Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MY LOVE JOURNEY - By Tio12TT (Repost)

Pas, ane nge-up episode dimana boski muncul,

Ane jd kepikiran, apa mesti ane buat "side story tentang boski" di ini thread

atau

bikin thread baru "My Love Journal 2 " bahas tentang kisah cinta boski,

karena menurut ane kisah hidup boski bs seru kl diangkat..


Gmna nih menurut para bapers...

Apa perlu ane buat vote u ini??
  • Ane cuma pingin liat reza poligami aja suhu :jimat::pandaketawa:
 

---My Love Journey ---
By Tio12TT









Chapter 24









"Vaa." Ucap mamah Leva .


BRUKK...TREKK



Setelah mamah Leva masuk kedalam ruangan kamar tempat Reza di rawat, di tutup kembali pintu kamar.

Leva yang sedang duduk di sofa sambil mengerjakan tugas-tugas kuliah Menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan kamar, lalu Leva langsung menoleh ke arah Pintu masuk.


"Ehh mamah." Ucap Leva sambil menulis sesuatu di buku kuliah nya.

"Lagi belajar kamu sayang?." Tanya mamah Leva sambil duduk di sebelah Leva.

"Gak juga sih mahh Leva lagi ngerjain tugas kuliah, numpuk banget." Jawab Leva masih asik menulis.

"Owh, kamu udah makan?."

"Belum sih."

"Yaudah ngerjain tugas nya tunda dulu aja sebentar makanan dulu, nih mamah bawa makanan kesukaan kamu makan dulu gih."

"Makasih yah mah, tapi taro di situ aja dulu nanti Leva makan soal nya lagi nanggung nih."

Terlihat mamah Leva langsung mengambil buku yang sedang Leva gunakan untuk mencatat tugas.

"Ihhh mamah." Protes Leva ketika buku nya di ambil.

"Makan dulu nanti kamu sakit lagi."

"Iya deh iya." Ucap Leva lalu mengambil kotak makan yang mamah nya bawa.

"Eh Va Gimana kata dokter spesialis yang nangani Reza?, apa Reza perlu tindakan lanjutan atau mungkin perlu di rujuk ke rumah sakit luar negeri yang lebih mumpuni alat dan perawatan nya." Tanya mamah Leva.

"Engga kok mahh gak perlu di rujuk rujuk ke rs luar negri segala, kondisi Reza saat ini udah stabil luka yang berada di dalam kepala nya sudah membaik cuman tunggu waktu nya Reza sadar aja." Ucap Leva sambil menyantap makanan yang di bawa mamah nya.

"Owhh, sukur deh Va kalo perkembangan Reza sudah jauh lebih baik jadi tidak perlu di rujuk ke rumah sakit luar negri. Tapi tadi nya maksud mamah jika Reza memang harus dapat tindakan yang lebih lanjut, 2 hari lagi mamah mau rujuk dia ke rs Singapura. dan sekalian kamu mamah mau tugas kan untuk mantau perusahan akuisisi kita yang di sanah va." Ucap mamah Leva.

"Hahhh tugasin Leva?."

"Iya ya mamah ngomong sekalian deh sekarang, jadi ginih Va Harjo jaya Grup kan sudah kita Akuisisi semua nya nah masalah nya mamah gak bisa megang semua itu sendiri mamah perlu orang dari kalangan kita untuk memantau perkembangan perusahaan. Masalah nya kan Papah mu lagi menjalani masa hukuman nya 2 tahun kedepan, kalo papah mu gak di penjara pasti mamah bakal nyuruh dia tapi yaaa keadaan nya sekarang begini mau tidak mau kamu yang harus mamah tugaskan." Ucap mamah Leva.

"Tapi kenapa harus Leva mahhh, kenapa gak suruh anak buah mamah manajer ke siapa ke kenapa harus Leva." Protes Leva.

"Ya gak bisa gitu Vaa ini soal kepentingan pribadi jadi tak bisa di delegasi kan."

"Leva ini masih muda mah belum bisa menerima tugas yang akan mamah kasih."

"Va asal kamu tau Mamah tuh udah di tugaskan oleh Kakek kamu untuk mengurus 5 perusahaan pada umur 19 tahun mudaan mamah dari pada kamu Va, dan kamu kesana nya gak sendiri kok nanti di temani sekertaris mamah. Tugas kamu hanya tandatangan dan ngatur dan bikin kebijakan dikit lah."

"Tapi Leva masih merasa belum siap mah, ketambah kuliah Leva gimana masa iya Leva gak masuk nanti Leva ngulang semester gimana hayoo."

"Soal itu sudah mamah atur pihak rektor sudah memberikan surat izin buat kamu, nih surat nya." Ucap mamah Leva sambil memeberikan selembar surat.

"Alahhh paling tuh rektor di sogok duit kan sama mamah supaya izinin Leva."

"Udah yang penting kamu dapet izin."

"Terus Reza gimana mah Leva gak bisa ninggalin Reza."

"Yaa Reza gak gimana-gimana Va, dia tetap aman kok dalam perawatan dokter kan kata kamu Reza gak perlu di rujuk rumah sakit ini masih bisa nanganin. Jadi biar aja Reza di sini sementara toh kamu di Singapura cuma satu bulan ini gak lama."

"Tapi mahh."

"Va dengerin mamah kamu tuh calon pewaris tunggal dari seluruh bisnis yang mamah dan papah mu miliki, kalo bukan kamu yang mengurus yaa siapa lagi coba ... masa iya anak tetangga hah." Ucap mamah Leva.

"Dan pokok nya 2 hari lagi kamu harus pergi ke sana dan gak pake tapi tapian, yaudah mamah mau balik ke kantor dulu yah mamah harap kamu mengerti maksud mamah." Sambung mamah Leva lalu berdiri dan berjalan mendekat ke arah Reza.

"Zaa tante pergih dulu yah cepet sadar atuh biar kamu bisa nasehati anak tante, kayaknya dia cuma denger dan nurut sama kata kata kamu!." Ucap mamah Leva sambil mengelus rambut Reza setelah itu berjalan menuju pintu keluar.

Setelah mamah nya pergi Leva hanya bisa duduk terdiam sambil memandang ke arah Reza.

"Sayangg aku haruss gimana." Ucap Leva dengan ekspresi wajah kebingungan sambil menghadap ke arah Reza.






--- ooo ---






Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, kegiatan perkuliahan pun sudah mulai sepi. hanya ada beberapa anak kelas reguler malam yang baru sampai sedang duduk-duduk di bangku halaman, sambil membaca buku dan ada juga yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi. Terlihat Leva saat ini sedang berjalan sendiri menyusuri lorong kampus, sambil memeluk tumpukan buku di dada nya.


"Levaaaaaa!!!."Teriak Niken dari arah belakang saat melihat Leva melintas tak jauh dari posisi Niken saat ini.

Menyadari ada seseorang yang memanggil nama nya Leva langsung membalikkan badan kearah belakang.

"Ehh kaaak." Ucap Leva sambil melambaikan tangannya ke arah Niken.

Terlihat Niken langsung berjalan cepat menghampiri Leva.

"Ahhhhh Levaa kuu kangenn." Ucap Niken sambil berusaha memeluk tubuh Leva.

"Ihh kaak maen peluk-peluk aja." Protes Leva.

"Suka suka aku dong hehe, eh btw tumben amat Vaa kamu sore-sore gini ke kampus ngapain?." Tanya Niken ke Leva

"Aku ke kampus cuma mau ngumpullin tugas- tugas aku dan Reza dari dosen aja kak." Jawab Leva.

"Owh, ngumpullin tugas toh."

"Yaudah yah kaak aku mau buru-buru soalnya udah di tunggu petugas akademik nih." Ucap Leva.

"Ehh Va ikut dong."

"Ikut yaaa gpp sih kalo mau ikut mah tapi kakak gak lagi sibuk kan?."

"Sebenernya aku lagi nunggu in si Doni lagi di panggil dosen."

"Kasus sama dosen?."

"Iya biasa lah dia, kaya nya Doni bakal lama gua ikut lu dulu yah."

"Yaudah yuk buruan." Ajak Leva lalu berjalan kembali menuju ruang akademik.

"Yuk." Ucap singkat Niken sambil mengikuti Leva dari arah belakang.





--- ooo ---






"Oke Leva semoga Reza cepat sembuh yah, dan untuk cuti kuliah sebulan sudah kami urus."ucap petugas akademik sambil tersenyum ke arah Leva.

"Aminn...terimakasih yah bu dan saya pamit pulang." Ucap Leva.

"Oh iya hati-hati di jalan." Ucap petugas akademik.

Lalu Leva memalingkan badan nya lalu berjalan pelan menuju pintu keluar ruangan.



"Udah vaa?." Tanya Niken.

"Udah kok." Jawab singkat Leva.

"Hemmm...lu abis ini mau kemana lagi?." Tanya Niken.

"Gak kemana-kemana sih ya paling gua ke rs nungguin Reza."

"Ohh eeeeh Vaa temen nin gua yuk ke cafe deket kampus kita ngobrol-ngobrol dikit aja udah lama nih semejak kejadian Reza kita gak ngumpul." Ucap Niken.

"Bukannya kakak abis ini nungguin kak Doni lagi?.”

“Oh engga kok, Doni tadi udah keluar sekarang lagi main futsal biarin aja dia mah. mending kita ngobrol-ngobrol di cafe, ogah banget aku harus nunggu in Doni main futsal.”

“Udahhh yukkk Vaa.” Ajak Niken.

"Pengen sih kak tapi Rezaa.."ucap Leva.

"Udah gak pake tapi-tapian sebentar ini kok yuk buruu." Ucap Niken sambil menarik paksa tangan Leva.

"Ehhh ehhh kaak jangan tarik-tarikk." Protes leva sambil mengikuti langkah Niken.






--- ooo ---






Bafarian cafe tempat ngumpul anak anak muda baik pria dan wanita, cafe ini terletak tak jauh dari kampus xxxxx tempat Leva dan reza berkuliah. cafe ini tak pernah sepi pengunjung karna, letak nya yang strategis interior dan menu makanan nya sangat unik dan berbeda dari cafe-cafe yang lain. hal itu yang menambah nilai plus cafe ini dari mata pelanggan.


Sore hari ini cafe lumayan di padati pengunjung muda mudi baik yang hanya sekedar Memesan minum sambil numpang pacaran, memesan kopi hanya untuk menikmati wiffi gratis,dan ada juga yang hanya sekedar ngumpul-ngumpul bersama. Di antara pengunjung yang memadati cafe ini terlihat winda sedang duduk santai sendiri sambil menikmati segelas es vanila babell, Winda tampak terlihat sangat serius memandang ke layar laptop yang ia bawa sambil tersenyum-senyum tidak jelas.



"Rezaa Rezaaa kenapa aku jadi tergila gila gini sama kamu." Ucap Winda sambil mengelus-ngelus foto Reza yang terpampang di layar laptop milik nya.

"Aku yang suka dulu an sama kamu tapi kenapa kamu jadian nya sama Leva sihh huhuhh."

"Pokok nya kamu harus tanggung jawab yah karna kamu udah buat aku jadi seperti ini ke kamu." ucap Winda sambil tersenyum ke arah foto Reza.


Saat asik-asik nya Winda memandang foto Reza, Winda tiba-tiba berubah ekspresi nya menjadi bingung saat melirik kearah depan. Di dapati Leva dan Niken masuk ke dalam room cafe dan duduk di tempat tak jauh dari posisi winda saat ini.

"Ehh itu kan si Leva hemm sama siapa yah dia." Ucap Winda sambil memperhatikan Leva dan Niken dari arah jauh.






--- ooo ---






"Kamu mau pesan apa Va?." Tanya Niken sambil melihat buku menu.

"Ice cream vanila mix coklat aja deh aku mah."Ucap Leva.

"Ohh kalo aku coffee late aja deh."Ucap Niken.

"Mbaaaak."teriak Niken memanggil pelayanan cafe.

Tak berselang lama pelayan cafe mendekat kearah Leva dan Niken.

"Mau pesen apa baa?." Tanya pelayanan cafe.

"Ice cream vanila mix coklat satu sama coffee late satu." Ucap Niken ke pelayan cafe.

"Oke baik tunggu sebentar ya." Ucap pelayan cafe sambil mencatat pesanan lalu pergi menuju ke tempat manaruh pesanan.

"Va gimana keadaan Reza sekarang?, and sorry gua belum sempet jenguk dia kemaren-kemaren." Ucap Niken sambil menatap serius ke arah Leva.

"Iya gak apa-apa kok kaak, dan keadaan Reza udah mulai stabil yaa walau pun dia masih belum sadar." Ucap Leva dengan raut wajah agak sedih.

"Terus perkiraan dokter sadar nya kapan?." Tanya Niken.

"Yaa dokter gak bisa memprediksi kapan Reza akan sadarnya,yaa kembali ke tubuh Reza nya sendiri dan kita yang sadar banyak banyak berdoa untuk kesadaran Reza." Ucap Leva dengan nada sedih dan tak terasa air mata nya menetes membasahi pipi nya yang halus nan lembut.

"Ahh Levaa jangan sedih gitu dong, iya kita doain yang terbaik aja deh buat kesembuhan Reza." Ucap Niken berusaha menenangkan Leva.

" iya amin." Ucap Leva.






--- ooo ---






"Itu si Leva langi ngobrol lin apa yah kaya nya serius amat." Ucap Winda memperhatikan Leva dengan sembunyi-sembunyi.

"Gua harus nguping obrolan mereka." Ucap Winda.

Lalu Winda mengambil sesuatu dari dalam tas yang iya bawa, di keluar kan sebuah masker dan kacamata hitam lalu di taruh di atas meja.

"Sebelum itu gua harus nyamar dulu." Ucap Winda.

Terlihat Winda memakai masker hingga menutupi sebagian wajahnya lalu ia memakai sebuah kacamata lensa hitam dan merubah gaya rambutnya.

"Beres tinggal pindah posisi." Ucap Winda.


Setelah merapihkan laptopnya kembali ke dalam tas Winda pun berdiri dan berjalan secara pelan-pelan mendekati Leva dan Niken yang sedang berbincang-bincang,Winda pun memilih tempat duduk persis di samping leva dan niken tempati, setelah menaruh tas di atas meja Winda pun duduk dan pura pura melihat ke arah smartphone miliknya.






--- ooo ---






"Gua yakin Va Reza bakal sadar kok dalam waktu dekat ini." Ucap Niken.

"Semoga kak semoga." Ucap Leva dengan wajah murung.

Lalu Niken terlihat menoleh ke arah Winda yang sedang duduk menyamar di samping dirinya, Niken merasa aneh melihat seorang wanita di dalam cafe memakai kacamata hitam dan masker.

"Nihh orang anehh banget di dalem ruangan pake kacamata dan pake masker pula udah kayak orang apaan tau." Celetuk Niken sambil menoleh ke arah Winda.

Winda yang menyadari di perhatikan seperti itu oleh Niken hanya bisa membuang muka agar tak terlalu terlihat oleh Leva.

"Bacottt taiii!!." Ucap Winda kesal di dalam hati.



"Ihh kaak hussttt udah malu gak enak kalo orang itu denger udah gak usah ngurusin orang." Ucap Leva.

"Abis aneh aja Va."

"Udahh husttt, eh kak aku mau cerita nih." Ucap Leva dengan nada bicara berubah serius.

Mendengar perkataan Leva, Winda langusng sedikit menggeser posisi duduknya saat ini agak lebih dekat dengan Niken.

"Cerita apa Va?." Tanya Niken.

"Aku lagi bingung kak, aku di paksa sama mamah aku kak untuk ngurus usahanya dia yang di singapura." Ucap Leva.

"Lah kenapa harus bingung va, malah bagus atuh kamu jadi bisa dapet ilmu memimpin perusahaan dan berbisnis. sesuai kan sama bidang matakuliah yang kamu ambil." Ucap Niken.

"Iya cuman aku merasa belum siap aja, ketambah aku gak bisa ninggalin Reza walaupun hanya sebulan kak." Ucap Leva.

"Saran aku mah Va mendingan kamu ikutin apa kata mamah kamu."

"Hemmm...tapi aku tolong titip Reza yah kak selama aku pergi."

"Iya Va." Ucap Niken sambil tersenyum manis ke arah Leva.




Mendengar hal itu Winda tersenyum sinis di balik masker yang iya kenakan.


"Baguss levaa pergi lu kalo bisa jangan balik balik lagi, hehh yaa lumayan bisa ada waktu untuk deket Reza tanpa ada si pengganggu ini." Ucap Winda dalam hati






--- ooo ---






Sebuah angkot berwarna putih terlihat sedang berjalan santai menyusuri jalan yang lumayan ramai lancar, di dalam angkot terlihat Sinta sedang duduk di kursi paling pojok sambil melihat ke arah luar jendela. Sinta saat ini terlihat sangat cantik dengan style busana muslim moderen yang biasa ia kenakan kemanapun ia pergi.


"Bang kiri bangg." Ucap Sinta ke supir angkot.


Angkot pun menepi ke pinggir jalan dan berhenti lalu Sinta langsung turun dan membayar ongkos angkot yang ia naiki, Sinta berhenti di depan rumah Winda yang berukuran cukup besar dan mewah di lihat.


"Ketemuu gaak yahh ketemu gaak yahh."Ucap Sinta bingung.

"Gua coba omongin baik-baik deh."

Lalu Sinta melangkah kan kaki nya menuju ke depan Rumah Winda, dan mengetuk pintu pagar nya dengan perlahan.

"Assalamualaikum Winda." Ucap salam Sinta sambil mengetuk-ngetuk pintu pagar luar rumah Winda.

Sudah 6 menit Sinta berdiri di depan rumah Winda dan mengetuk pintu pagar namun tak ada jawaban dari dalam rumah.

"Kayaknya gak ada orangnya deh." Ucap Sinta sambil mengintip dari celah pagar.

Saat Sinta mengintip ke arah dalam rumah Winda tiba tiba punggung Sinta seperti ada yang memegang, menyadari hal itu Sinta menoleh ke arah belakang.

"Sintaaaa?." Ucap Winda sambil menatap Sinta dengan tatapan aneh dan bingung.

"Ehh lu baru pulang daaa." Ucap Sinta.

"Lu ngapain di sini?." Tanya Winda.

"Pengen ketemu lu ada yang pengen gua omongin."

"Ehh taaa kalo lu kesinih cuma buat ngebahas Gua harus jauhin reza heehhhh mending lu pulang sanah." Ucap Winda dengan nada ketus.

"Kok lu gitu sih ke gua??." Ucap Sinta dengan herannya melihat sikap Winda.

"Gua tau lu datang ke sini cuma mau nyuruh gua buat jauhin Reza ."

"Lu kok nyolot sih Da gua dateng ke sinih Baik-baik loh!."

"Gimana gak nyolot lu datang cuma nyuruh gua buat jauhin orang yang gua cinta hahh! Berusaha merusak kebahagiaan gua lu sama kaya si Leva!."

"Kok lu sama samain Gua sama si Leva hah dan Leva salah apa?, sampe lu nyudutin dia hanya demi ego lu demi obsesi lu buat dapetin si Rezaa!." Sinta mulai terbawa emosi.

"Terusss lu bela temen baru luu tuh si Leva, lu gak respek lagi sama temen masa kecil lu ya itu Guaa!!." Bentak Winda Ke sinta.

"Lu udah berubah Daaa luu udah berubah bukan Winda yang dulu gua kenal, Winda yang saat ini sudah buta oleh cinta!!."

"Yang bikin gua berubah itu loo sikap loo yang gak mendukung dan gak menghargai Gua, lu malah lebih mendukung temen yang baru lu kenal!, mending lu pulang gihh udah males deket gua sama lu dan di kampus jangan deket dekat gua selama lu dukung leva hehh mending persahabatan kita CUKUP SAMPAI DISINI!!." Bentak Winda lalu langusng masuk dan menutup pintu dengan kasar di hadapan Sinta.


"Winda lu bodoh gua berusaha menyelamatkan diri lu dari cinta buta luu itu tapi apa sikap lu hahh, mana Winda yang duluu manaaa?!!." teriak Sinta sambil menangis di depan rumah Winda.


Setelah pertengkaran hebat antara Sinta dan Winda, Sinta akhir nya memutuskan untuk meninggalkan rumah Winda.






--- ooo ---






Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 wib namun Sinta belum memutuskan pulang kerumah Sinta cukup terpuruk atas pertengkarannya dengan Winda sahabat nya sejak kecil, Sinta saat ini sedang berada di sebuah taman kota yang berlokasi di daerah jakarta pusat. Sinta duduk sendiri sambil berusaha menenangkan diri atas kejadian yang iya alami dengan Winda.



"Kamu kenapa sekarang berubah daa hikss." Ucap Sinta sambil menagis.

"Sebelum lu mengenal sebuah cinta lu gak pernah berbuat seperti ini sama sahabat lu."

"Gua kecewa daa gua kecewa!!."



Sinta pun menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan ditempelkan ke wajahnya, Saat Sinta menangis tiba tiba ada seseorang pria yang tiba-tiba duduk di samping dirinya sambil melihat ke arah sinta.


"Nihh sapu tangan hapus tuh air mata." Ucap pria itu sambil menyerahkan saputangan ke arah Sinta.

Sinta kaget mendengar suara orang berbicara di samping dirinya, karena penasaran Sinta menoleh ke arah samping.

"Anda siapa?." Tanya Sinta dengan nada bingung.

"Nihh hapus air mata lu dulu." Ucap pria itu sambil menyerahkan saputangan ke arah Sinta.

Sinta masih menatap ke arah pria itu dengan tatapan bingung dan waspada.

"Udah nih ambil lap tuh air mata, tenang gua bukan orang jahat dan di sapu tangan itu gak ada obat bius dan sejenisnya kok." Ucap pria itu sambil tersenyum ke arah Sinta.


"Ahhh lamaa." Ucap pria itu lalu langusng mengelap air mata yang membasahi mata dan pipi Sinta.

Sinta tak melawan atas tindakan pria tersebut Sinta masih Bingung dengan pria tersebut.

"Hehh bengong lagi, kenalin Nama gua Rizki Dinata tapi orang-orang-biasa manggil gua Boski." Ucap pria tersebut yang ternyata adalah Boski.

"Ehh eee Sinta." Ucap Sinta sambil membalas jabatan tangan Boski dengan ragu-ragu.

"Aneh yahh ngeliat cewek nangis sendirian di taman udah malem Gini." Ucap Boski sambil tersenyum ke Sinta.

"Keliling benar yuk bt tau di sinih." Ajak Boski sambil berdiri membelakangi Sinta.

"Ayoooo bengong aja dari tadi."

"Ehh iya." Ucao Sinta lalu berdiri dan berjalan di belakang Boski.




"Nangis kenapa? di selingkuhin cowo di putusin cowo hahahaa cemen amat." Ledek Boski ke Sinta.

"Lu cowo pertama dalam hidup gua yang gua temuin paling sok akrab!." Ucap Sinta.

"Sok akrab hahaha lu nya aja yang kuper kali sebagai manusia yang di ciptakan oleh tuhan kita harus saling bersosialisasi dan menjalin pertemanan."

"Udah soak akrab sekarang sok bijak lagi."

"Haha cuek amat jadi cewe, eh btw lu aus gak gua pesenin minum yah." Ucap Boski saat mereka berdua berada di depan pedagang minuman dingin.

"Engga ah makasih."


"Ahh gak usah malu-malu nih udah gua ambilin, tenang gak gua racun nin kok gua orang baik-baik masa orang tatapan kaya gua gini ada tampang penjahat wanita gitu hahaha." Ucap Boski sambil berlaga sok ganteng sok imut di depan Sinta.

"Hahahaha lu tuh yah dari tadi bikin gua kesel udah sok akrab sok bijak dan sekarang sok ganteng banget." Ucap Sinta sambil tertawa melihat tingkah Boski.

" haha memang kenyataannya gua ganteng."

"Wooo PD banget."

"Haha nah gitu doang jangan nangis mending ketawa."

"Haha apaan sih lu, eh gua minum yah minumannya." Ucap Sinta lalu meminum teh botolan yang di berikan Boski.

"Yaa minum aja, dan udah percaya gua bukan orang jahat?." Tanya Boski sambil memandang wajah Sinta.

"Hehe untuk saat ini sih."

"Yee saat ini doang haha."

"Ngomong-ngomong lu tadi nangis kenapa abis di putusin cowo?."

"Eee engga sih."

"Ohh berantem sama orang tua?."

"Engga juga."

"Wahh jangan-jangan lu kuntilanak pohon itu yah yang nyamar jadi manusia."


"Hahaha ngacoo luu gua nangis bukan karena lagi putus cinta atau lagi ada masalah sama orang tua, tapi gua lagi nenangin diri gua aja abis berantem sama sahabat gua aja."


"Wedehh baru denger nih ada orang yang lagi berantem sama sahabat galau nya udah kayak orang lagi putus cinta."

"Gua gak lebay kali."


"Gini yah ee antaaa eegh siapa nama lu tadi?."

"Sinta …S… I… N… T… A…."Ucap sinta sambil mengeja huruf nama nya.

"Eh iya Sinta gini, yang namanya persahabatan pasti ada masa-masa baik ada juga masa-masa buruk. Jika masa buruk itu terjadi perlu adanya komunikasi lebih."

"Udah yang ada makin runyam urusan."

"itu tanda nya komunikasi kalian berdua belum terjalin optimal, saran gua mah apapun yang terjadi jangan pernah tinggalin sahabat lu walaupun sahabat lu benci banget sama lu heh gua yakin suatu saat sahabat lu akan berubah."

"Thanks yah." Ucap Sinta.

"For what?." Ucap Boski.

"Untuk masukkan nya." Sinta tersenyum manis ke arah Boski.

"Gak usah berterimakasih segala, yaa gua suka kalo ngasih usul dan menghibur orang, dan gua yakin suatu saat persahabatan lu itu akan kembali normal seperti dulu." Ucap Boski.

"Amin."Ucap Sinta singkat.

"Ehhh ngomong-ngomong udah jam 9 malam nih lu gak balik, gak bagus loh cewek jam segini masih di luar."

"Ehh iya udah jam 9 aja." Sinta melirik jam tangan yang ia kenakan.

"Ya udah gua balik dulu yah, thanks udah nemenin gua yaa walapun gua baru aja kenal sama lu tapi lu enak orang nya di ajak ngobrol."Ucap Sinta.

"Hehe santai aja, oh iya lu balik naik apa?, apa mau gua anterin?."

"Eh engga gak usah ngerepotin rumah gua jauh soal nya, dan gua naik taksi aja."

"Bener nih?."

"Iya."

"Yaudah gua ater lu aja sampe lu dapet taxi." Ucap Boski.

"Iya yaudah yuk." Ajak Sinta.

"Duluan." Ucap Boski sambil mengikuti Sinta dari arah belakang.



Lalu Sinta memutuskan untuk pulang mengunakan Taxi, mereka berjalan pelan meninggalkan taman, Sinta sedikit melirik kearah Boski saat mereka berjalan berdampingan. Ada rasa penasaran di hati Sinta dengan Pria yang baru di kenal nya ini, lalu tak lama sebuah taksi melintas di samping Boski.


"Taksii!!." Teriak Boski sambil melambaikan tangannya ke arah taxi.

Terlihat Taxi yang di panggil Boski berhenti dan menepi di pinggir jalan.

"Tuh udah dapet buruan gihh naik."Ucap boski.

"Ehh iya, sekali lagi thanks yah."

"Iya santai aja."

Lalu Sinta membalikan badan dan berjalan mendekati taksi yang sudah menunggu di sisi jalan, saat Sinta akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba Boski berlari kecil mengambil diri nya.

"Ehhh tunggu sebentar." Ucap Boski sambil menahan pintu taksi saat akan tertutup.

"Ehh iya kenapa?."

"Nihh kartu nama gua nanti wa gua aja kalo perlu apa-apa." Ucap Boski sambil menyerahkan selembar kartu nama diri nya.

"Ehh iya." Sinta mengambil kartu nama yang di berikan Boski.

"Yaudah bye senang bertemu lu." Ucap Sinta sambil tersenyum ke arah Boski.

"Iya, byee."



BRUKKK!!

Pintu taksi pun di tutup oleh Boski.



Setelah Sinta berada di dalam taxi, mobil yang ia tumpangi mulai berjalan pelan meninggalkan Boski yang berdiri sambil tersenyum melihat ke arah mobil yang mulai bergerak jauh meninggalkan diri nya.






--- ooo ---






Hari keberangkatan Leva ke singapura pun telah tiba, akhirnya Leva menuruti perintah yang mamah nya berikan kepada diri nya dengan pertimbangan yang sangat ia fikir kan matang-matang.

Pagi ini sebelum jadwal keberangkatan pesawat yang Leva akan naiki lepas landas, Leva memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk melihat Reza sebelum ia pergi untuk sebulan penuh ke Singapura.


"Morning sayangg ku." Ucap Leva sambil memandang wajah Reza dari arah dekat.


Muuaacchhh :*


Leva mencium bibir Reza yang tertutup rapat.


"Zaa aku pamit sebentar yah mau pergi ke Singapura bantuin mamah, gak lama sih sebulan tapi waktu sebulan untuk pisah denganmu dengan kondisi dirimu saat ini menurut ku itu amat sangat lama." Ucap Leva sambil membelai halus rambut Reza.

"sungguhnya ku tak sanggup untuk jauh dari mu yaahh tapi mau di kata apa za keadaan yang memaksa."

"Semoga pas aku balik nanti kamu udah sadar yah."

Lalu terlihat Leva memeluk tubuh Reza dengan serat dalam posisi berbaring.


"Cepatt sadar lahh sayang aku mohon hikss aku mohon aku sangat merindukan diri mu aku tak kuasa lama-lama seperti ini." Ucap Leva tak terasa air mata mulai mengalir membasahi wajah nya.

"Reza bangun lah Bintang sangat merindukan hadirnya bulan untuk menghiasi indahnya malam." Ucap Leva sambil menatap wajah Reza dalam dalam.


Lalu Leva makin mendekatkan wajah nya ke wajah Reza dan saat wajah mereka saling bertemu, Leva mulai memejamkan matanya lalu dengan pelan dan lembut Leva mencium bibir Reza dengan penuh perasaan.


Muachhhhh:*


Leva mencium bibir Reza sangat lama, ciuman ini adalah ciuman untuk Reza sebelum ia pergi untuk sementara ke Singapura.










Kau yang terbaik yang pernah aku dapatkan

Dan terbaik yang slalu kudengar

Aku tau kini takkan mudah

Tuk bisa terus bersamamu


Karna malam ini

Saat yang terindah bagi hidupku

Oh tuhan jangan hilangkan dia

Dari hidupku selamanya


Sungguh ku tak ingin

Hatiku jadi milik yang lainnya

Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin

Kutemukan lagi


Apa jadinya jika tanpamu di sini

Lebih baik aku mati saja

Bila harus melihatmu

Bersanding tapi bukan dengan aku


Karna malam ini

Saat yang terindah bagi hidupku

Oh tuhan jangan hilangkan dia

Dari hidupku selamanya


Sungguh ku tak ingin

Hatiku jadi milik yang lainnya

Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin

Kutemukan lagi


Karna malam ini malam ini malam ini


Sungguh-sungguh aku tak ingin

Hatiku jadi milik yang lainnya

Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin

Kutemukan lagi



Liric Song by : Rossa - Jangan Hilangkan Dia












--- ooo ---


 
wa
wah drama winda leva reza bakalan dimulai nih... Leva Reza pasti bisa melewati, wow ada boski yg bisa menyelesaikan, keren2, bener, hu kok gak dibikin novel ya... Layak banget, thanks updatenya
waduuuhhh... itu mah ngimpinya kejauhan om, hihi

ane mah niatnya cuma mau nuangin imajinasi kedalam suatu tulisan, lagian tulisan ane masih jauh dikatakan perfect,

musti belajar lagi pelajaran bahasa indonesia yang baik dan benar huahahaha

tapi kalo ada yang nawarin sih pikir pikir dulu haha

Makasih updatenya om D 805 KI:beer:
sama sama mr L
 
Wah ada sekuel om boski juga, kayak nya lepas dari si gaga ada konflik sama winda....

Makasih om sudah update
masih rencana om

ng
Makasih updatenya suhu @D 805 KI :ampun::mantap:
ngapain lu hahaha, tanggung janab noh..!!

hadir cuma komen hadeuh

Baca part#24 ini bener bener ngiris bawang.. Ditunggu adegan adegan yg bikin adrenalin naik di next part...sehat selalu suhu..
hihi, yah namanya juga gelombang baper
 
Pas, ane nge-up episode dimana boski muncul,

Ane jd kepikiran, apa mesti ane buat "side story tentang boski" di ini thread

atau

bikin thread baru "My Love Journal 2 " bahas tentang kisah cinta boski,

karena menurut ane kisah hidup boski bs seru kl diangkat..


Gmna nih menurut para bapers...

Apa perlu ane buat vote u ini??
boleh suhu. bikin side story aja. tapi kudu minta ijin ama yang punya cerita utama.
sebaiknya bikin di trit baru, mungkin dengan judul 'boski adventure (based on my love journal bytio12tt)'
 
ciieee..ciieee..:D om Boski euy cengin Shinta...
ngaha:pandaketawa:hahaa..
yang penting traktiran nya..
re:jempol:bess​
hihi jad malu ama om oyes

Untung yang banteng-bantenga an kemarin gak dilanjut:suhu:
lagi ngebayangin si om lagi ngemut es bon bon

huahahaha

Hehe. ..nanti hu masih proses. Intinya ane harus banyak belajar dari suhu bagaimana cara teknik penulisan yang baik.

Karya Suhu Dengan Judul Gelombang Nestapa Luar Biasa.

Mohon Bimbingannya hu
eleh eleh, apa kagak salah nih... gak kebalik om ??

boleh suhu. bikin side story aja. tapi kudu minta ijin ama yang punya cerita utama.
sebaiknya bikin di trit baru, mungkin dengan judul 'boski adventure (based on my love journal bytio12tt)'
pastinya om, sebelum ane posting niatan ane, ane dah izin ama yang punya

untuk judul boleh juga tuh.. masukannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd