitu. Sekarang itu seperti jadi namaku disini" Kata parmi menjelaskan.
"iya mbak silvia.." kataku sambil tersenyum agak mengejek. Dan Parmi pun memoncongkan bibirnya kemudian berkata "Kalau mas tau ada loh orang kampung kita yang pekerjaannya sama seperti aku di semarang"
"Siapa mi?" tanyaku menyelidik
"Mbak Suminah sama Sri lestari itu"
"Oooo.. kalau mbak Suminah aku tau, kan dia udah lama begitu. Belum lama ini kan dia digerebek dikampung karena bawa laki-laki nginep. Aku juga ikut nggrebek sih, tapi akhirnya kami malah mau dipukuli ama lelaki itu. Karena ternyata dia itu tentara dari semarang sini. Tapi kalau Sri Lestari aku ndak tau gimana ceritanya?" Tanyaku kemudian
"Hihihi.. jadi mas dipukuli."
"nggak jadi sih, kami malah minta maaf, trus dia telpon temennya dari koramil matesih, sebelum temennya yang koramil itu datang aku pergi duluan, pak RT sama Pak budi lah yang kemudian ngurusi disitu. Katanya trus mereka malah di ajak hepi-hepi mabuk di tempat mas ndaru." Aku menjelaskan kejadian yang sangat aku gak sukai di kampungku.
"Aku juga nggak suka kog mas sama tentara dan polisi, apalagi disalonku itu, sering kali polisi datang. Padahal salonku itu salon biasa, bukan salon ples-ples. Tapi karena anak buahku juga bisa di booking keluar mereka menganggap kalau salonku ini salon ples-ples. Jadilah tiap bulan kami urunan ngasih polisi yang datang." Celoteh parmi
Nah soal Mbak Sri Lestari itu aku tau nggak sengaja. Waktu itu aku kan gak sengaja ngeliat dia di Johar, nah merasa kenal aku ikutilah biar tau tempatnya, sengaja aku gak nyapa. Nah ternyata dia pulangnya kog ke SK. Dari situlah aku tau ternyata Mbak Sri Lestari itu kerja disana, dan mbak Suminah juga disana. Mereka ganti nama mas kalau mbak Suminah itu pake nama Ami trus Mbak Sri Lestari itu pake nama Tata." Terang permi padaku.
"Ooo.. gitu ceritanya" aku mengangguk-anggukkan kepalaku sambil memasukkan nasi sendok terakhir ke mulutku.
"Nah gantian dia pernah ngeliat aku masuk hotel Srikandi sama Pak Antoni, dan Mbak Sri lestarilah yang menyebarkan info dikampung kalau aku jadi wanita panggilan itu." Jelas Parmi kepadaku.
"Mmmm.. gitu toh ceritanya. Trus kalian pernah ketemu dan ngobrol sama mereka habis itu.?" Tanyaku kemudian
"Ya pernah, aku di telpon bapakku kan dimarahi habis-habisan. Ya aku bilang aja ke bapakku kalau aku itu kerja di dealer mobil bagian pemasaran, jadi aku kadang menemui calon pembeli gitu." Kata Parmi. "Trus aku minta bapak njelaskan siapa yang ngasih tau soal itu, bapak bilang mbak sri lestari itu. Trus bapakku kan kesemarang waktu itu sampai ketemu Pak Toni segala, nah pak Toni menjelaskan lah pekerjaanku sebagai SPG yang bagian memasarkan mobil. Bapak juga datang ke kontrakannku yg lama. Dari situlah bapakku percaya sama aku. Dan aku minta nomor telponnya Mbak Sri, dapat trus kita ketemuan."
Aku mengangguk-angguk dengar cerita Parmi ini
"Trus kita ngobrol. Aku bilang ke dia. Kalau aku tau sebenarnya dia itu tinggal dimana dan pekerjaannya apa, dia pun kaget. Trus malah ngancam aku segala. Dengan cara premanlah mas kuselesaikan. Pak Toni kan udah kuceritain soal itu. Kubiarkan aja diam ngancam aku. Dia ngak tau di SK udah ada anak buah pak Toni. Maminya yang pertama kali di damprat. Di telponnya Mbak Sum sama Mbak Tari untuk cepat pulang. Padahal mbak tari masih di kontrakanku. sambil maki-maki aku dia pulang. Sampai tempat mangkal dia di SK baru tau rasa lah dia dihajar sendiri dia sama maminya sambil ditungguin anak buah pak Toni. Mbak sum begitu juga."
"Kejam kamu ternyata mi.." kataku sambil tersenyum dengan cerita Parmi.
"Gimana lagi mas.. lha wong diajak ngomong baik-baik bukannya minta maaf malah ngancam aku segala. Sekarang dia gak berani lagi. Udahlah mas.. ngapain ngomong begitu. Nanti aja kalau ada waktu kita temui mereka, tapi ingat yo mas, kalau mau main sama mereka pakai kondom biar aman. Ntar nulari aku." Kata parmi kemudian.
"Ah.. kamu ada-ada saja mi.., aku lebih suka sama kamu kog mi." Sebenarnya mau juga aku Suminah atau mbak Amy ini. Dia ini sebenarnya sebaya sama aku, sekolahnya waktu SD bareng sama aku, orangnya memang putih dan cantik, badannya montok, dan ketika dia udah merantau ke semarang kalau pulang sealu pakai pakaian seksi. Nah kalau melihat dia sampai rumah aku terus onani sambil membayangkan ngentot dia. Sekolahnya Cuma sampai SD karena orang tuanya memang nggakmau nyekolahin dia. Pernah jadi pacarnya Eko, dan eko pernah cerita padaku pernah ngentot dia, dan yang ngambil perawan Suminah memang Eko ini. Eko ini memang orangnya ngganteng dan putih. Orang tuanya juga agak kaya, sehingga dia jadi orang yang paling sering ganti pacar dikampung.
Kalau Sri Lestari ini memang tidak seputih Suminah, namun badannya seksi, payudaranya cukup besar membusung nggak imbang sama tubuhnya yang mungil. Pantatnya juga besar bulat. kalau artis ini seperti Jupe. Kadang Sri Lestari ini juga jadi bahan coli aku dirumah, apalagi kalau terbayang dadanya yang membusung itu.
"Ya udah yuk mas ke Salon" ajak Parmi kemudian, lalu kami berangkat dengan motor Parmi menuju daerah Semarang atas jalan rinjani,di dekat situ ada perumahan elit. Sampai di salon kami turun dan kami liat salonnya lumayan rame. Salon itu berada di sebuah rumah kecil bukan sebuah ruko di belakang sebuah hotel mewah.
"Monggo mas" Aku disapa sama seorang perempuan cantik yang berpakaian blazer warna hitam kontras dengan kulitnya yang putih.
"Mbak Via ibu yang kemarin mau rebonding gak mau kalau sama kami. Maunya sama Mbak via sendiri. Besok katanya mau balik kesini." Kata salah satu karyawan salon situ.
"Lah, gimana aku mau libur sampai minggu. Klo ada no mor telpon dia kasih tau dia, suruh rebonding hari senin aja. Oh ya kenalin ini temanku dari kampung namanya mas Anton.
Kami pun berkenalan, yang pakai blazer hitam namanya Maya sementara yang pakai celana Jeans namanya Yuni. Dua orang karyawan Parmi ini cantik dan seksi juga, nggak kalah sama Parmi. Dan menurut Parmi mereka juga menjalani profesi lain seperti Parmi dan masuk kategori high class. Namun mereka juga pekerja salon yang profesional, buktinya mereka berdua sedang menggarap dua orang perempuan yang satu facial dan satunya lagi scrub di kamar. Di depan pun papan namanya mencantumkan khusus wanita. Apa ini hanya kedok? Bukan salon ini memang salon beneran. Aku lihat Ada sertifikat Jonny Andrean yang di pegang maya, sementara Parmi sendiri memegang sertifikat Gusnaldy. Para lelaki sebenarnya dilarang masuk kesini, kecuali orang-orang khusus yang mendapat ijin dari 3 orang ini saja yang bisa masuk dan mendapat perawatan dari mereka. Perawatannya pun bukan yang plus-plus, hanya sekedar massage, Scrub, Facial. Selebihnya tidak bisa dilayani di salon. Disalon itu ada dua kamar yang digunakan untuk massage dan perawatan khusus lainnya. Waktu itu sudah hampir jam 3 sore, ada seorang perempuan masuk lagi melakukan perawatan namun karena masih antri dia pergi lagi.
Aku sedang ngobrol asyik sama maya ketika tiba-tiba Parmi memanggilku, diajaknya aku ke kamar yang belakang. Kamar ini cukup mewah, kata Parmi yang tidur disini biasanya Maya kadang Yuni pun kalau nginap sini juga tidur disini karena kamar ini cukup luas dan tempat tidurnya pun juga luas. Kamar mandi didalam ada bathup, shower lengkap seperti kamar tidur hotel. Juga di pasang AC sehingga kamar itupun sejuk. Kamar Parmi di kontrakannya pun masih alah mewah karena kamar parmi nggak ada Bathupnya dan masih kalah luas.
"Sini mas aku scrub biar ilang semua dakinya, ntar di facial juga yaahhh.. biar makin kinclong wajahnya." Kata parmi
"Scrab itu apaan sih mi?"
"Diluluri terus nanti kugosok kupijit biar dakinya ilang. Udah copot bajunya mas" berkata begitu sambil menyiapkan peralatannya. Akupun kemudian mencopot bajuku, menyisakan celana panjangku lalu rebah di ranjang. "Mas dicopot semua, itu celananya" tiba-tiba Parmi bergerak mencopot kancing celanaku dan melorotkan celanaku. "CD mas udah bau itu, masih dipakai juga" lalu CDku juga dilepasnya. "ini CD nanti untuk aku aja ya mas.. " Kata Parmi sambil tersenyum terus memasukkan dalam tasnya. Akupun telanjang bulat sekarang
"Lho.. aku nanti trus pakai apa mi?" tanyaku
"Gak usah pakai aja... hahaha Kata Parmi. "Atau nanti biar dibelikan sama Maya. Dah tengkurap mas"
Setelah tengkurap. Dipijitnya kakiku, terasa pijitannya kurang keras, apalagi dibagian telapak kaki. Aku kalau dikampung biasa dipijit lik Tukino merasa kalau pijitan Parmi Cuma seperti ngelus-elus aja.
"kurang keras ya mas?" tanya Parmi
"Iya" jawabku
"Aku memang gak biasa mijit mas, aku biasa mendandani aja. Disini yang biasa melayani pijit Maya, sama satu orang free lance, tapi hari ini gak masuk." Kata Parmi menerangkan. "Bentar ya mas" Kudengar Parmi keluar kamar dan menutup pintu. Aku masih tengkurap, dingin juga punggungku, gak biasa kena AC. Kudengar pintu di buka lagi, kukira Parmi yang masuk, ternyata Maya. Kaget karena keadaanku telanjang bulat gini, Spontan kuraih selimut. Dan dibelakangnya ternyata Parmi menyusul.
"May.. tolong nanti sekalian tolong di lulur ya biar wangi.." Kata Parmi begitu masuk. "Mas Anton.. ni biar enak biar Maya yg pijat ma lulurin mas aja ya. Habis itu ntar ku facial mas. Gak usah malu gitu mas.. Maya dah biasa liat laki-laki telanjang..tapi jangan di apa-apain ya may "katanya sambil tersenyum.
Aku masih bengong liat mereka berdua.
"Dah mas balik tengkurap lagi" kata Maya. Begitu aku tengkurap disibaknya selimut itu dan sehingga hawa dingin AC di kamar itu kembali menerpa punggungku. Dengan handuk kecil ditutupinya bokongku. Lalu Maya mulai memijit bagian telapak kakiku. "Telepaknya kog kasar gini mas?" Tanya Maya.
"Iya.. maklum aku pekerja kasar" Jawabku. Sambil dipijit Maya mengajakku ngobrol tentang berbagai hal, Maya ini ternyata orang Tasikmalaya. Yang mempekerjakan dia di salon ini juga Pak Toni untuk mbantu Parmi, Jadi mereka berdualah yang mengelola Salon ini. Maya sendiri sebenarnya adalah simpanan Pak Toni namun kemudian juga dilepas, kemudian bersama Parmi mendirikan salon ini. Pijatan Maya merembet ke bagian Paha dan Bokongku, kadang jarinya yang lentik menyentuh bagian kantung zakarku, sontak penisku menegang dan sentuhkan di situ semakin sering ketika kakiku agak dikangkangkan memijat bagian pangkal pahaku. Rasanya enak dipijit bagian situ, dan Maya juga mengelus-elus kantung zakarku dari belakang.
Setelah itu Maya naik mengangkangi bokongku, Rok Span dinaikkan ke atas sehingga bagian pinggir bokongku bisa merasakan mulusnya paha Maya. Ingin rasanya tanganku ini sekedar menyentuh dan mengusap paha mulus itu. Aku pun Cuma bisa merasakan karena posisiku masih tengkurap. Aku membayangkan kalau Maya pasti menaikkan roknya tinggi-tinggi agar bisa mengangkangiku. pijatannya pindah ke punggungku, pijatan Maya ini lumayan lebih kuat dari Parmi. Lama dipijatnya bagian punggungku sampai ke leherku rasanya nyaman sekali hingga mataku berasa ngantuk.
"Balik badan mas" Kata Maya. Lalu disuruhnya aku terlentang, kini aku benar-benar telanjang bulat didepannya dengan penis yang sudah agak membesar. Dengan sebuah handuk kecil Maya menutupi bagian pinggulku sehingga penisku tertutp handuk itu. Pijatannya mulai lagi kini ke bagian atas dulu ke dadaku. Mataku yang terbuka bisa langsung melihat bagaimana proses maya memijatku, kini dia memijatku dari pinggir ranjang. Diraihnya tangan kananku dan lalu di usapkannya dengan semacam lotion terus dipijitnya sampai ke ujung jariku. Ketika pindah ke tangan kiriku dia pindah ke kiriku dengan melangkahi tubuhku lalu duduk bersetimpuh di kiriku. Dengan demikian rok span nya tersingkap, disitu dengan mudah aku melihat mulusnya paha Maya. Penisku bergerak-gerak mulai menegang, kuharap Maya tidak melihatnya. Paha Maya benar-benar mulus, tak beda dengan punya Parmi, cuma punya Maya kelihatan agak besar dikit. Karena posisi duduk maya bersetimpuh begitu aku hanya bisa menikmati setengah dari paha mulusnya.
Pijatannya lalu bergeser ke kakiku, bagian bawah kaki dan betis Cuma di sentuh sebentar masing-masing. Terus bergeser ke pahaku. Ketika mulai menyentuh bagian paha itulah penisku menegang, aku tak bisa menghindar, pasti Maya melihatnya. Pijatannya malah semakin ke atas, aku benar-benar tak tahan, karena sepertinya Maya sengaja memijat sambil sedikir menyentuh kemaluanku itu. Apalagi paha Maya kadang menyentuh pahaku, aku semakin merinding menikmati itu. Ditengah aku menikmati pijatan itu tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah Parmi yang dengan santainya memasukkan sesuatu di lemari yang ada dikamar itu. Aku pun kaget, tapi karena Parmi cuek akupun kemudian juga Cuek. Lalu Parmipun mendekatiku.
"Kepalanya udah dipijat May?" tanya Parmi
"Belum mbak, nanti mbak aja yang memijat setelah facial" Jawab Maya.
"Aku facial sekarang yang mas" kata Parmi kemudian mengambil perlengkapan facial. Maya kemudian meninggalkan ruangan itu dan kini gantian Parmi melanjutkan pijatannya. "Kog tegang sih mas kontolnya, tadi diapain ma Maya?" tanya Parmi melihat tonjolan yang tertutup handuk itu.
"Gak diapa-apain kog mi, aku terangsang aja waktu di pijat ma Maya. Habis tadi pijatnya dekat daerah itu sih.
Aku diam aja ketika Parmi mulai mengerjaiku, awalnya mau facial aku tapi malah melanjutkan pijatan Maya tadi, memijat pahaku. Namun sekarang pijatan Parmi hanya berkisar di sekitar selangkanganku. Selangkanganku di urutnya tepat di samping buah zakarku. Bagian bawah buah zakarku juga di urut-urut, lalu memutar dipangkal kelaminku. Pangkal penisku di urut-urutnya, dan penisku benar-benar telah menegang. Setelah memijat bagian pangkalnya lalu di semprotnya batang penisku dengan semacam lotion, lalu dengan pelan tangan Parmi aka Silvia mulai mengocok pelan batang penisku bagian bawah. Tangan Parmi yang lembut ditambah dengan lotion yang disemprotkan ke Penisku membuat kocokannya sangat nikmat kurasa sampai pantatku ikut bergoyang-goyang menikmati kocokan Parmi. Kadang kocokannya cuma sedikit dibagian leher penisku, bagian paling sensitif di penisku sehingga aku semakin tak tahan.
"Jangan banyak gerak mas... Susah ni.." Perintah Parmi padaku.
"Aku gak betah dikocok gitu mi.." kataku.
"Lama pun ini keluarnya mas. Udah lebih 10 menit belum keluar.." jawab Parmi, padahal aku gak tahan akan kocokan Parmi ini, namun belum juga keluar spermaku.
"Aku coba isap aja Mas, sapa tau cepat keluar." Kata Parmi kemudian,
"Iya.. Sayyy..oahh.." jawabku sambil merintih menikmati kocokan Parmi.
Lalu Parmi mengambil tisu basah, di lap nya penisku, kantung zakarku bahkan sampai duburku sampai bersih.
"Yuk kubantu di atas ya.." Kata Parmi lalu mulai mencium bibirku dengan lembut. Dan sesaat kemudian dia turun lagu, ku rasa bagian kantung zakarku dijilati dan dikulum-kulum oleh Parmi.. bahkan kadang jilatannya sampai ke lobang duburku menimbulkan sensasi geli di bagian situ. Jilatannya pun pindah ke Batang Penisku dan kemudian di kulumnya penisku.
"Mmmmmpppphhh... rintihku yang tertahan. Tanganku pun mulai meremas sprei. Sementara Parmi masih mengulum dan menghisap batang penisku, tangan Parmipun pindah ke bagian punting susuku.
"Uhhhh.. ahhhh.. enak bangett mi.." rintihku. Sedotannya semakin kuat seperti mau menghisap spermaku keluar. Setelah 5 menit berlalu aku merasa sudah mendekati puncak orgasmeku.. Batang penisku berkedut dan Parmi nampaknya tahu akan hal itu, namun tidak dilepaskannya penisku dari mulutnya. Dan akhirnyya..
"..Croott.. Croot.. Criittt.."
Tiga kali semprotan spermaku tertampung di mulutnya, Didiamkannya mulut Parmi di penisku, setelah orgasmeku mereda, Parmi mulai mengocok dengan lembut sebentar lalu di keluarkannya penisku dari mulutnya. Kulihat dia tidak mengeluarkan spermaku dari mulutnya, artinya spermaku ditelannya.
"..Tinggal sedikit tadi keluar.." Kata Parmi. "terlalu banyak keluar sih sejak dari kemarin."
"Kalau dihitung sejak kemarin sore udah 4 kali lah.."Jawabku sambil tersenyum.
" Emang Pengantin baru kita ini berarti.. hihihihi" Sahut Parmi.
Setelah selesai mengeluarkan spermaku dan aku menjadi rilex Parmi mulai melakukan facial, digarapnya wajahku sampai benar-benar bersih lalu di berinya semacam adonan tertentu gitu, saat mengoleskan adonan itu parmi berpesan. "Nanti ini bakalan kering mas. Jangan digerakkan muka mas. Mas tidur aja ya. Ini akan mengencangkan wajah mas lagi. Nanti kalau sudah waktu aku lap semuanya." Setelah mengoleskan adonan itu rata ke wajahku Parmipun meninggalkan kamar itu. Lali akupun tertidur. Benar-benar nyenyak tidurku kali ini, sampai aku tak sadar kalau Parmi sudah membersihkan wajahku dan menyelimutku.
Begitu terbangun ternyata udah malam, kudengar ada suara Tivi di ruangan depan. Pelan-pelan aku bangun dan mencari pakaianku tadi, aku masih tidur telanjang tadi dan hanya ditutupi selimut oleh parmi. Suasana kamar yang remang-remang menyulitkanku mencari pakaianku, hingga akhirnya kuputuskan keluar dengan ditutupi selimut bertanya dimana pakaianku.
Diluar aku melihat ada Maya dan Yuni yang lagi nonton Tivi namun dalam pakaian yang sangat seksi. Maya Celana Jeans Ketat dengan atasan kaos tanktop yang agak tipis dengan belahan dada agak rendah sehingga memperlihatkan separo dadanya. Bra yang dipakai pun bra kecil yang hanya menutupi sedikit diatas punting susunya. Sementara Yuni pakai Rok pendek warna hitam memperlihatkan pahanya yang mulus dengan atasan baju tanpa kancing dan dalemannya seperti kaos tapi juga seperti Bra. Aku nggak tau baju apa itu. Pokoknya keduanya Seksi sekali. Akupun heran ngapain mereka nonton Tivi aja kog pakai baju seksi kayak gitu.
Tapi Parmi kog tidak ada disitu? Hatiku masih bertanya. Akhirnya kutanyakan sama mereka, dan mereka menjawab Parmi lagi di kamar satunya lagi. Lagi dandan katanya. Aku heran lagi, ngapain Parmi dandan malam-malam gini.
"eh Mas Anton dah bangun, Udah segar kan badannya mas... Yuk mas kita mau jalan-jalan sama Maya dan Yuni. Mas Anton mandi dan ganti baju dulu." Tiba-tiba Parmi keluar dari kamar dengan masih memakai celana ketat dan hanya memakai bra. Belum pakai baju. Dia masih sibuk membetulkan sesuatu di bagian sambut kepalanya.
"emang kita mau kemana mi malam-malam gini?" tanyaku
"Jalan-jalan bentar aja. Mumpung masih jam 9. Maya ama Yuni ngajak kita mumpung besok tanggal merah libur. Tenang aja kita nanti ada yang nraktir kog."
Akhirnya akupun mandi dan berganti Baju. Parmi ternyata telah membelikan aku sepasang celana Jeans merk Lee Cooper dan kaos Polo. Juga sepasang sepatu ket telah dia persiapkan untukku. Ahhh.. Baru ini aku merasakan pakai baju yang lumayan gini, biasanya aku hanya mampu beli celana Jeans bekas ataupun kaos-kaos oblong murahan yang aku beli dipasar.
Dengan mengendarai mobil kami jalan menuju ke Sampangan menuju ke sebuah tempat hiburan malam. Hanya kami berempat, biasanya kalo mereka jalan-jalan bertiga selalu Maya yang bawa mobil, karena malam ini aku satu-satunya laki-laki di rombongan ini akhirnya aku yang diminta bawa mobil. Dengan petunjuk Parmi yang duduk disampingku akhirnya kami sampai ke tempat hiburan malam. Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di tempat hiburan malam. Dan malam itu pertama menuju ke Starqueen. Kami disitu hanya kurang lebih satu jam saja. Akupun hanya bisa diam melihat gemerlap kehidupan malam di Starqueen sampai akhirnya Maya mengajak kami pindah di daerah dekat situ disebuah hotel yang juga ada sejenis club nya. Maya dan Yuni menikmati music di club itu dengan riangnya sementara aku sama Parmi memilih untuk duduk di lounge sambil ngobrol menghabiskan malam.
Aku bukanlah orang yang alim seperti perkiraan orang. Untuk urusan minuman keras, aku pernah menikmati minuman keras paling fenomenal di solo "ciu". Minuman keras murahan yang kadang dicampur dengan beberapa aroma buah-buahan. Pernah juga aku minum vodka yang dicampur bir dan minuman energi. Namun aku bukanlah penikmat minuman, hanya pernah merasakan. Sekarang bersama Parmi aku minum minuman keras yang lumayan berkelas yang. Samar-samar tadi parmi pesan gordon gyn. Ketika aku ditanya td malah bingung mau minum apa, akhirnya hanya pesan bir hitam aja.
Semakin lama Parmi minum semakin banyak begitu juga Maya dan Yuni, dan aku sudah habis 3 botol bir Hitam dan sudah 4 kali keluar masuk kamar mandi. Kulihat Yuni udah mulai menggelayut di pundak seorang laki-laki setengah baya dengan perut agak tambun. Sementara Maya duduk bersama laki-laki lain di pojok Cafe sambil menikmati sebatang rokok. Beberapa botol minuman juga tersaji di depan mereka.
Jam 2 kami memutuskan pulang, dan rombongan kami tinggal 3 orang. Yuni di bawa laki-laki tambun tadi ke sebuah hotel bintang 4 di dekat sana. Kulihat Maya begitu mabuk sehingga terpaksa aku memapahnya masuk ke mobil. Sebenarnya laki-laki yang bersamanya tadi mau membawanya namun dilarang sama Parmi melihat kondisi Maya yang mabuk berat. Padahal Parmi pun juga sudah agak mabuk. Bahkan ketika di dalam mobil Parmi sempat muntah 2 kali. Memang selama ngobrol di cafe tadi Parmi lumayan banyak minum. Bahkan terakhir dia pesan Smirnoff Red yang makin membuat dia mabuk. Dengan agak bingung aku arahkan mobil kembali ke salon Parmi, aku lupa jalan menuju rumah kontrakan parmi. Sampai di salon aku harus menggendong mereka satu persatu. Pertama Parmi kumasukkan ke Kamar belakang dan Maya kumasukkan ke kamar depan. Padahal aku sendiri sudah lumayan Oleng karena menghabiskan gelas smirnoff Parmi yang gak sanggup dia habiskan tadi.
Setelah selesai menempatkan mereka berdua di kamar masing-masing aku sempat bingung mau tidur dimana, akhirnya kuputuskan masuk ke kamar Parmi. Melihat Parmi yang tidur terlelap aku bingung, rasanya aku pengin banget ML malam ini, mungkin karena ini pengalaman pertama ML, sehingga nafsuku begitu menggebu-gebu. Entah pikiran apa yang menuntunku rasanya tadi aku sangat tersangsang melihat Maya yang memakai kaos dengan belahan dada rendah apalagi tadi sempat memapah dan mengendongnya. Lalu aku kembali ke kamar depan, dan kulihat Maya tidur masih dengan celana Jeans Ketat dan kaos tadi, bahkan sepatunya juga belum di lepas. Pelan-pelan kudekati dan kulepas sepatunya dan tidur disampingnya. Langsung tercium bau minuman keras bercampung dengan bau wangi Parfumnya. Itu membuat aku semakin terangsang dan dengan lembut mulai kucium bibirnya, kulumat dan kuhisap. Tanganku pun mulai bergerilya di dadanya yang kenyal.
Beberapa lama kulakukan itu aku tidak merasakan respon dari Maya. Lidahku mencoba masuk kemulutnya menyibak giginya dan dengan susah payah akhirnya mulut Maya agak terbuka. Kucoba mengait lidahnya, namun karena Maya masih belum sadar dia tidak merespon. Akhirnya ciumanku kuturunkan ke bawah ke dadanya. Mulai kucopot kaos agak longgar belahan dada rendah Maya, terpampanglah kedua bukit kenyal Maya yang asih tertutupi Bra yaang kayaknya kekecilan, atau sengaja memakai yang kecil sehingga bagian atasnya menyembul . Kucopot juga bra Maya, sehingga kedua Bukit kenyal itu terbebas begitu menantang. Puntingnya kecil berwarna merah ping kehitaman, kulihat ada bekas cupangan di bagian atas payudara Maya. Memang Payudara maya ini begitu besar, lebih besar dari punya Parmi.
Mulai kuserang bagian dada itu dengan meremasnya lembut sambil sesekali kupilin-pilin punting susunya. Maya masih diam saja dan kucium lagi bagian atas payudaranya dan turun ke punting susunya kuhisap bergantian kedua punting susu itu sampai kedua punting susu itu mengacung tegak. Begitu lama aku bermain di punting susu itu lalu kuturunkan ciumanku ke bagian perutnya yang rata dan lidahku hinggap di bagian pusarnya. Ketika ujung lidahku mulai menyentuh bagian pusarnya tahu-tahu tangan Maya mencegahnya berusaha menutupi pusarnya. Mungkin dia kegelian, namun tangannya yang lemah kusingkirkan lagi dan lidahku kembali bermain di pusarnya, dan dia kembali berusaha menutupinya. Begitu seterusnya dan akhirnya dia melenguh..
"Ahhh.. Geli Ohmmm..." Kudengar lenguhan Maya, Artinya dia tahu kalau sedang dicumbui.
Ciumanku pun turun kebawah dan pelan-pelan kubuka pakaian bawahnya, Celana Jeans ketat ini agak susah untuk dibuka tetapi Maya sepertinya membantu dengan mengangkat sedikit pantatnya sehingga celana itu meluncur dengan mudah kebawah dan hanya menyisakan celana dalamnya saja. Indah sekali pemandangan didepanku dan tanganku mulai mengusap paha mulus Maya dengan pelan mulai dari bawah sampai akhirnya hinggap di pangkal pahanya. Celana Dalam berenda itu kusibak dan dan tanganku menyentuh rambut kemaluannya bagian atas. Tak sabar kutarik celana dalam berenda itu kebawah lalu mulai kuciumi bagian pangkal selangkangan Maya.
"Emmmmhhh....." May melenguh saat kelentit kecilnya kutarik-tarik dengan ujung bibirku. Ujung lidahku terus berusaha menyibak labia mayora dan menusuk ke bagian labia minora dan akhrinya menyentuh bagian dalam dari vagina Maya. Pelan-palan vagina itu mulai basah dengan cairan ludahku juga cairan pelumas dari dalam vagina Maya. Sambil terus memainkan Lubang vagina Maya, jempol tangankupun mulai mengusap-usap kelentitnya yang kurasakan semakin menonjol.
"Uhh.." jerit Maya tertahan menikmati usapan jempol tanganku pada kelentitnya. Pinggulnya pun mulai bergerak pelan mengimbangi usapan tanganku juga jilatan lidahku di lobang memeknya. Kurang lebih 2 menit kulakukan itu sampai lidahku terasa pegal dan akupun segera mencopot celanaku dan dengan pelan kudorong penisku masuk ke dalam lobang memek Maya.
"Uhh.. Ahhhh.. Shhh" Desisku menikmati gesekan demi gesekan di dinding memek Maya sampai akhirnya seluruh batang penisku amblas kedalam memek Maya. Kulihat Maya meringis entah menahan nikmat atau sakit. Namun matanya masih terpejam, mungkin karna pengaruh minuman keras tadi membuat Maya berat untuk membuka mata. Kutatap wajah ayu itu dan kemudian kudaratkan ciuman di bibirnya dan kali ini Maya membalas ciumanku dengan membuka sedikit mulutnya dan memainkan lidahnya walaupun tidak seganas Parmi.
Dibagian bawah pantatku dengan mulai naik turun memompa penisku keluar masuk di lobang memek Maya. Lama-lama ku rasakan lobang memek itu semakin basah dan dan terasa longgar.
"uuhh..uhh..uhh.." Suara yang keluar dari mulut Maya ini mengimbangi suara kecipak di memeknya yang kurasa semakin becek. Rasa nikmat dibatang penisku terasa berkurang akibat semakin becek dan longgarnya memek Maya. Cengkeraman di batang penisku terasa kurang, beda sekali dengan Memek Parmi yang daya cengkeramannya kuat dan kalau aku berhenti selalu dibuat berkedut hingga menimbulkan rasa nikmat sendiri.
Akhirnya untuk menambah rasa nikmat mulai kuremas-remas Payudara Maya yang besar. Agak susah untuk meremas payudara sambil menindih Maya lalu dengan kedua tangan menopang tubuhku ku percepat genjotan hingga akhirnya ...Croott... Crooot.. croot..
Keluar juga lendir kenikmatan dari ujung penisku, dan rasanya yang keluar tinggal sedikit karena sudah berkali-kali kukeluarkan bersama Parmi sebelumnya. Dengkulku terasa lemas, dan tanganku juga pegal menopang tubuhku sendiri akhirnya aku ambruk menindih tubuh Maya. Kurasakan Payudara Maya menyentuh dadaku. Setelah gelombang ejakulasi itu mereda aku mulai bangkit dari tubuh Maya dan dengan terhuyung-huyung aku berjalan menuju kamar yang dipakai tidur Parmi. Dengan masih telanjang aku langsung tidur di samping Parmi. Ku tarik selimut untuk menutupi tubuhku. Capek, Pusing pengaruh minuman keras membuatku langsung tertidur.
 
Ane pindahin ke SF Cerbung suhu.. :beer:

Kalo buku-buku parmi udah TAMAT jangan lupa dikasih kata TAMAT ya, PM ane buat kasih prefix TAMAT setelahnya.. :ampun:

Cerita ini dapet banyak apresiasi, pasti keren.. :hore:

Thanks Mod..
Rencananya sampai buku 5 selesai Mod.. Mau kaya Maestro SH Mintardja ane gak sanggup.
 
Berarti tinggal 1buku lg dong ? Setelah itu TAMAT ya suhu....
 
Berarti tinggal 1buku lg dong ? Setelah itu TAMAT ya suhu....

Untuk judul ini iya.. Hanya sampe part 5 saja..
Tp kelanjutan cerita tentang Anton dan Parmi masih ada dengan judul yg lain..
Kerangka ceritanya udah jd..Tp blm sempet ngetik keseluruhan ceritanya aja.. Masih sibuk ngusir burung disawah ni gan..
 
salut..salut bgt gan..
ceritanya g ngebosenin..
ditulisnya rapi bgt,,ditambah ama penghayatannya..
jadi kayak di novel aja gan..
banyka bgt yg bakal apresiasi ama ceritanya neh..
ditunggu buku ke - 5 gan..
keep semprooott
 
mantau sampe akhir Suhu, cerita paling jos, (tema lokal, tema clbk, tema org2 disekitar kita) memang lebih terasa.....

mantap Suhu! ditunggu updatenya...
 
Mantap sekali ceritanya suhu..
ditunggu kelanjutannya;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd