Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mabataki ~ Kisah hidup di negara orang

Chapter 20

Kamar Hana

Perlahan kubuka mataku, matahari sudah menampakkan sinarnya yang sedikit muncul dari balik tirai putih. Aku benar-benar tidak ingat kapan aku tidur, tapi semuanya nampak normal. Sinar matahari yang menyilaukan mata, kasur empuk yang membuat tidur nyenyak dan Hana yang tidur sambil memelukku.

Tunggu sebentar! Aku benar-benar kaget ketika melihat wajah tidur Hana yang begitu dekat denganku, aku segera menarik tubuhku mundur tapi akibatnya aku terjatuh ke lantai. Antara rasa kaget dan rasa sakit saling mengimbangi.

"Ah, Azumi. Sudah bangun? Ohayou", Hana bangkit dari tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya. Bangun tidur pun wajahnya masih nampak sempurna, walaupun rambutnya sedikit berantakan. Yang lebih mengejutkan lagi, Ia hanya menggunakan dalaman berwarna putih.

"O... Ohayou. Kamu dari semalam tidur di sini?", Aku mencoba tenang walaupun sangat sulit. Apalagi di pagi hari, di saat ada sesuatu yang bangkit, apalagi dengan godaan seindah ini di depan mata.

"Iya, ini kan kasurku", katanya sebelum menguap dan meregangkan badannya, dadanya semakin membusung jelas ketika Ia menangkat tangannya tinggi-tinggi. Lagi-lagi ada sisi Hana yang belum pernah kuketahui sebelumnya. Kadang aku berpikir, memang semua wanita memiliki banyak sisi seperti ini atau Hana saja ya?

"Ta... Tapi kan...", aku kehabisan kata-kata untuk membalasnya, apalagi ada belahan dada yang begitu menantang di hadapanku itu.

"Udah, ini kan rumahku. Ga boleh protes ya", Hana segera berdiri dan berjalan untuk mengambil minum di dapur. Tapi aku sekilas melihat wajahnya tersenyum ketika melihat gundukan di celanaku. Sebagai seorang pria muda yang masih sehat, hal yang seperti ini wajar kan, bukan cuma karena melihat Hana saja.

"Oh, jadi memang benar ya kalau cowok itu pagi pagi anu nya pasti tegang begitu?"
"Ah... Um... Iya..."


Hana masih tersenyum, kemudian Ia mulai menginjak bagian selangkanganku dengan kakinya. Ia menekannya dengan lembut sebelum menggerakannya naik turun dengan perlahan. Aku bisa merasakan tiap gerakannya.

"Ha... Hana?"
"Enak kan? Kalau enak bilang enak!"
"I... Iya, enak"
, aku hanya pasrah.
"Sekarang duduk di pinggir kasur", kini Hana memberikan perintah, yang tentu saja kuikuti tanpa banyak pertanyaan.

Setelah memandangiku beberapa saat, Ia menarik celana sekaligus dalamannya hingga sampai ke lutut, lagi-lagi penisku terpampang bebas di hadapannya, kondisi yang tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi sebelumnya. Aku sudah mempersiapkan diri, aku memejamkan mataku bersiap atas apa yang akan dilakukannya pada penisku yang sudah sangat tegang itu.

Tapi tak ada yang terjadi. Hana hanya tertawa melihat wajahku yang sudah pasrah itu. Ia benar-benar menikmati semua dominasinya atasku.

"Lihat baik-baik dong, ngapain tutup mata begitu", kata Hana sebelum kemudian mengalirkan air liurnya ke penisku, sensasi basah itu sungguh membuatku makin terangsang.

Kini ia sudah berada di posisi berlutut di hadapanku, aku bisa melihat belahan dadanya dengan jelas dengan posisi seperti ini. Tapi apa yang terjadi selanjutnya jauh melebihi ekspektasiku. Hana menyibakkan rambutnya ke samping sebelum melahap pucuk penisku. Bibir tipisnya mengulum hingga bagian kepala penisku sedangkan di dalamnya lidahnya menjilat-jilat dengan liar. Walaupun tidak bisa melihatnya, aku bisa merasakan gerakan lidahnya yang begitu ganas.

*plop* sebuah suara yang muncul ketika ia melepaskan mulutnya dari kepala penisku dengan sedotan yang cukup kuat. Ini pertama kalinya seseorang mengulum penisku. Sensasi basah-basah hangat itu benar-benar sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.

"Baru pertama kali kan?", tanya Hana yang kujawab dengan anggukan pelan.

Tidak hanya sampai di situ, Hana kembali melanjutkan serangannya dengan menjilati bagian bawah penisku dengan perlahan. Setiap sapuan lidahnya benar-benar bisa dirasakan oleh si kecil yang entah kenapa pagi itu sangat sensitif terhadap sentuhan.

Gerakan tangannya, sapuan lidahannya, sepongan mulutnya ditambah pemandangan tubuhnya di hadapanku, ini adalah pagi terindah dalam hidupku. Aku hanya bisa mendesah pelan di setiap gerakannya.

"Berisik!", kata Hana sambil mencubit putingku. Rasa sakit itu justru membuatku semakin terangsang. Penisku rasanya seperti hampir meledak dari gosokan dan jilatan dari Hana.
"Aduh, iya. Maaf Hana", aku mengaduh.
"Hahaha, udah nikmatin aja"

Hana kemudian berpindah posisi, kini Ia duduk menghadapku di atas pangkuanku. Dadanya yang masih tertutup itu tepat di depan wajahku. Tentu saja aku sekuat tenaga berusaha untuk menahan diri, tapi Hana malah menarik kepalaku sehingga wajahku terbenam tepat ke belahan dadanya.

Rasa empuk dada dan wangi harum tubuh Hana merupakan sebuah kombinasi yang sangat tepat untuk memulai hari. Walaupun jadi sedikit kesulitan untuk bernapas, aku tidak melawan dan menikmati setiap detiknya. Buah dadanya yang kenyal itu menghimpit wajahku yang rasanya semakin memanas. Setelah menahan kepalaku selama beberapa detik, aku menarik kembali kepalaku. Mata kami saling menatap, rasanya waktu seperti berhenti, matanya terlihat bersinar. Aku pun membayangkan sudah berapa banyak pria yang terhanyut oleh tatapan matanya yang manja dan menggoda ini.

"Nih, coba jilat", kata Hana sambil menarik branya turun sedikit sehingga puting kanannya terlihat.

Aku awalnya sedikit ragu, tapi imanku runtuh juga kalau diberikan kesempatan seperti ini. Ku julurkan lidahku hingga menyentuh puting berwarna pink yang sudah tegak itu. Begitu lidahku menyentuh putingnya, tubuh Hana sedikit bereaksi, bergetar. Namun itu hanya sesaat, bahkan aku sendiri pun jadi tidak yakin apa Hana benar-benar bereaksi terhadap sentuhan lidahku itu, namun yang pasti Hana tersenyum menggoda ke arahku.

Sampai akhirnya aku lepas kendali, dengan buasnya ku jilati puting dan area sekitarnya. Sesekali kuhisap-hisap seperti bayi yang menyusu dari ibunya. Perlahan aku semakin hanyut dalam permainan ini, aku sendiri heran kenapa seorang pria bisa terobsesi dengan benda kecil bernama puting ini. Aku semakin dalam terjebak dalam pusaran nafsu ini, dan karena terlalu bersemangat itulah gigiku tidak sengaja menggigit puting Hana.

"Stop!", Hana tiba-tiba berteriak sambil menarik rambutku. "Nggak boleh gigit!", teriaknya sambil menutup kembali branya.
"Ma.. Maaf", ada rasa kecewa dan bersalah yang berkecamuk dalam hati.
"Kamu ini memang cocoknya diam aja", ujarnya kembali sambil menurunkan badannya dari pangkuanku.

Kini Hana kembali berada di posisi berlutut dan mulai menjilati penisku lagi. Kepalaku rasanya sudah terpenuhi oleh sensasi kenikmatan ini, sehingga kurang bisa untuk bepikir jernih. Penisku mulai berkedut di dalam mulut Hana. Permainan lidahnya sungguh yang paling nikmat yang pernah kurasakan (walaupun ini memang yang pertama sih). Aku bisa merasakan darahku mengalir dengan cepat, bahkan berkumpul di bagian penisku. Sampai akhirnya aku tak mampu lagi menahan rasa nikmat yang menyerangku ini dan tanpa aba-aba, air maniku langsung meluncur deras keluar dari dalam tubuhku tanpa aku sempat mengatakan apa-apa.

Cairan mani itu berserakan ke mana-mana, terutama di dalam mulut dan muka Hana. Hana terbatuk-batuk akibat serangan yang tiba-tiba itu. Wajahnya yang cantik itu kini ternoda oleh cairan sperma milikku, pemandangan yang jujur saja menurutku sangat seksi.

"Parah ya kamu, keluar ga bilang bilang!", lagi-lagi Ia nampak marah. Ia mengambil tisu dan membersihkan mukanya dari cairan putih. "Sudah! Aku mau pergi kerja part-time dulu. Kamu jaga rumah, kalau mau sarapan beli aja sendiri!"

Aku hanya terdiam sambil dipenuhi rasa bersalah, sedangkan Hana mandi dan segera pergi ke tempat kerjanya tanpa berkata sepatah katapun lagi kepadaku.

Dan di sini lah aku, tinggal seorang diri di dalam kamar Hana dalam keadaan setengah telanjang. Kurebahkan tubuhku di atas kasur sambil berpikir bagaimana caranya untuk minta maaf kepada Hana. Sejujurnya aku sendiri tidak mau kalau hubungan pertemanan kita berakhir 'cuma' karena masalah seperti ini.


(Masih) Kamar Hana
Setelah selesai mandi dan membersihkan diriku, akhirnya aku memutuskan untuk membersihkan dan merapikan apartemen Hana sebagai permintaan maaf. Walaupun sebenarnya apartemen Hana ini sudah termasuk sangat rapi. Aku mulai dengan merapikan bagian kasur yang kami pakai untuk tidur semalam, kemudian mulai menyapu lantai dan bagian kolong kasur milik Hana. Ketika membersihkan bagian kolong ini aku melihat satu kotak yang nampak disembunyikan di ujung.

Dan tentu saja rasa penasaranku mengalahkanku, kuraih kardus itu dan kutarik keluar. Isinya ternyata adalah komik-komik doujin hentai. Awalnya benar-benar tidak menyangka kalau Hana juga menyukai hal-hal seperti ini, tapi setelah dipikir-pikir, wajar juga dengan sikap Hana yang ganas di kasur itu, jangan-jangan dia belajar semua gerakan-gerakan seksual itu dari komik seperti ini?

Kukeluarkan satu per satu komik itu, genrenya pun benar-benar bermacam-macam, mulai dari pemerkosaan hingga yang biasa saja. Jumlahnya pun tidak terlalu banyak hanya 6-7 komik, tapi yang lebih membuatku lebih terkejut adalah benda yang ada di dasar kardus.

Di dasar kardus itu ada sebuah electric massager dan vibrator kecil plus sebuah dildo berukuran sedang. Tentu saja begitu melihatnya aku langsung terbayang tubuh telanjang Hana yang menggunakannya. Di kepalaku langsung terbayang dengan jelas bagaimana Hana mendesah kenikmatan sambil menggunakan benda-benda ini.

Namun imajinasi hanyalah imajinasi, segera kurapikan barang-barang itu dan kukembalikan ke tempatnya semula dan lanjut membersihkan kamar Hana seolah tidak melihat apa-apa.


  1. Ohayou: Selamat Pagi
  2. Doujin: Karya yang diterbitkan secara independen. Jadi komik doujin adalah komik yang diterbitkan oleh seseorang secara indie.
  3. Hentai: Komik/animasi yang menjadikan konten seksual sebagai premis utamanya.

ME5FFUP_t.jpg

Hana​
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Selesai sudah baca full ampe chapter 20 ini... Thanks suhu, udh menyuguhkan cerita yg menarik ajib-ajib karena penuh dengan kekentangan buat Azumi. Kapan nich Azumi jadi kuda liar yang dominan...??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd