Namaku laili, seorang mahasiswa yang hampir memasuki semester akhir perkuliahan. Keseharianku selalu memakai pakaian yang tertutup dan berhijab, aku memiliki sahabat bernama laila, banyak yang bilang aku dan laila adalah suadara kembar. Padahal kami memiliki orang tua yang berbeda. Kisah kelam kami dimulai saat aku dan laila memasuki semester awal perkuliahan.
Pada waktu itu kami menjalani kehidupan dengan normal, aku dan laila sudah akrab sejak masa orientasi siswa, hingga akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di kos-kosan yang sama, karna bahkan jurusan kita pun sama. Pada awalnya semua berjalan lamban laun banyak sekali tugas yang harus dikerjakan berkelompok, aku dan laila dengan terpaksa mengikuti teman-teman yang lain untuk mengerjakan tugas hingga larut malam, waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 aku mumutuskan untuk mengajak pulang laila. Dan pada saat perjalanan pulang tiba-tiba motor kami mogok di tengah jalan, dengan keadaan di jalan yang cukup sepi karna memang sudah larut malam. Aku mencoba menghubungi teman-teman yang sekiranya bisa membantu, tapi tak ada satupun yang menjawab, entahlah mungkin memang nasib. Beberapa menit saat kami mendorong motor tiba-tiba "eh mbak motornya kenapa?" Saat kulihat ada 4 orang mengendarai 2 sepeda motor. "Aduh gatau nih mas, tiba-tiba mogok" jawab laila. "Saya bantu dorong mbak, mbaknya naik aja" jawab salah satu dari mereka. "Makasih mas" jawabku dan laila serempak. Dalam perjalanan mereka basa basi menanyai namaku dan laila, mereka semua ternyata seorang mahasiswa semester akhir, dari basa basi tadi aku mengetahui nama mereka adalah iwan, andre, bambang, dan bimo. akhirnya kamu sampai pada satu warung sepi yang kata mereka itu milik teman mereka. "Mampir bentar ya mbak, kyaknya mbakku haus tadi abis dorong motonya" kata si iwan. "Boleh mas, tapi jangan lama-lama ya" aku yang memang kelelahan mengiyakan kata iwan, tapi rasa takut juga menghatuiku. "Ini mbak diminum dulu, teh nya, oh iya nama saya joko mbak, saya biasanya buka 24 jam disini, tapi emang jarang ramai warung saya mbak, cuman mereka ber 4 pelanggan saya hehehe" kata pemilik warung yang memperkenalkan dirinya, dia sedikit gemuk dan sudah agak tua sekitar umur 40an."makasih ya pak" kata laila sambil meminum teh nya dan aku pun jug menimun teh ku. "Kita makan dulu ya mbak" ujar bimo sambil mengambil sepiring nasi bungkus. "Iya mas" jawabku. 10 menit sudah berlalu, hawa dingin malam hari sudah tak terasa lagi, tubuhku mulai berkeringat, vaginaku mulai gatal, susu ku ingin sekali diremas.aku melihat ke arah laila, dan ternyata dia juga sama, aku melihat dia selerti orang yang resah. "Hahaha kenapa mbak kok kyaknya ga tenang gtu" kata bambang sambil tertawa melihat tingkah aneh kami
Bersambung
Pada waktu itu kami menjalani kehidupan dengan normal, aku dan laila sudah akrab sejak masa orientasi siswa, hingga akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di kos-kosan yang sama, karna bahkan jurusan kita pun sama. Pada awalnya semua berjalan lamban laun banyak sekali tugas yang harus dikerjakan berkelompok, aku dan laila dengan terpaksa mengikuti teman-teman yang lain untuk mengerjakan tugas hingga larut malam, waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 aku mumutuskan untuk mengajak pulang laila. Dan pada saat perjalanan pulang tiba-tiba motor kami mogok di tengah jalan, dengan keadaan di jalan yang cukup sepi karna memang sudah larut malam. Aku mencoba menghubungi teman-teman yang sekiranya bisa membantu, tapi tak ada satupun yang menjawab, entahlah mungkin memang nasib. Beberapa menit saat kami mendorong motor tiba-tiba "eh mbak motornya kenapa?" Saat kulihat ada 4 orang mengendarai 2 sepeda motor. "Aduh gatau nih mas, tiba-tiba mogok" jawab laila. "Saya bantu dorong mbak, mbaknya naik aja" jawab salah satu dari mereka. "Makasih mas" jawabku dan laila serempak. Dalam perjalanan mereka basa basi menanyai namaku dan laila, mereka semua ternyata seorang mahasiswa semester akhir, dari basa basi tadi aku mengetahui nama mereka adalah iwan, andre, bambang, dan bimo. akhirnya kamu sampai pada satu warung sepi yang kata mereka itu milik teman mereka. "Mampir bentar ya mbak, kyaknya mbakku haus tadi abis dorong motonya" kata si iwan. "Boleh mas, tapi jangan lama-lama ya" aku yang memang kelelahan mengiyakan kata iwan, tapi rasa takut juga menghatuiku. "Ini mbak diminum dulu, teh nya, oh iya nama saya joko mbak, saya biasanya buka 24 jam disini, tapi emang jarang ramai warung saya mbak, cuman mereka ber 4 pelanggan saya hehehe" kata pemilik warung yang memperkenalkan dirinya, dia sedikit gemuk dan sudah agak tua sekitar umur 40an."makasih ya pak" kata laila sambil meminum teh nya dan aku pun jug menimun teh ku. "Kita makan dulu ya mbak" ujar bimo sambil mengambil sepiring nasi bungkus. "Iya mas" jawabku. 10 menit sudah berlalu, hawa dingin malam hari sudah tak terasa lagi, tubuhku mulai berkeringat, vaginaku mulai gatal, susu ku ingin sekali diremas.aku melihat ke arah laila, dan ternyata dia juga sama, aku melihat dia selerti orang yang resah. "Hahaha kenapa mbak kok kyaknya ga tenang gtu" kata bambang sambil tertawa melihat tingkah aneh kami
Bersambung
