Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Skandal Di Siang Hari

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
540
Like diterima
9.115
Bimabet
Sekarang ini Es Teh Solo, es teh manis yang dikemas dalam cup plastik seharga 3 ribu sampai 4 ribu rupiah ini bisa ditemukan dimana-mana.

Cuaca panas terik membakar kulit seperti siang ini memang cocok minum es teh manis untuk melegakan tenggorokan yang kering.

Pulang kuliah aku menghentikan sepeda motorku di depan pasar yang sudah mau mendekati rumahku membeli es teh yang rasanya manis ini untuk kubawa pulang minum di rumah sambil main games.

Asyik... besok nggak ada kuliah dan juga nggak ada pekerjaan rumah...

Sesampai di rumah, kutaroh dulu tas kuliahku di kamar, lalu kuganti pakaianku dengan pakaian santai yang biasa kupakai sehari-hari, yaitu celana pendek dan kaos tanpa lengan. Setelah itu kubawa es teh manis yang kubeli tadi di depan pasar ke dapur.

Saat kuminum es teh manis tersebut dengan sedotan, Mbak Tini memandang aku, sepertinya ia kepinginiii..iinn sekaliiii...

“Mbak mau...?” tanyaku menyodorkan cup es teh manis dengan sedotannya pada Mbak Tini.

“Mmmm...” gumam Mbak Tini. “...nanti kalo aku minum, Mas Dino minum apa?”

“Kita minum sama-sama...” jawabku.

“Mas Dino nggak jijik bekas minum aku...?”

“Nggak. Ayo... ini, kita minum berdua...” kataku.

Mbak Tini ragu-ragu, tetapi kemudian ia menjulurkan tangannya mengambil cup es teh manis dari tanganku juga, lalu sedotan bekas kupakai dimasukkan ke dalam mulutnya.

Glekk... glekk... glekk...

“Enak, Mas...” kata Mbak Tini setelah beberapa tegukan es teh manis itu membasahi tenggorokannya.

“Mbak minum aja semuanya kalau enak, nanti gua beli lagi...” kataku.

Mbak Tini memandang aku. Entahlah kenapa saat itu kulihat pembantuku yang berumur 35 tahun ini bibirnya begitu sexy, padahal bukan baru sekarang kulihat bibir Mbak Tini, Mbak Tini sudah ikut di keluarga kami hampir 2,5 tahun. Barangkali dewi asmara yang mau mendatangi rumah sebelah salah alamat lalu nyasar ke rumahku.

Kuraih leher Mbak Tini dan Mbak Tini juga tidak memberontak... ya, itu kali... aku dan Mbak Tini lagi kesurupan.

“Mmmphh.... Massz... mmmpph...” desah Mbak Tini saat kucium bibirnya.

“Maaf ya, Mbak...” kataku ketika aku sadar, aku melepaskan Mbak Tini dari pelukanku.

“Aku juga sih Mas Dino...” jawab Mbak Tini. Maksud Mbak Tini ia juga ikut berperan dalam hal ini.

“Ya sudah, lupakan ya... atau..... mau dilanjutkan...?” tanyaku menyambung perkataanku karena terbayang olehku ludah Mbak Tini yang manis tadi sempat tersedot dan juga karena keluguan Mbak Tini.

“Hikss... Mas Dino, nggak...! Nanti aku diomelin sama pacarnya Mas Dino...”

“Kapan aku punya pacar, Mbak? Mbak pernah lihat...?”

“He..he..” Mbak Tini tertawa.

“Tuh... Mbak sendiri aja gak tau... asal ngomong aja nih Mbak Tini...” kataku.

“Hee...” Mbak Tini tertawa menyeringai.
Mataku menjadi buram. Pikiranku juga jadi tidak waras. Apa yang tadi dijelaskan dosen di depan ruang kampus hilang lenyap seperti disapu badai dan yang tertinggal hanya rasa penasaranku dengan Mbak Tini yang masih berdiri di depanku.

Apalagi suasana juga mendukung, rumah sepi. Siang-siang begini rumah tetangga kiri dan kanan penghuninya juga sedang berada di tempat kerja mereka masing-masing, kuraih lagi leher Mbak Tini dan kali ini Mbak Tini menolak. “Mass... Mas Dinooo...! Nggak mau ah...! Aku malu, Maaa......”

Teriakan Mbak Tini hanya sampai disitu karena bibirnya sudah kubalut dengan ludahku, kemudian lidahku menyelusup masuk ke dalam mulutnya. Dan pada saat itu tidak terpikir lagi olehku bagaimana seandainya Mbak Tini menggigit lidahku.

Malahan sebaliknya yang terjadi adalah lidah Mbak Tini menyentuh lidahku dan cup es teh manis yang masih dipegangnya diberikannya padaku sewaktu kuambil dari tangannya.

“Jangan di sini...” kataku.

“Aku takut, Mas...”

“Siapa yang Mbak takutkan?”

“Bisalah Mas... korupsi aja yang sudah disusun rapi begitu masih bisa tertangkap tangan sama KPK...” jawab Mbak Tini membuatku ngakak.

“Haa... haaaa...” tawaku seraya memeluk erat Mbak Tini.

“Mass...” bisik Mbak Tini mesra di telingaku merasakan kehangatan pelukanku.

Selanjutnya apa yang terjadi di kamar Mbak Tini hanya aku dengan Mbak Tini yang tau, yang lain tidak, sehingga timbullah cerita mesum ini.

“Hikks...” Mbak Tini tertawa malu setelah tubuhnya kutelanjangi, pakaiannya kucopot semuanya. “Mas sih...”

"Ayo, cepetan." kataku setelah buru-buru kulepaskan celana pendek dan celana dalamku supaya Mbak Tini tidak berubah pikiran.

Mbak Tini segera merebahkan tubuhnya yang telanjang di tempat tidur. Kedua teteknya yang lumayan besar menggantung lemah di dadanya dan di atas belahan memeknya yang berwarna coklat dan keriput terdapat bulu-bulu hitam tapi tidak sebanyak yang kubayangkan sampai rimbun menghitam.

Kukangkang lebar pahanya supaya dengan leluasa kumasukkan kontolku untuk mengawini Mbak Tini. Dan memeknya tertutup rapat oleh bibir memeknya, harus kubuka.

Lalu kubuka dengan jariku, sehingga bibir memek Mbak Tini terbuka dan terlihat lubang memeknya yang menjadi tujuanku selanjutnya.

Tidak kupikirkan lagi bagaimana perasaan Mbak Tini, apakah ia membayangkan suaminya atau tidak. Segera kupasang kontolku yang tegang sebesar pipa baja 2 inci itu di depan ‘lubmek’ Mbak Tini.

Ternyata sewaktu kudorong kontolku, kontolku kesulitan memasuki ‘lubmek’ Mbak Tini karena ‘lubmek’ Mbak Tini sangat ketat seperti lubang botol dengan tutup botol.

Harus aku dorong... dorong... dan dorong kontolku dengan kuat sampai Mbak Tini kulihat menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Akhirnya... blesss....

Batang kontolku yang sudah masuk ke dalam ‘lubmek’ Mbak Tini seperti terjepit dicengkeram dengan kuat di lubang sempit itu. "He.. he... bagaimana rasanya, Mbak?" tanyaku pada Mbak Tini.

"Ya takut Mas, nggak tenang... kayak suamiku sedang memperhatikan aku. Sudah ya Mas, nggak jadi deh, ya..." jawab Mbak Tini.

Aku maklum, baru pertama kali, tetapi setelah kedua dan ketiga kali, aku yakin Mbak Tini akan berkata beda.

Maka itu terus aku tidak menggubris kata-kata Mbak Tini. Kutarik dan kudorong saja kontolku keluar-masuk di 'lubmek' Mbak Tini yang sudah mulai basah karena ‘lubmek’ Mbak Tini sudah mulai terangsang.

Plokk... plokk.. plokk... plokk.. plokk...

"Ahhh... mmmhh... aahhh... ahhh..." jerit Mbak Tini dengan wajah meringis sambil memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Plokk... plokk.. plokk...

Dibalas oleh Mbak Tini, "Ahhh... oohh... aahhh... ahhh..."

Kuremas-remas teteknya kiri dan kanan. Tapi lama-lama kuentot memek Mbak Tini tercium olehku bau amis, karena lubang memek Mbak Tini sudah sangat basah dengan cairan cintanya. Apalagi puting teteknya kuhisap-hisap kiri dan kanan, Mbak Tini semakin terasang...

Aku sendiri mulai tidak tahan. Tusukan kontolku semakin cepat dan tidak teratur menghujam lubang memek Mbak Tini.

Plakk... plakk... plakk... hujaman kontolku yang cepat itu sampai membuat kedua tetek Mbak Tini ikut terguncang-guncang. "Ahhh... aahhh... ahhh..." jerit Mbak Tini lagi.

Detik berikutnya air maniku yang kencang, kuat, kental dan hangat pun keluar seperti bendungan jebol menghantam rahim Mbak Tini. Crooootttttt... croooottttt... crrokottttt... crroott..

"Uughhhhh..." dengusku nikmat.

Croott... crroott.. crroott... croott... crrott...

Croott... crroott.. crroott... croott... crrott...

Setelah itu aku terkulai lemas dengan tubuh basah berkeringat disertai napas tersengal-sengal di atas tubuh telanjang Mbak Tini yang juga basah berkeringat.

Aku seperti prajurit yang kalah perang. Hanya diawal saja semangatku semangat 45 sambil memanggul bambu runcing. Juga timbul rasa penyesalanku.

Mungkin dewi asmara yang tadi nyasar masuk ke rumahku tertawa termehek-mehek karena telah berhasil menjadikan aku korban bujuk rayunya.

“Maaf ya, Mbak...” kataku pada Mbak Tini sambil mengeluarkan kontolku yang basah dari lubang memeknya yang berlumuran air maniku, lalu kurebah di samping Mbak Tini.

“Nanti Mbak bikinin Mas Dino jamu,” kata Mbak Tini. “... biar lain kali kalau Mas Dino gini lagi nggak secapek kayak gini...”

Hai...

"Mau lagi ya, Mbak...?" tanyaku.

"Mas Dino sendiri bagaimana...?" Mbak Tini bertanya balik padaku.

Kupeluk erat Mbak Tini. Mbak Tini juga memeluk aku. Rupanya jamu sehat lelaki ramuan Mbak Tini yang dicampur dengan madu Sumbawa dan kuning telor bebek sangat mujarab untuk membangkitkan syahwatku lagi.

Tengah malam aku menyelinap masuk ke kamar Mbak Tini saat orang tuaku dan adikku tidur pulas di kamar mereka masing-masing.

"Mmmhh... ohhh... mmmhh... Mas nakal..." desah Mbak Tini menggeliat manja saat kucium selangkangannya yang masih tertutup celana dalam yang berbau kencing dan bau amis.

Segera kulepaskan celana dalam Mbak Tini, sehingga memek Mbak Tini terpampang jelas di depan mataku. Kini bibir memek Mbak Tini sudah terbuka lebar tidak seperti kemarin siang tertutup rapat.

Mulai kucium dan kujilat memek Mbak Tini. Aku yakin memek Mbak Tini bersih, tidak mengandung bibit penyakit kelamin, kecuali hanya baunya saja yang tak sedap.

Kujilat belahan memek Mbak Tini seperti kusapu sambil kutekan-tekan dengan lidahku. “Ohhh... Massszz...” rintih Mbak Tini.

“Enak ya, Mbak?” tanyaku.

“Eee... naa..aakk... Masss... oohhh... uughh...”

“Jangan berisik ah..."

“Nggak tahan, Mas...”

Selain kujilat belahan memeknya juga kumasukkan lidahku ke dalam lubang memeknya dan di dalam lubang memek Mbak Tini terdapat banyak sekali lendir yang rasanya hambar di lidahku.

Kuputar-putar lidahku di dalam 'lubmek' Mbak Tini dan kemudian aku berusaha mendorong lidahku sedalam mungkin untuk menjangkau rahimnya, lalu kumasukkan 2 jariku terus kukocok-kocok lubang yang sempat bikin aku lemes itu sambil kujilat itilnya yang sebesar kacang tanah.

Slurpp... slurpp... slurpp... slurpp... slurpp...

"Ahhh... ahhh... ahhh... Masss... ahhh... pengen pipissss..., Mass... ahh... ahhh..." rintih Mbak Tini.

Aku masih terus menjilat itil Mbak Tini yang kini sudah menonjol menjadi sangat tegang, bibir memeknya juga sudah mekar, sedangkan lubang memeknya berlubang ternganga.

"Ooooooooouu...uuuhhhhhhh, Maa...aaaasssssssss..." tiba-tiba Mbak Tini melenguh panjang sambil tubuhnya kejang-kejang dan bergetar hebat.

Mbak Tini orgasme!

Aku juga sudah tidak tahan. Segera kupasang batang kontolku di depan lubang memek Mbak Tini, lalu kudorong, dan dengan seketika kontolku langsung blessssss....

Lubang memek Mbak Tini sudah tidak seketat seperti kemarin sehingga batang kontolku masuknya lurus-lurus saja dan segera kukenyot puting tetek Mbak Tini sembari kugenjot lubang memeknya keluar-masuk.

"Ohhh... mmmh... Masss..." desah Mbak Tini sambil kedua kakinya menggaet ke pantatku yang bergerak maju-mundur.

Aku lebih bebas ngentot Mbak Tini sekarang, Mbak Tini sudah seperti istriku malam ini.

Selesai aku menyuburkan rahimnya dengan air maniku yang hangat, Mbak Tini memijit aku dan untuk malam-malam berikutnya aku dan Mbak Tini terus ngentot jika ada kesempatan.

Aku jadi seperti istri Mbak Tini. Beruntung ia tidak hamil. Aku sempat mencintainya, tapi keburu ia meninggalkanku pulang ke kampungnya untuk merawat bapak mertuanya yang stroke dan tidak kembali lagi ke rumahku.

(©2023 - begawan_cinta)
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd