Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Nafsu , cinta , dan kematian ( kutukan ini part 2)

9. Wanita wanitaku 2

__________________________

Tak terasa sudah hampir tiba masaku meninggalkan kampus ini, kampus yang sudah banyak memberi suka dan goresan luka.., kampus yang mengiringiku melalui kutukan jahanam ini.. , entah kemana aku setelah ini.. aku sendiri tak terlalu memikirkannya..

" Every time that I look in the mirror
All these lines on my face getting clearer
The past is gone
Oh, it went by like dusk to dawn
Isn't that the way?

Everybody's got their dues in life to pay, oh, oh, oh

I know nobody knows
Where it comes and where it goes
I know it's everybody's sin
You got to lose to know how to win."


Kunikmati penggal demi penggalan lagu dari aerosmith.., yah.. glamrock band yang lagi heboh2nya saat itu, secangkir kopi dan sebatang rokok filter melengkapi kesendirianku disalah satu sudut favorit di kampusku ini, terbayang masa itu .., si koplak doni , widya , rina dan... Tika , hmm apa kabar masa lalu.. semoga kalian baik - baik saja.


" Ndesss... , Tiba - tiba suara yang sangat familiar menyadarkan lamunanku , segera kutolehkan wajahku tak sabar untuk melihat sosok yang kurindukan ini.

Kutatap dua sosok yang ada didepanku.., ya benar itu adalah sahabat, teman dan saudara terbaik ku " sikoplak doni ".. , disamping doni nampak seorang wanita dengan perut yang membuncit berisi calon ponakaknku.

" Piye kabare tuan dan nyonya, sehat - sehat to calon ponakanku " tanyaku pada mereka berdua

" Alhamdullilah ji..' jawab widya sambil mengelus - elus perutnya.

" Kamu sendiri gimana kabarmu ji ", balas widya

" Ya beginilah.., masih setia dengan congyang, gitar dan kesendirian ", jawabku

" Helehh wes koyo.. , chairil anwar wae saiki gaya ngomongmu.., ndess..ndess , hahaha... ", Timpal doni yang ngakak mendengar jawabanku.

Kami bertiga kemudian melanjutkan temu kangen ini dengan saling bercerita. Terasa sangat lama kami tidak merasakan suasana seperti ini lagi sejak mereka jadi suami istri , walaupun mereka juga tetap masih ngampus tapi mereka tidak lagi seperti dulu, terutama doni.. yang setelah menikah memutuskan untuk mengelola salah satu perusahaan bapaknya yang ada di jogja, yang membuat kami sangat jarang bisa mendapatkan moment seperti ini. Tapi aku memaklumi keadaan ini dan aku bahagia melihat sosok yang brutal , slebor ini ternyata sangat bertanggung jawab dengan pasangannya.

" Kapan wisuda ndes !!.., tanya doni sambil meneguk sejatah congyang dariku.

" Yo yen rak ono alangan.. sasi ngarep ndess" ..( kalau tidak ada halangan bulan depan brow ), jawabku sambil melirik widya yang agak manyun melihat suaminya menenggak minuman kebangsaan aku dan suami tercintanya.

" Sekali - kali bund.., ucap doni sambil tersenyum , menenangkan widya..

Mendengar itu widya pun langsung begelayut manja ditubuh doni..

" Ehmm... Jian marai meri tenan tuan dan nyonya ki ", umpatku sambil nyengir.. melihat kemesraan mereka berdua

" Mulane to ndess.. ndess ndang rabi.., wong yo tinggal milih..

" Wakakakka... " , Kami bertigapun ngakak berjamaah mendengar itu.

Tak terasa sudah hampir dua jam kami ngobrol ngalor - ngidul. Kami pun memutuskan untuk berpisah dan kembali ke habitat masing - masing.

Kupacu pitungku meninggalkan kampus.., tubuhku sudah terasa hangat dan agak ringan, cukup nikmat untuk beristirahat di kost.

Sebelum pulang ke kost aku putuskan untuk mampir ke warung mbak tutik untuk mengisi perutku yang mulai meronta - ronta minta infus. Ya.., mbak tutik mulai membuka warung sebulan yang lalu, entah dapat modal darimana aku juga gk mau terlalu ingin tau. Yang penting aku sekarang bisa lebih aman soal makan dan memakan.

" Yo ning warunge.., mangan sego empale.. , neng kost mangan empale bakule ".. ( ya.. diwarungnya makan nasinya.., dikost makan memek penjualnya ). Batinku sambil nyengar - nyengir.

"Dunia oh dunia.. kenapa kau ciptakan aku untuk merasakan kenikmatan dosa.."

Warung yang berada didaerah sekitar terminal itu cukup ramai, padahal baru sebulan dibuka, ya.. mungkin karena sikap mbak tutik yang memang ramah cenderung ke ganjen, didukung body dan wajah mbak tutik yang sangat cukup untuk membuat para supir bis dan angkot betah makan dan ngobrol disitu.

___________________

" Wah sayur gembusmu wuenak tenan iki tik " , seorang lelaki betubuh gendut seumuran pakdhe jarwo mengomentari masakan mbak tutik.

" Lha iku isih sayure lek man.., opo neh gembuse bakule.. , yo ra tik ".. timpal lelaki lainnya yang membalas komentar dari lelaki gendut yang dipanggil lek man itu.

Mendengar ocehan dari lelaki kurus itu seluruh pembeli yang semuanya laki - laki itu.. tertawa terbahak bahak.., aku sendiri hanya tersenyum sambil melanjutkan makan siangku.

" Ojo sumelang yen sing iku mas tri.. , dijamin numani pokoke.. " ( jangan kuatir kalau yang itu mas tri.., dijamin bikin ketagihan pokoknya ) sahut mbak tutik dengan suara manjanya sambil melirikku.

Tak ada rasa cemburu mendengar celotehan para penghuni warung itu. Ya.. karena memang aku tak pernah ada perasaan apapun ke mbak tutik , sekedar hubungan saling memuaskan.

Selesai makan aku pun berpamitan ke mbak tutik, tapi saat aku hendak keluar dari warung mbak tutik malah menahanku dan mengajakku masuk ke bagian belakang warung nya.

" Mas .., niki titip kangge bu warni, mbak billa ro pean.. , kata mbak watik sambil menyerahkan 3 bungkusan kepadaku.

" Mengko bengi aku diparingi iki y mas ", ( nanti malam aku dikasih ini y mas )sembari tangan nakalnya mengusap terong jowoku.

Aku hanya mengangguk saja kemudian keluar setelah mengecup bibir janda montok itu dan mengusap memeknya yg ternyata sudah mulai lembab dibalik jarik dan cd nya.


Tepat pukul 4 sore aku sampai dikostku, sekarang kostku kembali terisi penuh setelah kepergian pakde jarwo dan ria. Dikamar bekas pakdhe jarwo sekarang ditempati wiwik seorang janda yang umurnya hanya terpaut dua tahun diatasku, padahal wiwik boleh dibilang cantik, tapi sudah menjanda selama lima tahun. Dibekas kamar ria kini ditempati pasutri pak eko dan bu yami, beliau berdua sudah cukup berumur , pak eko ( 57 ) bekerja sebagai tukang pos dan bu yami ( 54 ) kerja ditoko batik.

Suasana kost sangat sepi saat itu, sampai kudengar suara wanita yang meronta - ronta lirih dari rumah bu warni ibu kostku.

" Emoh mas.. emoh.., aku wedi mas " ..( ngak mau mas.., ngak mau.. , aku takut mas ), rintih gadis itu meronta - ronta

" Ayo.. to dek, jare kowe sayang aku.. , jare cinta aku .., ora - ora ne aku ra tanggung jawab sayang.." ( ayo to dik, katanya kamu sayang aku.., katanya kamu cinta aku.., gak bakalan aku ga tanggung jawab sayang ).., sahut si lelaki yang mencoba merayu dan pura - pura menenangkan

Segera kugedor pintu rumah bu warni.., aku tak perduli siapa yang sedang ada didalam, tapi dari percakapan yang kudengar.. si wanita tidak nyaman dengan perlakuan si pria.

" Woii... Bukak.. suuuu.!! Cepettt opo tak udangke warga kon rene "( woii.. bukak njing..!! Cepat apa aku panggilin warga ke sini ), teriakku..

" Mas ... Mas aji tulungi billa mas .. "

" Billa !! "..,teriaku.. mengetahui gadis itu adalah billa. Aku semakin kesetanan, tanpa babibu segera aku lari kesamping rumah, karena aku hapal pintu rumah samping bu warni hanya terbuat dari papan yang sangat mudah untuk didobrak.

" Bruakkk.. bruakkk.. " dua kali tendang terbukalah pintu itu , segera aku berlari menuju arah suara billa tadi, sesampainya disana kulihat lelaki itu sudah tidak ada, pintu depan sudah terbuka.

Kuhampiri billa yang duduk mendekur, rambut panjangnya sudah awut - awutan tanpa hijab yg biasa menutupinya.

" Uwis la.., uwis .., mas aji wis neng kene.., bocahe yo ws lungo " ( udah la.. udah.., mas aji udah disini , anaknya juga udah pergi ).., kucoba menenangkan billa sambil kuusap lembut rambutnya.

" Billa takut mas..!! ( Billa wedi mas !! ) , Tiba - tiba billa memelukku dan menangis semakin kencang.

" Uwis ora popo lla.. " ( udah nggak apa - apa lla ).., kutenangkan dia sambil kuusap - usap lembut punggungnya.

Setelah cukup tenang, kuminta billa duduk disofa, segera aku ambilkan segelas air minum untuknya. Kemudian setelah billa kulihat benar - benar sudah tenang, aku tanya apa yang sebenarnya terjadi. Siapa lelaki itu dan kemana bu warni ibunya.

Lelaki itu ternyata adalah pacar billa namanya dendy, mereka jadian sekitar dua bulan yang lalu. Sedangkan bu warni mama billa sedang pergi ke makam pak kirman suaminya.

Dengan sesenggukan dan malu - malu , bila bercerita.., sebenarnya dia dan dendy sudah biasa bila sekedar berpelukan sampai berciuman bibir.

Ohh..mungkin itulah yang membuat dendy punya keberanian mencoba peruntungannya untuk mencicipi apem segar milik billa.., " pikirku ".

" Yo wes mas tinggal yo lla.., wes ndang ganti klambi terus bobok.., ojo lali lawang ngarep dikunci ".., ( ya udah mas tinggal ya lla.. , buruan ganti baju terus tidur.., jangan lupa pintu depan dikunci ).., kataku sambil beranjak hendak meninggalkannya.

" Masss... Aku wedi.., kancani sik to mass.." ( mas.. aku takut.. , temani dulu y mas ) , lagi - lagi billa memelukku , tapi kali ini tanpa tangisan dan lebih terdengar seperti rengek'an anak kecil yg butuh permen.

Entah mengapa tak ada birahi yang kurasakan saat itu.., mesti aku juga bisa merasakan kenyal dan kencangnya dada billa mengimpit lenganku.

Pelan - pelan ku lepaskan pelukannya.., kutatap wajah cantiknya yang tanpa hijab saat ini.

" Yo ws pindah kamar disik ya.." ( ya udah pindah kamar dulu ya ) , ujarku sembari memapah dia yg masih terus bergelayut manja memelukku.

Sesampainya dikamar kulepaskan pelukannya dan memintanya untuk berbaring, tapi bukannya.. berbaring tiba - tiba billa mencium bibirku dan mencoba melumatnya, kubalas lembut lumatannya. Aku yg sudah cukup berpengalaman menghadapi wanita segera melanjutkan gerakan bibir dan lidahku disekitar daun telingga billa, mendapat seranganku itu billa pun mulai melenguh manja..

" Ehhh.. , mas aku pingin koyo mbak tutik " ( mas aku pingin koyo mbak tutik ) , bisik billa ditelingaku

Mendengar itu.. segera kusudahi aksiku.., kutatap lembut wajahnya yang sayu dengan bibir merah yg basah menganga.., lalu kucium keningnya dan kupeluk erat tubuh billa..

" Yen dewe nganti ngono.., opo bedane aku karo dendy pacarmu iku, cah ayu.." ( kalau kita sampai begitu.., apa bedanya aku dengan dendy pacarmu..itu, nona cantik ).

Kulepas kan pelukanku.. , kucium kening dan bibirnya , dan kutinggalkan tubuh billa yg tersenyum malu - malu.

" Ws ndang ganti klambi njur bobok.., mas tak ndandani lawang mburi , ( udah lekas ganti baju terus tidur.., mas mau betulin pintu belakang ), ucapku sambil melangkah keluar dari kamar.

" Njih mas sayang.." , sahut billa lirih terdengar ditelingaku.

" Sayang ???"..,

gadis lugu yang baik andai kamu tahu.. aku dan ibumu..

"Uhh ".. kuhelakan nafas ku.. memikirkan ucapan billa tadi.

----------------------

Sebuah pelukan .. mengejutkanku saat baru saja aku mau memulai pekerjaanku membetulkan pintu samping yang kudobrak.

" Warni udah dengar dan lihat semuanya.. ", bisik sosok yang sedang memelukku saat ini.

" Kita bicarakan nanti" , jawabku datar mencoba mengatasi rasa canggung didiriku.

" Hatur nuhun mamas.., mamas bisa ngejaga anak marni.., mamas gak ngerusak masa depan billa.., marni iklas dan bahagia andai mamas bisa ngejaga billa dan warni selamanya" , Ucap warni yang semakin erat menempelkan melon kenyalnya ke punggungku.

Aku hanya diam, bingung karena semua berbeda dengan apa yang aku pikirkan akan terjadi, bukannya marah anaknya berdua dikamar denganku tapi malah berterima kasih dan berharap aku menikahi anaknya.

Dunia oh dunia.. mengapa kau bawa lagi aku kesebuah drama yang membuatku sakit kepala


- Bersambung -


🍷🍷🍷

Salam 3 dewa


🙏🙏🙏
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd