Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Maafkan aku mamah sesion 3

Update
Beberapa pekan setelah kepergian suami dari mamah irma, yaitu Adi purwanto untuk bertugas menyelesaikan pekerjaannya diluar pulau kini mamah irma telah didera oleb beberapa perasaan dilema yang membuatnya bingung harus berbuat apa. Saat itu dirinya tengah berada duduk santai disofa yang terletak dibelakang rumahnya, tepatnya disebuah taman belakangnyang nampak begitu asri dan terawat dengan indahnya. Tempat itu dipilih oleh mamah irma untuk merenungi tentang semua apa yang telah terjadi antara dirinya, putranya, serta kenyataan bahwa kini suaminya sendiri telah mengetahui skandal dirinya dengan putranya.

“ apa yang harus aku lakukan..., apa..??, mengapa semua ini bisa – bisanya terjadi, yaa tuhan maafkan hamba yang berdosa ini, hamba telah menuduh suami hamba dengan sangkaan yang tidak berdasar, malah kenyataannya hamba sendiri yang telah berbuat hina..”,

Dalam diam mamah Irma jauh merenungi apa yang telah terjadi.

“ kau hebat suamiku..., entah apakah aku harus bangga atau senang dengan sikapmu yang membiarkan semua ini terjadi, dan bahkan engkau memintaku untuk tetap melakukan apa yang telah aku lakukan walau kenyataannya itu adalah salah..., mas Adi....., maafkan aku...hikss.... maafkan aku mas...hikss..., aku amat mencintaimu mas..., aku bangga padamu..., tapi aku bingung mass... apakah ku benar – benar mengijinkannya??....”,

Tak terasa butiran air mata jatuh dari kelopak mata mamah Irma hingga membasahi pipinya yang nampak semakin merah manahan rasa sedih dan haru akan perasaan yang bergejolak dalam hati dan pikirannya saat itu.

Praktis sejak saat suaminya pergi meninggalkannya dan sejak pula suaminya telah berterus terang mengatakan apa yang telah diketahuinya dengan apa yang telah terjadi antara dirinya dan putra semata wayangnya hati mamah Irma selalu dihantui oleh perasaan – perasaan bersalah, hingga untuk melakukan persetubuhan dengan anaknya itu ia amat merasa enggan dan selalu dihatui oleh perasaan yang bersalah.

“ maahhh....., mamah kenapa...., kenapa mamah menangis....?”,

Kejut mamah Irma yang tak menyadari tiba – tiba ada suara yang menegurnya hingga menyadarkan dirinya dari lamunannya. Mamah Irma menoleh kesebelah kiri arah datangnya suara itu,

“ Riiiooo.....”, ucapnya menyebut nama sosok yang saat itu telah disebelah kirinya dan hanya berjarak tak beberapa langkah darinya.

Rio putra dari mamah Irma yang saat itu telah hadir di ruangan itu dan beberapa saat sebelumnya ia nampak memperhatikan mamahnya yang sedang diam dalam lamunan, namun nampak pertanyaan dalam diri Rio tak kala ia melihat butiran air mata yang meleleh keluar dari kelopak mata mamahnya yang sangat ia cintai itu. Atas dasar rasa penasaran itulah akhirnya ia putuskan untuk mengganggu lamunan mamahnya itu, dan perlahan mulai mendekati mamahnya yang saat itu tengah bersimpuh disofa itu.

“ mamah kenapa menangis..??”, sapa Rio dengan mencoba menyeka air mata yang meleleh dari kelopak mata indah mamahnya itu.

“ mamah tidak apa – apa sayang...”, jawab mamah irma coba untuk menyembunyikan kenyataan yang ada, ia berfikir tentunya putranya itu tak perlu tau dengan apa yang telah terjadi.

“ apakah Rio sudah berbuat salah mahh...., katakanlah mahh... apa salah Rio... kalau memang Rio telah berbuat salah, karena Rio tak mau melihat mamah bersedih..”, desak Rio coba mencari tau atas apa yang tengah terjadi pada mamahnya itu.

“ tidak sayang...., kamu tidak salah sayang... hanya saja mamah sedang rindu dengan papah kamu sayang..”, jawab maman irma masih tetap mencoba berbohong.

“ papah pergi sudah hampir satu bulan mahh..., tidak biasanya mamah merindukan papah seperti ini...!!”, lanjut Rio yang sempat membuat mamah Irma jadi tercekat dengan pernyataan putranya itu.

“ Riiioo....., memang tidak seperti biasanya mamah merindukan papah seperti ini sayang, namun kali ini papah pergi mungkin dalam waktu yang cukup lama sayang, dan kemungkinan setelah satu tahun papah baru akan kembali, kondisi papah yang sudah semakin tua yang membuat mamah menjadi sangat khawatir sayang..., dan semestinya mamah mendampingi papah..”, jawab mamah irma mencoba memberikan penjelasan yang sekiranya masuk akal dan dapat diterima oleh pemikiran putranya itu.

Sesaat Rio diam dan memahami apa yang saat itu dialami oleh mamahnya, matanya tajam menatap wajah mamahnya yang semakin hari ia lihat semakin cantik, “ Rio mengerti apa yang mamah rasakan, maafkan aku mah.... maafkan Rio jika Tak sengaja membuat mamah sedih..”, ucap Rio seraya mendekatkan bibirnya dan mengecup lembut kening mamahnya.

Tak kuasa membendung perasaannya mamah irma memeluk erat tubuh putranya itu dan batinnya berkata, “ maafkan mamah sayang... maafkan mamah yang tak mampu menahan semuanya...hikss...hikss...”,

Tanpa sengaja saat mamah Irma memeluk erat putranya, dapat ia rasakan batang kontol putranya yang saat itu ternyata sudah berdiri sangat tegang dan sangat keras, dan dapat ia rasakan kepala kontol putranya yang saat itu masih terbungkus oleh celana boxer telah menyundul perutnya.

Merasakan itu perlahan mamah Irma melonggarkan pelukannya dan memandang lekat – lekat pada wajah putranya itu seraya tersenyum.

“ maaf mahhh... reflek...”, jawab Rio seraya membalas senyum mamahnya itu.

“ sudah lama khan Rio tidak pulang kampung...”, ucap Rio lebih lanjut.

PULANG KAMPUNG “, ucap mamah Irma nampak tidak mengerti dengan ucapan putranya itu.

“ iya mahh... sudah lama Rio tidak pulang ketempat asal Rio keluar...”, jawab Rio menerangkan seraya matanya ia arahkan tepat pada selangkangan mamahnya.

“ hmmmm.... dasar kamu yahhh....”, ucap mamah Irma seraya mencubit pinggang putranya itu.

“ aduhhh mahh.... sakitt...”, teriak Rio merasakan pedihnya cubitan mamahnya itu.

“ biar tau rasa anak mamah yang genit ini...”, ucap mamah irma dan terus mencubit pinggang putranya itu.

Namun tiba – tiba tangan Rio dengan kuatnya menahan gerakan tangan mamahnya itu dan matanya menatap tajam wajah mamahnya seraya berkata, “Rio kangen sentuhan mamah, kangen hangatnya mamah, kangen gairah mamah, dan Rio sangat kangen dengan liang yang selalu siap menampung setiap pancutan pejuh Rio mahh....”,

Sesaat mamah irma tertegun mendengarnya, matanya memandang tajam wajah putranya itu dan darahnya turut berdesir mendengar kalimat penuh gairah yang telah diucapkan oleh putranya, sepintas mamah Irma teringat akan kejadian – kejadian penuh gairah yang pernah ia lakukan dengan putranya itu.

Namun belum lagi ingatan tentang persetubuhan penuh gairah dengan putranya itu menghipnotis dirinya tiba – tiba ia teringat akan kenyataan yang tengah terjadi saat ini dan membuat mamah irma dengan perlahan mencoba melepaskan genggaman erat tangan putranya pada pergelangan tangannya seraya berkata, “maafkan mamah sayang...., mamah belum bisa...., mamah masih rindu sama papah...., Rio bisa mengerti perasaan mamah khan...”, ucap mamah irma.

Seraya menarik nafas dalam – dalam Rio menjawab, “maafkan aku mahh....,Rio mengerti kok..”, ucapnya.



“ terima kasih sayang....”, ucap mamah irma dengan tersenyum kecut menahan semua perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

Ia tak mau membohongi dirinya dan tak ingin mengecewakan putranya itu, maka mamah Irma mencoba memberikan alasan yang ia pikir akan dapat diterima oleh putranya itu. Karena ia juga menyadari bahwa hanya putranyalah yang mampu memberikan kenikmatan persetubuhan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun saat ini ia tak mampu memenuhi keinginan putranya untuk menyetubuhi dirinya dan menyemaikan air pejuhnya kedalam ruang dalam rahimnya yang memang sudah beberapa kali sebelumnya selalu terisi penuh oleh cairan kental pejuh putranya itu.

Ia hanya memerlukan waktu entah sampai kapan hingga ia mendapatkan jalan keluar dalam permasalahan ini.

“ ya sudah mahh... Rio mau ke kamar dulu ya, masih banyak tugas kantor yang harus Rio selesaikan...” ucap Rio sesaat memecahkan kesunyian yang beberapa saat tadi sempat terjadi.

Rio bangkit berdiri dari sikapnya yang semula duduk disamping mamahnya itu, dan seraya mengecup lembut kening mamahnya dengan penuh kasih dan sayang ia kemudian berucap dengan sangat lembut, “Rio sayang mamah... jangan khawatir mah Rio mengerti kok apa yang mamah rasakan, Rio akan selalu ada untuk mamah...”, ucapnya, dan tanpa menunggu jawaban dari mamahnya Rio mulai berpaling meninggalkan mamahnya yang saat itu tengah dengan tajamnya memandangi dirinya.

Mamah Irma sangat terharu dengan kalimat yang baru saja dikatakan oleh putranya itu, entah mengapa saat itu ia amat sangat merasa bersalah kepada putranya itu. Namun mamah Irma juga sangat bangga dengan sikap putranya itu yang ia nilai tidak egois dan sangat mengerti dengan kondisi yang saat ini sedang ia alami

“ maafkan mamah sayang...., kamu mirip sekali dengan papah, penuh kasih sayang dan sangat pengertian...”,

Ucap mamah Irma mengiringi kepergian putranya meninggalkan dirinya yang saat itu masih berada di taman bagian belakang rumah.

“ JANGAN MALAM – MALAM MAH TIDURNYA... INI SUDAH MALAM...., RIO GAK MAU MAMAH SAKIT”,

Suara Rio tiba – tiba terdengar sangat keras, entah berasal dari ruangan disebelah mana.

“ IYAAA SAYANG..... SEBENTAR LAGI MAMAH TIDUR KOK...”, jawab mamah Irma.



Sesaat kemudian mamah irma mengeluarkan telpon genggamnya dan mencari aplikasi whatsapp pada layar telpon genggamnya. Setelah aplikasi whatsapp itu terbuka kemudian ia mencari sebuah no kontak yang bertuliskan suamiku sayang.

Kemudian pada alamat kontak tersebut yang dimana itu adalah no kontak suami mamah Irma yaitu papah Adi Purwanto, mamah irma menuliskan sebuah pesan.

“ pahh.... kalau sudah senggang tolong hubungi mamah yahh..., mamah tunggu “,

Sesaat kemudian terlihat pesan sudah terkirim dengan tanda ceklis dua namun belum berwarna biru yang artinya pesan tersebut belum dibaca oleh si penerima pesan. Nampak beberapa saat mamah Irma mencoba menunggu kemungkinan pesan tersebut cepat terbaca oleh si penerina, namun setelah ia tunggu beberapa saat ternyata pesan itu belum juga dibaca oleh si penerima.

Lelah menunggu akhirnya mamah Irma beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya karena ia pula sudah merasakan penat pada tubuhnya itu.

Tanpa disadari tak lama mamah Irma merebahkan dirinya diatas pembaringannya, rasa letih pada tubuh dan pikirannya mengantarkan ia dalam alam tidurnya.



Bersambung -
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd