Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mama Sayang Kamu Bagas (TAMAT)

Mama Sayang Kamu Bagas | Part 4
Awal Mula Penantian Panjang

“Bagas Sayang Mama… Bagas pengen Mama…“ Ucap putra kandungku, akhirnya berbicara. Ditengah birahinya yang membara, keberaniannya muncul. Beserta semua kecerdasannya mengolah kata-kata manis, “Bagas pengen apa yang Mama juga pengen…”
“Bener Sayang…?”
“Iya Ma…” Angguk Bagas yakin. “Sekarang… Mama sebut aja… Apa yang Mama inginkan dari Bagas..?”

“Semuanya Sayang…” Balasku sambil tersenyum lebar, “Mama pengen semuanya…”
“Sebut aja Maa..”

“Mama pengen kasih sayangmu… Mama pengen perlakuan manjamu… Mama pengen dirimu…”
“Maksudnya, pengen Bagas…?”
“Semuanya Sayang… Dirimu… Tubuhmu….”

“Kontolmu…”
“Didalam tubuh Mama…”
.
Kuperhatikan, penis Bagas yang baru saja memuntahkan sperma, perlahan bergerak-gerak. Memanjang, membesar dan mendongak keatas. Dalam hitungan menit, penis bagas sudah sepenuhnya tegang. Dan siap dipergunakan kembali.

Dasar nafsu anak muda.

“Sama Ma… Apa yang Mama rasakan… Bagas juga pengen…” Ujar putra kandungku sambil mengusap bibir tipisku. “Bagas juga… Sejak lama… Bagas pengen bisa nidurin Mama…”
“Oohhh Sayang…”
“Mama membuatku gila… “ Bisik Bagas menatap batang penisnya yang sudah berdenyut begitu hebat, “Karena Mama… Bagas tak pernah membiarkan titit ini diam… Walau sehari saja…”

“Maksudnya….?” Tanyaku tak mengerti

“Iya… Karena kecantikan Mama… Bagas selalu menyiksa kemaluan Bagas…”
“Karena kemolekan Mama.. Bagas selalu membuat titit ini muncrat-muncrat…”
“Dan keseksian Mama… Bagas tak bisa tidur tenang jika tanpa ngecrot sebelum menutup mata…”

“Serius Sayang…?”
“Iya Maa... “ Jawab Bagas yang mulai mengurut kembali batang penisnya yang masih berlumuran air liurku, “Sebenernya… Bagas tersiksa Ma… Bagas terjebak dalam nafsu dan akal sehat…. Karena tak pernah berani mengungkapkan ke Mama… Bagas lampiaskan aja semua hasrat Bagas ke titit ini…”

“Oohhh.. Sayaaang… Kenapa kamu ga bilang ke Mama…?” Tanyaku
“Bagas pengen Maa… Cuman terlalu malu buat ngungkapinnya….”

Kuraih kepala putraku. Kuusap rambutnya. Kemudian kukecup keningnya dalam-dalam.

“Sekarang… Kita berdua sudah saling mengerti keinginan masing-masing… Jadi Mama harap… Sudah tak ada lagi kemaluan diantara kita…” Ucapku sambil menatap mata bulat Bagas. “Mama ingin kamu… Dan kamupun ingin Mama…”

“Sekarang…. Demi rasa cintamu ke Mama….” Kubuka pahaku lebar-lebar, “Masukin kontol besarmu ke memek Mama Sayang…”
“Nikmatin liang senggama yang Mama udah persiapin untukmu… Bagas Hendrianto… Putra sekaligus suami baru Mama…”

Seiring ucapan persetujuan sekaligus permintaan barusan, ada sebuah kelegaan yang muncul di hatiku. Karena sekarang, sudah tak ada lagi keragu-raguan, melainkan hasrat murni yang mendorong birahiku yang begitu menggebu.

Seketika, aku merasa jika bibirku ingin diciumnya. Aku ingin payudaraku segera diremasnya. Putingku dijilatnya. Dan vaginaku, Iya, vaginaku. Aku ingin segera disetubuhinya.

“Ayo Sayang… Tusuk memek Mama…” Pintaku yang sudah merasa begitu gatal. Mengusap-usap klitorisku guna mempersiapkan sodokan perdana penis Bagas di liang peranakanku, “Entot memek gatal Mamamu ini Sayang…”

“Ohhh Mama… Bagas…” Ucapnya haru, “Bagas tak pernah percaya ini terjadi… Ini bukan mimpi khan…?”
“Ini nyata Sayang… Sini… Mendekat ke Mama…” Pintaku yang makin memperlebar bentangan pahaku dan menawarkan vaginaku untuk kesenangannya.

Alih-alih langsung memasukkan batang penisnya ke vaginaku, Bagas malah berlutut dan menciumi kedua paha dalamku. Bergantian, putra kandungku itu mengecupinya pelan. Menggoda birahiku yang sudah begitu membara.

"Oh Sayang… Ayo… Buruan sodok memek Mama…. Jangan goda mama seperti ini…” Rengekku yang sudah begitu mengharapkan garukan kepala penisnya yang membonggol besar di dalam kemaluanku.

“Bagas mau Ma… Bener… “ Ucapnya disela kecupan manisnya dipahaku, “Tapi Bagas khawatir akan ngecewain Mama lagi…”
“Ayolah Sayang… Memek Mama udah sangat gatal….”
“Bagas khawatir keluar cepet Ma… Bagas ga pengen ngecrot seperti tadi…. “
“Gapapa Sayang… Mama maklum kok…”

“Ijinkan Bagas belajar Maa… Ijinkan Bagas …” Elak putraku yang terus menciumi pahaku. Semakin lama semakin dekat. Kearah vaginaku yang sudah begitu panas.
“Ayo Sayang… Siniin… Tusukin kontolmu… Ayo entotin Mama…” Kataku, murahan bak pelacur. Bak wanita penghibur yang haus akan seks.

Namun, walau aku sudah begitu ingin merasakan adukan-adukan kencang dari batang penis putra kandungku, Bagas tetap saja menjilati vaginaku.

SLUURRPP
“Ohhh Mama… Memek Mama enak sekali…” Ucap Bagas memujiku sambil terus mengais-ngais lendir kewanitaanku yang semakin membanjir basah.
“Oohh Bagaassss….”

Meskipun Bagas baru pertama kalinya melakukan oral seks kepadaku, aku bisa merasakan jika lidahnya begitu luar biasa. Dan kusadari, jika selain batang penis, Bagas juga memiliki lidah yang panjang.
Aku baru sadar, jika selama hidup bersama mas Damian, seumur-umur, aku belum pernah diberinya oral seks. Namun, bersama putra kandungku ini, aku menemukan sebuah kegemaran baru.


CREEET CREET CREETCEETT CREET CREETT
"Aahhhhh…. Baagassss….” Aku menjerit kaget, saat gelombang orgasmeku menerjang dan menghantamku bak deburan ombak. Begitu nikmat. Begitu indah.

Tubuhku menggeliat. Melengkung dan bergetar dengan dahsyat. Cairan vaginaku menyembur dengan derasnya. Membasahi wajah putra kandungku yang masih berkutat di liang senggamaku.

Tersenyum puas, Bagas menatapku dengan mulut belepotan cairan orgasmeku.
“Terimakasih Sayang… “ Ucapku sambil menarik wajahnya dari selangkanganku lalu mencium wajah yang masih basah karena cairan vaginaku. “Mama sayang banget sama kamu Nak…”
“Sama Maa.. bagas juga sayang Mama…”

Sekilas, aku melirik ke bagian bawah. Dan melihat jika penis Bagas sudah begitu keras. Seperti batu yang sudah siap untuk beraksi

“Jadi…? Apa kamu sudah siap…?” Tanyaku
“Menyetubuhi memek Mama…?” Balas putraku yang sepertinya masih ragu.

Tak sabar menunggu jawabannya, akupun mendorong mundur dadanya. Membuatnya rebah dan kuraih penis besarnya.

“Kalo kamu belom siap… Biar Mama aja yang nyiapin…” Ucapku sambil tersenyum sambil menggagahinya tepat diatas selangkangan. Lalu, tanpa meminta ijin putraku, aku meraih batang penisnya dan mengarahkan tepat di lubang kemaluanku.

“Tahan ya Sayang…”
"Astaga Mama…” Erang Bagas, saat vaginaku, dengan gerakan lambat, menelan kemaluannya.

"Ooohhh.. Keras sekali kontolmu Nak…”
“Pelan-pelan Maa…”
“Ooohhsss… Iyaa… Tahan Sayang… “
“Biarin memek Mama melahap kepala kontolmu….Hhhggg….” Ucapku yang mulai memusatkan titik berat tubuhku di tengan selangkangan. Membebani kepala penis Bagas yang berusaha menembus gawang kemaluanku.

CLEEEEPPP
“Ooohh Baagaaaassss…” Aku mengerang. Merasakan sakit yang cukup menggangguku.

Seperti perawan, aku seperti kembali merasakan pedih, saat tusukan penis pertama bersama mas Damian. Bedanya, kali ini yang menusuk vaginaku bukanlah dia. Melainkan putra kandungnya. Dan lagi, tusukan penis kali ini, tak membuat darah perawanku merembes keluar dan membasahi batang penisnya.

Perlahan, aku naikkan pinggulku keatas, lalu kembali kuturunkan pelan.

CLEEEEEPPP
“Ssshhh… Mamaaaa… Sempit sekali memek Mama…”
“Ssshh.. Bukan memek Mama yang sempit Sayang… Tapi memang kontolmu yang terlalu besar…”

Berulangkali, aku naik dan turunkan pinggulku. Berusaha memperlancar gerakan persenggamaan kami berdua. Hingga beberapa menit kemudian, gerakan tubuhku mulai lancar. Naik turun di batang penis putraku yang benar-benar nikmat.

Bagas pun sepertinya tahu, jika selain dari tusukan penisnya, aku mudah sekali birahi jika menerima rangsangan dipayudaraku. Karena setelah beberapa waktu, tangan putraku mulai meremas payudarany. Dan juga tak lupa, terkadang mulut Bagas menyedot-sedot putting payudaraku secara bergantian.

Saat orgasme keduaku mulai terbentuk, aku jadi semakin agresif. Dengan bertumpu di dada bidangnya, pinggulku semakin kesetanan. Bergerak naik turun dan berputar-putar dengan cepat.

“Ooohhh. Mama… Ulek kontol Bagas Maaa.. Ulek yang kencang…” Ucap Bagas yang akhirnya tak khawatir akan ejakulasi cepatnya. Ia lebih pasrah dan menikmati goyangan pinggulku.

Tiba-tiba, aku melihat ada kilatan emosi di dalam mata Bagas.

SRETTTT

Dalam satu gerakan supercepat, putraku mendorong tubuhku. Jatuh kebelakang.
BLUUGH

Dan dengan penis tanpa memberi aba-aba, ia menarik lepas batang penisnya.
PLOP

Diangkatnya kedua kakiku kepundaknya. Lalu ia kembali mengarahkan kepala penisnya ke vaginaku. Setelah itu, dengan satu gerakan cepat, ia menusukkan batang jumbonya kembali ke liang senggamaku.

CLEEEPPP
“Huuoooohhh…. Bagasss…” Teriakku. Kaget.

PLAK PLAK PLAK
Suara adukan penis Bagas, tiba-tiba bergerak begitu cepat. Seperti kesetanan putra kandungku itu mengaduk vagina ibunya. Begitu keras. Begitu cepat. Saking cepatnya, muncul buih putih seperti telur kocok dari dalam vaginaku.

PLAK PLAK PLAK
“Oohhhsss.. Mamaaa… Bagas ga kuat lagi Maaa…” Erang Bagas tanpa menghentikan sodokan penisnya, “Bagas mau keluar Maaaa… Ooohh… Ngentoott…”

PLAK PLAK PLAK
“Ohhh.. Iya Sayang… Terruuussss… Sodok memek Mama kenceng Sayang…” Girangku kesenangan. Tak mengira jika Bagas akan memperlakukan diriku dengan buas seperti ini.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Selama hampir satu menit, Bagas menyodokku tanpa berhenti. Sampai aku merasa sedikit rasa panas pada vaginaku.

Hingga akhirnya,

“MAMAAAA… BAGAS KELUAR…” Teriaknya dengan mata melotot.
“Iya Sayang… Keluarin pejuhmu….” Senyumku melihat kebuasan Bagas, “Keluarin semua pejuhmu di dalem rahim Mama Sayang… Kita keluar bareng….”

“BAGAS SAYANG MAMA…”

CROOOT CROOTTTT CROOCOOOT CROOOT CROOOT….

CREEET CREEET CREEEETTTT
“Mama juga sayang kamu…Bagas…” Erangku dalam nikmat, seiring luapan cairan orgasmeku yang meledak untuk kesekian kalinya.

***

Dalam tindihan tubuh kekar putraku yang masih mengatur deru nafasnya. Aku menatap kearah langit-langit dengan perasaan tercampur aduk. Antara puas. Senang. Sedih. Sekaligus bahagia. Seumur hidupku, aku tak pernah mengira jika penantianku selama ini, dapat hadir dalam waktu sekejab.

Aku benar-benar bersyukur. Bisa merasakan sensasi persetubuhan sedarah bersama putra kesayanganku.

“Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….Hhhhh….” Nafas Bagas yang perlahan mereda.

“Geser sedikit Sayang… Mama gepeng ketimpa badanmu….” Pintaku sambil sedikit mendorong tubuh Bagas dari atas payudaraku.
“Ehhh.. Mama Maaa…” Ucap Bagas yang kemudian menggulingkan tubuhnya kesamping. Sekaligus mencabut batang penisnya yang masih tertancap dalam di vaginaku.

PLOOOPP
“Uuuuhh.. Ngiluu…” Lenguhku yang merasakan ada kelegaan setelah merasakan panasnya sodokan penis darah dagingku.

SEEERRRRR
Lelehan sperma putih kekuningan pun langsung meleber. Saking banyaknya, beberapa tak tertampung didalam rahimku dan keluar.

“Sssshh… Banyak banget pejuhmu Sayang…” Ucapku yang tanpa basa-basi segera bangun dari posisi tidurku dan buru-buru meraih batang penis Bagas.

Tanpa ragu, aku masukan batang yang penuh lendir kenikmatan kami berdua itu kemulutku.

SLUUURRRPPP SLUUURRRPPPP

“Astaga Mamaaa…” Erang Bagas ketika aku mulai menyedoti sisa-sisa sperma dari penisnya. Menjilati sekujur batang kebanggaannya dengan cekatan. Tanpa membiarkan satu tetes sperma yang tersisa.

SLUUURRRPPP SLUUURRRPPPP

“Kira-kira… Kontol ini masih bisa ngaceng lagi nggak ya…?” Tanyaku ketika membolak balik batang besar Bagas di genggaman ditanganku.
“Buat ISTRI TERCINTAKU… Bagas yakin bisa…” Ucap Bagas tanpa keraguan sambil beberapa kali mengencangkan otot kemaluannya. Membuat batang yang setengah tegang itu terangguk-angguk dengan gagahnya.

“Istri Tercinta…” Ulangku dalam hati. Sebuah kalimat yang membuatku tiba-tiba merasa bangga.
 
Bimabet
Enak nya punya anak hasil incest masa berhubungan seks terus gak punya anak
iyalah, apalagi anaknya dah gede. bisa dapet double bonus tuh

matanp hu lanjut
siaappp

Absen hu.....
wokeey

Nuhun kang update na
samisami kaaaang

😂😂ujan air mani tanpa penetrasi kah kangbroo @tolrat
kudu penetrasi dong. nanggung kalo ga crot croot crooocooot croot crooott....

Edan emang master incest ini
waduh... gak bahaya ta?

Selalu juara suhu @tolrat kl buat cerita
aiihhssss. bisa aja sob. hehehehe


Mantul suhuu..baru ngeh ada cerbung milf x anak sebagas iniihh..hihihi.. Lanjutkan huu..
siaaaappp... lanjoed

Lanjuttttt huuuu
okeeeee

titip absen dulu biar ikut terus
yoyoy

Mantap brutal hu
josssss

mantabss, pasang tenda dulu ahh
soklah

lanjut hu........
pastinya

Mantap Suhu 👍
thanks sob

mantap suhu
hehehe

Kalo bisa. Tolong sudut pandang dari perspektif orang ketiga. Karna semua orang suka stw belum tentu demen sma incest. Terumata belum terbiasa. Tapi luar bisa tertarik ama story ini. Lanjutkan suhu
next story deh. gw coba buatin

Monitoring pagi...
nyate dulu maseeeeehhh

Ngopiiii ngudud ngabsen
washiap..

monitoring & obeservasie
kijang satu kijan gsatu

gokil sih ini cerita nya
goksssss dah... perlu dilanjut nggak? karena ini di web sebelah, udah gw tamatin.

Lanjutkn suhu
sopasteehh

Survey lokasi
bawa meteran. jangan lupa

cangkrukan sambi nggambleh
lanjud nggebleh jeh.

Nderek Absen maning...
sumonggo maseeehh.

Masih belum ada tanda²..
baru up up up

Absen deui..
josssss

setiya menanti
baru muncul sooobbb

Nginguk TS'e..

Mugi² sehat selalu & lancar rizkine
badalaaaaa
Aaaaammmiiiiinnnnn

Asiappp gerr
jossss

idem kemawon
idem

Pemantauan dalu, mbok menawi wonten update
sampun ndoro..

kudu di seriusin ini.....
masa segitu kurang serius?

masuk siyang
menjelang sore

Survey lokasi siyang dimari...
Salah satu cerita inses ibu anak terbaik ini
hehehe. matursuwun maseehhhh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd