Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mabataki ~ Kisah hidup di negara orang

Bimabet
makachi suhu suhu, sudah komen... semoga tidak mengecewakan... :pandabelo:

Mulustrasinya Ho di chapter 4 sudah diupdate yaaa

Wah cerita baru ni,bisa nambah wawasan,thank update nya suhu @MaximumChooser
Tujuan utamanya sebenernya emang berbagi informasi, hu...
bonus enak enak :pandajahat:

Wah ikut nongkrong di sini kimochi ini kyknya :pandaketawa:
suka ikeh ikeh kimochii ya hu ... :pandatakut:
 
Chapter 5

Slurp....Slurp...

Suara aneh membangunkanku dari tidur, kulihat ada sesuatu? seseorang? di dalam selimutku. Perlahan kubuka selimut dan mataku terbelalak melihat seseorang sedang menghisap penisku dengan lahapnya. Dan orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ho, cewe yang baru kuajak berkenalan kemarin malam. Aku mencoba mengingat-ingat bagaimana bisa sampai terjadi seperti ini. Tapi sekeras apapun aku berusaha mengingat, sama sekali tak terbayang.

"Ho-san? Kamu ngapain?", aku bertanya sedikit gugup, aku bisa merasakan basah di penisku, hisapannya yang kuat membuatku semakin terangsang. Kepalanya naik turun. Jilatannya perlahan naik dari pangkal menuju ujung penisku.

"Sudah bangun?", Ia menyeringai ke arahku, senyumannya seolah memiliki sejuta arti, tatapan matanya yang tajam langsung menusuk ke dalam jiwa ragaku. Tiba-tiba tangannya semakin cepat mengocok penisku yang sudah sangat tegang.

"Enak?", tanyanya lagi, nada bicaranya sangat berbeda dibandingkan semalam, Bahasa Jepangnya tak lagi patah-patah dan seperti penuh dengan percaya diri.

Aku hanya bisa mencengkeram seprai kasurku sambil menahan nikmatnya karena jujur saja, ini baru pertama kalinya dikocokin ataupun dijilatin sama orang lain, biasanya kan ya taulah... cuma bisa main sama tangan kanan tercinta.

"Aaaahhh", aku mengerang kenikmatan ketika merasakan sperma keluar dari ujung penisku tepat menuju ke...

mulut...

Aku kebingungan, tidak ada siapapun di hadapanku. Hanya ada diriku sendiri di dalam kamar ini.

Mimpi??? Cuma mimpi?? Ada perasaan lega dan kecewa yang bercampur saat menyadari kalau itu semua cuma mimpi.

Gila memang, bisa bisanya mimpi basah begitu sama cewe yang baru dikenal semalem. Kulihat jam, masih pukul 5 pagi. Kubuka Handphoneku, tidak ada pesan masuk. Akhirnya kuputuskan untuk mandi saja, daripada nanti harus antri kan ya. Kuambil handuk dan peralatan mandi dan keluar dari kamar.

Tapi pemandangan mengejutkan kembali muncul, ada seseorang yang nampaknya baru selesai mandi, tubuh mulusnya hanya terbalut handuk, sedangkan paha dan pundaknya benar-benar terekspos. Dia berjalan pelan dari arah ruang shower perempuan menuju kamarnya sambil bersenandung pelan. Kami saling bertatapan selama beberapa detik, sebelum aku sadar bahwa ini bukan mimpi lagi sedangkan dia pun dengan cepat segera lari masuk ke dalam kamarnya. Dia adalah penguni 2 kamar di sebelah kamarku yang bahkan aku belum tau namanya, nomor 304 mungkin?

Gila gila gila, ini juga belum kenalan uda awkward begini, semoga nanti dia ga marah sih. Baru juga mau memulai kehidupan baru, sudah banyak kejadian aneh seperti ini.



Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, kalau menurut jadwal sih masih masa orientasi. Selain itu karena belum tau tempat kelas dan lain-lainnya, jadilah aku memutuskan untuk berangkat pagi.

"Selamat pagi, Azumi", Sapa Ho yang baru keluar dari asrama. Jadi asrama ini itu ada semacam lobi gitu, di lobi ini ada tempat resepsionis, dari sini yang bisa masuk ke asrama itu cuma penghuni karena harus pakai semacam kartu buat masuk ke dalam. Nah di dalam itu harus ganti dengan sandal ruangan, alias sepatunya dimasukin loker yang disediakan sesuai nomer kamar masing-masing, agak ribet sih, tapi jadinya asrama keliatan lebih bersih.

"Bersama... Sekolah...", katanya sambil terbata-bata, mungkin maksudnya mau mengajak jalan ke sekolah bersama-sama. Walaupun kadang agak susah dimengerti, tapi ya cara ngomongnya itu lucu. Aku hanya mengangguk.

"Aku berangkat", kataku pada pak penjaga asrama yang sedang menyirami bunga di depan.

Sepanjang perjalanan kami saling ngobrol walaupun dengan kosa kata yang terbatas. Ho sendiri masih agak kesulitan untuk membentuk kalimat, jadi dia bicaranya per kata dan berharap lawan bicaranya bisa memahami. Ya, wajar sih, namanya juga masih belajar.

Dari percakapan singkat dengan Ho waktu itu, aku baru tau kalau cowok yang bersamanya semalam namanya An, mereka masih ada hubungan saudara walaupun agak jauh, ga begitu paham juga sih. Katanya An ini bahasa Jepangnya uda jago banget dan dia juga salah satu alasan kenapa Ho milih untuk sekolah ke sini. Selama perjalanan ini juga, aku berusaha keras untuk tidak membayangkan apa yang ada di mimpi semalam. Nggak... Nggak mungkin, aku berusaha meyakinkan diri sendiri agar ga terangsang di pagi hari yang cerah ini. Apalagi suara Ho yang agak serak-serak basah pagi itu bikin suasana makin sensual.

Perjalanan 15 menit menuju sekolah itu rasanya seperti satu jam karena aku harus berusaha menahan pikiran-pikiran kotor yang berusaha untuk menodai otakku sekaligus menjawab pertanyaan dari Ho. Setelah sampai kami pun berpisah karena gedung sekolah bahasa Jepang dan kampus utama berbeda walaupun bersebalahan.

Nah pas mau naik tangga untuk menuju kelas, tiba-tiba aku dipanggil sama salah satu guru. Namanya Satomi-sensei.

Kalau dilihat sekilas Bu Satomi ini orangnya cantik, tingginya juga lumayan, kira-kira 164 cm lah kalau ga pakai hak tinggi. Bajunya sekilas juga keliatan seperti orang yang cool, walaupun masih formal. Untuk masalah ukuran dada sih, ga terlalu keliatan dari luar, tapi entahlah aslinya kaya apa, ga mungkin juga kan, hubungan guru-murid itu susaaah dan terlalu banyak rintangannya. mungkin.

Bu Satomi memberikan dokumen yang harus diisi dan katanya sepulang sekolah nanti disuruh menemui beliau lagi. Aku pun hanya mengangguk mendengarkan penjelasannya dan segera lanjut masuk ke dalam kelasku.

Ruang 214



1. Nama Azmi jika ditulis dalam huruf katakana (huruf untuk kata serapan) menjadi Azumi (アズミ)karena dalam pelafalan Jepang tidak ada huruf mati yang tidak berpasangan selain 'n'. Karena itulah panggilannya selama di Jepang menjadi Azumi.
2. Sensei adalah sebutan panggilan untuk guru dalam bahasa Jepang, jika dalam bahasa Indonesia mungkin bisa jadi Pak atau Bu. Walaupun ada profesi lain juga yang dipanggil sensei.

Mulustrasi chapter ini​
ME5A6BJ_o.jpg

Satomi-sensei​
ME59OKE_o.jpg

Ho​

 
Terakhir diubah:
Terima kasih komen-komennya, suhu suhu sekalian.
Next chapter bakalan muncul salah satu tokoh utama serial ini :pandajahat:

Oh iya, kalau misalkan ada tokoh yang kalian suka, boleh bilang, kalau banyak yang request mungkin bisa buat pertimbangan bikin side story :pandaketawa:

Saya tambahkan peringatan di OP :
Note: Kalau baca cerita ini dan berharap bakalan ada adegan esek-esek di setiap chapternya, mohon maaf cerita ini ga seperti itu. Harap bersabar karena mau esek-esek juga butuh usaha (atau duit kalau mau instan) :pandabelo:

Hmm.. Omoshiroi..
Kehidupan orang Indo di tanah suci para weebs..
Ditunggu update selanjutnya, sensei..
Terima kasih hu.
Tapi saya ga weebs weebs banget, jadi mungkin ga akan banyak bahas anime anime an hehe.. Mungkin lebih ke lagu lagu nanti

Ikut bikin indo*ie sambil nunggu update hari minggu
Mari sebarkan agama Indmi ke seluruh duniaaaa

Aku jauh lbh ykin klo si Om nya suka bgt :D
Kalau sudah terperosok dalam lembah kenistaan ini susah berhenti hu :pandabelo:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd