Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Mamaku Yang Tergoda

Status
Please reply by conversation.

RahmatCR7

Suka Semprot
Daftar
31 Aug 2020
Post
5
Like diterima
55
Bimabet
Namaku Rian. Seorang murid kelas 11 SMA yang biasa-biasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yang kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Intan, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota.
Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 38 tahun dengan tinggi 168 cm dan bertubuh bohay dan agak gemuk sedikit. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tidak langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah susu mama terlihat sangat besar dan menonjol karena menyusui adikku, bahkan sebelum menyusui pun susu mama memang sudah besar ditambah sekarang yang lagi masa menyusui adikku jadi tambah besar. Memang tidak lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yang membuatnya tidak sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yang tiba-tiba rewel.“Ah… mama memang sangat cantik” batinku. Meskipun begitu aku tetap tidak pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yang baik dan penyayang.
Namun sepertinya tidak hanya aku yang tertarik pada mama. Teman-temanku yang pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini. Aku tentu saja bangga mamaku banyak yang mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh.
Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian ujicoba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus, Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yang aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku. Di antara mereka ada yang ngebet banget mencari perhatian mama, Ando namanya, temanku yang paling mesum dan yang paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.
“Gimana nilai ujian ujicobanya? Lulus kan?” tanya mama pada Ando.
“Duh… saya remedial tante” jawab Ando dengan nada murung.
“Lho… kok bisa sih?”
“Habisnya Rian gak mau kasih contekan waktu ujian…”
“Kamu ini… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yang tidak belajar, tiru dong anak tante, rajin dia”
“Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante”
“Lho… Kenapa?”
“Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yang pemalas. Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini.
“Kamu itu harus belajar yang rajin dong… jangan remedial terus nantinya” ujar mamaku perhatian. Mama orangnya memang tidak tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yang baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun.
“Ya mau gimana lagi tante…”
“Hmm… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Ando belajar?” tanya mama kemudian padaku.
“Eh, i-iya Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan. Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Ando belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya.
“Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir.
“Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Ando, jangan ragu-ragu bertanya pada Rian kalau ada yang kamu gak ngerti” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur.
“Yuk Ndo kita belajar bareng” ajakku pada Ando.
“Hehe, iya bro ”
Kami pun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Ando yang emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yang sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situso.
“Lo kok malah main komputer sih Ndo?” tanyaku kesal padanya.
“Santai aja bro belajarnya, ntar otaklu meleduk lho… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor. Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Ando malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar.
“Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku.
“Makasih Ma…”
“Makasih tante…”
Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yang dalamnya hingga ke lututnya. Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Ando, matanya tidak mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku terutama ke bagian susu mamaku yang besar
“Mama lo emang semok banget bro… gak salah banyak yang demen, hehe” ucap Ando setelah mama keluar dari kamarku. Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu.
Akupun lanjut belajar lagi, namun si Ando masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak.
Begitulah, sejak saat itu Ando jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.
Ando juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Ando masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya.
Mama memang tidak mempermasalahkan tingkah Ando itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Ando terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Ando seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yang kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu.
Melihat hal itu aku yang jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Ando dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Ando.
“Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Ando kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama. Aku tidak yakin ucapan Ando yang mengatakan ibunya tidak sayang dengannya itu benar apa tidak, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yang baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Ando itu, ogah.
Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku.
“Sorry bro, mama lo semok banget, gak tahan gue, gue coli dulu yah sambil ngebayangin mama lo” ujarnya.
“Anjing lo Ndo, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu. Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Ando hanya cengengesan saja ku maki.
Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga montok. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.
Aku hanya bisa memaklumi temanku yang satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yang kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Ando itu. Membiarkan temanku beronani ria di kamar mandi kamarku membayangkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Ando itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yang tidak-tidak pada mama.
Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Ando maupun perbuatan-perbuatannya yang kurang sopan sebagai orang yang bukan keluarga. Mama sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yang kurang kasih sayang seorang ibu itu. Ando minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Ando minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti.
“Ma…. Kok mama nyuapin Ando sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.
“Oh… ini permintaan Ando kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai.
“Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yang cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Ando seenaknya. Tampak mama mencubit paha Ando karena ucapan temanku itu. Meski tidak keras, tapi Ando berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil.
Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk!
Aku yang tidak mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Ando seakan tahu apa yang akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.
“Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Ando sambil membuka mulut lebar-lebar.
“Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Ando. Ku lihat Ando melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek!
“Ma…” panggilku.
“Ya sayang?”
“Aku mau juga dong…” pintaku.
“Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi”
“Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tidak mau kalah sama Ando yang jelas-jelas bukan anak mama.
Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Ando mendahuliku!
“Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Ando sok merajuk sambil menahan tangan mama. Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Ando lagi.
“Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama. Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Ando melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yang membuat hatiku sakit. Makanku jadi tidak enak.
“Ando, gimana belajarnya? Kamu belajar yang rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Ando selesai makan.
“Rajin kok tante, tanya aja Rian. Iya kan bro? Hehe”
“Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tidak mau peduli lagi dia belajar atau tidak.
“Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe”
“Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yang bagus” ujar mamaku lagi.
“Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Ando menantang.
“Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?”
“Habisnya tante masih aja anggap Rian lebih pintar dari aku” rajuk Ando. Jelas saja memang aku yang lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku.
“Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke?”
“Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Ando bersemangat.
“Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku.
“Oke deh tante, hehe”
“Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku. Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tidak mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Ando. Jadi ku terima saja.
“Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tidak membolehkan Ando main ke sini lagi.
“Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yang rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami. Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Ando punya tujuan tersendiri. Ando ku yakin akan meminta hal yang mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tidak akan kesulitan memenangkan pertandingan ini.
Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Ando. Dia belajarpun tidak, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yang lebih bagus, tapi aku tidak menyangka kalau nilai Ando lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????
Akhirnya Andolah yang memenangkan pertandingan ini. Sialan!
“Hehe, aku yang menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Ando sombong.
“Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian. Aku masih bingung bagaimana Ando bisa dapat nilai yang bagus. Tapi aku tidak ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yang akan diminta Ando pada mama.
“Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe”
Aku kaget setengah mati. Ando minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama.
“Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tidak ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan. Tentu saja, karena yang meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Ando.
“Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Ando memelas.
Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tidak rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Ando semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yang harus dipenuhi.
“Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yang telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Ando. Aku sendiri sampai berpikir yang tidak-tidak dibuatnya.
“Oke deh tante, aku aja yang telanjang, telanjang di depan tante, di depan mama dari temanku yang cantik” ucap Ando sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja.
Aku masih tidak percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membayangkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yang dekil item seperti temanku ini. Ando akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal.
Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tidak apa-apa dan tidak perlu khawatir. Semoga saja Ando tidak macam-macam selain hanya mandi.
“Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian.
“Eh, i-iya ma…” jawabku yang lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Ando nyengir-nyengir.
“Yuk tante, mandi, hehe” ajak Ando menggandeng tangan mamaku. Tampak perbedaan warna kulit yang mencolok antara tangan Ando dan mamaku. Ando hitam dekil, sedangkan mama putih mulus.
“Iya, dasar kamu tidak sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama.
“Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Ando cengengesan padaku. Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.
Mama dan Ando lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yang ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah, Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Ando yang terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yang dilakukan Ando pada mamaku.
Tidak lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Ando. Aku yang penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Ando berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Ando sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya.
Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini penisnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.
“Tante… mandiin Ando yang bersih yah, hehe” kata Ando.
“Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu”
“Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Ando berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yang super cantik, hehe”
“Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Ando kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya.
“Rasain tuh kamu”
“Hehehe, ampun, ngomong-ngomong titit aku gede gak tante?”
“Kamu mau tante cubit lagi?”
“Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar titit Ando disabunin juga yah, hehe”
“Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus.
“Yah, kok gitu sih, sekalian dong…”
“Kamu ini mau mandi atau apa sih Ndo?”
“Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama titit aku yang gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Ando makin melunjak.
“Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama.
“Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe”
“Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian.
“Makasih tante, tante memang mama yang baik. Ando sayang sama tante”
Tak lama kemudian terdengar suara Ando seperti mendesah-desah kecil.
"Aaahh tante enakk sshhh"
Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni penisnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membayangkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yang cantik saat ini sedang menyabuni penis temanku!
“Duh, titit kmu kok makin keras” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yang terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam.
“Iya mama temanku yang cantik” jawab Ando
“Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah keras gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang hihihi” ujar mama menggoda Ando. Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yang tadinya menolak permintaan Ando, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku.
“Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu nenen tante kelihatan besar banget, Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat titit aku jadi tambah keras gini” ujar Ando.
Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Ando barusan. Baju mama basah? Berarti Ando bisa melihat bayangan susu mamaku yang besar
Aku juga baru sadar kalau mama tidak pakai BH tadi, dan juga pakaian yang mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yang paling tipis. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Ando bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat merangsang nafsu ando saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni.
“Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu”
“Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin nenen mamanya yang nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap titit aku? Tante juga ngocokin titit aku kan? Hehe” balas Ando cengengesan. Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membayangkan mama membersihkan titit Ando sampai mengocok-ngocoknya.
“Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin titit kmu”
“Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Ando yang sepertinya ketakutan kalau mamaku marah. Mama sepertinya tidak benar-benar marah, karena terdengar Ando tak lama kemudian mendesah lagi
"Aahhh tantee sshhh"
Mamaku kembali mengocok titit temanku dengan tangannya!
“Untung tante masih pake daster. Kalau tidak pasti Ando udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Ando
“Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama.
“Aduh tante, sakit”
“Rasain”
Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Ando. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir.
“Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku.
“Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi” ucap Ando yang semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.
“Jangan lupa disiram yang bersih” ucap mama kemudian yang ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar!
“ Rian? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku.
“Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain”
“Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis.
Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yang tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang berwarna coklat kehitaman dengan aerola lumayan lebar dan ujung pentil yang nyeplak mengacung.. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yang seksi dan memancing lelaki manapun. Sungguh puas Ando melihatnya dari tadi.
“Hehe, ada Rian yah tante?” ucap Ando. Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yang jelek itu sibuk mengocok penisnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku.
“Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Ando muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yang tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini. Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja.
“Kyaaaah, Andoooo! Spermamuuu!”
“Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Ando beralasan. Sungguh Ando biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang!
Ando dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku,
“Jangan kasih tahu papa yah sayang”
Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Ando.
Aku pikir hanya sekali itu Ando dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Ando selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tidak melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Ando.
“Terus Ando onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama.
“Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yang bikin aku kesal.
“Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus kan”
Mama tidak menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Ando walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yang dulunya hanya ingin memanjakan Ando malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.
Perangai Ando semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yang pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh kesal melihat tingkahnya itu. Aku sampai tidak pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Ando yang selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tidak ingin Ando sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku.
Suatu hari papa tidak pulang karena urusan pekerjaan. Ando malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama.
“Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Ando memastikan.
“Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Rian sendirian dong di kamar?” balas mama.
“Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yang cakep? Hehe”
“Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya.
“Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yang gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Ando memelas memasang wajah sedih.
Bangsattt umpatku dalam hati
Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.
“Yah… mama pikir tidak apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Ando. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Ando.
“Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini.
“Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku.
“Iya Ma…”
“Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Ndo kalau Rian juga ikutan?”
“Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Ando cengengesan.
Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Ando. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yang tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Ando juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yang kami lakukan sekarang. Pemandangan yang seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman sialan ini.
“Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Ando layaknya anaknya sendiri.
“Selamat tidur Ma…” balasku. Tentunya aku tidak ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga.
Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yang sedang mereka obrolkan.
“Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Ando berbisik dengan nada memaksa.
“Duh, jgn Ando nanti rian bangun?”
“Pengen bgt nie tante, ayo dong… buka dikit nenen nya, aku haus nih pengen rasain nyusu juga”
Hah? Pengen nyusu?? Ando ingin menyusu pada mamaku??
“Kamu ini, sengaja ya minta nyusu? Saat Rian ada di sebelah?” tanya mama yang hanya dibalas Ando cengengesan.
“Kan tante janji mau ngasih aku susu juga”
“Tapi kan susu tante yang udah diperas, bukan yang diminum langsung dari sumbernya”
“Lebih enak diminum langsung dari sumbernya tante apalagi dari nenen tante yg besar ini”
“Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Rian bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka.
“Ayo dong tante… mau yah?” pinta Ando lagi terus memaksa.
“Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan. Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan susunya yang besar itu. Susu yang pernah ku hisap saat kecil kini akan dihisap oleh temanku yang jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk.
Dalam kegelapan, tampak Ando langsung menyosor susu mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Ando yang begitu semangat
"Duuuhh ando pelann"
Daripada dikatakan menyusu, Ando lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Ando agar tidak menindihnya, tapi ando malah mengangkat tangan mamaku dan menciumi ketiak mama,,
"Duuuhh ando kmu ngapain sih gelii"
"Mmhhh gemes sama tante"
Lama kelamaan mamaku diam dan membiarkan ando menciumi ketiaknya dengan nafas memburu malahan setelah ando kembali menyusu mama mulai memeluk punggung Ando seakan tidak membiarkan Ando berhenti menghisapi susu besarnya yang pentilnya telah mengacung dan basah mulut ando bercampur air susu mamaku.
Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Nghhh… Ando sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan. Ando hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Ando lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku sambil menindih tubuh mama.
Cukup lama Ando melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yang membuat aku makin konak. Daster yang mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tidak mempermasalahkan lagi Ando yang semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun.
“Ando… jangan digigit pentilnya kamu mau nyusu atau apa sih?”
“Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh duuuhhh….”
“Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yang satunya?”
“Ngghhh.. ando” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Ando pada susu besarnya. Tapi mama tampak tidak benar-benar malarang Ando dan masih terus membiarkan Ando melakukan aksinya yang sekarang membenamkan mukanya di belahan susu mamaku, Setelah sekitar setengah jam, barulah Ando berhenti.
“Udah Ando? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Rian bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal. Ando hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam dalam ke susu mamaku serta menyusu hingga hampir setengah jam.
Ando kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yang dilakukannya itu.
“Ando? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut.
Ando tidak menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menindih tubuh mama yang nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu melumat bibir mamaku berdecap decap dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Ando… kamu mau ngapain mmmhhh ando mmmhhh…” ucap mamaku tertahan karena mulutnya mulai dilumat dan ditindih tubuh Ando.
Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan mulutnya terus dilumat sambil sesekali ando memasukan lidahnya ke mulut mamaku, wajah mama kini mulai diciumi temanku, bahkan sesekali mama hanya mendesah kecil. Kepalaku pusing melihatnya. ando jadi makin asik menciumi mamaku dengan panasnya dengan muka agak memerah dan tatapan mata tajam karena saking nafsunya,, padahal ada aku di sebelah mereka . Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Ando. Merelakan tubuhnya digerayangi habis-habisan oleh temanku ini.
Puas berciuman, tiba-tiba Ando menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes.
“Ando… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur. Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tidak melihat ke arahku.
“Tante… aku pengen” pinta Ando sambil mencoba mendorong dan merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk.
“Gak boleh Ando sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?”
“Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Ando vulgar.
“Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama.
“Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Ando kembali berusaha mendorong untuk merebahkan tubuh mamaku. Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali mendorong tubuh Ando dan kembali bangkit duduk.
“Jangan Ando sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.
“Yah tante… aku pengen bgt” ando pun mulai membuka seluruh pakaian nya sampai telanjang dan terlihat titit nya yang keras dan kaku
Mama tampak bingung
"Ando ngapain kmu telanjang"
Ando diam tak menjawab dan kembali mencoba mendorong dan merebahkan tubuh mamaku, aku pun kaget kali ini mama hanya diam lalu kemudian berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian.
“Ya sudah deh, aku udh gak tahan bgt ini tante” jawab Ando. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium.
“Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku.
“Iya tante…”
“Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. titit kmu sepertinya udh keras bgt” ucap mama sambil tersenyum manis.
Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Ando membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun penisnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Ando maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada aku di sini.
Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun kipas di kamar menyala.
Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama.
“Ando jangan dimasukkan!”
“Gak tahan tante biar cepet”
“Ando… udah tante bilangin kan.. Ngh… Ando… tarik titit kmu sayang!” kata mamaku lagi. Ku coba memperhatikan apa yang terjadi. Ando sedang menindih menggenjot mamaku dengan pelan Bajingan!
“Ngghhh.. tante… enak… aku ngentotin tante yah aahhhh” racau Ando tak mempedulikan ucapan mama.
“Shhh… Ando… cukup… nanti Rian bangun.. Ngghh..” ucap mama.
“Kalau tante gak mau anak tante itu terbangun, tante jangan berisik dong, biar cepet selesai nih” balas Ando.
“Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mamaku yang akhirnya menuruti perkataan Ando. Mama tidak lagi melawan dengan harapan aku tidak terbangun dan menyaksikan dia sedang bersetubuh dengan temanku, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.
Akhirnya mamaku membiarkan tubuhnya dinikmati Ando, sambil menggenjot dan menindih tubuh mamaku mata ando kini merem melek kenikmatan bahkan mama juga terlihat mendesah desah kecil seperti memancing nafsu ando yang tengah menyetubuhi nya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Ando.
Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yang jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. Penisku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Ando, temanku yang tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan!
“Ngghh… Ando…”
“Tantehh... ssshhhh”
“Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah pulas tidur sih” racau mama pelan yang membuat Ando semakin semangat.
Ando kini kembali menyusu sambil menggenjot mamaku, susu besar mama dihisap sepuasnya sampai berbunyi "Sluuurrpp sluuurrp" agak kencang lepas dari susu aldo menyampingkan mulutnya ke lipatan ketiak mamaku
"Jgn kesitu ando geli, tante udh keringetan nanti agak asem" ucap mamaku
"Aaahhh sshhh biarin tante, aku suka"
Ando lalu menaikan tangan mamaku keatas dan membenamkan mukanya di lembah ketiak mama yang melebar, hidungnya mengendus dengan tarikan nafas kuat meresapi aroma tubuh mamaku yang merangsang nafsunya.
Hatiku seakan menangis,, tapi penisku ngaceng bukan main melihat mereka. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku dengan sendirinya di celana karena tak tahan.
Ando terus menyetubuhi ibu kandungku. hingga membuat mama kilmaks dan ando pun sepertinya ingin muncrat
“Tante… aku mau muncrat. Keluarin di dalam yah?”
“Iyahhh ando sshhh uuhhh”
"Hamil gak tantee"
"Tante udh KB kok ando uuhhh uuhhh"
dan tak lama kemudian genjotan ando semakin cepat sampe getaran nya di kasur terasa olehku yang pura pura tidur
“Tante enaakkkk aahhhh aahhhh AAAHHHH”
erang Ando dengan tubuh mengejang-ngejang menindih rapat tubuh mamaku yang lebih besar darinya, mungkin didalam tititnya sedang menyemprotkan sperma ke vagina mama dengan banyak, karena hampir 2 menit ando mengejang dan rapat menindih mamaku sambil menembakan sperma ke tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!
"Uuuhhh udah belum ando"
"Iyahh tantee enak bgt"
“Dasar… anak sekarang cepat gede semua, Tapi Rian bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi. Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu.
“Dia kan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Ando.
“Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem”
“Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi tante?” tanya Ando.
“Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya.
“Ngentotin mama temanku yang cantik, manis dan bohay hehe”
“Huh! Dasar kmu”
Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani goncangan kasur yang makin terasa karena tak beberapa lama kemudian ando kembali menindih mamaku dan menyetubuhinya
Esoknya mereka bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, terutama mama.
Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 2 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta Ando di rumahku. Ando seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku.
Tiap ada kesempatan, mamaku dan Ando pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku. Ada yang terlihat olehku, tapi sepertinya ada juga disaat ak tidak melihatnya, ada ceceran sperma di seprai kamar mamaku, di lantai dapur dan terkadang juga di sofa dan semua itu adalah sperma ando yang slalu nafsu saat berdekatan dengan mamaku, bahkan saat menyusui adikku kulihat susu mamaku yang besar ada beberapa bercak merah seperti cupangan dan semua itu adalah perbuatan ando yang menyusu pada mama, terkadang ando juga gemas mencium cium ketiak mamaku di selingan menyusu nya,, sepertinya mama telah benar benar jatuh ke genggaman nafsu Ando sejak dia merasakan genjotan Ando pada vaginanya malam itu. terkadang aku menyesal mengapa sejak awal atau pada malam itu aku tidak mencegahnya, Kini mama telah ketagihan sama temanku sendiri entah apa yang harus kuperbuat untuk membalas rasa sakit hatiku yang tercampakan di rumahku ini,, aku adalah anak lelaki dalam keluarga ini, aku harus bisa dan aku harus membalasnya lupakan semua rasa takut,, Tiba tiba aku merasa hati dan pikiranku membara seperti kobaran api yang siap membakar apapun, kutarik nafas panjang sambil tanganku mengepal kuat memikirkan cara untuk membalas perbuatan ando kepada mamaku dan juga telah menginjak harga diriku dirumah ini
 
Terakhir diubah:
Kopas nih ceritanya kaya cerita lama judulnya annisa ibu nakal kayaknya ada di forum deh
 
Kayak pernah baca deh cerita ini.. Apa mau di repost, remake atau di lanjut suhu?
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd